You are on page 1of 65

Web Site :

www.achmadfarich.blogspot.com
www.achmadfarich.blogs.friendster.com/my_blog
www.achmadfarich.com

Email address :
bigafa@achmadfarich.com LAP. TUGAS MAHASISWA
farichrich@yahoo.co.id
afarich@plasa.com
1. Tatap muka 16 kali, mengikuti > 80 % tatap Muka (min 13
TM).
2. Memiliki ALAMAT EMAIL SENDIRI, paling lambat
perkuliahan minggu ke-2. klik
3. Mengerjakan tugas dan mengirimkan melalui email.
4. Mengikuti setiap kuis, UTS dan UAS.
PENDAHULUAN
PELAYANAN KESEHATAN TELAH BERALIH DARI
HEALTH SERVICE àHEALTH CARE ( KURATIF à
PREVENTIF )
Upaya-upaya PREVENTIF meliputi :
1. Health Promotion ( peningkatan/ promosi kesht )
2. Spesifik Protection ( Perlindungan khusus mel
imunisasi )
3. Early Diagnosis and Promp Treatment ( Diagnosa
dini dan pengobatan segera )
4. Disability limitation ( membatasi atau mengurangi
terjadinya kecacatan )
DEFINISI PROMOSI KESEHATAN MASYARAKAT :

BERDASARKAN PIAGAM OTTAWA (OTTAWA CHARTER : 1986 ) à


KONFERENSI PROMKES INTERNASIONAL DI OTTAWA :
HEALTH PROMOTION IS PROCESS OF ENABLING PEOPLE TO
INCREASE CONTROL OVER, AND IMPROVE THEIR HEALTH. TO REACH
A STATE OF COMPLETE PHYSICAL, MENTAL AND SOCIAL WELL-BEING,
AN INDIVIDUAL OR GROUP MUST BE ABLE TO IDENTIFY AND REALIZE
ASPIRASTION, TO SATISFY NEED, AND TO CHANGE OR COPE WITH
THE INVIRONMENT.

Promosi Kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat


dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mereka
“mampu dan mau” untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri, hingga mencapai derajad kesehatan yang sempurna baik
fisik, mental maupun sosial, mampu mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya
DEFINISI LAINNYA :
PROMOSI KESEHATAN ADALAH SEGALA BENTUK KOMBINASI
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN INTERVENSI YANG TERKAIT EKONOMI,
POLITIK DAN ORGANISASI, YG DIRANCANG UNTUK MEMUDAHKAN
PERUBAHAN PERILAKU DAN LINGKUNGAN YG KONDUSIF BAGI
KESEHATAN (LAWRENCE GREEN 1984)

Promosi Kesehatan adalah program perubahan perilaku


masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan
hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan
lingkungannya. (Victorian Health Foundation – Australia, 1997

Ada 2 (dua) Konteks dalam Promosi Kesh


Memasarkan
Menyebarluaskan
Mengenalkan

Tugas 1 : Buat dua contoh pesan kesehatan dan jelaskan makna/arti pesan tersebut.
klik
INTERVENSI PERILAKU

PENDIDIKAN PAKSAAN /
TEKANAN
Upaya persuasi atau pembelajaran Melalui paksaan dan tekanan agar masy.
kpd masy. Agar mau melakukan Mau melakukan tindakan (praktik) utk
tindakan (praktik) utk memelihara memelihara (mengatasi masalah) dan
(mengatasi masalah) dan meningkatkan kesehatan.
meningkatkan kesehatan didasarkan
kepada pengetahuan dan
kesadarannya melalui proses
pembelajaran.

Berlangsung lama tapi lebih Berlangsung cepat tapi tidak langgeng


langgeng
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KOMUNITAS
1. FAKTOR PREDISPOSISI (Faktor Predisposing)
Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, sistem, nilai.
2. FAKTOR PEMUNGKIN (Faktor Enabling)
Fasilitas, sarana atau prasarana
3. FAKTOR PENGUAT (Faktor Reinforcing)
Tokoh masyarakat, hukum (aturan), pemimpin/pimpinan
PROMKES KOMUNITAS SEBAGAI
PENDEKATAN PERILAKU
A. Ditujukan kepada Faktor Predisposisi
Pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan
dengan tujuan memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap
tentang kesehatan yang diperlukan oleh seseorang atau masy.
Sehingga akan memudahkan terjadinya perilaku sehat.
Upaya ini untuk meluruskan tradisi, kepercayaan, nilai dsb.

