Professional Documents
Culture Documents
Catatan kecil ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
Yang diampu oleh bapak Drs. Abdul Kholiq, MA
Disusun Oleh
Abaz Zahrotien
A. Pendahuluan
Sederhananya, tradisi adalah hal, adat, laku social, hokum, norma dan
nilai yang berlaku secara turun temurun dalam jangka waktu yang sangat
lama oleh sekelompok masyarakat yang menyepakati berlakunya tradisi
tersebut sebagai cirri khas dan identitas kelompok masyarakatnya.
Ini berbeda dengan budaya, budaya adalah, hasil cipta, karsa, karya
manusia. Pembahasan detail mengenai studi linguistic mungkin tidak
terlalu tepat apabila menjadi prolog dalam diskusi teks ini, sehingga akan
lebih baik apabila pembahasannya langsung pada point of view yakni
mengenai study budaya.
Ilmu Budaya dasar sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU) merupakan
mata kuliah yang wajib untuk mahasiswa1, sebagai mata kuliah dasar yang
berlaku di setiap jurusan, tentunya memiliki alasan yang kuat untuk
dianggap sebagai mata kuliah wajib. Dalam catatan M. Habib Mustopo2
tujuan diadakannya ilmu budaya dasar adalah
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai
1 Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.
32/DJ/Kep/1983 tentang pendidikan Ilmu Budaya Dasar sebagai Mata Kuliah Dasar Umum untuk
semua mahasiswa di setiap perguruan tinggi, baik negeri atau swasta. Lihat juga
http://www.depdiknas.go.id/dikti
2 Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional Surabaya, 1983, hal. 15 sebagaimana
dikutip Drs. M. Abdul Kholiq, dalam Ilmu Budaya Dasar dalam Perspektif Al Qur’an, LP3M Unsiq,
2003, hal. 5
dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap
pemeluk agama lain.
Dalam buku yang akan kita bahas, Drs. M. Abdul Kholiq mencoba
menggabungkan dua disiplin ilmu sekaligus yang dikemas dalam satu
pembahasan yang cukup unik dan menarik, yakni antara teori-teori dasar
budaya dan teori-teori teologis. Dua disiplin ilmu ini dikemas menjadi satu
tema yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain, apabila yang
pertama sebagai dalil riil, maka yang kedua berperan sebagai justifikasi
teologis, apabila yang kedua menjadi ilustrasi historis, maka yang
pertama menempatkan dirinya sebagai studi tekstual normative.
Agar dalam diskusi tekstual ini tidak terlalu overleap dan lebih terarah
diskusinya, maka kita putuskan untuk membahas secara terperinci sesuai
dengan kajian turunan disiplin ilmu ini. Maksudnya, pembahasannya
langsung pada inti pembahasan ilmu budaya dasar yakni mengenai
delapan kajian turunan seperti telah dicantumkan diatas.
Kasih sayang adalah juga merupakan sifat dasar yang dibawa ketika bayi
lahir. Kasih sayang ini termanifestasikan dalam hubungan antara ibu dan
bayinya. Bayi akan dapat mengenal sentuhan kasih dari orang tuanya,
dapat mengenal sentuhan cinta ketika Ibu memberikan ASI kepada
bayinya, ada contoh kasuistik, bahwa terkadang bayi dapat merasakan
ASI dari ibu kandungnya (atau ibu yang biasa menyusuinya) serta menolak
ASI yang diberikan dari ibu lainnya.
Cinta kasih adalah cinta yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk
sanubari setiap manusia, bukan karena dorongan kepentingan tertentu.
Cinta kasih ini tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, tidak pula terbatasi
oleh umur, jenis kelamin, suku budaya, bangsa dan agama. Dalam cinta
kasih ini, tidak dapat ditemui rasa cemburu, iri hati, persaingan atau
penyisihan, sebabnya, dalam cinta kasih tidak hanya berbicara mengenai
kepentingan, maka semuanya dianggap sama, semuanya merupakan
objek pemberian kasih kepada sesama tanpa memberikan arti khusus
untuk kepentingan tertentu.
Melalui cinta ini pula, hubungan khusus antar manusia dapat terjalin,
cinta juga merupakan rasa yang mampu menjalin hubungan keluarga,
menjalin ikatan persaudaraan, menggandeng perbedaan menjadi satu
kesatuan dan menciptakan persaudaraan yang saling mengerti kebutuhan
satu dengan yang lainnya.
Kasih sayang antar individu adalah manifestasi dari cinta yang mengaitkan
hubungan khusus dua individu yang memiliki rasa cinta dan ketertarikan
antara satu dengan yang lain. Kasih sayang antar individu ini adalah
fondasi dasar dari hubungan keluarga, dengan kasih sayang antar individu
ini, maka terjalinlah pernikahan, memiliki keturunan dan selanjutnya
menjadi satu keluarga besar dalam beberapa decade kedepannya.
