You are on page 1of 7

Panduan Hama dan Penyakit Hortikultura

(Cabai dan Tomat)

Kuliah Kerja Profesi (KKP) IPB


Institut Pertanian Bogor
2009
Kendalikan Hama dengan Bijaksana Pergiliran tanaman tampaknya sepele, tapi bila tidak dilakukan
Mengendalikan hama penyakit tidak bisa hanya dengan akibatnya fatal. Hal ini sudah terjadi di Garut, Jabar. Kini petani tomat di
mengandalkan racun kimia (pestisida). Dalam mengendalikan hama maupun sana kelimpungan akibat penyakit baru yang mereka namai penyakit kuning.
penyakit, sampai sekarang petani masih bertumpu pada penggunaan Sepintas, serangan penyakit itu seperti paduan penyakit hawar daun dan
pestisida. Tak salah, sebab hasilnya bisa cespleng, beberapa jam setelah bercak kering. Sebelumnya, hawar daun biasa menyerang pada musim
disemprot, hama mati. hujan. Sedangkan bercak kering saat musim kemarau. “Bermacam-macam
Namun, bila terus-menerus disemprot, apalagi hanya dengan satu obat (pestisida) sudah dicoba, tapi tidak ada yang mempan,” ungkap
merek racun, hama yang bertahan hidup akan kebal. Menaikkan dosis Wawan Darmawan, petani tomat di Pasirwangi, Garut.
penyemprotan bukan jawaban untuk mengendalikan hama yang sudah Menurut Arif Darsono, petani tomat di Sukabumi, Jawa Barat,
kebal. Selain biaya produksi jadi bengkak, kasus serupa akan terulang di pergiliran tanaman diperlukan untuk memutuskan siklus hidup hama
kemudian hari. Lebih jauh lagi, residu pestisida semakin menumpuk di maupun penyakit. Oleh karena itu, selama 13 tahun bertani, ia selalu
tanah maupun pada buah. menerapkannya. Kecuali itu, Arif pun menerapkan konsep PHT.
Contoh kasus kekebalan hama, salah satunya sudah terjadi di sentra TOMAT
sayuran Pangalengan, Kab. Bandung, Jabar. Pada 1990-an saja, sejumlah Hama:
hama sudah kebal terhadap puluhan merek insektisida (racun serangga). •Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Lepidoptera: Noctuidae)
Berdasar alasan itu pula kini produsen pestisida membuat formulasi Tanaman baru pindah tanam biasanya terpotong pada titik tumbuh,
campuran dua bahan aktif dalam satu kemasan. sehingga tanaman mati. Telur diletakkan secara berkelompok di permukaan
Memadukan Beragam Cara bawah daun tanaman muda, dekat pemukaan tanah atau di tanah pada
Kalaupun akan terus menggunakan pestisida, sebaiknya memadukan pangkal tanaman muda. Larva instar awal hidup berkelompok, makan daun.
banyak merek dengan bahan aktif berbeda. Aplikasinya dilakukan Larva instar akhir hidup soliter dan bersifat kanibal. Pada siang hari larva
bergantian. Jangan lupa, pilih pestisida selektif, dan gunakan sesuai bersembunyi di dalam tanah, dan pada malam hari keluar untuk mencari
anjuran yang tertera pada label kemasan. makan. Pupa dibentuk dalam tanah. Imago aktif malam hari, tertarik pada
Untuk mengurangi pengaruh buruk pestisida, sebaiknya dalam tanah yang baru diolah dengan tanaman-tanaman muda untuk meletakkan
mengendalikan hama penyakit tomat petani menerapkan berbagai cara. telur. Pengendalian dapat
Konsep ini dikenal dengan istilah pengendalian hama terpadu (PHT). dilakukan dengan musuh alami
“Penerapan PHT tidak hanya berlaku untuk satu musim tanam, melainkan dan pembersihan lahan.
meliputi pola tanam sepanjang tahun,” tandas Wiwin Setiawati, ahli hama
•Kutu daun: Myzus persicae
penyakit di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung.
(Homoptera: Aphididae)
Komponen teknologinya, lanjut dia, meliputi penggunaan varietas toleran,
Mengisap daun, daun keriput
benih bebas penyakit, pupuk berimbang, pergiliran tanaman, pemanfaatan
layu dan mati, Nimfa dan imago
musuh alami, penggunaan perangkap berwarna kuning dan feromon seks,
hidup bergerombol, pada
pestisida selektif, serta ambang pengendalian.
permukaan bawah daun. Ada
yang tidak bersayap yang
berwarna kuning atau kadang-kadang agak kemerahan atau kehijauan, dan dalam buah dengan memakan buah. Larva selanjutnya hidup dengan
ada yang bersayap yang selalu berwarna gelap. Satu individu dalam satu memakan bagian dalam buah tomat. Larva bersifat kanibal sehingga dalam
minggu dapat menghasilkan 50 keturunan. Kadang populasinya tinggi, tetapi satu buah biasanya hanya terdapat satu larva. Warna larva bisa berbeda-
biasanya dapat dikendalikan oleh musuh alaminya. Dapat menjadi vektor beda (kuning, hiaju sampai coklat gelap) Larva terdiri dari 6 instar. Pupa
penyakit virus tanaman. Musuh alami: Kumbang predator (Coccinelidae) dan dibentuk dalam tanah dalam kokon yang tidak kuat. Imago aktif malam
Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae). hari. Warnanya antara kuning kecoklatan atau kadang-kadang agak
•Ulat grayak, Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) kehijauan.
•Kutu kebul, Bemisia tabaci. (Homoptera: Aleyrodidae)
Mengisap daun, meninggalkan bercak nekrotik. Kadang populasinya tinggi,
terutama musim kering. Merupakan vektor berbagai penyakit virus
tanaman. Musuh alami: Kumbang predator (Coccinelidae), Neuroptera,
parasitoid nimfa, (Hymenoptera: Aphelinidae).
•Pengorok daun, Liriomyza sp. (Diptera: Agromyzidae)

