You are on page 1of 3

I.

PEMBAHASAN Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan dan pemeriksaan status dermatologis. Dari anamnesis didapatkan keluhan gatal pada selangkangan sejak seminggu yang lalu, suami pasien juga memiliki keluhan yang sama sejak sebulan yang lalu. Pasien juga mengeluh gatal pada kedua tungkai kaki dan lengan atas yang hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu. Pasien menyangkal memiliki riwayat alergi, namun 2 tahun yang lalu pernah berobat dengan diagnosis dermatitis atopik. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan plak eritema berbentuk lingkaran dikelilingi papul dan berskuama pada regio trigonum femoris. Sedangkan pada regio deltoidea dan regio cruris terlihat kulit kering, hiperpigmentasi, dan likenifikasi. Dengan penampakan UKK dan gejala yang dimiliki maka diagnosis banding pada kasus ini adalah dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatomikosis, dan psoriasis. Diagnosis banding dermatitis atopik diambil karena pasien memiliki gambaran kulit kering, hiperpigmentasi,dan likenifikasi pada lengan dan kaki, serta penyakit dengan gatal yang kronik, dan residif. Dermatitis atopik memiliki predileksi terletak di daerah ekstensor tubuh. Diagnosis ini kemudian dijadikan diagnosis kerja karena memenuhi 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor dari Hanifin dan Rajka. Kriteria mayor yang terpenuhi yaitu pruritus, dermatitis pada ekstensor, dermatitis kronis atau residif. Sedangkan kriteria minor yang terpenuhi yaitu: xerosis, dermatitis non spesifik pada tangan atau kaki, dan iktiosis. Diagnosis banding dermatitis numularis diambil dan ditegakkan menjadi diagnosis kerja terutama pada lesi di daerah selangkangan karena gambaran klinis yang memperlihatkan lesi yang gatal berbentuk plak eritema berbentuk lingkaran, berbatas tegas dan dikelilingi papul. Dermatitis numularis sering ditemukan pada orang dewasa dengan usia puncak awitan 55 dan 65 tahun. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui. Kulit penderita dermatitis numularis cenderung kering, biasanya memiliki riwayat dermatiitis atopik. Kulit yang kering dan cenderung sensitif memegang peranan untuk mudah teriritasi dan terkena infeksi mikroorganisme yang kemudian menghasilkan penyakit dermatitis numularis. Hasil anamnesis dari pasien didapatkan suami pasien memiliki keluhan gatal pada selangkangan, apakah pasien tertular dari suami atau tidak, tidak dapat dipastikan sebelum suami pasien juga diperiksa. Pemeriksaan penunjang yang dapat

dilakukan dengan kultur dan uji resistensi sekret untuk melihat mikroorganisme penyebab ataupun penyerta dari dermatitis tersebut. Diagnosis banding dermatomikosis diambil karena lesi pada selangkangan yang eritem dan berbatas tegas. Diagnosis ini disingkirkan karena dari penampakkan dan riwayat pasien cenderung lebih mengarah ke dermatitis numularis. Pemeriksaan lanjutan untuk penyakit ini dilakukan dengan kerokan KOH 10%. Diagnosis banding psoriasis diambil dengan alasan lesi yang eritem disertiai dengan papul yang dapat menyerupai lesi psoriasis. Diagnosis ini disingkirkan karena tempat predileksi psoarisis pada selangkangan jarang ditemukan, selain itu lesi psoriasis memiliki skuama yang tebal sedangkan pada pasien tidak. Pemeriksaan lanjutan yan biasanya dilakukan pada penyakit ini dengan fenomena koebner, auspitz, dan tetesan lilin. Pengobatan yang diberikan terdiri atas pengobatan nonmedikamentosa dan medikamentosa. Pengobatan non medikamentosa yang diberikan dengan memberikan saran dan edukasi pada pasien untuk menjaga kebersihan, menghindari pencetus gatal, tidak menggaruk lesi kulit yang gatal, tidak memakai pakaian yang tebal dan ketat, serta mandi menggunakan sabun dengan pelembab. Mandi dengan sabun berpelembab akan membuat kulit pasien terjaga kelembabannya dan tidak kering. Jika kulit kering, maka pasien akan mudah teriritasi dan gatal, serta mudah terinfeksi mikroorganisme. Pengobatan medikamentosa diberikan berupa pengobatan sistemik dan topikal. Obat sistemik yang diberikan pada pasien berupa sitro, cetirizin, dan astaplus. Sitro mengandung roxithromycin. Roxithromycin merupakan

antibakteri yang menghambat sintesis protein bakteri. Antibakteri diberikan pada kasus ini untuk mengatasi bakteri penyebab atau penyerta pada dermatitis numularis. Cetirizine merupakan antihistamin selektif. Cetirizine menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi migrasi sel inflamasi. Obat ini memiiki efek anti alergi dan mengurangi rasa gatal yag dimiliki pasien. Astaplus mengandung astaxanthin dan selenium yang berfungsi mempertahankan daya tahan tubuh dan sebagai antioksidan yang baik bagi sel tubuh. Pengobatan topikal yang diberikan berupa salep dengan campuran fuson dan dexocort untuk diberikan pada daerah selangkangan. Sedangkan untuk lesi gatal pada kaki dan tangan diberikan salep asam salisilat dan inerson. Fuson

mengandung

natrium fusidat yang berfugsi sebagai antibakteri sedangkan

dexocort merupakan deoksimetason yang berfungsi untuk meredakan inflamasi dan gatal pada dermatitis.

You might also like