You are on page 1of 27

1

Biologi Sel

ORGANISME ASELULER KE ORGANISME


SELULER

Adnan
(Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar)

A. PENDAHULUAN
Adolf Meyer (1883), seorang ilmuwan Jerman
mengadakan penelitian tentang virus penyebab penyakit mosaik
pada tanaman tembakau. Meyer menyemprotkan ekstrak daun
tembakau yang terkena penyakit mosaik ke tanaman tembakau
yang sehat. Berdasarkan hasil percobaannya Meyer
berkesimpulan bahwa penyakit mosaik dapat menular ke daun
tanaman yang sehat melalui ekstrak daun tembakau yang
disemprotkan, tetapi Meyer tak dapat menemukan adanya
mikroba penyebab penyakit tersebut. Beliau berkesimpulan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang
ukurannya lebih kecil dari biasanya (Campbell, Reece, dan
Mitchell, 1999). Pada tahun 1892 Dimitri Ivanowsky menguji
hipotesis yang diungkapkan Adolf Meyer di atas dengan
melewatkan ekstrak daun tembakau yang terkena penyakit
mosaik pada saringan bakteri dan mengoleskan cairan hasil
penyaringan pada tanaman tembakau sehat yang lain. Ternyata
tanaman tersebut tertular penyakit mosaik. Ivanowsky
berkesimpulan bahwa penyebab penyakit mosaik pada
tembakau berukuran lebih kecil dari bakteri.
Pada tahun 1897 Martinus Beijerinck (ahli mikrobiologi
Belanda) melakukan percobaan dengan cara menyemprotkan
hasil saringan dari ekstrak tanaman tembakau yang terkena
penyakit ke tanaman tembakau yang sehat secara bertingkat.
Mula-mula ia menyemprotkan ekstrak tanaman yang terkena
penyakit mosaik ke tanaman tembakau yang sehat sehingga
tanaman tersebut menjadi sakit. Kemudian daun tanaman yang
sakit tersebut dibuat ekstrak lagi untuk disemprotkan ke
tanaman tembakau yang sehat lainnya. Ternyata semua
tanaman tembakau menjadi sakit. Beijerinck berkesimpulan
bahwa agen infeksi yang ada di dalam getah yang telah disaring
tersebut dapat bereproduksi..
Pada tahun 1933, Wendell Stanley, ilmuwan USA
berhasil mengkristalkan partikel virus dari ekstrak daun
tembakau yang kemudian dikenal bernama Tobacco Mosaic
Virus ( TMV ).
2Biologi Sel

Hirarki kehidupan yang bersifat aseluler seperti virus dengan


ukuran yang demikian kecil dan ultra struktur yang amat sederhana
telah banyak menimbulkan masalah bagi pakar ilmu pengetahuan.
Pada bentuk kehidupan yang lain muncul sel prokariota dan sel
eukariota. Istilah sel prokariota berasal dari bahasa Yunani, yaitu
pre yang berarti sebelum, karyon yang berarti inti, dan ta yang
berarti kelompok mahluk. Dengan demikian, sel prokariota berarti
kelompok mahluk yang mempunyai sel dengan inti yang belum
sempurna (tidak memiliki membran inti). Sel prokariota umumnya
bersel tunggal, struktur sederhana, dan tidak memiliki organel
berbatas membran. (Ward, 2007). Sel prokariota meliputi + 3000
spesies. Meliputi dua kelompok besar, yaitu bakteri dan algae biru-
hijau atau Cynaobacteria (Sheeler dan Bianchi, 1983). Selain itu,
juga dikenal satu bentuk bakteri yang tidak memiliki dinding sel,
yaitu mikoplasma yang lebih dikenal dengan nama Pleuro
Pneumonia Like Organism atau PPLO. Istilah eukriota berasal dari
bahasa Yunani, yaitu eu yang berarti sejati dan karyon yang
bermakna inti. Dengan demikian, sel eukariota berarti kelompok
mahluk yang mempunyai sell dengan inti yang sempurna (memiliki
membran inti) (De Robertis et al., 1975).

B. VIRUS DAN VIROID


Virus bersifat nonseluler mempunyai susunan yang
kurang kompleks jika dibandingkan dengan sistem seluler pada
prokariota dan eukariota. Sebagai kelompok, virus bersifat
heterogen, namun semua virus mempunyai kesamaan dalam
sifat-sifat dasar tertentu. Semua virus adalah parasit intraseluler
yang obligat. Ini berarti bahwa, virus tidak dapat menjadi banyak
jika berada di luar sel inang. Inangnya mungkin berupa sel
bakteri, tumbuhan atau hewan. Hal ini tergantung pada jenis
virusnya. Selain itu, virus dapat berada dalam dua keadaan
yang berbeda, mungkin berada dalam sel inang, atau di luar
batas suatu sel. Di luar sel, virus berada sebagai partikel yang
disebut virion, seringkali bersama-sama dengan beberapa
protein. Pada stadium infeksi, bahan genetik dilepaskan dari
tempatnya ke dalam sel, yang dapat mempunyai berbagai sifat,
tergantung pada tipe virusnya serta kondisi pada waktu itu,.
Pada beberapa keadaan, jika di dalam sel inang bahan genetik
virus mengatur pembentukan partikel virus baru, menyebabkan
kematian sel. Struktur virus ditunjukkan pada Gambar 3.1
3
Biologi Sel

Gambar 3.1. Struktur virus (Campbell, Reece dan Mitchell, 2000)


Dalam 20 tahun terakhir ini suatu tipe baru agen yang
mempunyai daya infeksi diisolasi dari sejumlah tumbuhan dan
ditemukan bahwa ukurannya lebih kecil dan lebih sederhana
daripada virus. Agen ini disebut viroid, yang paling dikenal
adalah viroid umbi pada kentang (“Potato Spindle Tuber Viroid,
PSTV”) yang menyebabkan umbi kadang kelihatan retak. Virus
Avian Influenza (H5N1) adalah virus yang mematikan
ditemukan tahun 1997 di Hongkong. Dapat menular langsung
dari unggas ke manusia.

