You are on page 1of 33

1

Mahkamah Agung sebagai Judex Juris ataukah Judex Facti : Kajian Terhadap Asas, Teori Dan Praktek
LAPORAN PENELITIAN LANJUTAN

PUSLITBANG HUKUM DAN PERADILAN BADAN LITBANG DIKLAT KUMDIL MAHKAMAH AGUNG RI 2013

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1. 2. 3. 4. 5. Latar Belakang Penelitian . Rumusan Masalah . Tujuan dan Manfaat Penelitian Metode Penelitian .. Kerangka Konseptual ..

BAB II

: Mahkamah Agung Dalam Pemeriksaan Permohonan Kasasi Untuk Periode 2008 s/d 2012
1. Perkara Pidana Umum a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Pidana Khusus a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Perdata Umum a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Perdata Khusus a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Perdata Agama a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Tata Usha Negara a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Pidana Militer a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian

2.

3.

4.

5.

6.

7.

BAB III

: Mahkamah Agung Dalam Pemeriksaan Peninjauan Kembali Untuk Periode 2008 s/d 2012
1. Perkara Pidana Umum a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Pidana Khusus a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Perdata Umum a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Perdata Khusus a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Perdata Agama a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Tata Usha Negara a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian Perkara Pidana Militer a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus b. Analisa Hasil Penelitian

2.

3.

4.

5.

6.

7.

BAB IV : Tabulasi data permohan kasasi dan peninjauan kembali periode 2008 s/d 2012 1. 2. 3. 4. Tabulasi data permohonan kasasi Tabulasi data peninjauan kembali Tabulasi data kwesioner Analisa data

BAB V :

PENUTUP
1. 2. Kesimpulan . Saran .

DAFTAR PUSTAKA . LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian Sebagai penelitian lanjutan Dasar-dasar norma, asas, teori dan peraturan perundang-undangan tentang kewenangan mahkamah agung dalam memutus perkara permohonan kasasi dan peninjauan kembali Permasalahan tentang kewenangan mahkamah agung sebagai judex juris atau judex fakti Tujuan penelitian : Untuk terciptanya putusan mahkamah agung yang kepastian hukum Sebagai pegangan bagi hakim dalam memutus perkara

2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang diuraikan sebelumnya, dapat diambil permasalahan sebagai berikut : a. Dalam penelitian sebelumnya telah disimpulkan bahwa kewenangan Mahkamah Agung baik dalam permohonan kasasi atau permohonan peninjauan kembali dengan mendasarkan pada pasal 30 ayat (1) huruf c dan pasal 67 Undang-Undang Nomor : 14 Tahun l985 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No : 3 Tahun 2009 adalah Judex Facti, sedangkan secara normatif hukum terdapat kewenangan Mahkamah Agung secara Judex Juris, maka dalam penelitian ini demi kepastian hukum ingin diketahui apakah kriteria dari Judex Juris dan apa kriteria dari Judex Facti, dengan pertimbangan yang bagaimana sehingga dapat dibedakan bahwa Mahkamah Agung telah menjatuhkan secara Judex Fakti atau Judex Juris dan bagaimana dengan pendapat Para Hakim Agung sendiri tentang judex juris dan judex facti termasuk harapannya kedepan. b. Penelitian ini akan mengkaji dengan memperbandingkan tentang normatif hukum, asas, teori dan norma hukum tentang kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus perkara permohonan kasasi dan perkara peninjauan kembali, dengan apa yang senyatanya dalam praktek.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mahkamah Agung sebagai peradilan tertinggi diharapkan mampu menciptakan dan menjaga adanya keadilan hukum yang berkepastian hukum bagi penegakan hukum di Indonesia; . Tujuan khusus Untuk lebih memahami perbedaan Judex Juris dan Judex Facti secara fundamental. Untuk lebih memahami prinsip atau asas serta norma yang dijadikan dasar Mahkamah Agung dalam mengadli permohonan kasasi dan peninjauan kembali.

