You are on page 1of 8

BAB II.

METODE ILMIAH

A. RENCANA BELAJAR PESERTA


Standar Kompetensi : Memahami gejala alam melalui pengamatan.
Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam
biotik.
2. Mengidentifikasi objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam
abiotik.

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan
Guru

B. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Tujuan Kegiatan Pembelajaran Umum
Siswa dapat mempelajari dan menggunakan konsep metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kegiatan Belajar 1 ( menit)


1.1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1.
Setelah selesai mempelajari kegiatan 1, Anda dapat:
1. Memahami hakikat ilmu pengetahuan alam (sains)
2. Memahami dan dapat menerapkan keterampilan proses sains
3. Memahami dan dapat menerapkan metode ilmiah untuk pengamatan gejala alam

1.2 Kegiatan Pembelajaran dan Pengerjaan Tugas


1.2.1 Materi Pembelajaran 1

I. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN ALAM (SAINS)


Sejak abad ke-18, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan melahirkan teknologi canggih
yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu
pengetahuan alam, telah mengubah sejarah peradaban manusia menjadi lebih modern. Meski
demikian, tanpa disadari manusia telah mengeksploitasi alam secara besar-besaran dan mengabaikan
keutuhan alam. Seiring dengan berkembangnya kemajuan sains serta teknologi, ketersediaan sumber
daya alam semakin menurun. Hal ini akan memengaruhi kehidupan manusia selanjutnya, yang saat ini
telah ditandai dengan perubahan iklim akibat pemanasan global. Bagaimana hal tersebut dapat
terjadi? Bagaimana kita dapat mencegah kerusakan alam lebih lanjut? Untuk menjawabnya, kita perlu
terlebih dahulu mengkaji kembali hakikat dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang sesungguhnya.

1. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Disiplin Ilmu


Berbagai disiplin ilmu yang dipelajari manusia secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
1. Ilmu alam (natural sciences), misalnya kimia, fisika, biologi.
2. Ilmu sosial (social sciences), misalnya sosiologi, ekonomi, manajemen.
3. Humanitas (Ilmu Budaya), misalnya bahasa, etika, kewarganegaraan.

1
Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan ciri khas manusia.
Manusia memiliki rasa ingin tahu mengenai benda-benda dan gejala-gejala alam di sekitarnya, dan
dirinya sendiri. Dari rasa ingin tahu tersebut, manusia selalu menggunakan akal pikirannya untuk
mencari tahu serta mempelajari gejala-gejala alam agar dapat bermanfaat dalam kehidupannya. Jadi,
ilmu pengetahuan alam (sains) adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam secara apa
adanya.

2. Ciri Ilmu Pengetahuan Alam


Ilmu pengetahuan alam memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Konkret
Ilmu pengetahuan alam memiliki objek kajian berupa benda-benda atau gejala-gejala alam yang
nyata dan dapat ditangkap oleh indera, contohnya tumbuhan, benda langit, dan hujan.

b. Logis
Ilmu pengetahuan alam dikembangkan berdasarkan cara berpikir logis. Cara berpikir logis adalah
cara berpikir dengan menggunakan logika dan ajek. Kesimpulan yang diambil berdasarkan logika-
logika tertentu, baik secara induktif atau deduktif.

c. Objektif
Hasil dari ilmu pengetahuan alam merupakan suatu produk yang terhindar dari maksud-maksud
tertentu pelaku (subjektif), baik itu berupa kepentingan seseorang maupun golongan. Hasil dari kajian
ilmu pengetahuan alam harus sesuai dengan fakta dan bukti kebenaran ilmiah secara apa adanya
tanpa ditambahi ataupun ditutupi dengan mitos dan perasaan.

d. Empiris
Ilmu pengetahuan alam atau sains dikembangkan berdasarkan pengamatan empiris, yaitu suatu
pengalaman konkret yang dapat dirasakan oleh semua orang dan dapat dibuktikan secara ilmiah.

e. Sistematis
Hasil kajian ilmu pengetahuan alam, baik hasil penelitian atau kajian ilmiah, didasarkan pada
langkah-langkah yang sistematis dan berurutan. Urutan tersebut berupa langkah-langkah metode
ilmiah sehingga ketika orang lain ingin melakukan hal yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama
pula.

f. Teori-teorinya berlaku umum


Begitu banyak teori-teori sains yang lahir dari ilmuwan yang mengkaji gejala-gejala alam. Teori-
teori itu berlaku umum dan dapat diketahui oleh orang lain tanpa batas. Ketika seorang ilmuwan
mengeluarkan teori tertentu, orang lain dapat mengoreksi atau mengkaji ulang kesesuaian teori
tersebut. Bahkan ilmuwan lain yang tidak sependapat dapat mengeluarkan teori baru yang melengkapi
atau membantah teori yang tidak sesuai tersebut.

