You are on page 1of 16

Pencemaran air

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: pandu arah, cari

Pencemaran sungai Pencemaran air ialah pencemaran yang berlaku di sungai, tasik dan laut. Lokasi berair sering disalah anggap sebagai tempat pembuangan sampah terutama daripada aktiviti manusia.

Pencemaran Air di Malaysia


Punca utama pencemaran air di Malaysia adalah seperti pembuangan sampah dari kawasan perumahan di sepanjang sungai, tepi tasik dan laut. Penduduk membuang najis manusia dan najis binatang ternakan seperti ayam, babi, lembu dan lain-lain ke dalam sungai. Sebagai contoh, Sungai Semenyih pernah dicemari dengan puluhan ladang babi pada tahun 1980-an. Kilang memproses getah dan minyak kelapa sawit juga menjadi punca kepada pencemaran air sepanjang sungai di Malaysia. Sisa toksik dibuang dan dialirkan ke dalam longkang, parit, terusan dan seterusnya ke dalam sungai. Pemandangan dari udara yang bertempat di Sungai Juru yang terletak di Seberang Perai, Pulau Pinang telah menunjukkan warna air yang berwarna hitam pekat apabila sampai ke laut. Para petani yang bekerja di Tanah Tinggi Cameron telah mengamalkan penggunaan baja kimia dan racun serangga sehingga menjejaskan kualiti air minuman di Sungai Terla. Hotel dan rumah kongsi para pekerja tidak mempunyai sistem perparitan yang sempurna sehingga menyebabkan najis manusia tidak dapat dirawat dengan betul. Kes ini juga telah didedahkan kepada wartawan dan dipertontonkan di televisyen. Selepas itu, barulah Majlis Daerah Cameron Highlands mengambil peranan dengan turut sama mengambil tindakan bagi memperbetulkan keadaan. Pengilang dari Taiwan telah dilaporkan mengeksport sisa kimia ke Malaysia dan ditanam di kawasan terpencil di Johor, Malaysia. Beberapa negara maju juga membuang sisa radioaktif dengan memasukkan sisa ini ke dalam tong-tong dram sebelum membuangnya ke dalam laut. Tindakan ini boleh merosakkan hidupan laut. Longgokan tayar buruk di dasar laut terutamanya di Laut China Selatan telah digunakan sebagai tempat ikan berlindung dan membiak di dasar laut. Sesetengah pulau tidak mempunyai sistem pelupusan sampah. Oleh itu, telah wujud istilah pulau sampah secara terancang atau tidak terancang.

Pencemaran Laut dan pesisir

Bertahun-tahun orang tidak peduli dengan pencemaran laut karena volume air laut yang besar, dan kemampuannya mengencerkan segala jenis zat asing sehingga hampir tak menimbulkan dampak sama sekali. Oleh karena itu laut dianggap sebagai tempat pembuangan limbah. Namun, pandangan tersebut mulai berangsur berubah. Hal itu disebabkan antara lain karena limbah yang dibuang ke laut semakin lama semakin banyak dan dalam konsentrasi tinggi, sehingga akibat pencemaran lingkungan pada skala lokal terjadi. Apabila pembuangan limbah ke laut secara terus menerus dilakukan, maka ditakutkan akan terjadi dampak global dari pencemaran laut.

Pencemaran laut akibat kebocoran tanker (http://eprentice.sdsu.edu/J03CW/rutter/ocean/oceandump.jpg)

Kesadaran akan bahaya pencemaran laut dimulai ketika terjadi kebocoran kapal tanker pengangkut minyak mentah dalam jumlah besar, yang antara lain terjadi di perairan Perancis tahun 1978. Pencemaran minyak mentah juga terjadi pada kecelakaan dan kebocoran instalasi pengeboran minyak lepas pantai, sebagaimana yang mencemari Teluk Meksiko, tahun 1979. Hingga sekarang telah beratus-ratus kejadian kapal tanker pembawa minyak bocor di lautan, ditambah dengan puluhan kecelakaan pada pengeboran minyak lepas pantai, telah menumpahkan berjuta ton minyak mentah ke lautan di bumi. Selain itu, pencemaran minyak yang terhitung bervolume kecil, namun cukup akumulatif, juga terjadi dari pencucian dan tumpahan kecil dari lalu lintas laut dan pencemaran sungai yang mengalir ke laut.

