You are on page 1of 40

Membina Rumah Tangga dan Memelihara

Nilai Pernikahan

MEMBINA RUMAH TANGGA


DAN MEMELIHARA NILAI-NILAI
PERNIKAHAN SESUAI
BIMBINGAN AGAMA ISLAM
OLEH : H. MAS’OED ABIDIN

َ‫ وَ َنعُوْذُ بِالِ َتعَالى‬، ُ‫س َت ْغ ِفرُه‬


ْ َ‫حمَدُ هُ وَ َن سْ َتعِ ْيُنهُ وَ ن‬
ْ ‫ َن‬،ِ‫الحَمْدُ ِل‬
ّ‫ مَ نْ َيهْدِ هِ الُ فَلَ مُضِل‬،‫عمَالِنَا‬ ْ َ‫سيّئَاتِ أ‬
َ ْ‫سنَا وَ مَ ن‬ ِ ُ‫سرُ ْورِ َأ ْنف‬
ُ ْ‫مِ ن‬
ُ‫شهَدُ أَ نْ لَ ِإلَ هَ إِلّ الُ َوحْدَ ه‬ ْ ‫ وَ َأ‬،ُ‫ضلِلْ فَلَ هَادِىَ لَ ه‬ ْ ُ‫ وَ مَ نْ ي‬،ُ‫لَ ه‬
َ‫ و‬،َ‫لمَا َنة‬ َ ‫ َأدّى ا‬،ُ‫عبْدُ هُ وَ رَ سُ ْوُله‬
َ ‫حمّدًا‬
َ ‫ش َهدُ أَنّ ُم‬ ْ َ‫ وَ أ‬،ُ‫شرِيْ كَ لَ ه‬َ َ‫ل‬
ّ‫ الّلهُم‬،ِ‫جهَادِ ه‬ِ ّ‫ وَ جَاهَدَ ف يِ الِ حَق‬،ِ‫ل ّمة‬ ُ ِ‫َبلّ غَ الرّ سَاَلةَ وَ نَ صَحَ ل‬
.ُ‫ َأمّا َب ْعد‬.ِ‫صحْبه‬
َ َ‫ وَ عَلىَ آله و‬،‫سلّمْ وَ بَا ِركْ عَلىَ ُمحَمّد‬ َ َ‫صَلّ و‬
Pernikahan Warisan Indah Sunnah Rasulullah
Sabda Rasulullah SAW, “an- nikahu sunnati, man
raghiba ‘an sunnati falaisa minni”, artinya “nikah itu
sunnahku, dan yang tidak mau mengikuti sunnahku,
tidaklah termasuk umatku” (al Hadist). Dengan
menikah, dua orang yang sebelumnya masih asing,
mengikat diri dalam satu aqad atau perjanjuan nikah
dan ijab-kabul dihadapan wali, saksi dan qadhi
(penghulu), untuk saling perhatian, kasih sayang,
kepedulian, simpati, ketulusan, dan cinta (mahabbah).

KRITERIA MEMILIH ISTERI


84

Sesuai Bimbingan Agama Islam

a. Beragama Islam dan shalehah (QS. Al-Nisâ’/4:


34)
Rasul Allâh SAW bersabda, “Perempuan dinikahi
karena empat faktor: Pertama, karena harta; Kedua,
karena kecantikan; Ketiga, kedudukan; dan Keempat,
karena agamanya. Maka hendaklah engkau pilih yang
taat beragama, engkau pasti bahagia.” (HR. Bukhâriy
dan Muslim).
b. Berasal dari keturunan yang baik-baik
Rasul Allâh SAW bersabda, “Jauhilah oleh kamu
sicantik yang beracun!, lalu sahabat bertanya: “Wahai
Rasul Allâh, siapakah perempuan yang beracun itu?
jawab Rasul Allâh,”Perempuan yang cantik tapi berada
dalam lingkungan yang jahat.” (HR. Dâr al-Quthniy).
c. Masih perawan
Diriwayatkan dari Jabir, Rasul Allâh SAW bersabda,
“Sesungguhnya Rasul Allâh telah berkata kepadanya,
kata Beliau: “Hai Jabir, apakah engkau kawin dengan
perawan atau dengan janda?” Jawab Jabir: “Saya
kawin dengan janda”. Kata beliau: “Alangkah baiknya
jika engkau kawin dengan perawan. Engkau dapat
menjadi hiburan baginya dan diapun menjadi hiburan
bagimu.” (HR. Jama’ah).

d. Carilah perempuan yang Sehat atau tidak


Mandul
Rasul Allâh SAW bersabda, “Dari Mu’qil bin Yasar,
katanya telah datang seorang laki-laki kepada Nabi
SAW. Kata laki-laki itu, “Saya telah mendapat seorang
perempuan yang bangsawan dan cantik tapi hanya dia
tidak beranak (mandul). Baikkah saya kawin dengan
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

dia ?”. Jawab Nabi SAW, “Jangan”, kemudian laki-laki


itu datang untuk kedua kalinya dan Nabi tetap
melarangnya. Kemudian pada kali ketiga laki-laki itu
datang lagi. Nabi bersabda: “Kawinlah dengan yang
dikasihi dan berkembang menghasilkan keturunan
(subur)”. (HR. Abu Dâud dan Al-Nasâ’i).

e. Beraklak mulia, sopan santun, bertutur kata


baik.

KRITERIA MEMILIH LAKI-LAKI CALON SUAMI


a. Laki-laki yang beragama Islam dan shaleh (QS.
Al-Nûr/24: 3 dan 26).
b. Mempunyai kemampuan membiayai
kehidupan Rumah Tangga (sesuai dengan
hadits Mutafaqq `alaihi – “yâ ma`syar al-syabâb”).
c. Cerdas dan Sehat (layak untuk berumah tangga,
baik jasmani dan rohani). dan
d. Cakap Hukum (Baligh).
e. Berakhlak mulia, sopan santun, bertutur kata
baik dan pandai bergaul di tengah keluarga.
KELUARGA SAKINAH SESUDAH NIKAH
Setelah akad nikah dilaksanakan, suami isteri
mempunyai hak dan kewajiban, untuk mencapai
tujuan perkawinan, membentuk keluarga bahagia dan
kekal dalam aturan syari’at Islam, yang disebutkan
dengan “Rumahku adalah syorgaku”.
Ada berapa resep untuk mewujudkan keluarga
Sesuai Bimbingan Agama Islam

sakinah dan bahagia.1 Di antaranya :


1. Saling Mengerti antara Suami-isteri
Seorang suami atau isteri harus tahu latar belakang
pribadi masing-masing. Karena pengetahuan terhadap
latar belakang pribadi masing-masing adalah sebagai
dasar untuk menjalin komunikasi masing-masing. Dan
dari sinilah seorang suami atau isteri tidak akan
memaksakan egonya. Banyak keluarga hancur,
disebabkan oleh sifat egoisme. Ini artinya seorang
suami tetap bertahan dengan keinginannya dan begitu
pula isteri. Seorang suami atau isteri hendaklah
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a) Perjalanan hidup masing-masing,
b) Adat istiadat daerah masing-masing (jika suami
isteri berbeda suku dan atau daerah),
c) Kebiasaan masing-masing,
d) Selera, kesukaan atau hobi,
e) Pendidikan,
f) Karakter/sikap pribadi secara proporsional (baik
dari masing-masing, maupun dari orang-orang
terdekatnya, seperti orang tua, teman ataupun
saudaranya, dan yang relevan dengan ketentuan
yang dibenarkan syari`at.
2. Saling Menerima
Suami isteri harus saling menerima satu sama lain.
Suami isteri itu ibarat satu tubuh dua nyawa. Tidak
salah kiranya suami suka warna merah, si isteri
suka warna putih, tidak perlu ada penolakan.
Dengan keredhaan dan saling pengertian, jika

1 Prof. Dr. Zakiah Darajat dalam bukunya “Ketenangan dan


Kebahagiaan Dalam Keluarga” memberikan 5 (lima) resep
mewujudkan keluarga tenang dan bahagia
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

warna merah dicampur dengan warna putih, maka


akan terlihat keindahannya.
3. Saling Menghargai
Seorang suami atau isteri hendaklah saling menghargai:
a. Perkataan dan perasaan masing-
masing
b. Bakat dan keinginan masing-masing
c. Menghargai keluarga masing-masing.
Sikap saling menghargai adalah
sebuah jembatan menuju terkaitnya
perasaan suami-isteri.
4. Saling Memercayai
Jika suami isteri saling mempercayai, maka
kemerdekaan dan kemajuan meningkat, serta hal
ini merupakan amanah Allâh.
5. Saling Mencintai
Suami isteri saling mencintai akan memunculkan beberapa
hal lemah lembut dalam bicara, selalu
seperti,
menunjukkan perhatian, bijaksana dalam pergaulan,
tidak mudah tersinggung, dan perasaan (batin) masing-
masing akan selalu tenteram

Suami atau isteri harus selalu merawat dan


memupuk lima saling di atas untuk mencapai keluarga
bahagia dan kekal beradasarkan Syari’at Islam. Tidak
ada kata lebih indah, tentang hubungan suami-isteri,
selengkap Firman Allah,
Sesuai Bimbingan Agama Islam

"Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah


pakaian bagi mereka." (QS. Al-Baqarah/2: 187).

