You are on page 1of 6

GELOMBANG CAHAYA

Cahaya memang menarik untuk dipelajari. Sejak berabad-abad yang


lalu banyak ahli yang tertarik untuk meneliti cahaya. Sebagai contoh
adalah Newton dan Maxwell. Teori Newton tentang cahaya terkenal
dengan teori partikel cahaya sedangkan teori Maxwell terkenal dengan
gelombang elektromagnetik. Fisikawan lain yang juga tertarik akan
cahaya adalah Huygens, Thomas Young, dan Fresnell. Tokoh-tokoh
fisika ini cukup banyak memberikan sumbangan terhadap
perkembangan teori tentang cahaya. Cahaya merupakan radiasi
gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata manusia.
Karena itu, cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang secara umum
misal dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifat-
sifat gelombang elektromagnetik, yaitu dapat merambat melalui ruang
hampa.
Ada dua jenis cahaya, yaitu cahaya polikromatik dan cahaya
monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas
banyak warna dan panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik
adalah cahaya putih. Adapun cahaya monokromatik adalah cahaya
yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang.
Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu.

Dispersi Cahaya (Disperse Light Wave)


Pernahkah kamu mengamati pelangi? Mengapa pelangi terjadi
pada saat gerimis atau setelah hujan turun dan matahari tetap
bersinar? Peristiwa terjadinya pelangi merupakan gejala dispersi
cahaya. Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih
(polikromatik) menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik).
Di depan telah disinggung bahwa cahaya putih merupakan
cahaya polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna
dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke prisma maka
cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang
yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang
berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks
biasnya. Indeks bias cahaya tersebut adalah ungu > nila > biru > hijau
> kuning > jingga > merah. Perhatikan di samping! Seberkas cahaya
polikromatik diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut kemudian terurai
menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap-
tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang berbeda. Selisih antara
sudut deviasi untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi.
Besar sudut dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:

Keterangan:

Interferensi Cahaya (Interferensi Light Wave)


Cahaya merupakan gelombang yaitu gelombang elektromagnetik.
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu
gelombang baru. Interferensi cahaya bisa terjadi jika ada dua atau
lebih berkas sinar yang bergabung. Jika cahayanya tidak berupa berkas
sinar maka interferensinya sulit diamati. Interferensi terjadi jika
terpenuhi dua syarat berikut ini:
1. Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa
kedua gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu
tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama
2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir
sama.

Interferensi Celah Ganda (Interferensi by Two Tight Apertures)


Pada tahun 1804 seorang fisikawan bernama Thomas Young (1773-
1829) dapat mendemonstrasikan interferensi cahaya. Young
melewatkan cahaya koheren (sinar-sinarnya sefase dan frekuensi
sama) melalui dua celah sempit yang dikenal dengan celah ganda.
Perhatikan Gambar (a), dua berkas cahaya koheren dilewatkan pada
celah ganda kemudian dapat mengenai layar. Pada layar itulah tampak
pola garisgaris terang seperti pada Gambar(b). Pola garisgaris terang
dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi.
Interferensi cahaya terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua
celah tersebut. Berkas cahaya dari S1 dan S2 yang sampai pada layar
terlihat berbeda lintasan sebesar ΔS = d sin θ. Perbedaan panjang
lintasan inilah yang dapat menimbulkan fase antara dua berkas cahaya
tersebut berbeda. Interferensi akan saling menguatkan jika berkas
cahaya sefase dan saling melemahkan jika berlawanan fase. Sefase
berarti berbeda sudut fase Δθ = 0, 2π, 4π, ..... Sedangkan berlawanan
fase berarti berbeda sudut fase Δθ = π, 3π, 5π, ... . Syarat ini dapat
dituliskan dengan beda lintasan seperti persamaan berikut:
Interferensi maksimum (garis terang) : d sin θ = n λ
Interferensi minimum (garis gelap) : d sin θ = (n −1 /2 ) λ

Keterangan :
d = jarak antar celah (m),
θ = sudut yang dibentuk berkas cahaya dengan garis mendatar
n = pola interferensi (orde), garis terang n = 0, 1,2,3,....; garis gelap n
= 1,2,3,....
λ = panjang gelombang cahaya yang berinterferensi (m)
Perhatikan kembali Gambar (a). Untuk sudut θ kecil ( θ ≤ 12o) akan
berlaku: sin θ ≈ tg θ berarti selisih lintasannya memenuhi hubungan
berikut:
lpdd=θsin

Interferensi pada Lapisan Tipis


Kalian tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi
gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat
warna-warni. Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa
interferensi cahaya pada lapisan tipis air sabun. Interferensi ini terjadi
pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang dipantulkan
setelah dibiaskan. Syarat terjadinya interferensi memenuhi persamaan
berikut:
Interferensi maksimum : 2nd = (m + ) λ 21
Interferensi minimum : 2nd = m . λ
Keterangan :
n = indeks bias lapisan
d = tebal lapisan (m)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
m = 0, 1, 2,3, 4, ......

Difraksi cahaya (Light Diffraction)


Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang akan terjadi
jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita dapat melihat
gejala ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-jari yang
kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh,
misalnya lampu neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain
yang terkena sinar lampu yang cukup jauh.
Difraksi Celah Tunggal
Gambar di samping memperlihatkan gelombang cahaya yang datang
pada sebuah celah yang sangat sempit. Pola interferensi pada difraksi
celah tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap. Sedangkan pola
terangnya lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih
lebar pada kedua sisi. Dari kejadian ini dapat dituliskan syarat-syarat
interferensi sebagai berikut:
Difraksi maksimum : d sin θ = (m
+)λ 21
Difraksi minimum : d sin θ = m λ
Keterangan :
d = lebar celah (m)
θ = sudut berkas sinar dengan arah
tegak lurus (derajat)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
m = 1, 2, 3, 4, ....

Difraksi Celah Ganda (Kisi Difraksi)


Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan spektrum dengan
menggunakan difraksi dan interferensi, yang tersusun oleh celah
sejajar dalam jumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama
(biasanya dalam orde 1.000 per mm). Dengan menggunakan banyak
celah, garis-garis terang dan gelap yang dihasilkan pada layar menjadi
lebih tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan panjang, misalnya
cm adalah N, maka tetapan kisi d adalah:
d=1/N
Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke layar, maka pada
layar akan terjadi hal-hal berikut ini: Garis terang (maksimum), bila:
d.sin θ = n. λ ; n = 0, 1, 2, ........
Garis gelap (minimum), bila:
d.sin θ = (n+21) λ; n = 1, 2, 3, ........

POLARISASI CAHAYA (Polarization of Light)


Pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa cahaya
termasuk gelombang tranversal. Hal ini dibuktikan oleh peristiwa
polarisasi cahaya. Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau
pengutuban dua arah getar menjadi satu arah getar.
Polarisasi cahaya dapat terjadi karena beberapa hal berikut:
a. pemantulan (Reflection)
b. pembiasan (Reflaction
c. absorpsi selektif ( Selective
Absorption)
d. hamburan (Scattering)

You might also like