You are on page 1of 12

Laporan Pendahuluan Praktikum Pemberian Terapi Intravena Oleh Ragil Aprilia Astuti, 0906629 9!

Depok, 23 April 2012 A" #e$inisi Terapi intravena adalah tindakan yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan, elektrolit, obat intravena dan nutrisi parenteral ke dalam tubuh melalui intravena. Tindakan ini merupakan metode efektif dan efisien dalam memberikan suplai cairan ke dalam kompartemen intravaskuler. Terapi intravena dilakukan berdasarkan order dokter dan pera at bertanggung !a ab dalam pemeliharaan terapi yang dilakukan. "emilihan pemasangan terapi intravena didasarkan pada beberapa faktor, yaitu tu!uan dan lamanya terapi, diagnosa pasien, usia, ri ayat kesehatan dan kondisi vena pasien. #airan$larutan yang digunakan dalam terapi intravena berdasarkan osmolalitasnya dibagi men!adi% %& Isotonik &uatu cairan$larutan yang memiliki osmolalitas sama atau mendekati osmolalitas plasma. #airan isotonik digunakan untuk mengganti volume ekstrasel, misalnya kelebihan cairan setelah muntah yang berlangsung lama. #airan ini akan meningkatkan volume ekstraseluler. &atu liter cairan isotonik akan menambah #'& 1 liter. Tiga liter cairan isotonik diperlukan untuk mengganti 1 liter darah yang hilang. #ontoh% (a#l 0,) *, +inger ,aktat, De-trose . * dalam air /D.01 2& 'ipotonik &uatu cairan$larutan yang memiliki osmolalitas lebih kecil daripada osmolalitas plasma. Tu!uan cairan hipotonik adalah untuk menggantikan cairan seluler, dan menyediakan air bebas untuk ekskresi sampah tubuh. "emberian cairan ini umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di intrasel dan ekstrasel, sel tersebut akan membesar atau membengkak. "erpindahan cairan ter!adi dari kompartemen intravaskuler ke dalam sel. #airan ini dikontraindikasikan untuk pasien dengan risiko peningkatan T23. "emberian cairan hipotonik yang berlebihan akan mengakibatkan% Deplesi cairan intravaskuler "enurunan tekanan darah 'dema seluler

3erusakan sel 3arena larutan ini dapat menyebabkan komplikasi serius, klien harus dipantau dengan teliti. #ontoh% de-trose 2,. * dalam (a#l 0,4. *, (a#l 0,4. *, (a#l 0,2 * (& 'ipertonik &uatu cairan$larutan yang memiliki osmolalitas lebih tinggi daripada osmolaritas plasma. "emberian larutan hipertonik yang cepat dapat menyebabkan kelebihan dalam sirkulasi dan dehidrasi. "erpindahan cairan dari sel ke intravaskuler, sehingga menyebabkan sel5selnya mengkerut. #airan ini dikontraindikasikan untuk pasien dengan penyakit gin!al dan !antung serta pasien dengan dehidrasi. #ontoh% D .* dalam saline 0,) *, D . * dalam +,, De-trose 10 * dalam air, De-trose 20 * dalam air, Albumin 2. "embagian cairan$ larutan berdasarkan tu!uan penggunaannya% a. Nutrient solution 6erisi karbohidrat / dekstrose, glukosa, levulosa1 dan air. Air untuk menyuplai kebutuhan air, sedangkan karbohidrat untuk kebutuhan kalori dan energi. ,arutan ini diindikasikan untuk pencegahan dehidrasi dan ketosis. #ontoh% D.0, Dekstrose . * dalam 0,4. * sodium chloride b. Electrolyte solution 6erisi elekrolit, kation dan anion. ,arutan ini sering digunakan untuk larutan hidrasi, mencegah dehidrasi dan koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. #ontoh% (ormal &aline /(&1, ,arutan ringer /sodium, #l, potassium dan kalsium1, +inger ,aktat $+, /sodium, #l, "otassium, 3alsium dan laktat1 c. Alkalizing solution 7ntuk menetralkan asidosis metabolic. #ontoh % +inger ,aktat $+,. d. Acidifying solution 7ntuk menetralkan alkalosis metabolic. #ontoh % Dekstrose . * dalam (a#l 0,4. *, (a#l 0,) * e. Blood volume expanders Digunakan untuk meningkatkan volume darah karena kehilangan darah$plasma dalam !umlah besar. /misal% hemoragi, luka baker berat1. #ontoh % Dekstran, "lasma, 8uman &erum Albumin "embagian cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya% %& )ristaloid 6ersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi se!umlah volume cairan / volume expanders1 ke dalam pembuluh darah dalam aktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan segera. #ontoh% +inger5,aktat dan garam fisiologis.

