You are on page 1of 21

176

RETIKULUM ENDOPLASMA
Adnan
(Dosen Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar)

A. Struktur Retikulum Endoplasma


Semua sel eukariota mengandung retikulum
endoplasma. Secara umum retikulum endoplasma berperan
sebagai jalur transportasi intraseluler bagi sel. Dikenal ada dua
jenis retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma halus
dan retikulum endoplasma kasar. Retikulum endoplasma halus
berperan dalam sintesis protein dan sintesis membran baru.
Retikulum endoplasma kasar mengandung ribosom dan
berperan untuk sintesis protein dan modifikasi protein.

Gambar 7.1. Struktur Retikulum Endoplasma


http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.

Ruang yang terdapat di dalam retikulum endoplasma


(RE) disebut lumen atau ruang sisternal RE. Lumen RE terpisah
dari sitosol oleh suatu membran tunggal (membran RE) yang
memudahkan komunikasi diantara kedua kompartemen ini.
Membran RE berkesinambungan dengan membran luar inti.
Struktur membran retikulum endoplasma sesuai dengan
model membran mosaik cair dari Singer dan Nicolson. Dalam
beberapa hal, membran retikulum endoplasma berbeda dengan
membran plasma, antara lain :
177

a. Ketebalan membran
Membran plasma lebih tebal dari membran retikulum
endoplasma. Membran plasma memiliki ketebalan berkisar
antara 8-10 nm, sedangkan membran retikulum endoplasma
memiliki ketebalan berkisar 5 nm.
b. Rasio protein
Jumlah protein yang terdapat dalam membran plasma lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah protein yang terdapat
dalam membran retikulum endoplasma. Hal tersebut
menyebabkan struktur membran pada retikulum endoplasma
lebih stabil dari pada membran plasma.
c. Rasio kolesterol
Konsenstrasi kolesterol yang terdapat pada membran
plasma lebih sedikit dibandingkan dengan konsentrasi
kolesterol yang terdapat pada membran retikulum
endoplasma.
d. Fluiditas
Membran plasma lebih bersifat cair dibandingkan dengan
membran retikulum endoplasma. Hal ini disebabkan karena
kandungan protein yang terdapat pada membran plasma
lebih sedikit dibandingkan dengan membran retikulum
endoplasma.
Perbandingan tebal antara membran retikulum plasma
dengan membran retikulum endoplasma ditunjuk-kan pada
gambar 7.2

Gambar 7.2 Perbandingan tebal membran plasma (A) dengan membran


Retikulum endoplasma (B) (Thorpe, 1984).
178

Retikulum endoplasma merupakan suatu alat yang


bekerja untuk memisahkan molekul-molekul baru yang di
sintesis di dalam sitosol dan yang tidak di sintesis di dalam
sitosol. Selain itu, juga berperan sebagai pusat biosintesis
makromolekul yang digunakan untuk membangun organel-
organel seluler yang lain. Lipida, protein, dan kompleks
karbohidrat di transpor ke badan golgi, ke membran plasma
atau ke lisosom atau ke bagian luar sel.

B. MACAM RETIKULUM ENDOPLASMA


Berdasarkan topografi membrannya, retikulum
endoplasma dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Retikulum endoplasma kasar
2. Retikulum endoplasma halus
Retikulum endoplasma kasar terdapat dalam bentuk
lamella berupa kantung-kantung yang pipih, sedangkan
retikulum endoplasma halus atau licin biasanya dalam bentuk
vesikula atau tubulus. Retikulum endoplasma kasar umumnya
dijumpai pada sel-sel yang dikhususkan untuk mengsekresi
protein seperti sel-sel asinar pankreas, sel-sel plasma yang
mengekskresikan antibodi atau pada sel-sel yang aktif
mengsintesis membran misalnya sel telur muda atau sel-sel
batang pada retina. Retikulum endoplasma kasar merupakan
tempat berlangsungnya sintesis protein yang ditunjukkan untuk
(i) digetahkan atau disekresikan, (ii) sintesis untuk membran,
dan (iii) organel-organel intra membran lainnya.

Gambar 7.3. RE kasar dan RE halus


http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt
179

Pada permukaan hyaloplasmik membran retikulum


endoplasma kasar, terdapat partikel-partikel ribosom yang
menempel atau tertanam. Sedangkan pada retikulum
endoplasma halus, membrannya tidak memiliki partikel ribosom.
Ribosom-ribosom (80S, 60S dan 40S) melekat pada membran
retikulum endoplasma melalui perantaraan glikoprotein khusus
yang disebut riboforin. Riboforin ini merupakan reseptor untuk
partikel ribosom dengan BM 63.000 dan 65.000 dalton (gambar
8.4).

