You are on page 1of 4

Minyak dari bunga melati

Salah satu produk pengolahan pascapanen bunga melati adalah Jasmine Oil.
a)Minyak melati istimewa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati dengan
pelarut ether minyak bumi, sebagai bahan baku minyak wangi mutu tinggi.
b)Minyak melati biasa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati dengan pelarut
benzole, sebagai bahan baku minyak wangi mutusedang.
c)Minyak pomade istimewa, yakni minyak yang diperoleh dengan teknik enfleurage
bunga melati, sebagai bahan baku minyak rambut.
d)Minyak pomade biasa, yakni minyak yang diekstraksi dari bunga melati bekas
enfleurage, sebagai pewangi teknis.
Teknik enfleurage disebut teknik olesan. Prinsip kerja ekstraksi bunga melati dengan
teknik olesan adalah sebagai berikut:
a)Oleskan lemak muri pada permukaan kaca tipis.
b)Letakan bunga melati yang masih segar (baru petik) diatas permukaan kaca .
c)Simpan kaca tipis bersama bunga melati dalam rak-rak penyimpanan yang terbuat
dari plastik, kayu/logam tahan karat.
d)Biarkan bunga melati selama 3-4 hari sampai bunga tersebut layu.
e)Bunga melati yang telah layu segera dibuang untuk diganti dengan bunga-bunga
baru/masih segar.
f)Lakukan cara tadi secara berulang-ulang selama 2-3 bulan hingga lemak dipenuhi
minyak wangi bunga melati.

Teknik ekstraksi minyak melati dapat dilakukan dengan teknik tabung hampa.
a)Masukan bunga melati segar ke dalam tabung, kemudian alirkan bahan pelarut
(alkohol, ether, chlorofrom, ecetone, lemak murni, ether minyak bumi) secara
berkesinambungan.
b)Salurkan cairan ekstrak yang mengandung bahan pelarut dan unsur-unsur bunga
melati ke tabung hampa udara yang dipanaskan sekedarnya untuk menguapkan bahan
pelarut. Uap pelarut diallirkankembali ke kondensor agar menjadi cairan.
c)Tambahkan ethanol ke dalam unsur bunga melati. Unsur bunga melati biasanya
berupa lilin padat (concrete) yang masih mengandung zat pewarna, damar dan unsur
lain yang tidak menguap.
d)Campurkan minyak tadi dengan alkohol kemudian saring kembali untuk
menghilangkan kandungan damar.
e)Lakukan penyulingan absolut dengan menggunakan sthlene glycol penyinaran dengan
sinar ultra violet untuk menghilangkan zat pewarna.

