You are on page 1of 19

Kisah Perahu Nabi Nuh a.

Dulu R.A Kartini pernah bertanya kepada guru ngajinya, “Apa hukumannya
menyembunyikan Pengetahuan Tuhan?”. Kalau saja guru ngajinya itu saya, maka akan
saya jawab, “Kebodohan dan amarah sebagai adzab yang disegerakan”.
Nenek moyangku seorang pelaut,
gemar mengarungi luasnya samudera,
….
(sepenggal lagu anak-anak yang masih bisa diingat)

Syahdan, setelah berbicara dengan Tuhan yang dilakukannya dengan gaya


yang kalau dilihat seperti orang menari, Nabi Nuh a.s mendapat pencerahan
untuk membuat perahu. Dengan tergopoh-gopoh, Nabi Nuh a.s kemudian pulang
ke rumahnya dan menceritakan pesan-pesan itu kepada istrinya. Istrinya yang
nampak rewel rupanya tidak sepaham dengan apa yang diungkapkan Nuh,
iapun mengomel panjang pendek dan mengatakan Nuh barangkali sudah gila.
Tidak mundur dengan celaan dan cacian istrinya, Nabi Nuh a.s pun membuat
perahu karena wangsit yang diterima dari Tuhan menegaskan bahwa dalam
beberapa waktu mendatang suatu bencana dahsyat akan datang menelan
seluruh wilayah dimana ia hidup dengan kaumnya.

Itulah sepenggal gambaran bagaimana Nabi Nuh a.s yang kisahnya terekam
dalam kitab-kitab monoteisme membuat Perahu Penyelamat yang legendaris,
yang dikisahkan dalam film Noah Of Arks dengan bintang pemeran aktor watak
Jon Voigh sebagai Nabi Nuh a.s. Dalam film buatan Walt Disney itu, Nabi Nuh
a.s digambarkan sezaman dengan Nabi Luth di Soddom & Gomorah yang
akhirnya musnah ditimpa hujan meteor dan gempa bumi.

Kisah Nabi Nuh a.s sudah sangat dikenal di berbagai belahan dunia yang
masyarakatnya banyak menganut agama monoteisme seperti agama Yahudi,
Kristen, dan Islam. Meskipun variasi isi terjadi selama ratusan tahun, namun
point utamanya tetap sama yaitu kisah seorang manusia yang bernama Nuh,
yang membuat PERAHU PENYELAMAT bagi manusia dan binatang untuk
mengantisipasi suatu bencana alam. Ketika kitab-kitab Wahyu mengisahkannya,
maka Kisah Nabi Nuh a.s adalah kisah drama teologis yang sarat makna, yang
tidak berdiri sendiri sebagai sekedar suatu kisah sejarah penyelamatan umat
manusia yang tinggal di Bumi, tetapi mengandung penafsiran yang erat
kaitannya dengan keadaan Planet Bumi itu sendiri baik dari sisi meteorologis,
klimatologi, geologi, maupun keseimbangan dan dinamika sistemik Planet Bumi
sebagai tempat dimana umat manusia tinggal. Jadi, dalam kisah Nuh dan Banjir
Besarnya memang terkandung suatu rahasia bagaimana manusia dan alam
lingkungannya saling berinteraksi yang akhirnya membawa manusia kearah
pemahaman yang lebih universal, mendasar, dan sekaligus transenden bahwa
ada Kekuasaan Tertinggi yang tidak bisa dipahaminya dengan utuh kecuali
dengan kesadaran dan keyakinan bahwa Dia, si Pemilik Kekuasaan itu memang
Ada.

Ribuan tahun setelah Kisah Nuh a.s disampaikan kepada manusia, sampai hari
ini masih banyak orang penasaran apakah kisah Nuh a.s benar-benar terjadi,
dimana, dan kapan terjadinya. Dugaan para ahli akhir-akhir ini, seperti yang
diungkapkan juga oleh beberapa penulis seperti Harun Yahya, menyebutkan
kalau Perahu Nuh a.s yang membawa manusia dan pasangan berbagai jenis
binatang mendarat di Gunung Ararat di Turki. Upaya pencarian Perahu Nuh a.s
tidak tanggung-tanggung di abad modern ini, salah satu caranya menggunakan
satelit dari angkasa luar untuk melakukan scanning mencari obyek-obyek aneh
yang mirip perahu. Upaya-upaya tersebut dilakukan oleh manusia sebagai suatu
cara untuk menemukan fakta kebenaran dari informasi yang disampaikan kitab
wahyu selama turun temurun .

Variasi kisah Nuh sebenarnya terdapat juga di beberapa wilayah dunia, misalnya
di Eropa, di Amerika Latin, Cina, Afrika maupun di kawasan kepulauan lautan
Pasifik dengan inti kisah yang sama, seseorang dengan rombongan yang kecil
selamat dari suatu bencana alam yang dahsyat yang menenggelamkan kaumnya
dengan naik Perahu. Kisah-kisah demikian juga muncul pada kisah
tenggelamnya benua Atlantis yang dilansir Plato secara metaforik dan membuat
penasaran banyak orang selama berabad-abad sesudahnya.
Fakta atau fiksi, teori atau suatu metafor yang berkaitan dengan umat manusia,
akhirnya menjadi trigger-trigger yang membuat hasrat keingintahuan manusia
dengan darah petualang yang tinggi menjelajahi berbagai belahan dunia untuk
mencari kebenarannya. Maka kisah-kisah manusia yang berkelana, didera
penderitaan amat sangat dan akhirnya menemukan pencerahan pun muncul
kepermukaan sebagai kisah heroik para penemu, kisah nabi, rasul, kaum arifin,
sejarawan dan kini kita mengenalnya sebagai ilmuwan, sebagian besarnya kini
dikenal namun sebagian besar lagi tidak dikenal dan memang tidak memerlukan
keterkenalan yang dinisbahkan oleh manusia karena rahasia penciptaan semua
makhluk dan Penciptanya ia pahami sepenuhnya.

