Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Homeostasis cairan dan elektrolit sangat esensial untuk fungsi sel dan organ
tubuh secara optimal. Air merupakan komponen yang paling besar dari tubuh
manusia, pada keadaan sehat jumlahnya 65 - 85 % dari berat badan.Cairan tubuh total
( total body weight) terbagi dalam dua kompartemen yaitu cairan intraseluler dan
cairan ekstra seluler.
Penyebab terjadinya oligouri dapat berasal dari pre renal, renal, dan post
renal. Penyebab pre renal adalah oklusi dari arteri renalis bilateral, oklusi dari vena
renalis bilateral, sirosis, gagal jantung, hipovolemia, dan sepsis. Penyebab intra renal
adalah glomerulonefritis akut, pyelonefritis akut, ATN ( Acute Tubular Necrosis),
gagal ginjal kronik, dan toksemia pada kehamilan. Penyebab post renal adalah BPH (
Benign Prostatic Hiperplasia), neoplasma ginjal, batu ginjal, fibrosis retroperitoneal
dan striktur uretra.
Dalam makalah ini akan dibahas learning issues satu persatu dimulai dengan
keseimbangan cairan tubuh, patofisiologi urin sedikit, nefrolitiasis dan tatalaksana
beserta pencegahan pada kasus yang dihadapi.
1
BAB II
PEMICU
DH, laki – laki, 25 tahun, guru SD, belum berkeluarga, selama ini tinggal di
daerah pegunungan. Saat ini DH sedang mengikuti pelatihan sehubungan dengan
kurikulum SD di kota pelabuhan belawan. Cuaca pada saat itu cukup panas, sehingga
DH yang biasa tinggal di pegunungan, selalu berkeringat banyak. DH juga kurang
minum karena aktifitas selama di pelatihan cukup padat. Setelah 5 hari di belawan,
DH datang ke poliklinik yang ada di balai pelatihan, mengeluh buang air kecil sedikit
dan terlihat pekat dalam 3 hari ini. BAK lancar, tidak nyaman pada saat berkemih.
Nyeri pinggang/ kolik (-).
2
BAB III
MORE INFO
Urinalisa : warna kuning pekat, berat jenis urin : 1,029, urobilin (+) ;
bilirubin (-), pH 6, protein (-), Sedimen : leukosit 1 – 2 LPB, eritrosit 2 – 3 /LPB,
epitel 5 – 7 /LPK.
3
BAB IV
PEMBAHASAN
Homeostasis cairan dan elektrolit sangat esensial untuk fungsi sel dan organ
tubuh secara optimal. Air merupakan komponen yang paling besar dari tubuh
manusia, pada keadaan sehat jumlahnya 65 - 85 % dari berat badan.Cairan tubuh total
( total body weight) terbagi dalam dua kompartemen yaitu cairan intraseluler (CIS)
dan cairan ekstra seluler (CES). Cairan ektraseluler terbagi lagi menjadi dua yaitu
cairan intravaskuler dan cairan interstisial. Pada dasarnya fungsi cairan tubuh adalah
meregulasi suhu tubuh, sebagai media proteksi, lubrikasi, sebagai reaktan, sebagai
pelarut dan juga sebagai transporter.
4
Klasifikasi cairan tubuh dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
kompartemen Volume (L) % cairan tubuh % berat tubuh
Cairan tubuh total 42 100 60
CIS 28 67 40
CES : 14 33 20
Plasma 2,8 6,6 4 ( 20 % CES)
Cairan interstisial 11,2 26,4 16 ( 80% CES)
Limfe * * *
Cairqan lintas sel * * *
* dapat diabaikan.
Cairan tubuh terdiri dari air ( pelarut ) dan zat pelarut yaitu zat elektrolit dan
zat nonelektrolit. Zat elektrolit adalah garam inorganik, asam dan basa beserta proton,
sedangkan zat nonelektrolit adalah glukosa, lemak, kreatinin, urea dll. Fungsi
elektrolit pada tubuh adalah sebagai kofaktor enzim, berperan dalam aksi potensial
pada neuron dan sel otot, untuk membantu sekresi hormon dan neurotransmitter,
berperan dalam kontraksi otot, keseimbangan asam dan basa dan juga berperan dalam
osmosis tubuh.
5
Asupan cairan dalam tubuh berasal dari cairan makanan sebanyak 60 % dan
makanan padat sebanyak 30 %, selain itu cairan juga bisa berasal dari air metabolit
atau air dari oksidasi.Sedangkan pengeluaran cairan dari tubuh melalui urin sebanyak
60 % , feses sebanyak 4%, dan insesible losses sebanyak 28 % dan keringat sebanyak
8%.