2& )oloid 7kuran molekulnya /biasanya protein1 cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. #ontoh% albumin dan steroid. *" Tu+uan Tu!uan terapi intravena adalah% 11 9empertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral. 21 9engoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit 31 9emperbaiki keseimbangan asam basa 41 9emberikan tranfusi darah .1 9enyediakan medium untuk pemberian obat intravena :1 9embantu pemberian nutrisi parenteral ," Indikasi, )ontraindikasi, )omplikasi 11 3eadaan emergency /misal pada tindakan +;"1, yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam 2< 21 3eadaan ingin mendapatkan respon yang cepat terhadap pemberian obat 31 3lien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus5menerus melalui 2< 41 3lien yang mendapat terapi obat yang tidak bisa diberikan melalui oral atau intramuskuler .1 3lien yang membutuhkan koreksi$pencegahan gangguan cairan dan elektrolit :1 3lien yang sakit akut atau kronis yang membutuhkan terapi cairan =1 3lien yang mendapatkan tranfusi darah >1 7paya profilaksis /tindakan pencegahan1 sebelum prosedur /misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang !alur infus intravena untuk persiapan !ika ter!adi syok, !uga untuk memudahkan pemberian obat1 )1 7paya profilaksis pada pasien5pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi /kekurangan cairan1 dan syok /mengancam nya a1, sebelum pembuluh darah kolaps /tidak teraba1, sehingga tidak dapat dipasang !alur infus. )ontraindikasi 2nfus dikontraindikasikan pada daerah% 11 Daerah yang memiliki tanda5tanda infeksi, infiltrasi atau thrombosis 21 Daerah yang ber arna merah, kenyal, bengkak dan hangat saat disentuh

31 <ena di ba ah infiltrasi vena sebelumnya atau di ba ah area flebitis 41 <ena yang sklerotik atau bertrombus .1 ,engan dengan pirai arteriovena atau fistula :1 ,engan pada sisi yang mengalami mastektomi /aliran balik vena terganggu1 =1 ,engan yang mengalami luka bakar )omplikasi %& -lebitis 2nflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. 3ondisi ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah insersi$penusukan atau sepan!ang vena, nyeri atau rasa lunak pada area insersi atau sepan!ang vena, dan pembengkakan. 2nsiden flebitis meningkat sesuai dengan lamanya pemasangan !alur intravena, komposisi cairan atau obat yang diinfuskan /terutama p8 dan tonisitasnya, ukuran dan tempat kanula dimasukkan, pemasangan !alur 2< yang tidak sesuai, dan masuknya mikroorganisme saat penusukan1. Intervensi : a. 9enghentikan 2< dan memasang pada daerah lain b. Tinggikan ekstremitas c. 9emberikan kompres hangat dan basah di tempat yang terkena Pencegahan : a. ?unakan tehnik aseptik selama pemasangan b. 9enggunakan ukuran kateter dan !arum yang sesuai dengan vena c. 9empertimbangkan komposisi cairan dan medikasi ketika memilih area insersi d. 9engobservasi tempat insersi akan adanya kemungkinan komplikasi apapun setiap !am e. 9enempatkan kateter atau !arum dengan baik f. 9engencerkan obat5obatan yang mengiritasi !ika mungkin 2& In$iltrasi 2nfiltrasi ter!adi ketika cairan 2< memasuki ruang subkutan di sekeliling tempat pungsi vena. 2nfiltrasi ditun!ukkan dengan adanya pembengkakan /akibat peningkatan cairan di !aringan1, palor /disebabkan oleh sirkulasi yang menurun1 di sekitar area insersi, ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan aliran secara nyata. 2nfiltrasi mudah dikenali !ika tempat penusukan lebih besar daripada tempat yang sama di ekstremitas yang berla anan. &uatu cara yang lebih dipercaya untuk memastikan infiltrasi adalah dengan memasang torniket di atas atau di daerah proksimal dari tempat pemasangan infus dan