Gambar 3.2. Virus Influenza


http://micro.magnet.fsu.edu/cells/viruses/influenzavirus.html&h=
233&w=393&sz=44&hl=id&start=4&tbnid=DG

Penyebab AIDS adalah virus HIV (Human Immuno-


deficiency Virus). Virus HIV menyerang sel-sel darah T4 yang
berperan menjaga kekebalan tubuh. Bila tubuh terinfeksi HIV
4Biologi Sel

maka sel T4 akan hancur sehingga menyebabkan orang yang


terinfeksi HIV tidak mempunyai sistem pertahanan terhadap
serangan virus atau bakteri Gejala penyakit AIDS baru dapat
dirasakan penderita 8 sampai 10 tahun setelah virus
menginfeksi. HIV ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi
darah , jarum suntik. Ibu yang mengidap HIV dapat menularkan
HIV kepada bayi di dalam kandungannya. Sampai saat ini
penyakit AIDS belum ditemukan obatnya.

Gambar 3. 3 Virus HIV


http://microscopy.fsu.edu/cells/viruses/images/hivstructur
figure1.jpg

Virus ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976


disebuah sungai Ebola di Zaire Afrika. Virus ini menyebabkan
demam ebola. Gejalanya antara lain sebagai berikut: Sakit
kepala, nyeri otot, demam tinggi, muntah sakit perut. Pada hari
kelima timbul bercak-bercak merah pada badan, muka dan
lengan,terjadi peradangan pada usus besar dan paru-paru
akhirnya terjadi peradangan hati, ginjal rusak dan penurunan
jumlah trombosit secara drastis.
5
Biologi Sel

Gambar 3.4 Sebaran dan gejala klinis virus ebola


http://vietsciences.free.fr/khaocuu/nguyenlandung/images/virus-ebola-
Filoviridae.jpg
Virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Virus ini
diduga berasal dari mutasi Corona Virus yang menyerang sistem
pernapasan. Gejala SARS dimulai demam tinggi disertai menggigil,
sakit kepala,lesu,nyeri tubuh berlanjut menjadi batuk kering kemudian
menjadi sesak napas sehingga penderita kekurangan oksigen. Virus
yang muncul secara mendadak ini menimbulkan banyak kematian
rakyat Cina, Hongkong, Kanada dan Singapura.

Gambar 3.5. Virus SARS


http://www.rkm.com.au/VIRUS/virusimages/VIRUS-SARS-portrait-500.jpg
6Biologi Sel

C. ORGANISME SELULER
Sel merupakan kumpulan protoplasma yang dibatasi oleh
membran. Sel bukan merupakan suatu ruang-ruang kecil yang
kosong seperti yang diamati oleh Robert Hooke, melainkan sel
merupakan suatu struktur yang mengandung isi yang kompleks.
Keseluruhan isi sel disebut protoplas, sedangkan zat di dalam sel
yang merupakan koloid berstruktur kompleks disebut Protoplasma
(dari bahasa Yunani protos yang berarti pertama dan plasma yang
berarti pembentukan). Dengan demikian, secara harfiah
protoplasma berarti pem-bentukan yang pertama (De Robertis et.
al. 1975).
Protoplasma terutama terdiri atas 5 substansi dasar yaitu
elektrolit, protein, lipida, karbohidrat, dan air. Pada sel hewan
dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar 75-85% air,
10-20% protein, 2-3% lipid, 1% karbohidrat, dan 1% zat
anorganik lainnya. Pada sel eukariota, bagian dari cairan sel
yang terdapat di antara membran inti (nuclear envelope)
dengan membran plasma disebut sitoplasma, sedangkan cairan
sel yang terdapat di dalam selaput inti disebut nukleoplasma.
Di alam dikenal ada dua tipe sel berdasarkan ada tidaknya
selaput inti, yaitu sel prokariota dan sel eukariota, sedangkan
berdasarkan cara sel untuk mendapatkan energi dari
lingkungan sekitarnya, dikelompokkan menjadi dua, yaitu sel
autotrofik dan sel heterotropik (De Robertis et al., 1975)
Menurut De Robertis et al., (1975), sebuah sel harus
memenuhi beberapa kriteria yaitu :
1. Memiliki membran plasma;
2. Mengandung materi genetik yang penting untuk
mengkode berbagai jenis RNA, termasuk untuk sintesis
protein;
3. Mengandung “mesin biosintesis” tempat di mana sintesis
berlangsung.
Pada mulanya pengamatan terhadap struktur sell eukariota
sangat terbatas pada bagian-bagian tertentu saja, misalnya dinding
sel, membran sel dan inti sel. Pada tahap perkembangannya,
pengamatan terhadap struktur sel menjadi sangat kompleks,
terlebih setelah ditemukannya mikroskop elektron oleh Knoll dan
Ruska pada tahun 1932 (Karp, 1984). Dengan ditemukannya
mikroskop elektron, maka kini penga-matan terhadap struktur sel
telah sampai pada tingkat ultra struktur. Di dalam sitoplasma sel
eukariota terdapat organel-organel sel. Organel sel adalah badan-
badan yang terdapat di dalam sel, baik yang berbatas membran
maupun yang tidak berbatas membran.
7
Biologi Sel

