You are on page 1of 5

Nama : Hasan Nasrulloh

NIM : 0906977
Program Studi : Teknologi Pendidikan

PERAN STRATEGIS MAHASISWA DALAM UPAYA PENINGKATAN


KUALITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Sebuah nasihat dalam bahasa Arab berbunyi, “Inna fi yadisy syubban


amrul ummah wa fii aqdaamihim hayaatuha” Sesungguhnya pada tangan para
generasi mudalah urusan suatu ummat dan pada derap langkah merekalah
kehidupannya. Memang benar apa kata nasihat tersebut bahwa tidak dapat
dipungkiri lagi pada saat ini mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peranan
yang sangat urgen dalam menentukan kehidupan suatu bangsa khususnya di
Negara Indonesia yang kita cintai bersama ini.

Pada saat ini masyarakat memandang mahasiswa sebagai agen of social


change yang dengan paradigma berpikir dan intelektualitas tinggi yang
dimilikinya diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti terhadap
kemajuan bangsa.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa dana subsidi pendidikan tinggi
negeri berasal dari rakyat. Maka memang sudah sepantasnya dan menjadi
kewajiban bagi mahasiswa untuk dapat membayar “utang” tersebut kepada rakyat
yang telah banyak membantu dalam proses studi mahasiswa. Dengan demikian
mahasiswa juga secara tidak langsung dituntut untuk memiliki social
responsibility.

Pada tahun 1998 mahasiswa Indonesia telah berhasil memberikan prestasi


yang patut diacungkan jempol dan merupakan pembuktian dari gelar mahasiswa
sebagai agen of social change berhasil menggulingkan pemerintahan di rezim
Orde Baru ketika itu yang telah sangat tidak membela rakyat seperti terjadinya
krisis moneter yang menyebabkan nilai tukar rupiah sebesar 16.000 rupiah per

1
dollar Amerika. Bahkan pada aksi ini ada beberapa mahasiswa yang menjadi
korban.

Sekarang mungkin aksi mahasiswa dalam artian turun langsung ke jalan


tidak semarak yang dulu, hal dikarenakan instansi-instansi yang ada di
pemerintahan telah berjalan pada relnya seperti usaha-usaha yang dilakukan oleh
KPK yang patut mendapatkan apresiasi dalam memberantas “bangsat-bangsat
negara”. Meskipun demikian, masih ada hal-hal yang perlu dibenahi. Kita sebagai
mahasiswa tidak boleh menjadi statis, tidak hanya menjadi suvervisor terhadap
kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan politik saja. Melainkan mahasiswa
harus mencari cara untuk memberikan social responsibility dari arah yang lain
yaitu salah satunya ialah dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di
Indonesia ini.

Pencerdasan bangsa yang dilakukan oleh mahasiswa sebagian besar telah


direbut oleh partai-partai politik yang menjamur mulai tahun 1999. Namun peran
mahasiswa sebagai pencerdas bangsa tidak dapat tersingkirkan begitu saja. Hal ini
dikarenakan kebanyakan partai politik hanya memfokuskan dalam mencapai
tujuan partainya saja dan tidak sedikit juga banyak partai-partai politik yang
tampil sebagai pemenang hanya menjadi kacang yang lupa sama kulitnya. Dalam
sebuah situs blog di http://myanuar.wordpress.com di sana disebutkan bahwa ada
dua peran mahasiswa dalam rangka membuktikan social responsibity-nya yaitu:

1. Berperan sebagai petugas knowledge transfer dari dunia kampus menuju


luar kampus dalam upaya mencerdaskan bangsa dalam berbagai bidang
terutama masyarakat kalangan menengah ke bawah

2. Sebagai pelopor dalam pembentukan community development untuk


memacu dinamisasi kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.