Rasa damai dan tenteram hanya dicapai dengan


saling mencintai. Maka rumah tangga muslim punya
ciri khusus, yakni bersih lahir baathin, tenteram, damai
dan penuh hiasan ibadah.

‫ُسسُكمْ َأ ْزوَاجًا‬
ِ ‫ِنس َأ ْنف‬
ْ ‫ُمس م‬ ْ ‫َقس لَك‬
َ ‫خل‬ َ ‫َنس‬
ْ ‫ِهس أ‬
ِ ‫ِنس ءَايَات‬ ْ ‫وَم‬
َ‫لِتَ سْكُنُوا ِإلَ ْيهَا َوجَعَلَ بَيْنَ ُك مْ َموَدّ ًة وَ َرحْمَةً ِإنّ فِي َذلِ ك‬
َ‫ليَاتٍ ِل َقوْمٍ يَ َتفَكّرُون‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS.ar-Rum : 21).

Ayat ini memakai dua kosa kata secara berurutan,


yakni mawaddah, dan rahmah. Kedua-duanya berarti
cinta, kasih dan sayang. Mawaddah artinya cinta dan
ghairah ketika masih usia awal dan saling ketertarikan
antara keduanya. Rahmah adalah cinta, kasih sayang,
kepedulian karena pengalaman dalam perjalanan waktu
dalam wadah ketenteraman (sakinah).
Cinta kasih yang tulus, dapat wujud jika memiliki
rasa thaat dan kesadaran mempertanggung jawabkan
kepada Allah SWT. Surat an-Nisa’ ayat 1 sudah cukup
sebagai pegangan.
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

‫ْسس‬
ٍ ‫ِنس َنف‬ ْ ‫ُمس م‬ ْ ‫خ َلقَك‬
َ ‫ُمس الّذِي‬
ُ ‫ّاسس ا ّتقُوا رَبّك‬
ُ ‫يَاأَيّهَا الن‬
‫خلَ قَ مِنْهَا َز ْوجَهَا وَبَثّ مِ ْنهُمَا ِرجَالًا كَثِيرًا‬ َ ‫وَاحِدَ ٍة َو‬
ّ‫وَنِ سَاءً وَا ّتقُوا اللّ هَ الّذِي تَ سَا َءلُونَ بِ ِه وَا ْلأَ ْرحَا مَ إِن‬
‫علَيْكُمْ رَقِيبًا‬
َ َ‫اللّهَ كَان‬
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu
yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan
daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.”

DORONGAN SEGERA MENIKAH


Menikah itu separoh dari agama, sebagaimana sabda
Rasul Allâh SAW,
َ‫اِذَا تَ َزوّ جَ اْلعَبْدُ َفقَ ِداْ ستَ ْع َملَ نِ صْفُ اْلدّيْ نُ َفاْليَتّ قِ ال‬
.‫ رَوَاهُ البَ ْيهَقِى‬. ‫ف الْبَاقِي‬ِ ْ‫فِي اْلنّص‬
“Apabila telah nikah seseorang, maka ia benar-benar telah
menyempurnakan seruan agama. Maka hendaklah ia takut
kepada Allâh pada separoh yang tinggal” (HR. Baihaqiy).
Pernikahan adalah ibadah yang sakral. Mempunyai
risiko hukum. Bimbingan agama menyebutkan, "Empat
hal yang dibolehkan jika keempat hal itu diucapkan,
yaitu : "Thalaq, Memerdekakan (hamba sahaya),
52

Sesuai Bimbingan Agama Islam

Nikah dan Nadzar." Maka, "Tidak ada gurauan dalam


keempat hal itu.", demikian Ali bin Abi Thalib RA
dalam riwayat Umar RA.
Hal yang terpenting dalam kehidupan di dunia ini
adalah kebahagiaan, melalui "proses penyempurnaan"
ke arah pencapaiannya. Di akhirat tidak lagi
penyempurnaan, seperti yang dialami di dunia ini.
Maka, "Dunia tempat beramal, dan akhirat adalah
tempat menerima ganjarannya".
Kehidupan di dunia menjadi indah dan bahagia
karena dihiasi empat hal. sesuai hadits Rasulullah SAW,
ُ َ‫َسعك‬
‫ن‬ ْ ‫ وَالْم‬،ُ‫حة‬ َ ِ‫ َالْمَ ْرأَةُ الصعّال‬:ِ‫السععَا َدة‬
ّ ‫ِنع‬ َ ‫َعع م‬ٌ ‫أَ ْرب‬
ٌ‫ َوأَ ْربَ ع‬. ُ‫يء‬
ْ ِ‫حن‬
َ ْ‫ وَالْمَرْكَ بُ ال‬،ُ‫ وَالْجَارُ الْ صّالِح‬،ُ‫الْوَا سِع‬
ُ‫ وَالْمَرْكَ ب‬،ُ‫س ْوء‬ ّ ‫ وَالْمَ ْرأَةُ ال‬،ُ‫ الْجَارُ الْ سُوء‬:ِ‫مِ نَ الشّقَاء‬
.ُ‫ضيّق‬
ّ ‫ وَالْمَسْ َكنُ ال‬،ُ‫سوْء‬ ّ ْ‫ال‬
.)ٌ‫( َروَاهُ أَ ْح َمدٌ وَ إِبْنُ ِحبّان‬
"Empat hal yang merupakan kebahagiaan, yaitu: perempuan
shalehah, rumah yang luas, tetangga yang baik, kendaraan
yang nyaman. Empat hal yang merupakan penderitaan,
yaitu: tetangga yang jahat, isteri yang jahat, kendaraan
yang buruk dan tempat tinggal yang sempit." (HR. Ahmad
dan Ibnu Hibban).

Hadist ini menjelaskan bahwa perempuan yang


shalehah itu adalah perempuan yang patuh pada
ajaran agama, setia pada suaminya, pandai menjaga
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

hati suaminya, pandai menjaga kehormatan dan


martabat serta keluarganya. Kebahagiaan akan sirna
ketika yang menjadi tetangga adalah orang jahat, dan
hidup didampingi isteri yang tidak setia.
Pernikahan menjamin keseimbangan dalam
kehidupan, dengan adaya pasangan suami-isteri.
Memilih calon isteri atau suami, tidak mesti dari
keluarga terdekat. Umar bin Khaththab RA.
menganjurkan, "Aghribu wa lâ tadhawwu" (carilah
yang jauh/asing dan jangan kamu menjadi lemah).
Pernikahan akan merekat tali persaudaraan
semakin luas. Menunda pernikahan akan mengundang
bahaya, sebagai dipaparkan Rasul Allâh SAW,

ْ‫َاهع التّر‬
ُ ‫( َرو‬ ُ‫س النّارَ ا ْلفَ مُ وَالْفَرْ ج‬
َ ‫ل النّا‬
ُ‫خ‬ِ ‫أَكْثَرُ مَا يُ ْد‬
)ِ‫حه‬
ِ ْ‫حي‬
ِ َ‫حبّانٌ فِى ص‬
ِ ُ‫مُذِىوَِإبْن‬

"Yang paling banyak menjerumuskan manusia kedalam


neraka adalah mulut dan kemaluannya." (HR. Al-Tirmidziy
dan dia berkata hadits ini shahih).
Sabda Rasul Allâh SAW mengingatkan, "Ada tiga
faktor yang membinasakan manusia yaitu mengikuti hawa
nafsu, kikir yang melampaui batas dan mengagumi diri
sendiri (‘ujub)." (HR. al-Tirmidziy).
Allâh SWT amat meridhai pernikahan, dan
menjanjikan mudah jalan untuk melaksanakannya,
َ‫ إِ نْ يّكُونُوْا ُفقَرَاء‬... :‫ لقوله تعالى‬,‫تزو يج الع سر‬
Sesuai Bimbingan Agama Islam

.ٌ‫علِيْم‬
َ ٌ‫ضلِهِ وال وَاسِع‬
ْ ‫ن َف‬
ْ ِ‫يُغْنِهِ ُم الُ م‬
“Kesulitan dalam pelaksanaan nikah, sebagaimana firman
Allâh: Yakinlah, jika kamu miskin Allâh akan
memampukan kamu dengan karunia (rezki-Nya), dan Allâh
Maha luas (pemberian-Nya).” (HR. Buchariy).