Ulat Fase dewasa


Telur diletakkan berkelompok 100-300 butir/kelompok. Kelompok telur
biasanya berbentuk oval dan ditutupi rambut-rambut (sisik) berwarna
coklat. Larva terdiri dari 6 instar. Instar 1 hidup berkelompok (biasanya di
permukaan bawah daun) di dekat bekas kelompok telur. Larva tetap
berkelompok sampai instar 3. Instar selanjutnya akan memencar, makan
daun pada malam hari, sedangkan pada siang hari bersembunyi (biasanya di Daun yang terserang Lalat pengorok daun
tanah atau di balik serasah). Populasinya biasanya cepat ditekan oleh Terdapat alur korokan pada daun. Telur diletakkan dengan cara ditusukkan
musuh alaminya yang sangat kompleks. ke dalam jaringan daun. Larva mengorok daun membentuk liang korokan
•Ulat penggerek buah, Helicoverpa armigera (Lepidoptera: Noctuidae) yang berkelok-kelok berwarna putih. Telah ditemukan berbagai jenis
parasitoid lokal yang memarasit larva, tapi yang paling penting adalah
Hemiptarsenus varicornis (Hym.: Eulophidae) dan Opius chromatomyiae
(Hym.: Braconidae).

Fase dewasa Ulat


Ulat menyerang dengan melubangi buah. Buah menjadi busuk dan rontok.
Telur diletakkan satu-satu dekat buah. Larva yang baru menetas masuk ke
Penyakit: •Bercak kering (Alternaria solani)
•Hawar daun (Phytophthora infestans)
a. b.