1. SEL PROKRIOTA
Pada sel Prokariota, dapat dijumpai dinding sel,
plasmalemma atau membrane plasma, flagella, ribosom dan materi
genetik terdapat di dalam suatu badan inti yang disebut nukeloid
atau badan yang menyerupai inti tanpa adanya selaput inti sebagai
pemisah. Nukleoid berisi DNA (Ward, 2007). Hal tersebut berbeda
dengan apa yang dijumpai pada sel eukariota, dimana materi
genetiknya terdapat di dalam inti sel dan sangat kompleks,
terbungkus oleh suatu selaput yang dinamakan selaput inti atau
membran inti.
Dinding sel berperan sebagai pendukung dan mem-beri
bentuk pada sel, bersifat kaku dan tersusun atas peptidoglycan.
Membran plasma terletak di bawah dinding sel, mengandung
sejumlah enzim-enzim yang dibutuhkan untuk melangsungkan
reaksi-reaksi kimia. Jika sel akan membelah, maka pada
membran plasma dapat dijumpaii sejumlah lekukan-lekukan.
Flagella dijumpai pada beberapa prokariota, tertanam pada
dinding sel atau membrane plasma, dan berfungsi sebagai alat
pergerakan. DNA tunggal berbentuk sirkuler, ribosom tersusun
atas RNA dan protein (Ward, 2007).

a. PPLO
PPLO (“Pleuropneuonia-like organism”), yang juga
disebut mikoplasma, menyebabkan berbagai penyakit pada
manusia dan hewan. PPLO merupakan organisme seluler
terkecil (diameter ± 0,1 µm). PPLO lebih kecil dari beberapa
macam virus yang besar. Diameter sel PPLO adalah berkisar
0,1 µm. Permukaan PPLO diselubungi oleh membran yang

Gambar 3.6. Skema PPLO (Sheeler dan Bianchii, 1983)


8Biologi Sel

mengandung protein dan lipid. Jika dilihat dengan mikroskop,


yang dapat diamati adalah komponen genetik, terdiri atas
benang spiral rangkap DNA yang sirkular, dan sejumlah
ribosoma. Ribosoma mengandung susunan struktur minimal
yang diperlukan sel dan hidup bebas dan mungkin
menunjukkan suatu bentuk intermediat antara virus dan bakteri.
Gambar 3.7 menunjukkan struktur mikoplasma.

Gambar 3.7 Skema sel bakteri (Sheeler dan Bianchi, 1983).

Kelompok prokariota mencakup bakteri dan mikoplasma.


Bakteri merupakan organisme yang paling sederhana. Mereka
pada umumnya berbentuk bulat, spiral dan batang, dan berukuran
beberapa mikrometer. Gambar 3.7 dan 3.8 menunjukkan struktur
umum suatu bakteri. Dari luar ke dalam secara berturut-turut terlihat
bahwa bakteri terdiri atas: dinding sel, selaput plasma, dan
sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat nukleoid dan ribosom.
Selaput plasma pada tempat-tempat tertentu melipat-lipat dan
membentuk suatu bangunan yang disebut mesosom.
9
Biologi Sel

Gambar 3.8. Struktur sel bakteri (Partin, 2007)

Dinding sel bakteri mengandung mukopeptida yang


digunakan untuk mengelompokkan bakteri. Kadar senyawa
mukopeptida bakteri gram positif lebih tinggi dari pada bakteri
gram negatif. Pada beberapa jenis bakteri di luar dinding sel
masih terdapat suatu struktur tambahan yang disebut kapsula.
Dinding sel dan kapsula berperan antara lain sebagai
pelindung. Mesosom yang juga disebut kondrioid berperan
sebagai alat pengatur pembelahan dan fotosintesis bagi bakteri
fotosintetik. Lipatan selaput plasma bersama-sama dengan
ribosoma berperan untuk mensintesis protein.
Nukleoid merupakan kumpulan bahan informasi genetik
yang terdapat pada bakteri. Pada saat bakteri membelah,
bahan informasi genetik dibagi ke sel anakan tanpa mengalami
perubahan menjadi kromosom.
Beberapa jenis bakteri memiliki alat gerak yang disebut
flagela. Alat gerak yang sederhana ini berasal dari granula
basal yang terdapat di sitoplasma. Di tengahnya terdapat
sebuah filamen yang terdiri dari senyawa protein yang disebut
flagelin. Jenis-jenis yang lain ada yang mampu melakukan
fotosintesis. Kelompok ini digolongkan ke dalam jenis
Cyanobacteria yang juga disebut ganggang (alga) biru-hijau.
Cyanobacteria hidup soliter atau membentuk koloni berupa
benang-benang (Gambar 1.6 a,b dan c). Struktur Cyanobacteria
dari luar ke dalam sebagai berikut: seludang gelatin, dinding sel,
selaput plasma yang melipat-lipat membentuk lamelasoma dan
10Biologi Sel

mengandung pigmen fotosintetik. Di dalam selaput plasma


terdapat sitoplasma yang mengandung ribosoma dan nukleoid.

