You are on page 1of 7

RINGKASAN Khotbah Jumat Imam Jemaat Islam Ahmadiyah Internasional Sayyidina

Hadhrat Amirul Mukminin Khalifatul Masih V Mirza Masroor Ahmad atba. di Mesjid Baitul
Futuh London, Inggris Raya, tanggal 4 September 2009

KEUTAMAAN Mengkaji Alquran Karim di Bulan


Ramadan
SETELAH tasyahud, taawud, dan hadir pada bulan ini, hendaklah
tilawat QS Al-Fatihah, selanjutnya berpuasa di dalamnya. Tetapi,
Hudhur (Hadhrat Khalifatul Masih V) barangsiapa sakit atau dalam
atba. menilawatkan «QS [Al-Baqarah] perjalanan, maka hendaklah ia
2:186», sebagai berikut: berpuasa sebanyak bilangan itu pada
hari-hari lain. Allah menghendaki
keringanan bagi kamu dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu, dan
Dia menghendaki supaya kamu
menyempurnakan bilangan itu dan
supaya kamu mengagungkan Allah,
karena Dia memberi petunjuk kepada
kamu dan supaya kamu bersyukur.”
Puasa di bulan suci Ramadan
tidak ditetapkan begitu saja oleh Allah
swt.. Melainkan, sangat erat kaitannya
dengan diturunkannya Kitab Suci
Alquran (Alquran Karim) yang agung
kepada Hadhrat Nabi Muhammad-
Rasulullah saw. sebagai kitab yang
paling sempurna (kamil).
Jadi, dari ayat tersebut
menunjukkan bahwa dalam Ramadan
tidak cukup hanya menunaikan ibadah
puasa dan beribadah kepada Allah swt.
saja, melainkan pengkajian (membaca
serta menelaah) Alquran Karim pun
harus diberi perhatian penuh.
Ada hadis yang meriwayatkan
bahwa dalam Ramadan, malaikat Jibril
a.s. datang setiap tahun kepada
“[Syahru ramadhâna`l-ladzî Hadhrat Rasulullah saw. untuk
uŋzila fîhi`l-Qur`ânu hudal-li`n-nâsi wa bersama-sama mengulang ayat-ayat
bayyinâtim-mina`l-hudâ wa`l-furqân(i), Alquran Karim yang telah diturunkan
famaŋ-syahida miŋkumu`sy-syahra kepada beliau. Jadi, semakin jelas
falyashumhu wa maŋ-kâna marîdhan- kemuliaan Ramadan bahwa bentuk
`aw ‘alâ safariŋ-fa`iddatum-min- syariat sempurna yang telah Allah swt.
`âyyâmin-ukhar[a], yurîdu`l-Lâhu turunkan pada Ramadan adalah
bikumu`l-yusra wa lâ yurîdu Alquran.
bikumu`l-‘usra walitukmilu`l-‘iddata wa Pada Ramadan terakhir dalam
litukabbiru`l-Lâha ‘alâ mâ hâdâkum wa kehidupan Rasulullah saw., Jibril turun
la’allakum dua kali kepada Rasulullah saw. untuk
tasykurûn(a)]”―artinya―”Bulan mengulangi bersama-sama ayat-ayat
Ramadan merupakan bulan yang di Alquran Karim. Maka dari itu, demi
dalamnya telah diturunkan Alquran mengikuti sunah Rasulullah saw. kita
sebagai petunjuk bagi manusia dan pun harus berusaha dua kali
keterangan-keterangan yang nyata menamatkan kajian Alquran selama
mengenai petunjuk dan furqan. Maka, Ramadan. Jika tidak bisa menamatkan
barangsiapa di antara kamu yang kajian Alquran sebanyak dua kali,
1
sekurang-kurangnya harus berusaha menjelaskan bahwa Alquran telah
untuk menamatkannya satu kali saja diturunkan sebagai petunjuk bagi
selama bulan tersebut. Kemudian, manusia. Jika Alquran tidak dikaji
dalam bulan ini pun terdapat salat dengan penuh perhatian yang
sunah Tarawih di mana banyak sungguh-sungguh dan tidak diresapi
dibacakan ayat-ayat Alquran Karim betul apa maksudnya, maka
dan biasanya diselenggarakan daras- bagaimanapun hebatnya [suatu]
daras Alquran. Semua itu harus kita petunjuk, darinya tidak akan bisa
ikuti dan kita dengarkan sebaik- diperoleh [petunjuk tersebut] dan
baiknya. antara perkara yang benar maupun
Orang-orang yang keluar rumah yang dusta tidak bisa dibedakan. Jika
pergi untuk bekerja atau berniaga bisa seorang mukmin ingin menunaikan
mendengarkan tilawat Alquran Karim ibadah puasa Ramadan dengan
dari rekaman yang dipasang pada sebaik-baiknya, ia harus mengkaji
kendaraan mereka. Pendeknya, dalam Alquran dengan penuh perhatian
bulan suci Ramadan ini, usaha untuk sambil mencari hukum yang
mengkaji atau mendengar tilawat sesungguhnya untuk diamalkan.