Kandungan hadits Bukhâriy, Jilid 3, Juz 7, halaman 8


ini mendorong segera menikah karena Pernikahan
2

akan memelihara kehormatan diri.


Nabi Muhammad SAW (570-632 H)3, mendorong
muda-mudi yang telah mampu, untuk melangsungkan
pernikahan.

‫صلّى‬ َ ِ‫ل ال‬ ُ ‫ قَالَ لَنَارَسُو‬:َ‫عَنْ عَبْ ِد الِ بْنِ َمسْعُوْ ٍد قَال‬
ُ‫ يَا مَعْشَرَ الشّبَا بِ َم نِ ا سْتَطَاعَ مِنْكُ م‬:َ‫سلّم‬ َ ‫علَيْ هِ َو‬ َ ُ‫ال‬
‫ْجع‬
ِ ‫ن ِل ْلفَر‬ ُ ‫ْصع‬
َ ‫َصعرِ َوَأح‬َ ‫ّهع أَغَضّ ِللْب‬ ُ ‫ّجع َفإِن‬ ْ ‫الْبَا َئةَ َفلْيَتَزَو‬
ّ‫ ( َروَا هُ مَُتفَق‬.ٌ‫وجَاء‬
ِ ُ‫ن لَ مْ َي سْتَطِ ْع فَ َعلَ ْي هِ بِال صّوْ ِم َفإِنّ ُه لَ ه‬
ْ َ‫وَم‬
4
)ِ‫َعلَيْه‬
"Rasul Allâh SAW bersabda : "Wahai para pemuda,
siapa saja di antara kamu sudah mampu (lahir dan bathin)

2 (7:8 ٌ‫ ُجزْء‬,3 ْ‫ ِجلِد‬-ِ‫كِتَابُ الّنكَاح‬-‫) ( َروَاهُ الُْبخَارِى‬24:32/ِ‫)سُوْ َرةُالنّ ْور‬

3 Muhammad SAW, adalah orang nomor satu dunia dalam


sejarah peradaban manusia, beliau seorang pemimpin yang
tangguh, tulen, dan efektif. Lihat Michail H. Hart, Seratus
Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, (Jakarta : PT.
Dunia Pustaka Jaya, 1988), Cet. Ke-8. judul asli: The 100`s, a
Ranking of The Most Influential Persons in History.
4 Al-Bukhâriy, Shahih al-Bukhâri, (Bairut : Dâr al-Ihyâ' al-Turâts
al-`Arabiy, [tth]), Juz 7, h. 3
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

untuk berkeluarga, maka kawinlah. Sesungguhnya hal yang


demikian lebih memelihara pandangan mata, memelihara
kehormatan, dan siapa yang belum mampu untuk
berkeluarga, dianjurkan baginya untuk berpuasa, karena hal
itu akan menjadi pelindung dari segala perbuatan
memperturutkan syahwat." (HR. Mutafaqq `alaihi).5
SUAMI ISTERI SEIRAMA MEMBINA KELUARGA
Suami dalam bahasa Alquran disebut zauj, berasal dari
kata izdiwaj artinya: isytibah wat tawazun (serupa dan
seirama). Suami-isteri atau zaujan, berarti dua orang yang
serupa dan seirama, tidak bertolak belakang secara hukum
syar'i ataupun secara ukuran manusiawi biasa. Di dalam
tatanan adat Minangkabau seorang suami adalah “Yang
akan dibawa menjadi kawan seiring, tegak akan dibawa
beriya, duduk akan dibawa berunding”, tugas semenda di
Minangkabau. Tidak dapat serasi, seirama, cinta sejati dan
kasih-sayang, dua insan yang bertolak belakang
perangainya. “ wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-
laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-
wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik
adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka
(yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki
yang mulia (surga).” (QS.24, an-Nur: 26).

Ayat ini memberi tahu kita agar menjauhi fitnah.

5 Hadits ini tercantum dalam Shahih Bukhari pada kitab al-


Nikah, Jilid tiga, juz tujuh halaman tiga dan Shahih Muslim
pada kitab al-Nikah, Juz 2, halaman 118-119.
Sesuai Bimbingan Agama Islam

Rumah Tangga Sakinah itu sarat dengan nilai-nilai


religius, saling amanah (memercayai), dan tidak
melupakan perintah Allâh. Dalam kehidupan ini, perlu
ada keyakinan bahwa hanya Allâh satu-satunya
pembimbing keluarga. Rasa bahagia akan tercipta
dengan kuatnya rasa saling pengertian antara kedua
keluarga di dalam mencapai tujuan pernikahan.

JAUHILAH BAHAYA ZINA


Yang dimaksud perempuan zina ialah perempuan-
perempuan nakal yang pekerjaannya berzina (pelacur).
Dan laki-laki pezina adalah kelompok pelaku dan
pendukung zina.
Di akhir zaman, manusia mulai mengaggap enteng
soal zina bahkan cenderung menghalalkan Zina atau
mentolerir perbuatan zina sebagaimana peringatan
Rasul Allâh SAW,

َ ‫ن ا ْلحِرَ وَالْحَرِيْر‬
َ ْ‫حلّو‬
ِ ‫لَيَكُوْنَنّ فِى أُمّتِى َأقْوَا مٌ َي سْ َت‬
َ ‫وَا ْلخَمْرَ وَالْمَعَازِف‬
"Pasti akan ada dari umatku suatu kaum yang (berusaha)
menghalalkan zina, sutra, khamar (segala yang dapat merusak
akal), dan alat-alat musik !" (HR. Al-Bukhâriy).6
Hadist Rasul Allâh SAW ini mengingatkan umat
Islam membatasi diri dengan lain jenis, agar terjauh
dari pornoaksi.

6 5466 ِ/‫صحِيْ ُح اْلجَمْع‬


َ
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

‫محْرَ مٍ ( َروَا هُ الُْبخَارِى‬


َ ْ‫جلٌ بِامْ َرأَةٍ إِلّ مَ عَ ِذ ي‬
ُ ‫خلُوَنّ َر‬
ْ ‫لَ َي‬
)ْ‫سِلم‬
ْ ُ‫َوم‬
"Janganlah sekali-kali (di antara kalian) berduaan dengan
perempuan, kecuali dengan mahramnya." (HR. Al-Bukhâriy dan
Muslim).

Hadist Nabi SAW ini menjadi panduan agar tidak


terjadi pelanggaran hukum, menjauhi yang haram,
perlindungan hak-hak, menegakkan sendi kehidupan
peribadi muslim, dan terpelihara hubungan dengan
Sang Khaliq (hablun minallah), serta memberikan
batasan syari`at (ketentuan agama Islam).
Hidup membujang membuka peluang berbuat
serong, menimbulkan fitnah, dan mudah jatuh
kelobang zina. Imam Ahmad mengatakan, "Aku tidak
tahu ada dosa yang lebih besar setelah membunuh jiwa
daripada zina".
Dalam riwayat (asbabun Nuzul) diceriterakan
seorang minta izin kepada Nabi untuk kawin dengan
pelacur yang perhubungannya telah dimulai sejak masa
jahiliah, namanya: Anaq. Nabi tidak menjawabnya
sehingga turunlah ayat yang berbunyi:
“ laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan
yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang
berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina
atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas
Sesuai Bimbingan Agama Islam

oran-orang yang mukmin.“7 (QS. 24, an-Nur: 3)


Rasul SAW membacakan ayat ini dan berkata:
"Jangan kamu kawin dengan dia." (HR. Abu Daud,
Nasa'i dan Tarmizi).
Allah SWT mengizinkan lelaki mukmin kawin
dengan perempuan mu'minah yang muhshanah atau
yang bersih dan terpelihara. Dan perempuan
mukminah dengan lelaki muhshan, terlarang dengan
seorang lelaki pezina.
“ dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang
bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki 8 (Allah
telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas
kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian9
(yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini
bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu
nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada
mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu
kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap
sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah
menentukan mahar itu10. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. 4, an-Nisa' : 24).
Barangsiapa tidak mau menepati ketetapan Allah