Tetapi, apa sebenarnya yang ingin diungkapkan Kitab Wahyu maupun legenda-
legenda kuno tentang Nabi Nuh a.s dan Perahunya serta tindakannya memuat
pasangan-pasangan binatang dalam rangka meneruskan kelangsungan suatu
kehidupan atau dalam bahasa modern yang kelak dipahami Wallace dan Charles
Darwin menjadi idiom evolusi yang menggelitik menjadi begitu terkenal “Survival
Of The Fittest”?

Jawabannya ternyata sederhana, naluriah dan alamiah, “Untuk meneruskan


kelangsungan suatu generasi ketika menghadapi suatu keadaan periodik
yang sering muncul, yang seringkali menimbulkan korban jiwa yang begitu
besar sampai kemusnahan total, yang bukti-buktinya terlihat nyata dari
keadaan planet Bumi yang dinamis, dan dari kisah-kisah nenek moyang
yang terekam tentang suatu upaya manusia menyelamatkan diri dan
kaumnya dan mempertahankan eksistensinya di Planet Bumi”. Penyebab
dari bencana katastropik itu dapat ditemui di berbagai tempat di dunia berupa
gejala-gejala meteoroligis, vulkanologis maupun geologis di Planet Bumi,
Gunung Meletus (M), Gempa Bumi (W), dan Luapan Air bah (6 dan O) yang luar
biasa besarnya, diikuti dengan perubahan iklim secara mendadak selama
beberapa waktu dengan badai petir yang terus menerus (N atau Z), dan
menyisakan sekelompok kecil manusia dengan orde 1000 sampai 10000 orang
yang selamat dari bencana dahsyat itu, namun akhirnya harus bersembunyi di
tempat-tempat yang aman supaya masih bisa tetap eksis dan berkembang biak
untuk membangun generasi baru.

Perahu dalam kisah Nabi Nuh a.s memang menjadi suatu ciri yang khas. Secara
lahir dan literal, perahu memang dapat diartikan secara harfiah sebagai suatu
sarana transportasi baik untuk berpindah tempat maupun untuk menyelamatkan
diri. Namun, ketika “Perahu” itu digambarkan dengan ungkapan yang
menunjukkan kecerdasan tinggi dengan pengetahuan rancang bangun atau
rekayasa yang memadai, istiqomah atau ketekunan yang nyaris tak pedulian
(cuek bebek) dengan celaan orang-orang sekitarnya yang memandang Nuh
dengan aneh, kapasitasnya yang demikian besar sehingga mampu menampung
berbagai jenis binatang dan umat manusia yang percaya pada Nuh a.s , maka
kita mestinya curiga bahwa Kisah Nabi Nuh a.s bukan sekedar gambaran
lahiriah tentang seorang manusia yang membuat Perahu Penyelamat,
tetapi mengandung makna mendalam bahwa apa yang dimaksud dengan
“PERAHU NUH’ sesungguhnya bukan sekedar “Perahu Biasa yang
Ukurannya Besar”, namun mengandung ungkapan metaforis yang disimbolkan
sebagai “PERAHU PENYELAMAT”.

Jadi perahu itu mestilah suatu ungkapan yang lebih generik, lebih universal, luas,
dan sejatinya ketika kemampuan peradaban manusia berkembang dapat bisa
dipahami , apalagi dengan citarasa sastra yang tinggi bahwa PERAHU NABI
NUH A.S. BUKAN SEKEDAR PERAHU KAYU YANG BESAR NAMUN
“PERAHU PENYELAMAT” BAGI UMAT MANUSIA KETIKA MENGHADAPI
SUATU KEADAAN YANG BERADA DI LUAR JANGKAUAN KEKUASAANNYA
SEBAGAI MAKHLUK YANG TINGGAL DI SISTEM YANG DINAMIS, MAKHLUK
YANG DINUGERAHI AKAL PIKIRAN KETIKA MENGHADAPI BENCANA ALAM
SKALA LOKAL SAMPAI GLOBAL, BAIK GEMPA BUMI, BANJIR BESAR,
LETUSAN GUNUNG, TSUNAMI BAHKAN SAMPAI KEHANCURAN PLANET
BUMI SEKALI PUN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI.
Lantas, apa sebenarnya arti ‘PERAHU NABI NUH”, “BAGAIMANA
SEHARUSNYA KELOMPOK MAKHLUK YANG DISELAMATKANNYA”, DAN
“BAGAIMANA MEMBUATNYA” LANTAS “DENGAN APA” menjadi suatu
pertanyaan yang akan membawa manusia pada pengertian yang utuh yang
berkaitan dengan upaya manusia untuk memanfaatkan anugerah tertinggi yang
dimilikinya itu. Untuk menguraikan jawaban dari pertanyaan diatas maka kita
dapat meninjau kembali kisah Nabi Nuh a.s. Namun kali ini saya akan merujuk
kepada informasi yang terkandung di dalam al-Qur’an.

