You are on page 1of 25

bercerita yang lugas dan deskriptif. Kau tanggal itu saja?

Aku sih menyayangkan


akan terbawa hanyut ke dalam kalau kita hanya memakai batik pada
imajinasimu akan Laweyan ketika tanggal 2 Oktober saja. Lama-lama
membaca tulisan si Navan, dan akan mungkin Batik Day hanya akan berujung
ingin belajar membatik ketika membaca sama seperti Valentine Day, perayaan
tulisan si Ayos. Kaum-kaum borjuis pasti tanpa makna, hanya selebrasi belaka.
juga akan tersindir dan patut malu ketika Kalau memang masih enggan memakai
si Navan dengan gaya polosnya batik, ya tak usahlah kalian
menulis: memakainya. Kalau memang hanya
untuk ikut-ikutan, lebih baik kalian
“Sungguh sangat disayangkan jika Anda kembali mengenakan kaos distro dan
hanya memarkir mobil di Laweyan untuk celana pensil kalian itu. Oh ya, jangan
sekedar menghabiskan waktu dengan lupa pelorotkan celana pensil kalian dan
wisata belanja semata. Manfaatkanlah perlihatkan boxernya…
waktu Anda sejenak untuk menyusuri
eksotisme bangunan-bangunan tua ***

A
ku tumbuh dewasa dengan Berbicara mengenai batik, aku tak ingin Laweyan dan lorong-lorong kecil yang
hanya mengenal 2 jenis pakaian:

A
membahas soal sejarah atau soal ribut- menjalar di setiap sudutnya” ku berdiri di atas panggung
kaos oblong dan celana jeans. ribut dengan Malaysia itu. Sudah banyak
Aku tahu dan aku punya batik, tapi aku malam itu. Rambutku gondrong
yang membahasnya, dan ahh itu Buku ini juga tidak akan terwujud tanpa sepunggung, tampak sangat liar
jarang memakainya. Bukannya tak suka memang tidak penting. semua juga tahu bantuan Dini Sasmita, seorang dengan keringat di bagian mukaku
atau apa, tapi aku menganggap: I was kalau batik itu memang punya Indonesia mahasiswa UGM yang membantu apalagi saat itu aku menyanyikan lagu-
born to be wild!, seperti kata tercinta. melakukan riset kecil selama di lagu Led Zeppelin. Aku memakai kaos
Steppenwolf, band jadul tahun 60-an itu.
Laweyan dan membantu menyediakan dengan motif batik burung merak kawin.
Dan para rocker maupun manusia liar Membaca ebook ini akan memberikan peta belanja Laweyan yang dia buat Tampak aneh bukan, seorang rocker
lain, akan turun derajat keliarannya kalian pengalaman belajar sejarah yang bersama teman-teman KKN UGM yang memakai batik berdiri di atas panggung?
kalau memakai batik. Coba bayangkan menyenangkan. Aku membaca sejarah bertugas di Laweyan beberapa bulan
kalau Ozzy Ousbourne yang berambut batik kampung Laweyan yang dituliskan yang lalu. Dini jugalah yang Itu adalah imajinasiku, tentang mimpiku
gondrong itu teriak-teriak “I’ am oleh Ayos dan Navan Satriaji ini seperti menghubungkan kami dengan Forum menjadi rockstar. Mungkin 10 tahun lagi,
paranoid, I’am paranoid!” sambil sebuah narasi yang tak membosankan. Pengembangan Kampung Batik atau bahkan bisa jadi 5 tahun lagi. Aku
memakai batik. Terlihat aneh bukan? Dua orang gembul ini merupakan Laweyan, sebuah NGO yang terdiri dari berjanji pada diriku sendiri, pada Jim
perpaduan yang unik sekaligus kontras. orang lokal yang ingin menyelamatkan Morrison, pada Kiai Haji Samanhudi,
Dari dulu sampai sekarang, batik identik Ayos dengan gaya menulis yang straight dan mengembangkan Laweyan sebagai pada Ayos Purwoaji, Navan Satriaji dan
dengan kaum tua yang berambut rapi, to the point, lugas dan sedikit narsis, sebuah kawasan heritage. juga pada Dini Sasmita, bahwa di hari
memakai celana berbahan kain lembut berbanding dengan gaya menulis Navan
dan dilengkapi sepatu pantofel. Dan aku jadi rockstar, aku akan memakai
yang deskriptif sekaligus polos. Aku *** batik ketika berada di atas panggung!
jelas, aku tak cocok dengan imej seperti

T
beberapa kali tersenyum ketika Navan anggal 2 Oktober adalah Hari
itu. Akhirnya aku memakai batik dalam menuliskan soal muka masam suami ibu Batik Nasional. Ada himbauan Janji itu terlontar di dalam hati setelah
suatu kesempatan. Dengan rambut Eni, dan beberapa kali hampir pingsan untuk memakai batik pada hari aku membaca ebook sialan ini (sialan
gondrongku, yang dikombinasikan ketika membaca rentetan kalimat Ayos itu. Anak-anak muda berlomba-lomba karena aku tak ikut berpetualang di
dengan muka mesum, ternyata derajat yang menampankan diri sendiri. ingin menunjukkan “nasionalisme” Laweyan). Bisa jadi kalian juga akan
ketampananku bisa meningkat beberapa
mereka dengan memakai batik secara tergugah hatinya, dan mencintai batik
digit. Itu dulu semasa aku masih SMP, Karena gaya menulis yang unik massal. Apa lantas aku akan ikutan? setelah membaca buku ini.
jaman baheula ketika aku baru sekaligus renyah itulah, aku dan Maaf, aku gak ikutan. Aku bukan orang
mengenal blue film. Itulah pengalaman mungkin juga kalian tak akan pernah yang suka ikut-ikutan tren. Tapi ingat, jangan pakai batik kalau
pertamaku memakai batik, dan itu baru suntuk ketika membaca sejarah –dalam
terulang lagi beberapa tahun kemudian, hanya ikut-ikutan. Aku malas
kasus ini, sejarah batik dan kampung Bagaimana dengan kalian? Apa kalian melihatnya. Untuk semua pembaca
ketika aku sudah duduk di semester 8 Laweyan. Kita akan dibawa oleh gaya akan latah dengan memakai batik pada ebook ini: Happy Batik Day Pals!
bangku kuliah.
Kampung Laweyan memang sudah sejak lama menjadi salah satu
destinasi utama untuk wisata batik. Menurut sejarah, Batik tumbuh
dan berkembang di laweyan sejak abad 15. Sejak saat itu laweyan pun
menjadi pusat pengembangan batik yang sangat berpengaruh. Saat
ini, setelah Unesco mengakui bahwa batik adalah warisan budaya
Indonesia, Laweyan mengalami transformasi budaya terutama pada
generasi mudanya. Lalu siapakah yang akan menjadi generasi baru
pembuat batik di Laweyan?
M
embuat batik dengan canting Kaum saudagar ini tidak hanya eksis
memang tidak semudah yang secara ekonomi namun juga secara
dibayangkan. Butuh ketelatenan politik. Ini dibuktikan dengan
dan kesabaran tingkat dewa. Pikiran pun didirikannya Sarekat Dagang Islam oleh
harus fokus dan penuh konsentrasi. seorang saudagar batik bernama KH
Konon, batik sendiri asal katanya adalah Samanhudi. Pada perkembangannya
amba titik, bahasa Jawa yang artinya Sarikat Dagang Islam berubah menjadi
melukis titik. Ini memang terdengar Sarikat Islam yang kemudian ikut aktif
sangat filosofis, tapi memang sehelai membantu pergerakan perjuangan untuk
kain batik halus pasti memiliki desain mencapai kemerdekaan.
yang penuh makna dan dibuat dalam
hitungan waktu yang tidak sebentar. Memasuki tahun 1970 industri batik tulis
Detail is everything, itu mengapa dan cap surut oleh perkembangan
membatik sama saja dengan teknologi modern yang melahirkan
menggambar titik-titik yang disusun industri printing. Kondisi ini berlangsung
hingga menjadi sebuah kain dengan hingga beberapa dekade. Memasuki
motif yang luar biasa indah. tahun 1990 industri batik Laweyan kian
memprihatinkan. Tak ingin laweyan
*** tenggelam diterpa jaman maka pada

