You are on page 1of 21

Pewarisan Sifat albino Elly Sonny 102011253 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.

Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 Email: Sonnye92@Yahoo.Com

Pendahuluan Genetika adalah ilmu yang mempelajari variasi dan karakteristik yang diturunkan. Gen merupakan urutan unik asam deoksiribonukleat (DNA) yang merupakan kode protein tertentu. Gen diturunkan dari orangtua. Beberapa gangguan dan penyakit diketahui merupakan penurunan suatu gen tunggal Albinisme merupakan contoh dari kelainan genetic. Pada albinisme, tubuh penderita tidak memiliki melanin sehingga berwarna pucat. Untuk itu makalah ini dibuat, juga bertujuan untuk mengenal lebih jauh tentang kelainan genetik yang spesifik pada kasus albino. Sekenario E Seorang anak sekolah dasar bertanya kepada kakanya yang berkuliah di fk kedokteran tentang temng baru di kelasnya yang memiliki kulit dan rambut berwarna putih susuh atau putih pucat. Anak tersebut ingin tahu mengapa tampilan temannya tersebut berbeda dengan dirinya dan teman-teman di kelasnya Catatan: Albino: tidak dibentuknya enzim yang diperlukan untuk merubah as amino tirosin melanin. Enzim adalah produk ekpresi gen Pembahasan Definisi Kelainan Genetik Albino Pewarisan sifat seperti warna mata dan bentuk hidung merupakan pewarisan sifat yang tidak berbahaya. Pewarisan sifat menjadi masalah yang serius ketika gen-gen yang diwariskan menyebabkan kelainan atau penyakit hereditas yang menimbulkan cacat atau kematian.1 pigmen

Kelainan genetic merupakan penyimpangan dari sifat umum atau sifat rata-rata manusia.oleh karena terjadi penyimpangan dari sifat-sifat fenotip, orang yang mengalami kelainan genertik biasanya jarang atau tidak umum di jumpai dalam masyarakat.2 Kelainan dan penyakit genetic pada manusia disebabkan oleh mutasi gen. mutasi gen merupakan perubahan susunan gen yang umumnya tidak sempurna atau cacat. Oleh karena ittu, alel mutan bersifat resesif, sedangkan alel normalnya dominan. Namun, ada juga mutasi yang bersifat dominan. 2 Pada albino mutasi bersifat resesif, sehingga hanya akan mengenai anak yang ayah ibunya albino atau karier heterozigot.2 Albino disebabkan karena tubuh seseorang tidak mampu membentuk enzim yang diperlukan untuk mengubah asam amino tirosin menjadi beta-3,4-dihidroksiphenylalanin untuk selanjutnya diubah menjadi pigmen melanin. Jadi albinisme bukannya disebabkan karena adanya penimbunan tirosin dalam tubuh, melainkan karena tidak dapatnya tirosin diubah menjadi melanin.2 Ciri-ciri Kelainan Genetik Albino Albinisme adalah suatu penyakit menurun dimana tubuh tidak dapat membentuk melanin. Kelainan metabolisme asam amino tirosin menyebabkan kegagalan pembentukan melanin sehingga terjadi albinisme.3 Penderita albinisme disebut albino. Albino memiliki ciri-ciri antara lain pewarnaan (pigmentasi) pada kulit tidak normal sehingga kulit terlihat seperti kulit orang kaukasia, rambut berwarna putih, dan mempunyai penglihatan yang sangat peka terutama terhadap cahaya berintensitas tinggi sehingga cenderung tidak tahan terhadap cahaya matahari, kemampuan mata memfokuskan cahaya sekitar 60% dibanding kemampuan orang normal, sebab pigmentasi pada iris dan koroid mata juga abnormal. Bercak putih biasanya timbul ketika anak masih bayi yang letaknya menyebar dan merata hampir di seluruh tubuh sehingga menyebabkan penderita menjadi rentan terhadap radiasi sinar ultraviolet (UV). Banyak penderita albinisme yang berlanjut terkena kanker kulit. 3

Pewarisan Sifat pada Kelainan Genetik Albino Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas. Cabang bilogi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah genetika. Tokoh yang sangat berjasa dalam menemukan hukum-hukum genetika adalah Gregor Johann Mendel (1822-1884) dari Austria. 4 Di dalam setiap sel terdapat faktor pembawa sifat keturunan. Substansi genetis tersebut terdapat di dalam inti sel (nucleus), yaitu pada kromosom yang mengandung gen. gen merupakan substansi hereditas yang terdiri dari senyawa kimia tertentu, yang menentukan sifat individu. Gen mempunyai peranan penting dalam mengatur pertumbuhan sifat-sifat keturunan. 4 Morgan, seorang ahli genetika dari amerika menemukan bahwa faktor-faktor keturunan yang dinamakan gen tersimpan di dalam lokus yang khas di dalam kromosom. 4 Gen-gen terletak pada kromosom secara teratur dalam satu deretan linier dan lurus berurutan. Dengan menggunakan simbol, kromosom dapat digambarkan sebagai garis panjang vertical dan gen-gen sebagai garis pendek horizontal pada garis vertical tersebut. Karena letak gen yang linier berurutan, maka secara simbolik dapat dilukiskan pula garis-garis pendek horizontal (gengen) tersebut berderetan, seperti yang terlihar pada gambar 1. 4 Dari sekian banyak gen yang berderet secara teratur pada benang-benang kromosom, masingmasing gen mempunyai tugas khas dan waktu beraksi yang khas pula. 4 Kromosom terdapat di dalam nucleus mempunyai sususan halus berbentuk batang panjang atau pendek, lurus atau bengkok. Di dalam nucleus terdapat substansi berbentuk benangbenang halus, seperti jala yang dapat menyerap zat warna. Benang-benang halus tersebut dinamakan reticulum kromatin. Reticulum berarti jala yang halus. Kroma berarti warna, dan tin berarti badan. 4 Kromosom dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa pada sel-sel yang sedang membelah. Dalam sel yang aktif melakukan metabolism, kromosom-kromosom memanjang dan tidak tampak. Namun, menjelang sel mengalami proses pembelaham, kromosom4
gambar 1. Kromosom sumber: www.wordpress.com

