Professional Documents
Culture Documents
11.81
5.91 KALKULUS
f(x)
g(x) 10 5 0 5 10
UNTUK
5.91
STATISTIKA
11.81
8.05
4.03
BUKU AJAR gx
()
hx
() 10 5 0 5 10
4.03
8.05
x
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MIPA
JURUSAN STATISTIKA
BANDUNG
2005
Kata Pengantar
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1. Struktur Bilangan 1
I.2. Sistem Bilangan Riil 2
I.3. Kalimat Matematis 4
I.4. Persamaan Linier 5
I.5. Persamaan Kuadrat 5
I.6. Bentuk-Bentuk Pertidaksamaan 8
I.6.1. Pertidaksamaan Linier 8
I.6.2. Pertidaksamaan Irasional 9
I.6.3. Pertidaksamaan Pangkat Dua atau Lebih 11
I.6.4. Pertidaksamaan Pecahan 13
I.6.5. Pertidaksamaan Yang Mengandung Nilai Mutlak 15
BAB II FUNGSI DAN GRAFIK 19
II.1. Deskripsi Fungsi 19
II.2. Gambar Fungsi 21
II.3. Fungsi Komposisi 23
II.4. Beberapa Bentuk Fungsi 24
II.4.1. Fungsi Linier 24
II.4.2. Fungsi Kuadrat 29
II.4.3. Fungsi Pangkat 33
II.4.4. Fungsi Logaritma 33
II.4.4. Fungsi Siklometri (fungsi goniometri , fungsi trigonometri) 34
II.5. Fungsi Irisan Kerucut 39
II.5.1. Lingkaran 39
II.5.2. Ellips 42
II.5.3. Hiperbola 43
ii
BAB III LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI 46
III.1. Cara menghitung nilai limit 46
III.2. Dalil-Dalil Limit Fungsi 48
III.3. Limit Kiri , Limit Kanan 50
III.4. Kekontinuan Fungsi 52
BAB IV TURUNAN (DIFERENSIASI) 54
IV.1. Arti Turunan Fungsi 55
IV.2. Dalil Dasar Untuk Turunan 55
IV.3. Turunan Fungsi Implisit 58
IV.4. Turunan dan Kekontinuan Fungsi 59
IV.5. Turunan Orde Tinggi 60
IV.6. Nilai Ekstrim Fungsi 61
IV.7. Beberapa Penggunaan Turunan 63
iii
BAB I
SISTEM BILANGAN
1
a
Dalam bilangan rasional, pernyataan , b ≠ 0, jika a lebih kecil dari b (ditulis a < b),
b
dinamakan pecahan murni, sedangkan jika a lebih besar dari b (ditulis a > b),
dinamakan pecahan campuran, sebab bentuknya dapat disajikan atas bilangan bulat
4 1
dan pecahan murni, misalnya : =1 . Bilangan yang tidak memiliki ciri seperti
3 3
bilangan rasional dinamakan bilangan irasional.
Bilangan irasional merupakan kawan (komplemen) dari bilangan rasional. Bilangan
irasional jika disajikan dalam bilangan desimal, maka pada desimalnya tidak akan terjadi
pengulangan. Yang termasuk bilangan irasional diantaranya,
22
1. π = 3,141592654…, yang biasa diidentikan dengan ,
7
2. bilangan eksponensial e = 2,7182818…, yang biasa diidentikan dengan 3,
3. bilangan akar yang tidak dapat dirasionalkan, misalnya 2, 5 , dan sejenisnya
5. Bilangan kompleks, yaitu bilangan yang disajikan oleh :
a + ib
dengan a dan b bilangan real, i = − 1 yang dinamakan bilangan imaginer.
Pada sajian ini a dinamakan bagian real dan b bagian imaginer.
Jika dibangun struktur bilangan, maka bentuknya akan seperti pada Gambar I.1.
2
bilangan
kompleks
bilangan bilangan
imaginer real
bilangan bilangan
irasional rasional
bilangan bilangan
pecahan bulat
3
didahulukan dari operasi perjumlahan, kecuali jika operasi perjumlahan itu ada didalam
tanda kurung, sedangkan operasi perkalian dengan pembagian, dan perjumlahan dengan
pengurangan, sifatnya setara, artinya mana yang lebih dulu disajikannya. Jadi yang
dimaksud dengan sistem bilangan real adalah himpunan bilangan real yang di
dalammya dilibatkan operasi-operasi x dan +.