Untuk lebih memahami secara normatif alasan-alasan fundamental yang seharusnya digunakan sebagai alasan kasasi dan peninjauan kembali.

b. Manfaat Penelitian Dapat digunakan oleh para hakim tentang batas pengertian Judex Juris dan Judex Facti dan membedakannya sehingga dapat dijadikan pedoman dalam mengadili perkara permohonan kasasi atau peninjauan kembali, sehingga tercipta adanya konsistensi dan kepastian hukum 4. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan sebagaimana penelitian yang dilakukan untuk kajian bidang hukum. oleh karena itu, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumen walaupun demikian kemungkinan wawancara kepada narasumber yang terkait tetap dilakukan. Perlu dijelaskan pula bahwa metode analisa data yang digunakan adalah kualitatif, maka tulisan inipun sebenarnya semi metode penelitian lapangan, artinya data sekunder dan data primer, serta hasil observasi evaluasi dan kwesioner tetap digunakan. Penelitian ini digunakan beberapa pendekatan, yakni pendekatan peraturan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), pendekatan kasus (case approach) dan pendekatan presepsional (perceptional approach). Dari sudut bentuknya, penelitian ini adalah penelitian yang menggabungkan bentuk penelitian evaluative, diagnostic dan preskriptif. Penelitian evaluative adalah penelitian atas kegiatan yang telah dilaksanakan. Penelitian diagnostic adalah

6 peneltian yang dilakukan guna mengetahui sebab-sebab suatu gejala lebih lanjut. Penelitian preskriptif adalah penelitian yang memberi jalan keluar dari suatu masalah. Dimulai dengan penelitian evaluasi berlakunya berbagai undang-undang yang mengatur tentang asas, teori dan norma tentang Judex Juris atau Judex Facti yang berkaitan dengan kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus perkara permohonan kasasi atau peninjauan kembali dan praktek penerapannya. Logika yang digunakan adalah deduktif dan induktif, oleh karena yang ditelusuri untuk memperoleh kaidah hukum yang fundamental dan mengetahui putusan tersebut Judex Juris atau Judex Fakcti adalah putusan kasasi dan peninjauan kembali, maka dilanjutkan dengan penilitian explorative (penjajakan) yaitu, mencari-cari, pengetahuan tentang masalah yang diteliti yaitu putusan Mahkamah Agung. Data yang dikaji merupakan berbagai putusan Mahkamah Agung meliputi putusan kasasi dan peninjauan kembali. Setiap bidang hukum diupayakan 50 (lima puluh) putusan, selanjutnya ditelusuri tentang logika hukum, penalaran hukum serta alur pikir hakim yang tertuang dalam pertimbangan hukum putusan. Dari penelusuran tersebut diharapkan memperoleh kaidah hukum yang fundamental. Dalam penelitian empiris peneliti juga mencari pendapat dari respoden dalam bentuk wawancara ataupun kuesioner dengan nara sumber para hakim agung dengan memberikan kwesioner. Dengan harapan dari hasil penelitian ini dapat diterbitkan buku panduan pedoman bagi para hakim dalam menjalankan tugasnya dan selanjutnya dapat tercipta suatu putusan hakim yang konsisten, berkeadilan dan berkepastian hukum, sehingga cita-cita terwujudnya badan peradilan yang agung dapat tercapai . a. Pendekatan Masalah Dalam upaya memperoleh hasil penelitian yang komprehensif dan ilmiah. Pendekaan yang digunakan adalah data sekundair yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka dan data primair yang diperoleh melalui penelitian lapangan dan yang menjadi obyek adalah para Hakim Agung pada Mahkamah Agung. Data sekundair terutama diambil dari peraturan perundang-undangan, situs internet, buk-buku, sedangkan data primair diperoleh melalui penelitian lapangan. Untuk memperoleh kaidah hukum ditelusuri tentang putusan Mahkamah Agung dalam perkara kasasi atau peninjauan kembali yaitu untuk mengetahui apakah putusan tersebut sebagai Judex Juris atau Judex Facti. Data yang dikaji merupakan putusan Mahkamah Agung. b. Sumber data/Bahan Penelitian Data/bahan hukum yang digunakan meliputi sumber bahan hukum yaitu, segala peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi yang sedang diteliti berupa putusan kasasi dan peninjauan kembali dengan data