Cinta yang tumbuh antara satu orang dengan orang lain biasanya lebih
dapat dilihat dari ketertarikan secara fisik ataupun non fisik seseorang
kepada orang lain yang kemudian cinta itu disambut kemudian menjalin
kesepakatan bersama dalam ikatan pernikahan.
Cinta kepada diri sendiri tidaklah sama dengan mementingkan diri sendiri,
cinta kepada diri sendiri tidak berarti mencintai dirinya sendiri kemudian
meninggalkan kebutuhan cinta terhadap sesama. Mementingkan diri
sendiri akan membawa seseorang dalam keegoisan, memandang
kepentingan social dibawah kepentingan individu dan mengutamakan
dirinya sendiri dibanding mendahulukan orang lain atau masyarakat
dalam setiap hal.
Klasifikasi cinta yang lain adalah cinta erotis, yakni cinta yang
mendambakan adanya peleburan, penyatuan antar pribadi dengan
intimitas yang tinggi. Cinta erotis mendambakan adanya dua pribadi yang
mengaktualisasikan cintanya melalu tindakan-tindakan erotis yang
mampu menutupi kebutuhan biologis diantara keduanya.
Dalam kasus cinta erotis, tidaklah merupakan bagian dari cinta yang
umum, ini kasuistik dan bersifat ekslusif. Cinta jenis ini terjadi apabila ada
ketertarikan secara seksual antara satu orang dengan orang lain yang
telah memiliki hubungan cinta antar individu yang mendalam. Dorongan
seksual yang tinggi merupakan bagian terpenting dalam jenis cinta ini.
Selanjutnya cinta terhadap sesama, cinta ini adalah cinta yang bersifat
universal, cinta dalam pandangan kaum universalis adalah mencintai
kepada setiap makhluk tuhan yang ada dibumi, tidak hanya mencintai
sesama manusia saja, tetapi mencintai alam raya, binatang-binatang dan
mencintai kekayaan alam dengan menjaganya dari kepunahan.
Cinta terhadap sesama tidak ada kata cemburu atau iri hati dalam
pengejawantahannya. Seseorang yang mencintai sesamanya, maka secara
otomatis orang lain akan mencintainya juga, cinta ini bersifat universal,
kadarnya tidak terlalu tinggi apabila dibaningkan dengan cinta antar
individu dan cinta erotis, sehingga jarang sekali seseorang cemburu
karena orang lain mencintai hutan belantara, mencintai rakyat, mencintai
masyarakat secara umum.
Ini berbeda dengan cinta seorang ibu kepada anaknya, cinta keibuan lebih
didasarkan cinta yang bernilai tanggung jawab dan perhatian. Seorang ibu
akan merasa bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anaknya,
sehingga dengan jalan apapun ia memberikan perhatian, kasih sayang,
cinta, dan kebutuhan anaknya yang lain. Ia akan merasa nyaman ketika
anaknya merasa nyaman pula, ia akan merasa senang apabila setiap
kebutuhan anaknya terpenuhi, ia akan merasa bahagia meskipun ia
membanting tulang untuk masa depan anaknya ketika melihat anaknya
sukses.
Cinta seorang ibu kepada anaknya tidak bernilai materi, tidak pula bernilai
timbal balik, cinta seorang ibu tulus kepada anaknya, ia akan rela jatuh
bangun memenuhi kebutuhan anaknya, ia akan bahagia ketika anaknya
senang meskipun dirinya sendiri sengsara. Cinta seorang ibu melebihi
cinta kepada apapun. Sehingga peran ibu menjadi sangat penting dalam
menunjang masa depan anak kedepannya.
Cinta kepada tuhan, juga diharuskan untuk cinta kepada rasulnya. Orang
dapat dikatakan mencintai tuhannya apabila ia juga mencintai rasulnya
sebagaimana ia mencintai tuhannya. Demikian hubungan cinta ini
berjalan, saling mendukung dan saling terkait antara yang satu dengan
yang lainnya.
Atau misalnya, lihatlah dari lantai tiga gedung Al Jadid, dari sana lihatlah
rumput yang menghijau disetiap lapangan, ditengahnya terbelah jalan
aspal yang membentuk formasi unik, serta bangunan masjid yang bergaya
punden berundak, pohon-pohon rindang yang menghiasi karpet rumput
hijau semakin menambah kenikmatan mata memandang suasana kampus
yang begitu hijau. Ramuan hijau ini, membuat mahasiswa merasa nyaman
ketika berlama-lama berada dikampus, apalagi di dukung dengan suasana
yang enak untuk diarasakan, hawa udara yang menyejukkan, jauh dari
kebisingan dan lalu lintas padat, serta letak tata gedung yang sudah mulai
ditata dengan tata ruang yang teratur.