Sistem bilangan real merupakan sitem bilangan yang banyak digunakan dalam
perhitungan sehari-hari dan persoalan terapan. Operasi dalam sistem bilangan real memiliki
sifat :
1. Tertutup.
Jika a dan b bilangan real, maka a x b (ditulis ab) dan a + b juga bilangan real.
2. Komutatif.
Jika a dan b bilangan real, maka ab = ba , dan a + b = b + a .
3. Asosiatif.
Jika a , b , dan c bilangan real, maka a(bc) = (ab)c , dan a + (b + c) = (a + b)
4. Distributif.
Jika a , b , dan c bilngan real, maka a(b + c) = ab + ac
Sifat asosiatif dan distributif menyatakan bahwa operasi dalam tanda kurung harus
selalu didahulukan.
5. Trikhotomi.
Jika a dan b bilangan real, maka hanya satu dari tiga hubungan di bawah ini yang
berlaku.
1) a = b,
2) a > b yang berarti : a – b positif ( a – b > 0),
3) a < b yang berarti : a – b negatif ( a – b < 0),
Sifat trikhotomi ini menyimpulkan, jika a dan b bilangan real, maka kemungkinannya
a = b atau a b. Dan jika a b, maka kemungkinannya a < b atau a > b.
Dalam sistem bilalangan real, disajikan pula pernyataan a ≥ b, atau a ≤ b. Perbedaan arti
dari sajian a ≥ b dengan a > b, (a ≤ b dengan a ≤ b) adalah : jika a < b (a > b) artinya a
dengan b murni tidak sama. Tetapi untuk a ≤ b (a ≥ b) tidak murni tidak sama,
artinya ada kemungkinan a = b.
4
Sebagai implikasi dari sifat trikhotomi, maka berlaku hubungan
1) a + b > 0, jika a > 0, b > 0,
a + b < 0, jika a < 0, b < 0,
ab > 0, jika a > 0, b > 0, atau a < 0, b< 0
ab < 0, jika a > 0, b < 0, atau a < 0, b > 0.
2) untuk setiap bilangan real c,
(1) a + c > b + c, jika a > b,
(2) a + c < b + c, jika a < b,
(3) jika a > b, maka ac > bc, jika c > 0. Dan ac < bc, jika c < 0,
sebaliknya,
jika a < b, maka ac < bc, jika c > 0. Dan ac > bc, jika c < 0.
6. Adanya unsur satuan
Definisi
s dinamakan unsur satuan dari x terhadap operasi *, jika s*x = x atau x*s = x.
Dalam sistem bilangan real, unsur satuan terhadap perkalian (x) adalah 1, dan terhadap
perjumlahan (+) adalah 0.
7. Adanya unsur kawan
Definisi
k dinamakan unsur kawan dari x terhadap operasi *, jika k*x = s atau x*k = s, s unsur
satuan.
1 -1
Dalam sistem bilangan real, unsur kawan dari x terhadap perkalian adalah : (x ), dan
x
terhadap perjumlahan : –x.
Berdasarkan unsur kawan ini, berlaku pernyataan
1 x
x:y=x =
y y
dan
x – y = x + (−y).
5
I.3. Kalimat Matematis
Kalimat matematis adalah kalimat yang memiliki nilai salah atau benar. Jika nilainya
dapat ditentukan secara langsung tanpa sebuah proses perhitungan, maka kalimat matematis
dinamakan kalimat tertutup. Sedangkan jika tidak langsung (nilainya harus dicari melalui
sebuah proses perhitungan) dinamakan kalimat terbuka.
Contoh
Kalimat tertutup : 2+3=5
3 x 6 < 20
Kalimat terbuka : x+3=5
3x < 20
Dalam sistem bilangan real, yang termasuk kalimat tertutup adalah kesamaan dan
ketidaksamaan, sedangkan kalimat terbuka persamaan dan pertidaksamaan.
