Professional Documents
Culture Documents
SISTEM KENDARI
Ricky Cahya Andrian (7905009F)
arrester97@yahoo.com
ABSTRAK
Diversifikasi Energi adalah solusi untuk melepas ketergantungan dari BBM dengan
memanfaatkan energi lain untuk menghasilkan listrik, salah satunya adalah gas
LPG. Gas LPG yang sekarang sedang disosialisasikan oleh pemerintah untuk
menggantikan minyak, ternyata bisa digunakan juga untuk menghasilkan listrik.
Sehingga konversi BBM, dalam hal ini HSD juga dapat dilakukan ke gas tetapi
dalam skala rumah tangga. Teknologi genset saat ini sudah mengalami kemajuan
dengan menggunakan bahan bakar gas LPG bukan bensin atau solar. Dengan
kapasitas 7 kW yang ada di pasaran bisa memberikan kontribusi sebesar 7MW jika
dipasang di 1000 titik di Kendari. Genset ini digunakan saat WBP (malam) selama 4
jam, sehingga jika dibandingkan dengan konsumsi HSD senilai dengan 7KL atau
45.5 juta per hari yang bisa dihemat. Pemadaman WBP di Kendari sebesar 6.5 MW
juga dapat teratasi.
1. LATAR BELAKANG
Ide awal untuk mencetuskan hal ini adalah dilatarbelakangi oleh kondisi sistem di
Kendari yang selalu defisit saat malam hari akibat kebutuhan demand tidak bisa
dipenuhi oleh supply akibat pertumbuhan ekonomi seperti Mall, ruko dan
perumahan baru di kota Kendari. Di samping itu, banyak masyarakat pelosok yang
masih menikmati listrik hanya 12 jam bahkan ada juga yang sama sekali tidak
mendapatkan listrik sama sekali. Sehingga hal ini mendorong penulis untuk berpikir
bagaimana bisa menciptakan listrik mandiri. Karena dengan listrik mandiri ini
merupakan salah satu cara untuk melistriki masyarakat dengan tidak bergantung
kepada PLN (offgrid) sehingga tantangan untuk mencapai visi 75-100 PLN di tahun
2020 dapat terwujud.
2. REFERENSI
http://www.nooutage.com
3. PERMASALAHAN
Permasalahan pemadaman yang dilakukan PLN adalah masalah klasik yang
diakibatkan oleh demand pelanggan listrik yang lebih besar dari supply pembangkit
yang ada (eksisting). Di Kendari, semua pembangkit adalah jenis diesel yang
berbahan bakar minyak HSD dan MFO. Sehingga biaya operasi di Sistem Kendari ini
sangat tinggi yaitu 1600 rupiah per kWh dari sisi bahan bakar dengan SFC 0.250.
Harga HSD saat ini sudah mencapai 6500 rupiah per liter akibat kenaikan harga
minyak dunia yang mencapai 98US$ per barrel. Sehingga kebijakan untuk
membangun pembangkit baru berbahan bakar diesel tidak diperkenankan. PLTU
atau pembangkit berbahan bakar batubara baru masuk sistem Kendari tahun 2010
dengan kapasitas 2 x 10 MW sedangkan tahun 2007 saja beban puncak Kendari
sudah mencapai 31.7MW, di tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 38MW.
Sedangkan daftar tunggu di Sistem Kendari sudah mencapai 15MW sehingga total
kebutuhan listrik di Kendari akan mencapai 53 MW di tahun 2010. Sehingga tidak
mengherankan mulai tahun 2007 ini sampai 2010 akan tetap terjadi pemadaman.
Saat ini Sistem Kendari defisit 6.5 MW atau 1/5 sistem akibat keluarnya mesin
karena pemeliharaan dan gangguan. Jumlah defisit ini juga belum memenuhi
kriteria N-1, artinya jika ada mesin lain gangguan tiba-tiba yaitu mesin terbesar
caterpillar dengan kapasitas 4 MW, maka dipastikan pemadaman akan lebih besar
dan mencapai 10 MW atau 1/3 sistem. Sehingga yang bisa dilakukan untuk
mengurangi pemadaman dan juga untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan
daftar tunggu terutama daya 450 VA (R1) dan 900 VA (R2) dengan cara
menciptakan listrik mandiri bagi rumah tangga (off grid) dari sistem PLN eksisting.
