Professional Documents
Culture Documents
1
implementasi KTSP-SMK serta satuan pendidikan SMK pada umumnya
dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada
gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK
akan mampu menyiapkan sendiri KTSP yang akan
diimplementasikannya.
2
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.......................................................... ..............
.......................................................... ..............
1
B. Pelaksanaan Proses Pemelajaran
.......................................................... ..............
.......................................................... ..............
2
3
a. Quantum Teaching and Learning (QTL)
...................................................................
...................................................................
14
b. Contextual Teaching and Learning (CTL)
...................................................................
...................................................................
19
C. Menerapkan Multi Kecerdasan Dalam
Strategi ”PAKEM ”
.......................................................... ..............
.......................................................... ..............
22
D. Metode Pemelajaran PAKEM
.......................................................... ..............
.......................................................... ..............
32
.......................................................... ..............
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SPN), pasal 19,
dinyatakan bahwa :
(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan
keteladanan.
(3) Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan
proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan
pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien.
5
Dipertegas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses bahwa standar proses untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah mencakup perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar.
6
b. mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari,
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai,
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus,
2. Inti
Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai Kompetensi dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat
meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru;
1) melibatkan peserta mencari informasi yang luas
dan dalam tentang topik/tema materi yang akan
7
dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka
sumber
2) menggunakan beragam pendekatan
pembelajaran, media pembelajaran dan sumber
belajar lainnya
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta
didik serta dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan
di laboratorium, studio atau lapangan
b. elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru;
1) membiasakan peserta didik dalam membaca dan
menulis yang bergam melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian
tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertuluis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
8
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tulisan, secara individu atau kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,
turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebangggan dan rasa
percaya diri
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru;
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber;
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan;
9
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
a). berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator
dalam menjawab pertanyaan peserta didik
yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b). membantu menyelesaikan masalah;
c). memberi acuan agar peserta didik dapat
melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
d). memberi informasi untuk bereksplorasi lebih
lanjut;
e). memberi motivasi kepada peserta untuk
bereksplorasi lebih lanjut.
3. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan
dalam bentuk ;
a. bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri
mebuat rangkuman/kesimpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang telah dilakukan
c. meberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
10
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan
konseling, dan atau meberikan tugas indivikdu
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik,
e. meyampaikan pembelajaran pada tahap berikutnya.
11
BAB II
MULTI KECERDASAN DALAM PEMBELAJARAN
12
• Mendengarkan dan merespon setiap suara dan berbagai
ungkapan kata;
• Menirukan suara, bahasa, membaca dan menulis;
13
Pembentukan lingkungan pembelajaran Verbal-Linguistik :
• Kondisikan peserta didik untuk menceritakan suatu kisah
atau suatu masalah yang terkait dengan materi pelajaran;
• Beri kesempatan untuk memimpin suatu diskusi atau
debat;
• Tugaskan untuk membuat sebuah artikel;
• Beri kesempatan kepada peserta didik untuk
menghubungkan suatu artikel/cerita dengan realita atau
materi pelajaran;
• Tugaskan peserta didik untuk mempresentasikan
sesuatu pokok bahasan;
• Mengkondisikan kegiatan ”talk show” dalam suatu
program/materi;
• Menyusun suatu laporan/ resume/kajian pada suatu
topik/ materi yang relevan.
14
Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan
kecerdasan matematika antara lain adalah :
• Merasakan berbagai tujuan dan fungsi mereka dalam
lingkungannya;
• Mengenal konsep-konsep yang bersifat kuantitas, waktu
dan hubungan sebab akibat;
• Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menunjukkan
realita;
• Menunjukkan keterampilan memecahkan masalah secara
logis;
• Memahami pola-pola dan hubungan-hubungan;
15
Lingkungan belajar diupayakan beberapa menu-menu yang
terkait dengan logika matematis, antara lain:
• Menterjemahkan suatu pokok bahasan ke dalam rumus
matematika;
• Merencanakan dan memimpin suatu eksperimen;
• Mengkategorikan fakta-fakta;
16
• Belajar dengan melihat dan mengamati;
• Mengarahkan dirinya pada benda-benda secara efektif
dalam ruangan;
• Merasakan dan menghasilkan sebuah bayangan mental,
berpikir dalam gambar dan memvisualisasikan detail;
• Membaca grafik, bagan, peta, dan diagram visual;
• Menikmati gambar-gambar tak beraturan, lukisan, ukiran
atau obyek repro lain dalam bentuk yang dapat dilihat;
• Menikmati bentukan hasil tiga dimensi, seperti obyek
origami, jembatan tiruan dan maket;
Cakap mendesain secara abstrak;
Menciptakan bentuk baru dari media visual spasial.