KALIMAT
MATEMATIS
KALIMAT KALIMAT
TERBUKA TERTUTUP
Gambar I.2
Struktur Kalimat Matematis
6
pembahasan lanjut tentang kalimat tertutup. Pembahasan lanjut dilakukan hanya untuk
kalimat terbuka, yaitu persamaan dan pertidaksamaan, sebab untuk menentukan jawabnya
diperlukan perhitungan tertentu.
Sudah dikemukakan, dalam sistem bilangan riil, yang termasuk dalam kalimat terbuka
adalah persamaan, yaitu kalimat terbuka yang melibatkan tanda sama dengan (=), dan
pertidaksamaan yaitu kalimat terbuka yang melibatkan tanda tidak sama dengan
(> , ≥ , < , ≤).
Dalam persamaan atau pertidaksamaan,
1. Bagian di sebelah kiri tanda = , > , ≥ , < atau ≤ , dinamakan ruas kiri, dan disebelah
kanannya, ruas kanan,
2. Lambang yang memiliki nilai, dengan nilainya ditentukan atau diperoleh melalui sebuah
proses perhitungan, sehingga persamaan menjadi kesamaan atau pertidaksamaan
menjadi ketidaksamaan, dinamakan variabel,
3. Nilai variabel yang menyebabkan persamaan atau pertidaksamaan bernilai benar,
dinamakan jawab, akar, solusi atau penyelesaian.
Dalam buku ajar ini, akan digunakan kata jawab, sebagai hasil perhitungan dari persamaan
atau pertidaksamaan yang bernilai benar.
7
I.4.1. Persamaan Linear
Persamaan linear merupakan persamaan yang bentuknya paling sederhana. Bentuk
umum persamaannya adalah
ax + b = 0
dengan a ≠ 0 dan b, bilangan real. x variabel. Jawab dari persamaan ini adalah,
b
x=−
a
Contoh 1.
Tentukan jawab persamaan 2x – 3x2 + 1 = 5x – 3x2 – 7
Jawab :
Ruas kanan disama dengankan 0 2x – 3x2 + 1 − 5x + 3x2 + 7 = 0 −3x + 8 = 0
8 8 2
Sehingga jawab persamaannya : x = − = = 2
−3 3 3
d1 c
Karena a x c = d1 x d2 yang identik dengan = = e , maka
a d2
(ax + d2)(x + e) = 0
8
Sehingga jawabnya,
d2
ax + d2 = 0 x1 = −
a
d1
x+e=0 x2 = − e = −
a
2. Dengan menggunakan rumus.
Konsepsinya, jika x1 dan x2 jawab persamaan kuadrat, maka dipenuhi hubungan :
− b ± b 2 − 4ac
x 1.,2 = .
2a
dalam formulasi tersebut, b2 – 4ac = D , dinamakan diskriminan.
Nilai diskriminan dapat digunakan untuk menentukan ciri dari jawab persamaan. Jika
1) D > 0, maka persamaan kuadrat memiliki dua jawab bilangan real,
2) D = 0 maka persamaan memiliki satu jawab bilangan real,
3) D < 0 maka persamaan memiliki jawab bilangan kompleks.
Contoh 2.
Tentukan jawab dari persamaan 2x2 – 3x – 2 = 0 !
Jawab :
Dengan cara faktorisasi:
(2) x (−2) = −4 = (−4) x (1) , sebab (−4) + (1) = −3 .
Jika dihubungkan dengan teorinya : a = 2 , d1 = −4 , d2 = 1 , maka jawabnya
d2 1
x1 = − =−
a 2
d1 −4
x2 = − =− =2
a 2
Dengan menggunakan rumus :
D = (-3)2 – 4(2)(-2) = 25 > 0,
jadi persamaan kuadrat memiliki jawab dua bilangan real, yaitu
9
− (− 3) ± 25 3 ± 5
x 1.,2 = =
2(2 ) 4
3+5
x1 = =2
4
3−5 1
x2 = =−
4 2
1
Jadi jawab persamaan 2x2 – 3x – 2 = 0 adalah, x = 2 dan x = − .
2
Jika disajikan dalam sebuah bentuk himpunan, maka himpunan jawabnya,
1
H = {− . 2}.