Kalau kita merujuk kepada ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan Kisah
Nabi Nuh a.s, maka kisah tersebut tersebar di beberapa surat. Namun yang
paling pokok adalah surat bernomor kode 71 yaitu surat Nuh dengan 28 ayat.
Secara intuitif saja saya kemudian menyadari bahwa jumlah ayat surat ke-71
atau surat NUH itu berkaitan dengan suatu sistem ilmu pengetahuan yang paling
mendasar yang tidak lain adalah sistem huruf hijaiah atau abjad yang hurufnya
berjumlah 28 dari huruf ALIF sampai huruf YA. Sedangkan kalau saya analisis
secara numerik dengan memperhatikan nilai al-Jumal kata “NUH” dalam bahasa
Arab yang ditulis dengan huruf NUN (50), WAWU(6), dan HA(8), maka nilai total
nama NUH adalah 64. Nilai 64 tidak lain adalah simbolisme numerik dari matriks
papan catur 8x8=64 (simak kisah Paku Tauhid Sunan Giri dan Rahasia
Kuntilanak yang telah dipubliaksika di Blog) yang berkaitan erat dengan
KAPASITAS MANUSIA BERPIKIR LOGIS RASIONAL dengan satuan 64 bit.
Kesimpulan sementara saya dengan menganalisis maksud kodefikasi al-Qur’an
QS 71 , 28 ayat yang dinamai sebagai surat NUH ini menjadi jelas bahwa yang
dimaksud Nuh berkaitan erat dengan bagaimana manusia MESTI berpikir logis
dan rasional dengan bantuan sistem abjad dan tentunya sistem bilangan sebagai
dasar-dasar ilmu pengetahuan yang benar dalam lingkup pemahamannya yang
terbatas. Maka NUH secara simbolik adalah ILMU PENGETAHUAN TUHAN itu
sendiri sedangkan PERAHU PENYELAMATNYA tidak lain adalah BAGAIMANA
MANUSIA MENGGUNAKAN DAN MENERAPKAN ILMU PENGETAHUAN ITU
UNTUK MENYELAMATKAN KAUMNYA DARI KEADAAN-KEADAAN YANG
BERADA DI LUAR JANGKAUAN KEKUASAAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI SEBAGAI JALAN TERAKHIR YANG MESTI DILAKUKAN
DENGAN TAWADHU, KESABARAN, ISTIQOMAH, DAN KEYAKINAN KEPADA
KEMAPEMURAHAN TUHAN YANG MAHA ESA DAN MAHA PENGAMPUN.

Kalimat terakhir ini menjadi penting karena secara langsung akhirnya BATAS
ILMU PENGETAHUAN MANUSIA telah berada di titik nadir KETIKA TUHAN
YANG BERKUASA SECARA LANGSUNG MENAMPILKAN KEKUASAANNYA
TANPA PANDANG BULU BERUPA KEKUATAN-KEKUATAN YANG
MENYEBABKAN PLANIT BUMI TETAP MENJADI PLANIT YANG DAPAT
DIJADIKAN SEBAGAI TEMPAT HIDUP.

Kesimpulan inilah yang sebenarnya diungkapkan sebagai Firman Tuhan dalam


QS 71 ayat 1 sampai 4, 4 ayat yang menjadi simbol Alif, ba, Jim, Dal sebagai
ABJAD yang juga diartikulasikan dalam QS 55:1-4 , surat al-Rahman yang
menjelaskan bagaimana dari bencana Global Tuhan Mengajarkan Tanda-tanda-
Nya langsung yang disebut Al Qur’an, menciptakan manusia sebagai makhluk
yang baru dan bisa berbicara. Itulah tanda awal mula ketika terjadi SUATU
LETUSAN PURBA KALDERA TOBA yang memicu terjadinya GENETICS DRIFT
pada satu kelompok kecil manusia yang survive dari bencana tersebut, yang
menurut para ahli evolusi maupun geolog terjadi sekitar 71 RIBU TAHUN YANG
LALU (perhatikan bagaimana bilangan 71 bersesuaian dengan nomor surat QS
71), ATAU ANTARA 70 SAMPAI 75 RIBU TAHUN YANG LALU. (untuk istilah
teknis seperti letusan Toba, genetics drift dan lain-lainnya silahkan kunjungi situs
www.wikipedia.com).

Dalam QS 71 ayat 1-4 yang tersusun dari 15 7 huruf Arab (yaitu QS 71:1 terdiri
dari 50 huruf, QS 71:2 20 huruf, QS 71:3 25 huruf dan Qs 71:4 62 huruf), Allah
berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan
perintah) , berilah peringatan kepada kaummu sebelum datang kepada
mereka azab yang pedih".
Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan
yang menjelaskan kepada kamu, bahwa hendaklah kamu menyembah Allah
dan bertakwa kepada-Nya dan taatilah aku, niscaya Allah akan
mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai
kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila
telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui". (QS 71:1-
4).