Minyak mentah mengandung ribuan komponen yang berbeda-beda berat molekulnya, berwarna coklat gelap, dan merupakan cairan kental yang berbau menyengat, yang terutama terdiri dari hidrokarbon, beberapa kandungan sulfur, dan sedikit logam seperti vanadium dan nikel. Kebanyakan hidrokarbon memiliki berat jenis yang lebih ringan daripada berat jenis air laut sehingga sebagian besar tumpahan minyak akan mengapung di permukaan. Tumpahan yang mengapung di permukaan tersebut akan mencakup luasan yang cukup besar sehingga akan menganggu aktivitas fitoplankton dan hewan laut lainnya. Selain itu, tumpahan minyak juga mencelakakan burung air, karena sayap mereka menjadi lengket terkena minyak. Pada kasus tumpahan minyak di pantai Perancis, selama beberapa hari kemudian lebih dari sejuta burung mati akibat pencemaran tersebut. Sebagian dari hidrokarbon yang memiliki berat jenis lebih besar dari air akan tenggelam, dan bersama-sama dengan komponen logam akan mengendap di dasar laut. Endapan tersebut akan berdampak buruk pula bagi organisme laut lainnya.

Apabila minyak mentah dipanaskan sampai 100C, sekitar 12% dari volumenya akan terbakar. Bila dipanaskan sampai 200C, jumlah yang terbakar bertambah lagi 13%. Sebesar 25% diduga merupakan fraksi yang mudah berubah yang akan menguap dari tumpahan di laut dalam beberapa hari. Sisa tumpahan minyak akan dimetabolisme oleh bakteri secara perlahan, dan sebagian lagi akan menguap secara perlahan pula. Setelah kurang lebih 3 bulan, maka semua materi yang dapat menguap akan menguap, dan materi yang akan termakan sudah termakan atau masuk ke dalam rantai makanan. Sisa yang persistem, yang tertinggal di lautan berupa residu aspal, yang kurang lebih sebesar 15% dari seluruh volume tumpahan minyak. Sisa tersebut akan terus berada di lautan di bumi ini berupa gumpalan lengket berwarna pekat.

Dampak negatif buangan minyak terhadap satwa liar (http://www.chm.bris.ac.uk/webprojects2002/cooper/Conservation_files/image003.jpg)

Selain tumpahan minyak, pencemaran di laut juga dapat berupa plastik yang tidak terdegradasi secara biologis seperti polystirine yang digunakan sebagai wadah pengemas makanan. Jumlah limbah ini semakin lama semakin besar, dan hingga sekarang belum diketahui pasti dampak lingkungannya secara jangka panjang, selain dampak estetikanya yang sudah jelas merugikan. Pencemaran laut yang lainnya terjadi pula dari buangan zat kimia limbah pabrik yang dibuang ke sungai dan mengalir ke laut. Pembuangan tailing atau ampas sisa kegiatan penambangan ke laut juga menyebabkan pencemaran, karena tailing yang seharusnya mengendap di dasar laut dapat terbawa ke permukaan laut dengan adanya pembalikan arus dari bawah laut. Karena tailing tersebut mengandung logam berat yang berbahaya seperti mercuri, maka dampak lingkungan yang merugikan akan bersifat akumulatif di seluruh rantai makanan. Kasus pembuangan tailing tersebut telah terjadi di Teluk Buyat, Sulawesi Utara.

1.Pencemaran air laut Air merupakan zat penting dalam kehidupan makhluk hidup di dunia ini. Dari hewan yang berspesies terendah sampai yang tertinggi. Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan manusia organism yang hidup di dalamnya. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman bagi kehidupan manusia di muka bumi. Di lain pihak, lautan merupakan tempat pembuangan benda-benda asing dan pengendapan barang sisa yang diproduksi manusia.

2. Pencemaran Air Laut Oleh Logam Berat. Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lainlain). Polutan yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton, kemudian fitoplankton dimakan oleh zooplankton. Baik fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan plantivores (pemakan plankton) dan seterusnya sampai terjadi rantai makanan mulai fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. (Dony Purnomo,2009). Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organism laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi. Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat. (Dony Purnomo,2009). Reaksi:

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pencemaran Air Laut Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran air disebabkan oleh banyak faktor, namun secara umum sumber-sumber pencemaran air dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu sumber langsung dan sumber tidak langsung. Sumber-sumber langsung adalah buangan (effluent) yang berasal dari sumber pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian, serta sampah. Sedangkan sumbersumber tak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri maupun dari limbah domestik. Pencemaran air laut diatur secara hukum karena air laut merupakan milik umum yang penguasaannya dimandatkan kepada Pemerintah. Pencemaran air laut perlu dikendalikan karena akibat pencemaran air dapat mengurangi pemanfaatan air sebagai modal dasar dan faktor utama pembangunan, di samping itu air laut merupakan lahan nafkah para nelayan.