7 Maksud ayat ini Ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin
dengan yang berzina, demikian pula sebaliknya.
8 Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan
bersama-samanya.
9 Ialah: selain dari macam-macam wanita yang tersebut dalam
surat An Nisaa' ayat 23 dan 24.
10 Ialah: menambah, mengurangi atau tidak membayar sama
sekali maskawin yang telah ditetapkan.
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

SWT berdasarkan wahyu Alquran (QS.24, An Nur : 3),


maka dia musyrik, dan tidak boleh dikawini kecuali
oleh musyrik juga.
“ perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka
deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”. (QS.24,
an-Nur: 2)
Ketetapan Allah ini agar manusia tetap terjaga
kebersihan jiwa dan badannya, supaya tidak terjatuh ke
lembah zina. Pelaku zina mendapat hukuman fisik,
yakni “dera”.
Dera ini adalah hukuman jasmani Larangan
mengawininya adalah hukuman moral. Haram
mengawini pelacur adalah memurnikan kehormatan
dan menjaga sucinya garis turunan, selaras dengan
fitrah manusia dan sesuai dengan akal yang sehat.
Fitrah manusia menganggap jijik perbuatan pelacuran.
Keutamaan syariat Islam, mengharamkan kawin
dengan pelacur sampai dia taubat dan mengosongkan
rahimnya, paling sedikit haidh satu kali. Zina dalam
Islam termasuk satu dosa besar yang harus dijauhi oleh
semua individu yang mengklaim dirinya muslim.
Alquran, Surah Al Isra ayat 32, secara eksplisit
Sesuai Bimbingan Agama Islam

menyatakan,
“ dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan (menuju
banyak) kejahatan yang buruk lainnya.”

Berapa tafsir Alquran menyebut larangan keras atas


perbuatan zina karena beberapa faktor.
Pertama, zina tidak hanya perilaku yang sangat
memalukan, tapi ia juga tidak konsisten dengan self-respect
atau respek pada manusia lain.
Kedua, zina membuka jalan pada banyak perbuatan
jahat yang lain.
Ketiga, zina menghancurkan fondasi dasar keluarga.
Keempat, zina dapat menyebabkan penyakit,
pembunuhan, permusuhan dan hilangnya reputasi dan harta
benda pelakunya.11
Kelima, zina secara permanen melepaskan ikatan
hubungan keluarga dan masyarakat.
Keenam, apabila terjadi hamil, maka hal itu
bertentangan dengan maslahat anak yang lahir atau yang
akan lahir dari hubungan zina itu. Maknanya agama Islam
memerintah perlunya kesucian diri, baik lelaki dan wanita,

11 HIV/AIDS hanyalah salah satu efek buruk perbuatan zina


seperti disinggung dalam Surah Al Isra: 32 di atas. Tidak
menutup kemungkinan efek-efek lain yang jauh lebih
mengerikan dari AIDS akan menyusul apabila zina masih
dianggap sebagai hal biasa tanpa sedikit pun mengindahkan
larangan Sang Pencipta. Tidak ada obat pencegahan AIDS
yang paling mujarab bagi umat Islam kecuali menjauhi zina
dan tidak menikahi mereka yang pernah melakukan zina.
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

di segala waktu – sebelum menikah atau selama berumah


tangga.
Apabila setiap individu muslim bertekad untuk
menjalani setiap larangan besar dalam Islam, seperti
larangan berzina, maka umat Islam akan menjadi pelopor
penanggulangan penyakit HIV/AIDS di seluruh dunia.
Itulah salah satu makna implisit keagungan Islam sebagai
agama yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Perzinaan tidak akan berkembang bila kesopanan


dijaga dengan baik, serta takut kepada iqab Allah.
Kesopanan lelaki dan perempuan di masa
berinteraksi diperintah mengawal pandangan dan
menjaga faraj mereka. Kaum perempuan memiliki
kemuliaan khas dengan intensif menjaga auratnya.
“ Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-
putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai
Sesuai Bimbingan Agama Islam

orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS.24, an


Nur : 31)
Diminta kepada kaum perempuan tidak menampakkan
perhiasan atau aurat mereka kecuali kepada orang-orang
yang rapat atau muhrim.
Kata perhiasan bermakna barang yang kemas dan
terjaga dengan baik.
Perhiasan perempuan adalah bahagian anggota tubuh
yang amat menarik (seperti yang ada di dada) supaya
ditutup dengan sempurna.
Maka, pakaian perempuan harus menutup bahagian
dada mereka, atau dada ditutup sehelai kain lain yang
disebut khumur.

NASEHAT PERNIKAHAN
Mengucapkan Ijab Kabul artinya ikrar timbang
terima tanggung jawab dari ayah bunda isteri kepada
seorang lelaki yang akan menjadi suami atau yang akan
menjadi menantu-nya.
Dalam istilah di Minangkabau di sebut bahwa
menantu itu “.. nan ka di-bao jadi kawan sa-iriang,
tagak ka di-bao ba-iyo, duduak ka di-bao ba-
rundiang = yang akan di bawa jadi kawan seiring, tegak
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

di bawa beriya bertidak, duduk untuk teman


berunding.”
Sasaran pernikahan adalah mendapatkan
kedamaian, kenyamanan dan ketenangan.
Ketika manusia dalam keadaan lemah atau miskin
sekalipun tidak terhalang baginya untuk
melangsungkan pernikahan, karena Allâh SWT telah
menjamin rizkinya.
“ Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian – yakni,
hendaklah laki-laki yang belum kawin atau perempuan-
perempuan yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat
kawin --, di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin)
dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki, dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha
Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Nûr/24:
32).

Sabda Nabi Muhammad SAW, menyebutkan,


"Rasa malu dan iman itu sebenarnya berpadu menjadi
satu, bilamana lenyap salah satunya hilang pulalah
yang lain." (Hadits Qudsi).12
Agama Islam sangat mengecam pola hidup
membujang (celibat) atau hidup tanpa ada ikatan

12 Menurut bahasa kata Qudsi adalah dinisbatkan pada lafazh


"al-Qudsu" atau "al-Qudusu". Artinya suci dan bersih. Disebut
juga hadits Ilahiy, dinisbatkan pada lafazh "al-Hilâhu". Atau
disebut juga hadits rabbaniy, dinisbatkan pada lafazh "al-
Rabbu". Menurut istilah sesuatu yang didasarkan dan di-
isnadkan oleh Nabi SAW kepada Allâh, tapi bukan al-Qur'ân.
Sesuai Bimbingan Agama Islam

perkawinan yang sah.


Agama Islam melarang celibat tersebut terjadi
dalam kondisi ia mampu untuk nikah, kecuali ada
alasan biologis, seperti impoten13.

I. PERAN SUAMI ISTERI


Allah SWT perintahkan setiap suami, wa ‘a-syiruu-
hunna bil ma’ruf, artinya pergaulilah isterimu dengan
dengan ma’ruf, lemah lembut, yang di ikrarkan dalam sighat
thalaq ta’lik. Tanggung-jawab suami menurut Alquran sangat
berat. ‫ساِء‬َ ِّ ‫علَى الن‬
َ ‫ن‬
َ ‫مو‬
ُ ‫وا‬ َ ‫ل‬
َّ ‫ق‬ ُ ‫جا‬ ِّ ‫ ال‬Lelaki adalah pemimpin
َ ‫ر‬
bagi kaum perempuan … (QS. an-Nisa’:34), dan “menggauli
isterinya dengan baik” (QS.an-Nisa’:19).
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa, dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila
mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata, dan bergaullah
dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak.” (QS.4, An-Nisa’ : 19).

13 Ajaran Kristiani (Katolik) menganggap celibate


mencerminkan kesempurnaan (seperti dialami Yesus hingga di
salib dan Maryam yang tetap perawan), seperti tertera dlm
Injil Matius 19: 12, 27-29; Korintus 7: 32-33 dan Surat Paulus,
Rum 12: 1 yang isinya: “karena itu, saudara-saudara demi
kemurahan Allâh aku menasehati kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan hidup
yang kudus dan berkenan kepada Allâh; itu adalah ibadahmu
yang sejati.” (Jakarta, LAI, 1990, h. 203- PB), Yang menentang
sikap menyendiri adalah Protestan. Ajaran agama islam tidak
mengajarkan pola hidup yang egois ini.
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

Hak-hak hidup lelaki dan perempuan tidak ada berbeda,


dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan … ”
“.kewajibannya menurut cara yang ma'ruf

Lelaki berkewajiban melindungi perempuan. Di sini


tugas dan kehormatan laki-laki yang diberikan Allah
SWT.
Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan
daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (QS.al-Baqarah:228).

