Professional Documents
Culture Documents
H. Mas’oed Abidin
Ketua Badan Amil Zakat Sumbar
Wakil Ketua Dewan Dakwah Sumbar
Wakil Ketua Dewan Penasehat MUI Sumbar
Muqaddimah
Nikmat Allah SWT yang kita peroleh
dengan berbagai kelebihan atau kekurangan
adalah hasil dari pengorbanan dan ketekunan
kita secara sambung bersambung. Sebagai
buktinya adalah keterpaduan hati, tekad dan
langkah yang kita ayunkan sampai hari ini.
Nikmat itu membuka banyak kesempatan
bergerak lebih leluasa dan bertanggung jawab.
PROBLEMATIKA DAKWAH
Seiring dengan itu di Alaf ini telah terjadi
perubahan cepat dan transparan ditandai
hubungan komunikasi, informasi, dan
transportasi serba cepat mengarah kepada
lepasnya sekatan.2
3 permissivisme
Peluang dan Tantangan
mereka larut kedalam tindakan melampaui
batas4 yang menyeret meruyaknya kriminalitas
dan pelanggaran norma hukum dalam
bermasyarakat. Pada masa silam keadaan
tersebut jarang dan bahkan tidak didapati pada
prilaku umat di Ranah Bundo ini. Kejadian ini
lazimnya sering dikaitkan dengan kemampuan
du’at dan para murabbi mengajar umat. Mau
tidak mau akan lahirkan di masa mendatang
generasi yang kurang ilmu dan lemah dalam
pemahamannya.
4 anarkisme
5 Lihat juga QS.Al Baqarah (2) ayat 257; QS.Al Maaidah (5) ayat 16;
QS.Al Hadid (57) ayat 9; QS.Ath-Thalaq (65) ayat 11.
Ekspansi Dakwah Islam di Era Otonomi
sisi-sisi mengagumkan antara lain ;
1. Kehidupan pra-globalisasi
Kondisi yang terlihat menggejala di tengah
kehidupan masyarakat adalah penerapan
pola hidup materialistik dan individualis.
Sajian pola kehidupan seperti ini tampak
nyata dengan hilangnya tatanan
bermasyarakat kebersamaan (kurang
bersilaturrahmi).
Akibat nyata yang terasakan ditengah
kehidupan bermasyarakat ialah ;
• mulai merenggangnya hubungan
kekerabatan,
• hilangnya rasa tanggung jawab bersama,
• pudarnya kegotong royongan, yang
selama ini adalah ciri khas budaya bangsa.
4. Konspirasi internasional.
Asas agama sering dijadikan salah satu ujud
sasaran tembak dalam pertentangan-
pertentangan di antara pemegang kekuasaan
Ekspansi Dakwah Islam di Era Otonomi
dunia, percaturan politik sejagat yang
mengarah persekongkolan kekuatan-
kekuatan anti agama (persekongkolan
kekuatan ini sering bergulir menjadi konspirasi
internasional).
7. Kehidupan konsumerisme
Berbelanja tanpa takaran selalu memancing
keluarga, terutama masyarakat lapis bawah
yang adalah grass root dan menjadi akar serabut
masyarakat kepada pemborosan yang pada
gilirannya terlihat pada ;
• terikat kepada hutang (kredit lunak
berbunga besar)
Peluang dan Tantangan
• rusak kerukunan bermasyarakat,
• hilangnya ketenteraman,
• timbulnya penipuan, pemalsuan,
perampokan, pembunuhan, dan,
• berbagai tindakan kriminal.
• pemurtadan aqidah, karena yang kuat
akan selalu memakan yang lemah, pada
akhirnya patriotisme berbangsa dan
bernegara mulai terasa hilang.
• Agama Islam menyebutkan bahwa
“kekafiran itu seringkali datang karena
kefakiran”.
• krisis akhlaq mulai menjangkiti masyarakat
desa, tersebab mulai menjauhnya umat
dari bimbingan agama, melemahnya
tabligh, pengajian, majlis ta’lim, dan mulai
lengangnya masjid dan langgar, orang tua
enggan memasukkan anak-anaknya
kesekolah-sekolah agama.
8. Proyek modernisasi barat
Akibat dari runtuhnya kekuasaan gereja,
terutama di belahan dunia barat, telah
menggeser pandangan masyarakat yang
semula akrab dengan perpegangan agama
menjadi condong kearah pengkejaran kepada
memenuhi keperluan-keperluan lahiriah
dengan mengabaikan kebutuhan rohaniah
melalui tindakan-tindakan pengabaian prinsip-
prinsip moral yang lazim berlaku, dan acapkali
berakhir dengan lenyapnya kebahagiaan atau
lumpuhnya pertumbuhan jiwa manusia.
Kehilangan perpegangan kepada ajaran agam
tambah diperburuk setelah Komunis runtuh di
Rusia (1990), Krisis Rohani Barat ber gerak
cepat dengan melakukan perubahan berupa
Ekspansi Dakwah Islam di Era Otonomi
"proyek Modernisasi". Pakar Teoritis Barat
mulai ragu dengan hipotesa-hipotesa mereka.
Barat sedang di jangkiti keimanan terhadap
tuhan baru "developmentalisme" yang
berkembang terus subur.
Keperluan manusia kepada tuhan
menyebabkan mereka mencari-cari tuhan
kemana saja, padahal pemikian menafikan
tuhan adalah sama dengan meniadakan
keberadaan manusia dan alam kehidupan
manusia. "Hingga batas manapun pemikiran
tidak adanya tuhan tidak dapat diterima"16.
9. Dekandensi Moral
Krisis dekadensi moral yang melanda tatanan
pergaulan dunia berbentuk meningkatnya
tindak krimanilitas, kecanduan alkohol, obat
bius, penyimpangan-penyimpangan hubungan
sexual, perlakuan buruk terhadap anak-anak,
naiknya tingkat perceraian, free-will,
penghormatan terhadap nilai orang tua
sangat merosot, semuanya itu pasti
berpengaruh besar kedepan.
Krisis moral ini akan menjadi kerugian
generasi mendatang.
19 Penghulu pada setiap suku, yang sering juga disebut ninik mamak nan
gadang basa batuah, atau nan di amba gadang, nan di junjung tinggi,
sebagai suatu legitimasi masyarakat nan di lewakan.
20 Bisa juga disebut dengan panggilan urang siak, tuanku, bilal, katib
nagari atau imam suku, dll dalam peran dan fungsinya sebagai urang
surau pemimpin agama Islam. Gelaran ini lebih menekankan kepada
pemeranan fungsi ditengah denyut nadi kehidupan masyarakat (anak
nagari).
21 Bisa saja terdiri dari anak nagari yang menjabat jabatan
pemerintahan, para ilmuan, perdu’atan tinggi, hartawan, dermawan.
22 Para remaja, angkatan muda, yang dijuluki dengan nan capek kaki
ringan tangan, nan ka disuruah di sarayo.
23 Kalangan ibu-ibu, yang sesungguhnya ditangan mereka terletak garis
keturunan dalam sistim matrilinineal dan masih berlaku hingga saat ini,
lebih jelasnya di ungkap di dalam Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang
Peluang dan Tantangan
Dengan demikian, terlihat bahwa nagari di
Minangkabau tidak hanya sebatas pengertian
ulayat hukum adat namun yang lebih
mengedepan dan paling utama adalah wilayah
kesepakatan antar berbagai komponen
masyarakat di dalam nagari dengan spiritnya
adalah ;