S
ejarah Laweyan sebagai kampung tanggal 25 September 2004 pemerintah
batik tidak lepas dari tokoh kota mencanangkan Laweyan sebagai
bernama Ki Ageng Henis. Selain Kampung Batik dan dijadikan sebagai
mengajarkan ilmu agama kepada santri- daerah tujuan wisata di Kota Solo yang
santrinya, beliau juga mengajarkan seni bertumpu pada industri batik, non batik,
membatik. Sebuah proses merintang situs besejarah, arsitektur khas
warna dengan lilin dan canting untuk Laweyan, lingkungan alam serta sosial
membuat pola di atas sebuah kain. budaya.
Perkembangan Laweyan sebagai sentra
industri batik didukung oleh keberadaan Saat ini industri batik di Laweyan
Bandar Kabanaran yang berada di kembali bangkit meski belum pulih
bantaran sungai Jenes. Sungai Jenes benar. Beberapa produsen batik pun
terhubung dengan sungai Bengawan bermunculan, baik yang baru maupun
Solo yang bermuara di Pantai Utara usaha yang sudah turun temurun.
Jawa, sehingga menjadikannya sebagai Namun sayangnya pelaku industri batik
jalur strategis untuk perdagangan. ini merupakan angkatan tua, tidak
banyak anak muda Laweyan yang
Pada tahun 1745 lahir kerajaan tertarik untuk mengikuti jejak orang
Surakarta Hadingrat di desa Solo. tuanya untuk membuat batik. “Sejak
Seiring dengan perkembangan Solo tahun 1970 gairah anak muda Laweyan Namun sayangnya pelaku industri
sebagai pusat kerajaan, popularitas untuk membatik terus menurun, ini batik ini merupakan angkatan tua,
Laweyan mulai menurun. Bandar sangat mengkhawatirkan,” ujar
tidak banyak anak muda Laweyan
Kabanaran mulai kehilangan fungsi Widiarso, seorang pengurus Forum
yang tertarik untuk mengikuti jejak
setelah transportasi beralih memakai Pengembangan Kawasan Batik
orang tuanya untuk membuat batik.
jalan dan kereta api. Laweyan kembali Laweyan. Tidak ada alasan pasti
“Sejak tahun 1970 gairah anak
tenar pada abad ke-20 ketika industri mengapa degradasi ini terjadi, bisa jadi
muda Laweyan untuk membatik
batik tumbuh pesat hingga melahirkan serbuan budaya pop dan batik printing
terus menurun, ini sangat
para saudagar yang kekayaannya yang datang belakangan ini menjadi
melebihi kaum bangsawan keraton. salah satu penyebabnya. Batik printing mengkhawatirkan,” ujar Widiarso
memang menang dalam segi teknologi;
cepat dan praktis. Namun saya yakin,
batik printing tidak akan pernah
mengungguli batik tulis yang dibuat
handmade dengan canting dalam hal
citarasa.

***

S
hafa (9) dan Azka (6) adalah kakak
beradik, mereka berdua datang
jauh dari Ciamis. Shafa adalah
wanita mungil berambut lurus sebahu,
hari itu ia mengenakan kaos lengan
panjang dengan tulisan Shafa yang
terbuat dari kain flanel. Sedangkan
adiknya, Azka adalah Shinchan dalam
kehidupan nyata, pipinya
mengelembung seperti bakpau. Pagi itu
mereka terlihat serius membatik, mereka
mengikuti workshop singkat yang
diadakan oleh Batik Cempaka, sebuah
batik shop terkenal di Laweyan.

Kedua anak itu telihat serius menekuni


bidang gambar yang mereka buat diatas
kain mori putih dengan canting. Shafa
menggambar Bobo, sebuah tokoh
kelinci yang populer, sedangkan Azka
menggambar motif ikan hiu dan ikan
pari. Sesekali mereka meniup canting
yang berisi lilin panas, lalu kembali
menggambar. Kelihatannya asyik sekali
mereka membatik. Saya sih sudah
pernah mencoba membatik, tapi ya itu,
karena tidak telaten apa yang saya buat
selalu hancur berantakan. Kebanyakan
karena lilin panasnya bocor dari canting.
Pernah suatu saat akibat keteledoran
saya yang mau ngangkat hape, lilin
panas di dalam canting itu tumpah
membasahi tangan saya yang indah.
Rasanya maknyus pemirsa.

