Professional Documents
Culture Documents
Profesional Judgement
1
3. Administrasi Pendidikan
2. Bimbingan Konseling
Layanan Instruksional
Layanan Bantuan
2
3. Tugas Pendukung
Layanan Administrasi
Pendidikan ?
6. Tugas Utama
Layanan instruksional ?
2. Tugas Pendukung
Layanan Bimbingan
& Konseling
3
Kemampuan Kombinasi Kuri. Antar
Bidang Kependidikan Fakultas
Kurikulum
LPTK
4
5
TENAGA KEPENDIDIKAN MENURUT UU NO.20
THN 2003 PASAL 1 dan pasal 39:
6
Penghasilan dan jaminan kesejahteraan
sosial yang pantas dan memadai.
Penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja
Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan
pengembangan kualitas
Perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual dan
Kesempatan untuk menggunakan sarana,
prasarana fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas 7
MENCIPTAKAN SUASANA PENDIDIKAN
YANG BERMAKNA, MENYENANGKAN,
KREATIF, DINAMIS DAN DIALOGIS
MEMPUNYAI KOMITMEN SECARA PROFE-
SIONAL UNTUK MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN DAN
MEMBERI TELADAN DAN MENJAGA NAMA
BAIK LEMBAGA, PROFESI DAN KEDUDUKAN
SESUAI DENGAN KEPERCAYAAN YANG
DIBERIKAN KEPADANYA
8
CIRI-CIRI GURU SEBAGAI PROFESI:
9
Menurut Robert Richey (1962), yaitu:
10
Ekspert/ahli
Memiliki otonomi dan rasa tanggungjawab
1. Peserta didik punya potensi untuk kesejawatan
Memiliki berkembang
2. Kegiatan mendidik adalah kegiatan sadar tujuan atau
intensional
MENGAPA PERLU PROFESI GURU
3. Peserta didik adalah manusia penuh teka-teki perlu
teori/hipotesis sebagaimana seharusnya tindakan mendidik
4. Pendidikan adalah suatu proses dialog antara pendidik dan
peserta didik
5. Pendidik mempunyai tujuan ideal dan tujuan instrumental
11
Guru/calon guru perlu memahami:
• Pengertian dan syarat-syarat profesi, profesi kependidikan,
serta pengembangan profesi kependidikan di Indonesia.
• Pengertian dan fungsi kode etik profesional, khususnya kode
etik
guru Indonesia.
• Fungsi dan tujuan organisasi profesional kependidikan PGRI.
12
• Melibatkan kegiatan intelektual
• Mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus
• Memerlukan persiapan lama untuk memangkunya
• Memerlukan latihan dalam jabatan yabg kontinu
• Merupakan karir hidup dan keanggotaan yang
permanen
• Menentukan baku perilaku
• Mempunyai organisasi profesional dan,
• Mempunyai kode etik yang ditaati oleh anggotanya.
13
Peningkatan Kualitas Profesi Melalu
Profesionalisa Sangat Penting
15
• Kurukulumnya hanya mementingkan
Sekolah Guru dan
Waktu itu ilmu pengetahuan yang akan diajarkan.
Sekolah Normal • Belum dimasukkan ilmu mendidik &
psikologi.
16
Karena kebutuhan Guru yang mendesak, maka
Pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima
macam Guru:
18
19
PENETAPAN KODE ETIK
21
1. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan
tanggungjawab bersama terhadap pendidikan.
2. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
3. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluarga an,
dan kesetiakawanan sosial.
4. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
5. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
22
ORGANISASI PROFESIONAL PENDIDIKAN
23
SIKAP PROFESIONAL KEPENDIDIKAN
RASIONAL Bersikap yang baik terhadap profesinya
Seorang Guru
Bagaimana seharusnya sikap profesional dikembangkan
PENGERTIAN
Perilaku khusus guru yang berhubungan dengan profesinya, meliputi sikap
terhadap:
4. Peraturan Perundang-undangan
5. Organisasi Profesi
6. Teman sejawat
7. Anak didik
8. Tempat kerja
9. Pimpinan
10. Pekerjaan :
11) Guru sebagai (merupakan) unsur aparatur negara dan abdi negara.
12) Guru secara bersama-sama memeliharadan meningkatkan mutu organisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
- Fungsi pengembagan dalam organisasi profesi
- Peningkatan mutu program.