2. EUKARIOTA
Eukariota berbeda dengan prokariota, mereka memiliki
karyon atau nukleus. Di dalam nukleus inilah terkandung
sebagian besar DNA. Sel-sel eukariota mencakup sel tumbuhan
dan sel hewan. Ukuran sel eukariota lebih besar dari sel
prokariota, seperti terlihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Perbandingan sel eukaryota, bakteri, PPLO, dan virus (Albert et
al., 1984)
Pada sel eukariota dapat dijumpai adanya kelengkapan-
kelengkapan antara lain dinding sel, kloroplas, dan vakuola
sentral yang besar (khusus sel tumbuhan), mem-bran plasma,
retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, mikrobodi, dan
mitokondria. Struktur dasar sel hewan dan tumbuhan pada
dasarnya memiliki pola umum yang sama. Namun, dalam beberapa
hal terdapat perbedaan (Villee et al., 1985), seperti tampak pada
tabel 3.1.
11
Biologi Sel

Tabel 3.1 Perbedaan struktur antara sel hewan dan sel tumbuhan

No.
Organel Sel Hewan Sel Tumbuhan
1. Dinding Sel Tidak Ada Ada
2. Kloroplas Tidak Ada Ada
3. Vakuola sentral Tidak ada Ada
4. Sentriol Ada Tidak Ada
5. Lisosom Ada Tidak Ada
6. Silia Ada Tidak Ada

Gambar 3.10. Stuktur Sel Hewan


http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt# 257,1,Lecture 3 BIOL
L100 Indiana University Southeast David Partin, Instructor 17-3-07

Gambar 3.11. Struktur Sel tumbuhan

http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt# 257,1,Lecture 3 BIOL


L100 Indiana University Southeast David Partin, Instructor 17-3-07
12Biologi Sel

Prokaryotic vs. Eukaryotic Cells


Structure Prok. Animal Plant
cell size 1-10 um 10-100um 10-100 um
oxygen required by some by all by all
DNA form simple circle coiled linear strands, complex
DNA location in cytoplasm in nucleus in nucleus
DNA length short long long
cellular org. single, some single, most multicellular
colonial with differentiation
cell membrane yes yes yes
cell wall yes (not no yes
cellulose)
nuclear mem. no yes yes

34

Prokaryotic vs. Eukaryotic Cells


Structure Prok. Animal Plant
nucleolus no yes yes
mitochondria no yes yes
chloroplasts no no yes
E.R. no yes yes
ribosomes yes (small) yes yes
vacuoles some yes (small) yes (large)
Golgi apparatus no yes yes
lysosome no always often
cytoskeleton no yes yes
centrioles no yes no
cilia/flagella sometimes often some male
gametes
35

http://www.mhs.smmsd.sk.ca/passes/stufiles/Maegan/Biol%2030
%20Cells.ppt# 294,1,Cells
BS122 Principles of Biology II
Daniel W. Ward

D. STRUKTUR DASAR SEL


Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik efisien, maka sel
dilengkapi dengan berbagai komponen yang memungkinkan
berbagai aktifitas sel dapat dilangsungkan. Secara umum, struktur
dasar sel terdiri atas dinding sel, membran sel, retikulum
13
Biologi Sel

endoplasma, badan golgi, lisosom, mikrobodi, mitokondria,


kloroplas, ribosom, nukleus, mikrotubul dan mikrofilamen, sentriol,
silia dan flagel. Tidak semua sel memiliki komponen-komponen
tersebut di atas, tergantung pada tipe selnya.

1. Dinding Sel
Dinding sel hanya dijumpai pada sel tumbuhan. Dinding sel
berfungsi sebagai penyokong mekanik dan memberi bentuk pada
sel. Pada kondisi tertentu, dinding sel berperan untuk melindungi
sel agar tidak mengalami lisis. Dinding sel tumbuhan terutama
tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan polisakarida pektat.
Secara umum, dinding sel pada tumbuhan terdiri atas dua, yaitu
dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Diantara dinding
primer dari suatu sel dengan dinding primer dari sel yang
bertetangga terdapat lamella tengah. Dinding sekunder terdiri atas
tiga lapis, yaitu lapisan dalam (S3), lapisan tengah (S2), dan lapisan
luar (S1) (Thorpe, 1984)

Gambar 3.12 Model Dinding Sel Tumbuhan (Thorpe, 1984).