Gambar 7.4 Partikel ribosom yang terikat pada riboforin yang terdapatPada
membran retikulum endoplasma kasar (Thorpe, 1984)

Riboforin merupakan protein integral membran yang


terdapat pada retikulum endoplasma kasar. Bagian ribosom
yang berasosiasi dengan kompleks ribosom adalah ribosom sub
unit besra. Dari gambaran di atas, menunjukkan bahwa
membran retikulum endoplasma dan membran sel pada
umumnya bukan hanya asimetris dari aspek strukturalnya,
tetapi juga simetris dari aspek fungsionalnya. Berdasarkan
bentuknya, RE dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : RE
berbentuk lamella, RE berbentuk versikula, dan RE berbentuk
tubulus.
Retikulum endoplasma halus permukaan hyaloplas-
miknya tidak mengandung ribosom. Oleh sebab itu, sering
dinamakan retikulum endoplasma agranuler. Retikulum
endoplasma halus terutama terdapat di dalam sel yang
memegang peranan penting dalam metabolisme lipida, dan
mempunyai peranan dalam sintesis kolesterol dan metabolisme
hormon-hormon steroid. Retikulum endoplasma halus
mengandung enzim-enzim yang dibutuhkan untuk sintesis
lipoprotein, misalnya sel-sel hepatosit. Selain itu, juga
mengandung enzim-enzim yang berperan dalam detoksifikasi,
misalnya enzim sitokrom p450.
180

Retikulum endoplasma kasar memiliki daerah yang


sebahagian besar tidak mengandung ribosom. Daerah-daerah
tersebut merupakan daerah peralihan, karena dari situlah
dibentuk vesikula-vesikula transpor atau vesikula transisi atau
retikulum endoplasma transisi. Vesikula-vesikula tersebut
megandung protein atau lipida yang diangkut secara
intraseluler.
Vesikula-vesikula transisi atau vesikula transpor
berperan mengangkut makromolekul (protein) dari retikulum
endoplasma. Di dalam vesikula transport terdapat protein yang
larut yang berasal dari lumen retikulum endoplasma (protein
sekretori) atau protein yang terikat pada membran vesikula
(protein membran). Vesikula-vesikula dapat bergabung dengan
membran sasaran dan melepaskan isinya. Membran vesikula
merupakan bagian dari membran sasaran.
Pada sel-sel yang aktif mensintesis hormon steroid,
retikulum endoplasma licin atau halus memiliki enzim-enzim
untuk sintesis kolesterol, yang merupakan prazat untuk sintesis
hormon steroid. Sintesis lipida berlangsung di dalam retikulum
endoplasma licin. Semua lipida yang dibuat di dalam sel
disintesis pada membran retikulum endoplasma kecuali
fosfatildilgliserat dan kardiolipin.

Gambar 7.5. Pembentukan vesikula transport pada Retikulum endoplasma


http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt

C. KOMPOSISI KIMIA RE
Pada hati tikus, membran mikrosom mengandung protein
sekitar 60-70% dan fosfolipida sekitar 100%. Tidak kurang dari
33% polipeptida dengan sifat-sifat fisika dan kimia yang
181

berbeda terdapat pada membran mikrosom. Fosfolipida


mikrosom tersebar dengan perbandingan kira-kira 55%
fosfolipida kolin, 5-10% fosfatidilkolin, 20-25% fosfatidil-
etanolamin, 5-10% fosfatidilinositol, dan 4-7% sfingomielin.
Mikrosom bukanlah suatu organel, melainkan hasil
isolasi dari membran retikulum endoplasma yang berbentuk
vesikula yang diperoleh setelah membran retikulum
endoplasma dihomogenisasi. Pada umumnya membran retiku-
lum endoplasma lebih kaya dengan fosfatidilkolin dan sfingo-
mielin.
Di dalam retikulum endoplasma, terdapat enzim glukosa-
6-fosfatase yang merupakan enzim maker untuk retikulum
endoplasma. Enzim maker tersebut memiliki peran yang sangat
penting dalam metabolisme karbo-hidrat. Sedangkan enzim
terbanyak adalah Cytochrom p-450 dan merupakan 10% dari
protein mikrosom
Tabel 8.1 menunjukkan topografi berbagai jenis enzim
yang terdapat pada retikulum endoplasma. Semua enzim-enzim
tersebut kecuali Cytokhrom p450 terdistribusi secara asimetris
pada membran, yaitu ada yang terletak pada permukaan
luminal atau sisternal, dan yang lain pada permukaan
hyaloplasmik. Sitokrom b5 merupakan protein integral membran
dengan berat molekul 11.000 dalton dan terletak pada
permukaan hyaloplasmik dan retikulum endoplasma (Thorpe,
1984).

