Professional Documents
Culture Documents
Pd
H. SUDIRMAN, S. Pd
BAHRIE, S.Pd
DRAFT
BAHAN AJ AR
KE LAS V
KATA PENGANTAR
86
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah dan berkat izin, serta rahmat-Nya,
penyusun akhirnya berhasil menyusun buku Muatal Lokal. Buku ini khusus
disajikan untuk murid sukolah dasar/madrasah ibtidaiyah, yaitu :
Buku ini mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan
Permen Diknas No.22 tahun 2006.
Buku ini disusun guna memenuhi Standar Kompetensi yang ada pada
gilirannya memacu kemampuan dasar dalam Muatal Lokal agar dapat menjadi
pengetahuan serta wawasan tentang sejarah budaya nenek moyang orang Gumi
sasak sehingga peserta didik dengan mudah memahami apa yang sebenarnya
terjadi di masa sejarah dan prasejarah. Selain itu, penyusun buku ini juga untuk
memenuhi kekurangan buku-buku teks Muatal Lokal yang sampai sekarang
masih belum mencukupi.
Selain itu juga, sebagai tujuan utama penyususn buku ini adalah agar peserta
didik :
Penyusun
DAFTAR ISI
86
Kata Pengantar .......................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................
Program Tahunan..................................................................................................6
86
4. Ngurisang.............................................................................3
0
5. Nyunatang
...........................................................................32
Aktivitas Siswa...................................................................34
Uji
Kompetensi...................................................................34
Pelajaran 4 Sastra Sasak..................................................................................35
A. Kitab Peninggalan Lama..........................................................35
B. Tembang Sasak.........................................................................37
Tembang Tapel Adam..............................................................37
Tembang Pejambeq (Sinom)....................................................37
Aktivitas Siswa.........................................................................39
Uji Kompetensi ........................................................................39
Pelajaran 5 Bahasa Sasak Alus........................................................................41
Tuan Guru Pancor Ulamaq Belek ..........................................41
Aktivitas Siswa.............................................................................44
Uji Kompetensi.............................................................................44
Pelajaran 6 Cerita Rakyat Sasak......................................................................46
Cerita Balang Kesimbar................................................................46
Aktivitas Siswa.............................................................................65
Uji Kompetensi.............................................................................65
Pelajaran 7 Sejarah Sasak................................................................................66
Masuknya Islam di Gumi Sasak...................................................67
Tugas Individu..............................................................................68
A. Masuk dan Berkembangnya Agama Islam...............................68
Tugas Kelompok......................................................................70
B. Sunan Prapen Kembali ke Lombok..........................................70
Aktivitas Siswa.........................................................................73
86
Uji Kompetensi.........................................................................74
A. Besiloan....................................................................................97
B. Keduk Keke .............................................................................98
C. Cipuci – puci.............................................................................98
D. Jumpringan ..............................................................................99
E. Begasingan ..............................................................................99
Aktivitas Siswa...........................................................................100
86
Uji Kompetensi...........................................................................100
PROGRAM SEMESTER I
Jumlah = ..........pekan
C. Banyaknya Pekan Efektif = Banyak Pekan Total – Banyak Pekan Tidak
Efektif =.........pekan
D. Banyaknya Jam Pembelajaran = Banyak Pekan Efektif x Jam Pembelajaran
1 Minggu =.........pekan
.............,................................
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala ...............................
(........................................) (......................................)
86
PROGRAM SEMESTER II
Jumlah = ..........pekan
G. Banyaknya Pekan Efektif = Banyak Pekan Total – Banyak Pekan Tidak
Efektif =.........pekan
H. Banyaknya Jam Pembelajaran = Banyak Pekan Efektif x Jam Pembelajaran
1 Minggu =.........pekan
.............,................................
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala ...............................
(........................................)
(......................................)
NIP : ............................... NIP :
..............................
86
PROGRAM TAHUNAN
Satuan Pendidikan : .............................................................
Mata Pelajaran : .............................................................
Kelas Semester :
.............................................................
Tahun Pelajaran : ............................................................
Alokas
No Standar kompetensi Kompetensi Dasar i
Waktu
1 Memahami asal usul dan • Menjelaskan arti dan makna 8 Jam
persebaran nenek moyang serta sasak dan Lombok
kehidupan di masa lampau pada
masyarakat Suku Sasak
86
di masyarakat Gumi Sasak berkembang di Gumi Sasak
Mengetahui
...............,............................
Kepala ............................... Guru Mata
Pelajaran
(........................................)
(......................................)
NIP : ............................... NIP :
..............................
86
PELAJARAN I
SEJARAH SASAK
STANDAR KOMPETENSI
Memahami asal usul dan persebaran nenek moyang serta kehidupan di
masa lampau pada masyarakat Suku Sasak
KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan arti dan makna sasak dan Lombok
INDIKATOR
1. Menjelaskan arti dan makna Sasak
2. Menjelaskan arti dan makna Lombok
3. Menjelaskan arti dan makna Sasak Lombok sebagai satu kesatuan
4. Mendeskripsikan sifat-sifat orang Sasak Lombok
86
MATERI PELAJARAN
ARTI dan MAKNA SASAK LOMBOK
Sasak dan Lombok memiliki arti yang beraneka ragam, adapun Sasak
dan Lombok dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Dari sumber lisan : Sasak karena zaman dahulu ditumbuhi hutan
belantara yang sangat rapat.
2. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa :
Sasak diartikan buluh bambu atau kayu yang di rakit menjadi satu.
3. Kitab Negarakertagama (Decawanana). Sasak dan Lombok dijelaskan
bahwa Lombok Barat disebut Lombok Mirah dan Lombok Timur disebut
Sasak Adi.
4. Dr.C.H. Goris : Sasak berasal dari bahasa Sansekerta (Sak = pergi dan
Saka = asal). Jadi orang Sasak adalah orang yang meninggalkan
negerinya dengan menggunakan rakit sebagai kendaraannya. Orang
yang pergi tersebut dimaksudkan adalah orang Jawa. Hal ini dibuktikan
dengan adanya silsilah para bangsawan dan juga hasil sastra digubah
dalam bahasa Jawa Madya dan berhuruf Jejawan (huruf Sasak).
5. Dr Van Teeuw dan P. De Roo De La Faille : Sasak berasal dari
pengulangan tembasaq (kain putih) yaitu saqsaq sehingga menjadi Sasak
dan Kerajaan Sasak berada disebelah barat daya.
6. Ditjen Kebudayaan Propinsi Bali : di Pujungan Tabanan Bali terdapat
sebuah tongtong perunggu yang dikeramatkan bertuliskan “Sasak dana
prihan, srih javanira”. Tong tong itu di tulis setelah Anak Wungsu
(sekitar abad ke-12).
7. Dalam babad Sangupati,
Lombok terkenal dengan nama Pulau Meneng (sepi).
86
8. Steven van der Hagen, : Pada tahun 1603 di Labuan Lombok banyak
beras yang murah dan hampir setiap hari di kirim ke Bali sehingga
pelabuhan Lombok dipopulerkan menjadi Lombok
Sampai akhir abad ke-19, pulau Lombok terkenal dengan nama
Selaparang. Kerajaan ini semula bernama Watu Parang kemudian berubah
menjadi Selaparang. Dalam suatu memori tentang kedatangan Gajah Mada
di Lombok, waktu itu pulau Lombok disebut Selapawis (bahasa kawi : sela
berarti batu dan pawis berarti ditaklukan). Jadi Selapawis berarti batu yang
ditaklukan.
TUGAS INDIVIDU
86
Selanjutnya dijelaskan arti dan makna Sasak Lombok ditinjau dari
beberapa segi, antara lain :
1. Segi Bahasa.
Bahasa Sasak sangat sederhana, paling banyak hanya terdiri dari
dua suku kata. Cukup dengan menambahkan kata ”timur” atau “barat”,
dan ”Utara atau Selatan” Contoh Mamben Lau’, Mamben Deye.
Kemudian apabila di tempat itu berdiri sebuah pohon, misalnya pohon
asam maka dusun yang dicarikan nama itu, cukup dinamakan dengan
”Dasan Bagik” (bagik = asam).
2. Segi keyakinan dan bermasyarakat
Suku Sasak bersandar pada Sa’sa’ Lombo’, sebagai sesuatu yang
diyakini. Hal ini berpengaruh positif dalam hidup dan kehidupannya.
Adapun sikap-sikap yang dimaksudkan dalam hidup beragama yaitu
a. Penyerahan diri kepada Tuhan (Tauhid).
b. Taat kepada Tuhan
c. Taat kepada pemerintah
d. Taat kepada orang tua.
Suku Sasak sangat teguh memegang apa yang diajarkan
sebelumnya begitu pula dalam hidup bermasyarakat seperti :
a. Penyebaran Islam pada tingkat permulaan hanya yang shalat
para mubalig, karena mereka sangat taat dengan ajaran yang
sudah diterimanya dari guru yang pertama tadi. Hal ini terbukti
pada masyarakat yang dinamakan ”Islam Waktu Telu”.
b. Penduduk Lombok sangat taat kepada orang tua (ibu bapak
atau orang yang lebih dewasa). Jika orang tua telah memiliki
pendapat atau saran, maka yang lainnya harus ikut pendapat
atau saran tersebut.
Kejujuran atau kesederhanaan mereka beranggapan bahwa orang
yang lebih tua dan patut lebih dihormati itu tidak akan membohonginya.
86
Itulah yang menjadi dasar bagi masyarakat ”Waktu Telu” pada masa
transisinya, bahwa untuk menjalankan syari’at agama, lebih banyak
diserahkan pada para Kiyai dan Pemangkunya.
3. Segi ketaatan kepada pemerintah.
Kesederhanaan orang Sasak dalam menjalankan ajaran agamanya
”taat kepada Tuhan, taat kepada Rasul dan taat kepada pemerintah”.
Dalam hal ini nampak kelemahan bagi mereka yang bulat-bulat
menyerahkan persoalannya kepada seorang pemimpin. Kalaupun ada
yang kemudian ternyata menipunya, mereka juga tidak akan memberikan
reaksi yang berlebih-lebihan. Paling-paling mereka akan menggerutu
dalam bahasa sasak mengatakan : ”Ia penje ia penjahit, ia pete ia dait,
bagus pete bagus tedait, lenge pete lenge tedait”.
Dari penjelasan tersebut di atas maka dapat disimpulkan nama suku dan
pulau ini berasal dari ”Sa’sa’Lombo” menjadi Sasak Lombok yang artinya
satu-satunya kelurusan. Dengan demikian orang Sasak Lombok adalah
orang-orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran (kelurusan).
AKTIVITAS SISWA
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Sebutkan arti Sasak menurut kata !
1
2 Sebutkan arti Sasak Lombo’ menurut segi
bahasa !
3 Sebutkan arti Sasak Lombo’ menurut segi
keyakinan dan bermasyarakat !
4 Sebutkan arti Sasak Lombo’ menurut segi
ketaatan kepada pemerintah !