Betapa bijaksana Allah, memberikan tanggung jawab


kepada lelaki memikul tugas menyeluruh membina rumah
tangga. Ketahuilah bahwa suami adalah pemimpin di tengah
rumah tangganya.
Rumah tangga wajib di bina. Masyarakat keliling mesti
di tenggang. Keduanya wajib di jaga. Mancari kato mufakaik,
ma-nukuak mano nan kurang, Mam-bilai mano nan senteng, ma-
uleh sado nan singkek, Man-jinaki mano nan lia, ma-rapekkan
mano nan ranggang, Ma-nyalasai mano nan kusuik, Ma-nyisik
mano nan kurang, Ma-lantai mano nan lapuak, mam-baharui
mano nan usang.

Betapa agung Allah, yang mewajibkan suami

musyawarah dengan isteri, serta menggauli isteri lemah

lembut setiap waktu.

َ
َ‫ه وَل َ نُزِِع‬
ُ َِ ‫يءٍ إِل ّ َزان‬
ْ ‫ش‬ ِِ ‫ن الّرِفِْقُ ف‬
َ ‫ي‬ َِ ‫ما كَا‬
َِ
[ ] ‫ه‬ َ َّ ‫يءٍ إِل‬
ُ َ ‫شان‬ ْ ‫ش‬َ ‫ن‬ْ ‫م‬ِ
Sesuai Bimbingan Agama Islam

Lemah lembut dalam sesuatu (urusan) menyebabkan indahnya


sesuatu dan jika lemah lembut itu telah dicabut dari sesuatu,
niscaya yang akan tersisa adalah keburukan. (Diriwayatkan oleh
Dhia dari Anas).

Rasulullah SAW bersabda, “sebaik-baik kamu adalah

yang paling baik pada keluarganya.” Nilai martabat terletak

pada akhlak.

‫]رواه الطِِبراني و أبِِو‬ َ‫خلُقًا‬


ُ ْ‫ْسعُنهُم‬
َ ‫ْنع ِإ ْيمَانعا أَح‬
ِ ‫َأ ْكمَلُ ا ْل ُمؤْ ِم ِني‬
[‫نعيم‬
“Sebaik-baik mukmin seseorang adalah yang paling sempurna
akhlaknya”. (HR. Thabarany dan Abu Nu’aim).

Kewajiban suami, menjadi pelindung terhadap

perempuan. Umar bin Khattab RA, menceritakan tentang

bakti isterinya.
“Isteriku, benteng bagiku dari api neraka. Isteriku, orang yang
paling setia mendampingiku di saat senang dan susah. Isteriku
yang membantu, menjaga, memelihara rumah dan hartaku.
Isteriku adalah ibu dari anak-anakku. Saya tahu betul, betapa
berat tugas ibu, mengandung, melahirkan, menyusukan, dan
menjaga anak-anak. Selain itu, isteriku tanpa mengenal lelah,
setiap hari mencuci pakaianku, dan memasakkan makanan
untukku, dan anak-anakku. Karena itu, aku selalu
memaafkannya. Mungkin banyak hak-haknya yang belum sempat
aku penuhi.” Kiat Umar ini mesti ditiru.

Kebahagiaan rumah tangga bisa di perdapat


Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

dengan saling pengertian dan musyawarah. Hindari


sifat menang sendiri dan memaksakan kehendak. Bina
rumah tangga dengan kasih sayang. Hindari sifat
tertutup dan saling curiga. Hadapi masalah bersama.
Anggang jo kekek cari makan, Tabang ka pantai kaduo nyo,
Panjang jo singkek pa uleh kan, mako sampai nan di cito.

Kaedah hidup di Ranah Minang mengadatkan,


”Handak kayo badikik-dikik, Handak tuah batabua urai, Handak
mulia tapek-i janji, Handak luruih rantangkan tali, Handak
buliah kuat mancari, Handak namo tinggakan jaso, Handak
Suami dituntut berpendirian teguh,
pandai rajin balaja.”
lembut hati, penyabar, dan melaksanakan suruhan
Allah.

‫ما‬ ًِ ‫حْز‬
َ َ‫ن و‬ ٍ ِْ ‫ي دِي‬ِِ ‫ن قُوَّة ً ف‬ ِِ ‫م‬ ِ ْ ‫مؤ‬ ُ ‫ق ال‬ِ َِ ‫خل‬ ْ َ ‫م نِْ أ‬ ِ ‫ن‬ َّ ِِ ‫إ‬

‫عل ِْم ٍ َو‬ ِ ‫ي‬ِِ ‫صا ف‬ ًِ ‫حْر‬ ِ َ‫ن و‬ ٍ ِْ ‫قي‬ِ َ‫ي ي‬ ِِ ‫مان ًِا ف‬ َ ْ ‫ن وَ إِي‬ ٍ ِْ ‫ي لِي‬ِِ ‫ف‬
‫ي‬ ِِ ‫صدًا ف‬ ْ َِ‫عل ِْم ٍ وَ ق‬ ِ ‫ي‬ِِ ‫ما ف‬ ً ِْ ‫حل‬ِ َ‫مقَةٍ و‬ ِ ‫ي‬ ِِ ‫ة ف‬ ً َ‫شفَق‬ َ
‫م ٍِع َو‬ َ َ‫ن ط‬ ْ ِ َ ‫جا ع‬ ِ ً ‫حُّر‬
َ َ ‫ي فَاقَةٍ وَ ت‬ ِ ِ ‫مل ً ف‬ ُّ ‫ج‬َ َ ‫ِغن ً ِى وَ ت‬
‫شاط ًِا‬ َ َ ‫مةٍ وَ ن‬ َ ‫ستِقَا‬ِْ ‫ي ا‬ِِ ‫ل وَ بًِّرا ف‬ٍ َ ‫حل‬َ ‫ي‬ ْ َِ ‫ك‬
ِِ ‫سبًا ف‬
.ِ‫ج ُهوْد‬ْ ‫م‬َ ْ ‫ة لِل‬ً ‫م‬
َ ‫ح‬ َ ‫ن‬
ْ ‫ش ْهوَةٍ وَ َر‬ ْ َ ‫ي هُدًى وَ نَهْيًا ع‬ ِ ‫ف‬
Sesungguhnya, termasuk budi pekerti orang beriman ialah, kuat
memegang agama, tegas bersikap, ramah lembut, beriman dengan
keyakinan, merebut ilmu pengetahuan, membantu dengan kasih
Sesuai Bimbingan Agama Islam

sayang, ramahtamah dalam berilmu, sederhana di waktu kaya,


mampu bersahaja dikala miskin, memelihara diri dari tamak,
berusaha di jalan yang halal, selalu berbuat baik, rajin
menjalankan pimpinan yang benar, membatasi diri dari keinginan
nafsu dan kasih sayang terhadap orang yang berkekurangan.

Inilah profil suami ideal itu.

Suami yang berakhlak mulia akan mampu membentuk

rumah tangga ideal (baiti jannati)

َِِ
‫ه‬
ُ ُِِ ‫جت‬َ ْ‫ن َزو‬ َ ِِْ‫ن تَكُو‬ْ ‫ أ‬:ِ‫مْرء‬ َ ‫سعَادَةِ ال‬ َِِ ‫ن‬ ِِْ ‫م‬
ِ ٌ‫َأْرب َِِع‬
‫ َو‬،‫ن‬ َ ْ ‫حي‬ َِ ُ ‫خلَطَاؤ ُِه‬
ِ ِ ‫صال‬ ُ َ‫ و‬،‫ وَ أَوْلَد ُِه ُ أَبَْراًرا‬،‫ة‬
ً ‫ح‬
َ ِ ‫صال‬
َِ
َ
ِ‫ه فِي بَلَدِه‬
ُ ُ‫ن رِْزق‬ ْ ُ ‫ن يَك‬
َ ‫و‬ ْ ‫أ‬
Empat kebahagiaan dalam hidup manusia: isterinya perempuan
yang saleh, anak-anaknya orang baik-baik, teman sepergaulannya
orang-orang yang saleh, dan rezekinya diperoleh di negerinya.
(Diriwayatkan oleh Dailami dari ‘Ali).

