Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
NIM : 2101403568
ii
Berdasarkan analisis data penelitian, disimpulkan bahwa melalui metode
latihan terbimbing dengan media teks lagu, kemampuan menulis cerpen siswa
kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang meningkat sebesar 20,44% setelah mengikuti
pembelajaran menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media
teks lagu. Hasil rata-rata tes menulis cerpen pratindakan sebesar 61,30 dan pada
siklus I diperoleh hasil rata-rata sebesar 68,62, kemudian pada siklus II diperoleh
hasil rata-rata sebesar 77,05 atau meningkat sebesar 12,29% dari siklus I. Perilaku
siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang setelah mengikuti pembelajaran menulis
cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pun mengalami
perubahan ke arah positif. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan perilaku siswa
yang lebih serius dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran menulis
cerpen.
Selanjutnya, dari hasil penelitian tersebut, penulis memberikan saran 1)
guru bahasa dan sastra Indonesia dapat menggunakan metode latihan terbimbing
dengan media teks lagu dalam membelajarkan menulis cerpen kepada siswa, 2)
peneliti lain dapat melakukan penelitian yang serupa dengan metode yang
berbeda.
iii
iv
PERNYATAAN
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Persembahan
vii
PRAKATA
Puji syukur tiada terhingga ke hadirat Allah swt, atas segala limpahan
nikmat dan karunia yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis memperoleh
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
1. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dekan Fakultas Bahasa dan
2. Drs. Agus Nuryatin M.Hum dan Drs. Mukh. Doyin M.Si, dosen
3. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
bermanfaat,
viii
5. Saptorini Wahyuningsih, S.S, guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA
6. Siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang, yang telah bersedia membantu
pelaksanaan penelitian.
7. Bapak, Ibu, Mas Agus, Mba Is, dan De Ian, atas doa, dukungan, perhatian,
9. Sahabat-sahabatku Melti, Mar, Kiki, Dany, Ari, Mas Sulis, terima kasih
12. Teman-teman Florist kos Aee, Anna, Achel, Upi, Mamih, Somsay, Bilqis,
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah ikut
Insya Allah jasa-jasa mereka akan saya kenang sepanjang hayat dan
semoga Yang Mahakuasa memberikan yang terbaik dan Ridlo-Nya kepada kita
ix
Penulis sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Mahasempurna
dan skripsi ini pun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca saya harapkan. Penulis juga sangat berharap
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
SARI................................................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iv
PERNYATAAN.............................................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... vi
PRAKATA...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Permasalahan ....................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................... 8
1.4 Rumusan Masalah ................................................................... 9
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................... 9
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................. 9
xi
2.2.3 Cerpen ........................................................................... 20
2.2.3.1 Pengertian Cerpen.............................................. 20
2.2.3.2 Unsur-unsur Pembangun Cerpen ....................... 22
2.2.4 Metode Latihan Terbimbing ........................................... 32
2.2.5 Media Teks Lagu ............................................................ 34
2.2.6 Menulis Cerpen Melalui Metode Latihan Terbimbing
dengan Media Teks Lagu............................................... 35
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................... 38
2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................. 39
xii
4.2 Pembahasan ............................................................................. 117
4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa
Kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang ............................ 117
4.2.2 Peningkatan Pengaruh Penggunaan Metode Latihan
Terbimbing dengan Media Teks Lagu terhadap
Perubahan Perilaku Siswa kelas X-7 SMA Negeri 1
Pemalang....................................................................... 125
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................. 128
5.2 Saran ....................................................................................... 129
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR DIAGRAM DAN GRAFIK
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang ......... 132
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.................. 133
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................ 136
xvii
Lampiran 23 Pedoman Angket Siklus I dan Siklus II..................................... 176
xviii
Hala
man
11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan ke-1 .................... 111
xix
12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan ke-2..................... 113
18. Analisis Validitas, Reabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda..... 128
26. Rekapitulasi Hasil Belajar Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II...... 150
xx
BAB I
PENDAHULUAN
bahasa dalam berkomunikasi ada dua macam yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis.
Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis
dua tugas. Tugas pertama adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
sesuai dengan kaidah dasar. Tugas kedua adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara. Sebagai bahasa negara berarti bahasa Indonesia harus digunakan sesuai
dengan kaidah, tertib, cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai
1
2
harus lengkap dan baku. Tingkat kebakuannya diukur oleh aturan kebahasaan dan
tidak hanya mempelajari bahasa yang resmi, bahasa yang sesuai dengan tata
syarat untuk berkecimpung dalam berbagai macam bidang atau kegiatan. Hal ini
penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar; (3)
guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan siswanya; (4) orang tua
dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan
tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber
belajar yang tersedia; (6) daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar
2
3
kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan
bersastra SMA kelas X untuk subaspek menulis menyebutkan bahwa siswa harus
mampu mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen
siswa pun dituntut untuk dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, pendapat, dan
Tulisan imajinatif yang merupakan tulisan kreatif, dalam hal ini dapat
berupa puisi, cerpen, novelet, dan novel. Dalam kajian ini dipilih cerpen sebagai
objek penelitian. Pemilihan cerpen karena cerpen tidak memerlukan waktu yang
lama untuk membuatnya karena bentuknya yang lebih pendek daripada novel,
begitu pun untuk membacanya, sehingga cerpen sering disebut bacaan yang dapat
dibaca sekali duduk. Bahasa yang digunakan dalam cerpen pun menggunakan
bahasa yang sederhana, lebih sederhana jika dibandingkan dengan bahasa dalam
puisi yang mempunyai arti lebih kompleks, serta berupa pemadatan kata yang di
3
4
mempengaruhi hasil dan prestasi siswa dalam menulis cerpen. Hasil dan prestasi
dapat meningkat apabila ada perubahan sikap dan tingkah laku siswa baik pada
keterampilannya menulis cerpen. Hal ini juga dialami siswa kelas X-7 SMA
masih kurang, diksi yang digunakan dalam menulis cerpen kurang bervariasi,
kesulitan menentukan tema, dan kurang dapat mengembangkan ide. Proses belajar
dan perasaan mereka berlalu begitu saja, tidak diungkapkan khususnya dalam
pembelajaran. Siswa kurang aktif dan sering kali metode ini menimbulkan
kebosanan bagi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga karya yang
dihasilkan siswa kurang maksimal. Cerpen yang dibuatnya kurang menarik karena
bahasa yang digunakan monoton, dan pengembangan ide atau gagasan kurang
bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian isi cerpen dengan tema,
pengembangan topik, dan diksi yang belum mendapat perhatian dari siswa.
4
5
materi yang akan dibahas dengan metode dan media yang tepat dan menarik. Hal
mengajar. Ada tiga persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang guru agar
menjadi guru yang baik, yaitu menguasai (1) bahan ajar (2) keterampilan
Strategi pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa sehingga
golongan orang yang berbakat menulis, melainkan dengan latihan yang sungguh-
sungguh keterampilan itu dapat dimiliki oleh siapa saja. Keterampilan menulis
menulis cerpen, untuk dapat menulisnya diperlukan usaha yang keras dan latihan
diperlukan dalam hal ini yaitu memberikan latihan terbimbing kepada siswa
5
6
Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen yaitu teks lagu.
Teks lagu merupakan sebuah naskah yang berisi lirik lagu yang berisi rangkaian
kata yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaan penyair. Pemilihan teks
lagu sebagai media dalam pembelajaran menulis cerpen didasarkan pada alasan-
alasan berikut: (1) pada usianya yang masih tergolong remaja kebanyakan siswa
suasana belajar yang menyenangkan, (2) lagu merupakan sarana hiburan yang
yang menikmatinya, (3) teks lagu berisi rangkaian kata indah yang mengisahkan
dengan teks lagu tersebut dapat diketahui alur dan temanya yang akan
media siswa dapat menangkap penjelasan yang disampaikan guru dengan mudah,
begitu juga dengan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen
sastra yaitu cerita pendek dengan mudah dan dapat menghasilkan karya yang baik.
6
7
berbeda-beda. Metode dan media yang telah digunakan antara lain karya wisata,
metode yang lain untuk dijadikan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini akan
mencoba metode latihan terbimbing dengan media teks lagu untuk meningkatkan
Terbimbing dengan Media Teks Lagu Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang.
dipengaruhi oleh faktor siswa dan faktor guru. Masalah yang dialami siswa yaitu
masih rendahnya kemampuan menulis cerpen. Masalah yang muncul pada siswa
menarik dengan menggunakan metode yang tepat yaitu latihan terbimbing dengan
media yang sesuai dan menarik yaitu menggunakan teks lagu. Metode latihan
terbimbing membantu siswa dalam menulis cerpen karena melalui metode ini
guru memberikan latihan terbimbing kepada siswa untuk dapat menulis cerpen
yang baik dan kreatif. Teks lagu yang digunakan sebagai media dalam
7
8
metode yang tepat, tidak menindaklanjuti hasil karangan siswa, kurang memberi
menulis cerpen, serta kurang menggunakan media yang tepat dan menarik
kesadaran bagi guru bahwa pembelajaran menulis cerpen merupakan bagian yang
penting dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang tidak bisa
pembelajaran menulis cerpen yang tepat agar menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan secara kreatif menggunakan sarana serta media yang ada
untuk menarik minat siswa, menghargai hasil karya siswa dengan memberi
penilaian, dan pujian seperlunya sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang.
8
9
latihan terbimbing dengan media teks lagu pada siswa kelas X-7 SMA Negeri
1 Pemalang?
cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pada siswa
latihan terbimbing dengan media teks lagu pada siswa kelas X-7 SMA Negeri
1 Pemalang.
1. Manfaat Teoritis
latihan terbimbing dengan media teks lagu adalah berupa ditemukannya metode
cerpen.
9
10
2. Manfaat Praktis
siswa, guru, dan peneliti yang lain. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini siswa
dengan media teks lagu dan dapat meningkatkan keterampilannya menulis cerpen.
Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya
lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pembanding terutama dalam hal cara
10
BAB II
Penelitian murni yang beranjak dari nol atau dari awal jarang ditemui,
karena biasanya suatu penelitian mengacu pada penelitian lain yang dapat
penelitian lain sangat penting untuk mengetahui relevansi penelitian yang telah
menarik untuk diteliti. Penelitian tersebut dilakukan oleh Farikoh (2003), Tutiyah
karya wisata. Peningkatan ini dapat terlihat pada daya serap siswa sebelum ada
tindakan yaitu 58,66% kemudian meningkat 10,22% setelah ada siklus I menjadi
11
12
metode karya wisata yang berguna untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
keterampilan siswa yang signifikan dengan nilai rata-rata siswa pada kegiatan
metode karya wisata nilai rata-rata keterampilan siswa dalam menulis cerkak
bahwa keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 5
Semarang mengalami peningkatan. Hasil analisis dari data siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan. Hasil tes pada siklus I diperoleh hasil rata-rata kelas
sebesar 62,37. Pada siklus II diperoleh hasil rata-rata kelas 73,65. Hal ini
menunjukkan peningkatan dari siklus I dan siklus II. Perilaku siswa kelas X-1
cerpen memang sangat menarik dan banyak dilakukan. Penelitian yang telah ada
keterampilan menulis cerpen seperti yang dilakukan oleh Farikoh (2003), Tutiyah
menulis cerpen.
14
dan perubahan tingkah laku siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang setelah
lagu. Pada penelitian ini guru memberikan latihan terbimbing dengan media teks
lagu saat pembelajaran, sehingga siswa dapat menulis cerpen yang baik.
pembangun cerpen, metode latihan terbimbing, media teks lagu, dan menulis
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak tatap muka dengan orang lain
Dasar penulisan kreatif atau creatif writing sama dengan menulis biasa,
pada umumnya. Unsur kreativitas mendapat tekanan dan perhatian besar karena
dalam hal ini sangat penting peranannya dalam pengembangan proses kreatif
15
Jadi sumber penciptaan karya sastra tidak lain adalah kehidupan kita secara
dan kelemahan kita di masa lalu, keberhasilan kita kini, atau juga kegagalan kita
dalam menyongsong masa depan. Oleh karena itu di dalam karya sastra
termasuk tulisan kreatif yang penulisannya dipengaruhi oleh hasil rekaan atau
imajinasi pengarang. Menulis cerpen merupakan cara menulis yang paling selektif
dan ekonomis. Cerita dalam cerpen sangat kompak, tidak ada bagiannya yang
katanya, tiap tanda bacanya, tidak ada bagian yang sia-sia, semuanya memberi
saham yang penting untuk menggerakkan jalan cerita, atau mengungkapkan watak
tokoh, atau melukiskan suasana. Tidak ada bagian yang ompong, tidak ada bagian
kejadian di sekitar kita, dari membaca buku atau menonton film, bahkan dari
mimpi bisa menjadi ide cerita yang mampu menggerakkan imajinasi untuk
adalah ekspresi yang menggunakan kata-kata atas suatu kejadian atau peristiwa
yang dialami manusia. Cerita selamanya akan menyangkut manusia atau makhluk
pada saat seseorang tersebut berinteraksi dengan manusia lain dan alam
sekelilingnya. Wujud dari interaksi itu dilahirkan dengan hal-hal yang dinyatakan
dari pikiran dan perasaan dan hal-hal yang dinyatakan dengan perbuatan.
berkhayal karena cerpen memang karya fiksi yang berbentuk prosa. Peristiwa-
pula para pelaku yang terlibat dalam peristiwa itu. Waktu, tempat, dan suasana
terjadinya peristiwa pun hanya direka-reka oleh pengarangnya. Oleh karena itu,
sehingga mungkin saja terjadi. Bahan baku cerpen memang bisa berasal dari kisah
yang benar-benar terjadi dalam masyarakat. Bisa juga cerita itu berasal dari kisah
yang benar-benar dialami sendiri oleh pengarangnya yang diolah sedemikian rupa
dalam bentuk cerpen menjadi cerita fiksi, cerita khayal, atau cerita rekaan.
17
Namun, ada beberapa cerpen yang ceritanya tidak masuk akal, ceritanya benar-
bersifat kreatif merupakan tulisan yang bersifat apresiatif dan ekspresif. Apresiatif
menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang
dijumpai dalam teks-teks kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri dan
kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang bermakna. Salah
tempat, dan suasana yang terjadi dalam cerpen hanya bersifat rekaan atau khayal.
berikut:
yang diutarakan.
dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman.
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang
ada seorang pun, kecuali orang goblog, yang mau menulis tidak untuk cari uang”.
tersebut ia menyatakan bahwa ”Saya juga tidak setuju, sebab ada juga orang
menulis tidak untuk cari uang dan toh ia bukan orang yang goblog. Kemungkinan
lain ialah anda berhasrat menulis cerpen karena anda dilahirkan memang untuk
menulis cerpen. Hasrat itu begitu besar sehingga seperti orang tak bersalah yang
disekap dan berontak menggebrak pintu untuk keluar. Keluar dari sekapan itu
haknya yang mutlak. Dan jika cerpen itu sudah lahir dari mesin ketik anda, anda
baru mencapai puncak kepuasan. Dan anda ingin menulis lagi cerpen yang lebih
baik, puncak demi puncak kepuasan. Dan anda tidak peduli lagi, apakah hanya
sedikit orang yang suka membaca cerpen itu, atau apakah cerpen itu hanya dimuat
dalam majalah lokal dengan sirkulasi mini, atau malah hanya terjepit dalam map
anda yang ketlingsut . kepuasan batin yang paling penting, seperti perasaan ibu
yang terbaring di ranjang bersalin ketika mendengar tangis awal bayinya yang
baru lahir”.
melalui kegiatan pengembangan menulis kreatif, yakni yang bersifat apresiatif dan
kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks kreatif karya
orang lain dengan caranya sendiri. Ekspresif dalam arti bahwa kita dimungkinkan
yang menggejala dalam diri kita untuk dikomunikasikan kepada orang lain.
disimpulkan bahwa tujuan menulis kreatif cerpen yaitu melalui kegiatan penulisan
kreatif cerpen ini orang dapat mengenal, menyenangi dan menikmati, dan dapat
menciptakan cerpen-cerpen yang lebih kreatif. Selain itu tujuan menulis kreatif
cerpen mengandung tujuan untuk melatih diri para siswa untuk mengembangkan
perasaannya.