86
a. buluh kayu
b. buluh bambu / buluh kayu yang dirakit menjadi satu
c. daun bambu yang berserakan
d. daun kayu yang terbakar
2. Menurut kitab Negarakertagama sasak dan lombok berarti.....
a. Lombok mirah dan sasak adi
b. Lombok selatan dan lombok utara
c. Lombok kuning dan lombok tengah
d. Lombok merah dan lombok selatan
3. Sebelum kerajaan ini bernama Selaparang dulunya di sebut...
a. Batu parang c. Karang batu
b. Gunung batu d. Gunung batu
4. Menurut bahasa Kawi sela berati...dan pawis berarti....
a. Bata dan takluk
b. Batu dan ditaklukkan
c. Rakit yang ditaklukkan
d. Pohon tertakluk
5. Menurut H. LUKMAN sasak lombok berarti....
a. kesatuan yang terpuji
b. kesatuan yang terpecah
c. kesatuan yang terlurus
d. kesatuan yang terikat
86
4. Apa bunyi pepatah orang Sasak yang artinya “perbuatan yang baik
dibalas dengan kebaikan dan pekerjaan yang jelek dibalas dengan
kejelekan pula” !
5. Sebutkan arti Lombok menurut babad Sangupati !
Kompetensi Dasar
86
PELAJARAN II
ADAT SASAK
STANDAR KOMPETENSI
Memahami adat nenek moyang serta kehidupan di masa lampau pada
masyarakat Suku Sasak
KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan adab bertamu cara Sasak
INDIKATOR
1. Menjelaskan waktu bertamu cara Sasak
2. Menjelaskan tata cara menerima tamu
3. Memberikan contoh cara menerima tamu
MATERI PELAJARAN
ADAB BERTAMU CARA SASAK
Kapan saja dan siapa saja dapat datang ke rumah seseorang untuk
bertamu, baik dengan berjanji terlebih dahulu atau tanpa membuat janji
terlebih dahulu. Dalam bahasa Sasak bertamu disebut betemue. Bertamu
yaitu mengujungi rumah orang lain baik itu keluarga, sahabat kerabat atau
siapa saja. Apabila seseorang pergi mengujungi rumah orang lain, dalam
tatakrama adat Sasak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
86
1. Waktu Bertamu
86
bertiang empat ). Selain Berugaq, ada juga bale jajar ( karena konstruksi
tiangnya berjajar) atau disebut sekenem yang jumlah tiangnya enam buah.
Fungsi sekenem sama dengan berugaq tetapi ukurannya lebih luas, sekitar
5x3 meter. Di sinilah lazimnya orang Sasak menerima tamu yang
diakrabinya. Karena berbentuk bale-bale sehingga di kedua jenis
bangunan (berugaq atau bale jajar/sekenem) tidak disediakan kursi, akan
tetapi caranya dengan duduk bersila.
3. Menerima Suguhan
86
Orang Sasak, pada dasarnya tidak menerima budaya
tangan kiri (left-handed). Anak-anak yang terlahir kidal, dipaksa
untuk mengubah bawaan alaminya untuk mengikuti "Budaya
tangan kanan" dengan cara yang kadang-kadang dipaksakan.
86
kemarahan atau merendahkan lawan bicara. Karena itu, sangat
dihindari penggunaannya dan digantikan dengan kata situ, Anda
atau “side” (bhs. Sasak).
86
Orang Sasak memiliki tradisi makan bersama dengan cara duduk.
Tradisi ini memiliki aturan-aturan kecil yang mesti diperhatikan.
Adalah bijak bagi tamu jika mengenal tradisi keseharian tuan
rumah. Seseorang akan merasa lebih dihargai jika menyaksikan
bahwa tamunya bersedia mengikuti tradisi yang dianut tuan rumah. Itu
bisa membuat tuan rumah menjadi lebih cepat akrab.
Selain itu, orang Sasak makan dengan lauk dan daging dari
wadah yang sama, dan tidak selalu disediakan sendok. Memang
terasa lebih akrab, kendatipun sudah mulai dipertanyakan dari segi
kesehatan dan kebersihan, namun inilah yang sudah teradat di
Gumi Sasak.
86
Ketiga, selama acara makan bersama berlangsung, tidak boleh
membicarakan hal-hal yang menjijikkan, membuang ingus,
mengunyah makanan sampai mulut berbunyi mecak *) bahkan
tidak umum berbicara berlebihan.
d. Bersiul
e. Mengumpat
86
Dalam konteks pergaulan dan keakraban yang dalam, terutama di
kalangan orang Sasak kebanyakan, dua orang Sasak yang saling bertemu,
akan saling mengumpat dengan kata-kata yang kotor lagi kasar.
Bagi orang Sasak, ada tiga bagian tubuh yang tidak boleh dipegang
atas alasan yang berbeda yaitu kepala, telinga dan pundak. Jangan
coba-coba memegang kepala laki- laki di luar keperluan untuk bercukur
atau mungkin mencabut ubannya. Mereka sangat menjaga
kepalanya agar tidak dipegang sembarang orang, karena
diartikan sebagai tindakan merendahkan atau terkalahkan. Lain
lagi maknanya memegang telinga. Mereka tak menyukainya karena
ini salah satu cara untuk menantang berkelahi. Memegang pundak
juga tidak lazim. Seseorang yang telah dipegang pundaknya
merupakan pertanda ia telah dikuasai (under controlled) oleh
pemegangnya. Kadang orang Sasak beranggapan bahwa dipegang
pundaknya berarti direndahkan.
g. Berludah
86
Selain mengumpat seperti disebutkan di muka, dalam
mengekspresikan perasaan marahnya, orang Sasak juga akan
memperlihatkan dengan cara berludah. Tetapi cara berludah di sini
bukan dilakukan dengan cara yang lazim sebagaimana berludah alami,
melainkan dengan membuat tarikan kuat di rongga mulut lalu
dikeluarkan dengan tekanan dan bunyi yang kuat pula bekoeek
Biasanya bekoeek*) dilakukan dengan cara yang
demonstratif, langsung di depan seseorang yang ingin dijadikan
target kemarahannya. Ada kalanya orang yang ditargetkan tidak di
tempat maka dapat juga diperlihatkan kepada lawan bicara yang
ada, akan tetapi tetap saja untuk memperlihatkan kemarahannya
kepada orang ketiga yang dibencinya.
TUGAS
A.Diskusikan
86
3. Kapan saatnya kita bertamu ke rumah orang lain?
B. Demonstrasikan tatacara bertamu di depan kelas !
BETABEQ
“ O, bagus geti, jeri side bei uah ceket petangan diriq kandoq. Alo bei
mudahan de lueq mauqde lindung.
Loq Udin beterus bungkukan awakne, sambilne si pentun ime kawan papah
jejengku. Ye liwat langan julun Papuq Selamah sambilne si beruni “
Tabeeeq Papuq!”
Papuq Selamah bebase kodeq “ Oh, gamaq sopan geti kanak kodeq
sino. Bagus geti perajahan dengan toaqne. Mudahan gamak lueq kanak lain
si nurut ceren kanak si bagus sino!”.
TUGAS
I. Cobalah peragakan cara Loq Udin liwat di depan Papuq Selamah. Salah seorang
temanmu berperan sebagi Papuq Selamah.
86
3. Bagaimana perasaan Loq Udin ketika mendapat restu dan doa dari Papuq
Selamah?
4. Coba sebutkan, kepada siapa saja kita harus betabeqa?
5. Apa saja hala-hal yang tidak baik dilakukan bila kita lewat di depan
orang lain yang sedang duduk?
II. Terjermahkan ke dalam Bahasa Indonesia bacaan tersebut. Bisa dikerjakan
di rumahmu sebagai PR.
Penilaian:
a. Sikap
b. Tugas Kelompok
c. Tugas Individu
86
Eleq kodeq, jqngke beleq tadedengah
TUGAS
I. Diskusikan dengan temanmu!
1. Siapakah orang yang paling utama dan paling berjasa terhadap kita?
2. Mengapa kita harus berbakti kepada kedua orang tua ?
3. Sebutkan jasa-jasa ibu dan ayah kepada anak.
4. Bagaimanakah cara terbaik kita berbakti kepada kedua orang tua?
5. Jika orang tua sudah meninggal duni, bagaimanakah cara kita
berbakti?
II. Buatlah puisi dengan bahasa Sasak atau bahasa Indonesia . Kalian boleh
memilih slah satu judul di bawah ini
1. Inaq
2. Amaq
3. Pangeran Inaq
4. Pangeran Amaq
5. Baktiku Untukmu
6. O,Amaq O,Inaq
7. Bundaku Sayang
8. Permataku
9. Pelita Hidupku
10.Ke mana Ku Cari
86
Niki wasiat lekan pengelingsir Gumi Sasak
Junjungan alam telah bersabda
Sungguh celaka si budak harta
Umat Islam di mana berada
Asalnya satu dan bersaudara
(Wasiat renungan masa)
PELAJARAN III
BUDAYA SASAK
86
STANDAR KOMPETENSI
Memahami seluk beluk budaya masyarakat Sasak
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan upacara adat yang berkembang di masyarakat Gumi Sasak
INDIKATOR
1. Menjelaskan tata upacara adat kelahiran masyarakat Gumi Sasak
2. Menyebutkan urutan upacara kelahiran masyarakat Gumi Sasak
MATERI PELAJARAN
UPACARA KELAHIRAN
1. Bretes
Upacara bretes dilakukan setelah usia kandungan tujuh bulan
dengan maksud memberikan keselamatan kepada ibu dan calon
banyinya. Setelah banyi lahir, ari-arinya diperlakukan sama dengan sang
banyi, karena menurut mereka ari-ari adalah saudara sang banyi yang
oleh orang-orang Sasak disebut adik-kakak, berarti bayi dan ari-arinya
adalah adik-kakak.
Setelah ari-ari dibersihkan kemudian di masukkan ke dalam periuk
atau tempurung kelapa setengah tua yang sudah dibuang airnya
kemudian ditanam di wilayah penirisan yang diberi tanda dengan
gundukan tanah seperti kuburan. Sebagai batu nisannya dipergunakan
bambu kecil berlubang yang diletakkan berdampingan dengan lekesan
daun sirih yang sudah digulung dan diikat dengan benang putih, pinang,
kapur sirih dan rokok tradisional. Semua kelengkapan tadi ditata dalam
rondon. Rondon tersebut dari daun pisang yang berbentuk segi empat
menyerupai kotak.
86
2. Melahirkan anak
Setelah itu mengadakan sesaji atau selamatan melalui upacara
tertentu yang berkaitan aktivitas kehidupan mereka sehari-hari, sebagai
mana halnya yang dilakukan wanita Sasak apabila melahirkan, maka
suaminya segera mencari belian (dukun beranak) yang mengetahui seluk
beluk melahirkan tersebut.
Dalam melahirkan, apabila calon ibu kesulitan dalam melahirkan
maka belian atau dukun beranak menafsikan bahwa tingkah laku sang ibu
sebelum hamil, misalnya kasar terhadap suami atau ibunya, untuk itu
diadakan upacara seperti menginjak ubun-ubun, meminum air bekas cuci
tangan yang disertai dengan mantra dan sebagainya agar mempercepat
kelahiran sang bayi.
3. Molang Malik
Pada saat bayi berumur tujuh hari diadakan upacara molang malik
(membuang sial) diperkirakan dalam usia tersebut pusar bayi telah gugur.