II. POSISI ISTERI DAN PERAN KAUM


PEREMPUAN
Islam sangat menghormati kedudukan perempuan,
"Sorga ditelapak kaki Ibu", artinya bahwa "Keridhaan
Allâh terletak pada keridhaan kedua orang tua (ayah dan
ibu). Agama Islam dengan hadist Nabi Muhammad
SAW telah meletakkan penghormatan kepada posisi
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

kaum perempuan (ibu) dengan tiga banding satu


dengan kaum lelaki (ayah). Selain itu, « perempuan
adalah tiang negeri, rusak perempuan maka rusaklah
negeri ». Perempuan adalah ibu yang mendidik
pertama dari generasi yang dilahirkannya.
Agama Islam telah mengembalikan fitrah kaum
perempuan dari rongrongan kebiasaan jahiliyah yang
telah mengingkari kesucian kaum perempuan, dan
menganggap kedudukan perempuan sangat rendah.
Kaum perempuan dapat menghidupkan suasana hidup
yang indah dan bahagia, bila dibimbing oleh nilai-nilai
ajaran agama yang luhur (Dinul Islam).
Di era globalisasi ini karena dorongan paham
kebebasan (liberalisme), kebendaan (materialisme) dan
mengutamakan kepentingan sendiri (individualisme),
tanpa disadari kaum perempuan kembali menjadi
obyek pemuasan nafsu rendah. Kaum perempuan jadi
mangsa porno aksi dan pornografi. Kaum perempuan
dianggap pemuas nafsu dan kreativitas seni semata. Di
samping kaum perempuan tidak pula menjaga
harkatnya dengan kukuh ketika berhadapan
kenikmatan sensual dan erotik yang amat merusak
moral.
Kaum perempuan semestinya tidak berpaling dari
kodrat sebagai perempuan, yang mempunyai kelebihan
dan memiliki keterbatasan-keterbatasan, sesuai
Sesuai Bimbingan Agama Islam

kehendak Maha Pencipta. Kaum perempuan wajib


mempersiapkan diri jadi isteri shalehah, sesuai sabda
Rasul Allâh SAW,

ْ‫ث الطّيّ بُ وَالنّ سَاءُ َوجُ ِعلَ ت‬


ٌ َ‫حُبّ بَ ِإلَيّ ِم نْ دُنْيَاكُ مْ ثَل‬
.ِ‫قُرّةُ عَيْنِى فِي الصّلَة‬
“Ada tiga hal yang sangat aku senangi di dunia ini, yaitu: Wangi-
wangian, Isteri shalehah, dan ketenangan saat shalat.”(Imam
Nawawi, 2005, hal. 75).
Kaum perempuan yang menjadi isteri shalehah dan
amanah dalam kekayaannya, pasti mendapatkan dua
pahala, satu pahala ibadah dan satu pahala sedekah,
karena harta isteri adalah hak isteri.14 Umar bin al-
Khatthab RA, berkata,

‫ُمع‬
ْ ‫ْسع َنفَ ٍر أَنّه‬
ِ ‫علَى خَم‬ َ ‫ْتع‬
ُ ‫ْبع َلشَهِد‬ ِ ‫ل اْدّعَاءُ الْغَي‬ َ ْ‫لَو‬
‫حبُ اْلعِيَالِ وَالْمَرْئَ ُة الرّاضِعى‬ِ ‫اَ ْهلُ ا ْلجَنّ ِة الْ َفقِيْ ُر صعَا‬
‫علَىزَ ْوجِهَا وَالْرّاضِى‬ َ ‫عَنْهَازَ ْوجُهَاوَالْمُتَ صَ ّدقَةُ بِمَهْرِهَا‬
.ِ‫ن الذّنْب‬ْ ‫عَ ْنهُ اَ َبوَاهُ وَالْتّا ِئبُ ِم‬
“Sekiranya tidak takut dituduh mengetahui yang ghaib, tentulah
aku mau bersaksi bahwa kelima golongan manusia ini adalah
termasuk ahli surga, yaitu: a. Orang fakir yang menanggung
nafkah keluarganya; b. perempuan yang suaminya ridha
kepadanya; Isteri yang menshadaqahkan mahar/maskawinnya
kepada suaminya; Anak yang kedua orang tuanya ridha kepada
dirinya; dan Orang yang bertobat dari kesalahannya.”

Agama Islam mengajar umatnya, untuk selalu

14 Kandungan Hadits Riwayat Bukhâriy dan Muslim, lihat


dalam SAHID, No. 10/Tahun III/Februari 1991, hal. 41.
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

bersikap ridha dan syukur atas apa yang telah


ditakdirkan oleh Allâh. Sikap ini dapat merasakan
indahnya kehidupan berkeluarga, dengan menjadikan
“rumahku adalah surgaku”, dengan saling
membutuhkan, saling memberi kemudahan, saling
menjaga keutuhan rumah tangga, sebagai kekuatan
dalam berbagai persoalan hidup, sesuai perkembangan
zaman.
Wahyu Alquran menempatkan perempuan dengan
hak dan kewajiban seimbang. Perempuan, sumber
sakinah (bahagia) dengan merajut kasih dan rahmah.
Tenteram, dengan mawaddah kasih sayang. Citra
perempuan Minangkabau sangat sempurna diperankan
pada posisi sentral IBU = Ikutan Bagi Ummat. Ibu
adalah inti keluarga. Perempuan adalah “tiang negeri” (al
Hadist). Kaum perempuan wajib menjaga marwah
(muruah) dengan menjaga “aurat”, sebagai ujud ciri-ciri
feminim.
Sifat feminim yang merupakan sumber kasih
sayang, kelembutan, keindahan, dan sumber cahaya
Ilahi, mempunyai potensi untuk menyerap dan
mengubah kekuatan kasar menjadi sensitivitas,
mengubah rasionalitas menjadi intuisi, dan mendorong
seksualitas menjadi spiritualitas, sehingga memiliki
daya tahan terhadap kesakitan, penderitaan dan
kegagalan”. Hancurnya sebuah rumah tangga ideal
Sesuai Bimbingan Agama Islam

akibat sikap isteri terlalu maskulin.15


III. ISTERI MESTI MENJAGA DIRI DAN

MURUAH
1. Pakaiannya menutup aurat. Mempunyai malu
dan sopan.
“ Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.33, al Ahzab : 59).

Jilbab (33:59), adalah penudung atau khumur yang


artinya juga adalah "pakaian luar; gaun panjang
yang menutupi seluruh badan, atau mantel yang
menutupi leher dan payudara"16.
2. Tidak berkata keras, apalagi bersikap kasar
sombong, di kacak batih bak batih, di kacak
langan bak langan, yang diarahkan kepada
suami junjungan diri.
3. Jangan menolak panggilan suami kepada yang
baik. Jangan berpuasa sunat tanpa seizin suami

15 Hani’ah, HISKI, UNP-1997, dan Armiyn Pane, “Belenggu”


16 [The Holy Qur'an, Abdullah Yusuf Ali (1946), halaman 1126, nota kaki
3765]. Ia bukan tudung kepala. (Tudung kepada yang kini dipakai oleh kaum
wanita adalah 'mandil' dalam bahasa Arab. Ia bermaksud kerchief;
handkerchief; head kerchief, dalam bahasa Inggeris. Tetapi ia tidak terdapat di
dalam al-Qur'an.)
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

(kecuali puasa yang wajib). Jangan


meninggalkan rumah tanpa seizin suami. Jangan
berhias berlebih-lebihan untuk dilihat orang lain.
Jangan lupa berbenah diri ketika suami pulang
ke rumah. Jangan menerima tamu laki-laki yang
bukan muhrim, di saat suami tidak di rumah.
4. Simpan rahasia rumah tangga dengan baik.
Karena, suami isteri adalah ibarat pakaian yang
saling melindungi, karena “.. mereka adalah pakaian
bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka...”
(QS.2, al-Baqarah : 187).

Pesan Rasulullah SAW, “Seorang isteri yang taat


melakukan shalat 5 waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga
diri (kehormatan faraj-nya), setia kepada suaminya, -- dia akan di
masukkan ke dalam sorga dari pintu mana saja yang dia ingini”.17

Alangkah mulia dan tingginya penghargaan Allah


SWT bagi seorang isteri. Bila ia mau mengamalkannya.
Dengan bekal syariat Islam dan adat istiadat yang
baik dapat dibina rumah tangga sakinah, “Baiti
jannati”, yakni Rumah Tangga Sorga.
Seorang ibu di rumah tangganya, sangat dituntut
bersifat kreatif, ulet, tabah, sabar dan mampu
menghidangkan keindahan, dan selalu hati-hati
melangkah. “ boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,

17 Hadist dari Anas bin Malik.


Sesuai Bimbingan Agama Islam

padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu


tidak mengetahui. “ (QS.2, Al Baqarah : 216)

Arif bahwa di balik sesuatu tersimpan sesuatu. Jangan

terperdaya kepada yang tampak lahir semata. Arif

melahirkan kewaspadaan dalam bertindak dan berperangai.

