You are on page 1of 2

21 | BPTP Aceh Edisi Khusus Penas XIII, 22 Juni 2011

Arang Hayati (BIOCHAR) sebagai Bahan Pembenah Tanah

Pemanasan global akibat meningkatnya emisi CO, dan gas rumah kaca lainnya telah menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang mendorong semakin seringnya anomali iklim seperti El-Nino (kekeringan) atau La-Nina yang mendorong terjadinya banjir. Arang hayati (biochar) merupakan suatu pilihan sederhana untuk mengurangi dampak pemanasan global. Biochar dapat menambah kelembaban dan kesuburan tanah pertanian serta bisa bertahan ribuan tahun di dalam tanah bila digunakan untuk pengurangan emisi CO2. Praktek yang telah berumur 2000 tahun ini mengubah limbah pertanian menjadi suatu pembenah tanah yang dapat meningkatkan keamanan pangan dan mengurangi kerusakan hutan hujan. Biochar, satu-satunya teknologi yang murah dan bisa diterapkan secara luas dalam skala kecil ataupun luas. Manfaat Biochar Penambahan biochar pada lapisan atas tanah pertanian akan memberikan manfaat yang cukup besar. Sebagai deposit karbon dalam tanah biochar bekerja dengan cara mengikat dan menyimpan CO2 dari udara untuk mencegahnya terlepas ke atmosfir. Kandungan karbon yang terikat dalam tanah jumlahnya besar dan tersimpan hingga waktu yang lama. Di samping mengurangi emisi dan menambah pengikatan gas rumah kaca, biochar memberi banyak manfaat dalam usaha pertanian. Biochar dapat memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan produksi tanaman, terutama pada tanah-tanah yang kurang subur. Kemampuan biochar untuk memegang air dan hara dalam tanah membantu mencegah terjadinya kehilangan pupuk akibat aliran permukaan (runoff) dan pencucian (leaching), sehingga memungkinkan penghematan pupuk dan mengurangi polusi pada lingkungan sekitar. Kemampuan mempertahankan kelembaban dapat membantu tanaman pada periode-periode kekeringan. Biochar juga sangat penting dalam memperkaya karbon organik pada tanah-tanah marginal dan mempercepat perkembangan mikroba-mikroba untuk penyerapan hara dalam tanah. Pembuatan Biochar Beberapa teknik pembuatan Biochar telah tersedia dari yang tradisional sampai maju. Cara mana yang terbaik tergantung pada ketersediaan sumber daya dan skala usaha. Demikian pula bahan dasar yang digunakan akan mempengaruhi sifat-sifat biochar itu sendiri dan mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap produktivitas tanah dan tanaman. Bahan baku pembuatan biochar umumnya adalah residu biomasa pertanian dan kehutanan seperti potongan kayu, tempurung kelapa, tandan kelapa sawit, tongkol jagung, sekam padi atau kulit buah kacang-kacangan dan bahan organik daur ulang lainnya. Biochar merupakan substansi arang kayu yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Biochar dibuat menggunakan proses pirolisis. Bahan baku yang digunakan adalah limbah-limbah pertanian dan limbah kehutanan. Bila limbah-limbah tersebut mengalami pembakaran dalam keadaan tanpa oksigen akan menghasilkan 3 substansi, yaitu: metana dan hidrogen yang dapat dijadikan bahan bakar, bio-oil yang dapat diperbaharui dan arang hayati (biochar). Aplikasi Biochar dalam Usahatani Padi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam bekerjasama dengan peneliti dari Balai Penelitian Tanah dan Balai Besar Penelitian Padi dengan dukungan dari Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) telah melaksanakan pengkajian di salah satu lokasi lahan penelitian di Kabupaten Aceh Besar yakni pengkajian pemanfaatan biochar dari sekam padi pada lahan sawah. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pemberian biochar pada lahan sawah untuk pertanaman padi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, sehingga jumlah kebutuhan pupuk dapat dihemat dengan tetap mempertahankan produktifitas padi yang tinggi. Biochar dapat menghemat kebutuhan pupuk dengan produktifitas padi tetap tinggi .

Prospek Biochar Peran biochar terhadap peningkatan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh jumlah biochar yang ditambahkan. Pemberian sebesar 0,4 sampai 8 t C ha-1 dilaporkan dapat meningkatkan produktivitas secara nyata antara 20 - 220%. Setiap tahunnya limbah kehutanan, perkebunan, pertanian dan peternakan yang mengandung karbon mencapai ratusan juta ton dan sering menjadi masalah dalam hal pembuangannya. Limbah jenis ini merupakan bahan sangat potensial diubah menjadi biochar dalam berbagai tingkat teknologi produksi. Sebagai gambaran sederhana, dari 50 juta ton produksi gabah tiap tahunnya ikut dihasilkan sekitar 60 juta ton merupakan "limbah" (jerami dan sekam padi) yang dapat diproses menjadi biochar.

M. Ferizal/ Basri AB-Tim BPTP Badan Litbang Pertanian BPTP Nangroe Aceh Darussalam Jl. Panglima Nyak Makam No. 27 Lampineung, BandaAceh-23125 Telp. 0651 -7551811, Fax. 0651 -7552077 Email: bptp-aceh@litbang.deptan.go.id Website: www.nad.litbang.deptan.go.id

You might also like