mengencangkan torniket tersebut secukupnya untuk menghentikan aliran vena. ;ika infus tetap menetes meskipun ada obstruksi vena, berarti ter!adi infiltrasi. Intervensi: a. 9enghentikan infus /infus 2< seharusnya dimulai di tempat baru atau proksimal dari infiltrasi !ika ekstremitas yang sama digunakan1 b. 9eninggikan ekstremitas klien untuk mengurangi ketidaknyamanan /meningkatkan drainase vena dan membantu mengurangi edema1 c. "emberian kompres hangat /meningkatkan sirkulasi dan mengurangi nyeri1 Pencegahan: a. 9engobservasi daerah pemasangan infus secara kontinyu b. "enggunaan kanula yang sesuai dengan vena c. 9inta klien untuk melaporkan !ika ada nyeri dan bengkak pada area pemasangan infus (& Iritasi vena 3ondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas area insersi. 2ritasi vena bisa ter!adi karena cairan dengan p8 tinggi, p8 rendah atau osmolaritas yang tinggi /misal% phenytoin, vancomycin, eritromycin, dan nafcillin1 Intervensi: Turunkan aliran infus Pencegahan: a. 'ncerkan obat sebelum diberikan b. ;ika terapi obat yang menyebabkan iritasi direncanakan dalam !angka sarankan dokter untuk memasang central 2<. !& 'ematoma 8ematoma ter!adi sebagai akibat kebocoran darah ke !aringan di sekitar area insersi. 8al ini disebabkan oleh pecahnya dinding vena yang berla anan selama penusukan vena, !arum keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai yang diberikan ke tempat penusukan setelah !arum atau kateter dilepaskan. Tanda dan ge!ala hematoma yaitu ekimosis, pembengkakan segera pada tempat penusukan, dan kebocoran darah pada tempat penusukan. Intervensi: a. 9elepaskan !arum atau kateter dan memberikan tekanan dengan kasa steril b. 9emberikan kantong es selama 24 !am ke tempat penusukan dan kemudian memberikan kompres hangat untuk meningkatkan absorpsi darah c. 9engka!i tempat penusukan aktu lama,

d. 9emulai lagi uintuk memasang pada ekstremitas lain !ika diindikasikan Pencegahan: a. 9emasukkan !arum secara hati5hati b. ,epaskan torniket segera setelah insersi berhasil & Trombo$lebitis Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam vena. 3arakteristik tromboflebitis adalah adanya nyeri yang terlokalisasi, kemerahan, rasa hangat, dan pembengkakan di sekitar area insersi atau sepan!ang vena, imobilisasi ekstremitas karena adanya rasa tidak nyaman dan pembengkakan, kecepatan aliran yang tersendat, demam, malaise, dan leukositosis. Intervensi: a. 9enghentikan 2< b. 9emberikan kompres hangat c. 9eninggikan ekstremitas d. 9emulai !alur 2< di ekstremitas yang berla anan Pencegahan: a. 9enghindarkan trauma pada vena pada saat 2< dimasukkan b. 9engobservasi area insersi tiap !am c. 9engecek tambahan pengobatan untuk kompabilitas 6& Trombosis Trombosis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran infus berhenti. Trombosis disebabkan oleh in!uri sel endotel dinding vena, pelekatan platelet. Intervensi: a. 9enghentikan 2< b. 9emberikan kompres hangat c. "erhatikan terapi 2< yang diberikan /terutama yang berhubungan dengan infeksi, karena thrombus akan memberikan lingkungan yang istime a$baik untuk pertumbuhan bakteri1 Pencegahan: 9enggunakan tehnik yang tepat untuk mengurangi in!uri pada vena .& O//lusion @cclusion ditandai dengan tidak adanya penambahan aliran ketika botol dinaikkan, aliran balik darah di selang infus, dan tidak nyaman pada area pemasangan$insersi. @cclusion disebabkan oleh gangguan aliran 2<, aliran balik darah ketika pasien ber!alan, dan selang diklem terlalu lama.