24
25
PENGEMBANGAN SIKAP
PROFESIONAL
26
1. TUGAS SEBAGAI PROFESI
a. Mendidik (meneruskan nilai-nilai hidup manusia)
b. Mengajar (meneruskan dan mengembangkan ilmu
penegtahuan dan teknologi)
c. Melatih (mengembangkan keterampilan dan pene-
rapannya)
2. TUGAS BIDANG KEMANUSIAAN
3. TUGAS BIDANG KEMAYARAKATAN
27
PERANAN GURU
4. DEMONSTRATOR
5. MEDIATOR DAN FASILITATOR
6. EVALUATOR
7. ADMINISTRATOR KELAS
8. MOTIVATOR
28
1. MEMILIKI KOMPETENSI PERSONAL
a. Mengembangkan kepribadian
b. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik
c. Melaksanakan bimbingan dna penyuluhan
d. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan
pengajaran
2. Memiliki kompetensi profesional
a. Menguasai landasan kependidikan
b. Menguasai bahan pengajaran
c. Menyusun program pengajaran
d. Melaksanakan program pengajaran
e. Menilai hasil dan proses belajar mengajar
29
1. SEBAGAI PEMIMPIN
2. SEBAGAI ADMINISTRATOR
PENDIDIKAN
3. SEBAGAI SUPERVISOR
4. SEBAGAI MANAJER PENDIDIKAN
30
BIMBINGAN KONSELING
• POTENSI MASALAH
- Manusia memiliki potensi-potensi yang dapat
dikembangkan untuk mencapai kebahagiaan
- Tidak semua individu memahami potensinya
32
TUJUAN BIMBINGAN DI SEKOLAH
- Mengatasi kesulitan dalam belajar
33
• DOWNING (1986), Tujuan Bimbingan: Pendidikan terhadap diri
sendiri.
34
JENIS-JENIS BIMBINGAN
1. BIMBINGAN BELAJAR
35
1. BIMBINGAN SOSIAL
Membantu memecahkan an mengatasi
kesulitan yang berkaitan
denganmasalah sosial sehingga
tercipta suasana belajar mengajar
yang kondusif secara umum untuk:
Memperoleh kelompok belajar dan
bermain yang sesuai
Membantu memperoleh persahabatan
yang sesuai
Membantu mendapatkan kelompok
sosial untuk memecahkan masalah 36
1. BIMBINGAN DALAM MENGATASI MASALAH-
MASALAH PRIBADI
Bantuan konseling terhadap masalah akibat
konflik antara:
Perkembangan intelektual dan emosionalnya.
Bakat dengan aspirasi lingkungannya
Kehendak siswa dengan orang tua/lingkungannya
Kepentingan siswa dengan orang
tua/lingkungannya
Situasi sekolah dengan situasi lingkungan
Bakat dengan pendidikan yang kurang bermutu.
37
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
40
41
42
6. Asas Kedinamisan
7. Asas Keterpaduan
8. Asas Kenormatifan
9. Asas Keahlian
10. Asas Alih tangan
11. Asas Tut wuri handayani
• ORIENTASI LAYANAN BK
2.Orientasi Individual
Pada hakikatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama
lainnya
2. Orientasi Perkembangan
Masing-masing individu berada pada usia perkembangan
3. Orientasi masalah
Layanan bimbingan dan konseling harus bertolah dari masalah yang sedang
dihadapi oleh klien
• KODE ETIK BK
(Oleh Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia)
43
Dalam Buku H-77 s/d H-80
1. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribai
integritas dan keyakinan klien
2. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan
klien di atas kepentingan pribadi
pembimbing/konselor sendiri
3. Pembimbing/konselor tidak membedakan klien atas
dasar suku bangsa, warna kulit, kepercayaan atau
status sosial ekonomi.
4. Pembimbing/konselor dapat menguasai dirinya
dalam arti berusaha untuk mengerti kekurangan-
kekurangan dan prasangka-prasangka yang ada
pada dirinya yang dapat mengakibatkan rendahnya
mutu layanan yang akan diberikan serta merugikan
klien.
5. Pembimbing/konselor mempunyai serta
memperlihatkan sifat: rendah hati, sederhana,
sabar, tertib dan percaya pada paham hidup sehat.