Alquran Karim harus diusahakan Sehubungan dengan cara
sebanyak mungkin. Selain mengkaji Alquran, Allah swt. telah
mengkajinya, kita harus menelaah dan memberi petunjuk lain lagi dalam «QS
mencari petunjuk-petunjuk di [An-Naml] 27:92-93» yaitu, “َ‫وّاُ ِمرْتُ اَنْ َا ُكوْنَ ِمن‬
dalamnya untuk diamalkan. Sehingga, َ‫ وَاَنْ َاْتُلوَا الْقُ ْراٰن‬. ‫[ ‌اْلمُسِْلمِيْن‬Wa umirtu an-akûna
bila Ramadan telah berlalu, kita bisa
mina`l-muslimîn(a). Wa an-atluwa`l-
terus mengamalkan hukum-hukum itu
qur`ân(a)]”―artinya―”Dan aku
pada hari-hari lain, sepanjang bulan-
diperintah untuk menjadi salah
bulan berikutnya. Sehingga, kita bisa
seorang yang berserah diri kepada
menghargai betapa penting dan
Tuhan. Dan, supaya aku bacakan
agungnya martabat bulan suci
Alquran.”
Ramadan ini.
Berserah diri yang sempurna
Dengan hanya «mendengarkan
kepada Tuhan adalah: berjanji untuk
penjelasan atau nasihat untuk menjadi
menghormati syariat sempurna ini
orang saleh dan bertakwa namun kita
yang telah diturunkan kepada Hadhrat
tidak tahu apa makna taqwa dan
Rasulullah saw.; dengan mengkajinya
maksud amal saleh tersebut» atau
secara teratur selama bulan suci
«lama mendengarkan khotbah atau
Ramadan; dan, berjanji meneruskan
penjelasan tentang takwa» kemudian
amalan ini setiap hari setelah
pergi tanpa memiliki kesan mendalam,
Ramadan berlalu dan berusaha
seseorang tidak akan membawa kesan
mengamalkan ajarannya dalam
dan faedah yang nyata. Itu sebabnya,
kehidupan sehari-hari. Hal itu akan
Allah swt. berfirman, “ّ‫ َحق‬، ‫اَّلذِْينَ ٰاَتْي ٰنهُمُ الْ ِك ٰتبَ َيْتُل ْونَه‬
menjadi sarana untuk mendekatkan
‫ل َوتِه‬
َ ‫[ ِت‬Alladzîna âtainâhumu`l-kitâba diri kepada Tuhan dan membuat
yatlûnah, ĥaqqa ibadah puasa kita diterima oleh Allah
tilâwatih],”―yakni―”orang-orang yang swt..
kepada mereka Kami berikan Alkitab Pendiri Jemaat Ahmadiyah
ini, [adalah] mereka yang mengkajinya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad ‘Imam
dengan bacaan yang sesungguh- Mahdi-dan-Almasih Yang Dijanjikan
sungguhnya.” Artinya, mengkaji (Masih Mau’ud) a.s. bersabda,
Alquran harus berulangkali dengan “Janganlah Anda meninggalkan
penuh semangat sambil merenungkan Alquran seperti barang yang telah
dan memahami apa yang terkandung ditinggalkan, sebab di dalamnya
di dalamnya. Kemudian, harus terdapat kehidupan bagi Anda. Jangan
berusaha mengamalkan ajarannya. hanya sekedar membaca dengan
Alquran harus dikaji dengan lantang; namun, ia harus dikaji dengan
tekun secara dawam sambil tekun sambil memahami dan meresapi
merenungkan apa yang dimaksud ajarannya dan berusaha untuk
dengan firman Tuhan di dalamnya. mengamalkannya. Jika tidak, Anda
Kemudian, berusaha menerapkan akan menjadi seperti murdah atau
ajarannya di dalam kehidupan kita. manusia mati, tak bernyawa.