Tabel 8.1 Lokasi berbagai jenis enzim pada membran retikulum


endoplasma (Thorpe, 1984)

Nama Enzim Lokasi Enzim


Cytochrom 65 Permukaan sitoplasma
NADH-Cytochrom b5
reduktase Permukaan sitoplasma
NADPH-Cytochrom c
reduktase Permukaan sitoplasma
Cytochrom p-450 Permukaan sitoplasma dan lumen RE
ATP-ase Permukaan sitoplasma
Nukleosida pirofosfatase Permukaan sitoplasma
CDPmannosil transferase Permukaan sitoplasma
Nukleosida difosfatase Permukaan sitoplasma
Glukosa-6-fosfatase Permukaan sitoplasma
B-Glukoronidase Permukaan sitoplasma
182

Dari berbagai hasil penelitian disimpulkan bahwa untuk


enzim sitokrom b5 yang memiliki kepala hidrofilik yang
mengandung tempat katalitik, terekspor ke permukaan
hyaloplasmik atau permukaan sitoplasmik. Sedang-kan bagian
ekor yang bersifat hidrofobik dan tidak mempunyai aktivitas
katalitik terendam di dalam bilayer lipida membrane.

Gambar 7.6 Sitokrom b5 dengan kepala terorientasi ke arah permukaan


hyaloplasmik (Thorpe, 1984).

E. BIOSINTESIS PROTEIN RE
Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel
ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein
tersebut akan menjadi protein transmembran, dan sebagian
yang lain dimasukkan kedalam sistern retikulum endoplasma.
Protein transmembran diperuntukkan untuk membran sell atau
membran organel-organel lain, sedangkan protein yang
dilepaskan ke dalam sisterna diperuntukkan bagi organel-
organel sel atau untuk disekresikan.
Sintesis protein pada retikulum endoplasma melibatkan
dua reseptor, yaitu (i) reseptor yang mengenali ribosom sub unit
besar dengan rantai polipeptidanya yang baru terbentuk dan (ii)
reseptor yang mengikat ujung 3’mRNA yang pada eukariota
ditandai dengan poli A.
Sintesis protein dilakukan oleh polisom atau ribosom
pada membran retikulum endoplasma. Pada mRNA terdapat
kodon untuk protein isyarat (signal peptida). Tahap-tahap
berlangsungnya sintesis protein membran retikulum
endoplasma adalah (Partin, 2007) sebagai berikut :
1. mRNA keluar dari inti dan berlekatan dengan ribosom untuk
memulai sintesis protein. Ribosom pada mRNA bergerak
menuju kodon star, dan selanjutnya mentranslasi kodon
untuk protein isyarat menghasilkan protein isyarat atau
signal peptida. Translasi berlangsung di dalam sitosol, dan
di dalam sitosol terdapat partikel pengenal isyarat (signal
recognition particel = SRP).
183

2. Protein isyarat (signal peptide ) berikatan partikel pengenal


isyarat. Protein pengenal isyarat selanjutnya terikat pada
reseptor yang terdapat pada permukaan membran retikulum
endoplasma
3. Ikatan antara protein pegenal isyarat dengan reseptornya
menyebabkan saluran translokasi protein pada membrane
RE terbuka dan memungkinkan polipeptida (protein isyarat)
masuk ke dalam lumen retikulum endoplasma. Untuk
sementara sintesis protein terhenti hingga protein isyarat
menembus celah yang terdapat pada membran retikulum
endoplasma.
4. Setelah protein isyarat menembus membran retikulum
endoplasma, sintesis polipeptida baru dimulai. Protein
isyarat yang terdapat di dalam lumen retikulum endoplasma
selanjutnya dilepaskan oleh signal peptidase.
5. Seiring dengan terlepasnya protein isyarat, perpanjangan
polipeptida berlangsung di dalam lumen hingga ribosom
mencapai kodon stop. Selanjutnya polipeptida baru
dilepaskan kedalam lumen. Ribosom yang telah selesai
melaksanakan translasi mengalami disosiasi dan terlepas di
dalam sitoplasma.

