You are on page 1of 58

 Tujuan Mata Kuliah

 Mengembangkan kompetensi tenaga kependidikan yang


memiliki sikap-sikap profesional kependidikan, mampu
kode etik memberikan layanan kependidikan sesuai
lingkup tugasnya atas dasar kode etik profesi.

Profesional Judgement

Guru yang Profesional Tantangan & masalah Tugas

1
3. Administrasi Pendidikan

5. Kurikulum dan Proses


Belajar Mengajar Perkembangan Siswa
Layanan Administrasi Secara Optimal

2. Bimbingan Konseling
Layanan Instruksional

Layanan Bantuan

Bidang Layanan Profesional Guru di Sekolah

2
3. Tugas Pendukung
Layanan Administrasi
Pendidikan ?
6. Tugas Utama

Layanan instruksional ?

2. Tugas Pendukung
Layanan Bimbingan
& Konseling

3
Kemampuan Kombinasi Kuri. Antar
Bidang Kependidikan Fakultas

Kurikulum
LPTK

Kemampuan Kombinasi Kuri. Antar


Bidang Non Kependidikan Jurusan

 MANFAAT PEMAHAMAN TENTANG PROFESI KEPENDIDIKAN

Guru akan mampu:


• Berkomunikasi lebih baik dengan sejawatnya
• Mengambil keputusan profesional secara tepat & cepat, dalam memecahkan masalah-masalah
pendidikan yang dihadapi.
• Menilai pilihan-pilihan yang mungkin di muat dalam menjalankan tugasnya secara lebih
komprehensif dan kritis.

4
5
TENAGA KEPENDIDIKAN MENURUT UU NO.20
THN 2003 PASAL 1 dan pasal 39:

4. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang


mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.

2. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan


pengelolaan, pengem-bangan, pengawasan dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada satuan pendidikan.

3. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas


merencana-kan dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pem-belajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.

6
Penghasilan dan jaminan kesejahteraan
sosial yang pantas dan memadai.
Penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja
Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas
Perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual dan
Kesempatan untuk menggunakan sarana,
prasarana fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas 7
MENCIPTAKAN SUASANA PENDIDIKAN
YANG BERMAKNA, MENYENANGKAN,
KREATIF, DINAMIS DAN DIALOGIS
MEMPUNYAI KOMITMEN SECARA PROFE-
SIONAL UNTUK MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN DAN
MEMBERI TELADAN DAN MENJAGA NAMA
BAIK LEMBAGA, PROFESI DAN KEDUDUKAN
SESUAI DENGAN KEPERCAYAAN YANG
DIBERIKAN KEPADANYA
8
CIRI-CIRI GURU SEBAGAI PROFESI:

Menurut Chandler yaitu:


2.Lebih mementingkan layanan kemanusiaan dari
kepentingan pribadi.
3.Ada pengakuan dari masyarakat.
4.Praktek profesi itu didasarkan pada pengetahuan
dan keahlian khusus yang diperoleh dalam
waktu relatif lama.
5.Memiliki keaktivan intelektual tinggi.
6.Memiliki organisasi profesi yang menetapkan
standar kualifikasi.

9
Menurut Robert Richey (1962), yaitu:

3. Adanya komitmen dari anggotanya bahwa jabatan


guru meng haruskanpengikutnya mentaati semua
perintahnya
2. Menjunjung tinggi martabat kemanusiaan lebih dari
pada mencari keuntungan diri sendiri.
3. Suatu profesi mensyaratkan orangnya mengikuti
persiapan profesional dalam waktu tertentu
4. Harus selalu menambah pengetahuan agar terus
menerus bertumbuh dalam jabatannya.
5. Memiliki koe etik tertentu yang mengikat guru.
6. Memiliki kemampuan intelektual untuk menjawab
masalah masalah yang dihadapi.
7. Selalu ingin belajar terus menerus mengenai bidang
keahli an yang ditekuni.
8. Menjadi anggota dari suatu organisasi profesi.
9. Jabatan itu di pandang sebagai sumber suatu karier
hidup.