2.2.3 Cerpen
Cerita pendek atau cerpen merupakan satu genre sastra bentuk prosa.
Pemaparan secara mendalam tentang cerpen akan dibahas pada subbab berikut.
oleh banyak orang. Namun, para ahli memberikan definisi atau batasan yang
ditentukan oleh banyaknya halaman untuk mewujudkan cerita tersebut atau sedikit
21
tokoh yang terdapat di dalam cerita itu, melainkan lebih disebabkan oleh ruang
lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut.
Jadi sebuah cerita yang pendek belum tentu dapat digolongkan ke dalam jenis
cerita pendek, jika ruang lingkup yang permasalahan yang diungkapkan tidak
pendek adalah wadah yang biasanya dipakai oleh pengarang untuk menyuguhkan
sebagian kecil saja dari kehidupan tokoh yang paling menarik perhatian
perhatiannya pada tokoh utama dan permasalahannya yang paling menonjol dan
Jakob Sumardjo dan Saini K.M juga menyatakan bahwa cerpen adalah
cerita atau narasi (bukan analisis) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi tetapi
dapat terjadi di mana saja dan kapan saja) serta relatif pendek. Bila ditinjau dari
bentuknya cerpen adalah cerita yang pendek. Akan tetapi dengan hanya melihat
fisik yang pendek saja, orang belum dapat menetapkan cerita yang pendek adalah
sebuah cerpen. Di samping ciri dasar yang tadi, yaitu cerita yang pendek ciri dasar
yang lain adalah sifat rekaan (fiction). Cerpen bukan penuturan kejadian yang
pernah terjadi berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tetapi murni ciptaan saja,
direka oleh pengarangnya. Ciri dasar yang ketiga adalah sifat naratif atau
cerita pendek adalah cerita fiksi yang bentuknya pendek dan ruang lingkup
erat antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan antara unsur-unsur pembangun
sastra. Unsur-unsur dalam cerpen terdiri atas: alur atau plot, tokoh penokohan,
latar (setting), sudut pandang (poin of view), gaya bahasa, tema, dan amanat.
Pengertian alur dalam cerita pendek atau dalam karya fiksi pada umumnya
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita”
(Aminuddin 1987:83).
terdiri atas lima bagian, yaitu (1) pemaparan atau pendahuluan, yakni bagian
23
cerita tempat pengarang mulai melukiskan suatu keadaan yang merupakan awal
cerita, (2) penggawatan, yaitu bagian yang melukiskan tokoh-tokoh yang terlibat
dalam cerita mulai bergerak. Mulai bagian ini secara bertahap terasakan adanya
konflik dalam cerita tersebut. Konflik itu dapat terjadi antara tokoh dan tokoh,
antara tokoh dan masyarakat sekitar, atau antara tokoh dan nuraninya sendiri, (3)
disebutkan di atas mulai memuncak, (4) puncak atau klimaks yaitu bagian yang
tempat pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa yang telah terjadi
Dilihat dari cara penyusunannya bagian-bagian alur tersebut, alur atau plot
cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus, alur sorot balik (flash back), dan alur
campuran. Disebut alur lurus apabila cerita disusun mulai dari awal diteruskan
Apabila cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagan akhir dan bergerak ke muka
menuju titik awal cerita disebut alur sorot balik. Sedangkan alur campuran yakni
gabungan dari sebagian alur lurus dan sebagian alur sorot balik. Tetapi keduanya
dijalin dalam kesatuan yang padu sehingga tidak menimbulkan kesan ada dua
buah cerita atau peristiwa yang terpisah, baik waktu maupun tempat kejadian
(Suharianto 1982:29)
Tokoh dan penokohan merupakan dua hal yang berhubungan erat. Berikut
2.2.3.2.2.1 Tokoh
1994:165), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif. Atau
drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan.
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dalam cerita atau
perlakuan dalam cerita (Sudjiman dalam Faozan 2002:20). Tokoh dalam cerpen
bersifat fiktif. Sudjiman juga mengemukakan pembagian tokoh dalam cerita dapat
a) Tokoh sentral adalah tokoh utama yang diceritakan dalam cerita. Tokoh
b) Tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita,
tokoh utama.
25
(2) Tokoh tambahan, yakni tokoh yang tidak memegang peran penting dalam
menjadi:
a) Tokoh datar/sederhana atau pipih, yakni tokoh yang hanya diungkapkan salah
satu segi wataknya saja. Watak tokoh datar sedikit sekali berubah. Termasuk
dibedakan dengan tokoh-tokoh yang lain. Tokoh ini juga dapat mengejutkan
Tokoh utama/protagonist
Tokoh sentral Tokoh antagonis
Tokoh wirawan/wirawati
Menurut fungsinya
Tokoh andalan
Tokoh bawahan
Tokoh Tokoh tambahan
2.2.3.2.2.2 Penokohan
yang dimaksud dengan penokohan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik
tokoh, kualitas nalar dan jiwanya yang membedakan dengan tokoh lain.
Ada dua macam cara yang sering digunakan pengarang untuk melukiskan
tokoh ceritanya, yaitu dengan cara langsung dan cara tak langsung. Disebut
dikatakan pelukisan tokohnya sebagai tidak langsung. Yang termasuk dalam cara
tidak langsung misalnya (a) dengan melukiskan keadaan kamar atau tempat
melukiskan sikap tokoh dalam menanggapi suatu kejadian atau peristiwa dan
penokohan. Tokoh-tokoh cerita rekaan modern mendapat sorotan yang lebih tajam
Latar atau setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa
menyebutkan bahwa latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal
suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Setting bukan
hanya menunjukkan tempat dan waktu tertentu tetapi juga hal-hal yang hakiki dari
1991:76).
setting: yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita. Waktu terjadinya cerita dapat
semasa dengan kehidupan pembaca dan dapat pula sekian bulan, tahun atau abad
yang lalu. Tempat terjadinya peristiwa dapat di suatu desa, kantor, daerah, bahkan
1) Setting Tempat
Setting tempat adalah tempat peristiwa itu terjadi. Sebuah peristiwa bisa
2) Setting Waktu
Setting waktu adalah kapan peristiwa itu terjadi. Sebuah peristiwa bisa saja
terjadi pada masa sepuluh tahun yang lalu, zaman Majapahit, zaman revolusi
3) Setting Suasana
Peristiwa itu terjadi dalam suasana apa? Suasana ada dua macam, yaitu
suasana batin, dan suasana lahir. Yang termasuk suasana batin, yaitu perasaan
bahagia, sedih, tegang, cemas, marah, dan sebagainya yang dialami oleh
pelaku. Sementara yang termasuk suasana lahir ialah sepi (tak ada gerak),
sunyi (tak ada suara), senyap (tak ada suara dan gerak). Romantis, hiruk-
adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan tempat dan
Yang dimaksud titik pandang atau point of view adalah cara pengarang
Sudut pandang atau titik kisah ( point of view) adalah posisi pencerita (pengarang)
terhadap kisah yang diceritakan (Wiyanto 2005:83). Point of view pada dasarnya
adalah visi pengarang artinya sudut pandangan yang diambil pengarang untuk
melihat suatu kejadian cerita (Sumardjo 1986:82). Selain itu Nurgiyantoro (2005:
strategi, teknik, dan siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk
(1982:36) jenis pusat pengisahan, yaitu (1) pengarang sebagai pelaku utama
cerita. Tokoh yang akan menyebutkan dirinya sebagai “aku”, (2) pengarang ikut
main, tetapi bukan sebagai pelaku utama, (3) pengarang serba hadir. Dalam hal ini
pengarang tidak berperan sebagai apa-apa. Pelaku utama cerita tersebut orang
lain; dapat “dia” atau kadang-kadang disebut namanya tetapi pengarang serba tahu
apa yang akan dilakukan atau bahkan apa yang ada dalam pikiran pelaku cerita,
(4) pengarang peninjau, dalam pusat pengisahan ini pengarang seakan-akan tidak
tahu apa yang akan dilakukan pelaku cerita atau yang ada dalam pikirannya.
atau point of view adalah cara memandang yang digunakan pengarang sebagai
sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan latar, dan sebagai peristiwa yang
2.2.3.2.5 Gaya
bahasa yang spesifik dari seorang pengarang. Pengertian gaya dikemukakan oleh
beberapa pengarang seperti yang tersebut berikut; ”gaya bahasa adalah cara
media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan
gaya seorang pengarang. Dengan kata lain gaya adalah pribadi pengarang itu
sendiri. Dan sebagai pribadi, ia berada secara khas di dunia ini. Ia tak bisa lain
dari dirinya.
keterampilan pengarang dalam mengolah dan memilih bahasa secara tepat dan
sesuai dengan watak pikiran dan perasaan. Setiap pengarang mempunyai gaya
2.2.3.2.6 Tema
(1982:28) mengatakan bahwa tema sering disebut juga dasar cerita; yakni pokok
permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra. Ia terasa dan mewarnai karya
sastra tersebut dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Hakikatnya tema
cerita atau karya sastra tersebut, sekaligus merupakan permasalahan yang ingin
tema adalah ide atau gagasan atau permasalahan yang mendasari suatu cerita yang
merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra.
2.2.3.2.7 Amanat
berfungsi sebagai sarana pendidikan. Dengan kata lain, pengarang selain untuk
menghibur pembaca (penikmat) juga ingin mengajari pembaca. Ajaran yang ingin
dialog pelaku.
dengan amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca
menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah cara yang
guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih
baik (Darsono 2000:24). Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan.
yang diharapkan (Djamarah 2002: 84). Hal ini mendorong seorang guru untuk
mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap
dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada
guru sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Menurut peneliti metode latihan terbimbing adalah suatu cara mengajar yang baik
pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan dan arahan dilakukan
akan menciptakan kondisi siswa yang aktif. Dalam menggunakan metode tersebut
guru harus berhati-hati karena hasil dari suatu latihan terbimbing akan tertanam
kesempurnaan dalam melakukan sesuatu, serta dapat pula dipakai sebagai suatu
benar berkompetensi di bidangnya, dalam hal ini yaitu guru yang menguasai
diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang terlatih dengan baik dan
insidental, sewaktu-waktu tidak sengaja, atau asal saja, melainkan suatu kegiatan
artinya senantiasa diikuti secara terus menerus dan aktif sampai sejauh mana
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur
pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah dan Zain 2002:137). Dalam
proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting.
mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapai (Sudjana dan Rivai 2001: 2). Selain itu,
maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat
dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Penggunaan media dalam
proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan minat,
dapat mempengaruhi psikologi siswa. Oleh karena itu media dapat digunakan
secara tepat, secara nyata membantu dan mempermudah proses belajar mengajar.
Teks lagu adalah naskah yang berisi syair lagu yang merupakan ragam
suara yang berirama. Lagu merupakan karya yang estetis yang bermakna dan
mempunyai arti bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Oleh karena itu
35
sebelum mengkaji aspek-aspek yang lain perlu lebih dahulu dikaji lagu sebagai
sebuah struktur yang bermakna dan bernilai estetis. Penciptaan lagu dapat
komunikasi.
sarana informasi dan edukasi bagi negara dan bagi masyarakat. Sebagai sarana
informasi yaitu lagu sebagai sarana penyampaian ungkapan hati atau ungkapan
perasaan seorang penyair kepada pendengar. Sebagai sarana edukasi lagu dapat
Teks lagu yang berisi syair lagu dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran menulis cerpen yaitu dengan menyoroti teks lagu tersebut dari tema
dan alur. Dengan menyoroti dua hal tersebut media teks lagu dapat mempermudah
Teks Lagu
merupakan salah satu standar kompetensi yang harus ditempuh oleh siswa dalam
Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam hal ini, siswa sebagai subjek penelitian
dituntut untuk mampu menulis cerpen yang baik berdasarkan pengalaman diri
36
sendiri maupun orang lain. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis cerpen
seseorang dengan begitu saja. Namun, perlu adanya latihan terbimbing dari
seorang guru yang berkompeten dalam bidang sastra dengan terus menerus dan
Peranan guru dalam pembelajaran ini menjadi sangat penting dan esensial
dapat menulis cerpen dengan baik. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam
cerpen yang meliputi: alur atau plot, tokoh dan penokohan latar (setting), sudut
pandang (point of fiew), gaya (bahasa), dan tema. Langkah yang kedua yaitu
kegiatan menulis cerpen merupakan cara yang selekif dan ekonomis (Diponegoro
1994:6). Hal-hal berikut dapat dijadikan pengarahan bagi siswa agar mau dan
menemukan ide cerita dan merumuskannya menjadi sebuah tema. Ide cerita dapat
di peroleh dari pengalaman dan kehidupan siswa dalam hal ini siswa dapat
37
menentukan tema dari teks lagu. Kedua membuat kerangka karangan. Kerangka
karangan berfungsi untuk menyusuri jalan cerita, sehingga tidak banyak yang
menyimpang. Ketiga, setelah garis besar dibuat biarkan siswa bermain dengan
siswa diarahkan untuk menentukan siapa tokoh utamanya, apa masalahnya, siapa
digunakan, dari mana cerita awal dan bagaimana cerita penutupnya. Dalam hal ini
diperlukan keterampilan berpikir yang penuh konsentrasi, logika yang tajam, dan
nalar yang kritis untuk berkreasi secara produktif menciptakan sebuah cerpen.
teks lagu, dapat disimpulkan bahwa metode latihan terbimbing dengan media teks
menulis cerpen dengan bimbingan dari guru. Langkah pertama guru menjelaskan
cerpen dengan media teks lagu. Di saat siswa bekerja guru berkeliling melihat
seluruh siswa maka guru akan membahasnya pada refleksi akhir pembelajaran.
38
yang mudah. Kenyataan yang ada dalam pembelajaran menulis cerpen belum
memenuhi tujuan yang akan dicapai. Pada umumnya siswa belum mampu
menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaannya dengan baik dalam sebuah
karya sastra khususnya cerpen. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
terbimbing dengan media teks lagu dalam menulis cerpen, keterampilan menulis
menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dapat tepat guna dan siswa
menggunakan media teks lagu. Secara garis besar pembelajaran menulis cerpen
melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu dilakukan dengan
pembelajaran menulis cerpen, (2) guru membagikan sebuah teks lagu pada siswa.