Gambar 7.7. Sintesis Protein pada Ribosom yang menempel pada


membrane reticulum endoplasma (Partin, 2007)
http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt

Selain itu sintesis protein pada membrane retikulum


endoplasma,, sintesis protein juga dapat berlangsung di dalam
sitoplasma yang dilakukan oleh ribosom atau polisom. (Albert
et. al 1983). Terdapat perbedaan target antara protein yang
disintesis di dalam sitoplasma oleh ribosom bebas dengan
184

protein yang disintesis oleh ribosom yang terikat pada


permukaan membrane retikulum endoplasma kasar. Sintesis
protein yang disintesis oleh ribosom bebas di dalam sitoplasma
ditujukan untuk antara lain protein inti, protein mitokondria,
protein kloroplas dan protein peroksisom. Sintesis protein yang
berlangsung pada ribosom yang terikat membran retikulum
endoplasma kasar ditujukan untuk antara lain protein membran
plasma, protein vesikula sekresi dan protein lisosom. (Allar,
2005a).

Gambar 7.8. Target sintesis protein (Allar, 2005).


http://faculty.harrisburgu.net/~allar/Golgi%20Lyso%20Pero%20Mito%20TTh.
ppt

Seperti diuraikan sebelumnya bahwa sitosol mengandung


dua populasi ribosom, yaitu ribosom bebas dan ribosom yang
menempel pada retikulum endoplsma kasar. Kedua set
ribosom tersebut secara struktural identik (Allar, 2005b).
Ribosom yang mentranslasi protein yang diperuntukkan untuk
RE melekat pada permukaan hialoplasmik membran retikulum
endoplasma. Ribosom yang mensintesis protein sitoplasma
tetap dalam keadaan bebas di dalam sitoplasma. Protein yang
disintesis pada ribosom yang menempel pada RE ditranslokasi
ke dalam lumen melalui saluran aqueous yang ada pada
membran RE.
185

Shennan (2005) mengemukakan adanya perbedaan


antara translokasi protein terlarut dan yang diperuntukkan untuk
membran. Untuk protein yang diperuntukkan pada membran
RE, protein pengenal isyarat (SRP) lebih dahulu dilepaskan
pada saat translokasi berlangsung. Selanjutnya ribosom sub
unit besar menempel pada saluran translokasi dan sintesis
protein dilanjutkan.

Gambar 7.9. Sintesis protein membrane RE (Shennan, 2005)


http://www.abdn.ac.uk/sms/ugradteaching

Integrasi protein transmembran sederhana ke dalam


membrane RE erat kaitannya dengan proses translokasi.
Beberapa protein transmembran tertanam ke dalam membran
RE dari pada ditranslokasi secara sempurna. Signal peptida
menginisiasi translokasi secara normal. Pada protein
transmembran terdapat tambahan urutan asam amino
hidrofobik yang aktif sebagai stop transfer sequence, dan
mencegah translokasi lebih lanjut. Stop transfer sequence
dilepaskan secara lateral ke dalam membran untuk berperan
sebagai jangkar membran (Shennan, 2005).
186

Gambar 7.10. Translokasi protein transmembran RE (Shennan, 2005)


http://www.abdn.ac.uk/sms/ugradteaching

Gambar 7.11. Translokasi protein terlarut pada membran RE (Shennan,


2005)
http://www.abdn.ac.uk/sms/ugradteaching
Untuk protein terlarut, mekanismenya sama dengan
translokasi yang berlangsung pada protein transmembran,
hanya protein ini tidak memiliki urutan asam amino hidrofobik
yang aktif sebagai stop transfer sequence, sehingga translokasi
berlangsung sempurna (Shennan, 2005).

F. GLIKOSILASI
Sebagian besar protein yang masuk ke dalam sisterna
atau lumen retikulum endoplasma mengalami glikosilasi
sebelum diangkut ke bagian lain dari sel. Glikosilasi
187

pendahuluan berlangsung di dalam retikulum endoplasma


dimana karbohidrat dipindahkan ke protein dan menghasilkan
glikoprotein, yaitu suatu molekul yang memiliki rantai
oligosakarida

Gambar 7.12. Ikatan kovalen antara oligosakarida dengan gugus NH2 dari
residu asparagin (Albert et. al. 1983).