B. Ditujukan kepada Faktor Pemungkin


Memberdayakan masyarakat melalui pengorganisasian atau
pengembangan masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat mampu
untuk memfasilitasi diri mereka untuk berperilaku sehat
Contoh : bangun jamban, SAB, Pos Obat, Posyandu dsb
C. Ditujukan kepada Faktor Penguat
Pelatihan kepada tokoh masy, dinas instansi dan pihak swasta atau
NGO terkait, dengan dua tujuan yaitu :
Pertama agar mampu memberi berperilaku contoh bagi masyarakat
sekitar
Kedua agar dapat mentranformasikan pengetahuan-pengetahuan
tentang kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan ketokohannya

HUBUNGAN PROMKES DGN


DETERMINANT PERILAKU
Predisposing
Factors

HEALTH Enabling HEALTH


PROMOTION Factors BEHAVIOR
Reinforcing
Factors
KARATERISTIK MASYARAKAT PEDESAAN
Ciri-ciri umum dan karakteristik dari masyarakat pedesaan yang hampir
dimiliki oleh kebanyakan masyarakat Desa pada umumnya, yaitu :
1. Masih memegang pada tradisi nenek moyang
2. Memecahkan masalah secara musyawarah
3. Hidup dengan kesederhanaan
4. Sangat dekat dengan alam, sehingga sangat bergantung dengan
alam
5. Ikatan kekeluargaan sangat kuat
6. Lebih mengutamakan kepentingan bersama / orang banyak di
kelompoknya.
7. Paternalistik, masih kuat kepatuhan terhadap tokoh adat / agama /
lainnya.
8. Lebih mempercayai terhadap orang-orang yang sangat mereka kenal,
dibandingkan terhadap yang tidak mereka kenal.
9. Tingkat pendidikan formal yang rendah.
KARATERISTIK MASYARAKAT PERKOTAAN
Ciri-ciri umum dan karakteristik dari masyarakat pedesaan yang hampir
dimiliki oleh kebanyakan masyarakat Desa pada umumnya, yaitu :
1. Kurang memegang pada tradisi nenek moyang
2. Memecahkan masalah secara musyawarah
3. Hidup cenderung konsumtif
4. Tergantung kepada kemampuan individu/keluarga
5. Ikatan kekeluargaan masih ada
6. Lebih mengutamakan kepentingan sendiri dan keluarga.
7. Lebih mempercayai terhadap orang-orang yang sangat mereka kenal,
dibandingkan terhadap yang tidak mereka kenal.
8. Tingkat pendidikan formal lebih baik.
TUGAS 2
Dari 2 (dua) pesan promosi yang sudah
anda peroleh jelaskan perkiraan
perubahan dari ke-3 faktor untuk merubah
perilaku
contoh

Kirim via email plg lambat 7 hari !!!!!


VISI DAN MISI PROMKES
di INDONESIA
Tidak terlepas dari visi pembangunan kesehatan Indonesia yaitu :

“Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk


memelihara dan meningkatkan derajad
kesehatannya, baik fisik, mental dan sosialnya
sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.”
(UU no 23 tahun 1992).
Ada 4 KATA KUNCI :
1. MAU (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
2. MAMPU (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
3. MEMELIHARA kesehatan
4. MENINGKATKAN kesehatan
Misi Promkes adalah :

1. Advokat (advocate)
Meyakinkan para pejabat pembuat keputusan
2. Menjembatani (mediate)
Menjembatani antara sektor kesehatan dan non sektor kesehatan
sebagai mitra.
3. Memampukan (ability)
Membuat masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
Strategi dan metode promkes adalah :

1. Kemitraan à
bekerja sama
2. Bekerja untuk Kesehatan masyarakat
3. Bekerja dengan masyarakat dan pengembangan
masyarakat
4. Membantu masyarakat untuk mengubah perilaku
5. Menggunakan Media masa
Lima komponen utama Promkes ( Piagam Ottawa ),
yaitu :
1. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (Build Healthy
Public Policy) à
para pengambil kebijakan harus mempertimbangkan
dampak kesehatan dari setiapkebijakan yang dibuatnya
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create Spportive
Environment) à menciptakan suasana lingkungan yang mendukung
sehinnga masyarakat termotivasi untuk melakukan upaya yang positif
bagi kesehatan.
3. Memperkuat gerakan masyarakat (Strengthen Community Action) à
agar lebih berdaya dalam upaya mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan.
4. Mengembangkan keterampilan individu ( Develop Personal Skill)
5. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient Health Services) à
agar
lebih mengutamakan promotif dan preventif.
Perencanaan Promkes adalah suatu proses diagnosis
penyebab masalah, penetapan prioritas masalah dan alokasi
sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan.
à Yang terlibat dalam perencanaan harus terdiri dari :
MASYARAKAT, PROFESIONAL KESEHATAN, PROMOTOR
KESEHATAN.

