You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan kimia buatan (pupuk dan pestisida), membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya menimbulkan kekhawatiran berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang bertumpu pada pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal ini yang dilematis dan hal ini telah (Mugnisjah, 2001). Pertanian modern dikhawatirkan memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan kelestarian lingkungan, hal ini dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern. Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan pertanian organik. Kegunaan budidaya organik menurut Sutanto (2002) adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyata dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacammacam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian penerapan sistem pertanian organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian yang berkelanjutan.. Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas. Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panen yang dihasilkan. Semakin banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah dikontrol pemerintah. Revolusi Hijau bahkan telah mengubah secara drastis hakekat petani. Dalam sejarah peradaban manusia, petani bekerja mengembangkan budaya tanam dengan memanfaatkan potensi alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Petani merupakan komunitas mandiri. Nenek moyang memanfaatkan pupuk hijau dan kandang untuk menjaga kesuburan tanah, membiakkan benih sendiri, menjaga keseimbangan alam hayati dengan larangan adat. Mereka mempunyai sistem organisasi sosial yang sangat menjaga keselarasan, seperti organisasi Subak di Bali dan Lumbung Desa di pedesaan Jawa.

Dengan pertanian modern, petani justru tidak mandiri Padahal, FAO (lembaga pangan PBB), telah menegaskan Hak-Hak Petani (Farmers Rights) sebagai penghargaan bagi petani atas sumbangan mereka. Hak-hak Petani merupakan pengakuan terhadap petani sebagai pelestari, pemulia, dan penyedia sumber genetik tanaman. Hak-hak petani dalam deklarasi tersebut mencakup: hak atas tanah, hak untuk memiliki, melestarikan dan mengembangkan sumber keragaman hayati, hak untuk memperoleh makanan yang aman, hak untuk mendapatkan keadilan harga dan dorongan untuk bertani secara berkelanjutan, hak memperoleh informasi yang benar, hak untuk melestarikan, memuliakan, mengembangkan, saling tukar-menukar dan menjual benih serta tanaman, serta hak untuk memperoleh benihnya kembali secara aman yang kini tersimpan pada bank-bank benih internasional (Wacana, edisi 18, Juli-Agustus 1999). Apa yang dikembangkan oleh para ilmuwan telah membedakan mana yang maju dan terbelakang, modern dan tradisional, serta efisien dan tidak efisien. Sedangkan buktinya, sistem pertanian yang disebut sebagai yang terbelakang, tradisional dan tidak efisien itu ternyata lebih bersifat ekologis, tidak merusak alam. B. Tujan Tujuan dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pengolahan lahan dengan modern dan apa itu pertanian modern serta apa ciri-ciri pertanian modern.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pertanian Modern Modernisasi Pertanian, Sejak awal dikembangkannya pertanian di bumi ini, konsep pertamanya adalah pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Dicarilah berbagai cara agar supaya pangan yang ada di dunia ini tetap lestari dan tidak habis. Kehidupan purba memulainya dengan ditandainya perubahan pola hidup dari berladang dan berpindah menjadi menetap di suatu daerah. Pada konsep awal ini, pertanian menjadi sektor dasar yang merupakan pijakan dari sektor-sektor lain karena ini memang suatu fitrah dari sektor berbasis sumber daya seperti pertanian. Hal ini menyebabkan pertanian terintegrasi cukup baik ke dalam kebijakan ekonomi makro. Oleh karena itu, pada tataran konsep dasar ini, pertanian bisa berkembang pesat. Bahkan negara-negara yang memiliki basissumber daya kuat seperti Indonesia bisa mencapai swasembada pangan. Dalam Arifin (2004), Pada era 1970-an Indonesia cukup berhasil membangun fondasi atau basis pertumbuhan ekonomi yang baik setelah pembangunan pertanian terintegrasi cukup baik ke dalam kebijakan ekonomi makro. Hasil besar yang secara nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat banyak adalah terpenuhinya