kromosom tersebut memendek dan menebal, serta mudah menyerap zat warna, sehingga mudah dilihat melalui mikroskop. 4 Manusia mempunyai 46 kromosom dalam setiap inti selnya, 23 kromosom berasal dari ibu dan 23 kromosom berasal dari ayah. Manusia memulai hidupnya dari sebuah sel, yaitu sel telur yang dibuahi sel sperma. Sel telur dan sel sperma masing-masing mempunyai 23 kromosom (n). sel telur yang telah dibuahi sel sperma akan menjadi zigot. Zigot yang terbentuk mempunyai 46 kromosom (2n). 4 Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel tubuh mengandung dua perangkat atau dua set kromosom yang diterima dari kedua induknya. Kromosom yang berasal dari induk betina berbentuk serupa dengan kromosom yang berasal dari induk jantan, sehingga sepasang kromosom yang berasal dari induk jantan dan induk betina disebut kromosom homolog. Kromosom homolog adalah kromosom yang mempunyai bentuk, fungsi, dan komposisi yang sama. Jumlah kromosom dalam sel tubuh disebut diploid (2n). Adapun jumlah kromosom dalam sel kelamin dinamakan haploid (n), karena hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom dalam sel tubuh. Dua perangkat kromosom haploid dari suatu spesies disebut genom. Genom dapat dikatakan sebagai jumlah macam kromosom atau perangkat kromosom dalam suatu individu. 4 Kromosom yang dimiliki oleh organism secara umum dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu kromosom tubuh (autosom) dan kromosom seks (gonosom). Autosom terdapat pada individu jantan maupun betina dan sifat-sifat yang dibawa tidak ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Gonosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin suatu individu.4 Gen yang menentukan sifat-sifat suatu individu biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu sifat. Gen dominan dinyatakan dengan huruf besar dan resesif dengan huruf kecil. 4 Penyakit resesif autosom mensyaratkan bahwa kedua salinan gen harus abnormal. Heterozigot atau pembawa sifat (karier) yang hanya memiliki satu gen abnormal mungkin mengalami sebagian perubahan fenotipe, tetapi hanya orang yang memiliki kedua salinan gen tersebut (homozigot) yang dapat mengidap penyakit. Banyak penyakit defisiensi enzim adalah penyakit resesif autosom. Satu pasangan yang anaknya mengidap suatu penyakiut resesif autosom memiliki resiko rekurensi 25% pada setiap konsepsi. Kemungkingan saudara kandung normal dari seorang anak yang terkena sebagai pembawa gen terkait adalah dua dari
5

tiga, anak akan homozigot normal, 2/4 heterozigot karier, dan akan homozigot abnormal. Karena gen-gen penyebab penyakit resesif autosom yang jarang memiliki prevalensi rendah dalam populasi umum, kemungkinan pasangan adalah pembawa gen terkait rendah kecuali pasangan tersebut memiliki hubungan darah. Albino merupakan kelainan genetic yang terkait dalam autosom. Penyakit albino hanya akan muncul pada gen yang resesif homozigot.5 Hukum mendel Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis melalui gen atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status sosial.5 Sudah terlihat jelas oleh manusia-manusia sejak dahulu bahwa keturunan menyerupai induknya. Ide akan pewarisan gen sebagian dapat di atribusikan ke seseorang pendeta Moravia gregor Mendel monk yang menerbitkan penelitiannya akan kacang polong pada tahun 1865. Namun karyanya tidak dikenal luas dan baru ditemukan kembali pada tahun 1901.1 Pada awalnya dianggap bahwa pewarisan ala Mendel hanya dihitung untuk perbedaan yang besar seperti yang dimatai oleh mendel pada tanaman polongnya dan ide akan pengaruh kumultive pada gen tidak disadari sampai ketika makalah oleh Ronald Fisher pada tahun 1918 berjudul "Hubungan Antara Keturunan Dalam Pewarisan Mendel. Hereditas berarati penurunan sifat-sifat genetik dari orang tua ke anak. Ilmu yang mempelajari tentang hereditas disebut genetika.Mendel adalah tokoh genetika yang diakui sebagai penemu hukum-hukum hereditas atau pewarisan sifat.1 Nama lengkap mendel adalah Gregor Johann Mendel (1822-1884),tanggal 22 Juli 1822 dan diangkat sebagai pastor di Bruun (Austria) pada tanggal 4 Agustus 1847.Pendapat Mendel baru diperhatikan kembali pada tahun 1900 oleh De Vries(Belanda),Correns(Jerman) dan T.S. Chermak(Austria) yang bekerja sendiri-sendiri di negaranya masing-masing. Hukum I Mendel (prinsip segregasi bebas/hukum pemisahan gen) yang berbunyi : "Dua anggota dari pasangan gen terpisah (segregasi) masing-masing kedalam gamet, maka membawa satu anggota dari pasangan gen, dan gamet lainnya membawa satu anggota dari pasangan gen yang lainnya "