Setelah melakukan tracing terhadap “Supaya mereka mengenal batik


pola yang mereka buat, Shafa dan Azka sebagai budaya Indonesia, ini
pun mulai mewarnai bidang-bidang batik merupakan pengalaman baru bagi
semau mereka. Shafa memberikan mereka berdua,” tutur Ikhsan, ayah
warna yang pas untuk Bobo yang dia dari kedua anak cerdas tersebut.
bikin; kulit biru dengan kaos merah Susilo adalah pemilik Batik Cempaka, ia
dengan B besar di tengahnya. mewarisi usaha Batik Cempaka ini dari
Sedangkan Azka agak lebih out of the neneknya. Brand Batik Cempaka sendiri
box, dia meneteskan banyak cat biru di diciptakan oleh Ibu Budi pada tahun
luar pola ikan yang dia gambar. Lho 1980, mereka memproduksi batik Solo
kenapa Ka kok warna birunya dengan motif yang elegan. Ibu Budi
belepotan? “Ya ini kan ikan, ikan itu Susilo ini punya motto; ora batikan, ora
hidup di air, ini airnya...” Ini anak pinter well. Sebuah motto yang njogjani, saya
banget ngelesnya, saya pun langsung sendiri tidak paham apa maksudnya.
melengos pergi. Mungkin artinya adalah: kalau kamu
orang Indonesia tapi nggak suka
Ikhsan Fathoni, bapak dari anak-anak batikan, maka kamu tidak rock. Ahh
cerdas itu, sengaja mengajak mereka ke terserah apa lah artinya, pokokmen kulo
Laweyan di sela-sela liburan dan like this!
mendaftarkannya dalam workshop
membatik untuk anak yang diadakan Ibu Budi Susilo ini punya motto;
Batik Cempaka setiap hari. “Supaya ora batikan, ora well.
mereka mengenal batik sebagai budaya Sebuah motto yang njogjani,
Indonesia, ini merupakan pengalaman saya sendiri tidak paham
baru bagi mereka berdua,” tutur Ikhsan. apa maksudnya.
Sementara kedua anaknya belajar
membatik, ia dan istrinya berbelanja
beberapa helai pakaian batik di toko
milik Batik Cempaka. Mungkin untuk Saat ini batik tidak hanya diproduksi
oleh-oleh lebaran. sebagai selembar kain saja, namun
aplikasi batik berkembang menjadi
Rata-rata hampir semua rumah produksi berbagai macam jenis sandang. Batik
batik di Laweyan membuka kelas Cempaka memiliki koleksi yang terdiri
workshop bagi siapa saja yang ingin dari pakaian wanita, pakaian pria, baju
belajar membatik. Bahkan ada kelas anak, hingga sandal rumah. Ibu Budi
khusus untuk anak-anak seperti yang mengatakan bahwa ia akan selalu
dilakukan oleh Batik Cempaka. Untuk melakukan inovasi agar batik bisa
workshop singkat seperti yang diambil diaplikasikan dalam bentuk yang lebih
Shafa dan Azka hanya butuh duapuluh kontemporer. Sangat berbeda dengan
ribu rupiah untuk mengganti biaya industri bati pada awal abad 20 yang
peralatannya. Workshop seperti ini juga masih memproduksi batik hanya
merupakan usaha Forum sebatas benda mentah dan tidak diolah.
Pengembangan Kampung Batik Pada generasi Ibu Budi pemakaian batik
Laweyan untuk mensosialisasikan batik sudah merambah berbagai aspek
kepada masyarakat luas. “Kami sandang, mungkin ini salah satu cara
melakukan sosialisasi tentang batik agar agar batik senantiasa bisa diterima oleh
masyarakat bisa mengenal dan masyarakat. “Saya ingin
mencintai batik,” ujar Widiarso. mengembangkan mukena dari batik, Yu Ti, begitu Partini akrab disapa,
saya sedang berusaha membuatnya, menunjukkan puluhan motif yang dimiliki
*** tunggu saja,” ujar Ibu Budi sembari oleh Batik Cempaka. Sangat indah dan

I
bu Budi Susilo tampak sibuk sepagi tersenyum simpul. sebagian besar dibuat handmade! Saya
itu, ia menawarkan berbagai macam terpana untuk beberapa saat. Stunning.
batik yang ada di tokonya. Ibu Budi Selesai berbincang dengan Ibu Budi,
saya pun diajak Partini, salah satu
pegawai Batik Cempaka, menuju ruang
pengembangan desain motif batik. Yu Ti,
begitu Partini akrab disapa,
menunjukkan puluhan motif yang dimiliki
oleh Batik Cempaka. Sangat indah dan
sebagian besar dibuat handmade! Saya
terpana untuk beberapa saat. Stunning.
Ini dia salah satu state of the art of
Indonesian craft! Hebatnya lagi setiap
motif memiliki cerita dan filosofinya
sendiri. Salah satunya adalah motif
burung kawin –nama motif sebenernya
saya ndak tahu, cuman ngarang aja-
dimana motif batik ini mengisahkan
kisah cinta sepasang burung penghuni
nirwana. Dikisahkan detail dari mulai
pacaran sampe nikah. Sangat indah
dengan grafis yang memukau.

Salah satu yang menjadi trademark dari


Batik Cempaka adalah sehelai kain batik
dengan motif peta Indonesia lengkap
dengan nama di setiap pulaunya. Motif
ini merupakan inovasi yang dibuat oleh
Ibu Budi. Wah cocok nih buat para
traveler, pikir saya. Tapi keinginan untuk
beli itu memudar setelah tahu kalo
sehelai kain batik dengan motif peta
Indonesia dihargai sekitar duasetengah
juta rupiah.