kebutuhan pangan secara mandiri (swasembada) pada pertengahan 1980-an. Kemudian, konsep selanjutnya mulai berkembang, yaitu konsep pemuliaan spesies pertanian yang mencari varietas-varietas yang memiliki keunggulan tersendiri dan lebih menguntungkan manusia. Konsep ini muncul sebagai bagian dari peningkatan kualitas setelah adanya peningkatan kuantitas dari konsep pertama. Didapatlah varietasvarietas dengan keunggulan tertentu, seperti enak rasanya, banyak hasil panennya dalam sekali masa tanam, menghasilkan daging atau susu yang banyak dan berkualitas, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Kedua konsep ini dapat dikatakan sebagai konsep dasar pertanian yang walau berubah seperti apapun kehidupan di muka bumi ini, kedua konsep akan terus dipakai. Kini, konsep pertanian modern bukan hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia dan pemuliaan spesies pertanian, tetapi sudah lebih ke arah bagaimana cara optimalisasi usahatani untuk menghasilkan bahan pangan yang bermutu, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Di dalamnya juga termasuk usaha peningkatan teknologi pertanian agar pertanian berjalan lebih efektif dan efisien. Inilah perkembangan konsep pertanian selanjutnya. Konsep ini merupakan penggabungan dari dua konsep awal yang terkesan berjalan sendiri-sendiri Pada awalnya terlihat kurang adanya keterkaitan yang erat antara riset dan pengembangan teknologi pertanian dengan peningkatan hasil panen di lapangan. Seiring berjalannya waktu mulai ada harmonisasi keduanya dan hal ini sudah mulai terlihat di tahun 2008 ini. Triwulan II 2008 ini PDB sektor pertanian meningkat 5,1% dari Triwulan I. Hal ini seiring dengan tingginya nilai ekspor hasil pertanian periode Januari-Juni 2008 yang meningkat 50,13% dibanding periode yang sama tahun lalu. Inilah bukti dari optimalisasi usahatani di Indonesia berhasil. Tingginya nilai ekspor hasil pertanian indonesia juga menandakan bahwa kualitas produk pertanian kita sudah sesuai dengan standar kualitas internasional. Baiknya kualitas dan kuantitas produk pertanian Indonesia merupakan hasil dari konsep pertanian modern yang diterapkan di Indonesia.

Konsep optimalisasi usahatani ini dijabarkan oleh sebuah sistem terpadu yang mampu melingkupi semua sektor, termasuk industri, dan mengaitkannya menjadi sebuah rantai perekonomian Indonesia. Sistem ini merupakan penerapan dari konsep pertanian modern, yaitu agribisnis. Sistem agribisnis merupakan sistem yang terdapat keterkaitan erat antar subsistem agribisnis mulai dari hulu hingga jasa penunjang dan menopang satu sama lain. Sistem agribisnis merupakan konsep yang lebih konkrit dan komprehensif untuk pengembangan sektor pertanian ke arah yang lebih baik. Dengan adanya sistem ini, pengembangan komoditas-komoditas pertanian Indonesia pun menjadi lebih fokus karena setiap komoditas memiliki subsistem agribisnis yang berbeda-beda. Sistem ini juga mampu menggerakkan pemerintah untuk lebih giat mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap pertanian rakyat dan dunia perbankan agar lebih ramah terhadap petani dalam hal kredit karena keduanya masuk sebagai salah satu subsistem agribisnis, yaitu subsistem jasa penunjang yang bergerak bersama-sama subsistem yang lainnya. Setelah perjuangan penuh manusia untuk merancang konsep pertanian modern untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tanpa batas, kini berkembang lagi konsep pertanian baru yang semakin menunjukkan kebutuhan manusia yang tanpa batas. Pengembangan sektor pertanian ke arah yang lebih lanjut adalah untuk usaha pemenuhan energi. Sumberdaya alam yang semakin terbatas, terutama sumber energi, membuat manusia kembali mengandalkan pertanian sebagai penghasil sumber energi alternatif. Belakangan sudah dikembangkan biofuel di Brazil dengan memanfaatkan tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas) dan sudah mulai dikembangkan pula oleh negara lain. Semua hal diatas mengenai konsep pertanian berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang tanpa batas. Padahal, sumber daya yang tersedia sudah pasti ada batasnya dan suatu saat akan habis. Untuk kepentingan yang sangat vital inilah sektor pertanian kini sudah terpolitisasi. Apalagi di Indonesia yang mayoritas warganya berlatar belakang pertanian atau berhubungan dengan sektor