Gejala pada batang Gejala pada daun Gejala pada buah


Gejala pada daun timbul bercak kecil, bulat atau bersudut, coklat tua-
Keterangan gambar: a,b gejala pada daun hitam. Pada bercak terdapat lingkaran-lingkaran konsentris. Terdapat
Bercak basah cokelat pada daun, batang, dan buah, biasa di dataran tinggi. “halo” di sekitar bercak. Jika pada daun terdapat banyak bercak, Daun
Pada daun terdapat bercak lebar, tepi tdk beraturan, mula-mula berwarna menjadi cepat tua, layu atau gugur lebih awal. Pada batang terjadi bercak
hijau pucat, lama kelamaan menjadi kebasahan dan warnanya lebih gelap. gelap dengan lingkaran konsentris. Infeksi pada percabangan, cabang
Dalam kondisi lembab terdapat lapisan seperti embun berwarna putih. mudah patah. Infeksi pada buah terjadi dekat tangkai berupa bercak yang
Bercak cepat terjadi pada 18 – 20oC; pada 30oC terhambat (pada kentang tampak mengendap (berlekuk). Semakin lama, bercak kering pada daun,
dataran rendah, kurang dari 500m dpl, penyakit ini tidak menjadi masalah). batang dan buah, dapat terjadi di dataran rendah dan tinggi. Tanaman
Epidemi terjadi pada 16-24oC. Terdapat korelasi positif antara intensitas lemah, penyakit meningkat, Tanaman rentan saat mulai pembentukan
penyakit dan curah hujan. Oktober–Februari serangan berat di Segunung, buah,dan yang berbuah banyak cenderung lebih rentan.
Cipanas. Pada udara kering, konidia mati dalam 1-2 jam. Pada kelembaban Pengelolaan Penyakit:
50-80%, konidia mati dalam 3-6 jam. Pemupukan seimbang
Pengelolaan Penyakit: Perlakuan benih; disinfestasi biji
Tanam benih yang sehat, dari pertanaman yang bersih dari penyakit Pembibitan jangan terlalu rapat dan lembab
Tanam jenis tomat yang tahan. Fungisida tembaga kurang efektif; Amistartop 325 SC, Anvil 50 SC,
Gunakan fungisida secara bijaksana; Antracol, Acrobat, Agrifos, Pitora, Folicur 25 WP, Polycom 70 WG, Score 250 EC Checkpoint 75 WP, Score.
Folycom dll.
•Layu bakteri (Ralstonia solanacearum) Faktor penting dalam strategi PHT penyakit layu bakteri/busuk coklat
Tanaman layu mendadak, keluar cairan putih bila dicelupkan ke dalam air. oleh Ralstonia solanaceaum ras 1 atau ras 3
Bakterisida. Bobot faktor
Faktor yang digunakan dalam strategi pengendalian
Ras 1 Ras 2
Varietas tahan/toleran 2 3
Iklim dingin 1 2
Benih sehat 3 3
Tanah bebas R. solanacearum 7 7
Tanah supresif 2 4
Rotasi cepat 1 4
Jarak tanam 2 3
Waktu tanam 1 3
Pengendalian/ketahanan nematoda 4 2
Tanah kering/panas 3 2
Solarisasi 1 1
Pencabutan tanaman liar 2 4
Tanaman yang layu Cairan keluar dari batang Pencabutan tanaman layu 1 2
Rekomendasi AVRDC Fumigan 3 5
(Asian Vegetable Research Development Center) Pengendalian penyebaran dalam air 3 3
1. Pilih lahan yang bersih dari patogen (belum pernah ada serangan), Pengolahan tanah minimal 2 1
topografi datar, drainase baik, . Perbaikan tanah 1 1
2. Penekanan patogen pada lahan terinfeksi dengan rotasi tanaman Pengendalian gulma inang 3 2
Keterangan: Semakin besar nilainya, semakin baik.
(padi, jagung, kacang hijau, wortel, bawang merah, bawang putih,
•Virus (CMV, ToMV, Gemini-virus)
asparagus, kubis, bayam, brokoli, paria, labu), genangi lahan 1-3
minggu setelah tanam, aplikasi urea dan kapur. Bervariasi: belang, tanaman kerdil dan daun menyempit, bunga gugur, buah
kurang, daun keriting, daun menguning. Pengelolaan dengan menanam bibit
3. Tanam varietas tahan dan bibit bebas penyakit (Intan, Ratna,
bebas penyakit, mengendalikan vektor virus, dan membuang tanaman yang
Arthaloka). Jika varietas tahan tidak ada, lakukan penyambungan
terserang.
dengan batang bawah yang tahan; untuk lahan tergenang gunakan
terung.
4. Cegah penyebaran di lapangan. Buang dan musnahkan tanaman sakit,
kurangi frekuensi irigasi dan jumlah air. Setelah hujan, lahan segera
dikeringkan. Isolasi lahan terserang. Lakukan sterilisasi alat pertanian
dengan alkohol 70%.
