You are on page 1of 7

PENGARUH GENG TERHADAP PRESTASI BELAJAR

NAMA : MERI ARBAYANTI KELAS : XII IPS 1

SMA NEGERI 1 PULAU LAUT TIMUR TAHUN AJARAN 2014

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


Geng adalah kumpulan atau kelompok yang terdiri dari beberapa anggota. Pelajar atau siswa adalah seorang anak yang sedang melaksanakan proses pendidikan di sebuah lembaga pendidikan yang dinamakan sekolah. Sedangkan prestasi adalah hasil yang di capai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah di usahakan. Pelajar atau siswa dikatakan berprestasi, jika mereka telah meraih sesuatu dari apa yang telah diusahakannya (belajar). Keberadaan geng baik laki-laki atau perempuan tidak bisa di elakan dalam kehidupan era globalisasi saat ini. Apalagi pada usia remaja atau pelajar, mereka membutuhkan suatu komunitas yang sesuai atau cocok dengan gaya dan pandangan hidup mereka, karena dalam komunitas atau geng itu mereka bisa leluasa menyalurkan bakat, minat, potensi yang mereka miliki, bahkan segala permasalahan hidup yang mereka alami di sharingkan kepada temanteman satu gengnya. Proses terbentuknya geng bagi mereka memiliki asal mula yang berbeda-beda, salah satunya yaitu karena ada rasa cocok dan adanya kesamaan minat atau hobi, yang pasti pada masamasa pertumbuhan fisik dan psikologis serta proses pencarian jati diri di usia-usia seorang remaja atau siswa itu sendiri. Sekali salah memilih seorang teman atau geng berteman, maka masa depan mereka bisa rusak disebabkan oleh teman-teman satu geng itu sendiri yang telah salah dalam memilih jalan hidup. Juga sebaliknya, bila mereka mampu memilih dam memilah teman-teman yang berada dalam geng yang baik, makabisa di jamin masa depan mereka akan baik. Fenomena diatas, harus mendapat perlakuan dan perhatian yang khusus sesuai dengan kebutuhan mereka. Karena siswa juga manusia, manusia yang labil, yang perlu bimbingan serta tuntunan agar prestasi mereka meningkat dan kepribadian mereka juga bisa di banggakan. Akhir-akhir ini banyak sekumpulan geng yang mengakibatkan menurunnya prestasi siswa dan kebanyakan bertendensi negatif. Serta perilaku mereka terhadap masyarakat itu membuat kami ingin menelusuri, namun tidak sekedar menulusuri melainkan juga berusaha melakukan pendekatan kepada komunitas geng yang ada untuk mencari dampak positif dan negative pada sebuah geng itu. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh geng terhadap prestasi siswa 2. Bagaimana kesadaran diri yang diimbangi dengan kualitas dasar intelektual seorang pelajar atau siswa.

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan Pengaruh geng terhadap prestasi siswa yang akhir-akhir ini dapat menurunkan prestasi siswa itu sendiri dan untuk mengetahui kesadaran siswa yang diimbangi kualitas dasar intelaktuaalsiswa itu sendiri.

BAB II Landasan Teori

2.1 Pengertian Geng Istilah geng cenderung mengarah pada konotasi negatif, seperti menurut Chaplin (2006: 204) Geng adalah unit sosial terdiri atas individu-individu yang diikat oleh minat atau suatu kepentingan yang sama. Geng dapat tersusun atas orang-orang dari sembarang usia, namun sangat umum terdapat di kalangan anak-anak atau pelajar tetapi tidak selalu begitu, geng bersifat antisosial dalam pandangan dan kegiatannya. Pengertian yang senada, aturan dalam menyimpang sehingga anggotanya juga berperilaku menyimpang juga. Menurut Mappiare (2006: 140) Geng dalam psikologi perkembangan, menunjuk pada gerombolan yang terburuk, biasanya diantara para remaja dan mempunyai sistem nilai menyimpang, misalnya aturan penguasaan suatu wilayah tertentu dimana anggota geng lain atau orang asing tidak boleh masuk sesuka hati atau menurut aturan umum. Anggota suatu geng, karena nilai menyimpang itu juga, berperilaku cenderung menyimpang atau merugikan orang lain. Seperti contoh pendapat para ahli diatas mengenai pengertian geng, jadi dapat disimpulkan geng adalah gerombolan individu-individu yang terbentuk oleh minat atau suatu kepentinganan bersama setiap anggota dan biasanya mempunyai sistem menyimpang. 2.2 Pengertian Prestasi Menurut Djamarah (1994: 19) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yangtelah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Kemampuan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seorang siswa dalam belajar, maka perlu dilakukan evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan menurut Masud Hasan Abdul Dahar (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Prestasi yang biasanya dicapai oleh seorang siswa di tandai dengan bebagai penghargaan. Sebenarnya penghargaan hanya merupakan simbol pengakuan masyarakat terhadap prestasi yang di raih oleh siswa. Penghargaan semacam itu bentuknya bemacam-macam dari mulai piagam, piala, hingga uang, yang paling bermakna sebenarnya adalah pengakuan itu sendiri, yaitu bahwa kerja keras yang dilakukannya selama ini dan hasil yang telah di capai melalui upaya tersebut ternyata memperoleh pengakuan dari masyarakat. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ialah hasil yang telah tercapai oleh seseorang dari apa yang telah di usahakannya.