pertanian. Pangan pada hakikatnya akan selalu dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu negara. Tabiat manusia yang kebutuhannya tanpa batas harus dikendalikan semaksimal mungkin karena alam memiliki keterbatasan. Jika hal itu tidak sesegera mungkin dilakukan, bukan tidak mungkin manusia akan punah sebelum waktu yang ditentukan-Nya. B. Menuju Pertaniaan Modern Pertanian modern meliputi pertanian organik, hidroponik, holtikultura, dll. Metode ini akan dapat membawa keuntungan bagi para petani dengan banyak cara. Salah satu contoh pertanian modern adalah pertanian organik. Menghidupkan kembali kearifan lokal seperti ritual tanam, kalender musim/ pronoto mongso, kecocokan tanaman dengan karakteristik petani dan kondisi topografi/geografi setiap daerah seharusnya tidak dilupakan pertanian organik. Kearifan lokal dengan berbagai ragam pengetahuan manusia dihapus oleh pertanian modern, menjadi hanya satu pola bentuk pertanian. Bibit lokal, kearifan pengetahuan pertanian lokal dicap primitif oleh penggiat pertanian modern. Julukan primitif ini diikuti promosi besar-besaran jenis padi hibrida unggul, tahan terhadap segala jenis penyakit dan hama, produksi lebih tinggi, dan waktu panen yang cepat.

Praktik pertanian organik seharusnya membawa perubahan mendasar dalam kehidupan sosial yang dulu pernah ada dan hidup dikomunitas pedesaan. Dulu, hubungan antara pemilik tanah dan penggarap tidak hanya didasarkan pada ikatan ekonomis saja, tetapi mereka juga menjalin hubungan yang mengandung ikatan solidaritas sosial. Contohnya, bila salah seorang keluarga petani ditimpa musibah atau gagal panen, maka beban ini ditanggung oleh anggota komunitas yang lain, termasuk oleh pemilik tanah. Solidaritas masyarakat desa ini pulalah yang mencegah dan menyelamatkan keluarga-keluarga petani miskin dari bencana kelaparan yang disebabkan oleh kerawanan ekologis. Apabila pendekatan pertanian organik tidak holistik, maka pertanian organik tidak ubahnya seperti revolusi hijau.

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian pertanian modern Pertanian modern adalah pola bertandi dengan menggunakan alat-alat cangih dan dengan skala besar. Pertanian modern harus menggunakan peralatan modern. Apalikasi pertanian modern yang telah terlaksana seperti pertanian gandum, pertanian padi, pertanian anggur. B. Sistem Pertaniaan Modern Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan kimia buatan (pupuk dan pestisida), menimbulkan kekhawatiran berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang bertumpu pada pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal ini yang dilematis dan hal ini telah membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya (Mugnisjah,2001). Pertanian modern dikhawatirkan memberikan dampak pencemaran sehingga membahayakan kelestarian lingkungan, hal ini dipandang sebagai suatu krisis pertanian modern. Sebagai alternatif penanggulangan krisis pertanian modern adalah penerapan pertanian organik. Kegunaan budidaya organik menurut Sutanto (2002) adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi. Pemanfaatan pupuk organik mempunyai keunggulan nyatadibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinyamerupakan keluaran setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik berdaya amliorasi ganda dengan bermacammacam proses yang saling mendukung, bekerja menyuburkan tanahdan sekaligus menkonservasikan dan menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan. Dengan demikian penerapan sistem pertanian organik pada gilirannya akan menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas. Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panenyang dihasilkan. Semakin banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia, penggunaan pupuk dan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan teknologi modern. C. Ciri-ciri pertanian Modern (Napitupulu, 2000) 1. Usahanya merupakan industri/perusahaan pertanian, memenuhi skala ekonomi, menerapkan teknologi maju dan spesifik lokasi termasuk mekanisasi pertanian, menghasilkan produk segar dan olahan yang dapat bersaing di pasar global (likal dan internasional), dikelola secara profrsional, mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan, memiliki brand name (citra nama) berskala internasional dan mampu berproduksi di luar musim.