(3) siswa mengamati dan memperhatikan teks lagu tersebut, (4) guru menjelaskan
cerpen, (5) berdasarkan teks lagu tersebut siswa diminta untuk memperhatikan
tema dan jalan cerita yang ada dalam teks lagu tersebut untuk dijadikan tema dan
alur dalam cerpen yang akan dibuatnya, (6) siswa ditugaskan untuk menulis
cerpen berdasarkan kehidupan diri sendiri, (7) guru membimbing siswa dalam
kesulitan siswa yang terjadi secara klasikal dibahas bersama-sama secara klasikal,
(8) hasil pekerjaan menulis cerpen dikumpulkan, (9) salah satu dari hasil
pekerjaan siswa dibacakan di depan kelas, (10) siswa lain mengomentari hasil
menulis cerpen, (12) guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran menulis cerpen.
keterampilan siswa dalam menulis cerpen pada siswa kelas X-7 SMA negeri 1
Pemalang.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kelas pada siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian ini terdiri atas hasil tes dan hasil
nontes. Hasil tes pratindakan adalah hasil tes menulis cerpen sebelum
pembelajaran menulis cerpen dilakukan. Hasil tes pada tindakan siklus I dan
siklus II adalah hasil tes menulis cerpen setelah mengikuti pembelajaran menulis
cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu. Adapun hasil
nontes diperoleh dari data observasi, jurnal, angket, wawancara, dan dokumentasi.
cerpen sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes pratindakan ini bertujuan
untuk mengetahui kondisi awal keterampilan menulis cerpen siswa kelas X7 SMA
Negeri 1 Pemalang. Jumlah siswa yang mengikuti tes pratindakan ini berjumlah
60
61
cerpen pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang sudah termasuk ke dalam
kategori cukup yaitu 61,30. Dari 40 siswa, 2 siswa atau sebesar 5% termasuk ke
dalam kategori baik, 25 siswa atau sebesar 62,5% termasuk ke dalam kategori
cukup, 11 siswa atau sebanyak 27,5% termasuk ke dalam kategori kurang, 2 siswa
atau sebanyak 5% mendapat kategori sangat kurang. Walaupun sudah berada pada
kategori cukup tetapi masih perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan hasil
nilai siswa.
Untuk lebih jelasnya perolehan nilai hasil tes pada pratindakan dapat
25
21
20
16
15
10
5
3
0 0 0
1 2 3 4
61
62
Pada diagram batang 1 di atas terlihat batang yang paling tinggi adalah
batang untuk kategori cukup yaitu 52,5%. Hal ini berarti bahwa 52,5%
keterampilan menulis cerpen siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang berada
pada kategori cukup Sisanya berada pada kategori kurang dan baik. Pada kategori
kurang berada pada angka 40%, dan pada kategori baik berada angka 7,5%.
Setelah melihat hasil tes pratindakan (keadaan awal) siswa yang telah
terbimbing dengan media teks lagu. Tindakan siklus ini dilakukan sebagai upaya
Pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen siklus I terdiri atas data tes dan nontes.
lagu. Jumlah siswa yang mengikuti siklus I berjumlah 40 siswa. Hasil tes
pembelajaran menulis cerpen pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
62
63
menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu.
Walaupun sudah ada peningkatan, tetapi hasil yang ada belum maksimal. Rata-
rata yang dicapai oleh siswa adalah klasikal sebesar 68,48 hanya 11 siswa atau
27,5% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai kategori baik, dan 25 siswa
atau 62,5% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai kategori cukup, 4 siswa
atau 10% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai kategori kurang.
Agar lebih jelas dapat dilihat pada diagram batang berikut hasil tes
63
64
70
62.5
60
50
persentase
40
30 27.5
20
10 10
0 0 0
1 2 3 4 5
kategori
adalah kategori cukup. Keadaan tersebut sama dengan keadaan pada hasil tes
pratindakan. Tetapi jumlah persentase pada siklus I ini lebih besar dibandingkan
pada hasil tes pratindakan yaitu sebesar 62,5% atau sebanyak 25 siswa. Setelah
pada kategori cukup batang yang berada di bawah kategori cukup adalah kategori
baik, yaitu sebesar 27,5% atau sebanyak 11 siswa. Pada jumlah yang paling
sedikit, yaitu yang memperoleh kategori kurang, sebanyak 4 siswa atau sebesar
10%. Walaupun tidak ada yang berada pada kategori sangat baik, tetapi jumlah
yang memperoleh kategori cukup dan baik menjadi bertambah dan yang berada
keterampilan menulis cerpen, yaitu aspek tema dan amanat, tokoh dan penokohan,
64
65
alur, latar, diksi dan gaya bahasa, sudut pandang, dan kepaduan unsur-unsur
Penilaian aspek tema dan amanat difokuskan pada kerelevanan tema dan
amanat dengan teks lagu yang digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil
Data tabel 6 menunjukkan rata-rata skor yang dicapai dalam aspek tema
dan amanat sebesar 7,93. Hasil tersebut termasuk kategori baik, artinya
keterampilan siswa dalam menentukan tema dan amanat sudah baik. Dari tabel
tersebut dapat dilihat, siswa yang mencapai kategori sangat baik berjumlah 15
siswa atau sebanyak 37,5% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori baik dicapai
25 siswa atau sebesar 62,5% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup dan
65
66
Hasil perolehan nilai pada aspek alur difokuskan pada keterampilan siswa
menciptakan alur yang menarik. Hasil perolehan nilai pada aspek alur dapat
Data pada tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata skor aspek alur dalam
cerpen yang dicapai siswa sebesar 12,90 termasuk dalam kategori baik , artinya
keterampilan siswa dalam menciptakan alur yang menarik dalam menulis cerpen
sudah baik. Perolehan nilai dalam kategori sangat baik dicapai 4 siswa atau
sebesar 10% dari jumlah keseluruhan, kategori baik dicapai oleh 33 siswa atau
sebesar 82,5% dari jumlah keseluruhan, kategori cukup dicapai 3 siswa atau
sebesar 7,5%, dan tidak ada satu pun siswa yang mendapat kategori kurang.
Hasil perolehan nilai pada aspek tokoh dan penokohan dapat dilihat pada
tabel 8 berikut .
66
67
Data pada tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata skor dalam aspek tokoh
dan penokohan yang dicapai siswa sebesar 13,63 (termasuk pada kategori baik),
artinya keterampilan siswa dalam menulis cerpen aspek tokoh dan penokohan
sudah baik. Perolehan nilai dalam kategori sangat baik dicapai oleh 10 siswa atau
sebesar 25%, kategori baik 29 siswa atau sebesar 72,5%, kategori cukup 1 siswa
atau sebesar 2,5% dari jumlah keseluruhan siswa, dan tidak ada siswa yang
yang sesuai dengan situasi dan kondisi dalam cerpen. Hasil penilaian pemilihan
67
68
Data pada tabel 9 menunjukkan rata-rata skor yang dicapai siswa dalam
aspek pemilihan latar sebesar 7,5. Hasil tersebut termasuk kategori baik, artinya
keterampilan siswa dalam pemilihan latar yang sesuai dengan situasi dan kondisi
yang diceritakan dalam cerpen sudah baik. Dari tabel tersebut dapat dilihat, siswa
yang mencapai kategori sangat baik berjumlah 3 siswa atau sebesar 7,5%, kategori
baik 35 siswa atau sebesar 87,5%, kategori cukup dicapai 2 siswa atau 5% dari
jumlah keseluruhan siswa, dan untuk kategori dan kurang tidak ada.
ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi dalam
Data tabel 10 menunjukkan rata-rata skor yang dicapai dalam aspek diksi
dan gaya bahasa sebesar 6,55. Hasil tersebut termasuk kategori baik, artinya
keterampilan siswa dalam memilih diksi dan gaya bahasa sudah baik. Dari tabel
tersebut dapat dilihat, siswa yang mencapai kategori baik berjumlah 37 siswa.
Atau sebanyak 92,5% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai 3
68
69
siswa atau sebesar 7,5% dari jumlah keseluruhan siswa, dan untuk kategori sangat
Hasil perolehan nilai pada aspek tokoh dan penokohan dapat dilihat pada
tabel 11 berikut .
Data pada tabel 11 menunjukkan rata-rata skor yang dicapai siswa dalam
aspek penggunaan sudut pandang sebesar 7,58. Hasil tersebut termasuk kategori
baik, artinya keterampilan siswa dalam pemilihan sudut pandang sudah dapat
menjelaskan tokoh yang ada dalam cerpen. Dari tabel tersebut dapat dilihat, siswa
yang mencapai kategori sangat baik berjumlah 4 siswa atau sebesar 10%, kategori
baik 34 siswa atau sebesar 85%, kategori cukup dicapai 2 siswa atau 5% dari
69
70
pembangun cerpen sudah baik. Dari tabel tersebut dapat dilihat, siswa yang
mencapai kategori sangat baik berjumlah 5 siswa atau sebanyak 12,5% dari
jumlah keseluruhan siswa, kategori baik dicapai 33 siswa atau sebesar 82,5% dari
jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai 2 siswa atau sebesar 5% dari
Hasil nontes pada siklus I ini diperoleh dari hasil observasi, jurnal,
Observasi dalam penelitian ini ada dua macam yaitu observasi siswa dan
70
71
dengan media teks lagu dan keterampilan peneliti dalam mengajar. Observasi
siswa dilakukan oleh peneliti sedangkan observasi kelas dilakukan oleh teman
peneliti.
positif dan 8 perilaku negatif. Adapun objek sasaran perilaku positif meliputi: (1)
siswa memperhatikan penjelasan guru, (2) siswa banyak bertanya kepada guru, (3)
unsur-unsur yang ada dalam cerpen, (5) siswa merespon positif (senang) terhadap
metode latihan terbimbing dengan media teks lagu, (6) siswa dapat menulis
cerpen dengan senang hati, (7) siswa dapat menulis cerpen dengan cepat. Perilaku
negatif meliputi: (1) siswa kurang merespon penjelasan guru, (2) siswa kurang
bersemangat terhadap metode latihan terbimbing dengan media teks lagu, (3)
siswa banyak bicara dan bergurau dengan temannya, (4) siswa pasif dalam
berlangsung, (6) siswa kurang bersemangat dalam menulis cerpen, (7) siswa
sangat lambat dalam menulis cerpen, (8) siswa enggan memberikan sanggahan
pada siklus I, perilaku siswa yang terdeskripsi pada saat observasi menunjukkan
sikap positif dan ada pula sikap yang negatif. Perilaku positif ditunjukkan oleh
sikap siswa yang aktif mengikuti pembelajaran menulis cerpen, terlihat juga
71
72
sebagian besar siswa merespon baik pembelajaran menulis cerpen dengan metode
latihan terbimbing dengan media teks lagu. Perilaku negatif ditunjukkan dengan
sikap masa bodoh dan kurang bersemangat mengikuti pembelajaran. Selain itu
siswa melakukan kegiatan seperti bicara dan bergurau dengan temannya, serta
dilihat dari hasil observasi, yang menunjukkan siswa banyak melakukan perilaku
mengikuti pembelajaran dengan baik, tetapi masih ada beberapa siswa yang
melakukan perilaku negatif. Namun, peneliti sadar akan hal ini karena setiap
pembelajaran yang diterapkan peneliti merupakan hal baru bagi mereka sehingga
Dari data observasi dapat dilihat jumlah siswa yang melakukan perilaku
positif dan siswa yang melakukan perilaku negatif. Berdasarkan data yang
diperoleh sebagian besar siswa atau sebanyak 34 siswa atau 85% dari jumlah
6 siswa atau sebanyak 15% dari jumlah keseluruhan siswa kurang merespon
Pada siklus I ini hanya ada 4 atau sebanyak 10% dari jumlah keseluruhan
siswa atau sebanyak 90% tidak berani bertanya kepada peneliti. Siswa yang
72
73
macam seperti ada yang malu-malu ketika guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya. Ada yang masih kurang percaya diri, dan ada pula yang
Sebanyak 27 siswa atau 67,5% dari jumlah keseluruhan siswa aktif dalam
atau sebanyak 32,5% dari jumlah keseluruhan siswa kurang aktif dalam mengikuti
biasa mengajar di kelas sehingga siswa masih merasa asing dengan guru
(peneliti).
Sebanyak 32 siswa atau sebanyak 80% dari jumlah keseluruhan siswa aktif
Sisanya 8 siswa atau sebanyak 8 siswa atau sebanyak 20% dari jumlah
unsur-unsur pembangun cerpen dan ada pula yang kurang mengikuti pembelajaran
dengan baik.
Salah satu hal yang penting dalam penelitian ini adalah metode dan media
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis cerpen yaitu metode
latihan terbimbing dengan media teks lagu. Dalam hal ini, sebagian besar siswa
73
74
sebanyak 32 atau 80% dari jumlah keseluruhan siswa merespon positif metode
yang digunakan oleh peneliti, mereka merasa senang karena mereka dapat
bertanya-tanya kepada guru pada saat mengalami kesulitan dalam menulis cerpen.
Media teks lagu yang dihadirkan oleh guru juga mendapat respon yang positif,
sebagian besar dari jumlah keseluruhan siswa tersebut banyak yang menyukai
lagu-lagu. Sisanya sebanyak 8 siswa atau 20% dari jumlah keseluruhan siswa
yang kurang merespon metode dan media yang digunakan guru dalam menulis
cerpen.
Dari data observasi dapat dilihat, sebanyak 31 siswa atau 77,5% dari
jumlah keseluruhan siswa dapat menulis cerpen dengan senang hati. Hal ini
disebabkan karena mereka senang dengan media yang dihadirkan guru, selain
mereka terhibur mereka juga dapat menulis cerpen. Selain itu juga mereka merasa
dipermudah dalam menulis cerpen, teks lagu tersebut sudah ada sebagai kerangka
Sisanya sebanyak 9 siswa atau 22,5% dari jumlah keseluruhan siswa kurang
senang menulis cerpen, hal ini disebabkan karena siswa kurang tertarik atau
mengerjakan atau dapat menulis cerpen dengan cepat. Tujuh siswa tersebut
selesai. Hal ini disebabkan mereka sudah merasa mudah mengungkapkan ide dan
mampu mengembangkan lirik yang berada dalam teks lagu. Sisanya 33 siswa atau
82,5% dari jumlah keseluruhan siswa belum dapat menyelesaikan cerpen yang
74
75
Sebanyak 3 siswa atau sebesar 7,5% dari jumlah keseluruhan siswa berani
di depan kelas. 37 siswa atau sebesar 92,5% kurang berani memberikan komentar
terhadap hasil penulisan cerpen yang dibacakan di depan kelas. Hal tersebut
disebabkan karena mereka malu atau kurang percaya diri berbicara di kelas, selain
itu, mereka juga mempunyai pendapat yang sama dengan teman yang telah
penulisan cerpen yang dibacakan di depan kelas juga disebabkan karena mereka
ada beberapa siswa yang masih kurang tertib dalam mengikuti pembelajaran
menulis cerpen. Sebanyak 11 siswa atau 27,5% dari jumlah keseluruhan siswa
banyak berbicara dan bergurau dengan temannya. Sisanya 29 siswa atau sebanyak
menulis cerpen.
Sebanyak 8 siswa atau sebesar 20% dari jumlah keseluruhan siswa sering
sedang serius menulis cerpen ataupun hanya sekadar meminjam alat tulis yang
sebenarnya tidak begitu diperlukan. Sebanyak 14 siswa atau sebesar 35% dan
sering melihat pekerjaan temannya. Hal ini dilakukan ketika merasa bingung
untuk memulai menulis cerpen pada saat tes menulis cerpen berlangsung.
75
76
menulis cerpen di kelas ini perlu ditingkatkan lebih baik lagi. Guru harus
berupaya agar siswa lebih aktif dan perilaku negatif yang muncul pada siklus I ini
peneliti dengan siswa sudah cukup baik. Walaupun baru dua kali masuk di kelas
tersebut, namun siswa menerima dengan sangat baik. Namun, berkaitan dengan
komunikasi, ada hambatan dari siklus I ini, yaitu peneliti belum begitu kenal dan
hafal nama siswa, sehingga pada saat siswa bertanya atau memberikan pendapat
materi, cara peneliti mengajar, dan komunikasi dengan siswa cukup baik. Dalam
menerapkan metode latihan terbimbing dengan media teks lagu sudah cukup baik.