Dalam awa akie mambayang, Dalam baiak kanalah buruak,

Dalam galak tangih kok tibo, Hati gadang utang kok


tumbuah.

Maknanya, sejak awal, diperhitungkan apa mudharat

dan manfaat dari suatu. Hati-hati dalam bertindak.

Jangan perturutkan hati gadang, sehingga lupa nasehat

orang tua-tua.

Di balik gembira, bisa menanti duka membawa tangis. Sia-

sia hutang tumbuh, kurang awas nagari kalah.

A. TIPE PEREMPUAN, TIDAK BOLEH

DITIRU

1. Perempuan kufur dan khianat kepada suami, seperti


isteri Nuh dan Luth, berakhir keneraka. Firman
Allah, “ Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai
perumpamaan, bagi orang-orang kafir. Keduanya, berada
di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh, di
antara hamba-hamba kami. Lalu kedua isteri itu
berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun


dari (siksa) Allah, dan dikatakan (kepada keduanya):
"Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang
yang masuk ( ke dalam jahannam itu)". (QS.66,at Tahrim
:10), Nabi-nabi sekalipun, tidak dapat membela isteri-
isterinya atas azab Allah, apabila mereka menentang
ajaran agama.
2. Perempuan yang suka meninggalkan bengkalai dan
merusak rajutan …. “ Dan janganlah kamu menjadi
seperti seorang perempuan, yang menguraikan benangnya
yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai
kembali. Kamu menjadikan sumpah (perjanjian)-mu
sebagai alat penipu di antaramu…,” (QS.16, an-Nahl :92).

B. TIPE PEREMPUAN YANG PERLU


DITIRU
1. Selalu menghindar dari kezaliman dan
kemusyrikan. Senantiasa berharap sorga, seperti
Asiyah isteri Fir’aun ; “ Dan Allah membuat isteri
Fir'aun, perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,
ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku
sebuah rumah di sisi-Mu, dalam firdaus, dan
selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan
selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS.66 at-
Tahrim : 11). Sekalipun isteri seorang kafir, bila
menganut ajaran Allah dengan taat, akhirnya masuk
dalam jannah.

2. Selalu berupaya agar generasi yang dilahirkannya


menjadi zurriyat yang memegang teguh amanah
Allah. “ Dan (ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya
Sesuai Bimbingan Agama Islam

Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau,


anak yang dalam kandunganku ini, menjadi hamba yang
saleh, dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu
terimalah (nazar) itu dari padaku, sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui". Maka, tatkala isteri 'Imran melahirkan
anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
melahirkan seorang anak perempuan, dan Allah lebih
mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan (padahal),
anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.
Sesungguhnya, aku telah menamai dia Maryam, dan aku
mohon perlindungan untuknya, serta anak-anak
keturunannya, dengan (pemeliharaan) Engkau (ya Allah),
daripada syaitan yang terkutuk." (QS.3, Ali Imran : 35-
36),

Doa ibu muda ini makbul.


Maryam, melahirkan anak laki-laki yang sangat baik,
mulia dan bermartabat, menjadi Nabi dan Rasul Allah untuk
Bani Israil, yaitu Isa ibni Maryam.

3. Selalu memelihara faraj, yakni Maryam itu sendiri.


“ Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara
kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya
sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan
kalimat Rabbnya dan Kitab-kitabNya, dan dia adalah
termasuk orang-orang (perempuan) yang taat.” (QS.66,
Tahrim : 12).

C. PEREMPUAN DI
MINANGKABAU
”Adapun yang disebut perempuan, memakai tertib dengan sopan.
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

Mamakai baso jo basi. Tahu ereng dan gendeng. Memakai rasa


dan periksa, malu dan sopan. Menjauhi sumbang dan salah. Mulut
manis, tutur bahasa disenangi. Kato baik kucindan murah,
pandai bergaul sama besar. Hormat kapada ibu bapo. Khidmat
kepada orang tua, patuh kepada suami, Takut kepada Allah,
mengikut perintah sunnah Rasulullah. Tahu dengan Korong dan
kampong.
Mengenal tumah tangga. Tahu manyuri mangulindan. Takut budi
akan terjual. Malu di paham akan tergadai. Tahu di mungkin
dengan patut. Meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tahu tinggi
dan rendah, bayang-bayang sepanjang badan. Boleh ditiru
diteladani. Kan suri teladan kain, kan cupak teladan betung.
Meleleh boleh dipalit, menetes dapat ditampung.Setitik dapat
dilautkan, sekepal dapat digunungkan, oleh orang se nagari.”
Inilah, harkat perempuan di Ranah Bundo, mulia dan
bermartabat.
Perempuan Minang, padu isi dengan lima sifat utama;
benar, jujur, pandai, fasih terdidik, dan bersifat malu. Rarak
kalikih dek mindalu, tumbuah sarumpun jo sikasek, Kok hilang
raso jo malu, bak kayu lungga pangabek. Anak urang Koto
Hilalang, Handak lalu ka Pakan Baso, Malu jo sopan kalau lah
hilang, habihlah raso jo pareso. Al hayak nisful iman = malu
adalah paruhan dari Iman.

Dalam siklus ini generasi Minangkabau lahir


bernasab ke ayahnya, bersuku ke ibunya, dan bersako
ke mamak atau memperoleh gelar sako dan pusako
dari mamaknya. Ketek banamo gadang bagala.

PERLU DI INGAT !
Sesuai Bimbingan Agama Islam

1. JANGAN CEPAT BERPUTUS ASA.


Riak jo galombang adalah permainan laut. Bergisir sampan
dan pendayung adalah hal biasa.
Jangan cepat berputus asa, akan binasa jadinya rumah
tangga. Minta selalu pertolongan dari Allah.

1. INGAT PESAN RASULULLAH SAW, “BILA PERLU


PERLINDUNGAN MINTA PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH. BILA
ENGKAU MEMERLUKAN PERTOLONGAN MINTA PERTOLONGAN DARI

ALLAH “.

2. Jangan meminta kepada yang dikeramat-


keramatkan, atau paranormal. Akibatnya bisa
terseret kepada mensyarikatkan Allah, satu
dosa besar, ujungnya doa tidak akan
dikabulkan Allah.
3. Shalat yang lima waktu jangan dilalaikan
apalagi di tinggalkan. Doamu dinilai dari
sini !!!.
4. Pesan Rasulullah SAW, “ sinarilah rumah
tangga kalian berdua, dengan shalat dan
bacaan Alquran.”

IV. DOA PENUTUP


‫صلِحْ ذَا تَ بَ ْينِنَا َو َألّ فْ بَيْ نَ ُقلُوْبِنَا َو اهْدِنَا‬
ْ ‫اللّهُمّ ا‬
‫ت إِلىَ النّوْرِ َو جَنّبْنَا‬ َ ‫ظلُمَا‬ّ ‫ن ال‬
َ ِ‫سُ ُبلَ ال سّلَمِ وَ َنجّنَا م‬
،َ‫الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا َبطَن‬
َ‫ي أَ سْمَاعِنَا و أَبْ صَارِنَا وَ ُقلُوْبِنَا و‬
ِ ‫اللّهُمّ بَارِ كْ لَنَا ف‬
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

‫ّابع‬
ُ ‫ْتع التّو‬ َ ‫ّكع أَن‬
َ ‫علَيْن َا إِن‬ َ ‫ُبع‬ْ ‫أَزْوَاجِن َا وَ ذُرّيَاتِن َا وَ ت‬
َ‫ن ِبهَا قَا ِبلِيْ ن‬
َ ْ‫ َو اجْ َعلْنَا شَاكِرِيْ نَ لِنِعْ َمتِ كَ مُثْنِي‬،ُ‫الرّحِيْ م‬
.‫علَيْنَا‬َ ‫لَهَا َو أَتِمّهَا‬
َ‫ك اْلعَفْوَ َو العَافِيَ َة ف يِ دِيْنِنَا وَ دُنْيَاناَ و‬
َ ‫سَأُل‬
ْ ‫اللّهُمّ إِنّ ا َن‬
،‫أَ ْهلِيْنَا َو أَمْوَالِنَا‬
ِ ‫ن سَ َبقُوْنَا ِباْلِي ـعمَا‬
‫ن‬ َ ْ‫لخْوَانِنَا الّذِي‬
ِ َِ‫غفِ ْرلَنَا و‬
ْ ‫رَبّنَا ا‬
ٌ‫ن آمَنُوْا رَبّنَا إِنّكَ َرءُوْف‬
َ ْ‫ل ِللّذِي‬
ّ ِ‫ي ُقلُوْبِنَا غ‬
ِ ‫وَلَ َتجْ َعلْ ف‬
.ٌ‫َرحِيْم‬

Tokyo, 25 Muharram 1430 H / 22 Januari 2009 M


Martabat manusia ditentukan oleh akhlaknya.