7 statistik perkara kasasi dan peninjauan kembali untuk periode 2008 s/d 2012, masing-masing bidang hukum diupayakan diambil 50 (lima puluh) perkara sebagai sampel. Dalam penelitian ini juga dilakukan interview kepada respoden dan pembagian kweseneir untuk memperoleh informasi tentang Judex Juris dan Judex Facti. c. Teknik Pengumpulan Bahan Penelitian Bahan penelitian diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan dengan menulusuri berbagai undang-undang yang berkaitan dengan materi penelitian, putusan kasasi dan putusan peninjauan kembali. Secara empiris juga dilakukan wawancara dan pembagian kwesenair dengan para hakim agung. Hasil penelusuran studi kepustakaan peraturan perundang-undangan, putusan kasasi, peninjauan kembali, data kweseneir, hasil wawancara dan data statistik putusan perkara 2008 s/d 2009 dikumpulkan dalam bentuk tabulasi dan dilakukan analisa, selanjutnya akan disajikan dalam bentuk laporan penelitian. d. Analisa Penelitian Hasil penelitian akan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif. Data penelusuran pustaka tentang batasan Judex Juris dan Judex Facti, tabulasi data putusan perkara kasasi dan peninjauan kembali periode 2008 s/d 2012, hasil wawancara dari responden dari hasil kwesenair akan dianalisa secara komprehensif, sehingga diharapkan diperoleh hasil dengan kualitas yang diharapkan.

5. Kerangka Konseptual UUD l945 tentang kekuasaan kehakiman .. (tentang kewenangan MA) UU Mahkamah Agung. (tentang judex juris dan judex facti) Kasasi (pengertian, asas, norma dan teori) Peninjauan kembali . (pengertian, asas, norma dan teori) Judex Juris (pengertian asas, norma dan teori) Judex Facti . (pengertian asas, norma dan teori) Normatif hukum . Norma hukum Teori hukum . Asas hukum Definisi bukti baru .. Prosedur hukum acara dalam permohonan kasasi . Prosedur hukum acara permohonan peninjauan kembali baik dalam perkara perdata maupun perkara pidana .. .

BAB II
1.

: Mahkamah Agung Dalam Pemeriksaan Permohonan Kasasi Untuk Periode 2008 s/d 2012

Perkara Pidana Umum a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus

No. Tahun

Jumlah yang Diputus

Putusan NO

% Putusan Ditolak

% Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan

% Ket

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

b. Analisa Hasil Penelitian 2. Perkara Pidana Khusus a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

No. Tahun

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan :

9 Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

b. Analisa Hasil Penelitian

3.

Perkara Perdata Umum a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus

No. Tahun

Jumlah yang Diputus

Putusan NO

% Putusan Ditolak

% Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan

% Ket

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

b. Analisa Hasil Penelitian .

10 4. Perkara Perdata Khusus a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus No. Tahun Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : - Putusan NO = % dengan alasan .. - Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. - Putusan Kabul = ..% dengan alasan - Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan .. b. Analisa Hasil Penelitian . 5. Perkara Perdata Agama a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

No. Tahun

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan ..

11 b. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian .

6.

Perkara Tata Usaha Negara a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

No. Tahun

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : b. Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian .

7.

Perkara Pidana Militer a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put % Ket Kabul Tolak Perbai kan

No. Tahun

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

12 Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : b. Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian .

BAB III
1.

: Mahkamah Agung Dalam Pemeriksaan Peninjauan Kembali Untuk Periode 2007 s/d 2012

Perkara Pidana Umum a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

No. Tahun

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : - Putusan NO = % dengan alasan .. - Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. - Putusan Kabul = ..% dengan alasan - Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan .. Analisa Hasil Penelitian

b.

13 2. Perkara Pidana Khusus a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put % Ket Kabul Tolak Perbai kan

No. Tahun

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : b. Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian .. Perkara Perdata Umum a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

3.

No. Tahun

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

14 b. Analisa Hasil Penelitian .

4. Perkara Perdata Khusus a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus No. Tahun Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

b. Analisa Hasil Penelitian 5. Perkara Perdata Agama a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus No. Tahun Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata :

15 b. Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian

6.