10
Ekspert/ahli
Memiliki otonomi dan rasa tanggungjawab
1. Peserta didik punya potensi untuk kesejawatan
Memiliki berkembang
2. Kegiatan mendidik adalah kegiatan sadar tujuan atau
intensional
MENGAPA PERLU PROFESI GURU
3. Peserta didik adalah manusia penuh teka-teki perlu
teori/hipotesis sebagaimana seharusnya tindakan mendidik
4. Pendidikan adalah suatu proses dialog antara pendidik dan
peserta didik
5. Pendidik mempunyai tujuan ideal dan tujuan instrumental

HAMBATAN DALAM MENINGKATKAN PROFESI GURU


1. Profesi pendidikan merupakan profesi,terbuka setiap orang punya
peluan untuk menjadi pendidik
2. Tuntutan kebutuhan masyarakat yang mendesak akan pendidik
(kebutuhan kuantitas tenaga guru yang mengorbankan kualitas)
5. Ilmu Pendidikan sebagai ilmu kurang jelas batas struktur dan batang
tubuh.

11
Guru/calon guru perlu memahami:
• Pengertian dan syarat-syarat profesi, profesi kependidikan,
serta pengembangan profesi kependidikan di Indonesia.
• Pengertian dan fungsi kode etik profesional, khususnya kode
etik
guru Indonesia.
• Fungsi dan tujuan organisasi profesional kependidikan PGRI.

Ada yang mengatakan profesional:


Dokter
Dalam kehidupan Pengacara
sehari-hari tentang Guru
istilah Profesi Ada yang mengatakan profesinya:
Pedagang
Penyanyi
Petinju
Penari
Tukang koran
Jabatan PD, instansi sipil/militer

12
• Melibatkan kegiatan intelektual
• Mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus
• Memerlukan persiapan lama untuk memangkunya
• Memerlukan latihan dalam jabatan yabg kontinu
• Merupakan karir hidup dan keanggotaan yang
permanen
• Menentukan baku perilaku
• Mempunyai organisasi profesional dan,
• Mempunyai kode etik yang ditaati oleh anggotanya.

Belum sepenuhnya merupakan jabatan profesional

Status Semi Profesional


Jabatan
Guru
Profesi yang baru muncul, status lebih tinggi dari
jabatan semi profesional mendekati jabatan profesi penuh.

13
Peningkatan Kualitas Profesi Melalu
Profesionalisa Sangat Penting

Ada enam asumsi yang mendasari:


• Subyek pendidikan adalah manusia
• Pendidikan dilakukan secara intensional
• Teori-teori pendidikan merupakan jawaban
kerangka
hipotesis dalam menjawab permasalahan
pendidikan
• Pendidikan bertolak dari asumsi pokok,
bahwa manusia
mempunyai potensi yang baik untuk
berkembang
• Inti pendidikan terjadi dalam prosesnya
14
PERKEMBANGAN PROFESI GURU DI
INDONESIA.
Sejarah Kualifikasi Guru
Guru-guru pada mulanya diangkat dari orang-
orang yang tidak dididik secara khusus untuk
menjadi guru berangsur-angsur dilengkapi dan
ditambah dengan guru-guru yang lulus dari
Sekolah Guru (KWEEKSCHOOL)

15
• Kurukulumnya hanya mementingkan
Sekolah Guru dan
Waktu itu ilmu pengetahuan yang akan diajarkan.
Sekolah Normal • Belum dimasukkan ilmu mendidik &
psikologi.

