Professional Documents
Culture Documents
Makalah
Disusun untuk
Memenuhi tugas Sejarah
Oleh
Niken Fitri P
Nikko Adhitama
Nurul Fajriah
Rizal Djunanda
2009
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis akan membatasi pembahasan
tentang dua hal saja, yaitu kelemahan serta kelebihan dalam rezim Orde Baru.
Pertanyaan yang timbul dari masalah ini antara lain:
a. Apa saja keberhasilan-keberhasilan rezim Orde Baru dalam 32 tahun
masa kekuasaannya?
b. Apa saja kelemahan-kelemahan pemerintah Orde Baru hingga
memicu protes besar dari rakyat?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari Orde Baru itu sendiri
sebagai acuan dalam rezim pemerinthan yang akan datang.
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat mengurangi asumsi buruk
masyarakat yang cenderung beranggapan Orde Baru sebagai rezim yang
buruk, otoriter, dan penuh penyimpangan.
Penulis juga berharap kelemahan-kelemahan dalam rezim Orde Baru
ini dapat menjadi pelajaran agar kesalahan-kesalahan yang sama tidak terjadi
pada rezim yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
Assalamualaikum wr.wb
Sejak beberapa waktu terakhir, saya mengikuti dengan cermat
perkembangan situasi nasional kita, terutama aspirasi rakyat untuk
mengadakan reformasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan
bernegara. Atas dasar pemahaman saya yang mendalam terhadap aspirasi
tersebut, dan terdorong oleh keyakinan bahwa reformasi tersebut perlu
dilaksanakan secara tertib, damai, dan konstitusional,demi terpeliharanya
persatuan dan kesatuan bangsa, serta kelangsungan pembangunan nasional,
saya telah menyatakan rencana pembentukan Komite Reformasi dan
mengubah susunan Kkabinet Pembangunan VII.
Namun demikian, kenyataan hingga hari ini menunjukkan Komite
Reformasi tersebut tidak dapat terwujud karena tidak adanya tanggapan
yang memadai terhadap rencana pembentukan komite tersebut. Dalam
keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara yang sebaik-baiknya
tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite
Reformasi, maka perubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi
tidak diperlukan lagi.
Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat, sangat
sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan
pembangunan secara baik. Oleh karena itu dengan memperhatikan ketentuan
pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945, dan setelah dengan sungguh-sungguh
memperhatikan pandangan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan
pimpinan fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk
menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik
Indonesia terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini, pada hari ini,
Kamis, 21 Mei 1998.
Pernyataan saya berhenti dari jabatan sebagai Presiden Republik
Indonesia, saya sampaikan di hadapan saudara-saudara pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan juga adalah pimpinan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, pagi ini, pada kesempatan silaturahmi.
Sesuai dengan pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945, maka Wakil
presiden Republik Indonesia Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie yang akan
melanjutkan sisa waktu jabatan presiden/Mandataris MPR 1998-2003.
Atas bantuan dan dukungan rakyat selama saya memimpin negara
dan Bangsa Indonesia ini, saya ucapkan terima kasih dan minta maaf bila
ada kesalahan dan kekurangan-kekurangannya. Semoga Bangsa Indonesia
tetap jaya dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945-nya.
Mulai hari ini pula Kabinet Pembangunan VII demisioner, dan pada
para menteri, saya ucapkan terima kasih.
Pembacaan pidato tersebut mengakhiri rezim Orde Baru yang malang
melintang selama 32 tahun dan mengawali era baru dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Republik Indonesia, Era Reformasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rezim Orde Baru secara tidak angsung berperan penting dalam proses
pendewasaan Bangsa Indonesia. Berbagai hal telah dicapai dalam masa ini.
Pembangunan nasional yang pesat, pertumbuhan ekonomi yang dinamis,
keamanan nasional yang terjaga, dan kesehatan masyarakat yang terjamin.
Dalam bidang pendidikan, Orde Baru berhasil mencetak
cendekiawan-cendekiawan yang mengharumkan nama bangsa dengan ide-ide
kreatifnya.
Namun, tidak ada gading yang tak retak. Orde Baru juga memiliki
banyak kekurangan, seperti semaraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme,
pembungkaman kritik dan pengharaman oposisi, pembatasan kebebasan pers,
penggunaan kekerasan dalam menjaga keamanan, dan tidak adanya rencana
suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah atau presiden selanjutnya).
Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan Orde Baru, kita tinggal
menyikapi dengan baik dan mengambil hikmah yang terpendam di dalamnya.
Kesuksesan dalam Orde Baru dapat menjadi tolak ukur bagi bangsa ini di
masa yang akan datang. Sedangkan kelemahannya harus diperbaiki dan
dijadikan pelajaran agar tidak terjadi di kemudian hari.