17
• Menggunakan proyeksi untuk mengajar.
18
• Bermain peran atau menirukan;
19
Mengoleksi musik dan informasi mengenai musik dalam
berbagai bentuk;
Mengembangkan kemampuan menyanyi atau memainkan
instrumen secara sendiri;
Mengembangkan referensi kerangka berpikir pribadi untuk
mendengarkan musik;
Mengembangkan improvisasi dan bermain dengan
suara/bunyi.
Lingkungan belajar diupayakan berupa menu yang terkait dengan
kecerdasan musikal, antara lain:
Meyajikan suatu pertunjukkan dengan iringan musik yang
tepat;
Menyanyikan sebuah kritikan atau lagu;
Menyajikan kelas musik dalam waktu singkat pada suatu
materi/pokok bahasan;
Menggunakan musik untuk mempertinggi semangat belajar;
Menuliskan suatu lirik lagu untuk suatu pokok
bahasan/materi.
F. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intellegence)
Merupakan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi
dengan orang lain secera efektif, seperti yang dimiliki oleh
guru, pekerja sosial, artis atau politisi yang sukses.
Beberapa karakteristik orang yang memiliki kecenderungan
kecerdasan interpersonal antara lain adalah :
20
Terikat dengan dan berinteraksi dengan orang lain;
Membentuk dan menjaga hubungan sosial;
Mengetahui dan menggunakan cara-cara yang
beragam dalam berhubungan dengan orang lain;
Merasakan perasaan, pikiran, motivasi, tingkah laku
dan gaya hidup orang lain;
Berpartisipasi dalam kegiatan kolaboratif dan menerima
bermacam peran yang perlu dilaksanakan;
Mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain;
Memahami dan berkomunikasi secara efektif, baik
secara verbal maupun non verbal;
Menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan group yang
berbeda;
Mempelajari keterampilan yang berhubungan dengan
penengah sengketa;
Tertarik pada karir yang berorientasi interpersonal,
seperti mengajar, pekerjaan sosial dan konseling.
21
Bermain peranan dengan berbagai perspektif;
Mengatur dan ikut serta dalam sebuah kelompok;
Mengajarkan orang lain tentang suatu hal;
Berlatih memberi dan menerima umpan balik;
Menciptakan suatu sistem /prosedur dari suatu kegiatan.
22
Mengatur secara kontinyu pembelajaran dan
perkembangan tujuan personalnya;
Berusaha mencari dan memahami pengalaman batinnya
sendiri;
Berusaha untuk mengaktualisasikan diri;
23
dengan sensitifitas terhadap alam dan faktor lingkungan,
misalnya mudah berinteraksi dengan hewan, mampu
memprediksi terjadinya perubahan alam, mudah mengenali
berbagai spesies hewan maupun tumbuhan. Kecerdasan ini
akan lebih mudah diwujudkan melalui pengumpulan dan
penganalisaan suatu subjek yang berhubungan dengan
alams.
BAB III
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN
24
Iklim belajar PAKEM diharapkan dapat menumbuhkembangkan
secara optimal multi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta
didik.
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan terkait dengan
iklim belajar PAKEM antara lain:
25
2) Inventarisasi Pekerjaan (Job)
Pendataan jenis pekerjaan (job) dapat mengacu:
jenis pekerjaan yang ada di kurikulum, Standar
Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku pada
program keahlian, dan atau standar pekerjaan
yang ada di DU/DI. Setiap program keahlian pada
umumnya memiliki lebih dari satu bidang/jenis
pekerjaan, yang memungkinkan di isi oleh
lulusan.