Berdiri sekolah-sekolah umum

yang lebih tinggi tingkatnya: HIS, MULO, HBS, AMS

Maka berdiri pula lembaga pendidikan guru dan kursus-kursus


yang mempersiapkan guru : HKS, Kursus HA

16
Karena kebutuhan Guru yang mendesak, maka
Pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima
macam Guru:

3. Guru lulusan Sekolah Guru yang


dianggap sebagai guru yang
berwewenang penuh.
4. Guru yang bukan lulusan Sekolah Guru,
tetapi lulus ujian yang diadakan untuk
jadi guru.
5. Guru bantu, yakni lulusan ujian guru
bantu.
6. Guru yang dimagangkan kepada
seorang guru senior, yang merupakan
calon guru. 17
Sekarang hanya ada lembaga pendidikan guru yang
tunggal: Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Di Indonesia ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

18
19
PENETAPAN KODE ETIK

Hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang


berlaku dan mengikat para anggotanya tidak boleh
perorangan.

SANGSI PELANGGARAN KODE


ETIK
a. Sangsi terhadap pelanggaran kode etik adalah sangsi
moral,
misal: mendapat celaan dari rekan-rekan.
b. Sangsi terberat: si pelanggar dikeluarkan dari
organisasi profesi

KODE ETIK GURU INDONESIA 20


1. Guru berbakti membimbing peserta didik
untuk mem bentuk manusia Indonesia
seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran
profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi
mengenai peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sebaik-baiknya
yang menunjang berhasilnya PBM.

21
1. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan
tanggungjawab bersama terhadap pendidikan.
2. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
3. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluarga an,
dan kesetiakawanan sosial.
4. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
5. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.

22
ORGANISASI PROFESIONAL PENDIDIKAN

• PGRI : Persatuan Guru Republik Indonesia


• ISPI : Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
• IPBI : Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
• HISAPIN : Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia
• HSPBI : Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

23
SIKAP PROFESIONAL KEPENDIDIKAN
RASIONAL Bersikap yang baik terhadap profesinya
Seorang Guru
Bagaimana seharusnya sikap profesional dikembangkan

PENGERTIAN
Perilaku khusus guru yang berhubungan dengan profesinya, meliputi sikap
terhadap:
4. Peraturan Perundang-undangan
5. Organisasi Profesi
6. Teman sejawat
7. Anak didik
8. Tempat kerja
9. Pimpinan
10. Pekerjaan :
11) Guru sebagai (merupakan) unsur aparatur negara dan abdi negara.
12) Guru secara bersama-sama memeliharadan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
- Fungsi pengembagan dalam organisasi profesi
- Peningkatan mutu program.
24
25
PENGEMBANGAN SIKAP
PROFESIONAL

- Pengembangan sikap selama pendidikan


pra jabatan
- Pengembangan sikap selama dalam
jabatan.

26
1. TUGAS SEBAGAI PROFESI
a. Mendidik (meneruskan nilai-nilai hidup manusia)
b. Mengajar (meneruskan dan mengembangkan ilmu
penegtahuan dan teknologi)
c. Melatih (mengembangkan keterampilan dan pene-
rapannya)
2. TUGAS BIDANG KEMANUSIAAN
3. TUGAS BIDANG KEMAYARAKATAN

27
PERANAN GURU
4. DEMONSTRATOR
5. MEDIATOR DAN FASILITATOR
6. EVALUATOR
7. ADMINISTRATOR KELAS
8. MOTIVATOR

28
1. MEMILIKI KOMPETENSI PERSONAL
a. Mengembangkan kepribadian
b. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik
c. Melaksanakan bimbingan dna penyuluhan
d. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan
pengajaran
2. Memiliki kompetensi profesional
a. Menguasai landasan kependidikan
b. Menguasai bahan pengajaran
c. Menyusun program pengajaran
d. Melaksanakan program pengajaran
e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar
29
1. SEBAGAI PEMIMPIN
2. SEBAGAI ADMINISTRATOR
PENDIDIKAN
3. SEBAGAI SUPERVISOR
4. SEBAGAI MANAJER PENDIDIKAN

30
BIMBINGAN KONSELING
• POTENSI MASALAH
- Manusia memiliki potensi-potensi yang dapat
dikembangkan untuk mencapai kebahagiaan
- Tidak semua individu memahami potensinya

apalagi tentang cara pengembangannya


- Dalam hidupnya individu menghadapi banyak
masalah tidak semua individu mampu meng-
atasinya.
Untuk mampu mengenali potensi-potensinya
dan meggembangkannya secara optimal serta
mampu memecahkan masalah yang dihadapi 31

nya diperlukan Bimbingan orang lain.


PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
 BIMBINGAN: Adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri, dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan an keadaan keluarga serta
masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan
hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.

 KONSELING: Adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang


individu dimana yag seorang (konselor) membatu yang lain (konseli)
supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubugannya dengan
masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan yang akan datang.

32
TUJUAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
- Mengatasi kesulitan dalam belajar

- Mengatasi terjadinya kebiasan-kebiasaan yang tidak baik yang


dilakukan saat PBM berlangsung dan dalam hubungan sosial.
- Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan
jasmani.
- Mengatasi kesulita-kesulitan yang berhubungan dengan kelanjutan
studi
- Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan
perencanaan
dan pemilihan jenis pekerjaan.
- Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah-
masalah sosial-emosional yang bersumber dari diri sendiri, lingkungan
sekolaH, keluarga dan lingkungan yang lebih luas.

33
• DOWNING (1986), Tujuan Bimbingan: Pendidikan terhadap diri
sendiri.

• Secara Umum, membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang


dihadapi siswa sehingga terjadi PBM yang efektif dan efisien.

• Pertanda Bahwa Siswa mengalami kesulitan belajar


- Hasil belajarnya rendah
- Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan
- Menunjukkan sikap yang kurang wajar: suka menentang, dusta, tidak
mau melaksanakan tugas.
- Menunjukkan tingkah laku yang berlainan: suka membolos, suka
menganggu dsb.

34
JENIS-JENIS BIMBINGAN

1. BIMBINGAN BELAJAR

- Cara belajar kelompok/individual


- Cara mengelola waktu dan kegiatan belajar
- Efisiensi menggunakan buku pelajaran
- Cara mengatasi kesulitan yang berhubungan
dengan bidang studi
- Cara proses dan prosedur mengikuti pelajaran

35
1. BIMBINGAN SOSIAL
Membantu memecahkan an mengatasi
kesulitan yang berkaitan
denganmasalah sosial sehingga
tercipta suasana belajar mengajar
yang kondusif secara umum untuk:
Memperoleh kelompok belajar dan
bermain yang sesuai
Membantu memperoleh persahabatan
yang sesuai
Membantu mendapatkan kelompok
sosial untuk memecahkan masalah 36
1. BIMBINGAN DALAM MENGATASI MASALAH-
MASALAH PRIBADI
Bantuan konseling terhadap masalah akibat
konflik antara:
Perkembangan intelektual dan emosionalnya.
Bakat dengan aspirasi lingkungannya
Kehendak siswa dengan orang tua/lingkungannya
Kepentingan siswa dengan orang
tua/lingkungannya
Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
Bakat dengan pendidikan yang kurang bermutu.

37
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Bimbingan dalam memperhatikan perkembangan siswa sebagai


individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk
berkembang
2. Bimbingan berkisar pada dunia subyektif masing-masing
individu
3. Kegiatan bimbingan dilakukan atas dasar kesepakatan antara
pembimbing dan yang dibimbing
4. Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan
keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang
mempunyai hak asasi
5. Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah.
Mengintegrasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan
pemberian bantuan psikologis
6. Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk
individu yang bermasalah saja.
7. Bimbingan merupakan suatu proses yang berlangsung, terus
menerus, berkesinambungan, berurutan dan mengikuti tahap-
tahap perkembangan.
38
39
PRINSIP-PRINSIP BK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN INDIVIDU YANG DI BIMBING
Layanan BK diberikan pada semua siswa
Harus ada kriteria untuk menatur prioritas layanan
kepada siswa tertentu
Program BK harus terpusat pada siswa
Layanan BK harus dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba
ragam dan serba luas
Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan
oleh individu yang di bimbing
Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-
angsur dapat membimbing dirinya sendiri