• KEGIATAN 1.1 Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia

Tujuan: mendiskusikan perkembangan sains dan teknologi di Indonesia saat ini.


Kamu telah mempelajari ilmu pengetahuan alam (sains) sebagai suatu disiplin ilmu. Diskusikan
dengan temanmu mengenai hat berikut.
• Hubungan perkembangan sains dengan perkembangan teknologi.
• Perkembangan sains dan teknologi di Indonesia saat ini.
• Dampak perkembangan sains dan teknologi terhadap masyarakat dan alam Indonesia.
Bacalah berbagai sumber yang dapat menambah bahan diskusimu. Tuliskan hasil diskusimu dan
kumpulkan ke guru.

2
II. KETERAMPILAN PROSES SAINS
Bagaimana cara ilmuwan menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan alam? Para
ilmuwan berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara sistematis, jujur,
dan disiplin. Mereka mengembangkan semua keterampilan yang mereka miliki. Keterampilan itu
dinamakan keterampilan proses. Seseorang yang ingin mempelajari sains diharapkan dapat
menggunakan dan melatih keterampilan proses yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu sikap
ilmiah dalam menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan di alam. Keterampilan proses sains tersebut
adalah sebagai berikut.

1. Melakukan Observasi
Observasi adalah keterampilan dalam mengamati objek dan fenomena melalui panca indera,
yaitu melihat, menyentuh, mengecap, mendengar, dan membau. Observasi juga dapat dilakukan
dengan menggunakan alat bantu, seperti penggaris, mikroskop, termometer, lup, dan neraca. Hasil
observasi dapat ditampilkan dalam bentuk gambar, bagan, tabel, grafik, deskripsi, atau penjelasan.

Contoh hasil observasi dalam bentuk gambar:

Contoh hasil observasi dalam bentuk deskripsi:


Daun berukuran ± 10 — 5 cm2. Warna buah kuning, berbentuk bulat dengan daging buah tebal
dan berair. Bunga berwarna putih dengan jumlah kelopak tiga. Batang berkayu. Akar merupakan akar
tunggang.

2. Menafsirkan
Menafsirkan merupakan kemampuan dalam memberi arti atau menginterpretasikan suatu gejala-
gejala atau kejadian berdasarkan kejadian lainnya. Dalam memberikan penafsiran hendaknya memiliki
acuan atau patokan. Acuan tersebut berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan pola yang sudah
terjadi. Contoh cara menafsirkan adalah sebagai berikut.
Gejala : sebelum air sungai tercemar limbah pabrik, populasi ikan adalah 50 ekor, kemudian
ketika air sungai tercemar limbah pabrik, populasinya menjadi 25 ekor.
Penafsiran : terjadi penurunan populasi ikan sebesar 50% yang kemungkinan diakibatkan oleh air
sungai yang tercemar limbah pabrik.

3. Memprediksi
Memprediksi berarti memperkirakan suatu kejadian di masa yang akan datang berdasarkan pola
yang pernah terjadi sebelumnya pada kondisi yang sama. Contoh cara memprediksi adalah sebagai
berikut.
Kondisi : matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus, bumi terletak di antara matahari
dan bulan.
Prediksi : akan terjadi gerhana bulan.
3
4. Mengidentifikasi Variabel
Variabel adalah sesuatu yang menjadi pusat atau fokus perhatian, yangmemberikan pengaruh
dan memiliki nilai sehingga dapat berubah. Variabel dapat disebut juga peubah. Variabel merupakan
objek penelitian yang dapat menentukan hasil penelitian.
Ada beberapa macam variabel, yaitu:
a. Variabel manipulasi/bebas, yaitu variabel yang sengaja dapat diubah dan dimanipulasi oleh
peneliti. Variabel manipulasi sengaja dibuat bervariasi oleh peneliti.
b. Variabel respon/terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel manipulasi. Ketika
variabel manipulasi berubah, variabel respon ikut berubah.
c. Variabel kontrol/pengendali, yaitu variabel yang berada di luar variabel manipulasi dan
variabel respon. Variabel ini dibuat sama dan terkendali agar tidak berpengaruh terhadap hasil
penelitian.