Molekul-molekul oligosakarida tersebut terikat pada


fosfolipida (fosfatidilkolin). Pada mulanya oligosakarida tersebut
terikat pada lipida membran dengan orientasi ke arah
sitoplasma. Melalui bantuan enzim pemindah yang disebut
flipase, fosfatidilkolin dipindahkan melalui gerakan flip-flop.
Sehingga ia berada pada permukaan luminal dari retikulum
endoplasma. Rantai oligosakarida ini terdiri dari 14 buah
monosakarida yang terdiri atas dua molekul N-acetyl
glukosamin (Nag), 9 molekul mannosa (man), dan 3 molekul
glukosa.
Oligosakarida terikat secara kovalen pada gugus NH2
residu asparagin (Oligosakarida berikatan N), kadang-kadang
terikat pada gugus OH, suatu residu serin, treonin atau
hidroksilisin. Pemindahan oligosakarida ke molekul protein
dibantu oleh enzim transmembran, yaitu glukosil transferase.
Pada waktu oligosakarida masih berada di dalam lumen
retikulum endoplasma, satu mannosa dan tiga unit glukosa
dihilangkan, dan selanjutnya glikoprotein dipindahkan ke
permukaan kompleks golgi.
188

Gambar 7.13. Glikosilasi (Shennan, 2005)


http://www.abdn.ac.uk/sms/ugradteaching

G. HOMEOSTASIS GLUKOSA DARAH


Glukosa-6-fosfatase adalah enzim retikulum endo-
plasma yang terikat membran, mengkatalis pelepasan glukosa
bebas dari bentuk tesfosforilasi di dalam sel hati. Oleh sebab
itu, glukosa-6-fosfatase berperan menjaga tingkat homeostasis
glukosa dalam darah. Reaksi secara singkat adalah sebagai
berikut :

1. Glukosa-6-P + H20 ----- Glukosa + Pi


2. PPi + H20 ----------- 2 Pi
3. PPi + Glukosa ----------- Glukosa-6-P + Pi
4. Karbamil-P + Glukosa -------- Glukosa-6-P

H. SINTESIS LESITIN
Lesitin atau fosfatidilkolin disintesis dari asam lemak,
gliserolfosfat dan kolin. Sintesis lesitin terdiri atas tiga tahap,
yaitu tahap I, II, dan III. Setiap tahap dikatalisis oleh enzim
terlarut dalam bilayer lipida retikulum endoplasma. Tempat
aktivitas enzim mengarah ke sitosol (Gambar 6.13). Tahap-
tahap sintesis lesitin adalah sebagai berikut :
189

Tahap I Asiltransferase menggabungkan asam lemak


fosfat KoA menghasilkan asam fosfatidat.
Tahap II Asam fosfatidat membebaskan gugus fosfat oleh
enzim fosfatalase, berbentuk digliserida.

Gambar 7.14. Sintesis lesitin


http://www.life.umd.edu/classroom/bsci421/goode/lectures/420L200Pro%20
Glycos%20&%20SER .

Tahap III Kolinfosfotransferase menggabungkan gliserida


dengan CPP kolin menghasilkan fosfati-dilkolin
atau lesitin.

I. SINTESIS KOLESTEROL
Biosintesis kolesterol yang berlangsung di dalam
retikulum endoplasma melibatkan sejumlah enzim. Enzim-enzim
tersebut ada dalam bentuk enzim terlarut, dan yang lain dalam
bentuk enzim yang terikat pada membran. Tahap-tahap sintesis
ditunjukkan pada gambar 8.15. Pada gambar 8.15 diatas,
menunjukkan bahwa kolesterol disintesis dari asetat dan secara
bertahap menghasilkan -hidroksi- -metilglutaril coenzim A
(HMG-CoA). HMG-CoA selanjutnya diubah menjadi mevalonat
dengan bantuan enzim HMG-CoA reduktase yang merupakan
enzim terikat membran. Mevalonat selanjutnya diubah secara
bertahap menjadi Fernesyl pirofosfat (Thorpe, 1984)
190

Gambar 7.15 Tahap-tahap biosintesis kolesterol pada retikulum


Endoplasma (Thorpe, 1984)

. Semua enzim yang berperan dalam perubahan


mevalonat menjadi Fernesyl pirofosfat. Semua enzim yang
berperan dalam perubahan mevalonat menjadi Farnesyl
pirofosfat merupakan enzim-enzim terlarut. Farnesyl pirofosfat
selanjutnya diubah menjadi squalen dengan bantuan squalen
sintetase. Enzim squalen sintetase merupakan enzim yang
terikat membran. Squalen sintetase selanjutnya diubah secara
bertahap menjadi kolesterol. Semua enzim yang membantu
dalam proses perubahan squalen menjadi kolesterol merupakan
enzim-enzim yang terikat membran.