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PROMKES :


1. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
1. Diagnosis masalah
2. Menetapkan prioritas masalah
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PROMKES : lanjutan

2. Mengembangkan komponen promosi kesehatan


1. Menentukan tujuan promosi kesehatan
2. Menentukan sasaran promosi kesehatan
3. Menentukan isi promosi kesehatan
4. Menentukan metode yang akan digunakan
5. Menentukan media yang akan digunakan
6. Menyusun rencana evaluasi
7. Menyusun jadwal pelaksanaan
1.1. Diagnosis masalah.
Cara yang lazim digunakan dalam perencanaan dan evaluasi kesehatan adalah
kerangka PRECEDE-PROCEED (GREE 1991 ), yang meliputi : Predisposing,
Reinforcing and Enable Cause in Educational Diagnosis and Evaluation – Policy,
Regulatory, Organization Construct in Educational and Environmental
Development
Phase 5 Phase 4 Phase 3 Phase 2 Phase 1
Administrasi and Educational and Behavioral and Epidemiological Social Diagnosis
policy diagnosis Organizational Enviromental Diagnosis
Diagnosis Diagnosis

HEALTH Predispocing
PROMOTION factor

Health Behavior and


Reinforcing lifestyle
Education factor Quality of
HEALTH
Life

Policy Enabling factor Environment


Regulation
Organization

Phase 6 Phase Phase 8 Phase 9


Implementation Process Evaluation Impact Evaluation Outcome Evaluation
Fase 1 : Diagnosis sosial
adalah penentuan persepsi masy atau terhadap kualitas hidupnyadan
aspirasi masy untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui pertisipasi
dan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya
Bisa dilakukan Focus Group Dicussion (FGD) atau Nominal Group
Survey.

Fase 2 : Diagnosis Epidemiologi


Masalah kesehatan merupakan hal yg sangat berpengaruh terhadap
kualitas hidup seseorang, baik langsung maupun tidak langsung.
Identifikasi masalah kesehatan meliputi, siapa, kelompok apa yang
terkena (umur, jenis kelamin, lokasi, suku dll), akibat yang ditimbulkan
(mortalitas, morbiditas, disability dll), bagaimana mengatasinya.
Tentukan prioritas masalah kesehatan !!!
Fase 3 : Diagnosis perilaku dan lingkungan
Tentukan diagnosa perilaku yang mempengaruhi masalah kesehatan
sekaligus masalah lingkungannya (fisik dan sosial).
Identifikasi masalah perilaku dengan :
•Pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization)
•Upaya pencegahan (Preventive action)
•Pola konsumsi (consumption pattern)
•Kepatuhan (Compliance)
•Upaya memelihara kesehatan sendiri (Self care)
Fase 4 : Diagnosis pendidikan dan organisasional.
Determinan perilaku dapat dilihat dari faktor :
1. FAKTOR PREDISPOSISI (Faktor Predisposing)
Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, sistem, nilai.
2. FAKTOR PEMUNGKIN (Faktor Enabling)
Fasilitas, sarana atau prasarana
3. FAKTOR PENGUAT (Faktor Reinforcing)
Tokoh masyarakat, hukum (aturan), pemimpin/pimpinan

Fase 5 : Diagnosis Administratif dan Kebijakan.


Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan peraturan
yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat
pengembangan promosi kesehatan.
PERBEDAAN DIAGNOSIS EPIDEMIOLOGIS, PERILAKU DAN
ADMINISTRASI

Diagnosis Diagnosis Diagnosis


Epidemiologis Perilaku Administrasi
Suatu kegiatan utk Suatu kegiatan utk Caranya dengan
mengidentifikasi masalah mengidentifikasi perilaku mengolah data sekunder
atau status kesehatan yg mempengaruhi yg berasal dari aspek
masy. masalah atau status legal, kebijakan, alokasi
kesehatan masy. sumber daya dan potensi
dukungan infra struktur
Merupakan proses dg pemerintah maupun masy,
Merupakan proses dg atau dengan penelitian
melakukan pengamatan melakukan pengamatan
dan atau pengukuran khusus.
dan atau pengukuran
epidemiologis perilaku
PERBEDAAN . . . . . . . . . . . . . lanjutan

Diagnosis Diagnosis Diagnosis


Epidemiologis Perilaku Administrasi
Caranya dengan Karen data sekunder Suatu kegiatan untuk
mengolah data sekunder jarang tersediia, selalu mengidentifikasi faktor
yg berasal dari laporan diperlukan data dari pemungkin upaya
atau surveylance atau penelitian (asesmen) penanggulangan masalah
penelitian khusus khusus kesh yg dipengaruhi dan
atau mempunyai aspek
perilakunya.
Juga merupakan proses
dengan melakukan
pengamatan dan atau
pengukuran
Kegiatan, cara dan ukuran Masalah Kesehatan dan Perilaku Kesehatan

Kegiatan Cara Ukuran Indikator Parameter


D/ Pengamatan Ratio, proporsi Angka Nilai ideal,
Epidemiologi Surveylance kematian, optimal
penelitian kesakitan