Dinding sel biasanya bersifat kaku. Namun demikian,
bukanlah merupakan pemisah secara absolut antara isi sel dengan
lingkungan sekitarnya. Hal tersebut disebabkan karena pada
dinding sel terdapat suatu saluran yang menghubungkan antara
satu sel dengan sel lainnya. Penghubung tersebut dinamakan
plasmodesmata, berperan dalam melayani sirkulasi bahan-bahan
interseluler Selain palsmodesmata, pada dinding sel tumbuhan
misalnya sel-sel xylem dan floem, terdapat lubang-lubang halus
atau lubang-lubang besar yang dapat menghubungkan antara dua
sel yang bertetangga.
14Biologi Sel

2. Membran plasma
Membran prlasma secara fisik memisahkan sitoplasma
dan organel-organel seluler dari lingkungan sekitarnya. Semua
materi yang masuk dan keluar dari sel harus melewati membran
plasma. Membran plasma bekerja sebagai sebuah rintangan
semipermiabel di mana berlangsung difusi secara selektif, transpor
aktif, pinositosis, fagositosis dan komunikasi antara si penerima dan
penyampai rangsangan, dan tempat berlangsungnya sejumlah
reaksi-reaksi kimia.
Membran plasma terutama tersusun atas lipida dan protein.
Lipida membran terutama terdiri atas fosfolipida, glikolipida, dan
sterol. Molekul-molekul lipida bersifat anfifatik, artinya setiap
molekul mengandung komponen yang bersifat hidrofobik dan
hidrofilik.
Protein membran adalah protein globular yang tertanam atau
mengapung dalam matriks cair. Protein-protein yang terdapat pada
membran plasma mempunyai peranan yang sangat penting dalam
hal :
a. Memberikan kekuatan struktural pada membran;
b. Bekerja sebagai enzim untuk melangsungkan berbagai
jenis reaksi-reaksi kimia;
c. Bekerja sebagai protein pembawa (carrier) untuk transpor
material melalui membran;
d. Bekerja sebagai protein saluran;
e. Menguraikan zat lipida, oleh sebab itu membentuk pori
membran.
Pada membran plasma, juga terkandung karbohidrat
dalam jumlah sedikit. Karbohidrat biasanya dalam bentuk
glikoprotein dan glikolipida. Membran plasma pada sel-sel jaringan,
biasanya mengalami modifikasi-modifikasi tertentu membentuk
sejumlah tonjolan-tonjolan yang disebut mikrovili, misalnya mikrovili
pada sel-sel epitel usus halus (Sheeler & Bianchi, 1983). Mikrovili
berperan meningkatkan luas permukaan sel dan untuk
meningkatkan pelaluan materi melintasi membran plasma.
Membran plasma antara satu sel dengna sel lainnya dapat saling
berhubungan melalui suatu struktur khusus yang disebut junction,
misalnya tigh junction,gap junction, dan desmosom .
15
Biologi Sel

Gambar 3.13. Struktur Membran Sel

3. Retikulum Endoplasma
Di dalam sitoplasma sel, terdapat jalinan saluran-saluran
yang berbatas membran dan saling beranastomosis dan secara
kolektif disebut retikulum endoplasma. Membran retikulum
endoplasma membagi sitoplasma menjadi dua fasa, yaitu (i)
fasa luminal atau fasa intra cisternal dan (ii) fasa hyaloplasmik
atau fasa sitosol. Fase luminal terdiri dari materi yang terdapat
di dalam sisterna retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma
yang pada permukaan hyaloplamiknya terdapat ribosom disebut
retikulum endoplasma halus atau licin. Setiap bagian dari
retikulum endoplasma dapat berhubungan dengan membran
plasma dan selaput inti (Sheeler & Bianchi, 1983). Ribosom
adalah partikel nukleoprotein tempat berlangsungnya reaksi-
reaksi sintesis protein (Thorpe, 1984).
Retikulum endoplasma berperan di dalam mekanisme
detoksifikasi, ikut terlibat di dalam sintesis lemak, steroid dan
metabolit molekul-molekul kecil. Selain itu, berperan dalam
sintesis protein dengan adanya ribosom (gambar 2.6) pada
permukaan membrannya.
16Biologi Sel

Gambar 3.14. Struktur RE


http://gbs.glenbrook.k12.il.us/Academics/gbssci/bio/apbio/HTML%20Present
ation%20folder/Ch.%206A.ppt 17-3-07 A Tour of the Cell

4. Badan Golgi
Badan golgi sering disebut apparatus golgi. Terdiri atas
sisterna-sisterna halus yang biasanya ditumpuk bersama-sama
dalam arah yang paralel. Kompleks golgi biasanya dikelilingi oleh
vesikula-vesikula dengan berbagai ukuran yang dilepaskan dari
bagian tepi kompleks golgi. Beberapa fungsi kompleks golgi adalah
memodifikasi produk sekresi; sekresi enzim-enzim, khususnya
lipoprotein pada sel produk sekresi; glikoksilasi protein-protein yang
di sintesis oleh retikulum endoplasma kasar; pembuatan membran
untuk vesikula yang dikeluarkan dari permukaan matang; dan
proliferasi membran plasma dengan menambahkan bahan-bahan
membran untuk organel-organel intraseluler dan membran plasma
(Sheeler & Bianchi, 1983).
17
Biologi Sel

Gambar 3.15. Struktur Badan Golgi


http://gbs.glenbrook.k12.il.us/Academics/gbssci/bio/apbio/HTML%20Presentation
%20folder/Ch.%206A.ppt 17-3-07A Tour of the Cell

5. Lisosom
Pada umumnya sel-sel mengandung struktur berbentuk
vesikula yang ukurannya lebih kecil daripada mitokondria dan
disebut lisosom. Permukaan lisosom dibatasai oleh suatu
membran tunggal dan mengandung sejumlah enzim-enzim
hidrolase yang mampu mencerna protein, asam nukleat,
polisakarida, dan bahan-bahan lain. Dibawah kondisi normal,
aktivitas enzim-enzim tersebut terbatas pada bagian dalam dari
lisosom. Akan tetapi, jika membran lisosom pecah, maka enzim-
enzim dilepaskan dan dapat menghancurkan sel. Lisosom
bertanggungjawab untuk pencernaan intraseluler dari partikel-
partikel yang dimakan oleh sel selama endositosis (Sheeler &
Bianchi, 1983).
18Biologi Sel