Dalam «QS 2:186» tersebut, Allah swt. Barangsiapa yang menghormati
2
Alquran Karim, ia akan mendapat Kerajaan Alquran di muka bumi ini, dan
kehormatan di Langit. Barangsiapa berusaha keras untuk menjalani
yang mendahulukan Alquran dari yang kehidupan sesuai dengan ajaran yang
lainnya, dia akan ditempatkan paling terkandung di dalamnya. Dengan
depan di Langit.” mengamalkan ajarannya setiap hari
Kita sangat beruntung dan dalam kehidupan kita, berarti kita
bernasib baik telah mendapat taufik terselamat dari perbuatan
bergabung ke dalam Jemaat Hadhrat “meninggalkan Alquran”.
Masih Mau’ud a.s.. Kita sudah berjanji Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
untuk berusaha memahami kedudukan bersabda bahwa Alquran Karim
syariat paling sempurna ini dan telah merupakan sumber mata air hakiki
memahami martabat serta kedudukan yang mampu memberi kehidupan dan
Hadhrat Rasulullah saw. sebagai keselamatan kepada kita. Dari antara
Khataman Nabiyyin. Sedangkan, umat orang-orang yang tidak mematuhi
Islam pada umumnya, banyak sekali ajarannya adalah mereka yang tidak
yang belum mendapat karunia untuk beriman kepadanya. Dan yang tidak
memahami hakikat Khataman Nabiyyin menganggapnya sebagai Kalam Allah
sebenarnya. swt., merekalah yang akan terlempar
Karunia ini: [i] merupakan jauh. Akan tetapi, «orang-orang yang
kehormatan istimewa bagi kita yang beriman dan menganggap bahwa
membedakan antara kita orang-orang Alquran merupakan ‘kalam Allah swt.’
Ahmadi dengan Non Ahmadi; dan, [ii] dan ‘kitab keselamatan orang-orang
menarik perhatian kita sepenuhnya beriman’», jika mereka tidak
terhadap pemahaman ajaran Alquran mengamalkan ajaran-ajarannya,
yang hakiki; dan, [iii] menanamkan mereka sangat disesalkan dan akan
kehormatan sejati terhadap Alquran di bernasib sangat malang.
dalam hati kita. Setiap perkataan dan Banyak sekali orang-orang yang
setiap amalan kita, harus telah beriman, namun sepanjang hidup
menampilkan kenyataan sepenuhnya mereka tidak pernah mengkaji
tentang kebenaran itu. Alquran. Permisalan orang yang lalai,
Bila kita tidak berusaha tidak mempunyai perhatian kepada
menampilkan ajaran Alquran ini Kitab yang memberi kehidupan ini,
dengan perkataan dan dengan adalah: «Seumpama orang yang
amalan, akan berarti bahwa Alquran ini mengetahui ada sebuah sumber mata
seperti benda yang telah ditinggalkan. air yang sangat jernih dan murni serta
Keadaan seperti itu telah difirmankan yang bisa memberi kesegaran, bahkan
Tuhan sebelumnya sebagai peringatan air itu memberi kesehatan bagi
berupa nubuatan dalam «QS [Al- manusia; ia mengetahui betul tentang
Furqân] 25:31» yang berbunyi , “َ‫وَقَال‬ keadaan dan khasiat sumber mata air
‫جوْرًا‬
ُ ‫خذُوْا ٰهذَا اْلقُ ْراٰنَ َم ْه‬
َ ‫[ ال ّر ُس ْولُ يٰرَبّ اِنّ َق ْومِى اّت‬Wa qâla`r- yang sangat baik tersebut; namun, ia
tidak pernah pergi ke sana untuk
rasûlu yâ rabbi anna qaumît-takhidzû
meminumnya dan ia tetap dalam
hâdza`l-Qur`âna
keadaan dahaga dan kehausan».
