You are on page 1of 5

ALZHEIMER

PENGERTIAN

Alzheimer disease : suatu sindrom dimensia yang ditandai dengan


penurunan ingatan dan kemampuan kognitif pasien secara progresif

ETIOLOGI

Faktor-faktor resiko penyakit alzheimer antara lain :

• Usia,kebanyakan penderita berusia 65 tahun keatas

• Faktor genetik,mutasi gen protein prekursor amiloid,gen presenilin 1 &


2,serta apolipoprotein E e4.

• Faktor lingkungan seperti riwayat cidera kepala berat

• Penyakit metabolik : obesitas,hiperlipidemi, dan diabetes melitus

FAKTOR RESIKO

1. Usia

2. Riwayat keluarga

3. Abnormalitas pada gen apolipoproteinE (apoE) terutama pada ras


kaukasian

GEJALA DAN TANDA

Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan intelektual


penderita secara progresif yang mempengaruhi fungsi sosialnya,

meliputi:

1. penurunan ingatan jangka pendek atau kemampuan belajar atau

menyimpan informasi

2. penurunan kemampuan berbahasa kesulitan menemukan

kata atau kesulitan memahami pertanyaan atau petunjuk

3. ketidakmampuan menggambar atau mengenal gambar dua-tiga

dimensi, dll.

PATOFISIOLOGIS
Sejumlah patogenesis penyakit alzheimer yaitu:

1. Faktor genetik

Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini

diturunkan melalui gen autosomal dominant. Individu keturunan garis

pertama pada keluarga penderita alzheimer mempunyai resiko menderita

demensia 6 kali lebih besar dibandingkan kelompok kontrol normal

Pemeriksaan genetika DNA pada penderita alzheimer dengan familial

early onset terdapat kelainan lokus pada kromosom 21 diregio proximal

log arm, sedangkan pada familial late onset didapatkan kelainan lokus
pada kromosom 19. Begitu pula pada penderita down syndrome

mempunyai kelainan gen kromosom 21, setelah berumur 40 tahun

terdapat neurofibrillary tangles (NFT), senile plaque dan penurunan

Marker kolinergik pada jaringan otaknya yang menggambarkan kelainan

histopatologi pada penderita alzheimer.

Hasil penelitian penyakit alzheimer terhadap anak kembar

menunjukkan 40-50% adalah monozygote dan 50% adalah dizygote.

Keadaan ini mendukung bahwa faktor genetik berperan dalam penyaki

alzheimer. Pada sporadik non familial (50-70%), beberapa penderitanya

ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini menunjukkan bahwa

kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetika pada

alzheimer.

2. Faktor infeksi

Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga

penderita alzheimer yang dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata

diketemukan adanya antibodi reaktif. Infeksi virus tersebut menyebabkan

infeksi pada susunan saraf pusat yang bersipat lambat, kronik dan remisi.
Beberapa penyakit infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease dan kuru,

diduga berhubungan dengan penyakit alzheimer.

Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara lain:

a. manifestasi klinik yang sama

b. Tidak adanya respon imun yang spesifik

c. Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat

d. Timbulnya gejala mioklonus

e. Adanya gambaran spongioform

3. Faktor lingkungan
Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat

berperan dalam patogenesa penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antar

alain, aluminium, silicon, mercury, zinc. Aluminium merupakan

neurotoksik potensial pada susunan saraf pusat yang ditemukan

neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque (SPINALIS). Hal tersebut

diatas belum dapat dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan aluminum

adalah penyebab degenerasi neurosal primer atau sesuatu hal yang

tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan keadan ketidak

seimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang

belum jelas.

Ada dugaan bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan

depolarisasi melalui reseptor N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan

masuk ke intraseluler (Cairan-influks) danmenyebabkan kerusakan

metabolisma energi seluler dengan akibat kerusakan dan kematian

neuron.

4. Faktor imunologis

Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita


alzheimer didapatkan kelainan serum protein seperti penurunan albumin

dan peningkatan alpha protein, anti trypsin alphamarcoglobuli dan

haptoglobuli.

Heyman (1984), melaporkan terdapat hubungan bermakna dan

meningkat dari penderita alzheimer dengan penderita tiroid. Tiroid

Hashimoto merupakan penyakit inflamasi kronik yang sering didapatkan

pada wanita muda karena peranan faktor immunitas

5. Faktor trauma
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit

alzheimer dengan trauma kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju

yang menderita demensia pugilistik, dimana pada otopsinya ditemukan

banyak neurofibrillary tangles.

6. Faktor neurotransmiter

Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita alzheimer

mempunyai peranan yang sangat penting seperti:

a. Asetilkolin

b.Noradrenalin

c. Dopamin

d. Serotonin

e. MAO ( Manoamine Oksidase )

KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Terdapat :
1. Tingkat penurunan kognitif

2. Kemunduran kemampuan untuk mengekspresikan pikiran dalam


tulisan

3. Penurunan kemampuan dalam mengambil keputusan

4. Penurunan kemampuan komunikasi ? Bicara

5. Penurunan kemampuan ADL

6. Penurunan penampilan secara keseluruhan

7. Penurunan berat badan / status nutrisi

8. Perubahan pola tidur

9. Perubahan gaya berjalan dan koordinasi.

10.

INTERVENSI

• Beri alasan yang jelas dan sederhana, tahap demi tahap, satu untuk
satu waktu

• Beri instruksi sesuai dengan kapasitas klien

• Ingatkan secara verbal apabila klien lupa melakukan sesuatu yang


harus dilakukan

• Berikan pernyataan mendukung / empati jika klien sulit mengingat


sesuatu dan stimulasi untuk mengingat.

EVALUASI

• Observasi dan catat semua penampilan dan kemampuan klien selama


dan setelah intervensi

• Bandingkan dengan tupen yang telah di tetapkan

• Susun rencana tindak lanjut terhadap perilaku yang belu m dicapai


sesuai tupen

Cermati perubahan / kemunduran kognitif yang cepat dan konsultasikan


kepada ahli geriatri

You might also like