You are on page 1of 12

KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA KEHAMILAN

DISUSUN OLEH : ARYATI SUSANTI NIM : 201207005

AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TA 2012-2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah saya yang berjudul kebutuhan psiologis pada kehamilan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah psikologi kebidanan. saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dosen dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa saya berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berusaha dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki sehingga dapat selesai dengan baik Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Wanita hamil secara ekstrim rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita lebih bergantung dan menuntut. Pada masa kehamilan ibu sangat memerlukan dukungan Selain dukungan dari keluarga, ibu hamil juga memerlukan dukungan dari tenaga kesehatan khususnya bidan yang menemani ibu selama masa kehamilannya. Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat memberikan perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.

Tujuan masalah : 1. Penjelasan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan Trimester l. 2. Penjelasan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan Trimester ll. 3. Penjelasan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan Trimester lll.

Rumusan Masalah : 1. 2. 3. Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan Trimester l ! Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan Trimester ll ! Jelaskan perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan Trimester lll !

BAB II PEMBAHASAN A. Perubahan Perilaku pada Ibu Hamil Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal. Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. 1. Cenderung malas

Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja, melainkan pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. Jadi tidak ada salahnya bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya dengan menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri. 2. Lebih sensitive

Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit tersinggung lalu marah. apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang menyenangkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini nantinya bakal hilang. Bukan apa-apa, bila suami membalas kembali dengan kemarahan, bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi pertumbuhan janinnya. 3. Minta perhatian lebih

Perilaku lain yang kerap mengganggu adalah istri tiba-tiba lebih manja dan selalu ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih, usahakan untuk menanyakan keadaannya saat itu. Perhatian yang diberikan suami, walau sedikit, bisa memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk pertumbuhan janin. Demikian pula ketika istri merasakan pegal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk mengusap tubuhnya. Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran untuk menghadapinya. 4. Gampang cemburu

Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang telat sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin, selain perubahan hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya. Ia takut bila suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk menenangkannya, suami perlu menjelaskan dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting dan bukan karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas.

5.

Akibat hormon progesterone

Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, B. Waspadai Perubahan Berlebihan Perubahan perilaku pada ibu hamil, terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres sehingga perilakunya bisa membahayakan janin. Misalnya, kemalasan ibu sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Di samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, gelisah, pening, dan mual. Semua dampak ini akan merugikan pertumbuhan janin karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa trimester pertama merupakan masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin. Oleh karena itu, walaupun sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak hal yang bisa dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin akan lebih sehat kondisinya. hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak psikis yang negative. 1. Kontrol teratur

Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi, ibu bisa menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu penanganan lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi. 2. Perhatian suami

Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu. Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari pasangan. 3. Jalin komunikasi

Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi komunikasikanlah hal itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Dukungan dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang dipendam sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu jadi berkepanjangan. 5. Beraktivitas

Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan perubahan psikis. Bisa dengan menjahit,

melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik. 6. Perhatikan kesehatan

Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan memperhatikan asupan gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan. 7. Relaksasi

Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur napas, senam hamil, dan bentuk relaksasi lainnya. C. Perubahan dan Adaptasi Psikologi pada Kehamilan 1. Trimester I Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia hamil.Trimester pertama juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian. setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Seringkali, biasanya pada awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung. Kejadian gangguan jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas. Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu : a. Taking on

Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu. b. Taking in

Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang akan dilakukan. c. Letting go

Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.

Kehamilan pada trimester I cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau dirahasiakannya. Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Bentuk motivasi: a. Motivasi suami

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada : 1) Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal 2) Menempatkan nilai nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan menjadi orang tua. b. Motivasi keluarga

Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Seperti pada masa kehamilan dan mempersiapkan kelahiran. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua. Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya. Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit,kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi. Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu : a. b. Stress di dalam individu Stress yang disebakan oleh pihak lain

c.

Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social

Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya. Untuk menghilangkan stress dapat dilakukan seperti senam hamil. Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan. 2. Trimester II trimester ini wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan. a. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase yaitu prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut : 1) Fase prequickening Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan janinnya yang akan dilahirkannya. Dan janin akan menerima segala dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih saying kepada anak yang akan dilahirkannya. 2) Fase postquickening Setelah quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita

multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan. Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut system patrilineal/matrilineal). b. Menjaga agar ikatan tetap kuat

Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci untuk menghadapi masalah ini. Bila salah satu tidak membicarakan latar belakang masalah yang dirasakan justru ibu akan merasa depresi, saat itulah diperlukan penasihat kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya. c. Menjaga kehamilan yang sehat

Ibu hamil merasa lebih baik pada trimester kedua, perubahan pada ibu hamil terdiri dari perubahan yang menyebabkan ketidak nyamanan dan menyenangkan. Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energi bertambah dan peningkatan libido. d. Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa bingung akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil dan sang ibu mertua adalah orang yang sering mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dan ibu mertuanya dalam menghadapi kehamilan dan persiapan bayi yang akan dilahirkan. e. Berhubungan seks

Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh karena berada di belakang serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus. Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan

riwayat persalinan prematur. Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi. Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimester kedua. Perubahan tingkat libido disebabkan perubahan hormone selama hamil. Karena respon terhadap hormon berbeda, reaksi masing masing ibu hamil pun berbeda. 3. Trimester III Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu pada bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu pada ketakutan nya kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.

D. Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I, ll, lll 1. Mempelajari keadaan lingkungan penderita

Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan, perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan. 2. a. Informasi dan pendidikan kesehatan Mengurangi pengaruh yang negatif

Kecemasan dan ketakutan sering dipengaruhi oleh cerita cerita yang menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan

persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi kehamilan dan persalinan kepada penderita. b. Memperkuat pengaruh yang positif kebahagiaan akan mempunyai anak yang

Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan tentang diinginkan dan dinantikan. c. Menganjurkan latihan latihan fisik seperti senam hamil untuk

memperkuat otot otot dasar panggul, melatih

pernafasan, teknik mengedan yang baik dan latihan latihan relaksasi. 3. 4. Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruang bersalin, alat - alat kebidanan dan tenaga

kesehatan.

BAB III PENUTUP


A.Simpulan 1. Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, Terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. 2. Bidan berperan memberikan support dan dukungan moral bagi klien dalam menghadapi Perubahan fisik dan adaptasi psikologis. 3. Dalam memberikan support kepada ibu hamil, bidan juga berperan sebagai fasilitator dan Pendidik.

B. Saran Sebagai tenaga kesehatan hendaknya kita senantiasa memberikan dukungan/ support kepada setiap ibu hamil agar mereka dapat menerima perubahan fisik dan psikologis yang mereka alami dan dapat memperoleh dukungan moral yang dapat membuat mereka lebih nyaman dalam menjalani kehamilannya.

C. Daftar pustaka

~ Theresa francis-cheung 2008. Manajemen berat badan kehamilan. Jakarta: KDT. ~ janah nurul,2012,asuhan kebidanan kehamilan,andi,yokyakarta

You might also like