mahjûrâ(n)]”―artinya―”Dan Rasul itu
Keadaan orang seperti itu sungguh
akan berkata, «Ya Tuhan-ku,
bodoh dan jahil yang amat sangat. Kita
sesungguhnya, kaumku telah
harus menghargai sumber mata air
memperlakukan Alquran ini sebagai
rohani yang agung dan murni, yang
benda yang telah ditinggalkan.
merupakan karunia Allah swt. ini dan
(Kaumku membacanya tetapi tidak
harus berusaha untuk mengamalkan
mengamalkan hukum-hukumnya)».”
sesuai dengan ajarannya. Kemudian,
Hal ini merupakan perkara yang
perhatikan bagaimana Allah swt. akan
sangat serius yang harus dipikirkan
menolong: memecahkan segala
setiap Muslim Ahmadi. Allah swt. telah
problema yang tengah kita hadapi.
memberi taufik kepada kita untuk
Kewajiban kita untuk
beriman kepada Sang Imam Zaman
menyebarkan ajaran-ajaran Alquran
a.s. agar kita berusaha menerapkan
menjadi semakin luas dan bertambah
ajaran-ajaran Alquran yang indah ini
berat. Sebab, Hadhrat Masih Mau’ud
pada diri kita. Semoga, Allah swt.
a.s. telah mengisyaratkan bahwa
memberi petunjuk dan kekuatan
keadaan orang-orang Islam zaman
kepada kita untuk menegakkan
3
sekarang sudah demikian buruk dan sendiri apabila kita telah giat
jauh dari hukum-hukum dan syariat menampilkan keindahan ajarannya
Alquran. Kita harus berpegang pada pergaulan masyarakat maupun
sungguh-sungguh kepada ajaran- dalam kehidupan sehari-hari.
ajaran Alquran sedemikian rupa Tidak akan ada seorang alim pun
eratnya. Sehingga, kelancangan dan yang mampu menjelaskan maksud
ketidaksopanan yang dilancarkan oleh firman-firman dalam Alquran, selama
orang-orang Non Islam terhadap kita Tuhan tidak mengajar atau memberi
yang disebabkan perilaku buruk petunjuk secara langsung kepadanya.
beberapa gelintir umat Islam mampu Pada zaman sekarang ini, Allah swt.
dihentikan. Perilaku baik dan ramah telah mengajar dan memberi petunjuk
para Muslim Ahmadi sesuai ajaran langsung tentang rahasia Alquran
Islam yang sejati, harus mampu kepada seorang hamba pilihan-Nya
merubah sikap dan pandangan orang- yang sebenarnya telah “dunia Islam”
orang Non Islam. anggap sebagai pendusta dan dajal.
Dengan karunia Allah swt., Semoga Allah swt. mengasihi mereka.
banyak di antara para Muslim Ahmadi Semoga Allah swt. membuka pintu hati
yang telah menyampaikan keindahan mereka untuk menerima kebenaran
ajaran Alquran melalui ceramah- hamba pilihan-Nya itu. Dan semoga,
ceramah atau diskusi di dalam Tuhan memberi taufik kepada kita,
seminar-seminar, telah membuat mengamalkan ajaran-ajaran hakiki
orang-orang Non Muslim sangat Alquran di dalam kehidupan kita―lebih
terkesan dan mengatakan bahwa giat dari sebelumnya.
mereka belum pernah mendengar Allah swt. sendiri memberi
keindahan ajaran Islam seperti itu bimbingan terus-menerus bagaimana
sebelumnya. cara menjaga dan menghormati
Jika menjalani kehidupan sehari- Alquran dan apa yang harus dilakukan
hari sambil menampilkan ajaran Islam sebelum kita memulai kajiannya.