Dari banyak sumber pemasukan dan pengeluaran dari air yang telah
dijabarkan diatas, hanya ada dua sumber yang dapat diatur untuk menjaga
keseimbangan air. Pada sisi pemasukan rasa haus mempengaruhi jumlah cairan yang
masuk dan pada sisi pengeluaran, ginjal dapat mengubah – ubah jumlah urin yang
dibentuk. Kontrol pengaturan air dalam urin adalah mekanisme terpenting dalam
kontrol keseimbangan air.
Kontrol pemasukan air oleh rasa haus, rasa haus adalah suatu perasaan
subjektif yang mendorong seseorang mengkonsumsi air. Pusat rasa haus terletak di
hipotalamus dekat dengan sel penghasil vasopresin. Rasa haus meningkatkan
pemasukan air, sementara vasopressin, dengan mengurangi produksi urin dan
menurunkan pengeluaran air.
6
4.1.2 Keseimbangan Elektrolit
Elektrolit terdiri dari garam, asam dan basa, tetapi kesimbangan elektrolit
biasanya hanya merujuk kepada keseimbangan garam. Natrium dan anion – anion
pendampingnya menentukan lebih dari 90% aktivitas osmotik CES. Karena aktifitas
osmotik dapat dipersamakan dengan “ daya menahan air “, beban Na+ ( kuantitas
total NaCl, bukan konsentrasinya) total di CES menentukan jumlah total air yang
dapat ditahan secara osmosis. Dengan demikian, massa total garam Na+ di CES
menentukan volume CES, dan dengan demikian, pengaturan volume CES terutama
bergantung pada pengaturan keseimbangan garam.
7
yaitu pengeluaran obligatorik melalui keringat dan tinja serta eksresi terkontrol garam
melalui urin. Dengan mengatur tingkat ekskresi garam melalui urin ,yaitu dengan
mengatur kecepatan ekskresi Na+ dengan diikuti Cl -, secara normal ginjal
mempertahankan massan Na + total dalam CES konstan.
8
Peptide) yang bekerja dengan menghambat aparatus JG , hipotalamus posterior dan
adrenal korteks sehingga kadar aldosteron dan ADH menurun. Hormon esterogen dan
glukokortikoid juga berperan dalam meningkatkan absorpsi Na+ sedangkan
progesteron akan menurunkan reabsorpsi Na+.
9
Ginjal mengontrol cairan tubuh dengan menyesuaikan 3 faktor yang saling
berkaitan yaitu ekskresi H+, ekskresi HCO3 -, dan sekresi amonia. Ekskresi H+, ion
H+ selalu dibentuk sedangkan penyangganya terbatas. Paru hanya mampu
mengeluarkan asam karbonat melalui eliminasi CO2. Tugas untuk mengeliminasi H +
yang beral dari asam sulfat, fosfat, laktat, dan asam lain terletak di ginjal. Hampir
semua H+ yang di ekskresikan berasal dari sekresi yang berkaitan dengan f [H +]α
GFR dimana jika f [H +] menurun maka filtrasi H+ akan menurun. Sekresi H + terjadi
di tubulus proksimal, distal dan pengumpul. Sebelum membahas lebih jauh , ada
baiknya kita mengetahui pH urin yang normal yaitu ± 6. Besarnya sekresi dari H+
bergantung pada efek langsung status asam basa plasma pada sel tubulus ginjal.
Proses sekresi H+
CO2 + H20 H2CO3 H+ + HCO3 -
Intratubulus Ca2+ terdisosiasi
10
Sekresi amonia, H+ disekresikan dalam bentuk bebas samapai cairan tubulus
800 x lebih asam daripada plasma. Agar sekresi H+ dapat berlangsung , sebagian
besar H + yang disekresikan harus disangga di cairan tubulus. HCO3 – tidak dapat
menyangga H+ urin oleh karena itu penyangga yang ada adalah fosfat dan amonia.
11
kedua, penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif yaitu penurunan curah jatung
( infark miokardium, gagal jantung, emboli paru), vasodilatasi perifer, dan
hipoalbuminemia( sindrom nefrotik,sirosis), ketiga, perubahan hemodinamik ginjal
primer yaitu penghambat sisntesa prostaglandin( aspirin dan obat NSAID lain),
vasodilatasi arteriol aferen ( ACE inhibitor)dan obat vasokonstriktor ( obat alfa
adrenergik) dan sindrom hepatorenal, keempat yaitu obstruksi vaskular ginjal bilateral
akibat stenosis arteri ginjal, emboli, trombosis dan trombosis vena renalis bilateral.