***

S
etelah menjemur kain batik yang
sudah diwarnai, kini saatnya Shafa
dan Azka untuk meluruhkan malam
yang sudah digoreskan dengan canting.
Caranya mudah; siapkan seember air
panas, lalu celup kain-kain itu berulang
kali, juga jangan lupa lakukan ritual
mengucek seperti biasa. Maka lilin yang
tadinya eksis menjadi tidak eksis lagi.
Saat Yu Ti ingin mencelup kain milik
Azka ke air panas, muka Azka kontan
berubah. Dia merengut sesaat lalu
protes,”Mbak jangan dicelupin ke situ,
ntar ikannya mateng,” Saya terbahak,
Azka memang Shinchan dalam
kehidupan nyata.[]
Menurut saya, hal pertama yang harus anda lakukan saat mengunjungi
Kampung Laweyan adalah memarkir kendaraan Anda. Sederhana saja,
Laweyan tumbuh dibalik jalan-jalan kecil dan lorong-lorong yang
menghubungkan satu sudut dengan sudut lainnya. Kecuali kendaraan
Anda mampu bertransformasi merampingkan diri untuk menyusup di
celah-celah lorong Laweyan, maka kaki Anda menjadi alat transportasi
terbaik saat menikmati kesibukan masyarakat dan keindahan arsitektural
di sudut-sudut Kampung Laweyan.
M
elangkahkan kaki melewati sempat dituliskan atau disampaikan
dinding-dinding besar setiap secara turun temurun, maka saya berani
rumah memang menjadi salah menjamin bangunan-bangunan tua kota
satu kegiatan favorit saya saat Laweyan adalah saksi bisu terbaik
mengunjungi kampung ini. Apalagi dalam perjalanan panjang Laweyan
dompet kering saya tak mengizinkan hingga masih utuh seperi saat ini. Ada
untuk menjangkau wisata belanja batik banyak hal yang bisa didapat dari
yang justru menjadi perhatian utama sebuah peninggalan. Salah satunya dari
kampung ini. Tak apalah, toh kampung dinding-dinding tinggi yang terdapat
ini menawarkan berbagi wisata dalam rumah-rumah Laweyan. Konon
alternatif. Termasuk wisata jalan-kaki dinding-dinding ini dibangun oleh
murah meriah yang saya lakukan ini. masing-masing saudagar di Laweyan
sebagai fungsi keamanan, privasi,
Menjelajahi jalanan kampung Laweyan hingga sebagai bukti kekuasaan.
tak ubahnya menjelajahi lorong-lorong
waktu. Keutuhan bangunan tua serta Sejumlah rumah masih terpasang pintu
arsitekturnya yang tak lekang dimakan serta jendela dari kayu tua yang
waktu, membuat saya seolah merasa membuat setiap tepi jalan menjadi
berada di masa awal kampung ini di sangat eksotis. Lebih masuk ke dalam
abad 15 di mana Kyai Ageng Henis juga terdapat banyak lorong kecil yang
masih menjadi pemimpin kampung ini, asyik untuk dijelajahi, seolah kita berada
atau merasa seolah hidup di masa dalam labirin. Saya sendiri sempat
kejayaannya di awal abad 20, di mana menjelajahi seluruh lorong-lorong yang
Kiai Haji Samanhudi beserta Serikat ada di Laweyan. Dinding-dinding
Dagang Islamnya mampu membuat reruntuhannya masih utuh. Hanya saja
kampung ini menjadi bagian penting sejumlah grafiti liar membuatnya sedikit sebuah perasaan tenteram, ayem kalau yang bisa mencapai ruangan ini,
dalam masa kebangkitan nasional. kotor. kata orang Jawa. Di beberapa sudut mungkin juga itu yang membuat muka
saya lihat furnitur kuno masih kokoh suami Ibu Eni terlihat selalu muram.
Pasti dahulu Laweyan itu seperti Beverly Laweyan memang sangat menjaga berdiri. Kursinya sendiri saya lihat
Hills, sebuah kompleks mewah bagi keutuhan kota tuanya. Komitmen ini sangat Belanda, terkesan masif dengan Pada bagian selatan ndalem terdapat
kalangan jetset. Bisa dibayangkan pada akan terlihat jika Anda melihat palang potongan kayu yang tebal-tebal. sebuah pelataran luas tanpa atap. Ibu
abad-abad kelam penjajahan kampung penunjuk arah yang tersebar di seluruh Eni mengatakan bahwa di situlah dulu
tua ini sudah dibangun sedemikian rupa penjuru Kampung Laweyan, Anda akan Saya pun diajak Ibu Eni menuju ruang tempat membatik dan menjemur kain
dan dipenuhi rumah gedong khas melihat sejumlah penunjuk yang tengah, mereka menyebutnya ndalem. para pegawai neneknya. Sayang saat ini
juragan batik. Mereka membangun polis bertuliskan “Bangunan-Bangunan Tua” Kelihatannya dahulu ruang tengah ini usaha batik milik keluarga Ibu Eni sudah
mereka sendiri. Pantas saja pihak di antara penunjuk yang mengarah ke berfungsi untuk menerima tamu atau tidak eksis lagi. Saya sendiri tdak tahu
Kasunanan Surakarta memberikan sejumlah butik batik. tempat mengadakan pertemuan. kenapa, saat saya tanyakan ke Ibu Eni,
previlege yang begitu besar bagi Ndalem ini seperti joglo tapi dengan ternyata beliau juga menggelengkan
Laweyan. Bahkan komunitas Laweyan *** bentuk yang lebih tertutup, atapnya kepala. Mungkin saat usaha ini bangkrut

I
ini sampai memiliki sistem gelar sendiri bu Eni Haryati menyuruh saya masuk limas dengan tiang kayu yang dicat Ibu Eni masih terlalu kecil untuk
di luar kerajaan. Batik pada zaman itu menuju bagian dalam rumahnya. khusus. Mungkin sekarang catnya memahami persoalan manajerial
memang sebuah bisnis raksasa, bahkan Aura aneh langsung saya rasakan, sudah tidak dijual di pasaran. perusahaan neneknya.
dalam sebuah dokumen disebutkan sebuah melankolia berpadu dengan
bahwa kegiatan ekspor sudah ada untuk imajinasi yang meluap. Bagian dalam Sedangkan di utara ndalem ada bagian Sedangkan di timur pelataran tadi
mengirim batik ke sejumlah negara. rumahnya sangat priyayi, ini adalah rumah yang disebut sentong, fungsinya terdapat gandok, saya sendiri tidak
Edan. rumah gedong khas juragan batik. sebagai tempat tidur. Suami Ibu Eni begitu faham fungsi sebenarnya dari
Rumahnya luas, dipisahkan oleh panel yang bermuka masam kamarnya di gandok, hanya kalau saya terka bagian
Kalau seandainya sejarah Laweyan tak tembok dan kayu. Saya merasakan sentong ini. Suasananya pengap, rumah ini difungsikan untuk segala
mungkin karena sedikit sinar matahari aktifitas yang menyangkut pekerjaan.
Rumah tua Ibu Eni ini memiliki dua pemerintah kota. Program ini bertujuan
gandok, yang satu difungsikan sebagai agar rumah-rumah tua ini diperbaharui
Pasti dahulu Laweyan itu seperti dapur rumah tangga, yang satu lagi biar tidak terlihat kusam dan jadi lebih
Beverly Hills, sebuah kompleks difungsikan sebagai ruang percetakan kinclong. Tapi keluarga Ibu Eni dengan
mewah bagi kalangan jetset. Bisa milik adik iparnya. Namanya Percetakan tegas menolak program ini, alasannya;
dibayangkan pada abad-abad Dibta, mereka yang membuat paperbag terlalu banyak memori yang tersimpan di
kelam penjajahan kampung tua untuk seluruh batik shop yang ada di setiap kerak rumahnya. “Lha justru yang
ini sudah dibangun sedemikian Laweyan. Saat itu saya melihat kusam itu mas jadi kelihatan kuno dan
rupa dan dipenuhi rumah setumpuk paperbag yang belum dilipat antik, iya toh?” dan saya yang nggak
gedong khas juragan batik. dengan sablonase brand Putra mudeng pun mengangguk perlahan,
Laweyan, salah satu produsen batik mengiyakan Ibu Eni. Hooh bu.
terkemuka di Laweyan.
Satu hal yang unik tentang arsitektur
Ibu Eni bercerita panjang lebar rumah gedong di Laweyan adalah
mengenai rumah peninggalan neneknya ternyata masing-masing rumah
neneknya nenek dari Ibu Eni. Jadi terhubung antara satu dengan yang lain.
rumah ini sudah sangat tua,”Umurnya Rumah-rumah gedong yang kalau dari
lebih dari duaratus tahun, waktu luar terlihat begitu angkuh ini
mbangunnya pas zaman Pangeran dihubungkan melalui pintu kecil yang
Diponegoro,” ujar Ibu Eni. Untuk ukuran disebut butulan, fungsinya untuk
rumah setua itu, rumah Ibu Eni termasuk menghubungkan dengan rumah gedong
masih dalam kondisi prima. Bandingkan lain yang menempel di sisinya. Bahkan
saja dengan deretan rumah lawas di yang lebih ekstrim, antara satu rumah
pesisir Tuban atau daerah Ampel dengan rumah lain ada yang
Surabaya, saya yakin pemeliharaan dihubungkan dengan bunker bawah
rumah ini dilakukan dengan usaha yang tanah. Menurut saya itu keren sekali.
sungguh-sungguh. Bunker dan butulan ini dibangun karena
dulu pada masa Kiai Haji Samanhudi
Semuanya masih aseli belum ada yang Laweyan adalah pusat pergerakan, dan
diganti, kecuali tegel yang terlihat sudah Belanda tidak suka melihat sejumlah
diganti menjadi keramik. Saya sendiri massa berkumpul dalam stu tempat,
naksir dengan gembok besi segede maka pertemuan-pertemuan itu
gaban dengan warna emas kusam yang dilakukan secara rahasia. Saat ini
nangkring di pegangan regol, it seems bunker-bunker itu sudah ditutup, tapi
retro. Kata Ibu Eni, gembok itu masih masih ada satu yang tersisa. Sedangkan
bisa digunakan, kuncinya nggak ada butulan sendiri masih sering dipakai oleh
yang bisa menduplikat, soalnya masyarakat Laweyan untuk berkunjung
bentuknya aneh banget. Gembok ini ke rumah sebelah.
katanya pernah ditawar orang untuk
dibeli, tapi dengan keukeuh Ibu Eni ***