Cara menutup pelajaran dengan refleksi sudah cukup baik. Saran dari observator
bahwa peneliti perlu memberikan pujian kepada siswa yang mau memberikan
76
77
Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jurnal. Jurnal yang
pertama adalah jurnal guru dan yang kedua adalah jurnal siswa.
teks lagu. Mereka berpendapat bahwa dengan pembelajaran seperti ini akan
mempermudah siswa dalam menulis cerpen dan memotivasi siswa untuk menulis
cerpen. Hal tersebut disebabkan guru membimbing dalam penulisan cerpen dan
teks lagu dapat yang dihadirkan oleh guru dapat menghibur siswa, sehingga siswa
akan merasa senang dalam menulis cerpen. Selain itu teks lagu yang dihadirkan
guru sesuai dengan pengalaman siswa sehingga siswa mudah untuk menuangkan
pikiran, gagasan dan idenya ke dalam sebuah cerpen, walaupun ada beberapa
siswa yang tidak suka dengan lirik lagu yang ada dalam teks lagu. Ada juga siswa
yang berpendapat bahwa dengan teks lagu akan dapat memberi pengetahuan
terbimbing dengan media teks lagu menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa
tidak merasa terbebani dengan materi pembelajaran yang harus mereka tempuh.
Pada aspek yang kedua ini kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam
menggunakan diksi yang tepat, namun ada beberapa siswa yang berpendapat tidak
77
78
metode latihan terbimbing membantu siswa dan media teks lagu dapat membantu
siswa dalam menentukan tema dan merumuskan kerangka karangan, jadi mereka
berpendapat dari teks lagu tersebut hanya mengubahnya ke dalam sebuah cerpen.
media teks lagu dapat mempermudah siswa dalam menulis cerpen. Sebagian besar
siswa berpendapat mereka sangat terbantu karena tema sudah terdapat dalam teks
lagu, dan kerangka karangannya pun sudah ada, ditambah guru membimbing
siswa dalam menulis cerpen, jadi kesulitan yang dihadapi siswa dapat langsung
latihan terbimbing dengan media teks lagu. Menurut siswa melalui metode latihan
terbimbing ini dapat lebih memahami materi menulis cerpen dan memotivasi
siswa dalam menulis cerpen. Siswa lebih bersemangat dan lebih senang. Mata
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan mata pelajaran yang disepelekan
terbimbing dengan media teks lagu dapat membuat siswa lebih bersemangat.
menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu. Kesan
yang dikemukakan siswa adalah belajar menulis cerpen melalui metode latihan
78
79
terbimbing dengan media teks lagu lebih menarik dan menyenangkan. Adapun
yang telah diungkapkan oleh siswa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk
pembelajaran berikutnya.
Jurnal guru ini berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat
metode latihan terbimbing dengan media teks lagu dalam pembelajaran menulis
cerpen cukup baik. Sebagian besar siswa tertarik dan senang terhadap metode
latihan terbimbing dengan media teks lagu dalam menulis cerpen. Namun,
demikian, ada sebagian kecil siswa yang masih kurang berminat dan bersemangat
dan tidak dapat mengungkapkan ide dan gagasannya dengan kata-kata. Siswa
temannya, dan bahkan ada yang jalan-jalan atau mondar-mandir pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Keaktifan siswa pada kelas ini sudah dapat dikatakan baik dalam
mengikuti pembelajaran. Walaupun yang aktif hanya siswa yang sama, dan masih
ada beberapa siswa yang pasif. Tingkah laku siswa dalam mengerjakan tugas
79
80
menulis cerpen masih banyak siswa yang asyik menyanyikan lagu yang terdapat
pada lembar menulis yang diberikan guru dan enggan menulis cerpen.
pembelajaran yaitu banyak siswa yang bersorak-sorak saat hasil penulisan cerpen
temannya dibacakan di depan kelas. Hal ini disebabkan karena cerpen yang ditulis
Sebagian besar siswa nampak senang dan bersemangat ketika guru membimbing
siswa. Namun demikian ada sebagian kecil siswa yang kurang antusias mengikuti
depan kelas.
Siswa yang diwawancarai pada siklus ini ada 4 siswa. Dari keempat siswa
cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu ada 3 siswa.
oleh guru. Alasannya yang menyatakan tidak suka adalah karena siswa tersebut
tidak suka dengan pembelajaran menulis. Siswa yang menyatakan senang adalah
Pada pertanyaan yang kedua, dari keempat siswa hanya satu yang
menjawab kurang mampu memahami materi yang diberikan guru. Hal tersebut
memang diakui karena memang siswa tersebut tidak suka dengan menulis atau
80
81
guru, sehingga kurang paham terhadap materi yang disampaikan guru. Siswa yang
menyatakan senang karena memang sejak awal pelajaran sudah tertarik dan
Pada pertanyaan yang ketiga, keempat siswa yang ditanyai semua merasa
yang dilakukan guru yaitu metode latihan terbimbing dengan media teks lagu.
kesulitan. Ada juga yang menyatakan termotivasi karena teks lagu tersebut sesuai
dengan pengalamannya.
Pada pertanyaan yang kelima mengenai suasana kelas, dari keempat siswa
ada satu siswa yang menyatakan tidak begitu terpengaruh dengan suasana kelas,
walaupun kelas dalam keadaan ramai tetap bisa menulis cerpen. Tiga menyatakan
tersebut jika suasana kelas ramai dan tidak menyenangkan, maka pembelajaran
membantu mereka dalam menulis cerpen, serta media yang digunakan juga dapat
81
82
Pada pertanyaan yang ketujuh dan kedelapan, dari empat siswa yang
kesulitan yang mereka alami berbeda-beda. Adapun kesulitan yang mereka alami
antara lain dalam menentukan judul, menuangkan ide yang ada dalam pikiran
dengan kata-kata, dan mengembangkan lirik yang ada dalam teks lagu.
menyatakan bahwa metode latihan terbimbing dengan media teks lagu dapat
dikarenakan guru mengadakan bimbingan dan media teks lagu dapat digunakan
menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu.
Menurut mereka manfaat yang didapatkan antara lebih paham materi menulis
82
83
media teks lagu. Hasil angket pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Aspek SS S KS TS STS
ke
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 24 60 14 35 2 5 - - - -
2 10 25 23 57,5 7 17,5 - - - -
3 10 25 20 50 10 25 - - - -
4 12 30 20 50 8 20 - - - -
5 13 32,5 21 52,5 6 15 - - - -
6 11 27,5 23 57,5 6 15 - - - -
7 11 27,5 16 40 11 27,5 2 5 - -
8 18 45 15 37,5 7 17,5 - - - -
9 14 35 23 57,5 3 7,5 - - - -
10 10 25 21 52,5 9 22,5 - - - -
Tidak Setuju) pada setiap aspek angket. Pada aspek pertama ada 24 siswa atau
60% dari jumlah keseluruhan siswa yang menyatakan sangat setuju bahwa
atau sebanyak 35% dijumlah keseluruhan siswa yang menyatakan setuju. Siswa
yang kurang setuju ada 2 siswa atau sebesar 5% dari jumlah keseluruhan siswa
menyatakan kurang setuju, sedangkan siswa yang menyatakan tidak setuju dan
sangat tidak setuju tidak ada. Hal ini berarti bahwa kebanyakan siswa menyetujui
83
84
Pada aspek kedua, ada 10 siswa atau 25% menyatakan bahwa mereka
merasa sangat senang terhadap cara guru menerangkan, 23 siswa atau 57,5%
menyatakan senang, dan 7 siswa atau 17,5% merasa kurang senang. Siswa yang
tidak senang sama sekali tidak ada. Hal ini berarti sebagian besar siswa merasa
Pada aspek yang ketiga, siswa yang sangat senang terhadap metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru, ada 10 siswa atau sebanyak 25%.
Sebanyak 20 siswa atau sebesar 50% siswa menyatakan merasa senang terhadap
metode yang digunakan guru. Sebanyak 10 siswa atau 25% menyatakan kurang
siswa yang menyatakan tidak senang dan sangat tidak senang tidak ada. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merasa senang terhadap metode yang
Pada aspek keempat ini diperoleh 12 siswa atau sebesar 30% dari jumlah
oleh guru dalam pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk menulis
cerpen. Sebanyak 20 siswa atau sebesar 50% dari jumlah keseluruhan siswa
menyatakan bahwa mereka senang terhadap metode yang digunakan guru yang
dapat memotivasi siswa untuk menulis cerpen, siswa yang menyatakan kurang
senang sebanyak 8 siswa atau sebesar 20% dari jumlah keseluruhan siswa.
Sedangkan siswa yang menyatakan tidak senang dan sangat tidak senang, tidak
84
85
ada. Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan oleh guru dalam
siswa atau sebesar 32,5% dari jumlah keseluruhan siswa, 21 siswa atau 52,5%
dapat memahami materi pembelajaran menulis cerpen. Ada 10 siswa atau sebesar
sedangkan tidak dapat memahami meteri pembelajaran menulis cerpen tidak ada.
pembelajaran menulis cerpen dengan baik walaupun ada siswa yang menyatakan
kurang setuju.
Pada aspek yang keenam ini, sebanyak 11 siswa atau sebesar 27,5%
menyatakan sangat senang terhadap media yang digunakan guru untuk menulis
cerpen, 23 siswa atau sebesar 57,5% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan
setuju. Sebanyak 6 siswa atau 15% menyatakan kurang senang terhadap media
yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis cerpen. Sedangkan siswa yang
menyatakan tidak senang dan sangat tidak senang tidak ada. Perolehan hasil ini
berarti sebagian besar siswa senang terhadap media yang digunakan oleh guru
Aspek berikutnya yaitu aspek yang ketujuh. Pada aspek ini diperoleh 11
siswa atau sebesar 27,5% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan bahwa
85
86
tidak setuju bahwa suasana kelas dapat mempengaruhi pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa siswa
menginginkan suasana kelas yang nyaman pada saat menulis cerpen, meskipun
ada beberapa siswa yang menyatakan tidak terpengaruh dengan suasana kelas.
guru dalam pembelajaran menulis cerpen. Pada aspek ini diperoleh 18 siswa atau
sebesar 45% menyatakan bahwa mereka sangat senang terhadap metode yang
atau 37,5% menyatakan bahwa mereka merasa senang terhadap metode yang
dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran, 7 siswa atau sebesar 17,5%
menarik perhatian siswa. Sedangkan siswa yang menyatakan tidak senang dan
sangat tidak senang tidak ada. Hal ini berarti siswa senang terhadap metode yang
sebuah cerpen banyak manfaatnya ada 14 siswa atau sebesar 35% menyatakan
mereka sangat setuju, 15 siswa atau sebesar 37,5% menyatakan setuju, sedangkan
sisanya yaitu 3 siswa atau sebanyak 7,5% menyatakan kurang setuju. Sedangkan
siswa yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada. Dengan
86
87
Selain siswa senang terhadap metode dan media yang dihadirkan guru,
siswa juga merasa senang terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Sebanyak
10 siswa atau 25% yang menyatakan sangat senang, 21 siswa atau sebesar 52,5%,
dan sebanyak 9 siswa atau sebesar 22,5% menyatakan kurang senang terhadap
melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu siklus I. Pada gambar
87
88
tersebut di atas tampak guru atau peneliti sedang menjelaskan materi menulis
cerpen dan menunjukkan sebuah teks lagu yang digunakan sebagai media dalam
disampaikan oleh guru atau peneliti. Siswa tidak merasa takut diajar oleh guru
atau peneliti, mereka merasa lebih santai. Meskipun demikian, sebagian besar
siswa mengikuti penjelasan guru dengan baik. Tetapi ada beberapa siswa yang
memperhatikan sebuah teks lagu yang digunakan sebagai media menulis cerpen.
Setelah guru atau peneliti menjelaskan materi tentang menulis cerpen dan
menunjukkan sebuah contoh cerpen yang dibuat berdasarkan teks lagu kemudian
88
89
guru membagikan sebuah teks lagu, siswa memperhatikan dan mengamati teks
lagu tersebut. Pada gambar di atas terlihat beberapa siswa yang sedang seriau
mengamati dan memperhatikan teks lagu, tetapi ada beberapa siswa yang tidak
mengamati dan memperhatikan teks lagu, siswa tersebut melihat keadaan di luar
kelas, ada pula yang memperhatikan orang yang sedang memotret. Hal ini
Gambar di atas diambil pada saat siswa mengerjakan tugas dari guru yaitu
menulis cerpen dengan media teks lagu. Pada gambar tersebut, terlihat siswa
yang tidak segera memulai menulis cerpen. Mereka menunjukkan sikap yang
tidak semestinya. Ada yang bergurau dan asyik berbicara dengan temannya. Hal
89
90
bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis cerpen. Guru
atau peneliti berkeliling untuk melihat aktivitas siswa yang sedang menulis
cerpen. Kesulitan secara individu dibimbing secara individu tetapi apabila ada
beberapa siswa yang mengalami kesulitan yang sama hal itu dibahas secara
klasikal di kelas. Terlihat siswa menerima baik bimbingan yang diberikan oleh
guru. Hal ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi siswa untuk dapat
Hasil penelitian siklus II ini akan membahas hasil tes dan nontes setelah
90
91
Hasil tes siklus II adalah hasil tes menulis cerpen melalui metode latihan
terbimbing dengan media teks lagu yang kedua setelah diadakan perbaikan-
yaitu meliputi tujuh aspek, (1) aspek tema dan amanat, (2) aspek tokoh dan
penokohan, (3) aspek alur, (4) aspek latar, (5) aspek diksi dan gaya bahasa, (6)
aspek sudut pandang, dan (7) aspek kesesuaian unsur-unsur pembangun cerpen.
dengan media teks lagu selama siklus II. Rata-rata skor yang dicapai sebesar
77,05 dan termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa target yang
Perolehan hasil tes menulis cerpen pada siklus II dapat dilihat pada tabel di
atas. Pada tabel tersebut dapat dilihat siswa yang memperoleh nilai sangat baik
berjumlah 5 siswa atau sebanyak 15% dari jumlah keseluruhan siswa, siswa yang
mendapat nilai baik berjumlah 24 siswa atau sebanyak 57,5% dari jumlah
keseluruhan siswa. Siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 10 siswa atau
91
92
sebanyak 25% dari jumlah keseluruhan siswa, dan siswa yang mendapat nilai
kurang hanya 1 siswa atau 2,5% dari jumlah keseluruhan siswa, dan sangat kurang
tidak ada (0%). Berdasarkan perolehan hasil ini, dapat diartikan bahwa
keterampilan siswa SMA Negeri 1 Pemalang sudah dapat dikatakan baik karena
rata-rata skor yang diperoleh siswa dalam menulis cerpen pada siklus II ini sudah
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang berikut ini.
60 57.5
50
40
persentase
30
25
20
15
10
2.5 0
0
1 2 3 4 5
kategori
kategori baik yang berada pada angka 82,5%. Hal ini berarti keterampilan siswa
dalam menulis cerpen sebagian besar siswa sudah berada pada kategori baik.
Sisanya berada pada kategori sangat baik dan cukup. Batang tertinggi yang kedua
92
93
yaitu untuk kategori cukup yang berada pada angka 25%. Kategori sangat baik
berada pada angka 15% dan kategori kurang berada pada angka 2,5%, sedangkan
kategori kurang dan sangat kurang berada pada angka 0% (tidak ada yang
Hasil penilaian tes pada aspek tema dan amanat dapat dilihat pada tabel 14
berikut.