2.3 Pengertian Siswa Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan (2005: 62) Siswa atau murid adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Mereka adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan. Selain guru, siswa pun mempunyai tugas untuk menjaga hubungan baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan dirinya sendiri. Kesalahan-kesalahan dalam belajar sering dilakukan siswa, bukan saja karena ketidaktahuannya, tetapi juga disebabkan oleh kebiasaankebiasaannya yang salah. Adalah menjadi tugas siswa untuk belajar baik yang menghindari atau mengubah cara-cara yang salah itu agar tercapai hasil belajar yang maksimal. Sedangkan menurut Junawan (1994: 5) Siswa ialah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar, karena pelajar ataupun siswa memang kewajiban atau tugas utamanya adalah belajar. Dalam belajarnya semua siswa harus mendapat bimbingan, tetapi tidak semua siswa khususnya yang bermasalah, mempergunakan haknya untuk memperoleh bimbingan khusus. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena berbagai perasaan yang menyelimuti siswa, atau karena ketidaktahuannya, dan mungkin juga disebabkan oleh karena guru/sekolah tidak membuka kesempatan untuk itu, dengan berbagai alasan. Guru berkewajiban memperhatikan masalah ini dan menjelaskan serta memberi peluang kepada siswa untuk memperoleh bimbingan dan penyuluhan. Jika hal itu telah disampaikan guru dengan lurus dan benar, maka menjadi tugas siswalah kini untuk mempergunakan hak-haknya dalam mendapatkan bimbingan/penyuluhan. Kesadaran siswa akan guna bimbingan belajar serta bimbingan dalam bersikap, agar dirinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta melaksanakan sikap-sikap yang sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupannya sehari-hari, amat diharapkan. Dan untuk itu, maka menjadi tugas siswalah untuk berpartisipasi secara aktif, sehingga bimbingan itu dapat dilaksanakan secara efektif. Dari kedua pendapat diatas kami dapat menyimpulkan bahwa siswa ialah seseorang yang dating kesuatu lembaga dan melakukan aktifitas belajar untuk memperoleh pendidikan.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh geng terhadap prestasi siswa Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul bagi seorang siswa sangatlah diperlukan agar mereka tidak kuper yang biasanya jadi anak mama. Banyak teman maka banyak pengetahuan. Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. Demi kawan yang menjadi anggota gengnya, siswa bisa melakukan dan mengorbankan apapun, dengan satu tujuan, solidaritas. Geng menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bias mengarah terhadap hal yang positif. Tetapi terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan destruktif, yang pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri. Demi alasan solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau yang terkadang berlawanan dengan hukum atau tatanan social yang ada. Tekanan itu bisa saja berupa paksaan untuk menggunakan narkoba, mencium pacar, melakukan hubungan seks, melakukan penodongan, bolos sekolah, tawuran, dan masih banyak lagi. Geng merupakan sebuah kelompok informal yang cenderung kearah negative, karena kegiatan anggotanya hanyalah nonkrong, jalan bersama, dan kegiatan lain yang kurang bermanfaat bagi seorang siswa. Kebanyakan dari anggotanya mempunyai prinsip yang sama yaitu agar dapat mengekspresikan diri mereka dan melindungi anggotanya. Hal ini jelas tidak sesuai bagi seorang siswa. Oleh sebab itu, geng seharusnya segera di antisipasi perkembangannya. Dalam perkembangannya, geng hampir tidak memberikan nilai positif bagi anggotanya. Hampir tidak ada kegiatan positif yang mereka lakukan seperti belajar kelompok. Dan yang paling parah adalah aktivitas geng yang cenderung mengacu pada anarkisme. Geng tidak pernah lepas dari kata tawuran dan vandalism yaitu aksi corat coret tembok umum. Hal ini terjadi karena proses pengekspresian diri yang salah karena di lakukan tanpa landasan dan prosedur yang benar. Penurunan pelajar yang terlibat ini cukup unik karena selain mengesampingkan pelajaran merekapun melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat negative di luar lingkup madrasah. Aktivitas yang mereka kerap lakukan adalah : NO 1 2 3 4 5 6 KEGIATAN Nongkrong Belajar Kelompok Merencanakan untuk tawuran Clubbing Jalan-jalan Lain-lain Jumlah PERSENTASE 76 % 0% 6% 12 % 3% 3% 100 %