D/ Perilaku Pengamatan, Ordinal, Tingkat ideal, optimal


studi khusus proporsi perilaku
(penelitian)

D/ Administrasi Pengamatan, Katagorikal, Eksistensi, Faktual


studi data perkembangan perubahan Prospek
sekunder
1.2. Menetapkan prioritas masalah.
Langkah-langkahnya :
1. Menentukan status kesehatan masyarakat.
2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada
3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan
kesehatan di masyarakat.
4. Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat (tingkat
pendidikan, umur, ras, letak geografis, kebiasaan/perilaku dan
kepercayaan yang dianut)
5. Tentukan prioritas masalah dengan :
• Beratnya masalah
• Pertimbangan politis
• Sumberdaya yang ada di masyarakat
2. Mengembangkan komponen promosi kesehatan

2.1. Menentukan tujuan.


Tujuan utama promkes adalah untuk mencapai 3 hal :
•Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat.
•Peningkatan perilaku masyarakat
•Peningkatan status kesehatan masyarakat
Syarat tujuan SMART (Specifik, Measureable, Appropriate, Reasonable, Time
Bound)

2.2. Menentukan sasaran promosi kesehatan.


Tentukan sasaran langsung dan tidak langsung, bisa kelompok, individu
atau gabungan.

2.3. Menentukan isi promosi kesehatan.


Dibuat yang sederhana, mudah dipahami dan diberi gambar-gambar.
2.4. Menentukan metode.
Tergantung kepada aspek yang akan dicapai, bila aspek pengetahuan
maka bisa dengan penyuluhan langsung, pamflet, poster, leaflet, spanduk
dan lainnya.
Untuk Aspek perilaku harus ada contoh keteladanan.

2.5. Menentukan media.


Tergantung kepada jenis sasarannya, dan untuk program pendidikan
harus selalu menggunakan media. à dibahas tersendiri

2.6. Menyusun rencana evaluasi.


Tentukan : Kapan, siapa yang melakukan, siapa kelompok sasarannya,
bagian apa yang akan diveluasi.

2.7. Menyusun jadwal pelaksanaan.


Jawal pelaksanaan harus disusun sedemikian rupa agar seluruh pihak
yang akan melaksanakan dapat mengetahui dengan jelas.
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
Media Promosi sangat diperlukan karena :
1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi
2. Dapat menghindari kesalahan persepsi
3. Dapat memperjelas informasi
4. Dapat mempermudah pengertian
5. Mengurangi komunikasi verbalistik
6. Dapat menampilkan obyek yang bisa ditangkap dengan mata
7. Memperlancar komunikasi
8. dll
Penggolongan media Promkes :
1. Dari aspek bentuk umum penggunaannya :
a. Bahan bacaan : Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet,
majalah, buletin dll
b. Alat peraga : Poster tunggal, poster seri, flipchart, transparan,
slide, film dll
2. Aspek cara produksi :
a. Media cetak : Buku pedoman, modul, folder, leaflet, poster,
buletin dll
b. Elektronika : Audio, video, CD, VCD, slide, film dll
3. Aspek sifat perangkat :
a. Perangkat keras (Hardware) : Projector, Video player, tape
recorder
b. Perangkat lunak (Software) : Slide film, audio cassete, video film,
film, transparan dll
Kelebihan dan kelemahan masing-masing media :

Media Kelebihan kelemahan


Media cetak •Tahan lama •Tidak dapat menstimulir
•Mencakup banyak orang efek suara dan gerak
•Biaya tidak tinggi •Mudah terlipat
•Tidak perlu listrik
•Dapat dibawa-bawa
•Dapat mengungkit rasa
keindahan
•Mempermudah
pemahaman
•Meningkatkan gairah
belajar
Kelebihan dan kelemahan masing-masing media :

Media Kelebihan kelemahan


Media Elektronika •Sudah dikenal •Biaya lebih tinggi
masyarakat •Sedikit rumit
•Mengikut sertakan semua •Perlu listrik
panca indera •Perlu alat canggih untuk
•Lebih mudah dipahami produksinya
•Lebih menarik karena •Perlu persiapan matang
ada suara dan bergerak •Peralatan selalu
•Bertatap muka berkembang dan berubah
•Penyajian dapat •Perlu keterampilan
dikendalikan penyimpanan
•Jangkauan relatif lebih •Perlu keterampilan
besar pengoperasian
•Sebagai alat diskusi dan
dapat diulang-ulang
Media Kelebihan kelemahan
Media luar ruang •Sebagai informasi •Biaya lebih tinggi
umum dan hiburan •Sedikit rumit
•Mengikut sertakan •Perlu listrik
•Papa reklame semua panca indera •Perlu alat canggih untuk
•Spanduk •Lebih mudah dipahami produksinya
•Pameran •Lebih menarik karena •Perlu persiapan matang
•Banner ada suara dan bergerak •Peralatan selalu
•TV layar lebar •Bertatap muka berkembang dan
•dll •Penyajian dapat berubah
dikendalikan •Perlu keterampilan
•Jangkauan relatif lebih penyimpanan
besar •Perlu keterampilan
•Dapat menjadi tempat pengoperasian
bertanya detail
Perencanaan
Implementasi