2
Dari rumus untuk mencari jawab persamaan kuadrat ax 2 + bx + c = 0 , yaitu
− b + b 2 − 4ac − b − b 2 − 4ac − 2b b
1) x 1 + x 2 = + = =−
2a 2a 2a a
(− b )2 − ( b 2 − 4ac )
2
− b + b 2 − 4ac − b − b 2 − 4ac
2) x 1 .x 2 = =
2a 2a (2a )2
=
( )
b 2 − b 2 − 4ac 4ac c
= 2 =
2
4a 4a a
Yang menyimpulkan bahwa, jika x1 dan x2 jawab persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, maka
berlaku hubungan
b
1) x 1 + x 2 = −
a
c
2) x 1 .x 2 = .
a
10
Contoh 3.
Jika x1 dan x2 jawab persamaan 3x2 + 2x – 1 = 0 , maka dengan tidak menghitung nilai-
nilainya, hitunglah
a) x12 + X22 !
b) x12 – x22 !
Jawab :
2
2 −1 4 2 10
a) x 1 + x 2 = (x 1 + x 2 ) − 2 x 1 x 2 = −
2 2 2
−2 = + =
3 3 9 3 9
2
b) x 1 − x 2 = (x 1 − x 2 )(x 1 + x 2 ) = (x 1 − x 2 )2
2 2
−
3
2 2 2
=− x 1 − 2x 1 x 2 + x 2
3
=−
2
3
(x 1
2 2
)
+ x 2 − 2x 1 x 2 = −
2 10
3 9
−2
−1
3
=−
2 10 2
+
3 9 3
2 16 8
=− =−
3 9 9
Contoh 4.
Bangun persamaan kuadrat yang jumlah nilai jawabnya sama dengan 3, dan hasil kalinya
sama dengan –2 !
Jawab :
Jika dimisalkan bentuk persamaannya ax2 + bx + c = 0 dan x1 , x2 , maka
b
x1 + x2 = − =3 b = −3a
a
c
x1x2 = = −2 c = −2a
a
sehingga persamaan yang dicari
ax2 – 3x –2a = 0.
Karena a ≠ 0 maka kedua ruas dari persamaan dapat dibagi oleh a , sehingga bentuk
persamaan kuadratnya,
x2 – 3x –2 = 0
11
Contoh 5.
Bangun persamaan kuadrat yang jawab-jawabnya lebih besar 2 dari persamaan
−3x2 + 4x –2 = 0
Jawab :
Jika dimisalkan x1 , x2 jawab persamaan
−3x2 + 4x –2 = 0 ,
dan y1 , y2 jawab persamaan kuadrat yang akan dibangun dengan persamaan
ay2 + by + c = 0 ,
maka
b 4 16 16
y1 + y2 = − = (x1 + 2)(x2 + 2) = (x1 + x2) + 4 = − +4= b=− a
a −3 3 3
c −2 4 22
y1y2 = = (x1 + 2)(x2 +2) = x1x2 + 2(x1 + x2) + 4 = − +2 − +4=
a −3 −3 3
22
c= a
3
Sehingga bentuk persamaan yang dicari adalah
16 22
ay 2 − ay + a = 0 .
3 3
Karena a 0, jika persamaan dibagi a dan dikalikan 3 , maka persamaan kuadrat yang dicari,
3y 2 − 16 y + 22 = 0 ,
atau
3x 2 − 16 x + 22 = 0
jika variabelnya disajikan oleh x
Definisi
Bentuk kuadrat ax2 + bx + c, dinamakan
1) definit positif, jika ax2 + bx + c > 0, untuk sembarang nilai x.
Hal ini akan terjadi jika D = b2 – 4ac < 0 dan a > 0.
2) definit semi positif, jika ax2 + bx + c 0, untuk sembarang nilai x.
Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac 0 dan a > 0.
3) definit negatif, jika ax2 + bx +c < 0, untuk sembarang nilai x.
Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac < 0 dan a< 0
12
4) definit semi positif, jika ax2 + bx +c 0, untuk sembarang nilai x.
Hal ini terjadi jika D = b2 – 4ac 0 dan a< 0
14
1. “Jalankan” program Mathcad 2000, sehingga diperoleh tampilan seperti di bawah ini.
2) “Tutup” tampilan Resource Centre, sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini.