Data tabel 15 menunjukkan nilai rata-rata skor yang dicapai dalam aspek
tema dan amanat yaitu sebesar 8,18 atau termasuk dalam kategori baik. Hal ini
berarti keterampilan siswa dalam merumuskan tema dan amanat dalam menulis
cerpen sudah baik. Perolehan nilai dalam kategori sangat baik dicapai oleh 22
siswa atau sebesar 55% dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori baik dicapai 18
siswa atau sebesar 45% dari jumlah keseluruhan siswa, siswa yang berada pada
Pada siklus II, siswa sudah mampu merumuskan tema dan amanat dalam
menulis cerpen. Hal ini merupakan suatu peningkatan yang baik. Seperti halnya
93
94
pada siklus I, pada siklus II ini pun tema dan amanat dapat mengambilnya dari
Penilaian tes pada aspek alur masih difokuskan pada keterampilan siswa
dalam menciptakan alur yang menarik dan sesuai dengan teks lagu yang
digunakan sebagai media pembelajaran dalam menulis cerpen. Hasil penilaian tes
Data tabel 16 menunjukkan nilai rata-rata skor yang dicapai dalam aspek
alur dalam menulis cerpen yaitu sebesar 14,15. hasil ini termasuk dalam kategori
baik, artinya keterampilan siswa dalam menciptakan alur yang menarik dan sesuai
dengan teks lagu yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis
cerpen sudah baik. Siswa yang memperoleh kategori nilai sangat baik sebanyak
13 siswa atau sebesar 32,5% dari jumlah keseluruhan siswa. Adapun siswa yang
memperoleh kategori nilai baik yaitu sebanyak 24 siswa atau sebesar 60% dari
jumlah keseluruhan siswa, siswa yang memperoleh kategori nilai cukup sebanyak
3 siswa atau sebesar 7,5% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan siswa yang
94
95
Hasil penilaian tes pada aspek tokoh dan penokohan dapat dilihat pada
tabel 17 berikut
Data pada tabel 17 menunjukkan nilai rata-rata skor yang dicapai dalam
aspek tokoh dan penokohan yaitu sebesar 15,30 atau termasuk pada kategori baik.
Hal ini berarti siswa sudah mampu menentukan tokoh dan dapat menggambarkan
tokoh-tokohnya dengan sudah baik. Pada aspek tokoh dan penokohan sudah tidak
Perolehan nilai dalam kategori sangat baik dicapai oleh 26 siswa atau
sebesar 65% dari jumlah keseluruhan siswa, perolehan nilai dalam kategori baik
sebanyak 14 siswa atau sebesar 35% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan
siswa yang memperoleh kategori nilai cukup dan kurang tidak ada (0%).
Pada aspek tokoh dan penokohan ini ada perubahan yang baik. Pada siklus
II ini, siswa tidak lagi mengalami kebingungan dalam menentukan tokoh dan
menggambarkan penokohannya.
95
96
Penilaian tes pada aspek latar masih difokuskan pada ketepatan dalam
memilih latar sesuai dengan situasi dan kondisi dalam cerpen. Hasil penilaian tes
Data tabel 18 menunjukkan nilai rata-rata skor pada aspek latar yaitu
sebesar 8,65 atau termasuk dalam kategori baik. Pada aspek latar ini, sudah tidak
ada siswa yang berada pada kategori nilai cukup dan kurang. Adapun perincian
perolehan nilai tersebut adalah sebagai berikut: perolehan nilai dalam kategori
sangat baik dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 75% dari jumlah keseluruhan
siswa, perolehan nilai dalam kategori baik dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 25%
dari jumlah keseluruhan siswa, perolehan nilai pada kategori cukup dan kurang
Pada siklus II ini sebagian besar siswa sudah dapat memilih latar yang
sesuai dengan situasi dan kondisi sesuai dengan cerita yang dibuat siswa dalam
menulis cerpen.
96
97
Penilaian tes pada aspek diksi dan gaya bahasa masih difokuskan pada
kesesuaian pemilihan diksi dan gaya bahasa dengan konteksnya. Hasil penilaian
tes pada aspek diksi dan gaya bahasa dapat dilihat pada tabel 19.
Data pada tabel 18 menunjukkan nilai rata-rata skor yang dicapai dalam
aspek diksi dan gaya bahasa dalam menulis cerpen yaitu sebesar 7,95. Hasil ini
termasuk dalam kategori baik, artinya keterampilan siswa dalam memilih diksi
dan gaya bahasa yang sesuai dengan konteksnya sudah baik. Siswa yang
memperoleh kategori nilai sangat baik sebanyak 9 siswa atau sebesar 22,5% dari
jumlah keseluruhan siswa. Adapun siswa yang memperoleh kategori nilai baik
yaitu sebanyak 21 siswa atau sebesar 52,5% dari jumlah keseluruhan siswa,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup dan kategori
Pada aspek diksi dan gaya bahasa dalam menulis cerpen ini, sebagian
besar siswa sudah dapat menggunakan diksi dan gaya bahasa yang tepat. Pada
siklus II ini, sebagian besar siswa menggunakan diksi dan gaya bahasa yang
97
98
Hasil penilaian tes pada aspek sudut pandang dapat dilihat pada tabel 20
berikut.
Data tabel 20 menunjukkan nilai rata-rata skor yang dicapai dalam aspek
sudut pandang yaitu sebesar 8,48 atau termasuk dalam kategori baik. Hal ini
menggambarkan tokoh dalam menulis cerpen sudah baik. Perolehan nilai dalam
kategori sangat baik dicapai oleh 22 siswa atau sebesar 55% dari jumlah
keseluruhan siswa. Kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 45% dari
jumlah keseluruhan siswa. Siswa yang berada pada kategori cukup dan kategori
Pada siklus II, siswa sudah mampu menggunakan sudut pandang yang
tepat dalam menggambarkan tokoh dalam menulis cerpen. Hal ini merupakan
suatu peningkatan yang baik. Dengan kata lain, tokoh-tokoh yang dihadirkan
98
99
Siklus II
Data pada tabel 21 menunjukkan nilai rata-rata skor yang dicapai dalam
aspek kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen yaitu sebesar 14,35 atau termasuk
pada kategori baik. Hal ini berarti keterampilan siswa dalam menulis cerpen
Perolehan nilai dalam kategori yang sangat baik dicapai oleh 14 siswa atau
sebesar 35% dari jumlah keseluruhan siswa. Perolehan nilai dalam kategori baik
sebanyak 23 siswa atau sebesar 57,5% dari jumlah keseluruhan siswa, perolehan
nilai dalam kategori cukup dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 7,5% dari jumlah
keseluruhan, sedangkan siswa yang memperoleh nilai dalam kategori kurang tidak
ada (0%).Pada aspek kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen sudah baik. Pada
siklus II ini, siswa tidak lagi mengalami kebingungan dalam menentukan salah
99
100
Hasil penelitian nontes pada siklus II ini masih diperoleh dari data
menulis cerpen pada siklus II ini dapat dikatakan baik karena jumlah siswa yang
melakukan perilaku negatif telah berkurang. Pada siklus II, terdapat beberapa
media teks lagu, guru (peneliti) merasakan adanya perubahan pada prilaku siswa.
Pada saat guru menjelaskan materi tentang cerpen, sebagian siswa menunjukkan
metode latihan terbimbing dengan media teks lagu. Berdasarkan data yang
diperoleh sebagian besar siswa atau sebanyak 38 siswa atau sebesar 95% dari
merespon penjelasan guru. Dari jumlah ini berarti terjadi peningkatan siswa yang
siklus I mendapat nilai baik, tetapi ada juga beberapa siswa yang pada siklus I
100
101
Siswa yang aktif bertanya pada siklus II ini sebanyak 7 siswa atau sebesar
17,5% dari jumlah keseluruhan siswa dan yang tidak berani mengajukan
pertanyaan kepada peneliti yaitu sebanyak 33 siswa atau sebesar 82,5% dari
kepada guru disebabkan kurang percaya diri, dan ada pula yang memang sudah
Sebanyak 36 siswa atau sebesar 90% dari jumlah keseluruhan siswa yang
terbimbing dengan media teks lagu. Sisanya sebanyak 4 siswa atau sebesar 10%
dari jumlah keseluruhan siswa yang tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran
menulis cerpen. Mereka asyik bercanda dengan teman sebangkunya dan enggan
mempelajari teks lagu yang diberikan oleh guru sebagai media dalam
Seperti halnya pada siklus I, hal yang paling penting dalam penelitian ini
menulis cerpen. Sebagian besar siswa atau sebanyak 37 atau sebesar 92,5% dari
jumlah keseluruhan siswa yang merespons positif metode yang digunakan oleh
peneliti, mereka merasa senang dapat bertanya langsung dengan guru mengenai
kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis cerpen. Siswa lebih akrab dengan peneliti
karena pada siklus II ini merupakan pertemuan untuk ketiga kalinya sehingga
siswa tidak lagi merasa asing dengan guru. Sisanya 3 siswa atau sebesar 7,5% dari
jumlah keseluruhan siswa yang merasa kurang senang dengan metode yang
digunakan guru karena seolah-olah mereka begitu diawasi oleh guru sehingga
merasa cemas dan malu apabila yang dituliskannya salah. Dari data tersebut
101
102
siswa atau sebesar 95% dari jumlah keseluruhan siswa yang merasa lebih
bersenang hati dalam menulis cerpen. Sisanya sebanyak 2 siswa atau sebesar 5%
yang kurang bersenang hati dalam menulis cerpen. Hal ini disebabkan siswa
yang dapat dengan cepat menyelesaikan tugas menulis cerpennya dengan baik.
Hal ini disebabkan karena mereka lebih terbiasa menulis cerpen dan lebih mudah
menuangkan kata-kata ke dalam cerpen. Sisanya 27 siswa atau sebesar 67,5% dari
jumlah keseluruhan siswa yang kurang begitu cepat dalam menyelesaikan tugas
menulis cerpen. Namun mereka dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan tepat
depan kelas pada siklus II ini juga mengalami peningkatan. Pada siklus II ini
sebanyak 5 siswa atau sebesar 12,5% dari jumlah keseluruhan siswa yang berani
sebanyak 35 siswa atau 87,% dari jumlah keseluruhan siswa kurang berani
dengan media teks lagu dapat berjalan dengan lancar. Siswa yang pada siklus I
melakukan perilaku negatif dalam siklus II ini lebih banyak berperilaku positif.
102
103
Suasana kelas terlihat lebih tertib daripada pada siklus yang ke II. Siswa yang
temannya, serta siswa yang sering mondar-mandir atau berjalan jalan pada saat
sebesar 5% dari jumlah keseluruhan siswa yang bergurau dan berbicara dengan
keseluruhan siswa. Dan siswa yang melakukan perilaku negatif yaitu mondar-
perilaku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus II ini. Perilaku-
perilaku negatif siswa dapat dikurangi sehingga pembelajaran ini dapat berhasil
.
4.1.3.2.1.2 Hasil Observasi Kelas Siklus II
media teks lagu siklus II ini sudah cukup baik. Begitu juga dengan keterampilan
guru atau peneliti dalam mengajarkan menulis cerpen melalui metode latihan
penjelasan guru pada siklus II ini sudah baik, siswa sudah aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
Keaktifan siswa juga terlihat pada saat siswa menulis cerpen, mereka
perilaku yang baik dalam mengerjakan tugas. Suasana kelas pun sangat
mendukung, suasana yang tenang, tidak ramai sehingga siswa dapat menulis
103
104
metode latihan terbimbing dengan media teks lagu, keterampilan mengelola kelas,
guru memberikan motivasi dalam menulis cerpen juga sudah cukup baik. Hal ini
disebabkan guru sudah lebih mengenal siswa sehingga komunikasi guru dengan
Aspek yang ada dalam jurnal siswa siklus II masih sama dengan aspek
yang ada pada siklus I. Jurnal ini juga diisi setelah pembelajaran menulis cerpen.
Jurnal pada siklus II terdiri atas dua jurnal yaitu jurnal siswa dan jurnal guru.
teks lagu merupakan materi yang disenangi siswa hampir seluruh siswa
perasaan, pengalaman siswa. Selain itu siswa juga dapat melatih keterampilan
menulis mereka. Berdasarkan pendapat ini peneliti menilai bahwa metode latihan
terbimbing dengan media teks lagu selain dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalam menulis cerpen juga dapat menari minat siswa untuk terus menulis cerpen.
104
105
Pada aspek yang kedua mengenai kesulitan siswa dalam menulis cerpen
melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu. Pada siklus II ini
sudah banyak siswa yang tidak lagi mengalami kesulitan dalam menulis cerpen.
Namun dari jurnal yang diperoleh masih ada juga siswa yang masih mengalami
kesulitan dalam menulis cerpen. Kesulitan tersebut seperti siswa masih ada yang
kesulitan mengembangkan ide dan kurang dapat mengungkapkan ide yang ada
dapat diatasi dengan banyak latihan menulis cerpen. Guru hendaknya memberikan
media teks lagu dapat mempermudah siswa dalam menulis cerpen. Hampir
seluruh siswa berpendapat bahwa metode latihan terbimbing dengan media teks
lagu dapat mempermudah siswa dalam menulis cerpen. Menurut mereka dengan
metode ini siswa dapat menulis cerpen dengan baik karena kesulitan-kesulitan
yang dialami mereka bisa langsung ditanyakan pada guru dan teks lagu yang
digunakan sebagai media dalam menulis cerpen juga dapat membantu siswa
berpendapat bahwa melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu
siswa dapat memahami materi menulis cerpen. Hal tersebut disebabkan siswa
merasa terbantu dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh guru serta media
105
106
Pesan dan kesan yang diberikan oleh siswa yaitu semoga metode latihan
cerpen dengan metode latihan terbimbing dengan media teks lagu lebih
dengan media teks lagu sudah cukup baik. Siswa merasa senang menerima
teks lagu. Hal ini dapat terlihat ketika siswa menulis cerpen dengan serius.
baik. Mereka tak lagi segan bertanya kepada guru apabila merasa kesulitan.
Perilaku negatif yang biasa dilakukan seperti bergurau dan jalan-jalan ketika
ada siswa yang bertanya lagu-lagu lain, selain lagu yang digunakan oleh guru
dapat dijadikan sebagai media dalam menulis cerpen atau tidak, dan guru pun
oleh guru sebagai media dalam menulis cerpen dapat digunakan siswa sebagai
106
107
Pada siklus II ini jumlah siswa yang diwawancarai ada 4 siswa (1 siswa
yang mendapat nilai baik, 1 siswa yang mendapat nilai baik, dan 2 siswa yang
mendapat nilai cukup). Wawancara ini dilakukan tiga hari setelah pembelajaran
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Siswa yang mendapat nilai baik
menyatakan bahwa dengan metode latihan terbimbing dengan media teks lagu
dapat mempermudah siswa dalam menulis cerpen, media yang digunakan juga
sangat cocok dengan pengalaman pribadinya dan dari teks lagu tersebut ia hanya
menyatakan mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru. Satu siswa yang
mendapat nilai cukup menyatakan mampu memahami materi tetapi siswa tersebut
terbimbing dengan media teks lagu yang digunakan oleh guru dalam
teks lagu.