Evaluasi

Manajemen adalah suatu siklus yang diawali perencanaan, implementasi,


evaluasi, dan hasil evaluasi akan digunakan untuk perencanaan
selanjutnya
PROSES EVALUASI.
Secara umum evaluasi meliputi langkah-langkah :
1. Menentukan apa yang akan dievaluasi
2. Mengembangkan kerangka dan batasan
3. Merancang desain ( metode )
4. Menyusun instrumen dan rencana pelaksanaan
5. Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis
6. Membuat kesimpulan dan pelaporan

Mengembangkan
Menentukan apa Merancang desain
kerangka dan
yang akan dievalusi
batasan

Melakukan Menyusun instrumen


Membuat kesimpul Pengamatan, peng dan rencana pelak-
an dan pelaporan ukuran, analisis sanaan
Secara sederhana langkah evaluasi adalah :
1. Menetapkan apa yang akan dievaluasi (fokus)
Untuk mentuka fokus evaluasi dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu :
a. Delphi à
dibuat kesepakatan bersama
b. Mengkaji secara sistem melalui unsur-unsur sistem yaitu : input,
proses, output, outcome dan dampk/impact
c. Cara Carol Weiss
Apakah Apakah

Suatu intervensi Perubahan


Perubahan perila
Misalnya pelatih keadaan
ku/lingkungan
an

menyebabkan menyebabkan
2. Memilih atau merancang desain evaluasi.
Banyak rancangan desain yang dapat dipakaidalam melakukan
evaluasi namun yang lazim dipakai adalah metode / cara :
1. Micahel ibrahim,
a. Non riset
b. Riset non eksperimental
c. Riset eksperimental
2. Stephen Isaac and William B. Michael (1981),
a. Historikal h. Eksperimen semu
b. Deskriptif i. Riset aksi (action research)
c. Development study
d. Case and field study
e. Studi korelasi
f. Studi sebab akibat
g. Eksperimen murni
3. Menilai pencapaian indikator :
a. Kualitatif
b. Kuantitatif
Pada prinsipnya evaluasi promkes dengan menilai indikator,
dimana indikator yang dipakai bisa indikator epidemiologis
sebagai indikator dampak, dan indikator perilaku.

Indikator kesehatan mencakup indikator input, proses, keluaran


(output), efek dan dampak pada tahap perencanaan, implementasi
maupun evaluasi suatu upaya kesehatan. Beberapa indikator
kesehatan adalah :
1. Penunjuk masalah kesehatan
a. Status kesakitan dan kematian
b. Status gizi
c. Status kesehatan lingkungan
d. Status perilaku dan budaya kesehatan
2. Penunjuk keadaan sumber daya kesehatan
a. Tenaga kesehatan
b. Fasilitas kesehatan
c. Pendanaan kesehatan
3. Penunjuk kesehatan lingkungan
a. Ketersediaan air sehat
b. Ketersediaan perumahan yang layak
c. Dan lain-lain
4. Keadaan kebijakan kesehatan
a. UU dan peraturan
b. Politik kesehatan
c. Dan lain-lain
1. Promkes melalui PPM (Pembinaan Peran serta
masyarakat)
2. Promkes di Tempat Kerja
3. Promkes di sekolah
Promkes melalui PPM (Pembinaan Peran serta
masyarakat)
Pembinaan peran serta masyarakat dilakukan dengan model menumbuh
kembangkan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), seperti :
Posyandu, Polindes, POD, Dana sehat, Poskestren, dll,

Manajemen yang digunakan adalah ARRIF, YAITU :