yang hakiki sesuai dengan keindahan Alquran sendiri menjelaskan, “َ‫فَِإذَا قَ َرأْتَ اْلقُرْاٰن‬
yang telah kita jelaskan kepada ِ‫شْي ٰطنِ الرّ ِجْيم‬
ّ ‫[ فَا ْستَ ِعذْ بِالِ ِمنَ ال‬Fa`idzâ qara`ta`l-
mereka, «bukan retorika belaka
Qur`âna fasta’idz bi`l-Lâhi mina`sy-
melainkan harus berupa teladan
syaithâni`r-
praktis yang berkesan», kita harus
rajîm(i)]”―artinya―”Apabila engkau
berseru kepada umat Islam lain di
hendak membaca Alquran, maka
dunia, bahwa bila mereka ingin
mohonlah perlindungan kepada Allah
menunjukkan jati diri mereka sebagai
dari syaitan yang terkutuk.”
‘Muslim-berbeda’ dengan kita―orang-
Syaitan (baca: “nafs
orang Islam Ahmadiyah―boleh-boleh
amarah”―Ed.) telah mencabar untuk
saja berbuat demikian. Akan tetapi,
menggoda manusia dari jalan kebaikan
mereka jangan mencemarkan nama
menuju kesesatan. Sedangkan, setiap
baik Islam atas nama Islam. Perilaku
lafaz dalam Alquran membimbing
atau tindak-tanduk mereka harus
manusia ke arah ketakwaan demi
menampilkan ajaran Alquran yang
memperoleh kecintaan dan keridaan
sesungguhnya. Bagaimanapun, bentuk
Allah swt.. Itu sebabnya, Allah swt.
dan keadaan umat Islam tertentu pada
telah mewajibkan kepada siapa pun
masa sekarang yang dilukiskan
yang ingin meraih kedudukan tinggi
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. masih tetap
dalam mencintai dan mendekatkan diri
buruk, tidak berubah keadaannya.
kepada-Nya.
Dalam beberapa segi, keadaan umat
Sebelum mengkaji firman-Nya
Islam tertentu pada masa sekarang
dalam Alquran, ia harus berdoa
sangat buruk. Selama mereka tidak
sungguh-sungguh agar dilindungi dari
merubah perilaku hidup mereka sesuai
serangan atau godaan syaitan yang
dengan ajaran Alquran, mereka tidak
terkutuk dan diberi kemampuan
akan bisa terlepas dari berbagai
mengamalkan ajaran-ajarannya.
problematika dan musibah yang
Syaitan akan membuat banyak sekali
mereka hadapi. Orang-orang tidak
hambatan. Jika tidak dilakukan usaha
mau mendengar tentang keindahan
untuk menjaga diri dari bahayanya,
Islam yang hanya sekedar lisan. Nama
syaitan akan mencegah kita dari
Islam yang harum akan berbicara
memahami ajaran Alquran
4
sebenarnya, atau kita akan selalu Allah swt. turunkan dalam Alquran ini
berada pada pengaruh kekuasaannya. adalah nikmat bagi para mukmin.2
Itu sebabnya, terlebih dahulu, setiap Apabila Alquran tidak dikaji dengan
pengkaji Alquran harus memohon perhatian dan pemahaman yang baik,
perlindungan dari syaitan yang siapa pun tidak akan memperoleh
terkutuk. Jika tidak, ia tidak akan nikmat yang dimaksud dalam ayat
mampu memahami makna sebenarnya tersebut. Sesungguhnya, banyak sekali
ayat-ayat yang ia kaji. berkat yang bisa diraih saat para
Dalam «QS [Al-Muzammil] mukmin mengkaji Alquran. Sebab, hal-
73:21», Allah swt. memerintah kita hal itu mampu meningkatkan takwa
untuk menunaikan Salat Tahajud pada mereka.