3) Pada “ruang editor” (bidang putih yang ada “ponter” +) secara berurut tulis
f(x) 2x4 - x3 + 3x2 - x -2
x (tulis sembarang nilai)
soln root(f(x),x), selanjutnya klik pada fungsi Evaluati…
soln =
Catatan
tanda , dapat diperoleh dengan mengkliknya pada fungsi Calculator atau
Evaluati…
15
Dari tampilan spreadsheet, diperoleh himpunan jawabnya
H = {0,885 , -0,578 , 0,097 + 1,349i , 0,097 - 1,349i}
16
Contoh 8.
Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan 5x – 3 < 2x + 9 !
Jawab :
5x – 3 < 2x + 9 5x – 2x < 9 + 3 3x < 12 x <4
Jawab pertidaksamaan,
x<4.
Jika disajikan pada garis bilangan
)
4
Contoh 9.
Tentukan himpunan jawab dari pertidaksamaan 3x + 2 ≤ 7x + 10 !
Jawab :
3x + 2 ≤ 7x + 10 3x – 7x ≤ 10 – 2 −4x ≤ 8 x≥2
Jadi himpunan jawabnya,
H={x|x≥2}.
Jika disajikan pada garis bilangan
[
2
Contoh 10.
Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan 3x – 2 ≤ 4x + 1 ≤ 6x - 3 !
Jawab :
Karena semua ruas memuat variabel, sebaiknya dilakukan pemecahan jawaban yang
selanjutnya dilakukan penggabungan, sebagai berikut
17
3x – 2 4x + 1 < 6x – 3
3x – 2 4x + 1 4x + 1 < 6x – 3
3x – 4x 1 + 2 4x – 6x < −3 – 1
−x 3 −2x < −4
x 3 x>2
[
3
(
2
18
3x − 2 < 5 ( 3x − 2 )
2
< 52 3x – 2 < 25 3x < 25 + 2 x<9
Jika kedua jawab digabungkan dengan menggunakan garis bilangan,
[
2
3
)
9
maka himpunan jawabnya
2
H= x ≤x<9
3
Contoh 12.
Untuk harga-harga x manakah yang memenuhi pertidaksamaan 2 x − 3 < 3x − 4 ?
Jawab :
Syarat untuk suku di bawah tanda akar agar diperoleh bilangan real
3
2x – 3 ≥ 0 x≥ (1)
2
4
3x – 4 ≥ 0 x≥ (2)
3
Untuk penyelesaian pertidaksamaannya. Karena ruas kiri dan ruas kanan merupakan
bilangan positif, maka jika keduanya dikuatdratkan, tidak akan mengubah tanda
pertidaksamaan.
19
Jika ketiga jawab, (1), (2), dan (3), digabungkan dengan menggunakan garis bilangan
[
3
2
[
4
3
(
1
3
maka himpunan jawabnya : H = x x ≥ .
2
Contoh 13.
Tentukan harga x yang memenuhi pertidaksamaan x + 6 − x −1 < 1 !
Jawab :
Syarat untuk unsur di bawah tanda akar
x+6≥0 x ≥ -6 (1)
x–1≥0 x≥1 (2)
Penyelesaian pertidaksamaannya
[
−6
[
1
(
10
sehingga himpunan jawabnya : H = { x | x > 10 }
20
I.5.3 Pertidaksamaan Polinom
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan polinom, dapat dilakukan dengan proses sebagai
berikut
1. Jadikanlah ruas kanan sama dengan 0 , dan pangkat variabel yang paling tinggi
koefisiennya positif.
2. Unsur di ruas kiri, jika mungkin uraikan atas faktor-faktor linier, dan hitung nilai-nilai
yang menyebabkan faktor-faktor sama dengan 0 (nilai ini dinamakan nilai nol).
3. Sajikan nilai-nilai nol pada garis bilangan, dan lakukan uji tanda untuk menentukan
daerah himpunan jawab, dengan cara sebagai berikut :
3.1. ambil sebuah nilai yang bukan nilai nol dan subtitusikan ke ruas kiri.
3.2 perhatikan tanda dari nilai yang diperoleh, positif (+) atau negatif (-).
3.3 tandai daerah di mana nilai yang diambil tersebut berada dengan tanda yang
diperoleh, dan tanda berubah jika melewati nilai nol yang berasal dari faktor
berpangkat ganjil, sedangkan jika berasal dari faktor berpangkat genap tanda
tetap.
Contoh 14.