2. Pertanian mampu mengambil keputusankeputusan yang rasional dan inovatif, memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, mempunyai kemampuan maanajemen modern dan profesional, mempunyai jaringan (networking) yang luas, mempunyai akses informasi ke pasar global dan mempunyai posisi tawar yang kuat. 3. Organisasinya mempunyai organisasi/asosiasi di antara petani yang kuat (solid) dan berjenjang dari tingkat desa ke tingkat nasional, bisa mengakses lembaga keuangan dan lembaga bisnis lainnya. 4. Aturan mainnya mencerminkan adanya kesadaran tingkat makro dan mikro secara operasional berpihak kepada petani khususnya dalam konteks perdagangan global, tidak tumpang tindih, konsisten dengan meminimumkan inkonsistensi di antara berbagai kebijakan yang ada. D. Negara Pertanian Modern Ada 4 daftar negara-negara yang pertaniaan modernnya patut di contoh : 1. Jepang Sebagai negara dengan budaya teknologi yang tinggi, Jepang menerapkan juga teknologi untuk bidang pertaniannya. Pertanian di negara ini sangat diatur secara detail, dikerjakan secara serius, mengutamakan teknologi namun tetap ramah lingkungan. Dengan keunikan pengelolaannya itu, Badan Pertaniannya PBB (FAO) menjadikan daerah pertaniaan di Jepang masuk dalam daftar Warisan Penting Sistem Pertaniaan Global (GIAHS). Dengan porsi lahan pertanian hanya 25 % saja, masyarakat Jepang benar-benar memanfaatkan lahan mereka secara efisien, mereka menanam di pekarangan, ruang bawah tanah, pinggiran rel kereta, di atas gedung, pokoknya setiap lahan yang dapat dimanfaatkan mereka optimalkan. Pasca Tsunami yang meluluh lantahkan sebagian lahan pertaniannya, jepang merencanakan sitem pertanian yang lebih modern. Sistem pertanian yang dijalankan oleh robot, seperti traktor tanpa awak, mesin tanam dan mesin panen. Untuk menghalau hama jepang akan menggunakan teknologi lampu LED. 2. Belanda Menurut saya negara ini sangat mengagumkan dalam hal pengelolaan pertaniannya. Dengan luas wilayah yang relatif kecil bila dibandingkan Indonesia, pada tahun 2011 Belanda mampu menjadi negara peringkat 2 untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar didunia dengan nilai ekspor mencapai 72,8 miliar Euro. Produk andalannya adalah benih dan bunga. Sektor pertanian merupakan pendorong utama ekonomi di Belanda dengan menyumbang 20% pendapatan nasionalnya. Kunci dari majunya pertanian di Belanda adalah Riset. Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. Salah satu pusat riset pertanian yang terkenal disana adalah universitas Wageningen. 3. Amerika Serikat Amerika Serikat terkenal sebagai penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan tembakau di dunia. Harga produk-produk tersebut sangat mempengaruhi harga di dunia. Pertanian di sana dikerjakan dengan luas