Perkara Tata Usaha Negara a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus Jumlah yang Diputus Putusan NO % Putusan Ditolak % Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan % Ket

No. Tahun

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : b. Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian

7.

Perkara Pidana Militer a. Tabulasi Data Perkara Yang Diputus

No. Tahun

Jumlah yang Diputus

Putusan NO

% Putusan Ditolak

% Putusan % Put Kabul Tol ak Per bai kan

% Ket

1 2 3 4 5

2008 2009 2010 2011 2012

16 Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian .

BAB IV : Tabulasi data permohan kasasi dan peninjauan kembali periode 2008 s/d 2012 1. Tabulasi data permohonan kasasi No Jenis Jumlah Putusan % Putusan % Putusan % Put Tolak % K Perkara yang NO Ditolak Dikabulkan Perbaikan e Diputus t 1 Pid. Umum 2 Pid, Khusus 3 Pdt. Umum 4 Pdt, Khusus 5 Pdt. Agama 6 TUN 7 Pid. Militer Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian

17

2. Tabulasi data peninjauan kembali No Jenis Jumlah Putusan % Putusan % Putusan % Put Tolak % K Perkara yang NO Ditolak Dikabulkan Perbaikan e Diputus t 1 Pid. Umum 2 Pid, Khusus 3 Pdt. Umum 4 Pdt, Khusus 5 Pdt. Agama 6 TUN 7 Pid. Militer Keterangan : Dalam 5 (lima) tahun terakhir dari Periode 2008 s/d 2012 Rata-rata : Putusan NO = % dengan alasan .. Putusan Ditolak = ..% dengan alasan .. Putusan Kabul = ..% dengan alasan Putusan tolak dengan perbaikan = .. % dengan alasan ..

Analisa Hasil Penelitian . 3. Tabulasi data kwesioner Dalam penelitian ini sebagai responden adalah semua hakim agung pada Mahkamah Agung RI yang masih aktif tercatat sebanyak . ( . ), dari kwesioner yang diberikan pada responden ternyata hanya sebanyak .. ( .. ) yang mengembalikan kwesioner dengan data selengkapnya sebagai berikut : Tabulasi tentang kewenangan Mahkamah Agung Dalam Permohonan Kasasi

No. Kewenangan Jumlah Judex % Judex % Jude MA responden juris facti juris dan judex facti 1 memutus

% Ket.

18 permohonan Kasasi tidak dapat diterima ditolak kabul Tolak dengan perbaikan

2 3 4 5

Tabulasi tentang pertimbangan hukum dalam permohonan kasasi No Pertimbangan Junlah Judex % Judex % Judex hukum responden juris facti juris dan judex facti 1 Tidak berwenang atau melampui batas wewenang

% Ket

Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku

Lalai memenuh syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan

19

Tabulasi tentang kewenangan Mahkamah Agung Dalam Permohonan Peninjauan Kembali No. Kewenangan Jumlah Judex % Judex % Jude MA responden juris facti juris dan judex facti 1 memutus permohonan peninjauan kembali 2 tidak dapat diterima 3 ditolak 4 kabul 5 Tolak dengan perbaikan Tabulasi tentang pertimbangan dalam perkara perdata No Pertimbangan hukum Jumlah responden Judex juris % Judex % Judex % Ket facti juris dan judex facti % Ket.

Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu

Apabila setelah perkara diputus, ditemukan

20 surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan

Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih yang dituntut.

Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebabsebabnya.

Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu hal yang sama, atas dasar yang sama oleh pengadilan yang sama atau semua tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan antara satu dengan yang lain.

Apabila dalam satu putusan terdapat suatu

21 kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

Tabulasi tentang pertimbangan dalam perkara pidana No Pertimbangan hukum Jumlah responden Judex juris % Judex % Judex facti juris dan judex facti % Ket

Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan. a. dalam

Apabila pelbagai putusan terdapat

22 pernyataan bahwa sesuatu telah terbukti, akan tetapi hal atau kedaan sebagai dasar dan alasan putusan yang telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan satu dengan yang lain.

Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

4. Analisa data hasil penelitian .

23

BAB V :
a. b.