Analisa :
Analisa situasi, Analisa tingkat pertimbangan, Analisa kasus,
Analisa Sumberdaya
Rumusan :
Rumusan masalah, Rumusan Tujuan, Rumusan intervensi
Rencana :
Rencana usulan kegiatan & Rencana pelaksanaan kegiatan
Intervensi :
Intervensi kegiatan tergantung pada masalah, tujuan yang ingin
dicapai dan kemampuan para pembinanya
Forum komunikasi :
Forum untuk melakukan pemantauan dan Forum untuk melakukan
evaluasi
Strategi pelaksanaannya dengan pola
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD)
Langkah-langkah PKMD adalah :
1. Persiapan, baik ditingkat petugas maupun mitra.
2. Survey mawas diri , membimbing masyarakat untuk menemukan dan
menentukan masalahnya sendiri, dengan mengetahui kondisi awal yang
sebenarnya di desa tersebut, jadi bukan kita atau petugas yang melakukan
survey, tetapi masyarakatlah yang menggali, menemukan dan menentukan
masalahnya.
3. Musyawarah masyarakat desa, menyajikan data-data dan masalah-masalah
yang diperoleh pada saat SMD dan mencari alternatif-alternatif
pemecahannya dengan cara musyawarah yang melibatkan unsur-unsur
masyarakat secara aktif
Langkah-langkah PKMD adalah : lanjutan
4. Menentukan orang-orang di desa yang jadi kunci kelancaran program .
5. Mencari kader-kader yang menjadi pelaksana
6. Pelatihan, bisa kader dan atau tokoh/pemuka masyarakat
7. Pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi.
Indikator, Katagorisasi dan intervensi
I. POSYANDU
INDIKATOR Tingkat Perkembangan
Pratama Madya Purnama Mandiri
Frekuensi penimbangan <8 >8 >8 >8
Jumlah Kader <5 >5 >5 >5
Rata2 Cakupan D/S < 50 % < 50 % > 50 % > 50 %
Cakupan KB < 50 % < 50 % > 50 % > 50 %
Cakupan KIA < 50 % < 50 % > 50 % > 50 %
Cakupan Imunisasi < 50 % < 50 % > 50 % > 50 %
Program tambahan - - + +
Cakupan < 50 % > 50 % > 50 % > 50 %

INTERVENSI
Posy Pratama : perlu penambahan kader dan pelatihan dasar
INTERVENSI
Posy. Madya ada 2, yaitu :
1. Pelatihan tokoh masyarakat denganmodul eskalasi posyandu à
dilengkapi
dengan metode simulasi
2. Pendekatan PKMD (SMD & MMD) à
tentukan masalah dan mencari penyelesai
annya
Posy. Purnama ada 2, yaitu :
1. Pendekatan PKMD (SMD & MMD) à
tentukan pengembangannya
2. Pelatihan dana sehat

Posy. Mandiri ada 2, yaitu :


Pembinaan dana sehat à
diarahkan menjadi JPKM
II. POLINDES
INDIKATOR Tingkat Perkembangan
Pratama Madya Purnama Mandiri
Fisik Belum ada Belum ada Ada bangunan Ada
bangunan bangunan tetap, tetap, belum bangunan
tetap, belum menuhi syarat penuhi syarat tetap,
menuhi syarat penuhi syarat
Tempat tinggal bidan Tidak di desa > 3 km 1-3 Km < 1 km
tsb
Pengelolaan polindes Tidak ada Ada kesepakatan Ada Ada
kesepakatan tak tertulis kesepakatan kesepakatan
tertulis tertulis
Cak lin nakes < 10 % 10-19 20-30 > 30

Sarana air bersih Ada air bersih, Ada air bersih, Ada air bersih, Ada air
belum belum dilengkapi dilengkapi SAB bersih,
dilengkapi SAB tapi ada dan MCK dilengkapi
SAB dan MCK MCK SAB dan
MCK & SPAL
Cak. Kemitraan dg dukun < 25 % 25-49 % 50-74 % > 75 %
bayi
Kegiatan KIE kelompok < 6 kali 6-8 kali 9-12 kali > 12 kali

Dana sehat < 50 % < 50 % < 50 % > 50 %


INTERVENSI
III. POS OBAT DESA (POD)

INDIKATOR Tingkat Perkembangan

Pratama Madya Purnama Mandiri

Jenis Obat <5 5-10 > 10 > 10

Cakupan < 30 % 30-60 % > 60 % > 60 %

Dana sehat < 50 % > 50 % > 50 % > 50 %

INTERVENSI
1. POD Pratama : Pelatihan jenis penyakit setempat yang perlu ditanggulangi à
Obat
bertambah
2. POD Madya : Pelatihan TOMA pelatihan tambahan penyakit dan obat yang
digunakan utk mengatasinya
3. POD Purnama : Pelatihan Dana sehat à
diarahkan ke kemandirian
4. POD Mandiri : Pelatihan Dana sehat berprinsip JPKM
IV. DANA SEHAT

INDIKATOR Tingkat Perkembangan


Pratama I Pratama I Pratama I Madya Purnama
Kepesertaan < 50 KK 50-300 KK 300-500 500-1000 >1000 KK
KK KK
Pendanaan/iuran/ < Rp 150 150-300 300-500 500-800 Ø
800
premi
Pemeliharaan Rwt jalan Rwt jalan Rwt jalan Rwt jalan, r. Rwt jalan, r.
kesehatan puskesmas puskesmas puskesmas Inap dan Inap dan
persalinan persalinan
Organisasi Institusi Institusi Institusi Organisasi Organisasi
lokal, lokal, lokal, ada, tenaga berbadan
tenaga tenaga tenaga 1-2 3-7 org hukum,
sukarelawa sukarelawa org purna purna waktu tenaga > 8
n n waktu org purna
waktu
Perkiraan tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Lintas
wilayah desa desa desa Kecamatan Kecamatan
INTERVENSI
1. Dana sehat Pratama (I,II,III) : Meningkatkan frekuensi dan intensitas KIE kepada
pengurus dan masyarakat
2. Dana sehat Madya : Pelatihan manajemen operasional dana sehat
termasuk manajemen keuangan.
3. Dana sehat Purnama : Pelatihan JPKM
V. POS KESEHATAN PONDOK PESANTREN (POSKESTREN)
INDIKATOR Tingkat Perkembangan

