Professional Documents
Culture Documents
Matrikulasi
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
1
politik suatu Negara asing terhadap Negara kita, agar kita dapat dikendalikan
dan memberikan keuntungan kepada Negara asing tersebut.
2. Rumusan permasalahan
3. Tujuan
2
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
4. Manfaat
a. Bagi akademisi
Tulisan ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan masukan dalam
penulisan-penulisan selanjutnya berkaitan dengan kewaspadaan nasional.
b. Masyarakat praktis
3
5. Sistematika
a. Pendahuluan
b. Pembahasan
c. Penutup
B. PEMBAHASAN
4
1. Kewaspadaan nasional
Menurut Dr. Sarlito Wirawan, dan mengacu pada teori psikologi prasangka,
kewaspadaan nasional sebagai prasangka positif adalah sikap kehati-hatian
nasional terhadap suatu bentuk ancaman yang potensial maupun manifest
merugikan kehidupan nasional. Atau dengan kata lain kewaspadaan nasional
atau disingkat padnas adalah suatu sikap dalam hubungannya dengan
nasionalisme yang dibangun dari rasa peduli dan rasa tanggung jawab
seorang warga Negara terhadap kelangsungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dari suatu ancaman.
Padnas juga bisa dikatakan sebagai kualitas kesiapan dan kesiagaan yang
harus dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk mampu mendeteksi, mengantisipasi
sejak dini dan melakukan aksi pencegahan berbagai bentuk dan sifat potensi
ancaman terhadap Negara kesatuan Republik Indonesia. Bahkan bisa
diartikan sebagai manifestasi kepedulian dan rasa tanggungjawab bangsa
Indonesia terhadap keselamatan dan keutuhan NKRI.
5
Pancasila adalah landasan idiil dalam menjalankan kehidupan nasional.
Pancasila yang diformulasikan dalam pembukaan UUD Negara RI tahun 1945
adalah suatu pandangan hidup atau nilai yang menyeluruh dan mendalam
tentang bagaimana cara sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan
adil, mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai kehidupan nasional.
Kehidupan nasional disini adalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai paradigm nasional juga mendasari semua
sumber hukum yang ada di Indonesia atau dikatakan sebagai sumber dari
segala sumber hukum yang ada di Indonesia.
6
memberikan tunutnan seluruh komponen bangsa untuk memiliki visi
kebangsaan atau nasionalisme ke Indonesiaan.
Persepsi Indonesia tentang ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik
dari luar maupun dari dalam negeri, yang dinilai mengancam atau
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan bangsa. Berdasarkan sifat ancaman, hakikat ancaman
digolongkan ke dalam ancaman militer dan ancaman nirmiliter.
a. Ancaman Militer
7
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah,
pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata,
ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik komunal. Contoh dari
ancaman militer adalah sebagai berikut:
1) Agresi militer dari luar negeri
2) Pemberontakan bersenjata dalam negeri
3) Sabotase
4) Spionase
5) Terorisme
6) Gangguan keamanan di laut dan udara merupakan bentuk
ancaman militer yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah
yurisdiksi nasional Indonesia.
7) Konflik komunal pada dasarnya merupakan gangguan keamanan
dalam negeri yang terjadi antarkelompok masyarakat.
b. Ancaman Nirmiliter
8
Indonesia menjadi salah satu basis komunis yang beberapa kali
melakukan kudeta untuk menumbangkan pemerintahan dan berusaha
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Walaupun
ideologi komunis secara global tidak populer lagi, potensi ancaman
berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Bentuk-bentuk baru dari
ancaman ideologi yang bersumber dari dalam maupun dari luar negeri,
yakni metamorfosis dari penganut paham komunis yang telah melebur
ke dalam elemen-elemen masyarakat, sewaktu-waktu dapat
mengancam Indonesia. Usaha pihak-pihak tertentu melalui penulisan
buku-buku sejarah dengan tidak mencantumkan peristiwa G-30-S/PKI
dengan Dewan Revolusi, atau gerakan radikalisme yang brutal dan
anarkis, memberikan indikasi bahwa ancaman ideologi masih potensial.
9
Ke depan, bentuk-bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri
diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan
peran dari fungsi pertahanan nirmiliter untuk menghadapinya.
Ekonomi tidak saja menjadi alat stabilitas dalam negeri, tetapi juga
merupakan salah satu alat penentu posisi tawar setiap negara dalam
hubungan antar negara atau pergaulan internasional. Negara-negara
dengan kondisi perekonomian yang lemah sering menghadapi kesulitan
dalam berhubungan dengan negara lain yang posisi ekonominya lebih
kuat. Ekonomi yang kuat biasanya diikuti pula dengan politik dan militer
yang kuat.
