Professional Documents
Culture Documents
“ Dan (juga) pada diri kamu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” ( Qur’an, 51:21 )
SATU
Perempuan adalah makhluk yang kuat, realita dan fakta berbicara tentang
itu. Hal itu karena perempuan memiliki harapan hidup perempuan dan daya tahan
pertama hingga ketiga tetap saja mejadi bahan kajian yang tak pernah kering. Di
awal sejarah manusia misteri bujuk rayu Hawa kepada Adam hingga manusia
perempuan. Sat itu perempuan dianggap memiliki sejumlah kekuatan sehingga mampu
sejarah tersebut, perlu digaris bawahi sebenarnya perempuan bukan makhluk lemah.
Agama-agama samawi mengenal bahwa Adam dan Hawa / Eva, Veda menganal
Yami dan Yama juga prinsip tao mengenal Yin dan Yan. Semuanya bukan dalam
semestinya dan begitu idealnya. Namun sekali lagi tataran Das Sein sering tak
sejelas dengan Das Sollen. Sehingga abad demi abad perempuan masih saja
namanya. Jelasnya eksistensi perempuan tetap saja sama dan tak berdaya. Hingga
hari ini pun kita perlu bicarakan lagi seputar pemberdayaan perempuan.
Makalah ini ditulis Oleh Dra. Nur Janah, Psi. MM,CHt (Direktur Eksekutif Yayasan
Psikodista) disajikan dalam Pelatihan Kepemimpinan untuk Perempuan yang diadakan oleh Badan Perlindungan Anak &
memilik potensi sama hebatnya dengan laki-laki. Bahkan banyak reset yang
memiliki keunggulan kompetitif yang justru pesifik ( hanya ada perempuan ).Rubben
volume otak laki-laki mengalami penyusutan lebih cepat dibandingkan dengan otak
perempuan.Laki-laki pada umumnya kehilangan 15% volume Lobus Frontal dan 8,5 %
Lobus Temporal. Adapun perempuan angkanya jauh lebih sedikit dari itu. Lobus
Frontal mengendalikan daya nalar, Fleksibilitas mental dan jaringan saraf, adapun
diri karena fenomena Penis Envy Dimasa kecilnya, sebenarnyalah itu tidak perlu
terjadi dan hal ini memang mengada-ngada karena perempuan memiliki Mamae ( buah
dada ) yang menjadi sumber kehidupan ( ASI ) Bagi tumbuh kembang anak. Air susu
daya manusia yang berkualitas dimasa yang akan datang. Nurjannah (1991 ) menyitir
TIGA
baik dari laki-laki. Intuisi (dari kata Intueri yang artinya menembus terus atau
langsung) sering disebut juga logika dari hati seorang perempuan lebih tajam dari
logika hati laki-laki. Implikasinya sungguh luas, karena dalam ruan domestik maupun
ruang publik intuisi ini sering kali memegang peran yang cukup penting dalam proses
dibandingkan laki-laki, ini ternyata membawa dampak pada daya tahan stres fisik
perempuan lebih baik dibandingkan dengan kali-laki, hal ini juga dibuktikan dengan
dibandingkan dengan bayi laki-laki. Artinya perempuan lebih mudah ditenagkan dan
perbedaan dasar antara kepribadian laki-laki dan prempuan adalah akibat pola
diposisikan sebagai pengurus bayi dan anak-anak. Identifikasi awal seorang anak
(baik anak laki-laki maupun perempuan) mula mula dengan perempuan yang dalam hal
ini adalah ibunya. Akan tetapi anak laki-laki kemudian menggantikan tokoh
identifikasinya pada ayah yang sering pergi dan kurang tersedia secara konkrit. Oleh
karena itu anak laki-laki “ dipaksa “ oleh keadaan memuras kemampuan abstraksinya,
yang selalu tersedia, penuh perhatian dan kasih sayang sehingga ia berkembang
EMPAT
Perempuan ideal hanya ada dalam cita-cita, namun setidaknya setiap individu
becita-cita ingin manjadi sosok yang ideal. Ideal berarti adanya seperangkat ide-ide
yang kita yakini positif dan melekat pada sosok diri kita. Ideal Self Concept (Konsep
Diri Ideal) professional mestinya ada dan anda sebagai profesianal yang kini memiliki
seperangkat Real Self Concept ( Konsep Diri Nyata) mestinya melangkah kearah
sana.
Untuk mengenal diri dengan baik, ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan
antara lain :
1. Pengetahuan : apa yang kita ketahui tentang diri kita ? jika kita belum
mengetahui secara persis siapa diri kitra cobalah usahakan untuk memulainya.
2. Harapan : Pada saat kita telah mengenali diri kita secara lebih baik,
sebenarnya kita telah mencoba untuk memahami diri kita secara nyata.
Namun pada saat yang sama hendaklah kita juga mempunyai sosok diri ideal
seperti apa yang kita cita-citakan. Diri ideal ini merupakan harapan dan
3. Penilaian : Kita sebagai penilai diri kita sendiri. Setiap hari kita mengukur diri
kita, apakah kita bertentangan dengan : “ Saya dapat menjadi apa ? ” sebagai
pengharapan kita terhadap diri kita sendiri dan “ saya seharusnya menjadi
apa ?” sebagai standar bagi diri kita sendiri. Apabila diri nyata kita terlalu
jauh dengan jawaban-jawaban saya seharusnya menjadi apa dan saya dapat
LIMA
Cobalah bayangkan siapa diri kita ? Bayangkan apa peran kita? Bayangkan
bagaimana kita tampak didepan mata orang lain ? Bagaimana perasaan kita ketika
membayangkan semua itu ? Bangga, malu, kecewa, sedih atau apa ??? Disinilah
kita melakukajn cermin diri yang akan menghantar kita memahami siapa diri kita
Jika anda mengalami kesulitan menjawab tiga pertanyaan tersebut maka anda
dapat minta bantuan umpan balik ( feed back ) dari rekan yang anda percayai.
Coba simak kembali diri anda, baik sebagai anda sendiri, sebagai istri, sebagai
ibu, sebagai guru, sebagai pegawai, dan sebagainya yang sebenarnya melingkupi :
2. Diri sebagai proses aliran akal pikiran, emosi dan perilaku kita yang konstan,
3. Diri sosial – menyangkut peran sosial kita dan respon secara umum terhadap
4. Konsep diri – gambaran dan perasaan kita terhadap diri kita sendiri
Perempuan mesti melakukan proses mengenal diri ? hal ini tak lain karena
5. Beperan untuk memahami kedudukan dan peran diri secara tepat, sehingga
seorang pekerja akan sadar diri dan dapat berperilaku sehatdan seimbang.
Ciri-ciri konsep diri yang positif menurut beberapa pakar, antara lain
adalah :
3. Merasa setara dengan orang lain ( tidak minder dan tidak takabur )
4. Mensyukuri nikmat Allah Swt dan menerima keadaan dirinya secara utuh
Insyaallah