Hukum II Mendel (hukum pengelompokan gen secara bebas) yang berbunyi : "Selama proses pembentukan gamet, segregasi pada alel-alel dalam satu gen adalah berdiri sendiri dari proses segregasi alel-alel dari gen yang lainnya" Hukum Pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman. Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum segregasi secara bebas (Ing. independent segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel Hukum berpasangan secara bebas (Ing. independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum mendel pertama Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga).5 Kedua informasi ini (kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama -- Hukum Pemisahan. Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri yang dominan sedangkan lainnya terpendam. Induk "jenis murni" dengan ciri dominan memunyai sepasang gen dominan (AA) dan dapat memberi hanya satu gen dominan (A) kepada keturunannya. Induk "jenis murni" dengan ciri yang terpendam memunyai sepasang gen terpendam (aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima satu gen dominan dan satu gen terpendam (Aa) dan menunjukkan ciri-ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: AA, Aa, aA dan aa. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan ciri dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan ciri terpendam.

Hukum mendel kedua Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih (bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi pertama memunyai benih kuning bundar. Namun, tumbuhan generasi kedua memunyai empat macam benih yang berbeda, yakni bundar dan kuning, bundar dan hijau, keriput dan kuning, dan keriput dan hijau.2 Keempat macam ini dibagi dalam perbandingan 9:3:3:1. Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan yang sama muncul lagi. Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan dalam setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Hasil ini disebut Hukum Mendel Kedua -Hukum Ragam Bebas6. Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi. Pewarisan sifat autosomal 1. Pewarisan sifat autosomal dominan Suatu keadaan yang terjadi pada seseorang yang hanya mempunyai satu salinan tunggal suatu gen abnormal yang terletak pada salah satu autosom disebut sebagai pewarisan dominan autosomal. Lebih dari 3000 keadaan atau sifat yang telah diketahui menunjukkan pewarisan dominan autosomal ini. Konseling genetik dipersulit karena kenyataan bahwa derajat beratnya penyakit pada penyakit-penyakit dominan autosomal cukup bervariasi, meskipun diantara individu-individu yang terkena pada satu keluarga. Sebagai contoh: beberapa individu dengan neurofibromatosis hanya menunjukkan bercak-bercak caf-au-lait dan tidak mempunyai masalah klinis; yang lain mungkin mengalami retardasi berat atau mempunyai penyakit serius sebagai akibat pembentukan tumor. Hal ini dikenal sebagai ekspresi yang bervariasi6. Kadang-kadang suatu penyakit dominan autosomal muncul setelah
8

meloncati satu generasi, yaitu individu tanpa kelainan klinis sama sekali meneruskan penyakit tersebut dari kakek ke cucunya. Kejadian tersebut merupakan contoh suatu nonpenetrance. Individu dalam satu keluarga yang pertama kali terkena disebut sebagai suatu mutasi baru. Risiko kekambuhan kepada saudara kandung laki-laki dan perempuannya akan sangat rendah, sedangkan risiko kepada masing-masing anak laki-laki atau anak perempuannya adalah 1:2. Pada banyak keadaan seperti pada akondroplasia dan sindrom Apert, telah dilaporkan bahwa usia rata-rata ayah dari anak-anak yang menunjukkan mutasi baru lebih tinggi daripada rata-rata kebanyakan orang. Sebagai suatu aturan umum, penyakit-penyakit dominan autosomal cenderung berhubungan dengan kelainan-kelainan struktur, sebaliknya penyakit-penyakit resesif autosomal seringkali terjadi akibat defek aktivitas enzim. Namun demikian tentunya ada beberapa pengecualian, seperti beberapa bentuk porfiria yang memperlihatkan pewarisan dominan autosomal dan disebabkan oleh penurunan aktivitas enzim sebesar 50%. Contoh-contoh pewarisan dominan autosomal yang umum didapat antara lain akondroplasia, sindrom apert, hiperkolesterolemia familial, penyakit Huntington, sindrom marfan, osteogenesis imperfekta, poliposis koli, sferositosis, tuberosklerois. Gangguan-gangguan ini memperlihatkan heteogenitas genetik, yaitu fenotip yang sama dapat dihasilkan oleh mutasi pada lokus yang berbeda. 2. Pewarisan sifat autosomal resesif Gangguan resesif autosomal adalah gangguan yang hanya terjadi pada individu yang mewarisi 2 salinan gen autosom yang abnormal, satu salinan gen abnormal dari masingmasing orang tua. Individu-individu yang terkena penyakit disebut homozigot; dan disebut karier bila heterozigot. Telah diketahui lebih dari 1500 penyakit resesif autosomal. Pada beberapa kelompok etnik dan masyarakat tertentu terlihat insidens yang tinggi dari beberapa gangguan resesif autosomal. Satu penjelasan yang mungkin adalah efek pendiri (founder effect) pada satu populasi yang penentuan pilihan pasangan pengantinnya dibatasi oleh factor geografi atau agama. Jadi, jika salah satu nenek moyang pendiri dari suatu isolat genetic membawa satu gen resesif autosomal yang berbahaya maka mungkin saja dengan secara kebetulan menjadi menetap di masyarakat itu. Hal ini dapat menerangkan mengapa insidens penyakit Tay-Sachs tinggi pada masyarakat Jahudi Ashkenazi di bagian timur Amerika Serikat7.
9