kepemilikan lahan yang luas, dikerjakan dengan teknologi pertanian yang hampir separuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem irigasi dalam pengelolaan air pun di buat lebih efisien. 4. Taiwan Hasil ekspor produk pertanian di negara ini adalah USD 11,8 miliar atau 1,5% pendapatan nasionalnya. Seperti juga di negara dengan pertanian lainnya, separuh pengerjaan dilakukan dengan teknologi canggih. Contohnya dalam penanaman padi, mereka menerapkan sistem yang sangat berbeda dengan Indonesia. Bila di Indonesia bibit padi di semai pada satu hamparan sebelum dipindah pada lahan sawah, di Taiwan bibit padi dimasukan suatu wadah pot segi empat dengan ketinggian 2 cm, saat tanam menggunakan mesin dengan kecepatan 3 jam/ha. Cara ini dapat menghemat waktu, tenaga, biaya serta menghasilkan pertumbuhan padi lebih baik, karena pada saat tanam tidak perlu mencabut bibit dari persemaiaan yang akan membuat tanaman stress dan memerlukan waktu untuk adaptasi. Dari kesemua negara yang saya sebutkan tadi, ada benang merah yang membuat mereka maju dan terdepan dalam teknologi pertaniaan, yaitu dukungan pemerintahnya melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak terhadap petani, mengatur dan menata pengelolaan pertanian menjadi teratur, tertata dan mensejahterakan. Saya amat yakin, dalam hal sumberdaya manusia Indonesia pun tak kalah hebat, tinggal bagaimana menciptakan suasana yang kondusif di pertanian kita, Malaysia dan Thailand pun udah mulai menata pertaniaannya, sektor ini maju pesat di sana. E. Manajemen Pertanian Modern 1. Obat obatan Manajemen pertanian modern menitik beratkan pada segi: Produktivitas Efisiensi a. Produktivitas Merupakan upaya untuk menaikkan jumlah produksi dari lahan pertanian yang tersedia. Faktor faktor yang dapat menunjang hasil produksi antara lain: 1) Lahan 2) Kesuburan tanah 3) Bibit yang di gunakan 4) Tenaga kerja 5) Pupuk 6) Aspek manajemen pengolahan hasil 7) Modernisasi alat pertanian b. Efisiensi Efisiensi menurut pengertian ilmu ekonomi di bagi menjadi tiga : 1) Efisiensi teknis 2) Efisiensi alokatif (harga) 3) Efisiensi ekonomi

2. Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis apabila faktor produksi yang di pakai menghasilkan produksi yang maksimum. 3. Efisiensi harga di lihat dari profit (keuntungan) yang di dapatkan. 4. Efisiensi ekonomi yaitu apabila usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan harga Di Indonesia Gebrakan revolusi hijau terlihat pada dekade 1980-an. Saat itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida yang tidak manjur lagi. Contoh sistem pertanian modern Corporate Farming adalah sebuah sistem pertanian dengan menerapkan cara panggarapan lahan yang relatif luas secara bersamasama dalam satu sistem pengelolaan oleh sebuah perusahaan atau korporasi.