Gambar 3.16. Lisosom

6. Mitokondria
Di dalam sitoplasma, terdapat sejumlah organel-organel
berbentuk vesikula lonjong yang disebut mitokondria. Setiap
mitokondria dibatasi oleh dua membran, yaitu membran luar
dan membran dalam. Pada membran dalam, terdapat sejumlah
lipatan-lipatan yang disebut krista yang menambah luas daerah
permukaan membran dalam. Ruang yang terdapat diantara
krista mitokondria disebut matriks. Pada mitokondria
berlangsung sejumlah fungsi-fungsi metabolik, meliputi produksi
energi dari metabolisme karbohidrat dan lipida (Sheeler &
Bianchi, 1983).

Gambar 3.17. Struktur Mitokondria (Sheeler & Bianchi, 1983).


19
Biologi Sel

7. Mikrobodi
Mikrobodi terdapat pada sel hewan maupun tumbuhan.
Ada dua jenis mikrobodi, yaitu peroksisom dan glioksisom.
Organel-organel ini dibatasi oleh membran tunggal dan
mengandung sejumlah enzim-enzim yang berfungsi dalam
metabolismehidrogen peroksida dan asam glioksilat. Secara
umum, mikrobodi berfungsi untuk reaksi-reaksi oksidasi yang
dilakukan oleh flavin oksidase dan katalase, metabolisme d-
asam amino, serta membantu mitokondria didalam metabolisme
lemak.

Gambar 3.18. Peroksisom

8. Kloroplas
Kemampuan untuk menggunakan cahaya sebagai
sumber energi untuk sintesis karbohidrat dari air dan karbon
dioksida merupakan ciri khusus dari setiap sel tumbuhan.
Proses tersebut dinamakan fotosintesis dan berlangsung
didalam organel yang disebut kloroplas. Kloroplas memiliki
struktur yang agak lonjong dan dibatasi oleh membran luar dan
di dalamnya terdapat membran-membran internal.
Secara internal, kloroplas terdiri atas rangkaian-
rangkaian membran yang tersusun berupa lempeng-lempeng
paralel yang disebut lamella dan didukung oleh suatu matriks
yang bersifat homogen yang disebut stroma Membran-
membran yang tersusun berupa kantong-kantong tipis disebut
tilakoid yang mengandung klorofil dan dapat menumpuk satu
dengan yang lainnya membentuk struktur yang disebut grana.
Membran lamella yang menghubungkan grana disebut lamella
stroma (Sheeler & Bianchi, 1983).
20Biologi Sel

Gambar 3.19. Struktur kloroplas

9. Nukleus (Inti sel)


Ukuran nukleus relatif besar dan dengan mudah dibedakan
dari struktur yang lain. Nukleus tidak selalu terdapat pada bagian
tengah sel, misalnya pada sel-sel otot rangka, nukleus terdapat
pada bagian perifer. Kandungan nukleus terpisah dari sitoplasma
oleh dua membran yang secara bersama-sama membentuk
selaput inti (nuklear envelope) atau sering disebut membran inti.
Membran inti dobel membran, terdiri atas membran dalam dan
membran luar. Pada tempat-tempat tertentu membran luar dari
selaput inti berfusi dengan membran dalam dan membentuk pori
inti yang mengontrol jalur transportasi antara inti dengan
sitoplasma. Sitosol dan nukleoplasma secara terus menerus tetap
berhubungan melalui pori inti. Biasanya pori inti dikelilingi oleh
granula-granula dan secara bersama-sama membentuk kompleks
pori. Membran luar inti mempunyai ribosom yang dilekatkan pada
permukaan hyaloplasmik dan juga dapat membentuk hubungan
yang bersambungan dengan membran retikulum endoplasma.
Ruang diantara membran luar dan membran dalam inti disebut
ruang perinukleus. Di dalam inti terdapat anak inti atau nukleolus
(Sheeler & Bianchi, 1983; Junqueira & Carneiro, 1980; Thorpe,
1984). Inti dapat dipandang sebagai pusat informasi genetik.
Ekspresi informasi genetik berawal di dalam inti.
21
Biologi Sel

Gambar
3.20. Struktur Inti

10. Vakuola
Vakuola dibatasi oleh membran tunggal yang disebut
tonoplas. Sel-sel dewasa pada tumbuhan memiliki vakuola besar
yang disebut vakuola sentral. Vakuola sentral dibentuk oleh
penggabungan vakuola-vakuola sederhana selama pertumbuhan
dan perkembangan sel tumbuhan. Vakuola berperan sebagai
tempat penyimpanan air dan produk-produk sel atau metabolit-
metabolit intermediat (Sheeler & Bianchi, 1983). Vakuola mengisi
kurang lebih 90% dari volume sel tumbuhan dewasa. Vakuola berisi
cairan dan dibatasi oleh membran yang disebut tonoplas,
mengandung bermacam-macam substansi organik dan anorganik.
Substansi organik misalnya gula, protein, asam-asam organik,
fosfatida, tannin, dan pigmen flavonoid, sedangkan substansi
anorganik misalnya kalsium oksalat. Sel meristematik memiliki
banyak vakuola-vakuola sederhana. Mengikuti pertumbuhan dan
differensiasi sel, vakuola-vakuola sederhana bergabung satu
dengan yang lainnya membentuk vakuola sentral yang besar
(Fahn, 1970).
22Biologi Sel