Contoh cara mengindentifikasi variabel adalah sebagai berikut.


Misalkan, kita ingin meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan tanaman jagung.
Kita harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
tersebut, seperti cahaya, air, tanah, suhu, dan kelembaban. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi
dan mengubah pertumbuhan tanaman jagung sehingga dianggap sebagai variabel dalam
penelitian. Selanjutnya, kita dapat memilih faktor yang dibuat bervariasi sehingga dapat diukur
perubahannya, misalnya cahaya. Dalam hal ini, cahaya merupakan variabel manipulasi. Cahaya
memengaruhi pertumbuhan tanaman jagung sehingga pertumbuhan tanaman jagung merupakan
variabel respon. Faktor pertumbuhan selain cahaya, seperti air, tanah, suhu, dan kelembaban,
harus dibuat tetap (tidak berubah) agar tidak ikut mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu,
faktor selain cahaya tersebut merupakan variabel kontrol.

KEGIATAN 1.2 Mengidentifikasi Variabel Penelitian


Tujuan: mengidentifikasi variabel-variabel dalam suatu penelitian.
Tentukanlah variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol dari penelitian di bawah ini.
• Pertumbuhan anak ayam
• Kesuburan tanah
• Kenaikan berat badan
• Kesehatan jantung

Isilah variabel-variabel dalam tabel berikut


Masalah Penelitian Variabel
Manipulasi Respon Kontrol
Pertumbuhan anak ayam
Kesuburan tanah
Kenaikan berat badan
Kesehatan jantung

5. Mengkomunikasikan Hasil
Ketika seseorang mengomunikasikan hasil kajian maupun penelitian sains, ia harus
menyampaikan dengan jelas, tepat, tanpa menimbulkan ambigu. Mengomunikasikan hasil dapat
melalui lisan maupun tulisan. Melalui lisan misalnya dalam presentasi, diskusi, atau seminar ilmiah.
Melalui tulisan misalnya dalam bentuk makalah, laporan penelitian, atau jurnal.

• Kaji Ulang
1. Jelaskan keterampilan apa saja yang diperlukan dalam mempelajari ilmu pengetahuan alam
(sains).
2. Jelaskan macam-macam variabel dalam penelitian.

4
3. Seorang siswa melakukan observasi terhadap tanaman di kebun rumahnya dan kebun
tetangganya. Hasil observasinya adalah tanaman di kebun rumahnya lebih subur dari tanaman
di kebun tetangganya. Tanaman di kebun rumahnya disiram setiap had dan diberi pupuk.
Tanaman di kebun tetangganya disiram seminggu sekali dan diberi pupuk. Apa yang bisa kamu
tafsirkan dari observasi siswa tersebut?

III. METODE ILMIAH


Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka
mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan suatu penelitian.
Mengapa kita harus melakukan penelitian? Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau gejala alam tertentu. Ilmu
pengetahuan terus berkembang karena para ilmuwan tak berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai
gejala-gejala alam yang terjadi.

Penelitian dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:


1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan menggunakan alat indera tanpa
mengacu pada satuan pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kualitatif berupa
deskripsi atau penjelasan mengenai suatu keadaan atau kejadian.
Contoh: penelitan mengenai struktur morfologi bunga kembang sepatu.
Data yang didapat berupa deskripsi berikut ini.
Bunga kembang sepatu merupakan bunga lengkap karena memiliki mahkota, kelopak, putik, dan
benang sari. Mahkota bunga berwarna merah. Bentuk bunga seperti terompet.

2. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan -nenggunakan alat ukur dan
mengacu pada satuan pengukuran paku. Data yang didapat dari penelitian kuantitatif berupa
angka / jumlah
Contoh: penelitian mengenai pertumbuhan tanaman kembang sepatu per hari.
Data yang didapat berupa tabel berikut ini.
Tabel 1.2 Contoh Data Pertambahan Panjang Batang Tanaman Kembang Sepatu
Hari Pertambahan Panjang Batang (mm)
Senin 8
Selasa 15
Rabu 16
Kamis 5
Jum’at 10
Sabtu 7

Untuk mendapatkan hasil penelitian, diperlukan langkah-langkahkah metode ilmiah sebagai berikut.
1) Menyusun Rumusan Masalah
Ketika seseorang ingin meneliti atau mencari jawaban, lebih dahulu is akan menemukan
masalah. Masalah tersebut dapat ditemukan dari lingkungan sekitar, baik mahkluk hidup maupun
benda mati. Setelah menemukan masalah, masalah tersebut kemudian dirumuskan. Dalam
merumuskan masalah setidaknya harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih. Hubungan itu
dapat berupa pengaruh, perbedaan, atau perbandingan antarvariabel, baik variabel
manipulasi, respon, maupun kontrol.
b. Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat dipecahkan.
c. Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas. Pertanyaan dibuat
dengan diawali oleh kata tanya dan diakhiri dengan tanda tanya.
Contoh cara merumuskan masalah:

5
Di suatu sungai yang tercemar limbah pabrik, hari demi hari ikan-ikan yang hidup di sungai
tersebut populasinya berkurang. Dari masalah tersebut kita dapat melihat beberapa hal penting
yang dapat kita teliti, antara lain limbah pabrik dan populasi ikan. Setelah itu, kita dapat
menentukan variabel yang terdapat di dalamnya.
• Limbah pabrik merupakan variabel manipulasi/bebas, karena is dapat memengaruhi populasi
ikan di dalam sungai tersebut. Dalam penelitian untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh
limbah pabrik tersebut terhadap populasi ikan di sungai, kita dapat memanipulasi jumlah
limbah yang mencemari air sungai tersebut.
• Populasi ikan merupakan variabel respon/terikat, karena perubahannya dipengaruhi oleh
limbah pabrik yang merupakan variabel manipulasi/bebas.

Setelah menentukan variabel, maka kita dapat merumuskan masalah di atas sebagai berikut:
Apakah terdapat pengaruh limbah pabrik terhadap populasi ikan di sungai?
kata menyatakan variabel variabel terikat
tanya keterkaitan manipulasi

2) Menyusun Kerangka Teori


Setelah menemukan dan merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan
keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan, yang
berhubungan dengan permasalahan yang terjadi. Hal ini dilakukan sebagai modal dalam menyusun
dugaan sementara terhadap permasalahan yang terjadi. Keterangan-keterangan atau informasi
tersebut dapat diambil dari buku berupa teori mengenai variabel-variabel yang menjadi
permasalahan, internet, atau dari jurnal penelitian. Dari keterangan-keterangan dan informasi
tersebut diperoleh penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.

3. Merumuskan Hipotesis
Ketika kita merumuskan pertanyaan, maka sebenarnya sudah terlintas jawabannya di pikiran kita,
tapi jawaban tersebut masih be rs ifa t me ra gu kan dan semen ta ra ka re na be lu m dibu ktikan melalui
eksperimen (percobaan). jawaban sementara itulah vang dinamakan dengan hipotesis. Hipotesis
masih perlu dicari kebenarannya. Dalam merumuskan hipotesis hendaknya harus memerhatikan hal-hal
berikut.

•Ditulis dalam pernyataan.


•Sederhana dan jelas, mengandung variabel-variabel yang menjadi perhatian.
Berdasarkan keterangan-keterangan atau informasi yang dikaji baik dari sumber bacaan maupun
fakta.

Ada dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol, merupakan jawaban sementara yang menyatakan tidak
ada pengaruh antarvariabel, dan hipotesis alternatif, merupakan jawaban sementara yang menyatakan
ada hubungan antarvariabel. Hipotesis nol berlawanan dengan hipotesis alternatif.

Berdasarkan pengertian di atas, rumusan masalah pada halaman sebelumnya dapat disusun
hipotesisnya, yaitu:
Hipotesis nol : tidak ada pengaruh limbah pabrik terhadap populasi ikan di sungai.