Yang lain adalah keuntungan heterozigot. Karier dari beberapa penyakit resesif autosomal secara biologis mungkin mempunyai kondisi kesehatan lebih baik daripada yang bukan karier. Contoh yang paling terkenal adalah penyakit sickle-cell. Karier penyakit ini relative imun terhadap infeksi malaria. Konsekuensinya, di daerah yang endemis malaria, karier gen sickle-cell dapat bertahan tanpa terinfeksi dan secara reproduktif sangat menguntungkan. Konsep ini mungkin juga dapat diterapkan pada fibrosis kistik, meskipun belum diketahui apakah ada mekanisme yang dapat menguntungkan karier. Gangguan pada pewarisan autosom resesif adalah defisiensi alfa1-antripsin di Skandinavia, Hyperplasia adrenal congenital (defisiensi 21-hidroksilase) pada orang Eskimo, fibrosis kistik eropa barat, penyakit sickle-cell afro-karibia, penyakit Tay-Sachs pada masyarakat Jahudi Ashkenazi di bagian timur Amerika Serikat, Talasemia-alfa dan Talasemia-Beta pada kaum oriental.7 Silsilah keturunan Salah satu cara untuk memeriksa pola pewarisan adalah dengan membuat diagram silsilah. Gambar di bawah mendefinisikan beberapa simbol yang digunakan dalam membuat silsilah. Lingkaran mewakili perempuan, kotak mewakili laki-laki. Simbol yang terisi mewakili orang-orang yang menunjukkan sifat yang diteliti. Orang-orang ini dikatakan menderita ketika sifat yang dipelajari adalah penyakit yang diwariskan. Simbol yang terbuka mewakili mereka yang tidak menunjukkan sifat menderita (tidak terpengaruh). Sebuah garis horizontal menghubungkan dua individu (satu laki-laki, satu perempuan) adalah disebut perkawinan atau garis pernikahan, dan garis horizontal ganda merupakan kawin sekerabat, yang merupakan perkawinan antara individu yang masih ada saudara. Keturunan adalah melekat pada garis kawin melalui garis vertikal. Semua saudara laki-laki dan saudara perempuan dari orang tua yang sama adalah dihubungkan dengan garis horizontal di atas simbol-simbolnya.

Diagram silsilah keturunan

10

Diagram silsilah dapat membantu mengidentifikasi apakah gen tersebut dibawa dalam kromosom seks (X atau Y) atau autosom (kromosom non-seks). Diagram ini juga dapat menunjukkan apakah gen tersebut bersifat dominan atau resesif dan apakah seseorang dapat menjadi pembawa gen (karier) resesif yang dapat diturunkan ke generasi berikutnya. 2. Sintesis/replikasi, transkripsi, translasi DNA. DNA merupakan molekul yang amat panjang yang terdiri dari deoksiribonukleotida yang membawa informasi genetik yang terletak di dalam sel. Molekul DNA berbentuk untaian ganda (double helix). Satu unit DNA terdiri dari basa purin (adenin, guanin)/pirimidin (sitosin,timin), gula pentosa serta gugus fosfat, yang nantinya akan membentuk kesatuan yang dikenal dengan nukleotida dan tiap nukleotida akan dihubungkan dengan ikatan fosfodiester (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Ikatan fosfodiester menghubungkan tiap nukleotida DNA (sumber: http://academic.brooklyn.cuny.edu/biology/bio4fv/page/molecular%20biology/dsDNA.jpg)

DNA berfungsi untuk menyimpan informasi genetik untuk mencirikan struktur semua protein dan RNA tiap-tiap spesies organisme,7 sebagai sumber informasi untuk sintesis semua molekul protein dalam sel/organisme di mana molekul DNA akan berperan sebagai template untuk proses transkripsi informasi ke RNA, menentukan aktivitas organisme sepanjang siklus hidupnya, serta untuk menentukan kekhususan organisme tertentu. RNA merupakan hasil transkripsi dari template DNA. RNA terdiri dari benang panjang ribonukleotida yang mengandung basa purin (adenin, guanin)/pirimidin (sitosin, urasil), ribosa serta gugus fosfat. Sama seperti molekul DNA, tiap nukleotida pada RNA dihubungkan dengan ikatan fosfodiester, akan tetapi ikatan yang berbeda dengan DNA, yaitu ikatan fosfodiester 3-5. RNA berbentuk rantai tunggal (mRNA), dan beberapa RNA
11

memiliki struktur sekunder dan tertier (tRNA dan rRNA) . Yang dimaksud dengan struktur sekunder dan tertier adalah dapat membentuk pasangan basa nukleotida komplementer dan anti paralel pada bagian rantai yang melipat (Gambar 1.2).