Tentukan himpunan jawab dari pertidaksamaan 5x2 – 4x + 11 < 2x2 + 6x + 8 !
Jawab :
5x2 – 4x + 11 < 2x2 + 6x + 8 5x2 – 4x + 11 – 2x2 – 6x – 8 < 0
3x2 – 10x + 3 < 0 (3x – 1)(x – 3) < 0
Nilai-nilai nolnya :
1
3x – 1 = 0 x=
3
x–3=0 x=3
1
Ambil sembarang nilai x yang tidak sama dengan dan 3. Misalnya x = 0.
3
Subtitusikan x = 0 ke ruas kiri :
(3x – 1)(x – 3) = (3.0 – 1)(0) – 3) = 3 > 0
1 1
yang berarti daerah di sebelah kiri bertanda + , antara dan 3 bertanda −, dan di sebelah
3 3
kanan 3 bertanda + , sehingga gambar daerah tandanya :
21
+++ −−− +++
1
3
3
Contoh 16.
Tentukan batas-batas harga x yang memenuhi pertidaksamaan
3x2 – x + 10 > x2 + 2x - 2
Jawab :
3x2 – x + 10 > x2 + 2x – 2 3x2 – x +10 – x – 2x + 2 > 0 2x2 – 3x + 12 > 0
Karena bentuk kuadrat 2x2 – 3x + 12, memiliki ciri diskriminannya :
D = (-3)2 – 4(2)(12) = -87 < 0
22
koefisien kuadratnya :
a = 2 > 0,
maka bentuk kuadrat 2x2 – 3x + 12 definit positif, 2x2 – 3x + 12 > 0 untuk setiap nilai x.
Sehingga himpunan jawabnya,
H = { x x bilangan real }.
23
Gambar daerah tanda
27 4
− −
28 5
27 4
sehingga himpunan jawabnya, H = x x ≤ − xx≥−
28 5
Contoh 18.
2x + 3 x + 5
Selesaikan pertidaksamaan ≤ !
2x − 3 x − 6
Jawab :
2x + 3 x + 5
≤
2x + 3 x + 5
− ≤0
(2x + 3)(x − 6) − (x + 5)(2x − 3) ≤ 0
2x − 3 x − 6 2x − 3 x − 6 (2x − 3)(x − 6)
(
2x 2 − 9x − 18 − 2x 2 + 7 x − 15
≤0
) − 16x − 3
≤0
(2x − 3)(x − 6) (2x − 3)(x − 6)
⇔ (− 16x − 3)(2 x − 3)(x − 6 ) ≤ 0
Nilai-nilai nolnya :
3
−16x – 3 = 0 x= −
16
3
2x – 3 = 0 x=
2
x–6=0 x=6
Gambar daerah tandanya
3 3
− 6
16 2
3 3
sehingga himpunan jawabnya, H = x − ≤x≤ {x x ≥ 6}
16 2
24
Contoh 19.
5x − 11
Tentukan himpunan jawab untuk pertidaksamaan ≤ −3 !
x − 5x + 6
2
Jawab :
5x − 11
≤ −3
5x − 11
+3≤ 0
( )
5x − 11 + 3 x 2 − 5x + 6
≤0
2
x − 5x + 6 2
x − 5x + 6 (x − 3)(x − 2)
3x 2 − 10 x + 7
≤0
(3x − 7 )(x − 1) ≤ 0
(x − 3)(x − 2) (x − 3)(x − 2)
(3x – 7)(x – 1)(x – 3)(x – 2) ≤ 0
Nilai nolnya :
7
3x – 7 = 0 x=
3
x–1=0 x=1
x–3=0 x=3
x–2=0 x=2
Gambar daerah tandanya
7
1 2 3
3
7
Sehingga himpunan jawabnya, H = {x 1 ≤ x ≤ 2} x ≤x≤3
3
x , jika x > 0
x = 0 , jika x = 0
- x , jika x < 0
Berdasarkan definisi tersebut berarti nilai mutlak dari suatu bilangan riil adalah bilangan
positif atau 0. Sebagai contoh, 3 = 3 , −3 = −(−3) = 3.
25
Secara ilmu ukur x adalah jarak dari x ke 0 pada garis bilangan real.
x x
-x 0 x
Gambar I.3
Sajian ilmu ukur dari x
x x
5) xy = xy dan =
y y
26
Contoh 20.