107
108
Aspek yang keempat adalah mengenai teks lagu yang digunakan oleh guru
dapat memberikan ide untuk membuat cerpen. Dari keempat siswa siswa yang
diwawancarai menyatakan bahwa teks lagu yang digunakan sebagai media dalam
suasana kelas ramai maka siswa tidak bisa berkonsentrasi menulis cerpen.
dapat membantu siswa dalam menulis cerpen. Dari keempat siswa yang
Aspek yang ketujuh dan kedelapan yaitu mengenai kesulitan siswa dalam
media teks lagu yang digunakan oleh guru dapat membantu mengatasi kesulitan
yang dihadapi siswa. Dari keempat siswa yang diwawancarai menyatakan bahwa
metode tersebut dapat mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dalam menulis
cerpen.
108
109
terbimbing dengan media teks lagu. Manfaat yang mereka dapatkan adalah dapat
mereka dalam menulis cerpen. Selain itu mereka menyatakan bahwa mereka
media teks lagu. Hasil angket pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Aspek SS S KS TS STS
ke
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 29 72,5 11 27,5 - - - - - -
2 14 35 25 62,5 1 2,5 - - - -
3 13 32,5 26 65 1 2,5 - - - -
4 21 52,5 17 42.5 2 5 - - - -
5 16 40 22 55 2 5 - - - -
6 14 35 24 60 2 5 - - - -
7 14 35 16 40 10 25 - - - -
8 22 55 16 40 2 5 - - - -
9 18 45 20 50 2 5 - - - -
10 11 27,5 24 60 5 12,5 - - - -
109
110
Tidak Setuju) pada setiap aspek angket. Pada aspek pertama ada 2 siswa atau
sebesar 60% dari jumlah keseluruhan siswa yang menyatakan sangat setuju bahwa
siswa atau sebesar 27,5% dari jumlah keseluruhan siswa yang menyatakan setuju.
Siswa menyatakan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada.
Hal ini berarti bahwa kebanyakan siswa menyetujui bahwa keterampilan menulis
Pada aspek kedua, sebanyak 14 siswa atau sebesar 35% dari jumlah
terhadap cara guru menerangkan, 25 siswa atau sebesar 57,5% dari jumlah
keseluruhan siswa menyatakan senang, dan 1 siswa atau 2,5% dari jumlah
keseluruhan siswa merasa kurang senang. Siswa yang menyatakan tidak senang
sekali tidak ada (0%). Hal ini berarti sebagian besar siswa merasa senang terhadap
Pada aspek yang ketiga, siswa yang sangat senang terhadap metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru, ada 13 siswa atau sebanyak 32,5% dari
jumlah keseluruhan siswa. Sebanyak 26 siswa atau sebesar 65% dari jumlah
guru. Hanya 1 siswa atau 2,5% dari jumlah keseluruhan siswa yang menyatakan
Sedangkan siswa yang menyatakan tidak senang dan sangat tidak senang tidak
ada (0%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa merasa senang
terhadap metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis cerpen.
110
111
Pada aspek keempat ini diperoleh data, sebanyak 21 siswa atau sebesar
52,5% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan sangat senang terhadap metode
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran yang dapat memotivasi siswa
untuk menulis cerpen. Sebanyak 17 siswa atau sebesar 42,5% dari jumlah
digunakan guru yang dapat memotivasi siswa untuk menulis cerpen, siswa yang
keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang menyatakan tidak senang dan sangat
tidak senang terhadap metode yang digunakan guru yang dapat memotivasi siswa
untuk menulis cerpen, tidak ada (0%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam
menulis cerpen.
siswa atau sebesar 32,5% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan sangat
setuju, sebanyak 22 siswa atau sebesar 55% dari jumlah keseluruhan siswa dapat
memahami materi pembelajaran menulis cerpen. Ada 2 siswa atau sebesar 2,5%
siswa yang tidak dapat memahami meteri pembelajaran menulis cerpen tidak ada
pembelajaran menulis cerpen dengan baik walaupun ada siswa yang menyatakan
kurang setuju.
Pada aspek yang keenam ini, sebanyak 14 siswa atau sebesar 35% dari
111
112
digunakan guru untuk menulis cerpen, sebanyak 24 siswa atau sebesar 60% dari
dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan kurang senang terhadap media yang
menyatakan tidak senang dan sangat tidak senang sekali tidak ada (0%).
Perolehan hasil ini berarti sebagian besar siswa senang terhadap media yang
Aspek berikutnya yaitu aspek yang ketujuh. Pada aspek ini diperoleh 14
siswa atau sebesar 35% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan bahwa
sebesar 25% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan bahwa suasana kelas
Sedangkan siswa yang menyatakan tidak setuju bahwa suasana kelas dapat
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa siswa menginginkan suasana kelas yang
nyaman pada saat menulis cerpen, meskipun ada beberapa siswa yang menyatakan
guru dalam pembelajaran menulis cerpen. Pada aspek ini diperoleh 22 siswa atau
sebesar 55% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan bahwa mereka sangat
senang terhadap metode yang menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran
112
113
menyatakan bahwa mereka merasa senang terhadap metode yang dapat menarik
penggunaan metode yang dapat menarik perhatian siswa. Sedangkan siswa yang
menyatakan tidak senang dan sangat tidak senang tidak ada. Hal ini berarti siswa
sebuah cerpen banyak manfaatnya, ada 18 siswa atau sebesar 45% dari jumlah
atau sebesar 50% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan setuju, sedangkan
menyatakan kurang setuju. Sedangkan siswa yang menyatakan tidak setuju dan
sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
manfaatnya.
Selain siswa senang terhadap metode dan media yang dihadirkan guru
pembelajaran yang dilakukan guru. Sebanyak 11 siswa atau 27,5% dari jumlah
sebesar 60% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan senang, dan sebanyak 5
siswa atau sebesar 12,5% dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan kurang
yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada (0%). Dengan
dilakukan guru.
113
114
proses pembelajaran menulis cerpen yang berupa aktivitas menulis cerpen pada
siklus II, aktivitas guru mengadakan latihan terbimbing, dan aktivitas siswa yang
dan mengevaluasi kegiatan pada siklus I. Pada gambar tersebut sebagian besar
guru dengan seksama, tetapi masih ada sebagian kecil dari jumlah siswa yang
114
115
tugas dari guru, yaitu menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan
media teks lagu pada siklus II. Kegiatan ini diambil sebagai penilaian tes menulis
cerpen pada siklus II. Berdasarkan gambar tersebut, siswa tampak segera menulis
cerpen dengan sungguh-sungguh. Tidak ada lagi siswa yang terlihat menunjukkan
perilaku negatif dalam menulis cerpen seperti yang terjadi pada siklus I. Semua
siswa terlihat serius dan mengerjakan tugas menulis cerpen, dilakukan sendiri,
tidak mencontoh pekerjaan temannya. Hal ini merupakan peningkatan dari siswa
115
116
terbimbing kepada siswa. Seperti pada siklus I guru berkeliling untuk melihat
aktivitas siswa dalam menulis cerpen. Siswa yang bertanya kepada guru
jumlahnya meningkat daripada pada siklus I. Siswa sudah mulai akrab dengan
116
117
hasil cerpen yang ditulisnya di depan kelas. Siswa yang lain mendengarkan
pembacaan cerpen tersebut, dan memperhatikan cerpen hasil karya temannya agar
dapat dinilai atau dikomentari. Dalam kegiatan ini suasana kelas sedikit ramai
4.2 Pembahasan
keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang
terbimbing dengan media teks lagu dan perubahan perilaku siswa tersebut.
Pembahasan ini didasarkan pada hasil pratindakan, hasil tindakan siklus I, dan
Negeri 1 Pemalang
dengan media teks lagu dilakukan, terlebih dahulu dilakukan tes pratindakan. Tes
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal keterampilan siswa
kelas X7 SMA Negeri 1 Pemalang dalam menulis cerpen. Hasil pratindakan ini
siswa kelas X7 SMA Negeri 1 Pemalang masih kurang memuaskan. Hal ini
117
118
menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu.
terbimbing dengan media teks lagu pada siklus I, keterampilan menulis cerpen
siswa mengalami peningkatan sebesar 11,94%. Nilai rata-rata yang dicapai pada
siklus I sebesar 68,62 yang berarti bahwa pada siklus I keterampilan menulis
cerpen siswa sudah cukup baik. Hal ini juga ditandai dengan peningkatan
penguasaan aspek tema dan amanat sebesar 1,35%, peningkatan penguasaan aspek
alur sebesar 1,12%, peningkatan penguasaan aspek tokoh dan penokohan, sebesar
aspek diksi dan gaya bahasa sebesar 0,43%, peningkatan penguasaan aspek sudut
dengan media teks lagu, namun hasil tes yang diperoleh siswa pada siklus ini
belum memuaskan dan belum memenuhi target. Hal ini karena sebagian besar
mengembangkan kerangka cerpen yang ada dalam teks lagu dan menuangkan ide
118
119
dengan media teks lagu pada siklus II dengan tema yang masih sama, ternyata
ke dalam sebuah cerpen dapat diatasi. Dan hasil siklus II mengalami peningkatan
dari hasil tes siklus I, peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui metode
latihan terbimbing dengan media teks lagu dapat dilihat pada tabel di bawah ini
119
120
Keterangan: PT = Pratindakan
SI = Siklus I
SII = Siklus II
1 = Tema dan Amanat
2 = Alur
3 = Tokoh dan Penokohan
4 = Latar
5 = Diksi dan Gaya Bahasa
6 = Sudut Pandang
7 = Kepaduan Unsur-unsur Pembangun Cerpen
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa keterampilan siswa setiap aspek
dalam kategori cukup. Skor rata-rata ini berasal dari jumlah rata-rata masing-
masing aspek yang dinilai. Pada pratindakan, perolehan nilai rata-rata kelas aspek
tema dan amanat sebesar 65 (termasuk kategori cukup), aspek alur sebesar 58,9
(termasuk kategori kurang), aspek tokoh dan penokohan sebesar 58,75 (termasuk
kategori kurang), aspek latar sebesar 70,3 (termasuk kategori cukup), aspek diksi
dan gaya bahasa sebesar 61,5 (termasuk kategori cukup), aspek sudut pandang
dalam menulis cerpen masih rendah disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini dapat dilihat pada keterampilan
siswa dalam aspek bahasa dan nonkebahasaan yang masih kurang. Hal ini dapat
dilihat pada hasil tes yang belum menunjukkan hasil yang memuaskan (belum
mencapai kategori baik). Adapun faktor eksternal berasal dari pola pembelajaran
120
121
guru yang masih tradisional dan kurang bervariasi. Pola pembelajaran yang lebih
pembelajaran.
Selanjutnya, hasil tes menulis cerpen siklus I dengan rata-rata skor klasikal
mencapai 69,7 dan termasuk kategori cukup. Hasil ini mengalami peningkatan
sebesar 7,32% dari hasil pratindakan. Meskipun hasil ini sudah mengalami
peningkatan, tetapi nilai rata-rata ini belum mencapai target nilai yang telah
ditetapkan. Skor ini juga diperoleh dari penjumlahan tujuh aspek penilaian.
Perolehan aspek tema dan amanat sebesar 78,5 (termasuk kategori baik), aspek
alur sebesar 67,5 (termasuk kategori cukup), aspek tokoh dan penokohan sebesar
68,4 (termasuk kategori baik), aspek latar sebesar 72,3 (termasuk kategori cukup),
aspek diksi dan gaya bahasa sebesar 65,8 (termasuk kategori cukup), aspek sudut
tiap aspek penilaian siklus I terhadap nilai rata-rata tiap aspek penilaian
pratindakan yaitu (1) aspek tema dan amanat meningkat sebesar 20,77% dari skor
pratindakan, (2) aspek alur meningkat sebesar 9,51% dari skor pratindakan, (3)
aspek tokoh dan penokohan meningkat sebesar 16,43% dari skor pratindakan, (4)
aspek latar meningkat sebesar 2,84% dari skor pratindakan, (5) aspek diksi dan
gaya bahasa meningkat sebesar 6,99% dari skor pratindakan, (6) aspek sudut
pandang meningkat sebesar 2,82% dari skor pratindakan, dan aspek kepaduan
121
122
Nilai pada aspek menulis cerpen siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang
semua mengalami peningkatan dari hasil pratindakan. Pada aspek tema dan
amanat, siswa sudah bisa mengaplikasikan tema dan amanat berdasarkan teks lagu
yang digunakan sebagai media sudah cukup baik, walaupun ada beberapa siswa
yang menyimpang dari tema yang telah ada dalam teks lagu. Pada aspek alur
siswa sudah banyak mengalami peningkatan karena alur dalam menulis cerpen
sudah ada, jadi siswa lumayan tidak mengalami kesulitan. Aspek tokoh dan
penokohan siswa juga sudah dapat menghadirkan tokoh dengan karakternya yang
menarik, namun masih ada beberapa siswa yang belum bisa menghadirkan tokoh
dengan karakternya yang menarik. Pada aspek latar siswa sudah dapat
menentukan latar yang cocok sesuai dengan situasi dan kondisi dalam cerpen yang
ditulisnya. Pada aspek diksi dan gaya bahasa siswa sudah dapat menggunakan
kata-kata yang sesuai dengan konteksnya. Pada aspek sudut pandang siswa sudah
bisa menggunakan kata ganti untuk menjelaskan tokoh dengan baik. Pada aspek
yang terakhir yaitu kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen siswa sudah cukup
baik dalam menulis cerpen, terbukti dengan hasil cerpen yang cukup menarik.
pratindakan ke siklus I yang paling besar yaitu pada aspek yang kedua yaitu alur.
Hal ini terjadi karena pembuatan alur dalam menulis cerpen berdasarkan teks lagu
yang paling kecil yaitu pada aspek sudut pandang, hal ini disebabkan siswa
122
123
Berikutnya, pada hasil tes menulis cerpen siklus II, diperoleh nilai rata-rata
kelas 78,8 dan termasuk dalam kategori baik. Pencapaian skor ini menunjukkan
bahwa pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1
Pemalang dapat dikatakan berhasil karena sudah mencapai target yaitu berada
pada kategori baik. Dengan demikian tindakan siklus III, tidak perlu dilakukan.