Gambar 1.2 struktur sekunder dan tertier pada RNA (sumber: http://faculty.uca.edu/johnc/tRNA%20structure.gif)

Pada RNA dikenal 3 RNA utama, yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA serta dikenal juga RNA minor yaitu RNA primer. RNA primer berbeda dengan 3 RNA utama karena memiliki molekul yang lebih pendek, pada ujung C3 mengikat OH, dan disintesis menggunakan enzim khusus yang dikenal sebagai enzim primase sedangkan 3 RNA utama disintesis menggunakan enzim polimerase. Masing-masing 3 RNA utama memiliki fungsi masingmasing.
mRNA

berfungsi untuk mentranskripsi sekuens DNA untuk translasi, tRNA berperan

secara struktural dan fungsional di mana akan mengangkut asam amino yang tersusun di
mRNA, rRNA

akan berikatan dengan protein dan membentuk ribonukleoprotein yang terdapat

di dalam ribosom yang berperan dalam proses modifikasi post transkripsi. Selain itu, dalam berbagai virus, RNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik7. A. Replikasi. Dalam proses replikasi, akan terjadi pembentukkan DNA yang baru yang dibentuk dari DNA asalnya. Replikasi DNA diperankan oleh DNA polimerasi. Sebelum proses replikasi dimulai, molekul DNA yang awalnya berupa double helix akan dipisahkan menjadi untai tunggal dengan cara denaturasi/melting. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan denaturasi: 1. pH yang berbeda (DNA stabil pada pH 4-10) 2. Pemanasan (70-90o C)
12

3. Kadar garam rendah 4. Senyawa merusak ikatan H (urea, fomanida) 5. Senyawa yang dapat menyisip di antara 2 basa (etidium bromida, zat warna golongan alkali)

Pada melting temperature, DNA yang kaya akan pasangan G-C (memiliki tiga ikatan hidrogen) mencair pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan DNA yang kaya akan pasangan A-T (memiliki dua ikatan hidrogen).7 Selain itu, ada beberapa protein yang berperan dalam proses pemisahan DNA, yaitu enzim helikase & topoisomerase yang berfungsi untuk memisahkan kedua DNA, serta suatu protein pengikat yang digunakan untuk mencegah kedua DNA menyatu kembali setelah dipisahkan. Dua untai tunggal DNA asli yang telah terbentuk akan berperan sebagai template untuk sintesis rantai DNA yang baru. Pada saat DNA berpisah, akan membentuk suatu garpu replikasi di mana rantai 3-5 DNA asli membentuk rantai 5-3 baru menuju ke arah garpu yang terjadi secara langsung sehingga disebut leading strand. Sedangkan rantai 5-3 DNA asli akan membentuk rantai 3-5 baru yang menjauh dari arah garpu dan terjadi secara

terpotong-potong sehingga disebut lagging strand (Gambar 1.3). Potongan-potongan tersebut (okazaki fragment) akan disambung menjadi satu rantai utuh oleh enzim ligase dengan menggunakan ikatan fosfodiester.

Gambar 1.3 Leading strand dan lagging strand (sumber: http://www.web-books.com/MoBio/Free/images/Ch7B3.gif)

Pada awal sintesis polinukleotida, RNA primer dengan gugus OH akan terbentuk di pangkal garpu 3 yang bebas baik pada leading strand dan lagging strand. Akan tetapi, RNA primer nantinya akan dilepas setelah leading strand dan lagging strand selesai terbentuk.

13

Pada sintesis DNA, kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pasangan basa nitrogen dapat terjadi dan dapat pula diperbaiki dengan menghilangkan dan mengganti dengan pasangan yang benar. Pada DNA polimerase terdapat aktivitas eksonuklease, yaitu mengkatalisis hidrolisis polinuklease pada ujung rantai 3 5 atau 5 3. Pada cetakan DNA yang bekerja dari arah 5 3 jika pada ujung 3 terjadi kesalahan sintesis, maka aktivitas eksonuklease 3 5 akan membuang dan mengganti kesalahan tersebut dengan yang benar. Proses ini disebut dengan proof reading. Akan tetapi jika kesalahan terjadi pada ujung 5, maka aktivitas eksonuklease 5 3 yang akan bekerja. Proses ini disebut dengan mengedit.\

B. Transkripsi Pada proses transkripsi akan terjadi penyalinan DNA, akan tetapi rantai DNA yang digunakan hanya 1 dan akan membentuk suatu rantai RNA. Proses transkripsi terjadi di dalam inti sel. Enzim yang bekerja dalam proses ini adalah enzim RNA polimerase. DNA dengan arah 3 5 akan menjadi template dalam proses transkripsi dan RNA polimerase akan mensintesis rantai RNA ke arah 5 3 (Gambar 1.4). Pada RNA polimerase tidak memiliki aktivitas eksonuklease, oleh karena itu jika ada kesalahan tidak akan dapat diperbaiki. Akan tetapi kemungkinan kesalahan terjadi sangat kecil karena RNA polimerase bekerja lebih teliti dari pada DNA polimerase.