F. Pertanian Modern Pertanian modern bertujuan untuk memutus ketergantungan petani terhadap input eksternal dan penguasa pasar yang mendominasi sumber daya agraria. Pertanian modern merupakan tahapan penting dalam menata ulang struktur agraria dan membangun sistem ekonomi pertanian yang sinergis antara produksi dan distribusi dalam kerangka pembaruan agraria. Pelaksanaan pertanian modern bersumber dari tradisi pertanian keluarga yang menghargai, menjamin dan melindungi keberlanjutan alam untuk mewujudkan kembali budaya pertanian sebagai kehidupan. Oleh karena itu, SPI mengistilahkannya sebagai Pertanian modern berbasis keluarga petani, untuk membedakannya dengan konsep pertanian organik berhaluan agribisnis. Pertanian modern merupakan tulang punggung bagi terwujudnya kedaulatan pangan (Serikat Petani Indonesia, 2008) Pertanian modern meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosioekonomi. Pertanian modern direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia, mengendalikan erosi tanah dan gulma, serta memelihara kesuburan tanah. Pertanian modern memiliki konsep dasar yaitu mempertahankan ekosistem alami lahan pertanian yang sehat, bebas dari bahan-bahan kimia yang meracuni lingkungan. Dalam pertanian modern terdapat komponen dasar agroekosistem baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, dimana komponen dasar agroekosistem tersebut memadukan antara produktivitas (productivity), stabilitas (Stability), Pemerataan (equlity). Pertanian modern merupakan suatu ajakan moral untuk berbuat kebijakan pada lingkungan Sumber Daya Alam dalam usaha pertanian dengan mempertimbangkan 3 aspek, yaitu: a. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbangan lingkungan adalah

indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam. b. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi. Sumber daya alam terlanjutkan (tidak tereksploitasi). c. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus selaras dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh masyarakat setempat. (Lisa navita) 1. Pertanian modern berdasarkan fungsi dasar Ekonomi Penerapan pertanian organik, memberikan manfaat bagi masyarakat dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat antara lain : a. Produksi pertanian organik jauh dibawah hasil produksi sistem konvensional Adanya perbedaan hasil ini mencerminkan adanya perbedaan teknik bercocok tanam dan pengalaman petani. Industri pangan organik berkembang sangat cepat sementara petani belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk menerapkan sistem pertanian organik yang benar. Perbedaan hasil juga seringkali bergantung pada jenis tanaman yang diusahakan. Beberapa hasil penelitian di kawasan Timur Canada menunjukkan bahwa hasil gandum organik adalah 75% lebih rendah dibanding dengan gandum konvensional. Pada kasus cuaca yang tidak normal, misalnya musim kering yang panjang, maka produktivitas pertanian organik biasanya lebih tinggi dibanding pertanian konvensional. Di samping itu, pertanian organik juga relative lebih tahan terhadap gangguan hama dan penyakit. b. Minimnya akses transportasi pada lokasi-lokasi yang memenuhi syarat untuk budidaya pertanian organik Minimnya akses transportasi disebabkan karena daerah yang memenuhi syarat untuk budidaya pertanian organik adalah daerah yang minim pencemaran lingkungan. Hal ini menimbulkan beberapa implikasi lanjutan antara lain : (a). sulitnya mendistribusikan bahan input atau sarana produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida organik, benih, dan peralatan kerja; (b). sulitnya membawa hasil/produk pertanian organik dari lahan ke pasar; (c). mahalnya biaya untuk transportasi dari dan ke lokasi budidaya pertanian organik. c. Pertanian modern memerlukan biaya produksi relatif lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Khususnya untuk penyediaan input produksi pertanian konvensional memiliki biaya produksi lebih tinggi daripada pertanian modern. Dalam pertanian modern pembelian pupuk dan pestisida sintetis tidak diperlukan lagi. pengendalian gulma dilakukan secara mekanis. Pengolahan tanah untuk pengendalian gulma setelah tanaman tumbuh dilakukan dengan cara minimal. Banyak orang berpendapat bahwa pengendalian gulma akan meningkatkan frekuensi pengolahan tanah dan juga biaya. Dalam prakteknya, ternyata tidaklah demikian. Dengan perbaikan struktur tanah dan praktek pengelolaan yang baik, pertanian modern justru meminimalkan pengolahan tanah, atau lebih sedikit, dibanding pertanian konvensional.