Pratama Madya Purnama Mandiri


Jumlah anggota < 5 kali 6-10 kali 11-15 kali > 15 kali

Pelaksanaan krida 1 Kali 2 Kali 3 Kali > 3 Kali

Jangkauan kegiatan Intern pesantren Antar masyarakat


organisasi
Jangkauan pelayanan 1 2 >2 >2
promosi s/d rehabilitasi
Penggalian sumber dana - + + +

Cakupan dana sehat < 50 % < 50 % < 50 % > 50 %

INTERVENSI
1. Poskestren Pratama : Pelatihan santri husada
2. Poskestren Madya : Pelatihan pimpinan santri husada dan pelatihan
penambahan program kegiatan
3. Poskestren Purnama : pelatihan program kegiatan dan Pel penggalian
dana masyarakat
4. Poskestren Mandiri : Pelatihan dana sehat berprinsip JPKM
Promosi kesehatan di Tempat Kerja.
“Promosi kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK) adalah berbagai kebijakan
dan aktifitas di tempat kerja yang dirancang untuk membantu pekerja
(employe) dan perusahaan (employer) di semua level untuk memperbaiki
dan meningkatkan kesehatan mereka dengan melibatkan partisipasi kerja,
manajemen dan stakeholder lainnya,” (WHO)

“Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja, selain


untuk memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali
masalah dan tingkat kesehatannya serta mampu mengatasi, memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara dan
meningkatkan tempat kerja yang sehat.” (DEPKES RI)

“Pelatihan dan Pendidikan Kesehatan di Tempat kerja (workplace health


edication and training) sebagai kesempatan pembelajaran terencana yang
ditujukan kepada masyarakat di tempat kerja dan dirancang untuk
memfasilitasi pengambilan keputusan dan memelihara kesehatan yang
optimal.” Li dan Cox (1986)
Promosi kesehatan di Tempat Kerja. lanjutan
KARAKTERISTIK PROGRAM PKDTK
1. Kebijakan Penyelenggaraan.
a. UU. No 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 23
b. Permenkes No Per.03/Men/1982, tentang Pelayanan Kesehatan
kerja, pasal 1.B
c. SK Menakertrans No. KEP/68/IV/2004, tentang wajib bagi
perusahaan atau tempat kerja lainnya untuk menyelenggarakan
program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, pasal 2 dan 4
d. Persyaratan yang ditetapkan pihak terkait
i. Persyaratan pihak buyers (pembeli)
ii. Promosi kesehatan oleh pihak ketiga à
LSM
iii. Modelling à Publikasi besar-besaran oleh perusahaan akan
ditiru oleh perusahaan lain disekitarnya
2. Sasaran.
a. Sasaran Primer à
Manajemen puncak sampai laing bawah dan
pekerja/buruh.
b. Sasaran Secunder à
Keluarga pekerja dan masyarakat di sekitar tempat
kerja
c. Sasaran Tertier à mereka yang tidak terlibat langsung namun
mempunyai peran yang penting dalam status kesehatan pekerja.
à contoh : Dinkes, Disnaker
3. Tujuan menurut DEPKES RI sebagai berikut :
a. Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam tempat kerja.
b. Mengurangi angka kemangkiran karyawan.
c. Membantu menurunkan angka penyakit akibat pekerjaan dan lingkungan
kerja
d. Membantu tumbuhnya kebiasaan kerja dan gaya hidup yang sehat
e. Menciptakan lingkungan kerja yang, sehat, kondusif, dan aman
f. Memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.
4. Tema kegiatan.
bisa bersifat umum, tidak terkait langsung dengan jenis atau bahaya
pekerjaan, bisa juga khusus à berkaitan dengan bahaya pekerjaan