40
41
42
6. Asas Kedinamisan
7. Asas Keterpaduan
8. Asas Kenormatifan
9. Asas Keahlian
10. Asas Alih tangan
11. Asas Tut wuri handayani

• ORIENTASI LAYANAN BK
2.Orientasi Individual
Pada hakikatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama
lainnya
2. Orientasi Perkembangan
Masing-masing individu berada pada usia perkembangan
3. Orientasi masalah
Layanan bimbingan dan konseling harus bertolah dari masalah yang sedang
dihadapi oleh klien

• KODE ETIK BK
(Oleh Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)
43
Dalam Buku H-77 s/d H-80
1. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribai
integritas dan keyakinan klien
2. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan
klien di atas kepentingan pribadi
pembimbing/konselor sendiri
3. Pembimbing/konselor tidak membedakan klien atas
dasar suku bangsa, warna kulit, kepercayaan atau
status sosial ekonomi.
4. Pembimbing/konselor dapat menguasai dirinya
dalam arti berusaha untuk mengerti kekurangan-
kekurangan dan prasangka-prasangka yang ada
pada dirinya yang dapat mengakibatkan rendahnya
mutu layanan yang akan diberikan serta merugikan
klien.
5. Pembimbing/konselor mempunyai serta
memperlihatkan sifat: rendah hati, sederhana,
sabar, tertib dan percaya pada paham hidup sehat.
44
6. Pembimbing/konselor terbuka terhadap
saran/pandangan yang diberikan padanya, dalam
hubungannya dengan ketentuan-ketentuan tingkah
laku profesional sebagaimana kode etik BK
7. Pembimbing/konselor memiliki sifat tanggung jawab
baik terhadap lembaga dan orang-orang yang
dilayani
8. Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya
setinggi mungkin
9. Pembimbing/konselor menguasai pengetahuan dasar
yangmemadai tentang hakikat dan tingkah laku
orang serta teknik dan prosedur layanan sebaik-
baiknya
10. Seluruh catatan tentang diri klien informasi yang
bersifat rahasia, dan pembimbing menjaga
kerahasiaan itu.

45
kepribadian seperti taraf intelegensi, minat, bakat dan
kecenderungan
dalam diri pribadiseseorang

12. Data hasil tes psikologis harus diintegrasikan dengan


informasi lain yang
diperoleh dari sumber lain.

13. Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada klien


mengenai alasan
digunakannya tes psikologis dan apa hubungannya dengan
masalah yang
dihadapi klien

14. Hasil tes psikologi harus diberitahu pada klien dengan


disertai alasan-
alasan tentang kegiatannya. Dan hasil-hasil tersebut dapat
diberitahukan
pada pihak lain, sejauh pihak itu ada hubungannya dengan
usaha
bantuan pada klien dan tidak merugikan klien sendiri.

46
Bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan bersama. Semua
personel sekolah (Kepala Sekolah,, Guru, Konselor, Tenaga Administrasi)
mempunyai peranan masing-masing dalam pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling.
Untuk dapat mensukseskan misi BK diperlukan program yang komprehensip
dan mantap.
Program ini harus disusun dengan tepat sesuai dengan hasil identifikasi
masalah.
Oleh karena itu, program BK di setiap jenjang pendidikan berbeda satu sama
lain sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa pada masing-masing
kelompok umur itu.

Terlepasa dari peranan personel pendidikan lain di sekolah, guru mempunyai


peranan amat penting dalam pelaksanaan BK di sekolah.hal ini disebabkan
oleh posisi guru yang memungkinkannya bergaul lebih banyak dengan
siswa,sehingga mempunyai kesempatan tatap muka lebih banyak
dibandingkan personel sekolah yang lainnya. Karena itu, guru dapat
memerankan bimbingan pada siswa baik di dalam maupun di luar kelas.