Gambar 1.4 proses transkripsi oleh RNA polimerase (sumber: http://www.phschool.com/science/biology_place/biocoach/images/transcription/startrans.gif)

Proses transkripsi diawali dengan proses penempelan faktor-faktor transkripsi dan kompleks enzim RNA polimerase pada daerah promotor. Pada eukariot, promotor lebih dikenal sebagai kotak TATA, kotak CAAT, dan kotak GC banyak. RNA polimerase pada eukariot tidak menempel secara langsung pada DNA didaerah promotor, melainkan melalui perantaraan protein lain yang disebut faktor transkripsi yang dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: Pertama adalah faktor transkripsi umum.faktor trnaskripsi umum mengarahkan RNA polimerase ke promotor.
14

Kedua adalah faktor transkripsi yang khusus untuk suatu gen. Pengaturan transkripsi yang lebih spesifik dilakukan oleh faktor transkripsi yang khusus untuk suatu gen. Faktor transkripsi atau faktor basal terikat pada kotak TATA dan membantu pengikatan RNA polimerase II yang digunakan untuk mensintesis mRNA. mRNA yang dihasilkan oleh RNA polimerase II akan disebut sebagai akan terbentuk untuk pengikatan
mRNA hnRNA.

Selama proses transkripsi, cap

yang sudah matang pada ribosom selama

sintesis protein. RNA polimerase II akan berakhir jika sampai pada sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA yang terdapat dalam mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10-35 nukleotida, mRNA akan dipotong dan pada tempat pemotongan tersebut akan terjadi penambahan ekor poli(A) secara satu per satu tanpa ada template DNA (Gambar 1.5). Ekor poli(A) akan mempermudah ekspor mRNA dari nucleus.

Gambar 1.5 Rantai mRNA


mRNA

yang sudah matang akan keluar dari nukleus ke sitoplasma, dan akhirnya akan

bergabung dengan ribosom.

C. Translasi Tahap translasi adalah tahap penerjemahan kode mRNA oleh tRNA ke dalam urutan asam amino. Tahap ini terjadi di dalam sitoplasma dengan bantuan ribosom. Sintesis protein yang terjadi di ribosom akan dituntun oleh kodon mRNA yang dibaca secara berurutan pada arah 5 3 . Proses translasi pada eukariot baru dapat berlangsung jika proses transkripsi sudah selesai dilaksanakan. Pada tahap translasi, kode genetik atau kodon dari
mRNA

diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino. Kodon merupakan urutan tiga basa nitrogen pada mRNA yang dikenal sebagai triplet. Kodon pada mRNA dikenali oleh antikodon pada
tRNA.

Karena banyak macam triplet kodon, maka akan terdapat beberapa asam amino yang

dapat dikodekan lebih dari satu triplet atau disebut juga kodon sinonim. Kodon UGA, UAG,

15

UAA akan berperan sebagai kodon

stop. Sedangkan untuk kodon Metionin (AUG) dan

Triptofan (UGG) akan hanya terdapat 1 pada tiap masing-masing rantai asam amino.

Gambar 1.6 Tabel asam amino (sumber: http://biochem.co/wp-content/uploads/2008/08/amino-acid-table-singlet-code.png)

tRNA

yang paling serba guna adalah yang mengandung inosin (I) yang dibentuk
tRNA

melalui pengubahan adenin secara enzimatik setelah

disintesis yang

menyebabkan ketika antikodon-antikodon terhubung dengan kodon-kodon, basa I dapat membentuk ikatan hidrogen dengan salah satu dari tiga basa yaitu U, C, atau A.7 Tahap-tahap yang terdapat dalam proses translasi, sintesis rantai polipeptida memiliki tahap yang sama dengan proses transkripsi, yaitu: Pertama adalah inisiasi. Pada tahap inisiasi subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada
mRNA

dan tRNA inisiator khusus. Subunit ribosom kecil melekat pada

segmen leader pada ujung 5 (upstream) dari mRNA. Pada arah downstream dari mRNA terdapat kodon inisiasi. AUG akan memberi sinyal dimulainya proses translasi. tRNA inisiator yang membawa asam amino metionin akan melekat pada kodon inisiasi. Penyatuan mRNA, tRNA inisiator, dan subunit ribosom kecil diikuti oleh pelekatan subunit ribosom besar, menyempurnakan kompleks inisiasi translasi. Kedua adalah tahap elongasi. Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino akan ditambahkan satu per satu pada asam amino pertama. Tiap penambahan melibatkan partisipasi beberapa protein yang disebut faktor elongasi dan terjadi dalam siklus tiga tahap, yaitu pengenalan kodon, pembentukan ikatan peptida, dan translokasi. Ketiga adalah tahap akhir yaitu terminasi. Tahap elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai sinyal dari basa UAA, UAG, dan UGA yang merupakan sinyal untuk menghentikan proses translasi. Suatu protein yang disebut sebagai faktor pelepas
16

langsung mengikatkan diri pada kodon stop yang menyebabkan penambahan molekul air, bukan asam amino, pada rantai polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis polipeptida yang sudah selesai dari tRNA dan melepaskan polipeptida dari ribosom.