PENUTUP

Kesimpulan . Saran .

DAFTAR PUSTAKA . LAMPIRAN

Lampiran : Contoh Putusan : ........................... ............................... Untuk Pidana Umum : Putusan : Blackbary PN Jakarta Pusat Untuk Pidana khusus : Henry Gunawan PN Surabaya Untuk Perdata Umum : Putusan ............... Untuk Perdata Khusus : Putusan pailit Telkomsel Untuk Perdata Agama : .............. Untuk Tata Usaha Negara : ............ Untuk Pidana Militer : ...........................

24

KWESIONAIR
Permohonan Kasasi Mahkamah Agung dalam perkara permohonan dalam tingkat kasasi dapat menjatuhkan putusan yang menyatakan permohonan pemohon kasasi dinyatakan tidak dapat diterima, permohonan pemohon kasasi dinyatakan ditolak, permohonan pemohon kasasi dikabulkan, permohonan pemohon kasasi dinyatakan ditolak dengan perbaikan. Data Kwesenair tentang Kewenangan Mahkamah Agung 1. Menurut saudara sebagai hakim agung, kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan Kasasi adalah merupakan kewenangan : ( a). Judex Juris ( b). Judex Facti ( c). Judex Juris dan Judex Facti Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... 2. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan Kasasi dan menyatakan permohonan pemohon kasasi dinyatakan tidak dapat diterima adalah merupakan kewenangan : ( a). Judex Juris ( b). Judex Facti ( c). Judex Juris dan Judex Facti Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... 3. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan Kasasi dan menyatakan permohonan pemohon kasasi dinyatakan ditolak adalah merupakan kewenangan : ( a). Judex Juris ( b). Judex Facti ( c). Judex Juris dan Judex Facti

25

Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... 4. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan Kasasi dan menyatakan permohonan pemohon kasasi dinyatakan dikabulkan adalah merupakan kewenangan : ( a). Judex Juris ( b). Judex Facti ( c). Judex Juris dan Judex Facti Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... 5. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan Kasasi dan menyatakan permohonan pemohon kasasi dinyatakan ditolak dengan perbaikan adalah merupakan kewenangan : ( a). Judex Juris ( b). Judex Facti ( c). Judex Juris dan Judex Facti Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... Dalam perkara perdata, Pasal 30 UU No. 14 Tahun l985, Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan-pengadilan dari Semua Lingkungan Peradilan karena : a. Tidak berwenang atau melampui batas wewenang b. Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku c. Lalai memenuh syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan

26 Data Kwesionair tentang pertimbangan hukum 1. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan tidak berwenang atau melampui batas wewenang adalah merupakan kewenangan : ( a) Judex juris ( b) Judex facti ( c) Judex juris dan judex facti Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... 2. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku adalah merupakan kewenangan : ( a). Judex juris ( b). Judex facti ( c). Judex juris dan judex facti Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... 3. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Lalai memenuh syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan adalah merupakan kewenangan : ( a). Judex juris ( b) Judex facti ( c). Judex juris dan judex facti Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ ....

27 Perkara Peninjauan Kembali Wewenang Mahkamah Agung Mahkamah Agung dalam perkara-perkara yang telah memperoleh berkekuatan hukum tetap dapat menjatuhkan putusan yang menyatakan permohonan peninjauan kembali dinyatakan tidak dapat diterima, permohonan pemohon peninjauan kembali dinyatakan ditolak, permohonan pemohon peninjauan kembali dikabulkan, permohonan pemohon peninjauan kembali dinyatakan ditolak dengan perbaikan. 1. Menurut saudara sebagai hakim agung, kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan peninjauan kembali adalah merupakan kewenangan : (a). Judex Juris (b). Judex Facti (c). Judex Juris dan Judex Facti Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... 2. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan peninjauan kembali dan menyatakan permohonan pemohon peninjauan kembali dinyatakan tidak dapat diterima adalah merupakan kewenangan : (a). Judex Juris (b). Judex Facti (c) Judex Juris dan Judex Facti ). Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... 3. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan peninjauan kembali dan menyatakan permohonan pemohon peninjauan kembali dinyatakan ditolak adalah merupakan kewenangan : (a). Judex Juris (b). Judex Facti