Contoh-contoh tema kegiatan program PKDTK

Gaya hidup Penapisan Kese- Pencegahan Lain-lain


(life style) hatan (Health
Screening)
•Alkoholism dan •Pengukuran •Pendidikan •Program
penyalahgunaan tekanan darah kanker payudara pensiun
obat. •Pengukuran Hb •Vaksinasi •Manajemen
•Latihan •Pendidikan gizi stres
kebugaran •Kesehatan
•Olahraga reproduksi
•Pengendalian •Pencegahan
berat badan peny menular
•Berhenti
merokok
5. Kegiatan.
Ada empat tingkat pendekatan untuk merubah perilaku pekerja (
O’Donnel 1084), yaitu :
a. Tingkat I : Pemberian informasi, àTujuannya agar pekerja
berminat atas topik-topik kesehatan tertentu
b. Tingkat II : Penjajakan resiko kesehatan : à
untuk
mengidentifikasi masalah kesehatn pada pekerja, baik masa lalu,
masa kini maupun masa mendatang.
c. Tingkat III : Pemberian resep, à
pemberitahuan kepada pekerja
bagaimana cara memecahkan masalah
d. Tingkat IV : Membuat sistem dan lingkungan yang mendukung, à
dengan Membuat sistem dan lingkungan yang mendukung maka
tidak ada pilihan lain kecuali menampilan perilaku sehat.
Contoh : Masakan rendah garam di kantin perusahaan ( PT.
National Gobel).
6. Waktu dan Durasi.
a. Waktu bisa dilaksanakan kapan saja, baik jam kerja ( memutar lagu
) maupun diluar jam kerja.
b. Durasi, bisa one shoot (waktu tertentu) atau terus menerus
7. Lokasi.
a. Didalam tempat kerja
b. Diluar tempat kerja
8. Penyelenggara
à Bisa unit dalam perusahaan itu sendiri atau bekerja sama dengan
pihak ketiga.
Promosi kesehatan di Sekolah.
Salah satu program Promkes komunitas adalah Promosi kesehatan di Sekolah
melalui bentuk Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), baik ditingkat Sekolah Dasar,
maupun tingkat Lanjutan.
Komunitas di sekolah cukup besar yaitu berkisar 40 – 50 %, sehingga Promkes di
sekolah merupakan langkah strategis karena :
1. Sekolah adalah tempat untuk membina dan meningkatkan kualitas SDM
2. Promkes melalui komunitas sekolah paling efektof karena :
a. Anak usia sekolah mrp kelompok paling tinggi
b. Sekolah mrp komunitas yang paling terorganisasi
c. Anak sekolah mrp kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan

TUJUANNYA :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah
2. Mencegah dan memberantas penyakit menular di masyarakat sekolah

3. Memperbaiki dan memulihkan kesehatan masyarakat sekolah


PROGRAM PROMKES DI SEKOLAH :
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, mencakup
a. aspek fisik.
1) Bangunan sekolah
2) Pemeliharaan kebersihan perorangan dan lingkungan
3) Keamanan umum sekolah dan lingkungannya à
pagar, halaman dsb
b. aspek non fisik ( mental-sosial) à
menyangkut hubungan antar
komponen komunitas sekolah (guru, murid dan orang tua murid)
2. Pendidikan kesehatan (Health Education), dengan menanamkan :
a. Kebersihan perorangan
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
c. Penyakit-penyakit tidak menular
d. Gizi
e. Pencegahan kecelakaan atau keamanan diri
f. Mengenal fasilitas kesehatan yang profesional, dsb
3. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
b. Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan lingkungan
c. Usaha-usaha Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
d. Usaha perbaikan gizi
e. Usaha kesehatan gigi di sekolah
f. Mengenal kelainan à
yang berhubungan dengan pertumbuhan jasmani
dan rohani
g. Rujukan ke puskesmas dan atau rumah sakit
h. PPPK dan pengobatan ringan

KOMPONEN PROMOSI KESEHATAN menurut WHO :


1. Penerapan kebijakan kesehatan
2. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana
3. Tersedianya lingkungan yang sehat
4. Adanya program penyuluhan kesehatan
5. Partisipasi orang tua murid dan masyarakat
Cara membuat laporan tugas :
1. DIBAGIAN ATAS LAPORAN DI TULIS
Tugas : 1 / 2 / 3 dan seterusnya atau
perbaikan 1/2/3 dst
Nama mahasiswa :.........................
NPM :.........................
2. Kemudian baru di bagian bawahnya adalah isi laporan, sesuai dengan tugasnya
3. Pengetikan dilakukan dengan lembar kerja MS WORD, Tidak boleh langsung di
halaman email.
4. Beri nama file sesuai dengan nama mahasiswa dan tugas, contoh : Ani Suwitri
Promkes 1
5. Kemudian kirimkan via email, dengan cara melampirkan file tersebut, ke alamat
yang sudah ditentukan :
bigafa@achmadfarich.com contoh
kembali
farichrich@yahoo.co.id

afarich@plasa.com
Tugas : Promkes 1
Nama mhs : Ani Suwitri
NPM : 123456

Tugas Contoh 2 Pesan Kesehatan .

...........................................
...........................................
...........................................
...........................................
...........................................
...........................................
...........................................
...........................................
.......................................

You might also like