2.2 a.

Bahan-Bahan Pencemar Air Laut Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak di gunakanC, H, S, N, + O2 > CO2 + H2O + H2S + NO + NO2. b. Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.

c.

Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.

d.

Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan mahluk hidup.

e.

Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.

f.

Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaanpercobaan nuklir lainnya.

g.

Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.

2.3

Pengaruh Pencemaran Air Laut Terhadap kehidupan Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik (air laut) tercemar, maka siklus makanan dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. Misalnya organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan plankton banyak yang mati karena kekurangan makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati.

Telah dijelaskan di atas bahwa bayak sekali unsur-unsur kimia yang dapat merubah air laut tidak berfungsi lagi seperti : logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), da juga yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit. Bahan pencemar unsur-unsur di atas terdapat dalam air laut ataupun dalam air limbah. Walaupun unsur-unsur di atas dalam jumlah kecil esensial/diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuh-tumbuhan, akan tetapi apabila jumlahnya banyak akan bersifat racun, contoh tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial untuk tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan. a. Pengaruh Hg (merkuri) dalam kehidupan Air Raksa atau Mercury (Hg) adalah salah satu logam berat dalam bentuk cair. Terjadinya pencemaran mercury di perairan laut lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alam. Meskipun pencemaran mercury dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat kecil. Pencemaran mercury secara besar-besaran disebabkan karena limbah yang dibuang oleh manusia.

Manusia telah menggunakan mercury oksida (HgO) dan mercury sulfida (HgS) sebagai zat pewarna dan bahan kosmetik sejak jaman dulu. Dewasa ini mercury telah digunakan secara meluas dalam produk elektronik, industri pembuatan cat, pembuatan gigi palsu, peleburan emas, sebagai katalisator, dan lain-lain. Penggunaan mercury sebagai elektroda dalam pembuatan soda api dalam industri makanan seperti minyak goreng, produk susu, kertas tima, pembungkus makanan juga kadang mencemari makanan tersebut.

Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak telah terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia.

b. Pengaruh Cd (kadium) Kadmium (Cd) menjadi populer sebagai logam berat yang berbahaya setelah timbulnya pencemaran sungai di wilayah Kumamoto Jepang yang menyebabkan keracunan pada manusia. Pencemaran kadmium pada air minum di Jepang menyebabkan penyakit itai itai. Gejalanya ditandai dengan ketidak-normalan tulang dan beberapa organ tubuh menjadi mati. Keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd adalah kerusakan sistem fisiologis tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman, serta merusak kelenjar reproduksi, ginjal, jantung dan kerapuhan tulang. Kadmium telah digunakan secara meluas pada berbagai industri antara lain pelapisan logam, peleburan logam, pewarnaan, baterai, minyak pelumas, bahan bakar. Bahan bakar dan minyak pelumas mengandung Cd sampai 0,5 ppm, batubara mengandung Cd sampai 2 ppm, pupuk superpospat juga mengandung Cd bahkan ada yang sampai 170 ppm. Limbah cair dari industri dan pembuangan minyak pelumas bekas yang mengandung Cd masuk ke dalam perairan laut serta sisa-sisa pembakaran bahan bakar yang terlepas ke atmosfir dan selanjutnya jatuh masuk ke laut. Konsentrasi Cd pada air laut yang tidak tercemar adalah kurang dari 1 mg/l atau kurang dari 1 mg/kg sedimen laut. c. Pengaruh Tb (Timbal) Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya toksitas yang tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan otak pada anak-anak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah, anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Pb dapat diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh organisme laut. Dewasa ini pelepasan Pb ke atmosfir meningkat tajam akibat pembakaran minyak dan gas bumi yang turut menyumbang pembuangan Pb ke atmosfir. Selanjutnya Pb tersebut jatuh ke laut mengikuti air hujan. Dengan kejadian tersebut maka banyak negara di dunia mengurangi tetraeil Pb pada minyak bumi dan gas alam untuk mengurangi pencemaran Pb di atmosfir.

Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia seperti saran jalan ranportasi laut, alat pembangkit listrik, tempat budidiya biota laut. Oleh karena itu apabila air laut yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia. Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal.

Selain bahan pencemar air laut seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacam-macam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, membawa kotoran manusia atau kotoran hewan, yang bermuara di air laut.

2.4

Langkah-Langkah Untuk Menanggulangi Pencemaran Air Laut Seperti telah dijelas sebelumnya, pencemaran air laut peroses kejadiaanya dikelompokkan kedalam dua kelompok, pencemara yang terjadi secara lansung maupun secara tidak lansung, bahan yang sama. Pencemaran ini dapat kita tanggulangi dengan cara: 1. Tidak membuang limbah industri ke air laut 2. Tidak mebuang limbah keluarga ke air laut 3. Mengembangkan kesadaran masyarakat dalam membina lingkungan yang baik dan sehat. 4. Rehabilitasi/penanaman hutan bakau dan pengamanan terumbu karang yang rusak terutama di daerah wisata laut. 5. Penanggulangan dan pencegahan terhadap kemungkinan masuknya pembuangan limbah dari luar negeri. 6. Pembangunan industri ke arah kegiataan industri yang berwawasan lingkungan. a. Memilih teknologi yang hemat bahan baku dan energi yang tidak/sedikit menghasilkan limbah dan tidak merusak lingkungan. b. Memilih lokasi yang sesuai dengan tata ruang dan daya dukung lingkungan. c. Memenuhi persyaratan pembuangan limbah. d. Melaksanakan upaya seminim mungkin limbah yang dihasilkan dan hasil kegiatan tersebut.

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Pencemaran air disebabkan oleh banyak faktor, namun secara umum sumber-sumber pencemaran air dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu sumber langsung dan sumber tidak langsung.

Telah dijelaskan di atas bahwa bayak sekali unsur-unsur kimia yang dapat merubah air laut tidak berfungsi lagi seperti : logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), da juga yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksidaoksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit. Dan berbagai cara unuk menaggulangi pencemaran air laut, antara lain; 1. Tidak membuang limbah industri ke air laut 2. Tidak mebuang limbah keluarga 3. Mengembangkan kesadaran masyarakat dalam membina lingkungan yang baik dan sehat. 4. Rehabilitasi/penanaman hutan bakau dan pengamanan terumbu karang yang rusak terutama di daerah wisata laut. 5. Penanggulangan dan pencegahan terhadap kemungkinan masuknya pembuangan limbah dari luar negeri. 6. Pembangunan industri ke arah kegiataan industri yang berwawasan lingkungan. 3.2 Saran Dalam makalah ini, kami mengajak seluruh lapisan masyarakt ikut serta menjaga dan meleestarikan kehidupan di air laut, karena air laut sangat memiliki peranan penting bagi kehidupan mahluk hidup terutama manusia itu sendiri. Sekarang banyak sekali jenis penyakit yang timbul akibat pencemaran air khususnya air laut. Seperti penyakit kulit, terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia. Oleh karena itu kita marilah kita sadar dari sekarang akibat bahan-bahan berbahaya yang mencemari air laut.