Knowledge Transfer

Dunia kampus adalah dunia yang penuh dengan berbagai macam


idealisme yang berbeda, kumpulan dari idealisme yang sama itu biasanya

2
dihimpun dalam satu himpunan atau UKM (unit kegiatan mahasiswa), sehingga
mahasiswa dapat dengan bebas menyalurkan aspirasi dan idealismenya pada
komunitas yang dipilihnya. Dengan terwadahinya aspirasi dan idealisme dari para
mahasiswa yang memiliki intelektualitas tinggi maka dapat dikatakan kehidupan
di kampus merupakan gambaran dari kehidupan masyarakat yang ideal. Namun
tidak sedikit ketika kita keluar dari kampus dan menjauh dari komunitas
mahasiswa lalu terjun ke masyarakat maka kita akan merasakan bahwa yang
namanya kebebasan dalam menyalurkan aspirasi menjadi tidak ada, kejumudan
berpikir ada dimana-mana. Di sinilah saatnya mahasiswa berperan sebagai
petugas knowledge transfer kepada masyarakat. Di antaranya dengan memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan di dalam kampus serta
mengamalkan ilmu-ilmu yang telah dituntutnya semasa kuliah kepada
masyarakat. Rasulullah SAW bersabda bahwa ada 3 sikap orang dalam menuntut
ilmu; naqiyyah, yaitu yang dapat menerima ilmu kemudian dia mengamalkannya
dan mentransferkannya pada orang lain, ajadib, orang ini memilki kemampuan
yang sangat baik dalam menerima dan memahami ilmu diapun dapat
mentransferkannya pada orang lain hanya dirinya bagaikan ilmu lilin, menerangi
sekitar tapi dirinya terbakar, qi’an, jangan sampai kita menjadi orang ini yang
tidak dapat menerima ilmu dengan baik dan tidak dapat mentransfernya kepada
orang lain (HR Bukhari).

Knowledge transfer dapat kita lakukan di antaranya dengan mengadakan


penyuluhan, training, kerjasama dan pengabdian kepada masyarakat sehingga
mereka menjadi bangsa yang cerdas meskipun tidak menempuh pendidikan
tingkat tinggi yang diakibatkan mahalnya biaya pendidikan saat ini. Meskipun
sebenarnya ada usaha pemerintah untuk mengalokasikan dana pendidikan sebesar
20% namun hal itu belum terealisasi sepenuhnya. Sehingga jangankan
meneruskan sampai ke perguruan tinggi, masih ada saat ini juga anak-anak yang
tidak tamat SD atau mereka yang mesti belajar dengan atap yang bocor dan dindig
sekolah yang hampir roboh.

3
Community development

Fakta menunjukan bahwa secara tidak langsung komunitas mahasiswa


yang ada di sekitar kampus dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat
sekitarnya dengan terbentuknya community development seperti mendirikan
lembaga pendidikan informal seperti TPQ (Taman Pendidikan Al Qur’an) ataupun
bahkan mengisi kegiatan-kegiatan yang ada di masjid sekitar kampus dan lain
sebagainya. Dengan cara seperti maka masyarakat akan dapat merasakan
kontribusi yang diberikan oleh mahasiswa dalam rangka pencerdasan dan
peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.

Kesimpulan

Sebagai penutup, bahwa mahasiswa dengan tingkat intelektualitas dan cara


berpikir yang dinamis semua itu belumlah cukup jika tidak dibarengi dengan
akhlaq dan nilai norma-norma yang sesuai dengan agama. Karena tidak sedikit
juga mahasiswa yang hanya dapat melakukan aksi ke jalan dan melakukan
tindakan anarkis tanpa tahu maksud dan tujuan di balik semua itu, mahasiswa
yang menjadi korban pergaulan sehingga freesex dan mengkonsumsi obat-obatan
terlarang sudah menjadi hal yang lumrah bagi mereka. Bahkan ada juga
mahasiswa yang kecerdasannya tidak dibarengi dengan nilai dan norma
kesopanan kedepannya malah menjadi sampah masyarakat yang berdasi dan
memakan uang rakyat yang bukan miliknya.

Negeri yang maju adalah cerminan dari bangsa yang cerdas. Dalam sebuah
film action seorang paman berkata pada keponakannya, “Kekuatan yang besar
akan mendatangkan tanggung jawab yang besar pula”, mahasiswa dengan
potensi yang cukup tinggi dan kekuatan yang sangat besar semua itu harus
dibuktikan pula dengan tanggung jawab yang besar terutama dalam peningkatan
mutu pendidikan di negeri ini sehingga terciptalah dari masyarakat yang cerdas
tersebut negeri yang aman dan makmur.

4
5

You might also like