4. PEMBAHASAN
Listrik mandiri adalah listrik yang dihasilkan sendiri oleh masyarakat tanpa perlu
menyambung ke jaringan PLN. Listrik mandiri didapat dengan menggunakan genset
berbahan bakar gas sehingga harganya lebih murah dibandingkan menggunakan
bensin, kerosene atau solar. Genset gas yang ada di pasaran saat ini sudah
mempunyai kapasitas 7000W per unit, disupply dari dua buah tabung gas LPG,
masing-masing kapasitas 12 kg. Caranya seperti kita menggunakan kompor gas
yaitu dari tabung gas tersebut dipasang selang gas, kemudian dihubungkan dengan
Genset tersebut, kemudian langsung distart. Genset ini keluarannya 220 Vac
sehingga diperuntukan untuk rumah tangga. Genset dengan kapasitas ini bisa
mensupply sekitar 16 rumah pelanggan R1 (450 VA) dan 8 rumah pelanggan R2
(900VA).
Gambar 1. Genset dengan bahan bakar gas LPG
Generator
Engine Make Briggs & Stratton Extended Life Series OHV
Engine Type 4-cycle, air cooled
Engine Displacement
Harga di atas, jika dibagi untuk pelanggan R1 sejumlah 16 rumah, berarti tiap
rumah dikenakan biaya 1.135.000 rupiah atau untuk pelanggan R2 sejumlah 8
rumah, tiap rumah dikenakan biaya 2.270.000 rupiah.
Biaya transport = 110 ribu per 5 KL, Biaya transport = free of charge dari
artinya untuk 21 KL, biaya transport = agen LPG
462.000
Kontinuitas minyak sampai 18 tahun ke Kontinuitas gas sampai 60 tahun ke
depan akan habis depan akan habis
Harga minyak dunia cenderung naik di Harga gas dunia cenderung stabil
atas US$100 per barrel
Supply listrik sering gangguan baik dari Supply listrik terjamin bebas gangguan
sisi pembangkit atau JUTM 20kV karena disupply langsung dari sisi TR
220V
Static alias diam di tempat, sehingga Lebih mobile atau portable, bisa
untuk tidak bisa untuk melistriki daerah digunakan untuk melistriki daerah atau
yang tidak terjangkau jaringan PLN desa yang belum terjangkau jaringan
listrik
Jika dilihat dari perbandingan di atas, maka memang sekilas terlihat harga produksi
genset gas ini lebih mahal dari PLTD, tetapi keuntungan dan manfaat yang
diperoleh dalam waktu 10 tahun ke depan, lebih menguntungkan menggunakan
genset gas karena faktor bahan bakarnya.
5. KESIMPULAN
1. Genset gas adalah salah satu solusi untuk mengatasi pemadaman yang
terjadi di kota kendari dan mengurangi pemakaian BBM karena
menggunakan bahan bakar gas LPG yang banyak tersedia di pasaran
sehingga masalah supply tidak menjadi kendala bahkan menciptakan pangsa
pasar baru untuk Pertamina.
3. Genset gas dapat dipasang untuk mensupply semua lampu jalan di kota
kendari sehingga tidak masuk ke grid PLN saat WBP (malam).
6. REKOMENDASI
1. Amir Hamzah, Manager Bidang Teknik PLN Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar
PROFILE
Ricky Cahya Andrian, dilahirkan di Jakarta 3 Mei 1979. Mendapatkan gelar S-1 dari
Institut Teknologi Bandung (ITB) subjur aroes koeat, kemudian bergabung dengan
PLN tahun 2004 sebagai pegawai OJT di AP2B Sistem Sulsel di Makassar. Tahun
2005 diangkat menjadi pegawai PLN dan ditugaskan di Tragi Parepare sebagai staff
pemeliharaan gardu induk. Kemudian dipindahkan ke Tragi Sidrap dengan jabatan
yang sama. Tahun 2006 ditugaskan sebagai staff kinerja dan transfer pricing di
AP2B Sistem Sulsel di Makassar. Di tahun yang sama juga, ditugaskan ke Kendari,
Sulawesi Tenggara untuk memimpin sub unit Pengatur Beban (AP2B) Kendari
sampai saat ini. NIP : 7905009F, alamat email : arrester97@yahoo.com, Telp : 0401-
394094, Mobile phone : 085217294086.