5. Pengendalian hayati R. solanacearum dengan mikroorganisme lain
(contoh: Pseudomonas fluorescens dan Pseudomonas aeruginosa. ).
CABAI pengendalikan dapat dilakukan dengan memasang perangkap dengan
Hama: menggunakan atraktan tersebut.
•Ulat tanah, Agrotis ipsilon (Lepidoptera: Noctuidae) •Ulat penggerek buah, Helicoverpa armigera (Lepidoptera: Noctuidae)
•Kutu daun: Myzus persicae dan A. gossypii (Homoptera: Aphididae) Penyakit:
•Antraknosa (Gloeosporium piperatum)
Dapat menyerang buah yang masih hijau. Dapat menyebabkan mati ujung
(die back). Mula-mula terdapat bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk.
Tepinya berwarna kuning, membesar dan memanjang, tengahnya semakin
gelap. Aservulus dalam lingkaran-lingkaran sepusat, membentuk konidia
berwarna merah jambu.
Pengelolaan Penyakit:
• Tidak menanam biji dari buah yang terinfeksi
• Sanitasi
•Kutu kebul: Bemisia tabaci (Homoptera: Aleyrodidae) • Fungisida : Topsin M70WP, Antila 80 WP, Dithane M-45 80WP Velimex
Nimfa biasanya hidup bergerombol dan 80WP, dll
mengisap cairan tanaman dari permukaan •Busuk matang (Colletotrichum capsici)
bawah daun. Sebelum menjadi imago, nimfa Gejala pada buah
instar akhir berubah menjadi pupa yang
tidak aktif. Kadang kadang populasinya
tinggi, terutama musim kering. Merupakan
vektor berbagai penyakit virus tanaman.
Kumbang predator (Coccinelidae),
Neuroptera, dll. Parasitoid nimfa, (Hymenoptera: Aphelinidae).
•Ulat grayak, Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae)
•Lalat buah, Bactrocera dorsalis (Diptera: Tephritidae)
Makan dengan menggerek di dalam buah. Buah
yang diserang mengalami pembusukan akibat Bercak coklat kehitaman, meluas menjadi busuk lunak. Di tengah bercak
adanya bakteri yang bersimbiosis dengan lalat ada titik-titik hitam: setae dan konidia. Menyerang ranting muda; mati
buah. Imago makan cairan organik, termasuk ujung (die-back). Cendawan bersifat laten; menginfeksi biji, bertahan
hidrolisat protein. Serangga jantan tertarik dalam tanaman yang tumbuh dari biji terinfeksi. Bertahan dalam sisa-sisa
atraktan metil eugenol atau iso eugenol. Cara tanaman. Konidia disebarkan angin.
Pengelolaan Penyakit:
• Tidak menanam biji dari buah yang terinfeksi
• Sanitasi
• Fungisida : Topsin M70WP, Antila 80 WP, Dithane M-45 80WP Velimex Pengelolaan Penyakit:
80WP, dll • Sanitasi lahan
•Bercak daun Cercospora (Cercospora capsici) • Monitoring, embun tepung terjadi mulai dari daun tua, pada bagian
Banyak terdapat pada cabai merah. bawah
Penyakit penting di dataran tinggi, • Hingga saat ini belum ada varietas cabai yang tahan
terlebih pada paprika. Tersebar luas
tetapi tidak dianggap berbahaya • Gunakan fungisida protektan pada saat penyakit pertama kali terlihat
Pada daun terdapat bercak bulat dan selanjutnya gunakan fungisida yang diijinkan
kecil, kebasahan. Bercak dapat • Buang daun-daun atau tanaman yang pertama terserang dengan hati-
meluas hingga berdiameter 0,5 cm hati, tetap menjaga kebersihan karena cendawan ini mampu bertahan
atau lebih. Pusat bercak berwarna
pucat sampai putih, tepi lebih gelap. dalam sisa-sisa tanaman.
Apabila banyak bercak, daun cepat
gugur
Pada kondisi yang sangat lembab,
bercak dapat mencapai batang, Sumber
tangkai daun maupun tangkai buah (tetapi jarang pada buah).
Pengelolaan Penyakit: WI Dadang, Enny PT. 2007. Kendalikan Hama dengan Bijaksana. Dalam
• Sanitasi Tabloid Agrina 15 Mei 2007 (Internet).
• Fungisida yang terdaftar : Anvil 50 SC, Daconil 75 WP, Score 250 EC, Anonim. Tomat. Iptek.net (Internet).
Topsin M 70 WP, Vondozeb 420 SC, Velimex 80 WP, dll. Anwar Ruly, dkk. Bahan kuliah Hama dan Penyakit Setahun.
•Penyakit tepung (Leveillula taurica)

Gejala pada bawah daun Gejala pada atas daun


Pada sisi bawah daun yang tua terdapat lapisan tepung berwarna putih.
Bagian daun yang bertepung menguning membentuk bercak-bercak. Daun
menjadi pucat dan cepat rontok.

You might also like