Pada kesempatan itulah sang bayi diberi nama dan diperbolehkan keluar
rumah. Belian (dukun beranak) mengoleskan sepah sirih di atas dada dan
dahi sang bayi maupun ibunya. Di beberapa tempat di Lombok selain
upacara molang malik dikenal juga upacara pedak api yang pada
hakikatnya bertujuan sama. Prosesi pelaksanaan pedaq api adalah :
a. Mem-boreh sang ibu dengan boreh yang sudah diramu atau di
haluskan dan diberi doa oleh dukun beranak.
b. Setelah selesai memboreh lalu dukun menyiapkan bara api yang
terbuat dari sabut kelap yang di taburi kemenyan dari daun
lemundi (sejenis tumbuhan pardu).
c. Ibu bayi menggunkan kain secara berkembeng (kain sampai
batas dada) sambil menggendong bayinya dan berdiri diatas bara
api dan kemudian dukun memberinya doa / mantra.
86
d. Setelah dukun beranak atau belian selesai berdoa bara api
disiram dengan air bunga rampai (medak api)
e. Kemudian sang ibu menyembe’ dan menjam-jam (mendoakan si
bayi menurut kehendak sang ibu). Hal ini dilakukan apabila tali
pusar sang bayi sudah kering dan terlepas dari pusarnya.
Pada saat itu juga diadakan upacara turun tanah (turun gumi)
dengan menurunkan bayi tersebut sebanyak tujuh kali ke atas tanah.
Bertepatan dengan ini juga diadakan pemberian nama pada si bayi.
Untuk bayi perempuan diturunkan bilamana terdapat alat nyesek
(menenun) dan untuk bayi laki-laki diturunkan bilamana terdapat
tenggele/bajak (alat pertanian). Umumnya dibeberapa tempat, si bayi
yang melangsungkan upacara pedaq api digendong memakai umbaq
(lempot). Bila bayinya perempuan maka yang dipakai adalah umbaq
yang dipakai milik ayah, sedangkan jika laki-laki maka yang dipakai
adalah umbaq milik ibunya.
Bagi orang Sasak, pusar si bayi yang sudah jatuh disimpan dan
dibungkus dengan kain putih dan kemudian dimasukkan ke dalam
tabung perak atau kuningan untuk dijadikan azimat. Selain itu air bekas
siraman pusar bisa dijadikan obat apabila si anak sakit mata.
4. Ngurisang
Upacara ini sangat penting artinya bagi sebuah keluarga, rambut
yang di bawa dari dalam kandungan di sebut bulu panas, maka harus
dihilangkan. Untuk itu masyarakat Sasak melakukan selamatan, doa atau
upacara sederhana yang disebut ngurisang. Pada upacara ini pihak
keluarga mengundang para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh
adat untuk membacakan selakaran yang terdiri dari untaian do’a dan
Shalawat Nabi.
Biasanya seorang laki-laki atau ayahnya menggendong bayi
tersebut sambil berjalan berkeliling dihadapkan orang –orang yang
86
sedang membacakan selakaran serta masing –masing yang hadir
memotong sedikit rambut sang bayi dengan gunting yang direndam
dalam air bunga. Pada upacara ini dikenakan sabuk pemalik yakni alat
yang dipergunakan untuk menggendong si bayi. Sabuk pemalik dianggap
keramat karena proses pembuatan dan penyimpanannya berdo’a.
Upacara ngurisang biasanya diadakan secara besar-besaran dan
diikuti dengan upacara bekekah yaitu memotong hewan kurban di sebut
begawe kekah. Sering kali terkadang pelaksanaan bekuris agak mundur
karena terkait dengan finansial. Namun jika tidak mampu cukup pergi ke
dukun beranak yang telah membantu kelahirannya. Dalam hal ini cukup
mengantar sesaji (andang-andang) dan sabuk katik (sejenis umbak tepi
berukuran kecil dengan bentuk masih bersambung). Sabuk ketiq di
masyarakat Sasak disebut Lempot puset atau sabuk kuning.
Beberapa kelompok masyarakat ada yang melaksanakan upacara
ngurisang di pedewaq atau kemaliq (ritual waktu telu) disebut begawe
rasul. Sebelum upacara ngurisang dimulai terlebih dahulu dibuatkan
umbaq kombong yaitu umbaq yang rumbainya tidak terdapat ikatan
kepeng bolong (uang logam China). Jika terdapat ikatan pada rumbainya
maka umbaq tersebut dipergunakan pada upacara ngayu-ayu di
masyarakat Sasak.
Tenun umbaq kombong dibuat oleh ibu atau nenek yang dipandang
memiliki kemampuan secara spiritual dan tidak dalam keadaan kotor.
Jika tidak memiliki kemampuan dapat mendatangkan bencana bagi si
penenun.
5. Nyunatang
86
Nyunatang (Khitanan) selain merupakan acara adat, juga
merupakan acara keagamaan dalam hal ini terkenal dengan nama
“nyunatang”. Pada umumnya suku Sasak memeluk agama Islam yang
dalam ajarannuya diperintahkan bagi anak laki-laki untuk dikhitan
( nyunatang). Dalam nyunatang terjadi pertalian antara nilai-nilai agama
Islam dengan Tradisi lama yang berkembang dalam suku Sasak, sehingga
diadakan pada bulan Maulid nabi besar Muhammad SAW. Anak laki-laki
yang akan dikhitan bisanya berumur lima tahun atau tujuh tahun, namun
dalam prakteknya anak-anak berumur empat tahun pun dikhitan. Dalam
upacara nyunatang ada beberapa hal yang harus dilakukan :
a. Menjelang Nyunatang
Upacara adat nyunatang adalah salah satu upacara yang sangat
penting bagi masyarakat Sasak yang selalu dipestakan yang
disebut begawe. Dalam prosesi begawe ini banyak sekali dilalui
berbagai macam acara seperti pergi membersihkan beras ke mata
air yang diiringi dengan bunyi-bunyian musik tradisional
gendang belek atau gamelan.
b. Pelaksanaan Nyunatang
Sehari sebelum pelaksanaan nyunatang terlebih dahulu
diambilkan air kemaliq untuk disiram ke ujung kemaluan yang
akan dipotong , biasanya diiringi dengan bunyi-bunyian. Proses
86
penyiraman dan pemandian dilangsungkan pada tengah malam.
Pada keesokan harinya untuk menyenangkan anak yang akan
disunat maka anak tersebut diarak dengan praja (kuda/singa kayu)
yang diiringi dengan musik dan rombongan yang berpakaian
adat.
Anak yang akan dikhitan dibawa ketempat penyunatan (sepekat).
Setelah disunat segera diobati, untuk mengurangi pendcarahan pada
bekas sunatan, ditaburi bulu kucing yang dicampur dengan kuning telur,
supaya lekas kering ditaburi dengan batu karang yang telah ditumbuk
halus.
Pada masyarakat Sasak, upacara nyunatang dilaksanakan pada
hari Kamis sebagai puncak acara dalam bulan Maulid. Hal ini dikaitkan
dengan kelahiran seorang Rasul pembawa agama Islam. Kegiatan ini
bermakna simbolis atas pengakuan, pembentukan dan pembinaan dalam
fase awal untuk menjadi seorang muslim. Oleh karena itu, diyakini
sangat tepat upacara nyunatang dirangkaikan dengan peringatan akhir
kelahiran Nabi.
Kemudian, untuk keperluan nyunatang dibuatkan pepaosan yaitu
balai yang dihias sebagaui tempat duduk undangan yang melambangkan
derajat upacara resmi. Untuk menghias tempat pepaosan sering
digunakan kereng kemaliq (kain yang disucikan ), sedangkan petugas
yang disuruh membuat pepaosan adalah seorang nyaka dan mantri yang
didatangkan dari berbagai kampung. Bagi anak-anak Sasak yang akan
dikhitan diharuskan memakai kereng yang khusus ditenun pada bulan
Rabiul Awal.
AKTIVITAS SISWA
86
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Sebutkan tata urutan upacara kelahiran
1
masyarakat Sasak !
2 Apa yang dimaksud dengan beretes..?
3 Tulislah proses melahirkan cara Sasak...!
4 Apa yang dimaksud dengan Ngurisan..?
A. UJI KOMPETENSI
86
PELAJARAN IV
SASTRA SASAK
MATERI PELAJARAN
STANDAR KOMPETENSI
A. KITAB PENIGGALAN LAMA
Memahami sastra yang berkembang di masyarakat Gumi Sasak
KOMPETENSI DASAR
• Menjelaskan sastra Gumi Sasak
INDIKATOR
1. Menyebutkan kitab-kitab sastra peninggalan lama
2. Menyebutkan macam-macam tembang
3. Memberikan contoh cara membaca tembang
86
Penelitian sastra lama, merupakan inventarisasi kebudayaan yang sangat
penting, karena dengan inventarisasi itu kita akan mengetahui dan
memahami kebudayaan yang kita miliki. Pemahaman atas pernyataan bahwa
sastra adalah cerminan masyarakat dapat ditafsirkan bahwa di dalam produk
karya sastra terdapat nilai – nilai yang luhur yang dapat dijadikan cermin dan
tuntunan manusia di dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai luhur
yang dimaksudkan dapat berupa nilai psikologis, nilai sosial, nilai religius,
nilai budi pekerti, nilai etika, nilai pendidikan, ekonomi, budaya dan politik.
Oleh karena itu sering dikatakan bahwa sastra lama yang merupakan produk
kebudayaan mengandung nilai yang multidimensi. Pemahaman sastra secara
konprehensif dapat dijadikan sebagai filter dalam menbendung pengaruh
negatif budaya luar yang dikhawatirkan akan dapat merusak aqidah, akhlak,
serta keluhuran bangsa.
Pertama, yang ditulis dengan dengan huruf Jajewen (bentuknya mirip dengan
huruf Jawa dan Bali) terdiri dari 18 huruf yang dinamakan aksara Sasak (Ha na
ca ra ka).
86
Kedua, ditulis dengan huruf Arab Melayu. Tulisannya menggunakan huruf Arab
namun menggunakan bahasa Melayu.
Cerita yang disadur dari cerita menak terdapat dalam berbagai judul
seperti Banyurung, Kendit Birayung, Kabar Sundari, Gentur Bumi, Pedang
kem-kem. Sedangkan naskah yang berbentuk karangan seperti Silsilah Batu
Dendeng, Rambitan, Babat Sakra, Babat Praya, Babat Pringgabaya, Babat
Selaparang, Pengeling-eling, mantre dan naskah mengenai obat-obatan
tradisonal (Drs. V.J. Herman dkk, 1991 : 9).
A. TEMBANG SASAK
Sai dakuq side sanak, Sai aran dait leman embe, ape dakuq depete
ngambar. Maraq lampaq ngelalu aiq. Lupaq langan lupaq diriq. Ajong
ombeh nurut baur. Betakilan isiq lelakaq. Bekesundung pejan diriq. Mete
bukti langan irup belelangon.
86
Silaq simpang sepemamaq. Lekoq buaq apuh gambir.Penjambeq isin
penginang. Pacang katur jan rezeki.Sang nebau jari bukti.Langan si bener
te pete irup.
Lueq langan, lueq entan. Panjak Neneq jagak diriq.Araq genem leq dowe
bande. Mele kuase guna mandi. Ie mele teparan sakti. Bau negak jari
Datu. Araq dengan ketungkulan. Mete ilmu mete sakti. Selapuqne bau jari
kesusahan.
Araq sopoq basen pangeran. Lamunku mele tetu tuwi. Jari manusie saleh
solah. Lenteng langan gaweq bakti. Inget diriq jagaq diriq. Kaji diriq
leman si tuhu.Si kuase Allah Ta’ale. Ndeqne pegat dalem angen. Jari
sesambatan ate buaq penginang.