Hipotesis alternatif : ada pengaruh limbah pabrik terhadap populasi ikan di sungai.

4. Melakukan Eksperimen
Setelah merumuskan hipotesis, maka tahap berikutnya adalah membuktikan kebenaran hipotesis
tersebut. Untuk membuktikan hipotesis, dilakukan eksperimen. Berdasarkan masalah pada halaman 10,
eksperimen dapat dilakukan dengan memberi perlakuan pada populasi ikan berupa mengalirkan air
limbah sedikit demi sedikit sesuai kehendak peneliti. Hal ini dilakukan untuk melihat adakah pengaruh
limbah pabrik terhadap populasi ikan.

6
Contoh urutan kerja eksperimen:
a. Menyiapkan ikan, misalnya ikan yang digunakan berjumlah 10 ekor.

b. Menyiapkan media tempat tinggal populasi ikan, dalam hal ini ikan harus hidup di air mengalir seperti
sungai. Misalnya, di kolam yang airnya selalu mengalir.

c- Menyiapkan limbah sesuai dengan kadar kandungan limbah yang sebenarnya.

d- Membuat rancangan berapa lama waktu percobaan akan dilakukan.


e. Mencatat data yang didapat untuk setiap perlakuan.

5. Mengolah dan Menganalisis Data


Data yang diambil pada saat penelitian harus diolah dan dianalisis. Data dibuat sederhana untuk
melihat keterkaitan antarvariabel. Data dikelompokkan sesuai dengan sifat dan jenisnya. Data dapat
diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram. Setelah itu, data dianalisis dan dibahas
serta disesuaikan dengan kerangka teori yang telah dibuat untuk mencari kebenaran apakah hipotesis
yang telah didapat sesuai dengan data eksperimen atau tidak.
Contoh penyajian data eksperimen:
• Data dalam bentuk tabel
Tabel 1.1 Data jumlah populasi ikan pada perairan yang mengandung limbah pabrik dengan volume
tertentu.

• Data dalam bentuk diagram batang


Diagram data jumlah populasi ikan pada perairan yang mengandung limbah pabrik dengan volume
tertentu.

0 20 40 60 80 100 120
Volume limbah pabrik (cm')

Contoh analisis/pembahasan:
Berdasarkan data tersebut, tampak bahwa populasi ikan menurun karena limbah pabrik yang
mencemari air. Semakin banyak volume limbah pabrik yang dialirkan, semakin banyak pule ikanikan

7
yang coati. Artinya, populasi ikan menurun seiring dengan bertambahnya volume limbah pabrik yang
mencemari air. Hal ini menunjukkan bahwa limbah pabrik memengaruhi populasi ikan.

6. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan didapat dari data hasil eksperimen. Ada dua kemungkinan kesimpulan, yaitu
hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Hipotesis diterima jika hasil eksperimen sesuai dengan
hipotesis, yaitu ada keterkaitan antar variabel. Hipotesis ditolak jika hasil eksperimen tidak sesuai
dengan hipotesis dan tidak ada keterkaitan antar variabel.
Kesimpulan hasil eksperimen di atas adalah:
Terdapat pengaruh limbah pabrik terhadap populasi ikan di sungai.

7. Mempublikasikan Hasil
Setelah eksperimen selesai dan telah didapatkan kesimpulannya, langkah terakhir dari metode
ilmiah adalah mempublikasikan hasil. Mempublikasikan hasil adalah menginformasikan kepada orang
lain hasil dari eksperimen yang telah dilakukan, agar orang lain mengetahui atau mengujicobakan
kembali. Mempublikasikan hasil dapat dilakukan dengan menyusun laporan hasil penelitian (laporan
menurut metode ilmiah), menerbitkan dalam jurnal penelitian, atau koran sekolah. Mengenai susunan
laporan ilmiah secara umum adalah sebagai berikut:
1. Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar isi
4. BAB I. Pendahuluan
1. Latar belakang masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Hipotesis penelitian
5. BAB II. Tinjauan Pustaka
6. BAB III. Bahan dan Metode Kerja
7. BAB V. Kesimpulan dan Saran

You might also like