Keempat ayat diatas sebenarnya secara gamblang menginformasikan kepada


manusia bagaimana Tuhan berkata kepada Nuh sebagai penerima Pesan Tuhan
atau sebagai Mediator atau Juru Bicara Tuhan bagi kaumnya. Jadi, kalau kita
mau sedikit nasionalis yang disebut bagi kaumnya menunjukkan bahwa “Nuh
adalah seorang penduduk asli dari suatu wilayah dimana azab Tuhan akan
muncul dan berbicara dengan bahasa kaum tersebut”. Maka informasi yang
diterima Nuh, seaneh apapun kedengarannya bagi penduduk atau kaum Nabi
Nuh dulu sebenarnya sudah menunjukkan Kemahaadilan Tuhan karena sebelum
bencana itu muncul tanda-tanda dan pesan-pesanNya dapat dibaca dan dapat
diuraikan oleh salah satu dari kaum yang ada di wilayah tersebut yaitu Nabi Nuh
a.s. Jadi, Tuhan bukan secara mendadak marah, lantas membentak tiba-tiba
tanpa sebab, namun Dia sudah menyampaikan Pesan-pesanNya secara
gamblang yang sebenarnya bisa dibaca manusia. Namun, takdir Tuhan memang
unik, seunik Dia sebagai Yang Maha Esa, dalam suatu kurun zaman hanya ada
satu manusia yang dengan utuh memahami Pesan-pesan-Nya, baik secara
lahir maupun batin, dialah yang disebut al-insaan al-Kamil sebagai manusia
sempurna yang mampu merespon Asma, Sifat, Af’al dan Inti Dzat Tuhan dengan
wajar dan sadar dan sesuai dengan Ruang-Waktunya.
Sekarang masalah Nuh adalah masalah yang muncul di kaum tersebut,
bagaimana kaum tersebut menyikapi informasi yang disampaikan, dan
bagaimana mengimplementasikan informasi tersebut sebelum azab atau
bencana muncul. Apakah kaum Nuh mencelanya atau sebagian mengikuti dan
mematuhinya bukanlah menjadi urusan Nabi Nuh a.s dan Nabi Nuh a.s serta
nabi-nabi dan rasul-rasul lainnya hanya pemberi petunjuk dan hanya
meneruskan pesan Tuhan dan ia kemudian melaksanakan PERINTAH Tuhan
untuk membangun PERAHU PEYELAMAT.

Tapi yang dimaksud PERAHU PENYELAMAT bukan sekedar perahu kayu,


namun yang dimaksud adalah menyampaikan ILMU PENGETAHUAN TUHAN
KEPADA MASYARAKAT BANYAK, BUKAN MENYEMBUNYIKAN
PENGETAHUAN UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI, ATAU UNTUK
KEPENTINGAN KELOMPOK SENDIRI. JIKA TIDAK AKIBATNYA FATAL
YAITU MUNCULNYA ADZAB BERUPA KEBODOHAN SISTEMIK DARI KAUM
ATAU MASYARAKAT TERSEBUT, LAHIRNYA AMARAH ATAU HAWA NAFSU
(nama Jawa seringkali diartikan sebagai kepulauan tempat dimana hawa nafsu
lahir), DAN MUNCULNYA KESOMBONGAN, YANG AKHIRNYA
MENYEBABKAN MANUSIA LALAI BAHWA DIRINYA BERADA DALAM SUATU
LINGKUNGAN YANG SANGAT BERGOLAK, YANG SEWAKTU-WAKTU
KARENA HUKUM ASAL KESEIMBANGAN SISTEM TELAH DITETAPKAN
AKAN MEMUSNAHKAN SEMUA YANG ADA DI ATASNYA, MISALNYA SUATU
WILAYAH TERTENTU SEPERTI DI NABIRE, DI ACEH, DI YOGYAKARTA, DI
PANGANDARAN, DAN BERBAGAI TEMPAT LAINNYA DI INDONESIA.
PADAHAL PESAN TUHAN SANGAT JELAS, GUNAKAN PENGETAHUAN
TUHAN UNTUK KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA KARENA SEMUA ITU
SEKEDAR RAHMAT. MAKA CELAKALAH MEREKA YANG MENGABAIKAN
ILMU PENGETAHUAN DAN MENYEMBUNYIKAN PENGETAHUAN TUHAN
HANYA KARENA KEPENTINGAN EGOSENTRISME, EGO RASIALIS DAN
SEKTARIANISME, FANATISME DUNGU, MAUPUN KARENA
KESERAKAHAN DAN KETAMAKAN.
PENGETAHUAN TUHAN ITU DALAM BENTUK KONGKRIT YANG BERKAITAN
DENGAN KONDISI PSIKIS MANUSIA ADALAH DENGAN SHALAT, DOA DAN
DZIKIR DENGAN PANDUAN YANG EKSAK SECARA SISTEMIK KARENA
MENCERMINKAN INTEGRASI AKAL PIKIRAN DAN HATI YANG JERNIH
YAITU SHALAT 5 WAKTU BAGI UMAT ISLAM YANG YAKIN DENGAN
INFORMASI YANG DULU PERNAH DISAMPAIKAN NABI MUHAMMAD SAW.
MAKA PENGERTIAN PERAHU NABI NUH A.S ANTARA LAIN DAPAT
DIPAHAMI DARI BERBAGAI SUDUT :

1. DALAM KONTEKS AGAMA ISLAM, PERAHU NUH A.S ADALAH AGAMA


ISLAM ITU SENDIRI DENGAN LENGKAP DAN UTUH, LAHIR DAN
BATIN, SYARIAT, THARIQAT, HAKIKAT, MAKRIFAT DAN AKHIRNYA
SAMPAI KEPADA ALLAH SECARA TERINTEGRASI BUKAN
SEPOTONG-SEPOTONG ATAU PARSIAL (DALAM KONTEKS AGAMA
KRISTEN, HINDU ATAU BUDHA, PERAHU NABI NUH ITU YA MASING-
MASING AJARAN AGAMA TERSEBUT DIMANA PENGANUTNYA
MENJALANKAN PERINTAH KITAB SUCINYA MASING-MASING
DENGAN BENAR, TANPA DISTORSI).