Dalem Islam sino teparan. Laku iling amalan zikir. Sekadi maraq manik
deside Allah. Dalem kitab Quran suci. Inget Neneq merang ate. Tenangan
jiwe dait qalbu. ( Q.S.Ar-raad-28). Jari langan tekerisaq. Niat ingsun
sembah puji. Tipak Pangeran Gusti Allah Taale.
Nanging mule bangse Sasak. Durus tunggak mete jati. Langan tulis
pemgilingan. Kitap ate si resik suci. Nemu gusti dalem diriq. Mance
warne tunggal wujud. Mule sopoq si ndoeang aran. Ratu jagat nenek
Kaji. Si nentuan idup mate suke susah.
Pasek ling sino iman. Teguq, tegel, ubaye janji.Jagak lengkaq pegawean
solah. Besopoq angen raos dan pikir. Ye sino teparan tindih.Yan siq
tetandoq batur Lakon irup care Sasak. Tobat Islam turut Nabi Ompol-
ompol serah diriq tipaq Allah. (Q.S. Ar-rad 29-30)
86
Ndeqne lueq pengajahan. Kediq raos berkat mandi. Pegawan solah siq
pembadaq. Ate meneng jari muni. Ajong lengkaq metu tulis. Mate
pendengah ji beguru. Isiq idup siq pegawean. Jari sangunte lalo mate.
Adeqne ndeq tunggang jaran karing tolang.
Inaq amaq bije sanak. Tiang ngiring sami iling. Doe bande dengan toaq.
Bebadong adeqte sakti. Silaq sami pade ngaji. Bukaq ate nuntut ilmu.
Langan tulis pengilingan. Kitab laeq salon gumi. Polahne tiding jari nasib
awak.
Kitab sne Tapel Adam. Nuturan tipaq pelinggih sami. Perkare idup
manusie. Paicen Neneq Rabbul izzati. Kodal leman sir ilahi. Gedong latif
geden luhur. Kesengihan Nur Muhammad metu jari sifat diriq. Langan
irup medunye jeri menusie.
Tekocapang jari manusie. Empat perkare jari sai’. Tanak, aiq, geni,
pawake. Takican zat sifat dekaji. Jalal, jamal, kahar, kamil. Sino kocap
jari leluhur. Sifat Cahye nur Muhammad. Jari turas manusie sejati. Zat
sifat manunggaling gusti kaula.
AKTIVITAS SISWA
86
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Tulislah nama-nama kitab peninggalan lama
1
masyarakat gumi Sasak !
2 Apa yang dimaksud dengan Tembang ?
3 Tulislah macam-macam Tembang !
4 Buatlah tembang dengan kata-kata sendiri !
UJI KOMPETENSI
1. Tulislah dua macam Tembang yang kamu ketahui !
86
PELAJARAN V
STANDAR KOMPETENSI
Memahami bahasa Alus yang berkembang di masyarakat Gumi Sasak
KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan Bahasa Alus Masyarakat Gumi Sasak
INDIKATOR
1. Menyebutkan tingkatan bahasa Sasak
2. Membaca wacana bahasa Sasak Alus
3. Berkomunikasi dengan bahasa Sasak Alus
4. Mengenal tanda baca aksara Sasak
MATERI PELAJARAN
BAHASA SASAK ALUS
86
Syaggaf. Leq waktu nike Tuan Guru Maulana Syekh masihna leq dalem
bosang Mamiq bini na si bepesaingan Hj. Halimatus Sya’diyah. Mamiq lakine
bepesaengan Tuan Guru H. Abdul Majid.
Waktune si rauh kedue wali Allah niki, bepesen tipaq mamiqne isiq
Tuan Guru. Jari bebaosne Wali Allah niki “ Lamun bebije sebinian pelinggih,
aranin ye Muhammad Syaggaf”. Maraq nike pesen lekan Wali Allah nike.
Seuwahan sino, jarak empat jelo, tetu bebije ye Mamiq Bini leq tanggal
17 Rabiul Awwal, tahun 1324H, bebarengan kence tahun 1906 M.Wahne
tabijean M. Bijene niki metu laki. Mamik laki ilingan pemesenan lekan Wali
Allah nike, banjo teranin ye bijene niki aran Muhammad Syaggaf.
Saking mule uah keturunan perwangse dait dengan alim, make leq
mase kanak-kanakne M. Syaggaf nike sampun uah penggitan tande- tande
kepinteran dait kealimanne. Mule jati ye si teharepan jari dile leq Gumi Sasak
niki dait jari Ulamq beleq isiq Mamikne laki bini.
Telanjutan lumbar nuntut ilmu aning dese Mekkah. Leq waktu nike
mule jati nyate ruen kasih sayang Mamiq Bini, si nyerminan bijane nuntut ilmu,
teturut iye isiq Mamiq bini muq malik endah tetunggu ye si nuntut ilmu leq
Mekkah, sampe leq derike taoqne ninggal dunie Mamiq Bini.
86
Saking uah mule pinter, dalem waktu ndeqne sue laloq kurang lebih
lime taun bau ye selesaian pelajarane leq dese Mekkah. Laguq nenten puas
pekayunan sampe nike, lanjutan pendidikanne lek Shalatiyah Mekah jua’ si
tepimpin isiq Syekh Salim Rahmatullah. Tekocapan leq Madrasah nike Tuan
Guru jari Bintang Pelajar saking isiq pinterne. Kehebatanne nike teekuin isiq
Syekh Hasan Muhammad Al Masysyath salaq sopoq Gurune si paling tunahne.
Gurune niki jua si lueq jasene kader pare Ulama’ seluruh dunie.
AKTIVITAS SISWA
86
a. Silaq teperajahin bacaan leq atas nike, beterus lengkapi kolom. Ndaq
lupaq pete jawaban dalem bacaan.
86
86
86
86
86
86
AKTIVITAS SISWA
86
No Kalimat Aksara Sasak
UJI KOMPETENSI
b. Silaq side berajah pinaq kalimat basa alus ngadu kosa kata si uah araq
leq dalem kolom!
Conto: - Bapak Kepale Dese Suredadi rauh nyerminan masyarakatne si
gotong royong pinaq jembatan.
- Bijen Mamiq Jaye lumbar munggah begunung tipaq Segare Anak.
1. ..............................................................................................
2................................................................................................
3. ..............................................................................................
4................................................................................................
Silaq side salin kalimat niki ngadu tulisan Sasak !
5. Tiang demen berajah nulis.
6. Guru tiang inges gati.
7. Sekolah tiang baru jari .
8. Guru Bahri rajin nulis
86
9. Guru Antok demen bejorak
10. Selapuq guru tiang pinter-pinter.
PELAJARAN VI
STANDAR KOMPETENSI
Memahami cerita yang berkembang di masyarakat Gumi Sasak
86
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan cerita yang berkembang di Gumi Sasak
INDIKATOR
1. Menjelaskan tokoh-tokoh dalam cerita rakyat Sasak
2. Menyebutkan nama tokoh dalam cerita rakyat Sasak
3. Menyebutkan tempat terjadinya cerita Balang Kesimbar
4. Menceritakan kembali cerita Balang Kesimbar
MATERI PELAJARAN
MEMBACA DONGENG
86
tengah masyarakat dengan budi pekerti yang baik. Balang Kesimbar
tergolong anak yang rajin, tekun dan penyabar. Mengingat kakeknya yang
sudah lanjut uloqa, ia berusaha membantu kakeknya dalam menyiapkan
segala keperluan hidup yang apa adanya.
86
tentang Jayeng Rane masa kecil. Inilah kesempatan baik bagiku untuk
menontonnya. Apakah Kakek mengizinkan aku?”.
86
Menjelang pagi ketika pertunjukan selesai, maka para penjaga
kebersihan istana mulai melakukan tugas yaitu membersihkan sampah
sampah yang berserakan karena penonton amat ramai. Ketika tiba di
pintu gerbang, petugas istana sangat terkejut. Ia terkejut melihat coretan
pada tembok istna. Setelah diamati ternyata coretan itu berbentuk seekor
harimau yang amat ganas, dan bermata tujuh buah. Dua buah mata
terdapat di kepala seperti lazimnya, dua buah terdapat pada kedua sisi
pinggang, dua buah lainnya terdapat pada pantat, sedang sebuah lagi
terdapat pada ekor. Melihat hal itu petugas berpikir dalam hati.
“Siapakah gerangan yang berani sekali menggambar pada tembok ini.
Memang gambarnya bagus, tetapi kalau diketahui oleh baginda raja, pasti
beliau akan murka. Ketimbang aku sendiri yang kena marah, lebih baik
hal ini kulaporkan”.
86
terlihat pada gambar itu. Harimau bermata tujuh yang kelihatan aneh.
Bila gagal menemukannya nyawanya sebagai pengganti. Kini
kuperintahkan untuk mencari yang melakukan perbuatan ini sampai
dapat!”, kata sang Raja kepada prajuritnya.
86
“Apakah kau yang menggambar di tembok gerbang itu?”, tanya raja.
“Apa sebab kau begitu berani menggambar di tempat itu? Bukankah itu
tembok gerbang istana?. Tidakkah kau mengetahui bahwa dilarang untuk
mencoreng-coreng tembok istana? Tetapi karena kau telah mengakui
perbuatanmu, sekarang kau kutugaskan mencari seekor harimau seperti
yang telah kau gambar itu. Harimau garang dengan mata tujuh buah.
Ingatlah Balang, jika kau gagal menemukan harimau bermata tujuh maka
nywamu jadi penggatinya. Nah, berangkatlah!”
86
Esok hari ketika pajar mulai menyingsing, dan embun telah
melepaskan diri dari dedaunan, Balang Kesimbar dibangunkan oleh
kakeknya. Setelah memohon restu kepada orang tua itu, Balang Kesimbar
turun dari rumah dan memulai pengembaraan untuk menyelesaikan tugas
yang amat berat. Lama ia dalam perjalanan dan menemukan berbagai
rintangan yang berat. Ia masuk hutan keluar hutan, menuruni lembah dan
mendaki tebing. Sepanjang jalan ia kehausan dan kelaparan.Ia berjalan
seakan tanpa arah dan tujuan pasti. Di dalam hati ia terus berpikir, ” Mana
mungkin harimau itu kutemukan, tetapi... mengapa akau melukis nya
dengan begitu saja? Ada rahasia apa dengan lukisan itu? Pertanyaan
semacam itu terus mengganjal di benaknya. “. Setelah melewati
beberapa hutan belantara, di depannya ia melihat padang tandus yang
begitu luas Ia berkata dalam hati ”Kalau aku melintasinya juga pasti
badanku akan binasa. Jalan lain tak ada lagi di kiri kanan ku terdapat
sungai yang amat dalam. Aduh, apa akalku sekarang?”.
86
kehabisan bekal dalam pengembaraan yang tidak menentu ini. Setelah
berjalan beberapa lama ia tiba di sebuah padang yang lain. Padang itu
dipenuhi dengan kalajengking yang amat berbisa dan tak terbilang
banyaknya. Balang Kesimbar merasa ngeri menyaksikan hal itu.
“Untunglah raksasa itu sedang tidur. Kalau tidak pasti aku binasa
karenanya. Tampaknya sangat mengerikan”.
86
Untuk mengatasi kesulitan itu Balang Kesimbar kembali pergunakan
bungkusan tadi dan berhasil dengan selamat. Ia telah melewati raksasa itu
dengan aman.