malam hari. Di sini, Allah swt. Dalam «QS [Shâd] 38:30», Allah
menyuruh kita untuk membaca swt. berfirman, para mukmin yang
Alquran sebanyak yang mudah mengkaji Alquran dengan tekun akan
dilakukan atau yang sudah dihafal. diberi pemahaman yang hakiki.3
Firman “Maka bacalah dari Alquran itu Sebab, Alquran mengandung perkara-
sebanyak kemudahan yang ada perkara terkait para Nabi di masa
padamu” bukan berarti bahwa apa lampau. Tuhan hendak melestarikan:
yang manusia sudah ketahui atau [i] segala perkara pada zaman lampau;
sudah dihafal tentang Alquran sudah [ii] perkara-perkara pada zaman ini
cukup baginya. Bahkan, manusia harus sebaik mungkin; dan juga, [iii] perkara-
berusaha terus, belajar, dan perkara masa depan sebagai
mempelajari Alquran sebanyak nubuwatan. Adalah kewajiban
mungkin agar mampu meraih berkat seseorang yang sudah memiliki
sebanyak-banyaknya. Sebab, pemahaman luas agar mendakwahkan
membaca, menelaah pengertian, dan kepada dunia supaya mengikuti ajaran
menerapkan ajaran-ajaran Alquran Alquran ini dan menaruh perhatian
dalam kehidupan sehari-hari adalah terhadap hukum-hukumnya. Mereka
pekerjaan yang sangat penting. akan layak menyampaikan yang
Allah swt. telah menurunkan demikian kepada dunia jika mereka
ilham kepada Hadhrat Masih Mau’ud sendiri sudah mengamalkan ajaran-
a.s., “ِ‫[ َالْـيْ ُر ُكلّهُ فِ اْلقُرْآن‬Al-khairu kulluhu fi`l- ajarannya dalam kehidupan sehari-
Qur`ân]”―artinya―”Semua jenis hari.
kebaikan terdapat dalam Alquran.”1 Firman Allah swt. dalam «QS [Al-
Karenanya, firman-Nya pun dalam «QS A’raf] 7:205» mengisyaratkan, setiap
73:5» memerintahkan, “َ‫َاوْ ِزدْ َعَليْ ِه وَ َرّتلِ اْلقُرْاٰن‬ Muslim Ahmadi harus menghormati
Alquran, dan harus menanamkannya di
ً‫[ تَ ْرِتْيل‬Aw zid ‘alaihi warattili`l-Qur`âna dalam hati keluarga dan para
tartîlâ(n)]”―artinya―”Atau, keturunan mereka.4 Banyak orang
tambahkanlah sedikit kepadanya dan yang lalai tidak mmperhatikan apabila
bacalah Alquran dengan pembacaan
yang baik.” Mengkaji Alquran harus 2
ِ‫وّا ْذ ُك ُروْا نِعْ َمتَ الِ َعلَيْ ُكمْ َومَآ َاْنزَ َل َعلَيْكُمْ ّمنَ الْ ِك ٰتبِ وَاْلِ ْكمَةِ يَ ِعظُكُمْ ِبه‬
jelas dan terang [berdasar] setiap lafaz “[Wa`dzkuru ni’mata`l-Lâhi ‘alaikum wa mâ
‘aŋzala ‘alaikum-mina`l-Kitâbi wa`l-Ĥikmati ya’izhukum
yang diucapkan sehingga mudah bih(i)]―Dan, ingatlah nikmat Allah kepadamu,
untuk kita pahami artinya, dan harus dan apa yang diturunkan kepadamu, yakni
dibaca seksama dengan kebaikan Kitab dan Hikmah, yang dengan itu Dia
suara yang merdu. menasihati kamu.”
Hadhrat Masih Mau’ud a.s.
3
ِ‫ِك ٰتبٌ َاْنزَلْنٰهُ ِالَْيكَ مُ ٰبرَكٌ لَّيدّّب ُروْۤا اٰ ٰيتِ ۤهِ وَلَِيتَ َذ ّكرَ اُولُوا ْالَْلبَاب‬
bersabda, membaca Alquran dengan “[Kitâbun aŋzalnâhu ilaika mubârakul-
liyaddabbarû âyâtihî waliyatadzakkara ulu`l-
suara yang merdu pun merupakan albâb(i)]―Inilah kitab yang telah Kami turunkan
ibadah. Bahkan, Rasulullah saw. kepada engkau, penuh dengan keberkatan,
pernah bersabda, barangsiapa yang supaya mereka dapat merenungkan ayat-
membaca Alquran tidak dengan suara ayatnya, dan supaya dapat nasihat orang-
orang yang berakal.”
yang merdu, bukanlah dari kita. 4
َ‫صُتوْا لَ َعلّكُمْ ُترْحَـون‬
ِ ْ‫وَِإذَا ُقرِئَ اْل ُقرْٰانُ فَاسَْتمِ ُعوْا َلهُۤ وََأن‬
Dalam «QS 2:232», Allah swt.