Akibat dari penyebab urin sedikit dari pre renal tersebut akan
menyebabkan terjadinya hipoperfusi dari ginjal sehingga GFR akan turun. GFR yang
turun akan mengaktifkan sel JG dan merangsang pelepasan ADH dari hipofisis
posterior. Sel JG yang teraktivasi akan mengeluarkan renin dan renin akan mengubah
angiotensinogen menjadi angiotensin I dan dengan bantuan ACE akan mengubah
angiotensi I menjadi angiotensin II lalu angiotensin II akan merangsang aldosteron.
Kedua sistem ini akan meningkatkan reabsorpsi Na + dan air di tubulus sehingga urin
menjadi sedikit.
4.2.2 Intrarenal
Penyebab urin sedikit pada intrarenal adalah glomerulonefritis akut,
pyelonefritis akut, ATN ( Acute Tubular Necrosis), gagal ginjal kronik, obat – obatan,
penyakit ginjal kongenital, dan toksemia pada kehamilan.
12
menyebabkan obstruksi dan meningkatkan tekanan intratubulus yang akhirnya
menyebabkan oligouria.
4.2.3 Postrenal
Penyebab postrenal adalah BPH ( Benign Prostatic Hiperplasia), neoplasma
ginjal, batu ginjal, fibrosis retroperitoneal dan striktur uretra. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya back up of urin akibat adanya obstruksi total dimana akan
dikompensasi oleh tubulus renal dan dengan adanya prostaglandin E2. terdapat 3 fase
kompensasi yaitu fase awal dimana terjadi aliran darah ginjal meningkat dan tekanan
pelvis ginjal juga meningkat lalu dengan dikeluarkannya tromboxan A2 akan masuk
ke dalam ase kedua dimana terjadi setelah 1,5 – 2 jam dan terjadi penurunan aliran
darah ginjal di bawah normal dan tekanan pelvis ginjal tetap tinggilalu masuk ke fase
ketiga yaitu fase kronik terjadi aliran darah ginjal makin turun dan menyebabkan
penurunan GFR lalu terjadi disfungsi tubulus dan akhirnya akan terjadi oligouria.
4.3 Nefrolitiasis
Nefrolitiasis adalah keadaan yang ditandai dengan adanya batu ginjal ( renal
kalkuli). Nefrolitiasis merupakan penumpukan garam mineral berupa kalsium oksalat,
kalsium fosfat, asam urat dan lain lain.
13
Penyebab nefrolitiasis adalah batu kalsium, batu asam urat, batu struvit,
batu sistin, xantin, triamteren, silikat. Batu kalsium, paling banyak dijumpai dan
terjadi pada sekitar 80% batu ginjal. Kandungan batu jenis ini tdd kalsium oksalat,
kalsium fosfat atau campuran keduanya. Faktor terjadinya batu kalsium adalah
hiperkalsiuria yaitu pertama, kadar kalsium dalam urin > 250 – 300 mg/ 24
jam.Hiperkalsiuria dapat dibagi 3 yaitu absortif, renal,resorptif.kedua, hiperoksaluri
yaitu ekskresi oksalat urin > 45 mg/hari. Pada pasien yang banyak mengkonsumsi
makanan kaya oksalat seperti teh, kopi, kokoa, jeruk, bayam dll.ketiga,
hiperurikosuria yaitu kadar asam urat dlm urin > 850 mg/ 24 jam.asam urat yang
berlebihan dalam urin bertindak sebagai inti batu untuk terbentuknya batu kalsium
oksalat. Sumber asam urat adlh makanan yang kaya akan purin maupun berasal dari
metabolisme endogen. Keempat, hipositraturia, sitrat merupakan penghambat
pembentukan batu kalsium.Terjadi pada penyakit asidosis tubulus ginjal, pemakaian
diuretik golongan tiazid dalam jangka waktu lama.Kelima, hipomagnesimia karena
magnesium merupakan penghambat pembentukan batu ginjal.penyebab tersering
inflamasi usus yang disertai gangguan malabsorpsi.
Batu struvit (triple phosphat) stone disebut batu infeksi karena disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi adalah kuman golongan
urea splitter ( pemecah urea) seperti proteus sp. Memudahkan garam garam
magnesium, amonium fosfat dan karbonat menjadi batu magnesium amonium fosfat
( MAP) dan karbonat apatit.
14
Proses pembentukan batu secara umum
15
Nefrolitiasis akan menyebabkan obstruksi ureter yang mana akan
menyebabkan iritasi lokal dinding ureter dan iritasi ini akan menyebabkan hematuria
dan mengeluarkan mediator inflamasi (prostaglandin) yang akan meningkatkan set
point di hipotalamus sehingga terjadi demam, selain itu juga akan menyebabkan
vasodilatasi renal lalu meningkatkan aliran darah ginjal yang akan menyebabkan
ADH turun. Obstruksi ureter juga akan menyebabkan volume urin yang sedikit yang
akan menurunkan ADH. Penurunan ADH akan menyebabkan tekanan pelvis renalis
naik dan terjadi dilatasi pelvis renalis dan akhirnya menyebabkan odem perirenal dan
periureter lalu dapat terjadi nekrosis. Hormon ADH yang turun juga akan
menyebabkan diuresis yang akan meningkatkan peritaltik dan hal ini akan
menyebabkan nyeri. Simptom dari nefrolitiasis yaitu adanya nyeri kolik, demam,
mual dan muntah, disuria, oligouria, dan infeksi.