* Guru sangat menguasai informasi tentang siswa *

47
MANFAAT PROGRAM BK
2. Memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha, biaya dengan
menghindari kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak
menguntungkan
3. Memungkinkan siswa mendapat layanan BK secara seimbang dan
menyeluruh baik dalam hal kesempata, ataupun dalam jenis layanan
bimbingan yang diperlukan
4. Memungkinkan setiap petugas mengetahui bagaimana dan dimana
mereka harus melakukan upaya secara tepat
5. Memungkinkan para petugas untuk menghayati pegalaman yang
sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan
48
siswa yang di bimbing.
49
VARIASI PROGRAM BK MENURUT JENJANG PENDIDIKAN
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN PROGRAM

3. Menyusun tuuan jenjang pendidikan


tertentu
4. Menyusun tugas-tugas perkembangan
dan kebutuhan peserta didik pada tahap
perkembangan tertentu
5. Menyusun pola dasar yang dipedomani

6. Menentukan komponen-komponen BK
yang diprioritaskan
7. Menentukan bentuk-bentuk bimbingan
yang diutamakan 50
Karakteristik Layanan BK pada SD
2. Lebih menekankan pada aktifitas-aktifitas belajar
3. Mengatur kegiatan belajar dengan bertanggung jawab
4. Dapat berbuat dengan cara-cara yang dapat diterima oleh orang
dewasa dan sebayanya
5. Mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan menghitung
6. Mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan
dan membentuk kata hati.

51
Karakteristik Layanan BK pada
SMP
Bimbingan belajar
Bimbingan hubungan muda-mudi
Hubungan sosial (kelompok sebaya =
Peer Group)
Bimbingan berorientasi pada tugas-
tugas perkembangan antara usia 12-15
tahun
Bimbingan karir. 52
Karakteristik Layanan BK pada PT
2. Bimbingan belajar di PT/bimbingan yang bersifat akademik
3. Hubungan sosial dan hubunga muda-mudi

Tenaga Bimbingan di Sekolah


2. Kepala sekolah
3. Peyuluh pendidikan/konselor sekolah
4. Guru penyuluh/wali kelas
5. Guru
6. Petugas administrasi.
53
K e p a la S e k o la h BP3

S ta f G u ru S ta f B P S t a f s e k o la h la in n y a
K o o r d in a s i
P e n y u lu h
P e tu g a s A d m .

W a li k e la s W a li k e la s W a li k e la s W a li k e la s W a li k e la s

S is w a S is w a S i s w a S is w a S is w a

54
55
PERANAN GURU DALAM BK DI
SEKOLAH
2. Tugas dalam Layanan Bimbingan
dalam Kelas
3. Di luar Kelas

56
TUGAS GURU DALAM BIMBINGAN DI KELAS
1) Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar
a. Menandai siswa yang diperkirakan mengalami
masalah
b. Megidetifikasi mata pelajaran di mana siswa
mendapat nilai rendah
c. Menelusuri bidang di mana siswa mengalami
kesulitan yang menyebabkan nilainya rendah
d. Melaksanakan tindak lanjut. (misal: pelajaran
tambahan dengan bimbingan guru secara khusus)
2) Guru memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangannya kepada murid
dalam memecahkan masalah pribadi.

57
• Kerjasama Guru dan Konselor dalam Layanan BK
Layanan BK di sekolah akan lebih efektif jika guru dapat
bekerjasama dengan konselor dalam PBM.
Kegiatan-kegiatan BK dilaksanakan di sekolah dikoordinasikan oleh
konselor, dengan demikian pelaksanaan bimbingan oleh guru-guru
tidak lepas begitu saja, tetapi dipantau oleh konselor.

58

You might also like