Perolehan skor aspek tema dan amanat sebesar 81,8 (termasuk kategori
baik), aspek alur sebesar 76,5 (termasuk kategori baik), aspek tokoh dan
penokohan sebesar 70,75 (termasuk kategori baik), aspek latar sebesar 86,5
(termasuk kategori baik), aspek diksi dan gaya bahasa sebesar 79,5 (termasuk
kategori baik), aspek sudut pandang sebesar 84,8 (termasuk kategori baik), dan
cukup). Adapun peningkatan tiap aspek penilaian siklus II terhadap nilai rata-rata
tiap aspek penilaian siklus I yaitu (1) aspek tema dan amanat meningkat sebesar
4,20% dari skor siklus I, (2) aspek alur meningkat sebesar 18,60% dari skor
siklus I, (3) aspek tokoh dan penokohan meningkat sebesar 3,44% dari skor siklus
I, (4) aspek latar meningkat sebesar 19,64% dari skor siklus I, (5) aspek diksi dan
gaya bahasa meningkat sebesar 20,82% dari skor siklus I, (6) aspek sudut pandang
meningkat sebesar 16,16% dari skor siklus I, dan aspek kepaduan unsur-unsur
pembangun cerpen meningkat sebesar 12,29% dari skor siklus I. Peningkatan skor
rata-rata siklus I ke siklus II yang paling besar yaitu pada aspek diksi dan gaya
bahasa. Hal ini disebabkan karena pada siklus II ini siswa sudah mulai terbiasa
terampil menggunakan kata-kata serta gaya bahasa yang tepat dalam menulis
123
124
cerpen. Adapun peningkatan skor rata-rata siklus I ke siklus II yang paling kecil
yaitu pada aspek tokoh dan penokohan hal ini disebabkan pada siklus I nilai tokoh
dan penokohan sudah berada pada kategori baik, jadi peningkatan pada siklus II
media teks lagu dapat meningkatkan kualitas, kreativitas, prestasi dan efektivitas
apresiasi sastra siswa khususnya terhadap karya sastra yang berupa cerpen.
terbimbing dengan media teks lagu pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1
Pemalang dari pratindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram
80
70
60
Nilai Rata-rata
50
40 77
69
30 61
20
10
0
PT SI S II
124
125
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang dalam
dengan media teks lagu pada siklus I dan siklus II. Perubahan perilaku tersebut
Dari hasil nontes yaitu melalui observasi dapat dilihat bahwa pada siklus I
siswa belum mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen dengan baik, masih
ada beberapa siswa yang melakukan perilaku negatif walaupun jumlahnya lebih
sedikit daripada siswa yang melakukan perilaku positif dalam mengikuti proses
pembelajaran tersebut. Hal ini dibuktikan dengan data pada hasil observasi siswa
yang tercatat ada 11 atau sebesar 27,5% dari jumlah keseluruhan siswa yang
berbicara dan bercanda dengan temannya pada saat proses pembelajaran menulis
cerpen. Sebanyak 8 siswa atau sebesar 20% dari jumlah keseluruhan siswa yang
mondar-mandir atau jalan-jalan untuk kepentingan yang tidak jelas pada saat
Pada siklus II sudah ada perubahan perilaku siswa yaitu siswa sudah
sungguh dalam mengikuti penjelasan dari guru, dan mereka sudah lebih aktif
siklus I, pada siklus II banyak berkurang. Siswa yang melakukan perilaku negatif
berbicara dan bercanda dengan temannya menurun dari 11 siswa atau sebesar
125
126
27,5% dari jumlah keseluruhan siswa menjadi 2 siswa atau sebesar 5% dari
senang terhadap metode latihan terbimbing dengan media teks lagu yang
dihadirkan guru (peneliti). Menurut sebagian besar dari jumlah siswa kelas X-7
sebagian dari jumlah keseluruhan siswa menyatakan setuju bahwa metode latihan
terbimbing dengan media teks lagu dalam menulis cerpen sangat menyenangkan
dan dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis cerpen. Selain itu
metode tersebut juga dapat memotivasi dan menumbuhkan minat bagi siswa untuk
menulis cerpen.
dengan media teks lagu. Siswa juga dapat mengambil manfaat dari pembelajaran
tersebut, siswa semakin tahu banyak tentang cerpen dan bagaimana menulis
cerpen. Selain itu pembelajaran menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing
tertib dan aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis cerpen melalui metode
latihan terbimbing dengan media teks lagu. Dari hasil foto (gambar 3)
126
127
menunjukkan aktivitas saat menulis cerpen pada siklus I, terlihat masih ada siswa
yang melakukan perilaku negatif yaitu bercanda dengan temannya saat proses
belajar di kelas, sedangkan pada siklus II yang ditunjukkan pada gambar 6, siswa
terlihat sangat serius dalam menulis cerpen. Berdasarkan kedua gambar tersebut
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menulis cerpen melalui
keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Selain itu, terdapat perubahan perilaku
yaitu dari perilaku negatif ke perilaku positif siswa dalam mengikuti proses
127
120
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
sebagai berikut:
menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu.
ke bawah dari 61,30) dan pada siklus I diperoleh hasil rata-rata sebesar 69
(hasil pembulatan ke atas dari 68,62) kemudian pada siklus II diperoleh hasil
sebesar 15,75% dari siklus I. Perolehan hasil rata-rata nilai tes menulis cerpen
terbimbing dengan media teks lagu pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1
ditunjukkan dengan perilaku siswa yang lebih serius dan bersemangat dalam
120
121
5.2 Saran
sebagai berikut.
kepada siswa karena metode latihan terbimbing dengan media teks lagu dapat
2. Peneliti lain dapat melakukan penelitian yang serupa dengan metode yang
121
BAB III
METODE PENELITIAN
kelas, yang lazim disebut PTK. Dengan demikian, penelitian ini sifatnya berbasis
pembelajaran
melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu. Diharapkan dari
dan diterapkan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan siklus I dan proses
tindakan siklus II. Keempat tahap dalam sebuah PTK dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Perencanaan 2. Perencanaan
3. Pengamatan 3. Pengamatan
40
41
Namun dalam hal ini, peneliti memerlukan kajian awal berupa renungan
penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui semua gejala atau informasi
Proses penelitian tindakan kelas dalam siklus I terdiri dari empat tahap,
3.1.1.1 Perencanaan
Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Kegiatan yang dilakukan berupa
renungan atau pemikiran terhadap wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang. Kegiatan dilanjutkan
segala permasalahan yang dilakukan yang telah ditemukan pada refleksi awal, dan
segala hal yang perlu dilakukan pada tahap tindakan. Dengan adanya
sistematis.
media pembelajaran dan alat peraga, (3) mempersiapkan cara merekam dan
menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, (4) melakukan
yang sebenarnya.
3.1.1.2 Tindakan
menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pada
media teks lagu. Tindakan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
proses pembelajaran. Tahap persiapan ini berupa kegiatan guru menyapa siswa,
dan dapat juga untuk menentukan alur dengan teks lagu tersebut, (4) siswa
diminta untuk membuat cerpen dengan media teks lagu, (5) guru berkeliling untuk
memberikan bimbingan kepada siswa yaitu mengarahkan siswa untuk dapat
menemukan ide cerita dan merumuskannya ke dalam tema yang sudah ada dalam
teks lagu, mengarahkan siswa untuk memperhatikan tiap baris dalam lagu tersebut
yang dapat digunakan sebagai kerangka karangan dari jalan cerita, berdasarkan
lirik yang ada dalam teks lagu siswa diarahkan untuk dapat bermain dengan
imajinasinya untuk dapat mengembangkan kerangka karangan tersebut, siswa
diarahkan untuk menentukan siapa tokoh utamanya, apa masalahnya, siapa tokoh
antagonisnya, bagaimana latarnya dari mana awal ceritanya, dan bagaimana cerita
ditutup, (5) hasil pekerjaan siswa dikumpulkan, (6) salah satu siswa membacakan
hasil pekerjaan itu untuk dijadikan contoh, (7) siswa yang lain menanggapi hasil
pekerjaan temannya.
3.1.1.3 Pengamatan
Dalam proses pengamatan ini, data diperoleh melalui beberapa cara, antara
lain (1) tes tertulis untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa serta
peningkatannya setelah melakukan selama dua siklus, (2) observasi siswa untuk
berlangsung, (3) dokumentasi foto yang sangat penting sebagai laporan berupa
gambaran aktivitas siswa selama penelitian. Hal ini memperkuat data yang lain,
44
yakni sebagai pemerjelas dan pendukung data yang lain. Semua data tersebut
3.1.1.4 Refleksi
Refleksi di dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi,
apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan
langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Dengan kata lain refleksi
tujuan.
Siklus ini sekaligus digunakan dalam refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II
Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu menganalisis hasil tes,
hasil observasi, hasil jurnal, hasil angket dan hasil wawancara. Setelah dianalisis
3.1.2.1 Perencanaan
cerpen. (2) menyusun pedoman pengamatan yaitu meliputi tes tertulis, observasi
siswa, wawancara, jurnal siswa dan jurnal guru, serta (3) menyusun rancangan
evaluasi program.
3.1.2.2 Tindakan
menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu pada
siklus II ini sesuai dengan tindakan dengan perencanaan yang telah disusun.
walaupun ada tindakan dalam siklus I yang tetap dilakukan pada siklus II. Ada
kemudian siswa diberi arahan dan bimbingan agar dalam pelaksanaan kegiatan
menulis cerpen pada siklus II menjadi lebih baik. Teks lagu yang digunakan
dalam tindakan pada siklus II ini berbeda dengan teks lagu pada tindakan pada
karakteristik yang sama dengan teks lagu pada tindakan pada siklus I. Teks lagu
46
yang digunakan pada tindakan pada siklus II yaitu “Cinta Sejati” yang
3.1.2.3 Pengamatan
pada siklus I ini terlihat peningkatan hasil tes dan perilaku siswa. Perilaku siswa
yang diamati antara lain keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan keaktifan
tanggapan.
3.1.2.4 Refleksi
Refleksi ini diperoleh dengan memperhatikan hasil tes tertulis dan hasil
nontes yang meliputi observasi siswa, wawancara, jurnal guru, dan dokumentasi
penggunaan metode latihan terbimbing dengan media teks lagu dalam menulis
cerpen dan untuk melihat peningkatan kemampuan menulis cerpen, serta untuk
Dalam penelitian tindakan kelas ini, subjek yang menjadi sasaran penelitian
media teks lagu pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Pemalang. Penelitian ini
47
hanya dilakukan di salah satu kelas yaitu kelas X-7, yang jumlahnya 40 siswa,
2) Hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
kelas X
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran kelas X-7
pembelajaran.
yang biasa digunakan oleh guru melalui metode latihan terbimbing dengan
Variabel adalah gejala yang menjadi pusat peneliti untuk diteliti yang
menjadi atribut dari sekelompok objek yang mempunyai variasi antara satu
48
dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono 2003:21). Dalam penelitian
ini terdapat dua macam variabel, yaitu kemampuan menulis cerpen dan
3.4 Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes,
Bentuk instrumen tes yaitu tes menulis cerpen. Tes menulis cerpen adalah
tes yang menuntut siswa untuk menulis cerpen. Tes ini bertujuan mengetahui
kemampuan siswa dalam menulis cerpen melalui latihan terbimbing dengan media
teks lagu.
Alat tes menulis cerpen berupa lembar tugas berisi perintah kepada siswa
untuk menulis cerpen. Waktu yang digunakan untuk menulis cerpen adalah 60
menit. Kriteria penilaian menulis cerpen meliputi : (1) tema dan amanat yang
disampaikan, (2) tokoh dan penokohannya, (3) penyusunan alur, (4) latar yang
ditampilkan, (5) diksi dan gaya bahasa, (6) sudut pandang yang digunakan, (7)
No Nilai Kategori
1 85 – 100 Sangat baik
2 75 - 84 Baik
3 60 – 74 Cukup
4 50 – 59 Kurang
5 0 – 49 Sangat kurang
tersebut, dapat diketahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen berhasil dengan
sangat baik, berhasil baik, berhasil cukup baik, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
52
Siswa yang berhasil sangat baik adalah siswa yang memperoleh nilai 85-100,
siswa yang berhasil dengan baik adalah siswa yang memperoleh nilai 75-84, siswa
yang berhasil dengan kategori cukup baik yaitu siswa yang memperoleh nilai 60-
74, siswa yang berhasil dengan kategori kurang baik yaitu siswa yang
memperoleh nilai 50-59, dan siswa yang tidak berhasil yaitu siswa yang
informasi tentang keadaan di tertes (testi, tercoba, inggris testee) tanpa dengan alat
tes. Teknik nontes diperlukan untuk mendapatkan data yang tidak , atau paling
1) Pedoman Observasi
perubahan perilaku siswa pada proses belajar mengajar yang terjadi selama proses
penelitian. Pedoman pengamatan atau observasi ini adalah sikap positif maupun
negatif siswa pada proses belajar mengajar menulis cerpen melalui metode latihan
terbimbing dengan media teks lagu. Respon positif siswa maupun respon negatif
siswa terhadap menulis cerpen melalui latihan terbimbing dengan media teks lagu
2) Pedoman Wawancara
tentang respon siswa terhadap meteri keterampilan menulis cerpen melalui metode
Dalam penelitian ini, aspek yang diungkap melalui wawancara antara lain
perasaan siswa saat mendapatkan latihan dan bimbingan dengan media teks lagu
dalam menulis cerpen, pendapat siswa tentang metode latihan terbimbing dengan
media teks lagu, kesan siswa saat mengikuti pembelajaran menulis cerpen melalui
metode latihan terbimbing dengan media teks lagu, dan kesulitan yang dirasakan
dalam menulis cerpen melalui latihan terbimbing dengan media teks lagu.
3) Angket
kepada semua siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini. Angket
angket adalah tentang sekitar kejadian dalam proses pembelajaran menulis cerpen
melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu. Garis besar isi angket
antara lain, yaitu: (1) kegiatan guru dalam proses pembelajaran, (2) minat siswa
terbimbing dengan media teks lagu. Jurnal dibuat oleh guru. Jurnal tersebut dibuat
Jurnal guru berisi pendapat dan seluruh kejadian yang dianggap penting
digunakan dalam jurnal guru meliputi kesan yang dirasakan setelah mengikuti
5) Dokumentasi (Foto)
nontes. Foto yang diambil sebagai sumber data, dapat memperjelas data yang lain.
Hasil dari pengambilan gambar ini dideskripsikan dan dipadukan dengan data
lain.
yaitu menulis cerpen, dan pada saat guru memberikan bimbingan kepada siswa
saat pembelajaran.
Uji instrumen ini menggunakan validitas isi dan permukaan. Validitas isi
adalah derajat tes yang menggambarkan esensi, topik-topik, dan ruang lingkup tes
yang dirancang untuk pengukuran, (Sevilla dalam Hardani 2006:39). Validitas isi
tipe tes. Tipe validitas ini tidak didukung oleh bukti-bukti bahwa tes tersebut
sehingga dari pendapat mereka dapat disepakati bahwa instrumen yang akan
tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkatan kemampuan
menulis cerpen melalui latihan terbimbing dengan media teks lagu. Teknik nontes
Teknik tes adalah teknik yang dilakukan untuk memperoleh data dengan
menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan pada
2002:196). Hasil tes siklus I dianalisis tersebut dapat diketahui kelemahan siswa,
yang selanjutnya sebagai dasar untuk melengkapi siklus II. Hasil siklus II
latihan terbimbing dengan media teks lagu. Teknik nontes meliputi lembar
observasi, wawancara, jurnal siswa dan guru, angket, dan dokumentasi foto.
1) Observasi
Observasi dalam PTK ini dilakukan oleh dua orang. Observator yang
pertama adalah peneliti sendiri. Peneliti mengamati perilaku positif dan negatif
yang muncul pada siswa. Perilaku positif atau negatif ini sudah dituliskan pada
lembar observasi siswa, peneliti tinggal memberi tanda cek list saja. Observator
yang kedua dilakukan oleh orang lain yang tugasnya adalah mengobservasi kelas.
saat membelajarkan materi menulis cerpen kepada siswa. Observator kedua ini
2) Wawancara
tersebut antara lain, kepala sekolah, guru mata pelajaran, siswa yang telah dipilih,
dan lain-lain.
57
3) Jurnal
Jurnal guru dan siswa diisi pada akhir pembelajaran menulis cerpen. Jurnal
siswa berisi pada tentang kesulitan siswa dalam menulis cerpen melalui metode
latihan terbimbing dengan media teks lagu. Jurnal diisi pada akhir pembelajaran.