Gambar 1.7 Proses translasi (sumber: http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/organic/imgorg/translation2.gif)

3. Mutasi Gen Mutasi gen adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen. Mutasi gen terjadi pada susunan kimianya (DNA). Struktur kimia gen berubah fungsinya berubah. Gen yang mengalami mutasi pada sel-sel tubuh (sel somatis) perubahanditurunkan ke sel anakan melalui pembelahan mitosis. Bila gen yang mengalamimutasi terdapat pada sel kelamin (gamet) maka perubahan akan diwariskan pada keturunannya. Mutasi gen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : berskala kecil dan terjadi pada satu gen atau bagian dari gen ada yang pengaruhnya tidak begitu nyata, biasanya berupa perubahan kimia (misalnya perubahan kecil pada pigmen), disebut mutasi tampak ada yang pengaruhnya mengakibatkan kematian dini pada individu, disebutmutasi letal dapat berlangsung secara spontan pada semua sel penyusun tubuh individu. Macam-macam Mutasi Gen A. Mutasi Substitusi (Transisi: pu-pu, pi-pi, transversi: pu-pi, pi-pu) (insert picture) B. Mutasi Insersi dan Delesi : (Insesi: penambahan bagian kromosom, Delesi: pengurangan bagian kromosom). Mutasi ini dibagi menjadi beberapa bagian

17

1. Mutasi Ganda Tiga ( triplet mutation ) : Terjadi karena penambahan atau pengurangan 3 basa secara bersama-sama.

2. Mutasi

Bingkai/pergerseran

kerangka (Frameshift

mutation):

Terjadi

karenapengurangan 1 / beberapa atau penambahan sekaligus pasangan basa secara bersama-sama. Hasil Mutasi Gen Mutasi diam : Meskipun ada kesalahan dalam susunan basa, tidak ada perubahan yang terjadi. Mutasi salah arti: Ketika ada kesalahan dalam susunan basa, tetap diterjemahkan menjadi yang salah.

Mutasi tak bermakna/tanpa arti : (berhenti sebelum waktunya): Pengkodean berhenti ketika ada susunan basa yang salah.

Mutasi DIAM: Terjadi karena perubahan susunan basa pada kodon (triplet) dari asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein. Misalnya UUU diganti UUC yang juga merupakan kode untuk pembentukan fenilalanin.
18

Mutasi Diam 2. Mutasi Kromosom

Mutasi Kromosom disebabkan oleh: 1. gangguan fisik atau kimia berpengaruh ke pembelahan sel dpt tjd kesalahan. Akibat: susunan kromosom rusak dan penambahan jumlah kromosom. 2. gagal berpisah/nondisjunction. Akibat: kromosom hilang atau bertambah sehingga terjadi perubahan jumlah kromosom. Mutasi karena perubahan struktur kromosom (aberasi) Kerusakan kromosom terjadi karena perubahan jumlah/struktur/susunan gen-gen di dalam kromosom yang disebabkan karena sebagian benangnya lepas, berpilin, melekat kembali dengan letak terbalik dan lain sebagainya. Hal ini dpt mengakibatkan perubahan bentuk kromosom. Kerusakan kromosom ini dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu: 1. Delesi 2. Duplikasi 3. Translokasi 4. Inversi 5. Isokromosom 6. Katenasi 7. Perubahan Susunan/ Struktur Kromosom
19

Delesi

Delesi terminal Delesi (disebut juga defisiensi) merupakan aberasi yang terjadi karena kekurangan segmen kromosom. Macam-macam delesi antara lain : 1. Delesi Terminal : hilangnya ujung kromosom 2. Delesi Intertitial : hilangnya bagian tengah kromosom

Delesi Cincin 3. Delesi Cincin : hilangnya segmen kromosom sehingga berbentuk seperti cincin Delesi Loop : Delesi cincin yang membentuk lengkungan pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan homolognya normal

Delesi Loop Duplikasi :Merupakan aberasi yang terjadi karena kelebihan segmen kromosom. Translokasi: Merupakan mutasi yang mengalami: 1. pertukaran segmen kromosom ke kromosom non homolog. 2. Patahan fragmen bergabung dengan kromosom non-homolog, menyebabkan terjadinya penyusunan ulang

Macam-macam translokasi antara lain :