Jenis Pekerjaan (job) yang ada di masyarakat
P.1 ……………………………………………………
……..
P.2 ……………………………………………………
……..
P.3 ……………………………………………………
……..
Dst. ……………………………………………………
…….
3) Inventarisasi Produk (Barang/Jasa) Setiap
Pekejaan
Inventarisasi produk setiap pekerjaan
dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk yang
dapat dihasilkan dari setiap bidang/jenis
pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar pada setiap
pembelajaran peserta didik sudah memilki
orientasi terhadap produk.
26
Bidang/Jenis Nama Produk
No
Pekerjaan (barang/Jasa)
1 P1 Pr1
Pr2
2 P2 Pr3
Pr3
n Pn Pr4
Pr5
Pr2 √ √ √ √
27
Pr3
Prn
28
Berdasarkan hasil analisis standar kompetensi
terhadap produk, guru diminta untuk menetapkan
bukti-bukti belajar (Evidence Of Learning) yang
akan digunakan sebagi acuan dalam penilaian
hasil belajar peserta didik. Tabel 3
a. Guru
• menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
• menyampaikan strategi pembelajaran dengan
pendekatan project work
• menyampaikan alternatif judul/nama produk/jasa
yang dapat dipilih peserta.
29
• menyampaikan ruang lingkup standar kompetensi
yang akan dipelajari oleh peserta didik dalam
setiap judul/nama produk/jasa
• menyusun dan menetapkan pedoman penilaian
kompetensi sesuai dengan judul project work
• memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik
dengan memanfaatkan lembar bimbingan.
b. Peserta didik
• memilih salah satu judul/nama produk/jasa yang
dilanjutkan, menyusun proposal/rencana dengan
lay out sebagi berikut:
− LATAR BELAKANG
− KEUNGGULAN DAN FUNGSI
PRODUK/JASA.
− SKETSA/GAMBAR KERJA (jika diperlukan)
− BAHAN
− FASILITAS/PERALATAN.
− PROSES PRODUKSI (SISTEMATIKA KERJA)
− RENCANA ANGGARAN BIAYA
− SASARAN PASAR/PENGGUNA
− JADWAL PELAKSANAAN
30
Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan rambu-
rambu yang telah ditetapkan dalam proposal,
dengan bimbingan dan pengawasan. Proses ini
menekankan pada pencapaian standar
kompetensi yang dibuktikan dengan bukti belajar
(learning evidence) dan diorganisir dalam
portofolio sebagai bahan verifikasi.
• mengorganisasikan bukti belajar (evidence)
sebagai portofolio,
• melaksanakan kegiatan kulminasi,
• menyusun laporan sesuai dengan pengalaman
belajar yang diperoleh.
31
Merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan
untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
peserta didik. Filosofi pendekatan pembelajaran Quantum
dikenal dengan istilah TANDUR yang merupakan
kepanjangan dari :
32
dalam bentuk penyelesaian, partisipasi,
perolehan keterampilan ataupun ilmu
pengetahuan dan beri penghargaan
33
Untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik pada proses
pembelajaran, guru harus membangun hubungan, yaitu
dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian.
4. Pengambilan Resiko
34
menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan, kesepakatan
dan dukungan dalam belajar.
6. Beri keteladanan
35
- Poster ikon, poster afirmasi, penggunaan warna, alat bantu
dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran, kemampuan guru dan fasilitas yang dimiliki
lembaga diklat.
36
dapat diterapkan (ditransfer) dari satu
permasalahan/konteks ke permasalahan/-konteks lainnya.
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Ctl
• Kerjasama
• Saling menunjang
• Menyenangkan
• Tidak membosankan
• Belajar dengan bergairah
• Pembelajaran terintegrasi
• Menggunakan berbagai sumber
• Siswa aktif
37
perkembangan pemikiran yang berkembang dengan
membuat kerangka pengertian yang baru.