DAFTAR PUSTAKA

Pencemaran air terjadi sejak lama dan telah kita ketahui bersama, baik di laut, sungai, danau bahkan parit di depan rumah kita. Air yang berwarna kecoklatan bahkan hitam seolah sudah menjadi pemandangan yang biasa dan dapat kita lihat sehari hari. Mari kita bahas penyebab, dampak dan cara penanggulangan pencemaran air tsb. Pencemaran air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang dapat mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tsb. Pencemaran air ini terjadi di sungai, lautan, danau dan air bawah tanah. Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang ke sungai dan juga tumpahan minyak dilautan. Pencemaran di sungai dan dilautan ini telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk sungai, pembuangan limbah industri / pabrik telah merusak habitat sungai sepanjang puluhan kilometer. Limbah industri in i mengandung logam berat, toksin organik, minyak dan zat lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air. Limbah berbahaya ini selain menyebabkan kerusakan bahkan matinya habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai yang menggunakan air sungai tsb untuk keperluan MCK (Mandi, Cuci dan Kakus). Tidak hanya sepanjang aliran sungai, resapan bahan kimia juga mencemari air bawah tanah sepanjang belasan bahkan puluhan meter dari sungai tsb. Pengeboran air bawah tanah yang dilakukan penduduk di dekat aliran sungai sering kali mendapatkan air bawah tanah yang keruh kehitaman, berbau bahkan berlendir.Dan bila dipaksakan untuk keperluan MCK akan mengakibatkan penyakit dan gatal gatal pada kulit. Selain limbah industri, limbah rumah tangga juga memiliki peranan yang besar dalam pencemaran air. Limbah rumah tangga ini terbagi menjadi 2 golongan, yakni limbah organik dan anorganik. Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah dan daun daunan. Sementara limbah anorganik tidak dapat diurai oleh bakteri seperti bekas kaca, karet, plastik, logam, kain, kayu, kulit, dll. Untuk pertanian, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan juga dapat mencemari air di lingkungan sekitarnya. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan enceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini dapat menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan oleh pencemaran air dan deterjen. Limbah pestisida memiliki aktifitas jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari areal pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air. Tetapi relatif mudah larut dan konsentrasinya cenderung meningkat dalam lemak dan sel sel tubuh mahluk hidup yang disebut Biological Amplification, sehingga apabila masuk ke dalam mata rantai makanan konsentrasinya makin tinggi dan tertinggi adalah konsumen puncak. Contohnya ketika dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, di dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya meningkat menjadi 100 ppm dan akan meningkat terus sampai konsumen puncak (www.edukasi.net) Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran air adalah : 1. Hindari membuang sampah ke dalam sungai / parit. Jika perlu manfaatkan limbah anorganik untuk bisnis home industry

2. Untuk limbah Laundry, gunakan teknologi penyaringan (silahkan cari metodenya di Google dengan kata kunci grey water)

air

Grey

Water

3. Membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk industri dan pabrik 4. Untuk rumah tangga, jika terpaksa menggunakan air sungai untuk keperluan MCK, air sungai sebaiknya disaring terlebih dahulu. Jika perlu gunakan tawas, kapur dan kaporit dengan takaran per 1000 Liter air : - 5 sendok makan tawas - 5 sendok makan kapur - 1 sendok makan kaporit Tindakan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah akibat pencemaran air seharusnya dilakukan sejak dini, demi masa depan yang lebih baik

Mengenal Pencemaran Laut (1)


13Nov2009 Oleh: Dewi GoBlue Kategori: Mengenai Terumbu Karang

Belakangan kita sering membaca kejadian pencemaran laut. Berbagai pihak mengeluhkan salah satu ancaman terhadap lingkungan ini. Beberapa menyalahkan industri besar yang kurang peduli, lainnya menyebutkan hanya kesalahan prosedur, lainnya beranggapan semua punya potensi untuk mencemari laut. Berikut lebih jauh dibahas tentang seluk beluk pencemaran laut. Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder(menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Berikut beberapa sumber polutan yang masuk ke laut. Buangan Kapal Kapal dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Antara lain melalui tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan liar alam, dan air dari balast tank dapat menyebarkan ganggang/alga berbahaya dan spesies asing yang dapat mempengaruhi ekosistem lokal. Salah satu kasus terburuk dari satu spesies invasif menyebabkan kerugian bagi suatu ekosistem, yang tampaknya tidak berbahaya salah satunya adalah ubur-ubur. Mnemiopsis leidyi, suatu spesies ubur-ubur yang tersebar, sehingga sekarang mendiami muara di banyak bagian dunia. Pertama kali ditemukan pada tahun 1982, dan diduga telah dibawa ke Laut Hitam dalam air pemberat kapal. Populasi ubur-ubur melonjak secara eksponensial dan pada tahun 1988, hal tersebut mendatangkan malapetaka atas industri perikanan lokal. Plastik Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (Delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik, sebuah komponen

yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton. Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan. Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas. Racun Selain plastik, ada masalah-masalah tertentu dengan racun yang tidak hancur dengan cepat di lingkungan laut. Terbagi dua, pertama kelompok racun yang suafatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium. Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jaringmakanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis kehidupan air dalam proses yang disebut bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam dasar perairan, seperti muara dan teluk berlumpur. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi di Teluk Minamata. Eutrofikasi Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain. Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara. The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah secara signifikan (red tide) yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan

pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai. Peningkatan keasaman Lautan biasanya menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Karena kadar karbon dioksida atmosfer meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Polusi Kebisingan Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat). Jelas sekarang bahwa sumber pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari hal-hal yang menurut kita hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa disebabkan oleh aktiftas harian kita.

You might also like