28 (c). Judex Juris dan Judex Facti Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... 4. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan peninjauan kembali dan menyatakan permohonan pemohon peninjauan kembali dinyatakan dikabulkan adalah merupakan kewenangan : (a). Judex Juris (b). Judex Facti (c). Judex Juris dan Judex Facti Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... 5. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus permohonan peninjauan kembali dan menyatakan permohonan pemohon peninjauan kembali dinyatakan ditolak dengan perbaikan adalah merupakan kewenangan : (a). Judex Juris (b). Judex Facti (c). Judex Juris dan Judex Facti Apa alasan hukumnya ........................................................................................... ............................................................................................................................ ... ............................................................................................................................ ... Pertimbangan Hukum Dalam Perkara Perdata : Pasal 67 UU No. 14 Tahun l985, Permohonan peninjauan kembali putusan perkara-perkara perdata yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan hanya berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

29 a. Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada buktibukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu b. Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih yang dituntut. d. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya. e. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu hal yang sama, atas dasar yang sama oleh pengadilan yang sama atau semua tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan antara satu dengan yang lain. f. Apabila dalam satu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata. Data Kwesenair 1. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu adalah merupakan kewenangan : (a). Judex juris (b). Judex facti (c) Judex juris dan judex facti Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... 2. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemuka n adalah merupakan kewenangan : ( a) Judex juris (b) Judex facti (c) Judex juris dan judex facti. Apa alasan ............................................................................................ hukumnya

30 ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... 3. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih yang dituntut adalah merupakan kewenangan : (a). Judex juris (b), Judex facti (c) Judex juris dan judex facti Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... 4. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya adalah merupakan kewenangan : (a). Judex juris (b). Judex facti (c) Judex juris dan judex facti Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... 5. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu hal yang sama, atas dasar yang sama oleh pengadilan yang sama atau semua tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan antara satu dengan yang lain adalah merupakan kewenangan : ( a) Judex juris (b) Judex facti (c) Judex juris dan judex facti Apa alasan ............................................................................................ hukumnya

31 ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... 6. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Apabila dalam satu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata adalah merupakan kewenangan: (a). Judex juris (b), Judex facti (c) Judex juris dan judex facti Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... Dalam perkara pidana Pasal 263 ayat (2) KUHAP, peninjauan kembali dilakukan atas dasar : a. Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan. b. Apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah terbukti, akan tetapi hal atau kedaan sebagai dasar dan alasan putusan yang telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan satu dengan yang lain. c. Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata. Data kwesenair 1. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan adalah merupakan kewenangan : (a). Judex juris

32 (b). Judex facti (c) Judex juris dan judex facti

Apa alasan hukumnya ................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 2. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan al asan Apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah terbukti, akan tetapi hal atau kedaan sebagai dasar dan alasan putusan yang telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan satu dengan yang lain adalah merupakan kewenangan : ( a) Judex juris (b) Judex facti (c) Judex juris dan judex facti. Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... 3. Apabila Mahkamah Agung memutus perkara dengan alasan Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata adalah merupakan kewenangan : (a). Judex juris (b), Judex facti (c) Judex juris dan judex facti Apa alasan hukumnya ............................................................................................ ............................................................................................................................ .... ............................................................................................................................ .... Catatan : - Berilah tanda (x) pada jawaban yang dipilih Oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

33

Bahan Wawancara :

1. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus perkara permohonan kasasi apakah sebagai (a) judex juris, (b) judex facti, (c) judex juris atau judex facti Apa alasan hukumnya ....................................................................................... ....................................................................................................................... .... ....................................................................................................................... .... 2. Kewenangan Mahkamah Agung dalam memutus perkara permohonan peninjauan kembali apakah sebagai (a) judex juris, (b) judex facti, (c) judex juris atau judex facti Apa alasan hukumnya ....................................................................................... ....................................................................................................................... .... ....................................................................................................................... .... 3. Menurut saudara sebagai hakim agung, untuk terciptanya putusan yang berkeadilan dan berkepastian hukum sebaiknya kewenangan Mahkamah Agung kedepan seperti apa.....?

You might also like