Pematangan sikap pribadi berawal dari rumah tangga.

Menanamkan perangai yang jujur.

Membentuk perangai umat harus dimulai dengan

menanam sahsiah pada keluarga. Pembinaan rohani

anggota keluarga dilaksanakan dengan agama. Dimulai

dengan menanamkan rasa ”Khauf”

‫ن الْمَضَاجِعِ يَ ْدعُونَ رَبّهُ ْم خَ ْوفًا‬


ِ‫ع‬َ ْ‫تَ َتجَافَى جُنُوبُهُم‬
Sesuai Bimbingan Agama Islam

َ‫وَطَمَعًا وَمِمّا رَ َزقْنَاهُمْ يُ ْن ِفقُون‬


"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka
berdoa kepada Tuhan mereka dengan penuh rasa takut
(khauf) dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari
rezki yang Kami berikan kepada mereka" (Q.S. As
Sajadah: 16)

Kata khauf yang berarti takut, telah disinggung di


dalam Al Qur’an sebanyak 134 kali, dan sinonimnya
yaitu kata “Khasy-syah” yang juga berarti takut terdapat
sebanyak 84 kali. Allah SWT menjadikan kehidupan di
dunia ini ibarat ruang ujian, yang harus ditempuh
manusia. Firman Allah tentang hal tersebut:

‫سنُ عَمَل‬
َ ْ‫ق الْمَ ْوتَ وَالْحَيَاةَ لِيَ ْبلُوَ ُكمْ أَيّ ُكمْ َأح‬
َ َ‫خل‬
َ ‫الّذِي‬

ُ‫وَهُ َو الْعَزِي ُز الْغَفُور‬

“Dialah Allah -- Yang menjadikan mati dan hidup, supaya


Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS. Al Mulk: 2)

Rasa takut (Khauf) merupakan sifat kejiwaan dan


kecenderungan alami yang bersemayan dalamhati
manusia, dan memiliki peran penting dalam kehidupan
kejiwaan manusia. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: “MAN
KHAAFA AAMANA”, barangsiapa yang takut, aman!” Kalau
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

kita tidak takut hujan, kita tidak akan sedia payung,


bila kita tidak takut sakit kita tidak berupaya
meningkatkan kesehatan kita.
Islam tidak memandang rasa takut yang ada dalam
diri manusia sebagai aib yang harus dihilangkan.
Namun demikian, rasa takut akan menjadi sesuatu
yang buruk apabila seseorang tidak mampu mengatur
dan menyalurkan rasa takutnya, apalagi bila rasa takut
itu jadi perintang kemajuan, kebebasan dan
kehormatannya.
Ali bin Abi Thalib AS, menasehati kita: “Kalau
anda bertekad melakukan sesuatu, maka arungilah.
Karena bayangan bencana terlihat lebih besar dari
yang sebenarnya.” Jadi sesungguhnya menunggu
datangnya bencana lebih buruk dari bencana itu
sendiri. Karena lebih baik kita melakukan persiapan
dan menyusun kekuatan bathin menghadapi sesuatu
yang akan datang.
Al Qur’an telah menggambarkan rasa takut yang
timbul pada jiwa para rasul dan hamba-hamba Allah
yang shaleh, meskipun mereka adalah manusia pilihan
yang terkenal suci dan bersih. Allah SWT berfirman:

‫ضعِيهِ فَإِذ َا‬ َ َ ‫وأَوحينا إلَى أ ُم موسى أ‬


ِ ‫ن أْر‬
ْ َ ُ ِّ ِ َْ َ ْ َ
Sesuai Bimbingan Agama Islam

َ
‫خافِي‬ ّ َ ‫ت ع َلَيْهِ فَألِْقيهِ فِي الْي‬
َ َ ‫م ِ وَل َ ت‬ ِ ‫خْف‬
ِ

‫ن‬ ِ ُ ‫علُوه‬
َ ‫م‬ ِ ‫جا‬ ِ ْ ‫حَزنِي إِنَّا َرادُّوه ُ إِلَي‬
َ َ‫ك و‬ ْ َ ‫وَل َ ت‬
‫ن‬
َ ‫سلِي‬ ُ ْ ‫ال‬
َ ‫مْر‬
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: “Susukanlah dia,
dan apabila kamu takut (khawatir) maka hanyutkanlah ia
ke dalam sungat (Nil). Dan janganlah kamu takut dan
(jangan pula) bersedih hati. Karena sesungguhnya Kami
akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya
(salah seorang) dari para rasul." (Q.S. Al Qashash : 7)

Takut (al khauf) adalah masalah yang berkaitan


dengan kejadian yang akan datang. Seseorang hanya
merasa takut jika yang dibenci tiba yang dicinta sirna.
Khauf merupakan salah satu syarat iman dan
melaksanakan hukum-hukumnya.
Takut kepada Allah adalah rasa takut yang harus
dimiliki setiap hamba. Karena rasa takut itu mendorong
untuk meningkatkan amal kebaikan dan bersegera
dalam meninggalkan semua yang dilarang-Nya. Rasa
takut kepada Yang Maha Kuasa adalah salah satu pilar
penyangga keimanan kepada-Nya. Dengan adanya rasa
takut, timbul rasa harap (rajaa’) akan maghfirah
(ampunan), ‘inayah (pertolongan), serta rahmat Allah
dan ridha-Nya. Sehingga hakikat "iyyaka na’budu wa
iyyaka nasta’iin" benar-benar terpatri dalam qalbu
Membina Rumah Tangga dan Memelihara
Nilai Pernikahan

seorang hamba.
Di saat manusia merasakan getaran rasa takutnya
kepada Allah, maka saat itu berarti mereka memiliki
rasa takut pula akan ancaman azab yang Allah sediakan
bagi orang-orang yang durhaka kepada-Nya. Ma’rifah
(pengetahuan) akan sifat Allah akan mengantarkan ke
dalam pengetahuan tentang azab-Nya.
Seorang hamba yang shaleh, berma’rifatullah, dan
merealisasikan hakikat kehambaannya dengan
senantiasa mengamalkan perintah-Nya dan
mengamalkan pula semua ajaran rasul-Nya, pasti akan
memilki rasa takut yang mendalam terhadap azab yang
mengancamnya. Sikap ini akan melahirkan selalu
waspada, sehingga tidak ada amal atau prilaku yang
mengarah kepada hal-hal yang menjadikan Allah
murka dan menjadikan dirinya durhaka kepada Allah.
Allah SWT berfirman:

ٍ‫عذَابَ َيوْم‬
َ ‫عصَ ْيتُ رَبّي‬
َ ْ‫ف إِن‬
ُ ‫ُقلْ إِنّي أَخَا‬

ٍ‫عظِيم‬
َ

“Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari


yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku.” (Q.S. Az
Zumar: 13)

Sesungguhnya rasa takut kepada Allah itu


Sesuai Bimbingan Agama Islam

merupakan salah satu perangai yang diciptakan dalam


diri manusia untuk memotivasi mereka dalam
menyebarluaskan dan menjaga nilai-nilai Ilahy.
Orang yang benar dalam memposisikan rasa

takutnya akan merasakan rahmat Allah, baik dalam

kehidupan duniawi maupun ukhrawi.

‫سلِمِ ْينَ َو‬ْ ُ‫غفِ ْر ِللْمُؤْمِنِيْنَ َو المُؤْمِنَاتِ َو الم‬ ْ ‫اللّهُمّ ا‬


‫غفِ ْرلَنَا‬
ْ ‫ رَبّنَا ا‬.ِ‫لحْيَاءِ مِنْ ُهمْ وَ اْلَ ْموَات‬َ َ‫ ا‬،ِ‫سلِمَات‬ ْ ُ‫اْلم‬
ِ‫لخْوَانِنَا الّذِ ْينَ سَ َبقُوْنَا ِباْلِيـعمَانِ وَلَ َتجْ َعلْ في‬ ِ َِ‫و‬
.ٌ‫ن آمَنُوْا رَبّنَا إِ ّنكَ َرءُوْفٌ َرحِيْم‬ َ ْ‫ُقلُوْبِنَا غِلّ ِللّذِي‬

You might also like