Peserta didik mempunyai cara untuk mengerti sendiri,
sehingga setiap peserta didik perlu mengerti kekhasan,
keunggulan dan kelemahannya dalam mengahdapi sesuatu.
1. Komponen CTL
1) INQUIRY (merumuskan masalah)
Bagaimanakah cara melukiskan suasana kerja di suatu unit
kerja? Dapat dilakukan antara lain dengan melakukan:
Mengamati atau melakukan observasi
38
Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan atau
gambar.
Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain.
2) QUESTIONING ( bertanya)
Questioning dapat diterapkan antara peserta didik dengan
peserta didik, antara guru dengan peserta didik, antara
peserta didik dengan guru atau antara peserta didik dengan
orang lain yang didatangkan ke kelas. Bisa juga dilakukan
saat berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika mengamati
atau ketika menemui kesulitan.
3) KONSTRUKTIVISME
Merancang pembelajaran dalam bentuk peserta didik
bekerja praktek mengerjakan sesuatu, berlatih secara fisik,
menulis karangan, mendemonstrasikan atau menciptakan
ide.
4) LEARNING COMMUNITY (masyarakat belajar)
Dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam
pembelajaran dan materi yang akan diberikan, antara lain
pembentukan kelompok kecil, kelompok besar,
mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas
sederajat atau bekerja dengan kelas di atasnya, serta
bekerja dengan masyarakat di lingkungan sekolah.
5) AUTHENTIC ASSESSMENT (penilaian yang sebenarnya)
39
Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil.
Menilai pengetahuan dan keterampilan (performansi)
yang diperoleh peserta didik.
Penilai tidak hanya oleh guru, tetapi juga bisa teman
atau orang lain.
Karakteristik Penilaian dilaksanakan selama dan
sesudah proses pembelajaran berlangsung, bisa
digunakan untuk formatif maupun sumatif.
Yang diukur pengetahuan dan keterampilan, bukan
mengingat fakta, tetapi berkesinambungan, terintegrasi
dan dapat digunakan sebagai feed back.
6) MODELING (permodelan)
Guru bukan satu-satunya model, tetapi bisa juga model dari
peserta didik yang memiliki suatu kelebihan untuk
mendemonstrasikan kemampuannya atau dari pihak luar
yang bertindak sebagai native speaker.
7) REFLECTION (refleksi)
Bertujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang sudah
diketahui, dan hal-hal yang belum diketahui agar dapat
dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Realisasinya
dapat berupa:
Pernyataan langsung tentang apa yang diperolehnya hari
itu.
Catatan atau jurnal peserta didik.
40
Kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran
hari itu.
Diskusi.
Hasil karya.
Pelaksanaan model pembelajaran CTL, dilaksanakan dengan
langkah sebagai berikut
• Mengkaji konsep atau teori (materi ajar) yang akan dipelajari
oleh siswa.
• Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa
melalui proses pengkajian secara seksama.
• Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa,
selanjutnya memilih dan mengkaitkannya dengan konsep atau
teori yang akan dibahas.
• Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori
yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman siswa
dan lingkungan kehidupannya.
• Melaksanakan pengajaran dengan selalu mendorong siswa
untuk mengkaitkan apa yang sedang dipelajari dengan
pengetahuan/pengalaman sebelumnya dan fenomena
kehidupan sehari-hari, serta mendorong siswa untuk
membangun kesimpulan yang merupakan pemahaman siswa
terhadap konsep atau teori yang sedang dipelajarinya.
41
• Melakukan penilaian autentik (authentic assessment) yang
memungkinkan siswa untuk menunjukkan penguasaan tujuan
dan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajarannya,
sekaligus pada saat yang bersamaan dapat meningkatkan
dan menemukan cara untuk peningkatan pengetahuannya.
D. Problem-Based Learning (PBL)
1. Definisi PBL
PBL adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan
penyelesaian masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan
yang diutarakan oleh Barrows & Tamblyn:
“…the learning which result from the process of working
towards the understanding of, or resolution of, a problem.”