Sungguh indah, demikian yang terucap dari setiap orang ketika menikmati
pandangan rangkaian perbukitan yang menggelombang serta melihat
keasrian kampus. Keindahan alam semacam ini merupakan hiburan yang
membuat orang merasa nyaman ketika berada dilingkungan yang juga
indah. Keindahan membuat manusia menjadi lebih merasakan gairah
yang berlebih, semangat yang menyala serta keengganan untuk
terpisahkan dari keindahan itu. Bukti nyata dari itu adalah, orang akan
cenderung lebih semangat untuk merelaksasikan pikiran dan penat yang
dialaminya dengan berlibur ke tempat-tempat yang indah dibandingkan
harus ke tempat-tempat kerja atau aktivitas yang membuat orang
merasakan beban pikiran yang justru membuat menambah penat.
Satu hal lagi, orang mengartikan keindahan biasanya hanya dilihat pada
sisi visual saja, artinya orang mengatakan segala sesuatu indah apabila
mata mereka yang menangkapnya lalu mengirimkan sinyal ke otak dan
ditafsirkan sebagai keindahan. Keindahan dalam batasan umum hanya
pada sisi visual saja, namun mengabaikan sisi yang lainnya. Entah karena
ada diksi yang lain untuk indera lain atau bagaimana, tetapi yang jelas,
berbicara mengenai keindahan, juga erat kaitannya dengan indera yang
lain yang juga menangkap sinyal yang sama. Misalnya, seindah-indahnya
kawasan Dieng, orang tidak akan mengatakan itu kurang apabila disana
masih banyak dijumpai pupuk kandang di pinggiran jalan dengan bau
yang sangat menyengat, lalat-lalat yang berterbangan dimana-mana,
aroma kurang sedap ini mengurangi nilai keindahan. Atau ketika berada
di goa, orang menganggap goa kurang indah ketika didalam goa masih
banyak dijumpai binatang melata seperti ular yang hidup didalamnya dan
sering kali dapat membahayakan orang yang masuk didalamnya.
Terlepas dari semua itu, penulis yakin semua orang memiliki definisi
masing-masing mengenai keindahan, setiap orang mengetahui secara
pasti apa yang menurut mereka indah dan apa yang menurut mereka
tidak indah. Setiap orang juga mengetahui objek mana yang dapat
dikatakan indah, dan objek mana yang tidak menarik untuk dinikmati
keindahannya.
Sejak tanggal 27 Desember 2008 hingga hari ini, serangan tentara Israel
ke Jalur Gaza, Palestina, menyebabkan jutaan warga sipil tidak hanya
kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka saja, bahkan
beratus-ratus diantara mereka bergelimpangan meregang nyawa. Kota
Gaza jatuh berantakan. Ribuan orang mengungsi ke Negara lain disekitar
Palestina, bermigrasi dari satu daerah ke daerah lain.
Strategi perang Tsun Tzu dapat menjadi contoh, bahwa ketika musuh
sedang mengalami ketidakstabilan psikologis, karena kegembiraan yang
meluap, disitulah sebenarnya kelemahan mereka yang dengan mudah
dapat digempur dari berbagai sisi. Oleh karenanya control terhadap
kestabilan mental, kestabilan emosi dan pikiran adalah hal yang paling
utama yang harus dilakukan seseorang apabila sedang menghadapi
penderitaan yang mendalam. Manusia tidak diperkenankan oleh Tuhan
untuk menerima apa adanya penderitaan dengan terus meratapinya,
tetapi manusia harus berusaha memperbaiki diri untuk mencapai
kesempurnaan diri mereka dalam upaya mencapai insan yang ulul albab.
Kasus lain yang terjadi, Tuhan adalah maha kaya, maha adil, maha
member dan maha-maha yang lain. Tetapi mengapa Abu Rizal Bakrie
mendapatkan gelar sebagai orang terkaya di Indonesia sementara Abu
Rizal, Warga Kelurahan Kalibeber hidupnya pas-pasan, jauh dari
kecukupan. Dengan adanya dikotomi semacam ini, bentuk keadilan yang
bagaimana yang sebenarnya Tuhan janjikan kepada makhluknya, keadilan
semacam apa yang diberikan Tuhan dalam rangka upayanya
memerdekakan manusia dalam kondisi yang sama rata. Perbedaan secara
ekonomi adalah hal yang menonjol yang dapat dilihat. Kesenjangan pada
ranah ini sering kali menimbulkan konflik yang berkepanjangan.
Atau misalnya, protes seorang anak kecil, yang masih duduk di Play Group
kepada orang tuanya, karena uang saku yang diberikan kepadanya hanya
sedikit sementara untuk kakaknya yang sudah sekolah di salah satu SMP
negeri berkali-kali lipat dari jumlah uang saku yang ia dapatkan. Bukan
pada persoalan jumlahnya yang menjadi permasalahan, tetapi apakah ini
juga merupakan bagian dari keadilan. Atau adilkan ketika pemerintah
memberikan BLT sebanyak Rp. 300.000/tiga bulan kepada warga
masyarakat miskin. Atau sebenarnya keadilan itu apa dan bagaimana
penerapannya.
C. Catatan Analisis
D. Penutup