J. SINTESIS HORMON STEROID


Prekursor untuk biosintesis hormon steroid adalah
kolesterol yang disintesis dari asetat. Untuk berlangsungnya
proses tersebut, diperlukan kerja sama dengan mitokondria.
191

Gambar 7.16. Organel yang terlibat di dalam sintesis kolesterol (Thorpe,


1984)
Kolesterol sendiri disintesis di retikulum endoplasma
halus. Kolesterol yang dihasilkan dibawa ke mitokondria dan
diproses lebih lanjut hingga menghasilkan pregnenolon.
Kemudian pregnenolon diubah secara bertahap melalui
serangkaian reaksi enzimatis menjadi hormon steroid seks,
misalnya testosteron. Selain itu kolesterol juga dapat dijadikan
prekuersor untuk pembentukan hormon-hormon aldosteron
seperti mineralokortikoid dan hormon kortisol (Gambar 7.17).

Gambar 7.17. Kemungkinan nasib kolesterol


192

Gambar 7.18. Biosintesis Testosteron

K. SINTESIS GLIKOPROTEIN
Berbagai jenis protein yang akan ditranspor ke bagian
luar sel biasanya dalam bentuk glikoprotein. Proses awal dari
pembentukan glikoprotein berlangsung didalam lumen retikulum
endoplasma melalui proses glikosilasi seperti yang telah
dibahas pada bagian terdahulu. Retikulum endoplasma dengan
sendirinya terlibat di dalam modifikasi berbagai jenis protein
sekretori melalui penambahan residu karbohidrat pada ujung
proksimal dari polipeptida dan proses selanjutnya berlangsung
di dalam badan golgi (Gambar 7.19).
193

Gambar 7.19 Ringkasan peranan retikulum endoplasma dalam berbagai


mekanisme sekresi (Thorpe, 1984)

L. SISTIM HIDROKSILASI

Retikulum endoplasma secara kimiawi memodifikasi


xenobiotiks, yaitu bahan-bahan toksik yang berasal dari dalam
dan luar sel. Retikulum endoplasma membuat bahan-bahan
tersebut menjadi lebih hidrofilik sehingga lebih mudah disekresi.
Bahan-bahan tersebut antara lain obat-obatan, insektisida, obat
bius, hasil-hasil petrolium dan bahan-bahan karsinogen lainnya.
Dengan demikian retikulum endoplasma berperan dalam
194

mendetoksifikasi berbagai bahan-bahan toksik yang terdapat di


dalam sel.

Gambar 7.20. Detoksifikasi pada RE

M. Hubungan Retikulum Endoplasma dengan Sistim


Membran Lain

Didalam sitoplasma, terdapat sejumlah organel-organel


berbatas membran seperti mitokondria, lisosom, badan golgi,
mikrobodi dan inti. Retikulum endoplasma bersama-sama
dengan sistim membran yang lain membentuk suatu jalinan di
dalam sel yang disebut jaringan rongga sel (Cytocavity). Jalinan
rongga sel tersebut memisahkan sel menjadi dua kompartemen,
yaitu kompartemen sitoplasma dan kompartemen rongga dalam
(intracavity). Dengan satu sisi mengarah ke sitosol dan sisi yang
lain menghadap ke lumen jalinan rongga sel.
Jalinan rongga sel pada umumnya dan retikulum
endoplasma pada khususnya membentuk suatu sistim
peradaran didalam sel dan enzim-enzim disebarkan secara
meluas untuk aktivitas katabolisme dan anabolisme. Dengan
adanya jalinan rongga sel tersebut, maka substrat-substrat yang
penting dengan cepat mencapai bagian dalam sel dengan cara
fusi membran dan gerakkan membran. Sehingga bahan-bahan
yang disintesis dan dirakit dibagian dalam sel dapat dengan
cepat diangkut ke permukaan sel.
Bila sistim membran tidak dinamis, maka substrat tidak
mampu berdifusi ke enzim-enzimnya secepat yang diinginkan.
Demikian pula bahan-bahan sisa dan bahan pembangun yang
penting tertimbun sehingga mencapai konsentrasi yang tidak
berguna. Jalinan rongga sel ditunjukkan pada gambar 6.18.
195

Gambar 6.18. Hubungan RE dengan organel lain


http://www.bmb.psu.edu/courses/bmb251/gilmour_fa04/lec_29_30_compart
ments_F04.ppt
196

You might also like