d. Pendapatan petani modern sedikit lebih besar dibanding dengan petani konvensional. Secara umum, biaya produksi lebih rendah dan pendapatan lebih besar (karena premium price). Industri organik berubah sangat cepat sehingga mempengaruhi ketidakstabilan harga. Sebagai contoh, adanya harga tinggi pada satu jenis komoditi telah mendorong banyak petani menanam komoditi yang sama secara bersamaan. Ini menyebabkan harga turun ketika musim panen. Banyak orang berpendapat bahwa sejalan dengan waktu premium price akan stabil. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani, sebagai contoh biaya pembelian pupuk organik lebih murah dari biaya pembelian pupuk kimia; Harga jual hasil pertanian organik seringkali lebih mahal. Contoh, harga beras organik saat ini Rp. 8.000 13.000,-/kg sedang beras biasa Rp. 5.500 7.000,-/kg; Petani dan peternak bisa mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan jerami dan kotoran ternaknya;Bagi peternak, biaya pembelian pakan ternak dari hasil fermentasi bahan organik lebih murah dari pakan ternak konvensional; Pengembangan pertanian organik berarti memacu daya saing produk agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional akan produk pertanian organik yang terus meningkat. Ini berarti akan mendatangkan devisa bagi pemerintah daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani. e. Menciptakan lapangan kerja baru dan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan. Pertanian modern akan merangsang hadirnya industri kompos rakyat yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat pedesaan. Disamping itu, penerapan pertanian modern juga akan merangsang adanya kerjasama kemitraan antara petani peternak-pekebun untuk menerapkan sistem pertanian terpadu. Dalam hubungan ini, peternak mendapatkan bahan makanan ternak dari limbah pertanian (jerami dan dedak, misalnya) dari petani, sedangkan petani mendapatkan kotoran hewan dari peternak sebagai bahan kompos untuk usaha pertanian organiknya. Hal ini secara langsung akan menciptakan keharmonisan kehidupan sosial di pedesaan. 2. Pertanian modern berdasarkan fungsi dasar Ekologi Prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik dapat dipilahkan sebagai berikut: a. Memperbaiki kondisi tanah Dengan menggunakan sistem pertanian modern, tanah yang rusak dapat diperbaiki sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman, terutama pengelolaan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi tanah. b. Optimalisasi ketersediaan dan keseimbangan daur hara Jika menggunakan sistem pertanian modern ketersediaan dan keseimbangan daur hara dapat dioptimalisasi melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, penambahan dan daur pupuk dari luar usaha tani. c. Membatasi kehilangan hasil panen akibat aliran panas, udara dan air dengan cara mengelola iklim mikro, pengelolaan air dan pencegahan erosi. d. Membatasi terjadinya kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha preventif melalui perlakuan yang aman.

e. Pemanfaatan sumber genetika (plasma nutfah) yang saling mendukung dan bersifat sinergisme dengan cara mngkombinasikan fungsi keragaman sistem pertanian terpadu. f. Menghasilkan bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan g. Kualitas SDA dipertahankan h. Ramah lingkungan karena menggunakan pupuk kompos, ataupun pupuk kandang yang keseluruhannya berasal dari alam, i. Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. j. Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah Dalam pertanian modern diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah. Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa menggunakanpupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik-teknik seperti rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak, meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah,menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari. k. Penghematan energi Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya menggunakan 5080% energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan. l. Tidak mencemari air Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem pertanian lestari(sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa polusi air tanah(groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat dan fosfat menjadi hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan pestisida sintetis serta bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli juga seringkali terdeteksi di sistem perairan. Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-praktek pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air akibat penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam sistem pertanian organik. m. Tidak mencemari udara Pertanian modern terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari pupuk buatan tersebut. Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan (sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di tanah serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah. n. Dapat memanfaatkan limbah