Pada saat yang paling keritis ini, tiba-tiba angin puyuh dahsyat melanda
padang itu. Semua yang berada di dalamnya diterbangkan. Demikian pula
Balang Kesimbar tak luput dari sasaran angin puyuh itu. Ia diterbangkan
entah kemana. Tiba-tiba ia meluncur jatuh dan berada di atas sebatang
pohon sawo. Ketika membuka mata ia merasa heran. Dan sadarlah ia
akan apa yang telah terjadi. Kemudian ia memanjatkan puji syukur
kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Kini ia sadar bahwa perjalanannya
86
selalu mendapat perlindungan. Karena merasa sangat payah, ia pun
beistirahat di atas pohon itu.
“Suara apakah itu?”, tanyanya dalam hati. “Ada jugakah manusia lain di
tengah hutan belantara ini?”. Ia mencari arah suara itu. Ia memasang
telinga dengan baik. Benar. Ia mendengar suatu suara. Sumbernya tak
jauh dari tempat itu. Setelah diperhatikan dengan seksama jelaslah
baginya suara itu suara alat tenun. Ketika pandangannya terarah ke bawah
pohon sawo, ia melihat seseorang.
86
“Hai lelaki, cepatlah turun sebelum kakekku kembali. Kalau ia
mengetahui ada manusia lain di tempat ini, pasti musnah dimakannya.
Ketahuilah kakekku adalah seorang raksasa”.
“Pastilah raksasa itu yang telah kujumpai dalam perjalanan bisik hatinya.
“Cucuku, aku mencium bau manusia lain di tempat ini. Aku sungguh
gembira dengan tak bersusah payah, santapan telah berada diujung
hidung”.
“Kek, yang kakek cium itu adalah bauku. Kalau berniat menyantapku,
santaplah sekarang juga”.
“O, tidak. Aku tak akan tega memakan dagingmu. Kau sangat kusayangi.
Sukar mencari cucu secantik kau. Nah, sekarang cobalah katakan apa
keinginanmu. Akan kucarikan secepatnya”.
“Terima kasih, kek. Carikanlah aku buah-buahan yang masih segar. Aku
sangat ingin memakannya”.
Dengan singkat diceritakan raksasa itu pun terbang ke suatu tempat yang
ditumbuhi berbagai jenis buah-buahan. Tak lama kemudian ia pun telah
kembali dengan membawa berbagai jenis buah-buahan, berupa buah
manggis, salak, durian, duku, dan lain-lain.
86
“Nah, sekarang apalagi yang kau ingini cucuku?”.
“Kek, kalau benar kakek sayang padaku, carikanlah aku daging rusa yang
segar. Aku sangat ingin menikmatinya. Maukah kakek?”.
“Ha, cucuku. Pasti ada manusia lain di tempat ini. Sedap benar baunya.
Kini aku akan dapat menyantap daging manusia lagi”.
“Bukan, Kakek. Yang kakek cium itu pastilah bauku sendiri. Bila kakek
berniat menyantapku, santaplah”.
“O, tidak. Sedikitpun tak ada niatku untuk memakanmu. Aku tidak gila
memakan cucuku sendiri. Apalagi kau cantik sekali dan amat kusayangi.
Tetapi apakah yang kau ingini lagi? Katakanlah cucuku”.
“Ah, kakek, terlalu baik hati. Kakek telah terlalu payah. Lebih baik kakek
beristirahat terlebih dahulu. Bukankah makanan masih cukup banyak.
Bagaimana kalau aku mencari kutumu, kek. Bukankah telah lama aku tak
pernah mencarinya. Barangkali jumlahnya terlalu banyak”.
Demikianlah ia pun mulai mencari kutu di kepala raksasa itu. Raksasa itu
pun merasa senang dan nyaman.
86
“Kek, kutu kakek bukan main besarnya. Sungguh luar biasa. Mengapa
dibiarkan saja, kek?”
“Ah, cucuku. Kutu itu memiliki suatu rahasia. Tak seorangpun boleh
mengetahuinya. Kalau rahasia ini bocor, pastilah kakek akan binasa”.
“Kek, aku ingin benar memiliki seekor harimau bermata tujuh. Keinginan
itu telah lama terpendam dalam hatiku. Sekarang keinginan itu tak
terkatakan lagi besarnya. Kek, tangkaplah aku”.
“Cucuku, harimau yang kau inginkan itu sangat sulit untuk diperoleh.
Kalu toh aku bisa menemukannya, maka untuk menangkapnya pasti
sangat sulit. Menurut dugaanku harimau seperti itu mungkin terdapat di
hutan belongas atau pengantap. Tetapi lebih baik kalau kau meminta
benda yang lain.
“Tidak kek. Aku tidak ingin benda lain. Aku hanya menginginkan
harimau bermata tujuh. Kalau kakek tidak bisa mencarikan lebih kalau
aku mati. Biarlah aku mati karenanya. Sekarang juga”.
86
“Jangan cucuku. Kau tidak perlu senekat itu. Sekarang juga aku akan
berangkat mencarinya”.
“O, terima kasih kek. Telah lama aku menginginkan harimau semacam
itu.
Nah, kalau demikian kek, aku punya satu keinginan lagi. Kalau
kakek dapat penuhi aku sangat bahagia”.
86
“Ha, kalau permata semacam itu yang kau kehendaki, mudah bagiku.
Mengapa tak kau katakan sejak dulu. Sekarang juga aku akan berangkat agar
segera dapat kembali”.
“Apa yang bagi tuan putri akan kuturut saja”, jawab Balang
Kesimbar.
86
rumahnya. Karena itu ia segera pulang. Setelah tiba raksasa itu langsung
berseru.
Tak ada suatu jawaban yang tersengar. Raksasa itu langsung memasuki
rumah. Semua sudut diteliti dengan cermat. Tentu saja ia tak menemukan
seseorang.
86
Dengan tangkas putri itupun mempergunakan senjata simpanannya. Ia
menghantam raksasa itu, sehingga gerakannya terhalang. Tetapi raksasa
itu berusaha terus untuk maju. Dan pada hantaman berikutnya akhirnya
raksasa itu roboh di tengah padang dan tidak bernapas lagi.
“Kek, Apa boleh buat”,kata putri itu dengan sedih sambil memandang
bangkai raksasa itu.
86
Kesimbar berada di dalamnya, maka sumur itu beramai-ramai akan
dijatuhi batu. Pastilah Balang akan mati di dalamnya. Bila siasat itu
gagal, Balang Kesimbar akan diperintahkan memanjat pohon kelapa yang
amat tinggi. Setelah berada di puncak pohon, orang banyak akan
menebang pohon kelapa tersebut dan pastilah Balang Kesimbar akan
mati.
Mendengar hal itu tentu saja raja sangat kecewa. Karena niatnya
untuk memiliki isteri Balang Kesimbar menjadi terhalang. Tetapi, raja
tidak berputus asa. Niat untuk menyingkirkan Balang Kesimbar tetap
menyala dalam hatinya. Raja memerintahkan untuk menguji warna darah
Balang Kesimbar. Apabila ternyata Balang Kesimbar berdarah merah,
maka ia akan di bunuh. Tetapi, apabila ia berdarah putih maka dia berhak
menjadi raja.
86
upacara penobatannya menjadi raja. Mereka menyelenggarakan pesta
empat puluh hari empat puluh malam. Dengan demikian, Balang
Kesimbar mulai memerintah kerajaan dengan aman dan sentosa, dan
didampingi oleh permaisuri yang memang berasal dari putri. Dengan
demikian rakyat hidup rukun, damai dan negeri menjadi aman serta
makmur.
AKTIVITAS SISWA
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Tulislah nama-nama tokoh dalam dongeng
1
balang Kesimbar !
2 Tulislah nama tempat terjadinya dongeng
Balang Kesimbar...!
3 Bagaimanakah suasana dalam Dongeng Balang
Kesimbar...!
UJI KOMPETENSI
86
SEJARAH SASAK
STANDAR KOMPETENSI
Memahami seluk beluk masuknya dan berkembangnya Agama Islam di Gumi
Sasak Lombok
KOMPETENSI DASAR
• Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya Agama Islam di Gumi
Sasak
INDIKATOR
1. Menyebutkan nama-nama penyebar Agama Islam di Gumi Sasak
2. Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya Agama Islam di Gumi
Sasak
3. Menjelaskan penyebaran agama Islam di beberapa tempat di Gumi
Sasak
86
(H.Lalu Lukman, 2005). Sejak abad ke 13 Masehi Labuan Lombok
banyak dikunjungi para pedagang yang berasal dari Palembang, Banten,
Gresik dan Sulawesi. Dengan demikian agama Islam mulai merasuki
Lombok. Mula-mula kedatangan mereka untuk berdagang, kemudian banyak
diantara mereka yang bertempat tinggal menetap bahkan mendirikan
perkampungan-perkampungan. Sampai sekarang pun masih dapat kita lihat
bekas-bekasnya seperti perkampungan Bugis di Labuan Lombok. Para
pendatang dengan suku Sasak mengadakan hubungan. Dalam hubungan itu
timbul rasa saling hormat menghormati dan harga menghargai. Dengan sadar
atau tidak sadar terjadilah ambil mengambil dan pengaruh mempengaruhi
dalam berbagai bidang seperti budaya dan agama. Yang dianggap baik dan
cocok diterima sedangkan yang tidak cocok ditinggalkan.
Labuan Lombok sebagai pelabuan dagang disinggahi para pelaut dan
saudagar muslim dari Jawa dan mulailah timbul bandar-bandar tempat para
pedagang sehingga semakin ramai.
(Tawalinuddin Haris, HS, 2002), menjelaskan melalui saluran
perdagangan tersebut terbawa pula kitab-kitab kesusateraan yang
bernafaskan agama Islam seperti Roman Yusuf, Serat menak. Selain itu juga,
Al Qur’an terbawa oleh para pedagang untuk mengaji di tempatnya masing-
masing.
(Tawalinuddin, HS, 2002). Ketika berkembang pesatnya perdagangan
rempah-rempah, di Bali dan Lombok sudah berkembang perdagangan sarung
yang diangkut oleh kapal-kapal dari Gresik.. Menurut Wisselius
kemungkinan besar bahwa sejak abad ke-14, pedagang-pedagang muslim
telah melakukan pelayaran dan perdagangan di sepanjang Pantai Utara Pulau
Jawa, Selat Madura Pesisir Timur pulau Lombok, pulau-pulau Sunda Kecil
sampai ke Maluku.
86
Dengan demikian penyebaran agama Islam di pulau Lombok melalui
perdagangan, perkawinan, dan juga melalui seni sastra, ukir, pewayangan
dan lain-lain.
TUGAS INDIVIDU
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
NO PERTANYAAN JAWABAN
86
Menurut Faille, setelah turun dari kapal, pasukan pangeran Prapen
mendarat, Raja Lombok dengan sukarela memeluk Agama Islam tetapi
rakyatnya tetap menolak sehingga terjadi peperangan yang dimenangkan
oleh pihak Islam.