Intervensi: 6ilas dengan in!eksi cairan, !angan dipaksa !ika tidak sukses Pencegahan: a. "emeliharaan aliran 2< b. 9inta pasien untuk menekuk sikunya ketika ber!alan /mengurangi risiko aliran darah balik1 c. ,akukan pembilasan segera setelah pemberian obat 0& 1pasme vena 3ondisi ini ditandai dengan nyeri sepan!ang vena, kulit pucat di sekitar vena, aliran berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal. &pasme vena bisa disebabkan oleh pemberian darah atau cairan yang dingin, iritasi vena oleh obat atau cairan yang mudah mengiritasi vena dan aliran yang terlalu cepat. Intervensi: a. 6erikan kompres hangat di sekitar area insersi b. Turunkan kecepatan aliran Pencegahan: Apabila akan memasukkan darah /missal "+#1, buat hangat terlebih dahuilu. #" Alat dan *ahan ,arutan infuse sesuai indikasi ;arum yang sesuai /abbocath, needle$butterfly1 &et infuse &elang intravena Alkohol Torniket dan s ab pembersih ing &arung tangan sekali pakai

3asa atau balutan trasparan dan larutan atau salep yodiumApovidon "lester 8anduk$pengalas tangan Tiang penyangga 2< 6engkok /tempat pembuangan !arum1 ?unting

yodiumApovidon

2" Anatomi #aerah Target

"emilihan <ena 1. 9etakarpal 2. &efalika 3. 6asilika 4. &efalika mediana .. 6asilika median :. Antebrakial mediana =. <ena subklavia% dilakukan oleh dokter untuk terapi !angka pan!ang atau infus cairan yang mengiritasi /hipertonik1 >. <ena !ugularis interna$eksterna% biasanya dipasang untuk mengukur tekanan vena sentral atau memberikan nutrisi parenteral total /("T1 !ika melalui vena kava superior. ). <ena femoralis% biasanya hanya diguakan pada keadaan darurat tetapi dapat digunakan untuk penempatan kateter sentral untuk pemberian (T". -" 'al3hal 4ang perlu diperhatikan 11 &ebelum pemberian obat pastikan bah a obat sesuai dengan an!uran 21 "eriksa larutan$cairan sebelum dimasukkan /masa kadaluarsa, keutuhan botol, ada bagian yang bocor atau tidak1 31 "erhatikan pemasangan !arum 2< atau kateter /"otter B "erry, 200:1% a. 8indari daerah penon!olan tulang. b. ?unakan vena di bagian yang paling distal terlebih dahulu.

c. 8indari pemasangan selang 2< di pergelangan tangan klien, di daerah yang mengalami peradangan, di ruang antekubital, di esktremitas yang sensasinya menurun, atau di tangan yang dominan. 41 8indarkan memasang infus pada daerah5daerah yang infeksi, vena yang telah rusak, vena pada daerah fleksi dan vena yang tidak stabil .1 ?unakan !arum sesuai dengan kondisi vena klien :1 ,arutkan obat sesuai indikasi, banyak obat yang dapat mengiritasi vena dan memerlukan pengenceran yang sesuai =1 "astikan kecepatan pemberiannya dengan benar Langkah untuk mengevaluasi tetesan cairan: Rumus umum5 3ecepatan per menit C !umlah cairan yang dibutuhkan - factor tetes 0aktu /menit1 <olume /ml1$ !am C total volume % aktu pemberian ;umlah cairan yang diberikan C kecepatan per menit /tetes$menit1 - aktu /menit1 Dactor tetes 3enali factor tetes dan banyaknya tetesan dari sebuah set infuse, misalnya% 9ikrodrip :0 tetes$ml, 2nfuse set 1. tetes$ml, 6lood set 20 tetes$ml >1 ;ika akan memberikan obat melalui selang infus yang sama, akan lebih baik !ika dibilas terlebih dulu dengan cairan fisiologis /misal (a#l1 )1 3a!i kondisi pasien dan toleransinya terhadap obat yang diberikan 101 3a!i kepatenan !alan infus 111 "erhatikan infeksi 6" Prosedur )er+a Pungsi7Pemasangan In$us Langkah3Langkah 1. @bservasi tanda dan ge!ala yang mengindikasikan ketidakseimbangan cairan atau elektrolit% "ela!ari kembali program penggantian terapi yang ditetapkan dokter 3umpulkan peralatan yang dibutuhkan untuk memulai pemasangan selang 2< 2dentifikasi klien dan !elaskan prosedur. aktu pemasangan infus, ganti tempat pemasangan !ika ada tanda5tanda

2. 3. 4.