Jurnal guru diisi oleh guru ketika pembelajaran sudah berakhir. Jurnal guru
pada saat pembelajaran menulis cerpen yaitu respon siswa terhadap pembelajaran,
4) Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memberi jawaban dan kemudahan
menulis cerpen. Angket ini diisi setelah siswa mengisi jurnal. Pengisian angket
membubuhkan tanda cek list (√) pada kolom SS (sangat setuju), S (setuju), TS
5) Dokumentasi Foto
berlangsung. Tingkah laku siswa yang perlu diambil gambarnya, yaitu pada saat
siswa menulis cerpen, pada saat guru membimbing dalam penulisan cerpen, dan
pada saat menggunakan media teks lagu. Gambar yang sudah diambil selanjutnya
dideskripsikan sesuai dengan kondisi pada saat itu. Foto ini merupakan bukti
otentik mengenai tingkah laku siswa pada saat pembelajaran menulis cerpen.
58
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara
hasil tes secara tertulis. Hasil analisis hasil tes secara kuantitatif dihitung secara
R
NP = x100
SM
terbimbing dengan media teks lagu dari masing-masing siklus ini kemudian akan
berikut:
c. Mengkategorisasikan
perilaku siswa dalam menulis cerpen pada siklus I dan siklus II. Selain itu data
DAFTAR PUSTAKA
Faozan. 2002. Peningkatan Pemahaman Tema dan Amanat Cerita Pendek dengan
Metode Pemberian Tugas Rumah Siswa Kelas II Madrasah Aliyah
Hidayatul Murtadi’in Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2001-2002.
Skripsi: Universitas Negeri Semarang
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
130
131
Wardah, Hilma. 2005. Wacana Lirik Lagu Aksi Pergerakan Mahasiswa Kajian
Diksi, Makna dan Fungsi. Skripsi: UNNES
131
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
- Mampu menuangkan pikiran dan perasaannya melalui cerpen
- Mampu menerapkan unsur-unsur pembangun cerpen ke dalam cerpen
- Mampu menulis kreatif naskah cerpen
B. Materi Pembelajaran
Menulis cerpen
C. Metode Pembelajaran
Latihan Terbimbing
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang cerpen yang pernah dibaca
dan disukainya
b. Guru menjelaskan kompetensi dasar yang akan dicapai, dan manfaat
yang akan diperoleh dalam pembelajaran menulis cerpen
2. Kegiatan Inti
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang unsur-unsur pembangun cerpen
b. Guru menjelaskan langkah-langkah menulis cerpen dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen
c. Guru membagikan sebuah teks lagu pada siswa
d. Siswa mengamati dan memperhatikan teks lagu tersebut
e. Guru membimbing siswa untuk dapat menulis dengan baik dengan:
- Guru mengarahkan siswa untuk dapat menemukan ide cerita dan
merumuskannya ke dalam tema yang sudah ada dalam teks lagu
- Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan tiap baris dalam
lagu tersebut yang dapat digunakan sebagai kerangka karangan
- Berdasarkan lirik yang ada dalam teks lagu siswa diarahkan untuk
dapat bermain dengan imajinasinya untuk dapat mengembangkan
kerangka karangan tersebut
- Siswa diarahkan untuk menentukan siapa tokoh utamanya, apa
masalahnya, siapa tokoh antagonisnya, bagaimana latarnya dari
mana awal ceritanya, dan bagaimana cerita ditutup.
f. Siswa ditugaskan untuk menulis cerpen berdasarkan kehidupan diri
sendiri
g. Di saat siswa mengerjakan tugas menulis cerpen guru berkeliling
memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
menulis cerpen
h. Hasil pekerjaan menulis cerpen dikumpulkan
i. Salah satu dari hasil pekerjaan siswa dibacakan di depan kelas
j. Siswa yang lain mengomentari hasil pekerjaan temannya yang
dibacakan di depan kelas
k. Guru memberikan penguatan terhadap pembelajaran menulis cerpen
3. Kegiatan Penutup
a. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran menulis cerpen
b. Guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran menulis cerpen
c. Guru meminta siswa untuk mengisi angket dan menuliskan pendapatnya
pada jurnal siswa
E. Media/Sumber
Media : Teks Lagu
Sumber :
1) Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X
2) Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X, Erlangga
F. Penilaian
1) Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian
ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan.
2) Penilaian Hasil
Berdasarkan teks lagu buatlah sebuah cerpen dengan memperhatikan
kesesuaian unsur-unsurnya!
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
- Mampu menuangkan pikiran dan perasaannya melalui cerpen
- Mampu menerapkan unsur-unsur pembangun cerpen ke dalam cerpen
- Mampu menulis kreatif naskah cerpen
B. Materi Pembelajaran
Menulis cerpen
C. Metode Pembelajaran
Latihan Terbimbing
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mengulas sedikit tentang hal-hal yang dibahas pada pertemuan
sebelumnya
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu, yakni mengevaluasi
cerpen yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang unsur-unsur pembangun cerpen
b. Guru menjelaskan langkah-langkah menulis cerpen dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen
c. Guru membagikan sebuah teks lagu pada siswa
d. Siswa mengamati dan memperhatikan teks lagu tersebut
e. Guru membimbing siswa untuk dapat menulis cerpen dengan baik,
dengan:
- Guru mengarahkan siswa untuk dapat menemukan ide cerita dan
merumuskannya ke dalam tema yang sudah ada dalam teks lagu
- Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan tiap baris dalam
lagu tersebut yang dapat digunakan sebagai kerangka karangan dari
jalan cerita
- Berdasarkan lirik yang ada dalam teks lagu siswa diarahkan untuk
dapat bermain dengan imajinasinya untuk dapat mengembangkan
kerangka karangan tersebut
- Siswa diarahkan untuk menentukan siapa tokoh utamanya, apa
masalahnya, siapa tokoh antagonisnya, bagaimana latarnya dari
mana awal ceritanya, dan bagaimana cerita ditutup.
f. Siswa ditugaskan untuk menulis cerpen berdasarkan kehidupan diri
sendiri
g. Di saat siswa sedang menulis cerpen, guru berkeliling memberikan
bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis cerpen
h. Hasil pekerjaan menulis cerpen dikumpulkan
i. Salah satu dari hasil pekerjaan siswa dibacakan di depan kelas
j. Siswa yang lain mengomentari hasil pekerjaan temannya yang
dibacakan di depan kelas
k. Guru memberikan penguatan terhadap pembelajaran menulis cerpen
3. Kegiatan Penutup
a. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran menulis cerpen
b. Guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran menulis cerpen
c. Guru meminta siswa untuk mengisi angket dan menuliskan pendapatnya
pada jurnal siswa
E. Media/Sumber
Media : Teks Lagu
Sumber :
- Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas X
F. Penilaian
1) Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian
ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dipersiapkan.
2) Penilaian Hasil
Berdasarkan teks lagu buatlah sebuah cerpen dengan memperhatikan
kesesuaian unsur-unsurnya.
3 003
4 004
5 005
6 006
7 007
8 008
9 009
10 010
11 011
12 012
13 013
14 014
15 015
16 016
17 017
18 018
19 019
20 020
21 021
22 022
23 023
24 024
25 025
26 026
27 027
28 028
29 029
30 030
31 031
32 032
33 033
34 034
35 035
36 036
37 037
38 038
39 039
40 040
Jumlah Skor
Rata-rata
Keterangan :
Aspek 1 : Tema dan amanat
Aspek 2 : Tokoh dan penokohan
Aspek 3 : Alur
Aspek 4 : Latar
Aspek 5 : Diksi dan gaya bahasa
Aspek 6 : Sudut pandang
Aspek 7 : Kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen
Lampiran
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
3 003 9 14 14 8 8 8 14 75 Baik
4 004 6 11 12 7 8 7 11 62 Cukup
5 005 8 12 12 7 8 6 12 65 Cukup
6 006 9 13 13 9 8 8 14 74 Cukup
7 007 7 12 13 8 6 7 13 66 Cukup
8 008 8 11 12 7 7 7 11 63 Cukup
9 009 9 12 13 7 5 7 13 66 Cukup
10 010 9 13 13 8 7 9 13 72 Cukup
11 011 7 11 12 7 6 7 12 62 Cukup
12 012 8 12 13 8 6 7 13 67 Cukup
13 013 9 10 10 7 6 5 10 57 Kurang
14 014 8 12 11 7 6 7 12 63 Cukup
15 015 8 15 16 9 7 8 15 78 Baik
16 016 9 16 16 8 7 8 15 79 Baik
17 017 9 15 16 8 7 8 15 78 Baik
18 018 7 10 11 7 6 6 10 57 Kurang
19 019 7 15 16 8 7 9 16 78 Baik
20 020 9 14 15 5 6 7 14 70 Cukup
21 021 9 13 14 8 6 8 14 71 Cukup
22 022 9 17 17 8 7 8 17 83 Baik
23 023 8 11 12 7 6 9 12 65 Cukup
24 024 9 15 16 8 7 8 15 78 Baik
25 025 9 16 16 7 7 8 16 79 Baik
26 026 7 11 12 7 7 7 12 63 Cukup
27 027 6 11 12 6 5 7 12 59 Kurang
28 028 6 14 14 7 7 7 12 67 Cukup
29 029 6 12 12 7 6 7 12 62 Cukup
30 030 9 15 16 9 7 8 16 80 Baik
31 031 7 10 12 7 5 7 11 59 Kurang
32 032 6 13 14 7 6 5 12 63 Cukup
33 033 8 13 13 6 7 8 12 67 Cukup
34 034 7 12 13 8 6 7 13 66 Cukup
35 035 8 14 14 6 6 7 13 68 Cukup
36 036 8 13 13 7 6 7 11 65 Cukup
37 037 8 12 14 5 6 7 12 64 Cukup
38 038 9 16 17 7 6 8 16 79 Baik
39 039 7 15 16 7 7 8 15 75 Baik
40 040 9 13 14 7 8 7 12 70 Cukup
Jumlah Skor 314 516 547 289 263 292 523 2744
Rata-rata 7,85 12,9 13,68 7,23 6,58 7,30 13,08 68,62 Cukup
Keterangan :
Aspek 1 : Tema dan amanat
Aspek 2 : Alur
Aspek 3 : Tokoh dan penokohan
Aspek 4 : Latar
Aspek 5 : Diksi dan gaya bahasa
Aspek 6 : Sudut pandang
Aspek 7 : Kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen
REKAP HASIL PENILAIAN TES KETERAMPILAN MENULIS CERPEN
SIKLUS II
3 003 6 10 13 8 7 8 10 62 Cukup
4 004 8 13 16 9 8 8 15 77 Baik
5 005 7 14 16 9 8 8 14 76 Baik
6 006 9 14 16 9 8 9 15 80 Baik
7 007 9 15 16 9 8 8 16 81 Baik
8 008 9 15 16 9 8 8 15 80 Baik
9 009 7 13 15 9 8 8 14 74 Cukup
10 010 9 16 16 9 9 9 16 84 Baik
11 011 7 11 13 9 8 9 11 68 Cukup
12 012 6 11 13 7 6 7 11 61 Cukup
13 013 9 16 16 9 9 9 16 84 Baik
14 014 9 17 16 9 9 9 16 85 Sangat
Baik
15 015 9 17 16 9 9 9 17 86 Sangat
Baik
16 016 8 14 16 9 7 8 15 77 Baik
17 017 9 14 15 9 9 7 15 78 Baik
18 018 9 17 16 9 8 8 15 83 Baik
19 019 7 14 15 8 8 9 14 75 Baik
20 020 9 17 17 9 9 9 17 87 Sangat
Baik
21 021 8 15 16 9 9 9 16 82 Baik
22 022 9 17 17 9 9 9 17 87 Sangat
Baik
23 023 9 16 16 8 8 8 16 81 Baik
24 024 9 15 16 8 8 8 15 79 Baik
25 025 8 15 16 8 8 8 15 78 Baik
26 026 9 11 15 9 8 9 14 75 Baik
27 027 9 15 16 9 8 9 16 82 Baik
28 028 9 16 17 9 8 9 15 83 Baik
29 029 6 10 12 7 7 8 10 60 Cukup
30 030 9 16 16 9 8 9 16 83 Baik
31 031 6 11 12 7 7 7 11 61 Cukup
32 032 8 13 14 9 8 9 13 74 Cukup
33 033 9 14 16 9 8 9 14 79 Baik
34 034 8 12 15 9 7 8 12 71 Cukup
35 035 9 16 16 9 8 9 16 83 Baik
36 036 6 10 11 7 6 8 10 58 Kurang
37 037 9 14 15 9 8 9 15 79 Baik
38 038 8 12 16 9 7 9 12 73 Cukup
39 039 8 13 16 9 8 9 13 76 Baik
40 040 9 18 17 9 9 9 17 88 Sangat
Baik
Jumlah Skor 327 566 612 346 318 339 574 3082
Rata-rata 8,18 14,15 15,3 8,65 7,95 8,48 14,35 77,05 Baik
Keterangan :
Aspek 1 : Tema dan amanat
Aspek 2 : Alur
Aspek 3 : Tokoh dan penokohan
Aspek 4 : Latar
Aspek 5 : Diksi dan gaya bahasa
Aspek 6 : Sudut pandang
Aspek 7 : Kepaduan unsur-unsur pembangun cerpen
Nama :
No/ kelas :
FORMAT ANGKET
Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan siswa yang sesuai dengan skala
penelitian yang tersedia di bawah ini :
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Lampiran
PEDOMAN WAWANCARA
Responden :
No. responden :
Hari dan Tanggal :
Tempat :
Kelas :
Waktu :
Topik :
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam wawancara adalah sebagai berikut:
1. Apakah kamu senang dengan pembelajaran menulis cerpen? Mengapa?
2. Apakah kamu merasa mampu memahami materi dengan metode yang
digunakan oleh guru dalam mengajar (metode latihan terbimbing dengan
media teks lagu)?
3. Apakah kamu merasa termotivasi dengan metode latihan terbimbing dengan
media teks lagu dalam pembelajaran menulis cerpen?
4. Apakah media teks lagu yang digunakan oleh guru dapat memberikan ide
untuk membuat sebuah cerpen?
5. Apakah suasana kelas dapat membantu pemahaman siswa dalam mengikuti
pembelajaran menulis cerpen melalui metode latihan terbimbing dengan
media teks lagu? Mengapa?
6. Menurut kamu apakah dengan adanya latihan dan bimbingan yang diberikan
oleh guru dapat membantu pembelajaran menulis cerpen?
7. Apakah kamu merasa kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen?
8. Apa saja kesulitan-kesulitan yang kamu hadapi dalam pembelajaran menulis
cerpen?
9. Menurut kamu apakah melalui metode latihan terbimbing dengan media teks
lagu dapat mengatasi kesulitan yang kamu hadapi?
10. Manfaat yang kamu dapatkan setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen
melalui metode latihan terbimbing dengan media teks lagu?
Rekap Observasi Perilaku Positif Siswa
2 Kesulitan siswa
terhadap materi
menulis cerpen
a. Ya 28 13 70 32,5 37,5
b. Tidak 12 27 30 67,5 -37,5
3 Tanggapan siswa
terhadap metode
latihan terbimbing
dengan media teks
lagu
a. Dapat dipahami 37 40 92,5 100 7,5
b. Tidak dapat 3 0 7,5 0 -7,5
dipahami
4 Pemahaman siswa
terhadap materi
pembelajaran setelah
diajarkan melalui
metode latihan
terbimbing dengan
media teks lagu
a. Paham 37 40 92,5 100 7,5
b. Tidak paham 3 0 7,5 0 -7,5
5 Saran terhadap
kegiatan
pembelajaran
a. Mendukung 35 40 87,5 100 12,5
b.Kurang 5 0 12,5 0 -12,5
mendukung
Rekap Angket Siklus I dan Siklus II
A SS Pe S Pe KS Pe TS Pe STS Pe
s ning ning ning ning ning
S I S II SI S II SI S II SI S II SI S II
p kata kata kata kata kata
e n n n n n
k (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)