S
menolak. Terdengar sangat konservatif aya juga menyempatkan diri
ya? Tapi justru ngeyelnya Ibu Eni inilah mengunjungi sejumlah masjid saat
yang membuat rumahnya jadi bisa saya berjalan kaki menyusur Laweyan.
nikmati kelawasannya. Di Laweyan dengan mudahnya kita
menemukan tiga buah masjid kuno yang
Dulu, kata Ibu Eni, sempat ada tawaran menarik. Masjid pertama adalah Masjid
untuk merenovasi rumah-rumah kuno di Al Ma’moer yang berada di pusat
Laweyan yang merupakan program dari kampung Laweyan. Masjid kedua
adalah Masjid Laweyan yang berada di Ageng Henis, beberapa makam
sebelah selatan, dan yang terakhir ternayata adalah makam raja dan
adalah Langgar Merdeka yang berada di pangeran. Dapat dibilang Laweyan,
tepi Jalan Radjiman. selain identik dengan batik,
Sebaliknya, Langgar Merdeka justru juga sangat identik dengan
Masjid Al Ma’moer menjadi strategis berada di sebelah utara Kampung sosok Kiai Haji Samanhudi.
karena berada di tengah Kampung Laweyan dan berada di pinggir jalan
Laweyan. Masjid ini sering dikunjungi Radjiman. Anda tidak hanya dapat
oleh para keluarga setelah berbelanja melihat langgar ini dari luar saja, jika
sejumlah batik. Hanya berjarak sekitar beruntung seperti saya, Langgar
beberapa ratus meter dari Tugu pusat Merdeka dapat dibuka untuk umum dan
Kampung Laweyan serta dikelilingi Anda dapat masuk ke dalam Langgar.
beberapa batik shop. Secara arsitektural Jika memiliki kesempatan tersebut,
Masjid Al Ma’moer ini memang menarik. jangan lupa ke menaranya dan melihat
Saya tidak tahu disebut arsitektur gaya pemandangan Kampung Laweyan dari
apa, namun tampaknya pengaruh atas. Ada satu hal yang menarik,
kolonial begitu kuat. Masjid yang Langgar Merdeka dibangun pada
didominasi warna hijau tosca ini tanggal 7-7-1877 seperti yang tertera
tampakna dibangun pada tahun 1945, pada dinding luar Langgar ini. Saya
tertera pada sebuah tiang di bagian luar. tidak menyangka ternyata para
Saat itu saya tidak bisa masuk ke pendahulu kita telah mengenal nomor
dalam, tapi menurut saya menara masjid cantik! Hehehe.
dan tempat wudhunya memiliki bentuk
yang unik. ***

K
iai Haji Samanhudi menjadi sosok
Sedangkan Masjid Laweyan berada di yang paling dikenang di kampung
sebelah selatan dan berada di seberang ini. Beliau merupakan salah satu
sungai Kabanaran. Masjid ini jadi satu tokoh pergerakan nasional Indonesia
kompleks dengan makam Kiai Ageng yang juga merupakan pendiri dari
Henis, seorang ulama yang hidup pada Sarekat Dagang Islam. Kampung
abad ke-15 dan dipercaya sebagai cikal Laweyan pun pada masanya memiliki
bakal kampung Laweyan. Dari Kiai peran politik yang cukup besar, mungkin
Ageng Henis inilah dipercaya keturunan karena kampung ini memiliki kekuatan
raja-raja Saya sempat berkunjung ke ekonomi yang sangat besar pada
kompleks pemakaman tersebut dengan masanya. Dapat dibilang Laweyan,
dipandu seorang juru kunci. Saya pun selain identik dengan batik, juga sangat
diperkenankan masuk ke kompleks identik dengan sosok Kiai Haji
makam dengan melepas alas kaki. Samanhudi.

Kompleks pemakamannya sendiri Jika Anda berjalan kaki menyusuri


terlihat sangat tua, itu bisa dilihat dari daerah selatan Kampung Laweyan,
jajaran batu nisan kuno yang tersebar di setidaknya ada sejumlah tempat yang
areal pemakaman. Lanskap pohon berkaitan dengan sosok K.H
Nagasari membuat kompleks makam ini Samanhudi. Sebut saja yang pertama
terasa teduh. Pohon Nagasari sendiri Museum K.H Samanhudi yang terletak
adalah pohon tua, banyak yang bilang di tepi sungai Kabanaran dekat Masjid
umurnya limaratusan tahun, sudah ada Laweyan. Sekalipun memiliki bangunan
sejak abad 15. Selain makam Kiai yang cukup besar, tetapi Museum ini
tidak terlampau besar karena harus
berbagi dengan butik Putra Pelangi dan
rumah di dalamnya.