2. DALAM KONTEKS PERKEMBANGAN PERADABAN, PERAHU NABI


NUH ADALAH PENDIDIKAN YANG MERATA, SAINS DAN TEKNOLOGI
YANG DAPAT DIMANFAATKAN BAGI KESEJAHTERAAN MANUSIA
BUKAN TERKONSENTRASI DI TITIK TERTENTU,

3. DAN DALAM KONTEKS SUATU NEGARA KEBANGSAAN ADALAH


KESATUAN DAN PERSATUAN NASIONAL BANGSA INDONESIA
DENGAN ENTITAS LOKAL YANG MULTI-VARIASI ALIAS BHINEKA
TUNGGAL IKA.
4. DALAM KONTEKS PERSONAL DAN INDIVIDUAL ADALAH KEYAKINAN
ITU SENDIRI SEBAGAI AGAMA YANG BENAR DAN MENYELAMATKAN
KEHIDUPAN DUNIA MAUPUN AKHIRAT SESUAI DENGAN KADAR
ATAU POTENSI MASING-MASING YANG HARUS DIJALANKAN
DENGAN KESELARASAN ANTARA TINDAKAN SEHARI-HARI ATAU
AKHLAK, AKAL PIKIRAN DAN HATI YANG LURUS.

KALAU PERAHU PENYELAMAT ITU BOCOR DI SANA SINI KARENA ULAH


PARA PERAMPOK DAN MALING, MAKA HARUS SEGERA DI TAMBAL DAN
MALING SERTA PERAMPOKNYA HARUS SEGERA DI HUKUM DENGAN
ADIL. ITULAH GAMBARAN PERAHU PENYELAMAT NABI NUH SECARA
LEBIH UNIVERSAL.

YANG HARUS DIPAHAMI OLEH SEMUA KOMPONEN BANGSA INDONESIA


ADALAH SUATU FAKTA VISUAL YANG MENARIK BAHWA KISAH NABI NUH
ERAT KAITANNYA SECARA FISIK DENGAN BENTUK NEGARANYA YANG
MENYIMPAN RAHASIA ASAL USUL ADAM DAN HAWA KALAU SELURUH
TITIK PENTNGNYA DARI SABANG SAMPAI MERAUKE DIHUBUNGKAN DAN
LAYARNYA DIBENTANGKAN DENGAN MELALUI IRIAN, MALUKU,
SULAWESI DAN KALIMANTAN SEBAGAI TEMPAT YANG MEMPUNYAI
POTENSI SUMBER DAYA YANG KAYA DAN BISA MENJADI MESIN
PENDORONG BANGSA INDONESIA MENGARUNGI SAMUDERA
PERKEMBANGAN PERADABAN UMAT MANUSIA.

TAPI KALAU LAYAR-LAYARNYA DIBOLONGI DAN DIROBEK-ROBEK,


KEKAYAAN ALAMNYA DARI IRIAN, AMBON, SULAWESI, KALIMANTAN ,
SUMATRA, JAWA DAN TEMPAT-TEMPAT LAINNYA DITELANTARKAN DAN
DIBIARKAN BEGITU SAJA DENGAN HASIL YANG TIDAK ADIL DAN
SEIMBANG, HUTAN-HUTANNYA DIGUNDULI, DAN GUNUNG-GUNUNGNYA
DIPACULI MAKA BANGSA INDOENSIA TIDAK BISA BERLAYAR DENGAN
PERAHU NABI NUH TAPI TENGGELAM KE DASAR SAMUDERA, YANG
KELAK AKAN MENJADI KISAH SEDIH YANG DIDENGAR DI SEANTERO
DUNIA BAGAIMANA SUATU KAUM TENGGELAM DALAM KEBODOHAN
SENDIRI DAN AMARAH YANG BERLARUT-LARUT KARENA KEYAKINAN
DAN KEIMANAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA YANG LEMAH,
DANGKAL, DAN PENUH MANIPULASI UNTUK KEPENTINGAN KELOMPOK
SENDIRI.

Setelah dalam QS 71:1 Tuhan menginformasikan kepada Nabi Nuh a.s, maka
ayat 2,3,4 nya yang kalau disusun menjadi 234 sebagai jumlah lafaz maghfirah
dalam Al Qur’an adalah wujudnya ampunan dan taubat dari Allah melalui Nuh
yang menyampaikan pesan-pesan Tuhan dalam bahasa keruhanian dimana
dianjurkan kepada kaum Nuh untuk menyembah Allah dan bertaqwa. Dengan
menyembah Allah dengan benar, sejatinya Nuh sudah memberikan solusi
menyeluruh karena dengan demikian, yang disampaikan sebenarnya Cahaya
Allah sebagai IMAN DAN KEYAKINAN YANG BENAR DAN KOKOH SEBAGAI
MODAL DASAR SEMUA AL-MUKMIN yang kelak akan menetap dalam hati
sehingga suatu kaum menjadi bertambah keimanannya, lebih al-Sakinah
(tenang), untuk menghadapi berbagai kondisi atau keadaan yang SUSAH
DIRAMALKAN namun sudah MENJADI KETENTUAN TUHAN KARENA
HUKUM-HUKUM ASAL YANG TELAH DITETAPKAN DI PLANIT BUMI
BERSIFAT PASTI DENGAN BATASAN SANGAT JELAS DAN SEJAUH INI KITA
ANGGAP SECARA BERSAMA SEBAGAI BENAR YAITU 0123456789 DAN A
SAMPAI Z, ALIF SAMPAI YA.