berfirman, semua perkara yang telah “[Wa idzâ quri`a`l-Qur`ânu fastami’û lahû wa
aŋshitû la’allakum turĥamûn(a)]―Dan,
apabila
1
«Mengutip Tuhfah-i-Baghdâd, hal. 17―25; Alquran dibacakan, maka hendaklah kamu
Rûĥânî Khazâ`in Jilid VII, Additional Nâzhir mendengarkannya dan diamlah agar kamu
Isyâ’at London, 1984, halaman 21-31»; dikasihi.”
Tadzkirah, hal. 199, ebook «http://alislam.org».
5
tilawat Alquran sedang umat manusia di seluruh dunia hingga
dikumandangkan melalui televisi. hari kiamat.
Kadangkala, saat menampilkan tilawat Saat ini, sungguh menjadi
Alquran, orang-orang yang duduk di pembelajaran bagi kita; jangan hanya
sampingnya masih sibuk bercakap- pandai bicara, namun kita harus
cakap. Apabila tilawat Alquran sedang memahami betul perintah-perintah
berkumandang, alangkah baiknya Allah swt. itu, kemudian berusaha
percakapan harus dihentikan. Atau, menerapkannya dalam perikehidupan
bila percakapan demikian pentingnya kita sehari-hari sebagaimana
untuk dilanjutkan, maka televisi termaktub dalam firman «QS [Al-
seyogianya harus dipadamkan. An’am] 6:156», “‫َو ٰهذَا ِك ٰتبٌ َأنْزَْل ٰنهُ ُمبٰرَكٌ فَاّتبِ ُعوْهُ وَاتّ ُقوْا‬
Firman Allah swt. dalam «QS َ‫[ َل َعلّ ُكمْ تُرْ َح ُموْن‬Wa hâdzâ Kitâbun-aŋzalnâhu
[Hûd] 11:11 ٣» menasihatkan, “…ْ‫فََا ْستَ ِقم‬
mubârakuŋ-fattabi’ûhu wattaqû
ٌ‫صي‬
ِ َ‫ك َولَ َتطْ َغوْا‌ ِإّنهُۤ بِـا تَ ْع َملُونَ ب‬
َ َ‫كَمَۤا أُ ِمرْتَ َو َمنْ تَابَ َمع‬ la’allakum
[Fastaqim kamâ umirta wa maŋ-tâba turĥamûn(a)]”―artinya―”Dan, inilah
ma’aka walâ tathghabû innahû bimâ Kitab Alquran yang Kami telah
ta’malûna menurunkannya dengan penuh berkat,
bashîr(un)]”―artinya―”Maka, tetaplah maka ikutilah dia dan bertakwalah
engkau pada jalan yang lurus supaya kamu dikasihi.”
sebagaimana yang telah diperintahkan Selain itu, sehubungan
kepada engkau, dan juga kepada menegakkan perdamaian di tengah-
orang yang telah bertobat beserta tengah masyarakat, dalam «QS 6:55»,
engkau, dan janganlah kamu Allah swt. telah berfirman, “َ‫َوإِذَا جَآءَكَ اّل ِذيْن‬
melampaui batas; sesungguhnya, Dia ْ‫سهِ الرّ ْح َمةَ‌ ۙ َأنّه‘ َمن‬ِ ْ‫ َكَتبَ َربّ ُكمْ َعلٰى نَف‬، ‫ُيؤْ ِمُنوْنَ ِب ٰأ ٰيِتنَا فَ ُق ْل سَ ٰلمٌ َعَليْكُ ْ‌م‬
melihat apa yang kamu kerjakan.”