Informasi mengenai K.H Samanhudi


hingga perjalanan politiknya dapat
dengan mudah didapatkan di museum
ini. Sejumlah foto dan potongan koran
lama yang terkait dibingkai sedemikian
rupa dan disusun rapi di dinding.
Bahkan dapat dilihat sejumlah hal yang
terkait dengan batik. Seperti contoh
canting batik atau berbagai macam
malam yang digunakan membatik.
Semuanya disusun rapih di atas meja-
meja antik.

Jika mau, anda bisa berjalan kaki


menyebrangi sungai ke selatan untuk
menemui sejumlah situs seperti Rumah
K.H Samanhudi yang masih tertata rapih
jika dilihat dari luar, juga makam K.H
Samanhudi yang berada dalam sebuah
komplek pemakaman kecil yang sedikit
tersembunyi. Tetapi jangan khawatir,
Anda akan terbantu dengan sejumlah
petunjuk jalan yang mengarah ke
makam tersebut.

***

S
ungguh sangat disayangkan jika
Anda hanya memarkir mobil di
Laweyan untuk sekedar
menghabiskan waktu dengan wisata
belanja semata. Manfaatkanlah waktu
Anda sejenak untuk menyusuri
eksotisme bangunan-bangunan tua
Laweyan dan lorong-lorong kecil yang
menjalar di setiap sudutnya. Istirahatkan
diri anda dari sengatan matahari di
masjid-masjid tua Kampung Laweyan,
juga perdalam wawasan Anda mengenai
juragan batik yang paling dikenang di
Laweyan, yaitu Kiai Haji Samanhudi.

Sisanya, bakar lemak Anda, sehatkan


diri Anda, dan buat kaki Anda bahagia!
Hehehe. []
Batik Cempaka Batik Putro Hadi Griya Batik Pendapi Batik Amelia
Batik Cempaka terletak di jalan Setono Batik Putro Hadi terletak di jalan Tiga Griya Batik Pendapi terletak di jalan Batik Amelia terletak di kampung Setono
No. 22 Laweyan. Berlokasi di lorong- Negeri No. 17 Laweyan. Gerai batik ini Sidoluhur No. 38 Laweyan. Gerai batik Rt.2/II, Laweyan. Gerai batik ini memiliki
lorong kecil khas peradaban kuno mengkhususkan diri pada produk batik ini menyediakan produk-produk batik ciri khas yakni memproduksi batik kelir
Laweyan menambah keunikan dari gerai sutra bermotif lawasan yang memiliki berbagai motif dari bahan katun. dengan motif solo dan kelir pekalongan.
batik ini. Produk unggulan dari batik nilai tambah tersendiri. Tersedia juga Produk-produk ini banyak diminati oleh
Cempaka adalah batik halus bermotif batik berbahan katun dengan berbagai Kisaran harga : 35.000 – 100.000 pasar luar negeri yang diantaranya
tradisional solo yang dimodifikasi motif. adalah Singapura dan Myanmar.
sesuai perkembangan jaman. Batik
berbahan katun, sutra, dan ATBM yang Batik katun : 100.000 – 300.000
sesuai dengan model-model terkini Batik sutra : 800.000 – 2.000.000
dapat dijumpai di gerai batik Cempaka.

Accessories : 5.000
Pakaian : 60.000 – 100.000
Serambit : 6.000.000

Dewi Collection Batik Lawasan Batik Gres Tenan Batik Tjahaja Baru
Dewi Collection terletak di Sayangan Batik Lawasan terletak di jalan Tiga Batik Gres Tenan terletak di kampung Batik Tjahaja Baru terletak di jalan Tiga
Wetan No. 20. Dewi collection Negeri No. 10 (B). Gerai batik ini khusus Setono Rt.2/II, Laweyan. Gerai batik ini Negeri No. 2 Laweyan. Selain
merupakan usaha jasa konveksi yang memproduksi barang dari bahan kain menyediakan batik berbagai motif baik memproduksi pakaian jadi, gerai batik ini
menerima pesanan penjahitan batik perca, atau sisa potongan kain batik modern maupun lawasan yang terbuat juga banyak menyediakan handycraft
berbagai model dan motif. yang tidak terpakai. Produk-produknya dari bahan katun, sutra, dan ATBM. cantik seperti tas, dompet, dan
antara lain bed cover, tas, dan suvenir-suvenir lain.
pakaian. Kisaran harga : 50.000 – 600.000
Kisaran harga : Puluhan ribu - jutaan
Kisaran harga: 50.000 – 100.000 rupiah
Batik Merpati Batik Mahkota Batik Putra Laweyan Gerai batik Laweyan
Batik Merpati terletak di jalan Sidoluhur Batik Mahkota terletak di Sayangan Batik Putra Laweyan Jl.Sidoluhur No. 6 Gerai batik Laweyan terletak di Jl.
No. 56 Laweyan. Ciri khas dari Batik kulon No. 9 Laweyan. Produk unggulan Laweyan. Produk unggulan dari gerai Sidoluhur No. 9 Laweyan. Gerai batik ini
Merpati adalah produk batik dengan gerai batik ini adalah batik lukis batik ini adalah batik bermotif khusus memiliki keunikan tersendiri karena
motif khas batik merpati. Selain itu, kontemporer yang merupakan kreasi Laweyan. Bahan-bahan yang motif yang digunakan didesain
gerai batik ini juga merupakan galeri dari seniman-seniman batik. Motif-motif digunakan selain katun juga digunakan sendiri. Bahan yang digunakan
lukisan yang mempati bangunan tua batik yang terdapat di Batik Mahkota sutra, dll. Disini juga terdapat café yang kebanyakan berupa katun dan sutera.
bersejarah buatan tahun 1832 bisa merupakan satu-satunya yang ada menyediakan minuman khas sehingga Disini juga terdapat penyetrikaan batik.
sehingga pengunjung bisa menikmati karena dikerjakan secara manual yakni pengunjung bisa beristirahat sejenak
lukisan-lukisan sekaligus membeli dengan cara dilukis. Bahan-bahan yang sembari berbelanja. Kisaran harga : 50.000 - jutaan rupiah
produknya. Bahan-bahan yang digunakan antara lain katun primisima,
digunakan antara lain katun, dolby dan katun prima dan belaco. Kisaran harga : 60.000 - 5.000.000
paris.
Kisaran harga : ratusan ribu rupiah
Kisaran harga : 50.000-95.000