Katakan saja kaum itu BANGSA INDONESIA, dan BANGSA INDONESIA


mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada TUHAN YANG MAHA ESA
DENGAN BENAR maka akan muncul manusia dengan Cahaya Tuhan dalam
hati, sebagai AL-MUKMIN yang mempunyai AL-SAKINAH sehingga dalam
keadaan kelebihan maupun kekurangan akan tetap sabar , syukur, dan
memohon ampunan dan taubat kepada Tuhan. Tidak ada rasa takut pada apa
yang memang harus tiba, dan tidak ada khawatir mau masuk surga atau neraka,
meskipun ia tidak selamat dari bencana alam yang dahsyat sekalipun.

24 ayat lainnya dalam Qs 71 atau surat NUH selanjutnya menjelaskan berbagai


aspek yang sebenarnya berkaitan erat dengan kehidupan manusia selama 24
jam waktu hidupnya yang dikenal di Planit Bumi (karena di planit lain belum tentu
24 jam). Ketika akhirnya surat NUH ditutup dengan ayat ke-28, maka pesan
Tuhan sangat jelas disampaikan dengan 67 huruf dari Allah sebagai al-Malik
yang memiliki al-Mulk (Qs 67) sebagai suatu doa bagi diri sendiri, orang tua kita,
dan umat manusia umumny abaik lelaki maupun perempuan yang beriman
supaya harus selalu bermunajat kepada Allah, memohon ampunan dan taubat
karena kelalaian yang sengaja maupun tidak sengaja yang telah terjadi selama
menjalani fase-fase kehidupannya, khususnya kelalaian karena mengabaikan
Wacana Pengetahuan Tuhan sebagai Kitab Wahyu yang menjadi wacana
fundamental, pegangan etis dan moral yang paling mendasar dengan penerapan
praktis yang sangat nyata yaitu al-Qur’an.

Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku


dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain
kebinasaan". (QS 71:28)

Dengan kodefikasi yang menyatakan 71+28=99, maka menjadi jelaslah bahwa


apa yang kita sebut realitas kehidupan tak lebih dari asma-asma Allah yang
merupakan gambaran tentang wewangian Allah yang ditebarkan-Nya kepada
seluruh alam semesta dengan ikhlas dan ridha-Nya, namun yang harus
dimusnahkan ke dalam KE-ESA-AN ALLAH YANG TERSEMBUNYI DALAM
HURUF ALIF YANG MENYIMPAN RAHASIA BATIN PENEGAKKAN SEMUA
EKSISTENSI KEMAKHLUKAN SEHINGGA PENAUHIDAN YANG BENAR
SEJATINYA “LAA ILAAHAA ILLAA ALLAAH” SEBAGAI AL-SHIRATHAAL
AL-MUSTAQIIM YANG PERNAH DISAMPAIKAN NABI IBRAHIM A.S,
DIMURNIKAN OLEH NABI MUHAMMAD S.A.W UTUSAN ALLAH
(MUHAMMADURRASULULLAH) SEBAGAI JALAN ORANG YANG DIBERI
NIKMAT YANG BANYAK KARENA KEPATUHAN KEPADA PERINTAH
TUHAN DENGAN MENGIMPLEMENTASIKAN SEMUA PETUNJUK TUHAN
MENJADI AKHLAK MANUSIA YANG SEMPURNA YAITU AL-INSAN AL-KAMIL
YANG MAMPU MERESPON ASMA-ASMA, SIFAT-SIFAT, DAN PERBUATAN
TUHAN DENGAN KEBERSERAHDIRIAN DAN KETUNDUKKAN TANPA
SYARAT DI HADAPAN TUHAN YAITU “ASLIM”!

STARTER KIT O-PENUH (“OPERASI PERAHU NABI NUH”)

Lantas, setelah Pengetahuan Tuhan dengan basis tauhid saat ini telah
terurai,berkembang, dan dipahami bagaimanakah PERAHU NABI NUH harus
dibuat?

Simaklah peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita mulai sejak gempa di