(Barrows & Tamblyn, 1980)
Sebagai model pembelajaran, PBL menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru.
2. Prinsip Dasar
Pembelajaran berangkat dari adanya masalah (soal,
pertanyaan, dsb) yang perlu diselesaikan.
42
3. Tujuan PBL
Mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses
belajar
43
Mengenali dan memahami masalah dan mampu membuat
keputusan yang beralasan dalam situasi baru
44
Masalah harus cukup kompleks dan ambigu (taksa)
sehingga siswa terdorong untuk menggunakan strategi-
strategi penyelesaian masalah, teknik dan ketrampilan
berpikir.
7. Sumber Pembelajaran
Bahan bacaan (baik yang disediakan secara langsung
maupun yang ada di sekitar tempat belajar)
45
Eksperimen kelompok
9. Karakteristik Kelompok
Dibagi secara acak
46
Memastikan jalannya proses pembelajaran dan setiap
anggota kelompok terlibat
Melakukan evaluasi
47
48
Contoh Pelaksanaan PBL
Proses Sasaran Hasil
Tutor memulai sesi dengan Siswa dirangsang untuk dapat Pembelajaran tentang
presentasi masalah mengidentifikasi masalah konteks masalah dan ruang
konkret lingkup materi
Siswa mencari dan menyusun Siswa aktif menggali berbagai Belajar secara kumulatif dan
kerangka berpikir untuk sumber untuk memperoleh mengaitkan berbagai
menyelesaikan masalah info yang dibutuhkan pengetahuan
Siswa menguji pendekatan Siswa melatih kemampuan Meningkatkan
dan solusi masalah mereka logika dan analisis perkembangan mental lebih
kompleks
Siswa mengevaluasi dan Membandingkan dengan Memperoleh tambahan
merevisi solusi mereka; kelompok lain dan menerima pengetahuan tentang
memanfaatkan feed-back umpan balik masalah
Siswa menyusun ‘teori’ baru Siswa belajar melakukan Mampu mengintegrasi
berdasarkan pengalaman abstraksi dan generalisasi pengetahuan yg diperoleh
penyelesaian masalah brdasarkan pengalaman dari pengalaman
Siswa menerapkan ‘teori’ utk Siswa menguji apakah Mampu membuat solusi yg
membahas masalah baru + pengetahuan yg diperolehnya realistik dan tepat-guna.
evaluasi kritis berguna/ tidak.
49
E. MODEL MENGAJAR INQUIRY TRAINING
1. Pengertian
Model mengajar Inquiry Training adalah model pembelajaran
yang diarahkan untuk membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan intelektual yang terkait dengan
penalaran sehingga mampu merumuskan masalah,
membangun konsep dan hipotesis serta menguji untuk
mencari jawaban
2. Langkah-Langkah Kegiatan Belajar
Phase satu : Mengidentifikasi masalah
Phase dua : Mengumpulkan informasi yang dilihat dan
dialami terkait dengan masalah
Phase tiga : Mengelompokkan data
- Memisahkan variabel-variabel yang relevan
- Membuat hipotesa tentang hubungan-hubungan
penyebab
Phase empat : Mengorganisasikan data dan
memformulasikan suatu paparan
Phase lima : Menganalisa strategi inquiri dan
mengembangkan model peneluan yang lebih efektif
50
F. Model Bermain Peran (Role Playing)
1. Pengertian
Model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan
kemampuan analogi tentang situasi permasalahan kehidupan
yang sebenarnya
2. Langkah-Langkah Pembelajaran
Phase pertama Memotivasi kelompok dengan :
Mengidentifikasi dan menjelaskan masalah,
menginterpretasikan; mengekplorasi isu-isu,menjelaskan
peran
Phase kedua memilih peran
Phase ketiga menyiapkan pengamat
Phase keempat menyiapkan tahap-tahap peran
Phase kelima pemeranan
Phase keenam diskusi dan evaluasi
Phase ketujuh pemeranan ulang
Phase kedelapan diskusi dan evaluasi
Phase kesembilan membagi pengalaman dan menarik
generalisasi
51