Pendapat lain menyebutkan bahwa Raja Lombok awal mulanya
menolak kedatangan Islam, namun setelah Pangeran Prapen menjelaskan
maksudnya yaitu untuk menyampaikan misi suci dengan cara damai maka
beliaupun diterima dengan baik, tetapi karena hasutan rakyatnya kemudian
Raja Lombok ingkar janji dan mempersiapkan pasukan sehingga terjadilah
peperangan. Dalam peperangan itu, Raja Lombok terdesak dan melarikan
diri tetapi malang bagi raja yang dikejar oleh Jayalengkara lalu beliau
dibawa menghadap ke Pangeran Perapen. Beliau kemudian diampuni dan
mengucapkan dua kalimah syahadat serta dikhitan. Masjidpun segera
dibangun sedangkan Pura, Meru, Babi, dan Sanggah dimusnahkan. Seluruh
rakyat diislamkan dan dikhitan kecuali kaum wanita penghitanannya ditunda
atas permintaan Syahbandar Lombok.
Setelah berhasil mengislamkan Raja Lombok, Sunan Perapen dengan
pasukannya mengislamkan kedatuan-kedatuan lainnya seperti Pejanggik,
Langko, Parwa, Sarwadadi, Bayan, Sokong dan Sasak (Lombok Utara). Hal
ini memiliki bukti-bukti adanya tinggalan arkeologi seperti mesjid-mesjid
tua, makam-makam kuno dan sebagainya. Dalam mengislamkan kedatuan-
kedatuan lainnya, sebagiannya masuk Islam dengan sukarela sebagian lagi
masuk Islam dengan cara kekerasan seperti di Parigi dan Sarwadadi. Setelah
itu beberapa tahun kemudian seluruh Lombok memeluk agama Islam,
kecuali Pajarakan dan Pengantap.
TUGAS KELOMPOK
86
2. Agama Islam masuk ke Lombok dibawa oleh siapa ?
3. Apa tujuan dan maksud Sunan Prapen datang ke Lombok ?
4. Apa yan g dilakukan Sunan Prapen terhadap masyarakat Lombok yang
tidak mau memeluk Agama Islam ?
5. Sebutkan 2 (dua) bukti bahwa Islam telah berkembang di Pulau Lombok
!
B. Sunan Prapen Kembali ke Lombok
Tawalinuddin Haris, HS. 2002. Sesuai dengan misi yang diemban dari
Ratu Sunan Giri, maka setelah mengislamkan kerajaan-kerajaan lainnya di
pulau Lombok, maka Sunan Prapen melanjutkan penyebaran Islam ke
Sumbawa, Dompu dan Bima. Sepeninggal Sunan Perapen, keadaan agama
Islam di Lombok sangat menyedihkan karena kaum wanitanya menolak
memeluk agama yang baru itu. Hal ini sangatlah beralasan karena masih
kuatnya pengaruh agama sebelumnya dan juga adanya pengaruh dari Karang
Asem di Bali sebagai kerajaan yang kuat dan tangguh.
Timbulnya permasalahan ini kemudian Sunan Prapen kembali lagi dan
mendarat di Lombok melalui Sugian untuk menyerang penduduk yang masih
kafir. (Menurut Van der Kraan), dalam penyerangan ini penduduk
Lombok terpecah menjadi 3 (tiga) bagian yaitu ;
1. Kelompok yang melarikan diri dan mengungsi ke gunung-gunung masuk
hutan dikenal dengan Orang Boda,
2. Kelompok yang takluk dan masuk Islam dikenal sebagai Waktu Lima,
3. Kelompok yang hanya takluk di bawah kekuasaan Sunan Perapen dikenal
sebagai Penganut Wetu Telu.
(Menurut de Graaf), rencana Sunan Perapen untuk mengislamkan
Pulau Bali terpaksa ditunda karena mendapat perlawanan dari Dewa Agung
Gelgel yaitu Dewa Agung Batu Renggong yang pada pertengahan abad ke-
16 berusaha membendung penyebaran Agama Islam yang dilakukan oleh
86
orang-orang Jawa dari arah barat maupun orang-orang Makasar dari arah
Timur. Oleh sebab itu, pengaruh Kerajaan Gelgel di bagian barat Pulau
Lombok yang besar sehingga Sunan Prapen mendarat di pantai timur
(Labuan Lombok).
86
Berita lain menyebutkan, Sunan pengging, pengikut Sunan Kalijaga
datang ke Lombok pada tahun 1640 untuk menyiarkanagama Islam
(sufi). Ia kawin dengan putri dari kerajaan
Parwa sehinggga meninmbulkan kekecewaan raja Goa. Selanjutnya, raja
Goa menduduki Lombok pada tahun 1640. Sunan Pengging terkenal
dengan nama Pangeran Mangkubumi lari ke Bayan. Salah satu bukti yang
dapat dijadikan sebagai kajian tentang awal penyebaran agama Islam
adalah Mesjid Kuno Bayan Beleq.
2. Islam di Pujut
3. Pangeran Sangupati
(H. Usri Indah Handayani, 2004), Pangeran Sangupati adalah
putra Selaparang yang dianggap Waliyullah, ia mengarang kitab
Jatiswara, Prembonan, Lampanan Wayang, Tasawuf dan Fiqh. Pendapat
lain menyebutkan bahwa Pangeran Sangupati berasal dari Jawa yang
sengaja berkelana untuk menyebarkan Agama Islam dan memiliki nama
86
asli di Jawa yaitu Aji Datu Semu, sedangkan, di Sumbawa dikenal dengan
nama Tuan Semeru.
Pendapat lain menyebutkan Pangeran Sangupati adalah tokoh
agama Hindu yang menyebarkan agama Hindu di kalangan ummat Islam
karena Islam yang dianut oleh para penduduk masih sangat lemah, maka
beliau menyebarkan agama Islam Waktu Telu (Wetu Telu) suatu bentuk
peralihan dari agama Boda tua ke agama Waktu Lima dan dia dikenal
dengan nama Pedanda Wau Rauh.
Selain tokoh-tokoh tersebut ada juga yang disebut-sebut sebagai
penyebar Agama Islam di Lombok yaitu Al-Fadal.
AKTIVITAS SISWA
86
b. peperangan, persahabatan, perkawinan dan pewayangan
c. adu domba, perkawinan dan seni ukir
d. seni ukir, tari, kekerasan, dan perkawinan
3. Siapakah tokoh yang mengislamkan raja-raja di Pulau Lombok...?
a. Sunan Bonang c. Sunan Prapen
b. Sunan Kalijaga d. Sunan Giri
4. Setelah beberapa tahun semua kerajaan di pulau Lombok berhasil
diislamkan kecuali ada dua daerah yaitu...
a. Bayan dan Sakra c. Selaparang dan Bayan
b. Selaparang dan Pejanggik d. Pajarakan dan Pengantap
5. Kelompok yang melarikan diri dan mengungsi ke gunung-gunung masuk
hutan di kenal dengan sebutan...
a. Waktu lima c. Orang boda
b. Waktu telu d. Agama Budha
6. Kelompok yang yang takluk dan masuk Islam di dikenal sebagai sebutan...
a. Orang boda c. Waktu lima
b. Waktu telu d. Agama Budha
7. Kelompok yang hanya takluk di bawah kekuasaan Sunan Prapen dikenal
sebagai penganut...
a. Waktu telu c. Orang boda
b. Waktu lima d. Agama budha
8. Siapakah nama tokoh yang menyebarkan Agama Islam di Bayan...
a. Gaoz Abdul Razak c. Sunan Prapen
b. Syek Abdul Qadir d. Sunan Qudus
9. Salah satu bukti bahwa agama Islam berkembang di Bayan adalah...
a. Pura c. Masjid
b. Gereja d. Candi
10.Siapakah nama lain dari Wali Nyatok....
a. Gaos Abdul Razak c. Syaid Abdul Wahab
86
b. Syaid abdurrahman d. Syaid Syaidin
11.Didaerah manakah Wali Nyatok menyebarkan Agama Islam....
a. Bayan c. pejanggik
b. Pujut d. Sakra
12.Siapakah nama Ibu kandung Dewi Anjani...?
a. Denda Qamariah c. Dende Islamiyah
b. Dende gamaria d. Dende Ayu Ringgit
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan proses masuknya Agama Islam di Pulau Lombok !
2. Sebutkan 2 ( dua) bukti nyata bahwa Agama Islam telah berkembang
di Pulau Lombok !
3. Jelaskan proses masuknya Agama Islam di Bayan !
4. Jelaskan proses masuknya Agama Islam di Pujut !
5. Jelaskan mengapa Sunan Prapen tidak dapat mengislamkan orang-
orang di Pulau Bali ?
Dawek ngiring gamel pituah niki
PELAJARAN VIII
BUDAYA SASAK
STANDAR KOMPETENSI
Memahami seluk beluk budaya masyarakat Sasak
KOMPETENSI DASAR
86
Mendeskripsikan budaya yang berkembang di masyarakat Gumi Sasak
INDIKATOR
1. Menjelaskan tata cara upacara perkawinan masyarakat gumi Sasak
2. Menyebutkan urutan peristiwa upacara perkawinan masyarakat gumi
Sasak
MATERI PELAJARAN
UPACARA PERKAWINAN
86
atau kepeng jamak, bahkan kadang-kadang secara selabar ini
dirangkaikan dengan permintaan wali sekaligus.
5. Ajikrama (sorong serah): bersal dari kata “aji” dan “krama” aji
berarti nilai dan kerama berarti cara atau adat. Berarti ajikrama
artinya nilai adat. Ajikrama disebut juga sorong serah yaitu suatu
pernyataan persetujuan kedua belah pihak baik dari pihak
perempuan maupun dari pihak laki-laki mengirim rombongan yang
terdiri dari 20 sampai 30 orang mendatangi keluarga pihak
perempuan dengan membawa harta benda yang dinamakan
gegawan. Rombongan ini disebut penyorong sedangkan keluarga
pihak perempuan yang akan menerima disebut penanggap. Macam-
macam harta benda yang dibawa penyorong adalah :
86
memiliki makna sebagai penghapus bekas telapak kaki di atas
tanah yang pernah dilewati oleh calon mempelai wanita
sewaktu ia melarikan dirinya meninggalkan orang tua dan
keluarganya.
6. Nyongkolan
86
dalam pelaksanaan nyongkolan keluarga pihak laki-laki disertai
oleh kedua mempelai mengunjungi pihak keluarga peerempuan yang
diiringi oleh kerabat dan handai tolan dengan mempergunakan
pakaian adat diiringi gamelan bahkan gendang beleq.
AKTIVITAS SISWA
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Tulislah tata urutan upacara m perkawinan
1
masyarakat Sasak !
2 Apa yang dimaksud dengan Mesejati..?
3 Apa yang dimaksud dengan Meselabar...?
4 Apa yang dimaksud dengan Bait Janji..?
5 Apa yang dimaksud dengan Sorong Serah...?
86
UJI KOMPETENSI
PELAJARAN IX
ADAT SASAK
STANDAR KOMPETENSI
Memahami adat nenek moyang serta kehidupan di masa lampau pada
masyarakat Suku Sasak
KOMPETENSI DASAR
Menjelaskan adab Mangan Nginem cara Sasak
INDIKATOR
1. Menjelaskan waktu Mangan Nginem cara Sasak
2. Menjelaskan tata cara Mangan Nginem cara Sasak
3. Memberikan contoh cara Mangan Nginem cara Sasak
86
MATERI PELAJARAN
ADEP MANGAN NGINEM
Silaq Tebace!.