10
menghadapi era globalisasi, dan tingkat dependensi yang cukup tinggi
terhadap asing.
11
burung, demam berdarah, HIV/AIDS, dan malaria merupakan tantangan
serius yang dihadapi di masa datang.
Tantangan yang dihadapi tidak saja berupa ancaman teknologi dari luar
negeri, tetapi juga pola sikap masyarakat dalam negeri dalam
menghargai karya-karya teknologi anak bangsa. Pada dasarnya,
Indonesia memiliki SDM yang kualitasnya berdaya saing tinggi
dibandingkan dengan SDM negara-negara maju. Setiap tahun
Indonesia mencetak juara-juara olimpiade sains (Matematika, Fisika,
Kimia, dan Biologi), Indonesia juga memiliki tenaga-tenaga terampil di
bidang teknologi tinggi, seperti eks PT DI (Dirgantara Indonesia) dan PT
PAL (Peralatan Angkatan Laut), PT PINDAD (Perindustrian Angkatan
Darat) dan-lain-lain, tetapi belum ada wadah yang menjamin kegairahan
12
untuk membangun kemampuan bangsa di bidang teknologi, yang
berakibat terjadinya arus “eksodus” tenaga ahli Indonesia ke luar yang
menawarkan kehidupan yang lebih baik.
13
3. Analisa pelaksanaan pembangunan kewaspadaan nasional dalam
menghadapi ancaman perang asimetrik
14
Keyakinan akan kebenaran Pancasila sebagai satu-satunya asas,
pandangan hidup dan falsafah Negara menjadi harga mati terhadap akan
berpalingnya pemikiran rakyat terhadap paham ideology lain. Pengalaman
menunjukan, paham komunisme dan usaha pendirian Negara berbasis
keagamaan tidak mampu mengakomodasi kemajemukan, keragaman serta
kebhinekaan bangsa Indonesia yang telah menjadi kenyataan tidak bisa
terbantahkan.
Pada akhirnya, hanya kerugian jiwa, raga, waktu, sejarah kelam serta
kehilangan potensi-potensi pembangunan saja yang kita dapatkan. Kita
telah kehilangan momentum pembangunan dikarenakan hanya untuk
mengurus perbedaan-perbedaan dan pemaksaan-pemaksaan ideology
oleh sekelompok tertentu. Hanya saja, dalam pembangunan dan
pengembangan kewaspadaan nasional bidang ideology seharusnya
memperhatikan metode dan cara yang tepat. Artinya aplikasinya tidak boleh
monoton, tidak membosankan, harus variatif dan yang jelas diterima
banyak pihak dengan mudah dan ikhlas. Niscaya ancaman dari dimensi ini
dapat dieliminasi bahkan dihilangkan sama sekali.
15
ancaman tersebut, bagaimana caranya? Adalah mengkondisikan bangsa
Indonesia untuk tidak bisa ditekan oleh Negara lain dalam semua aspek
kehidupan, terutama adalah di bidang kesejahteraan dan pertahanan
keamanan.
Ancaman berdimensi politik yang berasal dari luar dapat dilakukan oleh
aktor negara dan aktor yang bukan negara dengan menggunakan isu-isu
global sebagai kendaraan untuk menyerang atau menekan Indonesia.
Pelaksanaan penegakan HAM, demokratisasi, penanganan lingkungan
hidup, serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel
selalu menjadi komoditas politik bagi masyarakat internasional untuk
mengintervensi suatu negara; hal ini dirasakan pula oleh Indonesia.
16
yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa
penggunaan kekuatan berupa mobilisasi massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik
untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.
17
c. Pembangunan keawpadaan nasional berdimensi dari ancman sector
ekonomi
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam pembangunan bidang ini adalah
asas keadilan dan pemerataan. Dua kata kunci inilah yang selama ini selalu
18
menjadi isu timbulnya berbagai masalah bidang pembangunan. Isu
keadilan dan pemerataan pembangunan menjadi agenda pokok yang
sering dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk meraih keuntungan sesaat.
Hal ini dapat dipecahkan dengan melaksanakan pelibatan dan memberi
kesempatan rakyat untuk ikut serta dalam prosesi pembangunan nasional.
Keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan,
pengelolaan sumber-sumber kekayaan alam yang tepat serta kemampuan
membaca dan memanfaatkan peluang pasar di dunia pasti akan membawa
dampak terjadinya peningkatan status perekonomian Negara kita. Dengan
demikian secara otomatis terjadi peningkatan kesejahteraan di seluruh
komponen kehidupan bangsa.
19
waktu-waktu ini. Namun tidak kalah pentingnya adalah kita harus
melakukan auditasi pelaksanaan anggaran tersebut apakah sampai
menyentuh rakyat terkecil atau tidak. Apakah wajib belajar sembilan tahun
sudah terlaksana? Dan apakah dampaknya terhadap kondisi social budaya
kita? Apa tanggapan masyarakat terhadap kemajuan tehnologi informasi
yang mampu membuka informasi tanpa ada batas-batas? Dan lain
sebagainya ini, adalah merupakan pertanyaan klasik namun sulit untuk
merealisasikan jawaban dengan memuaskan.
Hanya dengan pendidikan, baik formal maupun non formal akan mampu
membentuk perwatakan nasional yang positif untuk meninggalkan
temperamen keras yang selama ini banyak mengilhami para pemuda kita.
Factor-faktor yang mungkin akan menimbulkan efek domino sehingga
melemahkan kualitas bangsa dapat dipangkas di tengah perjalanan.
Ancaman dari luar timbul bersamaan dengan dinamika yang terjadi dalam
format globalisasi dengan penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri sulit
dibendung yang mempengaruhi nilai-nilai di Indonesia. Kemajuan teknologi
informasi mengakibatkan dunia menjadi kampung global yang interaksi
antar masyarakat berlangsung dalam waktu yang aktual. Yang terjadi tidak
hanya transfer informasi, tetapi juga transformasi dan sublimasi nilai-nilai
luar secara serta merta dan sulit dikontrol. Sebagai akibatnya, terjadi
benturan peradaban, lambat-laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa
semakin terdesak oleh nilai-nilai individualisme. Fenomena lain yang juga
terjadi adalah konflik berdimensi vertikal antara pemerintah pusat dan
daerah, di samping konflik horizontal yang berdimensi etnoreligius masih
menunjukkan potensi yang patut diperhitungkan. Hal ini semua harus
selalu diwaspadai dalam prosesi pembangunan nasional.
20
Kita telah sepakat bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) pada dasarnya membawa manfaat yang besar bagi umat manusia.
Seiring dengan kemajuan Iptek tersebut berkembang pula kejahatan yang
memanfaatkan kemajuan Iptek tersebut, antara lain kejahatan siber, dan
kejahatan perbankan. Kondisi lain yang berimplikasi menjadi ancaman
adalah lambatnya perkembangan kemajuan Iptek di Indonesia sehingga
menyebabkan ketergantungan teknologi terhadap negara-negara maju
semakin tinggi. Hal ini telah diuraikan di atas, namun yang menjadi penting
dalam hal ini adalah bagaimanakah cara kita merespon kemajuan di bidang
ini?
Salah satu jalan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia baik
secara mental maupun kemampuan profesionalisme sesuai bidangnya.
Menjadi pasar bagi produk kita sendiri, tidak menjadi konsumer utama
produk-produk luar negeri, belajar mencintai produksi dalam negeri dan lain
sebagainya. Dengan memiliki sumber daya manusia yang menguasahi
tehnologi tinggi, pihak asing tidak akan mudah mengendalikan kita apalagi
sampai melakukan perlemahan terhadap kondisi bangsa ini. Dan yang
terpenting adalah penghargaan setinggi-tingginya terhadap para tecnokrat-
tehnokrat kita dalam berpartisipasi aktif membangun Negara. Reward
setimpal kepada mereka niscaya tidak akan membuat tergoda untuk
berpaling ke Negara lain walaupun diming-imingin penghasilan yang jauh
lebih besar.
21
mungkin sehingga mengurangi dampak kerugian akibat yang ditimbulkan.
Pelatihan-pelatihan kewaspadaan menghadapi bencana harus menjadi
agenda utama di setiap daerah.
22
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
b. Hakekat ancaman bagi NKRI dapat berasal dari luar dan dari dalam negeri,
ancaman militer maupun ancaman nirmiliter, ancaman simetrik maupun
ancaman asimetrik yang dapat ditinjau dari beberapa dimensi ancaman.
2. Saran
23
b. Dalam kerangka sosialisasi, aplikasi dan evaluasi pelaksanaan
kewaspadaan nasional, diupayakan melalui metode-metode interaktif yang
tidak monoton, menarik, mengesan dan memberikan nilai tinggal ndi hati
dan pikiran seluruh bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
24