.. :. =. >. ).

Atur peralatan di atas me!a di samping tempat tidur 2dentifikasi vena yang dapat diakses untuk tempat pemasangan !arum 2< atau kateter #uci tangan 6uka kemasan steril dengan menggunakan teknik steril "eriksa larutan dengan menggunakan lima benar pemberian obat. "astikan bah a larutan telah dicampurkan dengan Eat tambahan yang diresepkan seperti kalium dan vitamin, !ika diprogramkan.

10. 6uka set infus, pertahankan sterilitas di kedua u!ungnya. 11. Tempatkan klem yang dapat digeser tepat di ba ah bilik tetesan dan gerakkan klem penggeser ke posisi penghentian aliran infus. 12. 9asukan set infus ke dalam kantong cairan% a. ,epaskan penutup pelindung dari kantong cairan 2< tanpa menyentuh u!ung tempat masuknya alat set infus. b. ,epaskan penutup pelindung dari u!ung insersi selang dengan tidak menyentuh u!ung insersi tersebut, kemudian masukkan u!ung selang tersebut ke dalam. 13. 2si selang infus% a. Tekan bilik tetesan kemudian lepaskan. b. 6uka pelindung !arum dan geser klem penggeser sehingga aliran infus dapat mengalir dari bilik teetesan melalui selang ke adapter !arum. ?erakkan kembali klem penggeser ke posisi penghentian aliran cairan setelah selang terisi. c. "astikan selang bebas dari udara dan gelembung udara. d. ?anti pelindung !arum. 14. "ilih vena distal untuk digunakan. 1.. Apabila di tempat insersi !arum terdapat banyak bulu badan, gunting bulu5bulu tersebut. 1:. Apabila memungkinkan, letakkan ekstremitas pada posisi dependen /dalam keadaan selalu ditopang1 1=. "asang turniFuet 10 G 12 cm di atas tempat insersi. TurniFuet harus menghambat aliran vena, bukan aliran arteri. "eriksa denyut distal.

1>. "ilih vena yang berdilatasi dengan baik. 9etode untuk membuat vena berdilatasi adalah dengan memukul5mukul vena dari arah proksimal ke distal, atau minta pasien mengepalkan dan membuka tangan atau dengan melakukan ketukan ringan di atas vena atau dengan memberi kompres hangat. 1). 3enakan sarung tangan steril 20. 6ersihkan tempat insersi dengan kuat, terkonsentrasi, dan gerkan sirkular dari tempat insersi ke daerah luar dengan menggunakan larutan yodium5povidum. 6iarkan sampai kering. Apabila klien alergi terhadap yodium, gunakan alkohol =0*. 21. ,akukan pungsi vena. Diksasi vena dengan menempatkan ibu !ari di atas vena dan dengan meregangkan kulit berla ana dengan arah insersi . G = cm, dari arah distal ke tempat pungsi vena. a. @(#% insersi bevel dengan membentuk sudut 20530 dera!at, searah dengan aliran balik darah vena distal terhadap tempat pungsi vena yang sebenarnya. b. ;arum kupu5kupu% tempatkan !arum dengan membentuk sudut 20 G 30 dera!at dengan bevel di bagian atas, sekitar 1 cm dari arah distal ke tempat pungsi vena. 22. ,ihat aliran balik melalui selang !arum kupu5kupu atau balik darah di @(#, yang mengindikasikan bah a !arum telah memasuki vena. +edakan !arum sampai hampir menyentuh kulit. 9asukkan lagi kateter sekitar seperempat inci ke dalam vena dan kemudian longgarkan slylet. ,an!utkan memasukkan kateter yang fleksibel atau !arum kupu5kupu sampai hub berada di tempat pungsi vena 23. &tabilkan kateter dengan salah satu tangan. ,epaskan turniFuet atau lepaskan slylet dari @(#. 24. 8ubungkan adapter !arum infus ke hub @(# atau !arum. ;angan sentuh titik masuk adapter !arum atau bagian dalam hub @(#. 2.. ,epaskan klem penggeser untuk memulai aliran infus dengan kecepatan tertentu untuk mempertahankan kepatenan selang 2<. 2:. Diksasi kateter 2< atau !arum. a. Tempelkan plester kecil /1,2. cm1 di ba ah hub kateter dengan sisi perekat dan silahkan plester di atas hub b. 6erikan sedikit larutan atau salep yodium5povidin pada tempat pungsi vena. 6iarkan larutan mengering sesuai dengan kebi!akan +&. c. Tempatkan plester kecil yang kedua, langsung disilangkan ke hub kateter. d. ,etakkan balutan transparan di atas tempat pungsi vena, dengan mengikuti petun!uk pabrikan. 9etode alternatif tempatkan kasa balutan berukuran 2 H 2 di atas tempat pungsi vena dan hub kateter. ;angan menutup hubungan antara selang 2< dan hub kateter. Diksasi hubungan itu dengan dua lembar plester sepan!ang 2,. cm. e. Diksasi selang infus ke kateter dengan sepotong plester berukuran 2,. cm. 2=. Tulis tanggal, aktu pemasangan selang 2<, ukuran !arum, dan tanda tangan serta inisiasi pera at pada balutan 2<. 2>. Atur kecepatan aliran untuk mengoreksi tetesan per menit. 2). 6uang sarung tangan dan cuci tangan. 30. @bservasi klien setiap !am untuk untuk menentukan responnya terhadap terapi 2<. a. ;umlah larutan benar sesuai dengan program yang ditetapkan.