Sumatra Selatan pada tanggal 4 bulan 6 tahun 2000 sampai Gempa terakhir
pada hari Minggu, tanggal 23 bulan 7 tahun 2006 jam 15:22 di Teluk Tomini,
Minahasa Sulawesi Utara. Yang paling hebat danmengerikan tentunya gempa
yang diikutidengan sapuan Gelombang Tsunami di wilayah Aceh di akhir tahun
2004, lantas tanggal 26 bulan Mei Tahun 2006 yang baru lalu Yogyakarta dan
sekitarnya porakporanda dilanda gempa, tanggal 17 bulan 7 2006 yang lalu
giliran Pangandaran, lalu tanggal 19 Juni 2006 daerah Selat Sunda diguncang
gempa, daerah yang 123 tahun yang lalu melahirkan legenda Letusan Krakatau
(27 Agustus 1883) yang mengagetkan seantero dunia, dan terakhir hari Minggu
kemarin Teluk Tomini di Wilayah Sulawesi Utara diguncang gempa 6,6 skala
richer, Kekuasaan Tuhan nampaknya masih terus berkecamuk di Bumi
Indonesia secara berkesinambungan.
Sejak tahun 2000, menurut catatan Departemen Geologi AS di Indonesia telah
terjadi gempa sebanyak 28 kali dengan magtitude gempa diatas 6 skala richer
dengan skala terbesar yang terjadi di laut Andaman yang memunculkan Tsunami
dahsyat di Planet Bumi yang pernah terjadi di abad modern dan menghancurkan
pantai Aceh serta kawasan sekitarnya yaitu 9,1 SR. Semuanya melibatkan
semua orang, tak peduli ia kita sebut beriman ataupun tidak, semuanya terkena
dampaknya. Itu baru dari bencana yang skala kengeriannya tinggi, bencana-
bencana lainnya muncul dimana-mana di Bumi Indonesia. Kepulauan Indonesia
pun bagai Perahu Nabi Nuh yang bocor di sana sini karena kelalaian para
penghuninya sehingga membiarkan terjadinya kebakaran hutan, penggundulan
hutan, sampah yang menggunung, lumpur yang tiba-tiba menggenangi
pemukiman, banjir dan berbagai dampak lainnya. Itulah hasil dari kebocoran-
kebocoran sistemik yang nampak di permukaan. Di balik yang nampak, kita
harus sadar bahwa semua itu muncul karena PAKU TAUHID DI KEPALA KITA
TELAH COPOT DAN LONGGAR SEHINGGA AKAL PIKIRAN, HATI DAN
TINDAKAN KITA SATU SAMA LAIN SALING TERPUNTIR, TERDISTORSI,
TIDAK KONSISTEN, TIDAK ISTIQOMAH, DAN MENJADI BEBAL SERTA
BODOH YANG DIBARENGI DENGAN MUNCULNYA AMARAH YANG TIDAK
KARU-KARUAN.

Upaya penyelamatan bagaimana yang harus dilakukan. Jawabannya sederhana


“SADAR” akan diri sendiri, lingkungan kita, dan tentunya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, bahwa eksistensiNya begitu Nyata lengkap dengan
KEKUASAANNYA YANG ADA DIMANA-MANA DAN SAMPAIKANLAH
PENGETAHUAN TUHAN DENGAN BENAR.

Pengetahuan ini formatnya sudah menjadi lebih nyata yaitu pendidikan dan
pelatihan. Selain itu format pengetahuan itu dapat didistribusikan dengan mudah
kalau kita mau menggunakan semua sarananya, baik sarana modern seperti
telepon, internet, pos kilat, fotokopi, maupun sarana yang real berupa organisasi
sosial kemasyarakatan yang harus diberdayakan untuk mengadakan
PENYULUHAN TERUS MENERUS KEPADA MASYARAKAT TENTANG
KONDISI ALAM INDONESIA DAN BAGAIMANA CARA UNTUK
MENYIKAPINYA DENGAN BENAR SESUAI DENGAN KAIDAH MEMBANGUN,
MEMELIHARA DAN MENDIDIK, DAN MAMPU MENGATASI KEADAAN
DENGAN TENANG DAN YAKIN JIKA KEADAAN DARURAT TERJADI, BAIK
MENYELAMATKAN DIRI MAUPUN KELOMPOK, BERTAHAN HIDUP DAN
TENTUNYA MENGADAKAN SUATU UPAYA PRAKTIS UNTUK MENERUS
KELANGSUNGAN SUATU GENERASI.

Jadi, saran saya kepada semua komponen Bangsa Indonesia buatlah suatu
STARTER KIT SURVIVAL BAGI MASYARAKAT DI SEMUA LAPISAN DARI
KOTA SAMPAI DESA, JUST DO IT, JANGAN TUNGGU BENCANA DATANG
ATAU MENANTI BANTUAN PEMERINTAH. TAPI LAKUKAN SEMUA ITU
DENGAN KEYAKINAN KEPADA PERTOLONGAN TUHAN yang nyata
BERUPA ILMU PENGETAHUAN bukan dongeng ganjil yang dulu menjadi
ungkapan metafora karena Tuhan sudah menganugerahkan karaketristiknya
sebagai Rabbul ‘Aalamin kepada manusia untuk bisa saling membantu,
mewujudkan Kemahaindahan dan Kemahaagungan-Nya yang tak terbantahkan
kecuali oleh orang-orang yang SUMMUM, BUKMUN DAN UMYUN.

Maka BUATLAH STARTER KIT SURVIVAL SEBAGAI KOMPONEN-


KOMPONEN PERAHU NABI NUH UNTUK BANGSA INDONESIA TANPA
MEMANDANG RAS , SUKU, ATAU PUN AGAMA yang disebarkan di seluruh
wilayah Indonesia dan menjangkau masyakarat pedesaan sampai pedalaman.
Pokok-pokok Starter Kit itu mencakup pertanyaan dan jawaban yang berkaitan
dengan :
Mengapa harus Waspada?
Karena kita tinggal di Indonesia
Mengapa harus Siaga?
Bencana apapun akan mempengaruhi kehidupanmu
Apa yang harus Perlu Dilakukan?
Ikuti Petunjuk Pengamanan
Apa yang harus Perlu Diketahui?
Tanda-tanda, Data, Informasi, Pengetahuan
Apa yang harus Segera Dinyatakan?
Latihan dan Tindakanmu Bagi Bangsamu