86
Lamun arak bewet atawa tolang nasiq si terik, Papuk Gunisah uah
siapan penunjuk marak ntan penyuit gigi. Ye isikne tunjuk nasi si terik
ampokne keloran ye. Jeri beketoan tiang” Makat ngeno angkunde
bekelor wayah ?”. Napi Jawab Papuk Gunisah? “ Mule ye ntan dengan
mangan pengareq-areq Nabinte Nabi Muhammad”.
AKTIVITAS SISWA
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Coba jelaskan urutan tatacara makan yang dicontohkan
1 oleh Papuk Gunisah
2 Bagaimanakah kebiasaan cara kalian makan selama ini di
rumah?
3 Bagaimana sikapmu jika ada bagian makan yang kurang
kamu senangi dihidangkanb oleh orang tua?
4 Mengapa kita harus bersikap sopan terhadap makan.
5 Bolehkah kita makan sambil berdiri? Jelaskan
pendapatmu
86
UJI KOMPETENSI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
86
PELAJARAN X
BABAD LOMBOK
STANDAR KOMPETENSI
Memahami babad yang berkembang di masyarakat Gumi Sasak
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan babad Lombok yang berkembang di Gumi Sasak
INDIKATOR
1. Menjelaskan kembali isi babad Lombok
2. Menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat dalam babad Lombok
3. Menceritakan kembali isi babad Lombok
MATERI PELAJARAN
SADURAN KITAB DAUN LONTAR
86
dari Nabi Adam untuk manusia. Isi pesan tersebut ialah barang siapa yang
hendak bertemu dengan Nabi Adam hendaklah ia mendirikan sanggah, sanggar
serta sesaji. Babi, anjing, tuak dan berem dihalalkan semua. Ajaran ini
kemudian disebut wratsari, dibawa oleh pendeta gurundeh dari Buda Klin.
Maka banyaklah umat manusia yang terseret ke dalam ajaran iblis.
86
Bagian selanjutnya dari babad ini menuturkan kisah asmaara yang
berujung tragis antara Lala Seruni dengan Sandubaya.raja Lombok bernama
Kerta Jaya, yang tergila-gila pada Lala Seruni. Kerta Jaya telah melaksanakan
tipu daya dan menyuruh membunuh suami Lala Saruni (Sandubaya) di hutan
perburuan Gebong. Namun akhirnya sang pembunuh pun menemui ajalnya
karena membanting diri ke batu ketika Lala Seruni dibawa oleh Cukli Ajaib ke
tengah Samudra untuk menyatu dengan roh suaminya.
Yang menarik dari cerita ini adalah pelaksanaan perang yang dilakukan
secara aneh, yaitu dengan bersenjatakan binatang laut (pasukan kerajaan
Lombok) melawan pasukan kerajaan Brangbantun yang bersenjatakan jajan dan
bahan makanan lainnya. Bentuk perang seperti ini diusulkan oleh Prabu
Rangkasari karena ingin menghindari korban manusia dan harta benda.
86
Selaparang juga terpaksa harus menyerah kepada raja Karang Asem Lombok,
meskipun raja dan rakyatnya telah berjuang dan mengorbankan segala-galanya
demi Bangsa dan Negaranya.Tuturan mengenai polah tingkah Banjar Getas
inilah yang memenuhi alur cerita bagian akhir dari babad Lombok ini.
Demikianlah maka perang tak dapat dielakkan lagi. Kedua belah pihak
masing-masing mempersiapkan diri. Pihak Anak Agung dipimpin oleh Ratu
Made dibantu oleh Ratu Nengah Gengsok, Anak Agung Made Jelantik, Bagus
Nyoman Gel-gel, Ida Conding dan lain-lain keluar dari Cakranegara menuju ke
timur untuk menyerbu Praya. Demikian pula Praya yang semula telah sepakat
menggabungkan kekuatan dengan Puyung mulai bergerak ke arah barat menuju
Cakra untuk mengadakan penyerbuan. Akan tetapi Puyung tak dapat memenuhi
86
janjinya dan tak dapat dilewati oleh pasukan Praya karena dijaga ketat oleh para
prajurit yang setia di bawah pemerintahan Anak Agung. Pada waktu penyerngan
pertama Lalu Semail alias Guru Bangkol tidak bisa seterusnya memimpin
pasukan, karena mendadak sakit perut di tengah jalan. Ia terpaksa kembali ke
Praya karena sakit.Kedua pasukan itu akhirnya bertemu di Batukeliang di
tempat pertemuan pertama terjadi.
86
Hal ini merupakan awal kemenangan Praya. Kekalahan pasukannya
membuat Anak Agung Made Karangasem bersama Anak Agung Ketut
Karangasem kembali menyusun strategi baru. Usahanya ini juga gagal karena
daerah-daerah di luar Praya seperti Jrowaru, Sakra, Apitaik, Pringgabaya,
Pohgading,dan daerah pesisir lainnya yang sebelumnya setia kepada Anak
Agung kini dibawah pimpinan H. Ali dan Mamiq Wirasentana berbalik
melawan Anak Agung. Demikian pula halnya dengan Puyung yang dijadikan
markas pertahanan Mataram, akhirnya dapat dikuasai oleh Praya setelah Pujut,
Kawo, Penujak, Batujai, Mujur,dan Marong ikut menggabungkan diri. Dengan
demikian berakhir pulalah upaya pendudukan Anak Agung terhadap Praya dan
daerah-daerah lainnya.
Lontar babad Praya ditulis oleh penulis Sasak yang yang berasal dari desa
Batujai. Lontar ini menceritakan sebab-sebab terjadinya pemberontakan pemuka
masyarakat terhadap kekuasaan Anak Agung Gde Ngurah Karangasem yang
berkuasa pada saat itu.
86
Dalam keadaan seperti itu, keputusan-keputusan yang diambil tanpa
melalui perhitungan atau pemikiran panjang. Pihak yang satu mengunggulkan
keberaniannya dan pihak yang lain membanggakan kekuatannya. Berbagai
kelemahan pada masing-masing pihak dilukiskan dalam babad Praya ini
misalnya, ketergesaan yang membawa kesulitan pada pihak Praya dan
kesalahan strategi Anak Agung Made sebagai panglima perang kerajaan
Mataram. Anak Agung mempergunakan pasukan Islam (Sasak) Praya. Dalam
babad ini diceritakan pula akibat dari perang yang terjadi, berupa korban jiwa
dan harta benda. Perang ini berakhir dengan kehancuran kerajaan Karang Asem
Lombok dan masuknya Kolonialisme Belanda di Lombok.
Artinya :
86
Tapi tuan-tuan terpedaya
AKTIVITAS SISWA
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Tulislah nama tokoh-tokoh yang terdapat dalam babad
1 Praya Mengawi !
2 Tulislah nama tokoh-tokoh yang terdapat dalam babad
Praya !
3 Apa yang dimaksud dengan Serat Menak ?
4 Apa yang dimaksud dengan babad Daun Lontar ?
UJI KOMPETENSI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
86
PELAJARAN XI
STANDAR KOMPETENSI
Memahami cerita yang berkembang di masyarakat Gumi Sasak
KOMPETENSI DASAR
Mendeskripsikan cerita yang berkembang di Gumi Sasak
INDIKATOR
1. Menjelaskan tokoh-tokoh dalam dongeng Sasak
2. Menyebutkan nama tokoh dalam dongeng Sasak
3. Menyebutkan tempat terjadinya cerita Cupak Gerantang
4. Menceritakan kembali cerita Cupak Gerantang
MATERI PELAJARAN
CERITE CUPAK GERANTANG
86
Putri tetap ditangan Limandaru. Bahkan Raden Panji sendiri nyaris menemui
ajalnya. Rasa malu dan kecewa karena kegagalan ini membuat Raden Panji
memutuskan untuk pergi berkelana mencari kesaktian.
Tersebutlah seorang abdi kerajaan Daha yang lolos dari cengkraman maut
bernama si Bosok. Ia bersedia mengikuti pengembaraan Raden Panji, asalkan
diakui sebagai saudaranya. Kedua insan itu pun pergi bertafa ke gua Galagala.
Berkat kekuasaan Tuhan, keduanya menjelma kembali menjadi anak kecil. Si
Bosok yang dimandikan di Pekuburan Keramat diberi nama Raden Cupak.
Rupa wajah Raden Cupak sangat serem dengan kepala botak dan perut gendut.
Sedangkan Raden Panji yang disucikan di sebuah mata air diberi nama Raden
Gurantang yang wujud fisiknya sangat baik, ampan, serta dengan perangai halus
dan budi pekerti luhur.
Pada lanjutan kisah, Selama menjadi anak angkat Inaq Bangkol, terlihat
perbedaan perangai kedua tokoh ini. Raden Cupak yang bertampang buruk
mewakili sifat-sifat yang buruk. Hatinya busuk, tidak jujur, pemalas, serakah,
dan perbuatan culas lainnya. Sedangkan Gurantang dengan tampang yang bagus
mewakili sifat-sifat yang bagus pula seperti jujur, tulus ikhlas, rela berkorban,
rajin, rendah hati,dan sejenisnya. Meskipun ia memiliki kesaktian yang tinggi,
tetapi tidak sombong.
86
Pada bagian tengah cerita mengisahkan tentang adanya sayembara dalam
rangka merebut kembali putrid Daha dari tangan raksasa Llimandaru.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Raden Gurantang alias Raden Panji. Ia
memang sudah lama bertekad merebut kembali kekasihnya dari tangan
Limandaru. Tetapi rupanya kehadiran Cupak sebagai saudara Gurantang bukan
membantu, bahkan merupakan duri dalam daging. Ketika usaha Gurantang
menyelamatkan Tuan Putri hamper berhasil, Cupak yang ternyata menaruh hati
kepada Tuan Putri tak segan mencelakakan Gurantang dengan jalan
menjatuhkannya kedalam dasar Gua. Daalam situasi seperti ini, peran Amaq dan
Inaq Bangkol kembali dihadirkan untuk menyelamatkan sang Panji (Raden
Gurantang). Pada akhir cerita dituturkan bahwa kebenaran dan kejujuranlah
yang akhirnya memperoleh kemenangan walau terlebih dahulu mesti diuji
dengan kekalahan, kesengsaraan, dan penderitaan. Di ujung cerita dikisahkan
Cupak mengadu kepada Raja bahwa dialah yang membunuh raksasa itu. Untuk
menguji kebenaran ceritanya, Cupak disuruh beradu perise melawan Gurantang.
Akhirnya Cupak dapat dikalahkan dan Tuan Putri dikawinkan dengan
Gurantang ( Raden Panji).
AKTIVITAS SISWA
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Tulislah nama tokoh-tokoh yang terdapat dalam dongeng
1 Cupak Gerantang!
2 Tulislah nama tempat terjadinya Dongeng Cupak
Gerantang !
3 Bagaimanakah watak Cupak dalam Dongeng ini ?
4 Bagaimanakah watak Gerantang dalam Dongeng ini ?
.UJI KOMPETENSI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
86
1. Buatlah sinopsis tentang Cupak Gerantang
PELAJARAN XII
86
PERMAINAN SASAK
STANDAR KOMPETENSI
Memahami permainan rakyat yang berkembang di masyarakat Gumi Sasak
KOMPETENSI DASAR
• Mendeskripsikan permainan rakyat yang berkembang di Gumi Sasak
INDIKATOR
1. Menyebutkan jenis-jenis permainan rakyat
2. Memberikan contoh permainan rakyat
3. Menjelaskan salah satu cara melakukan permaianan rakyat
3. Mendemonstrasikan permainan rakyat
MATERI PELAJARAN
MACAM-MACAM PERMAINAN SASAK
A. BESILO’AN
86
Permainan dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu yang
akan dijaga ataupun menjaga. Kelompok yang dijaga berada dalam garis.