44
6. Pembimbing/konselor terbuka terhadap
saran/pandangan yang diberikan padanya, dalam
hubungannya dengan ketentuan-ketentuan tingkah
laku profesional sebagaimana kode etik BK
7. Pembimbing/konselor memiliki sifat tanggung jawab
baik terhadap lembaga dan orang-orang yang
dilayani
8. Pembimbing/konselor mengusahakan mutu kerjanya
setinggi mungkin
9. Pembimbing/konselor menguasai pengetahuan dasar
yangmemadai tentang hakikat dan tingkah laku
orang serta teknik dan prosedur layanan sebaik-
baiknya
10. Seluruh catatan tentang diri klien informasi yang
bersifat rahasia, dan pembimbing menjaga
kerahasiaan itu.
45
kepribadian seperti taraf intelegensi, minat, bakat dan
kecenderungan
dalam diri pribadiseseorang
46
Bimbingan konseling di sekolah merupakan kegiatan bersama. Semua
personel sekolah (Kepala Sekolah,, Guru, Konselor, Tenaga Administrasi)
mempunyai peranan masing-masing dalam pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling.
Untuk dapat mensukseskan misi BK diperlukan program yang komprehensip
dan mantap.
Program ini harus disusun dengan tepat sesuai dengan hasil identifikasi
masalah.
Oleh karena itu, program BK di setiap jenjang pendidikan berbeda satu sama
lain sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa pada masing-masing
kelompok umur itu.
47
MANFAAT PROGRAM BK
2. Memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha, biaya dengan
menghindari kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak
menguntungkan
3. Memungkinkan siswa mendapat layanan BK secara seimbang dan
menyeluruh baik dalam hal kesempata, ataupun dalam jenis layanan
bimbingan yang diperlukan
4. Memungkinkan setiap petugas mengetahui bagaimana dan dimana
mereka harus melakukan upaya secara tepat
5. Memungkinkan para petugas untuk menghayati pegalaman yang
sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan
48
siswa yang di bimbing.
49
VARIASI PROGRAM BK MENURUT JENJANG PENDIDIKAN
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN PROGRAM
6. Menentukan komponen-komponen BK
yang diprioritaskan
7. Menentukan bentuk-bentuk bimbingan
yang diutamakan 50
Karakteristik Layanan BK pada SD
2. Lebih menekankan pada aktifitas-aktifitas belajar
3. Mengatur kegiatan belajar dengan bertanggung jawab
4. Dapat berbuat dengan cara-cara yang dapat diterima oleh orang
dewasa dan sebayanya
5. Mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan menghitung
6. Mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan
dan membentuk kata hati.
51
Karakteristik Layanan BK pada
SMP
Bimbingan belajar
Bimbingan hubungan muda-mudi
Hubungan sosial (kelompok sebaya =
Peer Group)
Bimbingan berorientasi pada tugas-
tugas perkembangan antara usia 12-15
tahun
Bimbingan karir. 52
Karakteristik Layanan BK pada PT
2. Bimbingan belajar di PT/bimbingan yang bersifat akademik
3. Hubungan sosial dan hubunga muda-mudi
S ta f G u ru S ta f B P S t a f s e k o la h la in n y a
K o o r d in a s i
P e n y u lu h
P e tu g a s A d m .
W a li k e la s W a li k e la s W a li k e la s W a li k e la s W a li k e la s
S is w a S is w a S i s w a S is w a S is w a
54
55
PERANAN GURU DALAM BK DI
SEKOLAH
2. Tugas dalam Layanan Bimbingan
dalam Kelas
3. Di luar Kelas
56
TUGAS GURU DALAM BIMBINGAN DI KELAS
1) Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar
a. Menandai siswa yang diperkirakan mengalami
masalah
b. Megidetifikasi mata pelajaran di mana siswa
mendapat nilai rendah
c. Menelusuri bidang di mana siswa mengalami
kesulitan yang menyebabkan nilainya rendah
d. Melaksanakan tindak lanjut. (misal: pelajaran
tambahan dengan bimbingan guru secara khusus)
2) Guru memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangannya kepada murid
dalam memecahkan masalah pribadi.
57
• Kerjasama Guru dan Konselor dalam Layanan BK
Layanan BK di sekolah akan lebih efektif jika guru dapat
bekerjasama dengan konselor dalam PBM.
Kegiatan-kegiatan BK dilaksanakan di sekolah dikoordinasikan oleh
konselor, dengan demikian pelaksanaan bimbingan oleh guru-guru
tidak lepas begitu saja, tetapi dipantau oleh konselor.
58