Batik Santika Batik dan Payet Catleya Batik Kencana Murni Batik Ivy
Batik Santika terletak di jalan Sidoluhur Batik Catleya Jl. Sidoluhur No 14. Batik Kencana Murni dan Putri Kencana Batik Ivy terletak di JL.Sidoluhur No.10
No. 77 Laweyan. Gerai batik ini khusus RT.01/I Laweyan. Gerai batik ini terletak di Jl.Tiga Negeri No. 9 Laweyan. Laweyan. Batik Ivy menyediakan batik
menyediakan batik dan payet. menyediakan produk busana batik Ciri khas dari gerai batik ini adalah batik berbagai model dan motif dengan bahan
berbagai model dan motif. Bahan- yang didesain dengan motif khusus. katun, shantung, dan dolby. Selain itu,
bahan yang digunakan antara lain katun Bahan- bahan yang digunakan antara batik Ivy juga menyediakan produk
primisima dan katun prima. Disini juga lain katun dan sutra. batik turunan lengkap. Terdapat
terdapat laundry. fasilitas lain yakni pengisian pulsa dan
Kisaran harga : puluhan - ratusan ribu cetak foto.
Kisaran harga : ratusan ribu rupiah rupiah
Kisaran harga : dibawah 100.000
Batik Merak Manis Batik Nugraha Batik Multi Sari Batik Pulo Djawa
Batik Merak Manis terletak di Batik Nugraha terletak di Jl. Sidoluhur Batik Multi Sari terletak di Sayangan Batik Pulo Djawa memiliki menyediakan
Jl.Sidoluhur No. 29 Laweyan. Gerai No. 78 Laweyan. Ciri khas dari gerai Wetan Laweyan. Batik Multi Sari batik dengan berbagai model dan
batik ini memiliki produk unggulan batik ini adalah produk batik kuas menyediakan busana batik berbagai motif yang sedang disenangi oleh
berupa produk batik rumah tangga dengan motif abstrak dari bahan katun model dan motif yang terbuat dari konsumen saat ini.
seperti taplak meja dan seprai. Bahan- maupun sutera sehingga motifnya bahan katun.
bahan yang digunakan antara katun, terkesan lebih dinamis. Disini terdapat
sutera, dan ATBM. Selain itu, Batik juga usaha penerbitan dan percetakan.
Merak Manis juga memproduksi produk
garmen. Kisaran harga : 50.000-300.000

Kisaran harga : puluhan ribu - jutaan


rupiah.

Batik Putri Solo Batik Doyo Hadi Batik Candi Kencana Batik Puspa Kencana
Batik Putri Solo terletak di Sayangan Batik Doyo Hadi terletak di Jl. Tiga Batik Candi Kencana terletak di Jl. Batik Puspa Kencana terletak di Jl.
kulon. Batik Putri Solo menyediakan Negeri No. 5 Laweyan. Produk unggulan Sidoluhur No. 43 Laweyan. Model dan Sidoluhur No 75. Laweyan.
batik berbagai model dan motif dengan gerai batik ini adalah batik dengan motif motif produk gerai batik ini cenderung Keistimewaan dari gerai batik ini adalah
bahan katun. Gerai batik ini juga tradisional Solo yang terbuat dari mengikuti selera pasar sehingga produk batik Malaysia sehingga
memiliki usaha konveksi. bahan katun maupun sutera. busana-busana yang sedang in dapat produk-produknya banyak diminati oleh
dijumpai disini. pasar internasional terutama Malaysia.
Kisaran harga : menggunakan satuan Disini pengunjung juga bisa belajar
harga kodian atau eceran membuat batik secara langsung.
Batik Sidomukti Batik Gunawan Design Batik Anna Colection Batik Satrio Luhur
Batik sidomukti terletak di Jalan Batik ini terletak di Setono Rt 02/II. No. Batik anna colection terletak di Jl. Batik satrio luhur terletak di Jl.
Sidoluhur. Batik Gerai batik ini 28 Laweyan. Selain memiliki showroom Sidoluhur 34 Laweyan. Gerai batik ini Sidoluhur No 36. Laweyan . Batik Satrio
menyediakan produk batik dengan yang menyediakan busana batik, gerai menyediakan produk busana batik Luhur menyediakan produk busana batik
berbagai model dan motif. batik ini juga memiliki konveksi sendiri dengan berbagai model dan motif. dengan berbagai model dan motif. Gerai
sehingga pengunjung dapat memesan batik ini juga memiliki jasa konveksi.
produk batik yang diinginkan.

Batik Putra Pelangi Batik Sidoluhur Batik Tjahaja Putra Batik Molina
Batik Putra Pelangi terletak Jl. Tiga negri Batik sidoluhur terletak di Jl. Sidoluhur Batik Tjahaja Putra terletak di Jl. Tiga Batik Molina terletak di jalan Tiga Negeri
No. 18 Laweyan. Selain menyediakan No 36. Laweyan . Gerai batik ini negeri No. 2 Laweyan. Keunikan dari Laweyan. Produk unggulan gerai batik
busana batik berbagai model dan motif, menyediakan produk busana batik gerai batik ini adalah produk kebaya ini adalah sprei yang terbuat dari bahan
gerai batik ini juga sekaligus berada di dengan berbagai model dan motif. Malaysia yang jarang ditemukan katun. Disana juga terdapat busana
dalam museum Samanhudi sehingga ditempat lain. batik berbagai motif.
memiliki keunikan tersendiri. Sembari
berbelanja, pengunjung dapat
menelusuri perjalanan H. Samanhudi
dan menikmati minuman ringan karena
disana juga terdapat fasilitas mini bar.
Batik Tiga Negeri Setya Lukisan Batik Batik Mbah Zaeni Batik Farhan
Batik yang terletak di Setono Laweyan. Setya Lukisan Batik terletak di Setono Batik Mbah Zaeni terletak di Jl. Tiga Batik Farhan terletak di Kramat No. 7
Produk khas dari gerai ini adalah motif Laweyan.Gerai batik ini memiliki Negeri 119 Laweyan. Batik Mbah Zaeni Laweyan. Batik Farhan merupakan
batik pekalongan yang terbuat dari keunikan yakni khusus memproduksi memproduksi kerajinan batik seperti usaha konveksi sesuai pesanan.
bahan katun maupun sutera batik lukis. Selain berupa pakaian, dompet, sandal dan kipas batik dengan Produk unggulannya adalah
. Batik Setya juga memproduksi lukisan produk unggulan berupa jilbab batik. hem/kemeja dengan bahan katun.
Kisaran Harga : 25.000 – puluhan ribu batik. Batik Mbah Zaeni juga menerima
pesanan. Kisaran harga : mulai sekitar 50.000
Kisaran harga : 40.000-60.000.
Kisaran harga : 25.000-puluhan ribu