Materinya cari di Internet atau cari tahu kepada pihak berwenang dan mereka
yang telah berpengalaman menghadapi bencana dan menanganinya. Buat saja
ringkasan pokoknya dalam kertas seukuran A4 satu atau 2 lembar yang berisi
informasi penting bagaimana menyikapi suatu fenomena alam yang
menimbulkan bencana, bertahan hidup di alam terbuka, membuat tenda praktis
yang aman, menggunakan daun-daunan sebagai makanan maupun obat-obatan,
berkomunikasi jarak jauh (morse atau sandi); bagi yang tinggal di wilayah
ketinggian tanami tanah-tanah yang kosong dengan tumbuhan yang bermanfaat
dan agak tahan lama dan mudah ditanam tanpa perlu ribet mikirin pupuk
misalnya ubi, ketela pohon, kentang, ataupun tanaman obat, dan cara-cara
praktis lainnya. Lalu, jangan lupa TERJEMAHKAN STARTER KIT ITU ke dalam
bahasa daerah masing-masing yaitu bahasa jawa, sunda, padang, batak, aceh,
bali, irian, sulawesi dan bahasa-bahasa lainnya. Distribusikan melalui jalur
tradisional seperti pesantren, LSM maupun pihak-pihak yang mau membantu
mewujudkan PERAHU NABI NUH BAGI BANGSA INDONESIA DENGAN
CARA YANG MURAH, MUDAH DAN PRAKTIS KARENA LANDASANNYA
NIAT DAN KEYAKINAN KEPADA TUHAN YANG MAHA PERKASA DAN
MAHA PENGAMPUN. JANGAN SAMPAI TERLAMBAT!

Langkah-langkah Yang Perlu Dilakukan Untuk Membuat Starter Kit Perahu


Nabi Nuh

Langkah dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk membuat Starter Kit
Yang cocok dengan Wilayah Anda?

Petunjuk berikut tidaklah baku, namun dapat digunakan sebagai langkah awal
untuk membuat Starter Kit yang cocok untuk wilayah Anda.
Buatlah daftar pertanyaan sebagai check list yang sesuai dengan wilayah Anda
yang berkaitan dengan :

1) Posisi wilayah dan keadaan geologisnya.


2) Kumpulkan informasi sejarah tentang peristiwa-peristiwa bencana alam
yang pernah terjadi di wilayah yang bersangkuan, khususnya yang terjadi
secara periodik dalam rentang waktu yang singkat misalnya 1 tahun,
jangka menengah 5 tahunan, dan jangka panjang
3) Buatlah daftar pertanyaan yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
bencana alam yang berdampak sangat besar, misalnya apakah mungkin
wilayah saya dilanda gempa bumi, gunung meletus, Tsunami, banjir,
longsor, kebaran hutan, kecelakaan industri atau polusi industri dll. Dari
pertanyaan demikian pilihlah yang paling mungkin terjadi dan tanyakan
kepada dinas atau pihak yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan
masalah yang muncul.
4) Susun daftar pertanyaan yang berhubungan dengan berbagai apsek yang
perlu diketahui jika bencana terjadi misalnya perlengkapan apa yang
mesti dibawa, harta berharga apa yang harus segera diselamatkan, dll.
Sebagai contoh lihat lampiran pertanyaan untuk Gempa Bumi di
Yogyakarta
5) Buatlah skenario evakuasi untuk menyelamatkan diri sesuai dengan
bencana yang mungkin terjadi
6) Bila bencana secara historis pernah atau sering terjadi misalnya tanah
longsor atau kebanjiran, maka BUAT petunjuk langkah-langkah
pengamanan praktisnya dan sebarkan kepada masyarakat sekitar.
7) Buatlah petunjuk untuk bertahan hidup, apa yang harus dilakukan selama
pengungsian, apa yang harus secara bersama-sama dipecahkan untuk
kepentingan pengungsi dll.
8) Lakukan paguyuban latihan untuk menyelamatkan diri di wilayah Anda
sesuai dengan skenario yang mungkin terjadi.
9) Lakukan penyampaian informasi, pengetahuan, dan latihan tentang
kondisi lingkungan dan lain-lainnya secara konsisten misalnya 6 bulan
sekali, satu tahun sekali dengan cara melakukan pertemuan bersama
atau menjadi suatu tradisi tahunan misalnya tradisi 17 Agustusan
yang diselingi dengan lomba latihan penyelamatan dalam keadaan
darurat.
10) Lakukan latihan survival di alam secara bersama sebagai suatu rekreasi
mengenal lingkungan sekitar, misalnya camping keluarga atau yang
lainnya
11) Buat kelompok kecil sebagai koordinator untuk menghadapi situasi-situasi
bencana alam yang tidak diinginkan, koordinator-koordinator inilah yang
akan menjadi sumber informasi dan pengetahuan di pengungsian.
12) Berbagilah dan saling membantu dengan sesama selama masa-masa
sulit karena modal dasar dari semua kemungkinan diatas adalah merasa
bersama-sama
13) Terjemahkan Starter Kit ke dalam bahasa lokal supaya bisa dijelaskan ke
masyarakat di desa-desa

14) JUST DO IT, NOW !!!, [ itu kalo mau selamat lho]

Revisi ke-1, 23/7/2006 di tulis di kota 623@9:49 hari ke-6, by 114912,


hanya rakyat jelata yg melihat the end of sciences, creation and re-creation

You might also like