16
4.4 Tatalaksana dan Pencegahan
4.4.1 Tatalaksana famakologi
Obat – obat yang kita gunakan adalah diuretik dan obat vasoaktif. Diuretik
yang kita gunakan adalah furosemid dan manitol. Furosemid dengan dosis 2,2 mg/Kg
IV menimbulkan efek dalam waktu 30 menit apabila tidak maka lanjutkan setiap jam
apabila sudah berulang 2 kali maka kita wajib menggati jenis obat. Manitol dengan
dosis 0,5 – 1 g/Kg IV selama 10 – 15 menit dan produksi urin dalam waktu 15 – 30
menit. Pemakaian manitol jangan diulang. Ketika manitol tidak tersedia maka kita
dapat menggunakanlarutan dektrosa 10 – 20 % dengan dosis 2 – 10 ml/Kg selama 5 –
10 menit diikuti 1 – 5 ml/Kg setiap 2 – 4 jam. Apabila terjadi kegagalan dalam
menggunakan diuretik maka pastikan pasien dihidrasi, mencoba kedua diuretik, lalu
menentukan waktu yang tepat untuk melanjutkan pengobatan selanjutnya yaitu obat
vasoaktif.
Catatan asupan dan keluaran, berat badan harian, pemeriksaan fisik dan
natrium serum menuntun terapi yang sedang berjalan. Bila sesuai, terapi cairan
17
diberikan, berat badan harus turun sebesar 0,5 – 1 % per hari akibat kekurangan
kalori, dan konsentrasi Natrium harus stabil. Penurunan berat badan yang lebih cepat
menunjukkan penggantian cairan yang tidak adekuat.Bila berat badan tidak turun,
sementara natrium serum turun ini memberikan kesan kelebihan air bebas.
4.4.3 Prevensi
Pada situasi klinik dimana diantisipasi hipoperfusi atau keracunan ginjal,
terapi dengan manitol, diuretik dan dopamin dosis rendah telah digunakan untuk
mencegah atau memulihkan cedera ginjal.Pemberian cairan agresif telah berhasil
digunakan untuk mencegah GGA setelah pembedahan jantung, transplantasi ginjal
kadaver, hemoglonbinuria, mioglobinuria, hiperurikosuria, infus zat radiokontras dan
dengan terapi ampoterisin B atau cisplastin.Percobaan dengan manitol atau furosemid
intravena harus diusahakan pada pasien oligouria yang berlangsung kurang dari 48
jam dan belum memberi respon terhadap hidrasi yang adekuat
18
BAB V
ULASAN
Ada beberapa hal masih belum jelas dalam hal, dalam more info ditemukan
adanya epitel pada hasil urinalisis, apakah ditemukannya epitel pada kasus ini
memiliki makna? Setelah mendapat penjelasan dari pakar, maka diketahui bahwa
ditemukannya epitel masih dalam batas normal karena pada pria kita katakan adanya
patologis apabila epitel > 10 dan pada wanita > 15.
Kenapa pada kasus ini kita katakan adanya dehidrasi ringan? Kita katakan
dehidrasi ringan berdasarkan historynya dan dehidrasi ringan dapat dikatakan apabila
hilangnya cairan sekitar 3 – 5 % atau dilihat dari berat jenis plasma yang 1, 032 – 1,
040.
Apakah seseorang dengan intake air yang banyak tetapi berkeringat banyak
dapat terjadi oligouria? Belum ada bukti yang menyatakan hal ini, tetapi hanya dapat
dijelaskan bahwa banyaknya output seperti dari berkeringat dapat menyebabkan
terjadinya pemekatan urin.
Apa beda oligouria fisiologis dengan patologis? Tidak ada terminologi yang
membagi oligouria menjadi fisiologis dan patologis. Acute kidney Injury dan Acute
Kidney failure , apakah perbedaannya? Pada dasarnya ini adalah penyakit yang sama
hanya terminologi yang sudah berubah dari Acute Kidney failure menjadi Acute
kidney Injury.
Apa bedanya GGA tipe prerenal dengan ATN? Yang mana lebih dahulu?
Berbeda tetapi gejala pra renal dapat menyebabkan terjadinya ATN.
19
BAB VI
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21