20

1. Translokasi Homozigot (resiprok, timbal balik) : Pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua kromosom non homolog ataukromosom non-homolog saling bertukar fragmen 2. Translokasi heterozigot (non resiprok) : Pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom non homolog atau kromosom memberikan fragmen tetapi tidak menerima fragmen lainnya. 3. Translokasi Robertson : Penggabungan 2 kromosom akrosentrik menjadi 1 kromosom metasentrik, sehingga disebut juga fusi (penggabungan). Inversi Jenis inversi yaitu inversi perisentrik dan inversi parasentrik. inversi perisentrik yang terjadi pada kromosom yang memiliki sentromer daninversi parasentrik yang terjadi pada kromosom tanpa sentromer. Isokromosom Isokromosom merupakan mutasi yang terjadi saat kromosom membelah diri. Pembelahan sentromer mengalami perubahan arah sehingga menghasilkan dua kromosom yang masingmasing berlengan identik (sama). Isokromosom disebut juga fisi, kebalikan dari translokasi robetson. Katenasi Katenasi adalah mutasi kromosom yang terjadi saat dua kromosom non homolog membelah, kemudian ujung-ujungnya bertemu , saling berdekatan dan membentuk lingkaran Mutasi karena perubahan Set kromosom yaitu perubahan pada jumlah n-nya. Variasi yang menyangkut jumlah kromosom dapat dibedakan menjadi euploid dan aneoploid. Terdiri atas : Autopoliploid, jika genom (n) mengganda sendiri (kelipatan kromosom dari genom spesies yang sama). Allopoliplois, kelipatan kromosom dari genom spesies yang berbeda. Euploidi, jika terjadi perubahan set kromosom, dari 2n menjadi 3n, atau 2n menjadi 4n.

21

Kesimpulan Albino adalah suatu penyakit genetic yang pewarisannya berasal dari autosom yang resesif. Albino hanya akan muncul jika penderita memiliki gen homozigot resesif. Albino disebabkan karena tubuh seseorang tidak mampu membentuk enzim yang diperlukan untuk mengubah asam amino tirosin menjadi beta-3,4-dihidroksiphenylalanin untuk selanjutnya diubah menjadi pigmen melanin. ciri-ciri albino antara lain pewarnaan (pigmentasi) pada kulit tidak normal sehingga kulit terlihat seperti kulit orang kaukasia, rambut berwarna putih, dan mempunyai penglihatan yang sangat peka terutama terhadap cahaya berintensitas tinggi. Suatu pendekatan preventif terhadap kelainan Mendelian sederhana terkadang dapat dilakukan dengan pengenalan karrier, pemeriksaan janin, dan pemeriksaan bayi yang baru lahir. Berdasarkan analisis hasil belajar mandiri, hipotesis yang saya dan kelompok saya diskusikan benar, bahwa albino adalah penyakit keturunan di gen autosomonal yang bersifat resesif heterozigot. Daftar Pustaka 1. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2002. 2. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U. Mudah dan aktif belajar biologi. Bandung: Setia Purna Inves; 2007. 3. Wikipedia. Hukum pewarisan mendel update 20 desember 2011. Diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_Mendel pada 28 januari 2014. 4. Priastini R, Hartono B, Hudyono J. Buku ajar biologi blok 3 dan 4 dasar biologi sel. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ukrida; 2011. 5. Triwibowo Y. Biologi molekuler. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama; 2010. 6. Hull D, Johnston D. Dasar-dasar pediatric. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2008. 7. Yuwono T. Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga; 2010: 18

22

You might also like

  • FRAKTUR FEMUR PROKSIMAL
    FRAKTUR FEMUR PROKSIMAL
    Document11 pages
    FRAKTUR FEMUR PROKSIMAL
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Frak Tur
    Frak Tur
    Document8 pages
    Frak Tur
    Andre A. Pause
    No ratings yet
  • PBL Blok 10
    PBL Blok 10
    Document26 pages
    PBL Blok 10
    Melda Erivhani
    No ratings yet
  • PBL 11
    PBL 11
    Document27 pages
    PBL 11
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Makalah Pleno f-9 Skenario 8
    Makalah Pleno f-9 Skenario 8
    Document17 pages
    Makalah Pleno f-9 Skenario 8
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Blok 14 Chandfa
    Blok 14 Chandfa
    Document13 pages
    Blok 14 Chandfa
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Blok 14 Chandfa
    Blok 14 Chandfa
    Document7 pages
    Blok 14 Chandfa
    Girt Lamberth Robert Uniplaita
    No ratings yet
  • PBL 12 Febby
    PBL 12 Febby
    Document13 pages
    PBL 12 Febby
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • PBL 13 Febby
    PBL 13 Febby
    Document9 pages
    PBL 13 Febby
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • PBL 11
    PBL 11
    Document26 pages
    PBL 11
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • ANEMIA
    ANEMIA
    Document17 pages
    ANEMIA
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Makalah Blok 6 SP
    Makalah Blok 6 SP
    Document12 pages
    Makalah Blok 6 SP
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Yogi Eeee
    Yogi Eeee
    Document15 pages
    Yogi Eeee
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • PBL 4
    PBL 4
    Document10 pages
    PBL 4
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Faal
    Faal
    Document6 pages
    Faal
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Otot Makalah
    Otot Makalah
    Document6 pages
    Otot Makalah
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • PBL 5
    PBL 5
    Document16 pages
    PBL 5
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Otot Makalah
    Otot Makalah
    Document6 pages
    Otot Makalah
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • Yogi Eeee
    Yogi Eeee
    Document15 pages
    Yogi Eeee
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • PBL Blok 3 Mikroskopik
    PBL Blok 3 Mikroskopik
    Document15 pages
    PBL Blok 3 Mikroskopik
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • PBL 12
    PBL 12
    Document2 pages
    PBL 12
    Febby Farihindarto
    No ratings yet
  • PBL SP Blok Xiii
    PBL SP Blok Xiii
    Document18 pages
    PBL SP Blok Xiii
    Kiky Hetharie
    No ratings yet