Perintah ini bukan ditujukan ٌ‫َع ِملَ ِمْن ُكمْ ُسوْٓءًۢا بِـ ٰهَلةٍ ُثمّ تَابَ ِمنْۢ َب ْعدِهِۤ َوَأصْلَحَ َفَاّنهُ َغ ُفوْرٌ رّ ِحيْم‬
‫و‬

hanya kepada Hadhrat Rasulullah saw.. [Wa idzâ jâ`aka`l-ladzîna yu`minûna


Sesungguhnya, semua perintah bi`âyâtinâ faqul salâmun-‘alaikum,
Alquran yang turun adalah ditujukan kataba rabbukum ‘alâ nafsihi`r-
kepada para mukmin, khususnya raĥmah, annahû man-‘amila miŋkum
kepada orang-orang yang telah sû`am-bijihâlatiŋ-tsumma tâba mim-
bertobat. Hubungan perintah ini tidak ba’dihî wa ashlaĥa fa`annahû
cukup hanya terkait ibadah praktis. ghafûrur-raĥîm(un)]”―artinya―”Dan,
Namun, intisari perintah itu harus kita apabila datang kepada engkau orang-
cari, yaitu meraih keridaan dan orang yang beriman kepada Tanda-
kecintaan Allah swt.. tanda Kami maka katakanlah:
Rasulullah saw. bersabda, «Selamat sejahteralah atasmu! Tuhan-
pengaruh ayat «QS 11:113» ini telah mu telah―menetapkan atas zat-
membuat beliau “menjadi tua”. Nya―memberi kasih sehingga
Memang, tanggung jawab yang beliau barangsiapa di antara kamu berbuat
terima sangat berat. Beliau saw. keburukan karena kejahilan lalu ia
sangat memikirkan betapa penting bertobat sesudah itu dan memperbaiki
perintah Allah swt. dalam ayat itu diri, maka sesungguhnya Dia Maha
khususnya “َ‫[ فَا ْستَ ِقمْ َكمَا أُمِرْت‬Fastaqim kamâ Pengampun, Maha Penyayang».”
Ajaran yang sangat indah ini
umirta]―Tetaplah engkau pada jalan
menjelaskan perdamaian di tengah-
yang lurus sebagaimana yang telah
tengah masyarakat. Apabila ajaran
diperintahkan kepada engkau.” Beliau
yang sangat indah ini dikembangkan
selalu berpikir bagaimana perintah ini
pada masyarakat, maka suasana
bisa diamalkan sepenuhnya oleh umat
kacau dan perselisihan atau
beliau. Jadi di dalam sabda beliau ini
pertengkaran satu sama lain akan
pun, terdapat nasihat bagi kita untuk
sirna dengan sendirinya. Suasana
mengamalkan perintah tersebut.
persaudaraan yang nyaman di
Beliau adalah seorang pemberi
kalangan masyarakat akan tumbuh
petunjuk yang paling kamil.
dengan baik.
Universalitas dan world views atau
Para Muslim Ahmadi mengaku,
pola hidup beliau masa itu merupakan
mereka betul-betul beriman kepada
kesempurnaan implementasi ajaran
Alquran Karim dan berusaha untuk
Alquran yang menjadi suri teladan bagi
mengamalkan ajaran-ajarannya.
6
Alquran memerintahkan kita untuk perkara bagi panduan hidup. Alquran
saling menyampaikan amanat adalah obat bagi setiap penyakit hati
keselamatan. Alquran merupakan manusia dan obat penawar demi
sebuah kitab agung yang ajarannya memperbaiki setiap macam
mencakup segala kepentingan umat keburukan.
manusia. Sangat penting sekali bagi Semoga Allah swt. memberi
kita untuk mengkaji dawam setiap hari taufik kepada kita dalam meraih
sambil merenung kandungannya demi keridaan-Nya melalui Alquran ini.
meningkatkan martabat kerohanian Semoga kita pun mampu membimbing
kita. keluarga dan para keturunan kita
Hadhrat Masih Mau’ud a.s. untuk memahami keindahan ajaran
bersabda bahwa Alquran Karim harus Alquran dan mencintainya dengan
senantiasa kita kaji isinya, karena di sungguh-sungguh. Amin.[]
dalamnya mengandung segala macam

―――oooOooo―――
Penerjemah: Hasan Basri «hasanbasri2005@yahoo.co.id»―Singapura, 17 September 2009. Editor:
Rahmat Ali «r.ali.bt@gmail.com; facebook.com/rahmatali; twitter.com/rahmatali»―Kebayoran Lama
Selatan (Jakarta), 19 September 2009).

―――oooOooo―――

You might also like