Anggota yang dijaga berusaha menerobos keluar sementara yang lain
menghalangi. Apabila ia berhasil keluar dari garis penjagaan dan berbalik
kembali ke tempat dimulainya permainan dan anggota kelompok yang lain
tidak tertangkap maka kelompok yang dijaga mengganti kelompok yang
menjaga.
B. KEDUK KEKE
Permainan ini dilakukan dengan cara satu lawan satu. Peserta minimal
dua orang dan maksimal empat orang. Lidik/kayu ditancapkan kegundukan
tanah atau pasir yang berada di tengah-tengah pemain. Dengan
menggunakan alat bantu berupa kayu atau lidi ataupun jari tangan sendiri
setiap pemain mengeruk tumpukan tersebut sambil menyanyikan “ keduk
keke lendang bajo, sai ngepe ie kado”, apabila salah seorang menjatuhkan
lidi/kayu maka dia dianggap kalah.
C. CIPUCI PUCI
− Duren (durian)
Jawbnya : Laq (nama orang) minta kembang duren, Bapaknya
Presiden.
86
− Melati
Jawabnya :aloq (nama orang ) minta kembang jepun,
Bapaknya Bupati
Keterangan : Laq untuk perempuan dan Loq untuk laki.
Bapaknya boleh diganti sesuai keinginan
pemimpin.
D. JUMPRINGAN
Permainan ini bisa dilakukan oleh lima orang anak yang diawali
dengan ompimping (salah satu cara mengundi). Yang kalah harus
telungkup sambil menutup mata di tanah. Sedangkan yang menang akan
memimpin permainan. Dengan membawa kerikil pemimpin memulai
permainan dengan jalan menepuk tangan peserta lainnya yang berada di
atas punggung yang kalah sambil menyanyikan “ Jumpring cet ecet kribu
donedong, aji pire telo’ sopok”, begitu kalimat ini diselesaikan batu-batu
yang ini dipegang diletakkan dalam genggaman salah seorang peserta,
kemudian semu8anya mengucapkan “aleem –aleem” secara berulang-
ulang. Yang telungkup bangkit dan harus menebak pada siapa batu
diletakkan. Apabila ia tidak bisa menebak maka ia harus telungkup
kembali, sebaliknya tebakannya benar maka akan anak yang ditebak
dianggap kalah dan harus telungkup menggantikan temannya.
E. BEGASINGAN
86
yang satu dengan gasing yang berputar untuk kemudian ditentukan lama
berputarnya. Permainan ini dapat dilakukan secara perorangan maupun
berkelompok.
AKTIVITAS SISWA
NO PERTANYAAAN JAWABAN
Tulislah jenis-jenis permainan rakyat Sasak yang kamu
1 ketahui!
2 Tulislah jenis permainan rakyat yang sering dilakukan
anak-anak !
3 Tulislah jenis permainan rakyat yang sering dilakukan
orang dewasa !
4 Buatlah satu permainan rakyat yang kamu ketahui !
UJI KOMPETENSI
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
KEKANAKAN SASAK
Tempo : Dimarcia
Nada : C = do
05 : 1 1 1 2 3 3 3 1 2 1 2 3 1 0 1
Ka cang, ko mak ku - pi gu- le pi- sang go- reng am- bon, ja-
86
Pat, bucung topat mo-to bu- la yak ce ro rot, cli-
3 3 3 4 5 5 5 3 4 3 4 5 3. 5
Ja tu – jak po-teng re- ket ti- ken a buk tum bek. Kle-
5 5 5.5 5 5 5 5 5. 112 1 2 3 1 0 5:
KAKENAN SASAK
Kacang, komak, kupi, gule, pisang goreng, ambon, jagung, lomak, uwi,
sebe, arus, surak, gadung, boyot....boyot....boyot....boyot. kemilik, ambon
jawe.
Opak-opak, ure, renggi iwen, pangan wajik, jaja tujaq, poteng reket, tiken
abuk, tumbek,
86
ulam....ulam....ulam....ulam...ulam..........tempeni tepung paleng.
Cerorot...cerorot...cerorot.cerorot !
Nike : itu
Niki : ini
Drike : di sana
Driki : di sini
Napi : apa
Wenten : ada
86
Nenten : tidak
Utawi : atau
Enggih : ya
Mamiq : ayah
Sanak : saudara
Ninik : kakek
Bepe : paman
Meme : bibi
Simpang : mampir
Bekarye : bekerja
Tunas : minta
Ampurayan/ampure : maaf
Lumbar : pergi
Rauh : datang
Mantuk : pulang
Ngenah : kelihatan
Beparas : bercukur
86
Besermin : menangis
Duke : sedih
Kiat : tersenyum
Kenyam : sembuh
Sungkan : sakit
Seduk : lapar
Pekayunan : kemauan
Doe : miliq/kepunyaan
Sedik : sedang
Nyandang : cukup
Ngeranjing : masuk
Munggah : naik
Duwur : atas
Sor : bawah
Pungkur : belakang
Singit : bersembunyi
Dastar : sapuq
Tampeq : kain
Kampuh : selimut
Kuece : baju
86
Pesilaq : undang
Mesare : tidur
Antos : tunggu
Kasep : telat
Pendikayan : suruh
Tandikayan : disuruh
lesu : lelah
peragayan : badan
tendes : kepala
karne : telinga
penyingakin : mata
sumur : hidung
mulut : sungap
gigi : pageran
lati : lidah
punggalan : leher
gading : tangan
cokor : kaki
jete : bulu
gedeng : rumah
bosang : perut
86
lanjaran : rokok
ngelanjar : merokok
medahar : makan
melinggih : duduk
ngadek : berdiri
lumbar : pergi
sareng : teman
sebini’an : istri
selaki’an : suami
pesaengan : nama
nunasan : bertanya
metaken : bertanya
mesiram : mandi
memarek : mengunjungi
menggah : marah
mecunduk : bertemu
ngandike : memerintah
86
silaq berajah pinaq kalimat kadu bse alus !
DAFTAR PUSTAKA
Ali bin Dahlan, H.M. Buku Pintar Suku Bangsa Sasak. Selong: Yayasan Pemban Selaparang,
2005
Aminuddin, Moh. Drs.,H., SH., dkk. Profil Kabupaten Lombok Timur. Selong : Badan
Informasi dan Komunikasi Daerah Kabupaten Lombok timur, 2002
Dahlan, Fahrurrozi, M.A. Sejarah Perjuangan dan Pergerakan Dakwah Islamiah: Tuan
Guru Haji Muhammad Mutawalli di Pulau Lombok . Jakarta : Sentra Media, 2006
Primadewi, B.W. Aktivitas Sosial Religius Masyarakat Situs Gunung Piring. Mataram:
Buletin Museum : Media Informasi ddan Budaya NTB, 1994
. Al Qur’an Tulis Tangan. Mataram: Buletin Museum: Media Informasi dan
Budaya NTB, 1997
.Eksploitasi Sumber Daya Alam Sebagai Reaksi Adaptif Masyarakat Kuno.
Mataram: Buletin Museum: Media Informasi dan Budaya NTB, 1994
. Lempot Kombong Umbak Sebagai Benda Upacara Adat di Lombok.
Mataram: Museum Negeri Prov NTB, 2002
. Tata Upacara Kematian di Kecamatan Bayan. Mataram: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Museum Negeri Nusa Tenggara
Barat, 1997
Handayani, Usri Indah, Dra.,H. Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Nusa Tenggara
Barat . Mataram : Museum Negri Prov NTB, 2004
Herman, V.,J., Drs. Peranan Museum dalam Melestarikan Warisan Budaya. Mataram:
Buletin Museum : Media Informasi dan Budaya NTB, 1998
86
Hs., Martono. Drs. Ilmu Pengetahuan Sosial: Sejarah Nasional dan Umum 1 Untuk
SLTP:Kelasa 1. Jakarta: Tiga Serangkai, 1994
Maksum, Drs.,H. Madrasah:Sejarah & Perkembangannya. Jakarta :Logos Wacana Ilmu,
1999
Mandia, I Gde., SH., dkk. Melestarikan Hubungan Harmonis Antara Etnis Sasak dan Bali di
Lombok. Selong: Kanjian, No: 01/Th. 1/Feb-Maret/2002
Makri, Yusuf, Drs. Mengomunikasikan Lontar Babad di Era Modernisasi. Mataram: Museum
Negeri NTB, 1997
Michael B. Scieffer. Behavioral Archaeology. New York: Academic Press, 1976
Morissan. Lombok: Petunjuk Wisata Lengkap. Jakarta: Langkah Baru Jaya Mandiri, 2007
Musippudin, H., BA. Kilas Balik: 100 tahun Pendidikan di Lombok Timur.---, 2004
Notosusanto, Nugroho, dkk. Sejarah Nasional Indonesia . Jakarta:Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1978
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indionesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Lukman, H., Lalu. Pulau Lombok dalam Sejarah: Di Tinjau dari Aspek Budaya.---, 2004
. Lelampak Lendong Kao.---, 2004
H.Tawalinuddin Haris, HS. Drs. Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di
Lombok:Buletin Kajian Data Arkeologisdan Sejarah. Selong: Kanjian, No.
01/th.1/Feb-Maret/2002
Umam, fawaizul, dkk. Membangun Resistensi, Merawat Tradisi: Modal Sosial Komunitas
Wetu Telu. Mataram: Lembaga Kajian Islam dan Masyarakat (LKIM), 2006
Wacana, Lalu, BA. Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Mataram:Proyek Penelitian dan Pencatatan Daerah, 1977
Syaraswati, Dra., dkk. Pakaian Tradisional Daerah Nusa Tenggara Barat. Mataram:
Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat 1998/1999
Jelenga, Ir., H. Mentertawai Sendiri: Orang Sasak dalam Perjalanan Sejarah Lombok.
Selong: Buletin Kanjian No. 01/Th. 1/Feb-Maret/2002
Widiastuti, Alit, dkk. Kataloag Koleksi. Mataram: Museum Negeri NusaTenggara Barat,---
. Lepas dari Mulut Buaya Masuk ke Mulut Singa.---, 2004
. Tata budaya Adat Sasak Lombok.---, 2004
Prayitno, R. Joko, Drs. Katalog Permanen Tetap. Mataram: Museum Negeri Provinsi Nusa
Tenggara Barat, 2001
Zahroni, Akhmad. Kiprah Dakwah dan Pemikiran Tasawuf T.G.H.M. Shaleh Hambali.
Mataram: Yayasan Perguruan Darul Qur’an “Bengkel, Lombok Barat, 2006
Ustad H. Anwar Muchtar: sebagai nara sumber sejarah perjuangan T.G.H Mahsun Masbagik.
Azhar Muhammad, Lalu. Drs. S.H. Reramputan Pelajaran Basa Sasak untuk Kelas V.
Mataram: PT Intan Pariwara, 2002
Parman. G. Pada Maca 3 Kelas 6 Sekolah Dasar. Dinas Pendidikan Nusa Tenggara Barat.
Mataram: Percetaka Aksara Sasak, 1995
-o0o-
86