Praktek pertanian modern mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik. o. Menciptakan keanekaragaman hayati Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis, namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar. Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika(Genetic Enggineering Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified Organism)serta produknya karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan sosial. Produk-produk seperti ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan resiko yang tidak dapat diterima pada integritas spesies. 3. Pertanian modern berdasarkan fungsi dasar Sosial a. Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada sistem pertanian berkelanjutan, tidak digunakan pupuk kimia secara berlebihan sehingga produk-produk yang dihasilkan layak konsumsi dan aman serta bergizi bagi masyarakat. b. Kebutuhan dasar seluruh masyarakat terpenuhi Dengan menerapkan sistem pertanian modern, hasil produksi yang di dapat stabil sehingga seluruh kebutuhan dasar masyarakat dapat terpenuhi. c. Segala bentuk kehidupan dihargai Manusia hidup di dunia tidak sendiri, melainkan berdampingan dengan hewaan dan tumbuhan. Dengan menerapkannya sistem pertanian modern, manusia, hewan, dan tumbuhan dan bekerjasama dengan baik dan semua berperan dalam menghadapi hidup. Sehingga semua bentuk kehidupan dapat dihargai. d. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani. Dengan digunakannya sistem pertanian modern dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani. Hal ini dikarenakan petani akan terhindar dari paparan(exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian. 4. Pertanian Modern : a. lebih banyak dan lebih bagus hasil yang akan dihasilkan jika dibandingkan dengan tradisional b. lebih efisien dan lebih simpel karena dibantu alat2 mekanik

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Pertanian modern adalah pola bertandi dengan menggunakan alat-alat cangih dan dengan skala besar. Pertanian modern harus menggunakan peralatan modern. Apalikasi pertanian modern yang telah terlaksana seperti pertanian gandum, pertanian padi, pertanian anggur. Pertanian modern yang bertumpu pada pasokan eketernal berupa bahan-bahan kimia buatan (pupuk dan pestisida), menimbulkan kekhawatiran berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, sedangkan pertanian tradisional yang bertumpu pada pasokan internal tanpa pasokan eksternal menimbulkan kekhawatiran berupa rendahnya tingkat produksi pertanian, jauh di bawah kebutuhan manusia. Kedua hal ini yang dilematis dan hal ini telah membawa manusia kepada pemikiran untuk tetap mempertahankan penggunaan masukan dari luar sistem pertanian itu, namun tidak mebahayakan kehidupan manusia dan lingkungannya Dunia pertanian modern adalah dunia mitos keberhasilan modernitas. Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya hasil panenyang dihasilkan. Usahanya merupakan industri/perusahaan pertanian, memenuhi skala ekonomi, menerapkan teknologi maju dan spesifik lokasi termasuk mekanisasi pertanian. Pertanian mampu mengambil keputusan-keputusan yang rasional dan inovatif. Organisasinya mempunyai organisasi/asosiasi di antara petani yang kuat (solid) dan berjenjang dari tingkat desa ke tingkat nasional. B. Saran Untuk menghindari krisis pangan negara, penerapan pertanian modern harus diperhatikan sisi positifnya, agar penggunaan lahan dapat seimbang. Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, dan demi kesempurnaannya mohon kritik dan sarannya, guna perbaikan makalah ini dan kedepannya. Atas partisipasinyaa penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA http://bageafajar17.blogspot.com/2013/03/ciri-ciri-pertanian-modern-napitupulu.html http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091015051007AAYFeK3 http://juvita.blog.com/pertanian-modern/ http://kenzhi17.blogspot.com/2012/09/pertanian-tradisionalkonvesional-dan.html http://nico03soil.wordpress.com http://sahabatppl.blogspot.com/2012/05/konsep-pertanian-modern.html https://sites.google.com/site/dangaulubai/legenda-sumpah-puyang-lubai/pertanian-mod http://suginugroho27.blogspot.com/2013/12/makalah-pertanian-modern.html http://tentangbajang.blogspot.com/2013/04/4-negara-dengan-pertanianmodern.html#sthash.A52eI5YR.dpuf http://www.academia.edu/4677864/Buku_pertanian_modern http://www.anneahira.com/pertanian-modern.htm

You might also like