Pengaruh cara ekstraksi dan musim terhadap rendemen dan mutu minyak bunga
melati. Bunga melati selama ini hanya digunakan sebagai bunga rampai, dekorasi dan
pewangi teh. Namun sebenarnya bunga melati mempunyai potensi untuk dibuat minyak
bunga alami. Minyak melati merupakan bahan untuk industri kosmetik, parfum, farmasi,
sabun dan produk yang berbau wangi lainnya. Selama ini kebutuhan industri dalam
negeri di impor dari Negara penghasil minyak bunga dengan harga yang cukup mahal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi ekstraksi minyak melati yang
dapat menghasilkan rendemen dan mutu yang tinggi. Bunga melati gambir (Jasminum
officinale) asal Purbalingga, Jawa Tengah diproses menjadi minyak melati menggunakan
metode ekstraksi dengan pelarut heksan. Perlakuan yang diuji adalah ekstraksi satu
tahap, ekstraksi dua tahap, dan pencucian ampas, yang dilakukan pada musim hujan
dan musim kemarau. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan
ulangan 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi bunga melati gambir
dengan cara esktraksi satu tahap adalah yang paling baik dengan rendemen absolute
yang dihasilkan tertinggi (0,15-0,17%).
Absolute yang dihasilkan pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan musim
hujan, terbanyak diperoleh pada bulan September (0,19%) dengan mutu absolute lebih
baik yang ditunjukkan dengan total komponen yang lebih tinggi. Absolute melati hasil
ekstraksi memiliki indek bias 1,45-1,46; bilangan asam 9,60-11,80; bilangan ester
129,07-130,73 dengan komponen kimia utama adalah benzyl acetate (6,74-7,90%),
benzyl benzoate 2,58-4,11%), cis jasmone (8,49-9,53%), linalool (3,59-5,40%), methyl
jasmonate (0,81-0,86%), serta beberapa senyawa lainnya. Hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan untuk pemilihan proses ekstraksi bunga melati agar
menghasilkan rendemen minyak yang tinggi
Ekstraksi minyak bunga melatiadalah suatu proses untuk mendapatkan minyak
melati dari bunga melati. Ada dua metode ekstraksi yang dapat dilakukan yaitu ekstraksi
dengan pelarut mudah menguap (solvent extraction) dan ekstraksi dengan
menggunakan lemak padat (enfleurasi). Penelitian ini mempelajari metode enfleurasi,
karena metode ini dipandang sesuai untuk ditcrapkan di sentra-sentra penghasil bunga
melati di Indonesia
yang berada di pedesaan. Metode ini bersifat padat karya dan tidak menggunakan
teknologi yang terlalu tinggi. Kelebihan menggunakan metode enfleurasi ini adalah
rendemen yang diperoleh lebih tinggi dan mutu minyak bunga yang didapat lebih baik.
Namun kelemahannya, metode ini memerlukan waktu pengerjaan yang lama. Bunga
melati yang diambil minyaknya dalam penelitian ini adalah jenis Jasminum sambac,
yaitu jenis yang paling banyak terdapat di Indonesia.
Proses ekstraksi minyak bunga melati dengan menggunakan lemak padat ini
dimulai dengan penyerapan minyak bunga oleh lemak, hal ini dilakukan dengan jalan
menyebarkan bunga melati pada permukaan lemak. Setelah itu lemak dipisahkan dari
bunga dan selanjutnya lemak yang telah menyerap minyak bunga ini dilarutkan dalam
alkohol, dimana lemak maupun minyak bunga akan larut dalam alkohol. Tahap
selanjutnya adalah pemisahan lemak dengan jalan pendinginan, kemudian disentrifugasi
dan disaring. Sebagai tahap akhir adalah pemisahan alkohol dengan jalan penguapan
dalam kondisi vakum sehingga dihasilkan absolut minyak melati.
Pengaruh penggunaan berbagai jenis campuran lemak yang mempunyai
kandungan ikatan rangkap yang berbeda dipelajari dalam penelitian ini, terutama
pengaruhnya terhadap rendemen dan komposisi minyak melati. Selain itu dipelajari pula
karakteristik proses ekstraksinya. Campuran lemak yang digunakan adalah campuran
antara lemak sapi dengan masing-masing salah satu minyak nabati berikut : minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jagung dan minyak kedelei.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen absolut minyak melati untuk masing-
masing campuran lemak sapi dengan minyak jagung, minyak kelapa, minyak kedelei
dan minyak sawit berturut-turut adalah 0,07, 0,06, 0,02 dan 0,005 %berat. Bila
digunakan lemak sapi saja diperoleh rendemen sebesar 0,04 %berat
Pengolahan Minyak Bunga Melati
Proses pengolahan minyak bunga mawar menggunakan proses penyulingan
dengan air dan uap.Bunga melati pertama-tama dipotong-potong, lalu digiling kasar atau
digerus halus dan dididihkan dengan air. Uap air dialirkan melalui pendingin dan hasil
sulingan berupa minyak yang belum murni ditampung dalam wadah.
Sumber panas untuk menguapkan air biasanya digunakan api langsung atau mantel
panas (steam jocket), cepat atau lambatnya penyulingan dapat dikontrol dengan
intensitas nyala api atau tekanan uap dalam mantel tang mengatur kecepatan uap
masuk. Untuk menghindari terlampau panasnya bahan yang disuling apabila
menggunakan api langsung biasanya dipasang pengatur khusus.
Salah satu keuntungan dari penyulingan air dan uap apabila dibandingkan
dengan penyulingan langsung bahwa uap yang tidak merata dapat dihindarkan. Uap
bergerak diseluruh permukaan air yang dididihkan sehingga penetrasi uap kedalam
jaringan-jaringan bahan berjalan denngan baik dan sempurna.
Ini adalah salah satu alat yang di gunakan untuk proses pengolahan minyak melati yang
bernama destilasi melati, dengan kapasitas 5-25 kg.

You might also like