Batik Dayoni Batik Estu Mulyo Batik Cipta Asri Batik Putra Bengawan
Batik Dayoni terletak di Setono Batik Estu Mulyo terletak di Setono No. Batik Cipta Asri terletak di Setono, Terletak di tengah kampung Laweyan
Laweyan. Gerai batik ini menyediakan 117 Laweyan. Selain produk busana Laweyan. Selain menyediakan produk membuat Batik Putra Bengawan sangat
produk busana batik berbagai model batik, gerai batik ini juga khusus busasa batik, yang menjadi keunikan mudah untuk ditemukan. Salah satu
dan motif dari bahan katun dan santung memproduksi batik muslim anak dan dari gerai batik ini adalah produk batik unggulannya adalah batik tenun.
. juga produk fashion yang terbuat dari lukisan batik yang dapat dipajang
Kisaran Harga : 40.000- 60.000. bahan katun. Showroom menempati sebagai penghias interior. Kisaran harga: 25.000-ratusan ribu
bangunan tua berusia 125 tahun
sehingga menambah keunikan gerai
batik ini.

Kisaran harga : Mulai 11.000


M
emang Kampung Laweyan tidak memberikan banyak pilihan wisata beruntung bisa mengenal Bapak empunya apem dan keluarganya.
kuliner. Kalo ke Solo, mau wisata kuliner, pilihan pertama pasti langsung
jatuh ke Galabo, sebuah areal penuh makanan yang hanya buka di Satu biji Apem Dudy dihargai antara seribulimaratus hingga duaribu perak,
malam hari dekat dengan Keraton Surakarta. Tapi jangan khawatir, kami bergantung toppingnya. Satu hal yang menarik dari Apem Dudy adalah rumah
memilihkan beberapa penganan khas yang bisa menjadi oleh-oleh dari Kampung tempat jualannya. Bagian atas dari rumah ini merupakan rumah kayu yang ditata
Laweyan. Salah satunya adalah Apem Dudy, makanan ini sudah jadi trademark apik dengan berbagai tanaman hias. Manis sekali. Hehe.
kalo orang berkunjung ke Laweyan.
***
Apem Dudy sebenarnya biasa saja. Tapi, sungguh, olahan tepung gurih-manis ini
dikembangkan dari konsep dasarnya dengan ide yang sangat orisinil, yang
kemudian mampu menggoyang lidah. Ahey! Ya, Apem Dudy menawarkan apem
dengan aneka topping; keju, coklat, atau durian, tinggal pilih. Teksturnya lembut,
J ajanan khas lain yang bisa ditemukan adalah Ledre Laweyan. Ledre merupan
jajanan dari campuran beras ketan dan kelapa yang dipanggang di wajan kecil
(sejenis cetakan serabi) dan diisi dengan pisang yang telah diblend dengan
gula. Bentuk matangnya mirip dengan leker. Rasanya gurih bercampur manis.
tidak seperti apem biasa yang keras dan mengerak di bagian pinggirnya. Simpel Makin seruu kalau kena bagian yang agak gosong. Yummy!
tapi orisinilatas dan kelezatannya layak dibanggakan. Hehe. Biasanya banyak
tamu dari luar kota memesan Apem Dudy untuk dibawa keesokan harinya, Apem Makanan ini bisa dijumpai di Laweyan, lebih tepatnya, di jalan Sidoluhur, di antara
Dudy bisa tahan dua hingga tiga hari lamanya. Cocok untuk oleh-oleh gerai-gerai batik khas Kampoeng Laweyan. Seorang ibu ramah dengan gerobak
hijaunya siap membuatkan ledre untuk Anda disini. Harga sebijinya lumayan
Mungkin saya agak lebay, tapi sejak awal survey ke Laweyan, saya bahkan sudah ehem, seribuduaratuslimapuluh rupiah. Akan lebih mudah jika membeli empat biji
mupeng sama apem ini. Sayang, waktu pertama mencoba saya hanya kebagian langsung, limaribu rupiah saja. Hehe. Meski terkesan agak mahal, tapi cita rasa
apem biasa karena apem bertoppingnya sudah habis. Hari-hari berikutnya, saya yang didapatkan sebanding dengan uang yang dikeluarkan. Jadi, jangan khawatir,
harus bersyukur. karena tidak sekadar bisa jajan disana sepuasnya, saya pun jalan kaki di Laweyan akan lebih nikmat sembari makan ledre. []
Navan Satriaji
Adalah seorang happy traveler. Mahasiswa FE UGM ini bercita-
cita untuk menjadi travel writer handal dan menjadi Menteri
Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia kelak. Di Jogja, dia
menjadi aktivis sebuah club traveling yang bernama CLR,
kepanjangan dari Community of Lampah-Lampah Rajelas. Selain
fotografi, hobi Navan yang lain adalah mengumpulkan video
branding pariwisata di seluruh dunia.

kotakcoklat89.blogspot.com

Dini Sasmita
Wanita cheerful ini sangat mencintai Laweyan dan Apem Dudy.
Selama dua bulan ia beserta tim FE UGM melakukan kegiatan
KKN di Laweyan. Ia menjadi salah satu desainer peta wisata
yang saat ini tersebar di seluruh sudut Laweyan. Sama seperti
Navan, ia adalah aktivis club traveling CLR, kepanjangan dari
Community of Lampah-Lampah Rajelas. Ayos Purwoaji Nuran Wibisono

gelangitem.blogspot.com/ Mulai jatuh cinta dengan backpacking Memulai backpacking sejak SMP setelah
sejak membaca komik Tintin. Ayos membaca novel Gola Gong yang
adalah penganut ajaran sesat "never berjudul Balada si Roy. Nuran menganut
having sex before married". Pria filosofi: jika kau menikah, maka
berkacamata dengan muka mesum ini kehidupanmu sebagai lelaki berakhir
adalah pemuja jazz yang sesekali sudah. Bagi Nuran, jika kuliah seenak
diiringi dengan dendang dangdut dari traveling maka ia akan lulus cepat
Forum Pengembangan Kampung Batik Laweyan OM Pantura, orkes melayu yang ia dengan predikat summa cumlaude.
Pak Widiarso temui di perjalanan Banyuwangi-Bali. Selain flirting, saat ini aktivitas lain
Tim KKN PPM Universitas Gajah Mada Unit 94 Saat ini dia berusaha keras untuk niat Nuran yang cukup membanggakan
Mas Agus dan Mas Dewa kuliah setelah semester sebelumnya dia adalah menjadi kontributor untuk
Mas Taufiq Al Makmun dan Mas Yusuf sibuk mengejar seorang cewek priyayi sebuah situs lifestyle ternama.
cantik.

hifatlobrain.blogspot.com nurannuran.wordpress.com

You might also like