Gambar 3.21. Vakuola sentral


http://gbs.glenbrook.k12.il.us/Academics/gbssci/bio/apbio/HTML%20Presentation
%20folder/Ch.%206A.ppt 17-3-07A Tour of the Cell

11. Flagella dan Silia


Umumnya sel-sel yang dapat hidup bebas seperti protozoa
dan mikroorganisme lainnya mempunyai organel lokomotor yang
menonjol pada permukaan selnya. Organel tersebut dinamakan
flagella dan atau silia. Sel-sel pada jaringan organisme multiseluler
juga dapat memiliki silia, tetapi mereka digunakan untuk
menggerakkan substrat melintasi permukaan sel, seperti mukus
pada saluran pernafasan atau sel telur selama melintasi tuba fallofii.
Jadi, peran silia pada organisme multiseluler bukan untuk
pergerakan sel. Organel-organel disebut silia bila lebih pendek dan
terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan flagella jika
panjang dan jumlahnya sedikit. Setiap silia atau flagella dibungkus
oleh perpanjangan membran plasma. Secara internal, organel-
organel tersebut mengandung mikrotubul dengan susunan yang
spesifik membentuk basal body atau kinetosoma. Basal bodi terdiri
atas dua mikrotubul pusat dan sembilan pasang mikrotubul perifer
(Sheeler & Bianchi, 1983).
23
Biologi Sel

Gambar 3.22. Silia


http://gbs.glenbrook.k12.il.us/Academics/gbssci/bio/apbio/HTML%20Presentation
%20folder/Ch.%206A.ppt 17-3-07A Tour of the Cell

12. Sentriol
Sentriol merupakan struktur berbentuk silindris dengan
diameter 0.15 nm dan panjang 0.3-0.5 nm dan terutama terdiri atas
mikrotubulus yang tersusun dengan sangat teratur. Sentriol
terdapat sepasang pada sel yang sedang tidak membelah.
Sedangkan pada sel yang akan membelah, setiap sentriol akan
membentuk sentriol baru sehingga terdapat dua pasang sentriol.
Pada sel yang sedang membelah sentriol membentuk kumparan
mitosis yang mengandung mikrotubuli yang berfungsi untuk
menggerakkan kromosom selama mitosis. Umumnya sentriol
ditemukan dekat inti.

Gambar 3.24. Sentriol

13. Ribosom
Ribosom merupakan struktur atau kelompokan
multimolekul yang berperan sebagai pabrik untuk sintesis
protein. Selama proses penerjemahan, ribosoma menempel
dan bergeser sepanjang molekul mRNA dari ujung 5’- 3’.
Ribosoma dibangun dari molekul-molekul protein dan rRNA.
Jumlah ribosoma di dalam suatu sel sangat banyak dan
berbeda-beda sesuai dengan macam organismenya. Misalnya :
bakteri yang sedang tumbuh mengandung sekitar 20.000
24Biologi Sel

ribosoma. Ribosom terdiri atas dua sub unit, yaitu sub unit
besar dan sub unit kecil.
Ribosoma yang terdiri dari molekul-molekul protein dan
rRNA berperan sangat penting dalam proses sintesis protein.
Reaksi sintesis protein memerlukan pemandu katalitik yang
rumit. Misalnya, untuk meyakinkan bahwa kodon yang terdapat
di mRNA dapat tepat berpasangan dengan antikodon yang ada
pada tRNA, sehingga penerjemahan tidak meleset. Kejadian itu
dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam sintesis protein ini,
dikatalisis oleh ribosoma. Ribosoma prokariota maupun
eukariota memiliki peranan dan pola yang mirip satu sama lain.
Masing-masing terdiri dari subunit besar dan subunit kecil.
Dalam proses sintesis protein, subunit kecil mengikat mRNA
dan tRNA, sedangkan subunit besar berperan dalam proses
pembentukan ikatan polipeptida.

Gambar 3.25. Struktur Ribosom


A Tour of the Cell

E. SEL AUTOTROF DAN HETEROTROF


Sel autotrofik adalah sel yang memiliki kemampuan untuk
memproses zat anorganik menjadi zat organik dengan
menggunakan energi yang langsung didapatkan dari sinar matahari
atau pemecahan bahan kimia yang terdapat di alam. Sel autotrofik
terdiri atas sel-sel prokariota dan sel-sel eukariota fotosintesis. Sel
prokariota fotosintesis meliputi organisme sejenis bakteri
fotosintesis maupun Cyanobacteria. Keduanya mengandung
pigmen fotosintesis yang terdapat di dalam membran selnya.
Pigmen fotosintesis yang terdapat pada bakteri yaitu bakterioviridin
atau lebih dikenal dengan bakterioklorofil dan bakteriopurpurin
(Sheeler dan Bianchii, 1983)
Pada bakteri yang memiliki pigmen fotosintesis, proses
fotosintesis dapat berlangsung dengan menggunakan energi
25
Biologi Sel

matahari secara langsung. Bakterioklorofil pada bakteri sama


dengan klorofil a yang terdapat pada tumbuhan (Sheeler & Bianchi,
1983). Pada bakteri, proses fotosintesis berlangsung dalam sistim
lamella membran yang disebut chromatofor. Chromatofor
mengandung pigmen untuk reaksi-reaksi fotokimia (Sheeler &
Bianchi, 1983).
Perbedaan yang paling penting antara tumbuhan dengan
bakteri fotosintesis adalah air tidak digunakan untuk mereduksi dan
oksigen bukan sebagai hasil akhir. Dikenal ada dua kelompok
bakteri yang dapat melaksanakan fotosintesis yaitu bakteri hijau
dan bakteri ungu. Organisme tersebut memanfaatkan H2S dan
menghasilkan sulfur dan sulfat (Sheeler & Bianchi, 1983). Pada
bakteri ungu sulfur, reaksinya adalah sebagai berikut :