Dari tabel diatas terlihat bahwa nongkrong lah yang kerap dilakukan oleh personil geng. Namun berawal dari aktifitas nongkrong itu yang akhirnya merembet, karena dengan begitu menjadi adanya daerah kekuasaan bagi mereka.Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan geng tidak dapat dihapuskan begitu saja, namun pihak sekolah seharusnya dapat

lebihtegas. Karena 67 % dari jumlah responden setuju dengan adannya geng disekolah. Jika hal ini tetap dibiatkan maka yang terjadi adalah adanya penurunan kualitas pendidikan yang semakin menjadi.Pihak sekolah menurut pengamatan peneliti, kesulitan dalam melacak aktifitas geng karena pelajar tersebut pandai membaur jikapelajaran dan kegiatan akademik lainnya.Jadi, faktor-faktor yang dominan untuk mempengaruhi timbulnya geng dalam lingkungan sekolah dari tiga pilar yakni dari siswa itu sendiri,keluarga dan lingkungan masyarakat dari pelajar yang tergabung dalam geng serta dari lingkungan sekolah itu sendiri. 3.2 Kesadaran diri yang diimbangi dengan kualitas dasar intelektual seorang pelajar atau siswa Kendala yang menjadikan adanya perbedaan nilai antara siswa yangmengikuti geng dan yang tidak mengikuti geng adalah terletak padakeinginan diri untuk mencapainya, dan dalam taraf ini pelajar dengankelompok geng tersebut masih memiliki kesadaran yang kurang untuk maju, tercermin dari sikap dan perilaku mereka di kelas yang cenderunguntuk memilih deretan bangku di belakang, serta menggambar pada jampelajaran sehingga mengesampingkan pelajaran di kelas, hingga ketikadiadakan evaluasi pembelajaran yang senantiasa dilakukan adalah melihatpekerjaan dari orang lain.Fadlan Diroka mengatakan bahwa setiap diadakan evaluasipembelajaran serta apabila diberikan pekerjaan rumah temantemansekelasnya yang notabene banyak mengikuti kegiatan geng tersebutmenjadikan dirinya sebagai pendongkrak nilai mereka.Namun dibalik itu semua, ketika peneliti melakukan observasi padasaat jam sekolah, dan berbincang dengan pelajar yang mengikuti gengpeneliti menangkap bahwa mereka mempunyai keinginan perubahan diriyang besar, karena pada dasarnya mereka mempunyai tingkat intelektualyang tinggi namun mereka terhalang oleh geng yang membetengi merekadari kegitan-kegiatan akademik.Fakta tersebut terbukti ketika diadakan dalam pelajaransejarah dimana semua buku pendukung pembelajaran dikumpulkandidepan kelas. Namun Jarmoko mendapatkan nilai paling tinggi. Hal inicukup mencengangkan karena melihat soal yang diberikan merupakan soalanalisis mengenai kerajaan. Begitu pula yang terjadi di kelas IPA, HendraSaputra pelajar yang dicalonkan untuk mengikuti seleksi Olympiade sains,dan pertimbangan tersebut lahir karena menurut Bapak Purnomo basuki,Hendra cukup tertarik pada pelajaran sains dan dapat menjawabpertanyaan dengan baik saat seleksi berlangsung. Dari sini terlihat bahwa, daya ingat dan kemampuan menganalisispara pelajar yang bergabung dalam geng tidak jauh beda dengan pelajaryang tidak tergabung dalam geng. Namun memang disadari bahwa tingkatkerajinan dan kesungguhan dalam menerima pelajaran masih didominasioleh siswa yang tidak mengikuti kegiatan gen.Walaupun secara akademik (nilai) yang diperoleh oleh pelajar yangmengikuti kegiatan geng dan yang tidak mengikuti mempunyai perbedaanyang cukup signifikan namun dalam hal kualitas dasar intelektualperbedaan antar pelajar yang mengikuti kegiatan geng dan yang tidak mengikuti tidak signifikan DAFTAR PUSTAKA

http://ozetos.blogspot.com/2012/05/metodelogi-penelitian-pengaruh.html http://ozetos.blogspot.com/2012/05/metodelogi-penelitian-pengaruh.html www. Google.com

You might also like