b. 3ecepatan aliran benar /tetesan per menit1 c. 3epatenan 2< d. Tidak terdapat infiltrasi, flebitis, atau inflamasi 31. Tulis di catatan pera at tentang tipe cairan, tenpat insersi, kecepatan aliran, ukuran dan tipe kateter 2< atau !arum dan aktu infus dimulai. #atat respon terhadap cairan 2<, !umlah yang diinfuskan, dan integritas serta kepatenan sistem 2<.

R2-2R281I "otter dan "erry. /200:1. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. <ol 2. ;akarta% '?#. 3oEier, et al. /1)).1. Fundamental ! "ursing% #oncepts, process and practice .th edition. #alifornia % Addison5 0esley. 8idayat, A, dkk. /200.1. Buku $aku: Praktikum Ke%utuhan &asar 'anusia. ;akarta% '?#.

You might also like

  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Document1 page
    ABSTRAK
    Hestiani Windari Ginting Munthe
    No ratings yet
  • Kajian Nilai
    Kajian Nilai
    Document2 pages
    Kajian Nilai
    Hestiani Windari Ginting Munthe
    No ratings yet
  • Askep Efusi Pleura
    Askep Efusi Pleura
    Document10 pages
    Askep Efusi Pleura
    Edhy
    No ratings yet
  • A 1
    A 1
    Document3 pages
    A 1
    Hestiani Windari Ginting Munthe
    No ratings yet
  • Abstrak, Kapeng, Daftar Isi
    Abstrak, Kapeng, Daftar Isi
    Document3 pages
    Abstrak, Kapeng, Daftar Isi
    Hestiani Windari Ginting Munthe
    No ratings yet
  • LP Ekg
    LP Ekg
    Document10 pages
    LP Ekg
    Hestiani Windari Ginting Munthe
    No ratings yet
  • KASUS
    KASUS
    Document4 pages
    KASUS
    Rizkiyani Istifada
    No ratings yet
  • Prioritas MSLH
    Prioritas MSLH
    Document14 pages
    Prioritas MSLH
    Sri Kuspartianingsih
    100% (1)
  • Makalah KDK HG Bab 2
    Makalah KDK HG Bab 2
    Document29 pages
    Makalah KDK HG Bab 2
    Hestiani Windari Ginting Munthe
    No ratings yet
  • DOKUMEN
    DOKUMEN
    Document2 pages
    DOKUMEN
    Hestiani Windari Ginting Munthe
    No ratings yet