Energi cahaya
6 CO2 + 12 H2S C6H12O6 + 6 H2O + 12 S
Bakterioklorofil

Selama proses fotosintesis, sulfur diakumulasikan sebagai


granula-granula dan dapat dimetabolisme lebih lanjut. Pada bakteri
ungu non sulfur, ia menggunakan komponen organik lainnya seperti
asam asetat sebagai donor elektron. Asam asetat dioksidasi secara
anaerobik melalui reaksi-reaksi daur Krebs. Asam asetat juga dapat
direduksi menjadi asam hidroksibutirat. Beberapa bakteri ungu
sulfur dan non sulfur dapat menggunakan molekul hidrogen untuk
mereduksi CO2 atau asam asetat (Sheeler & Bianchi, 1983)
Pada bakteri nitrogen, ia dapat menggunakan molekul NH3
yang terdapat di dalam tanah atau secara langsung mengikat N2
dari udara, proses tersebut dinamakan kemosintesis dengan reaksi
sebagai berikut :

N2 + 3 H2 2 NH3 + Energi
Atau

2 NH3 + O2 HNO2 + 2 H2O + Energi


Sel eukariota fotosintesis meliputi berbagai jenis tumbuhan
mulai dari algae bersel tunggal hingga tumbuhan tinggi. Pada sel
eukariota fotosintesis terdapat organel khusus yang disebut
kloroplas yang mengandung pigmen fotosintesis yaitu klorofil.
Reaksi umum fotosintesis pada tumbuhan adalah sebagai berikut :
26Biologi Sel

Energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6+ 6 O2 + 6 H2O
Bakterioklorofil

Setiap jenis pigmen yang terdapat pada bakteri dan


tumbuhan memiliki kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya
dengan panjang gelombang yang tertentu (tabel 2.2).

Tabel 2.2. Absorbsi maksimum pigmen-pigmen pada tumbuhan dan bakteri


(Sheeler & Bianchi, 1983).

Panjang
Pigmen Terdapat pada
gelombang
(nm)
Klorofil a 430,670 Semua tumbuhan hijau
Klorofil b 455,640 Tumbuhan tinggi dan algae hijau

Klorofil c 455,625 Diatom, algae biru


Bakterioklorofil 365,605,770 Bakteri ungu dan hijau
Karoten 420,440,470 Daun-daun, beberapa algae
b-Karoten 425,450,480 Beberapa tumbuhan
Karoten 440,460,495 Beberapa tumbuhan
Luteol 425,445,475 Daun-daun hijau, algae merah
dan biru
Violaxanthol 425,450,475 Beberapa daun
Fucoxanthol 425,450,475 Diatom, algae biru
Phycoerithrin 490,546,576 Algae merah dan algae biru
Hijau
Phycocyanin 618 Algae merah dan algae biru hijau

Allophycoxant 654 Algae merah dan algae biru hijau


hin

Sel heterofik adalah semua sel yang memperoleh energi


dengan cara memecahkan substrat makanan. Terdiri atas sel
heterotrofik prokariota dan sel heterotrofik eukariota. Sel
hetetrofik prokariota meliputi semua jenis bakteri non
fotosintesis. Sedangkan sel hetetrofik eukariota meliputi semua
jenis hewan, termasuk manusia. Pada manusia, untuk
mendapatkan energi, ia harus memecahkan zat-zat makanan
seperti glukosa menjadi CO2 dan H2O dengan reaksi:
27
Biologi Sel

C2H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O + Energi

Pada Acetobacter, energi diperoleh dengan cara memecah


etanol menjadi asam cuka dan air dengan reaksi sebagai
berikut :

CH3CH2OH + O2 CH3COOH + H2O + Energi

Berbeda dengan sel heterotrofik prokariota, sebagian


besar pemecahan dan penyimpanan energi pada sel
heterotrofik eukariota berlangsung di dalam suatu struktur
internal sub seluler yang dikenal dengan nama mitokondria (De
Robertis et al., 1975).

LATIHAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cermat!

1. Jelaskan mengapa virus tidak dapat dikategorikan


sebagai sel, namun di sisi lain dapat dianggap sebagai
makhluk hidup.
2. Dalam hal apakah sel yang ditemukan R. Hooke berbeda
dengan sel yang di kenal sekarang ini ?
3. Manakah yang lebih kompleks aktivitas biokimia yang
berlangsung di dalam sebuah sel amuba dibandingkan
dengan sel-sel di dalam tubuh kalian ?
4. Buatlah sebuah peta konsep tentang perbedaan sel
prokariota dan sel eukariota dengan mengacu pada tabel
1.4 !

You might also like