Tentukan himpunan jawab pertidaksamaan
a. x2 − x ≤ 2
b. x2 – x −1 ≥ 1
Jawab :
a. x2 − x ≤ 2 ⇔ −2 ≤ x2 – x ≤ 2
−2 ≤ x2 – x ≤ 2
−2 ≤ x2 – x x2 – x ≤ 2
−2 – x2 + x ≤ 0 x2 – x + 2 ≥ 0 x2 – x –2 ≤ 0 (x – 2)(x + 1) ≤ 0
Karena bentuk kuadrat x2 – x + 2 Nilai nol : x – 2 = 0 x=2
diskriminannya : D=(−1)2– 4(1)(2) = −7<0 x+1=1 x = −1
koefisien kuadratnya : a = 1 > 0 Gambar daerah tandanya
yang berarti pertidaksamaan
x2 – x + 2 ≥ 0, selalu benar, +++ −−− +++
atau himpunan jawabnya, −1 2
H1 = { xx bilangan riil }. sehingga himpunan jawabnya,
H2 = { x−1 ≤ x ≤ 2 }.
27
b. x2 – x − 1 ≥ 1 ⇔ x2 – x – 1 ≥ 1 atau x2 – x – 1 ≤ −1
x2 – x − 1 ≥ 1
x2 – x – 1 ≥ 1 x2 – x – 1 ≤ −1
x2 – x – 1 – 1 ≥ 0 x2 – x – 2 ≥ 0 x2 – x – 1 + 1≤ 0 x2 – x ≤ 0
(x –2)(x + 1) ≥ 0 x(x – 1) ≤ 0
Nilai nol : x – 2 = 0 x=2 Nilai nolnya : x = 0
x+1=0 x = −1 x–1=0 x=1
Gambar daerah tandanya Gambar daerah tandanya
28
Jawab :
2 2 2 2
x x−2 x x−2 x x−2
≤ ≤ ≤
x −1 x +1 x −1 x +1 x −1 x +1
x2
≤
(x − 2 ) 2
x2
−
(x − 2 ) ≤ 0
2
(x − 1) (x + 1)2
2
(x − 1) (x + 1)2
2
29
Jika kita menelaah proses penyelesaian sebuah pertidaksamaan, yang pada dasarnya
adalah, bagaimana menentukan nilai nol dari ruas kiri, setelah ruas kanan disama dengankan
nol ? Maka jika diinginkan menyelesaikan sebuah pertidaksamaan dengan menggunakan
program Mathcad, identik dengan menyelesaikan sebuah persamaan dari bentuk ruas
kirinya, yang dilanjutkan dengan menentukan daerah tandanya.
30
Dari sajian, a2 = 2.b.b
1) jika b bilangan asli ganjil, maka banyaknya bilangan prima 2 dalam perkalian hanya
satu, ganjil
2) jika b bilangan asli genap, b = 2.b1 a2 = 2.2.b1.2.b1 = 2.2.2.b1.b1 , maka bilangan
prima 2 dalam perkalian ada tiga, ganjil
Karena a2 kuadrat bilangan asli, jadi kontradiksi dengan dalil fundamental, atau 2
bukan bilangan rasional.
Untuk bilangan-bilangan di bawah ini, tunjukan bahwa merupakan bilangan irasional,
dengan mengunakan kontradiktif dalil fundamental
a) 3 b) 5 c) 12 d) 18 e) 15 f) 10 g) 30
4. Tunjukan bahwa
a) Jika a dan b bilangan rasional, maka c = a.b , bilangan rasional.
Apakah hal ini berlaku untuk bilangan irasional ? Lakukan analisisnya !
b) Jika a bilangan rasional dan b bilangan irasional, maka c = a.b , bilangan irasional.
c) Jika a bilangan rasional, a 0, dan b bilangan irasional, maka c = a.b , bilangan
irasional.
5. Tunjukan bahwa jika a > 0, b > 0, maka
a) a < b jika dan hanya jika a2 < b2
1 1
b) a < b jika dan hanya jika >
a b
a+b
6. Tunjukan bahwa jika a < b , maka a < <b!
2
7. Tentukan jawab persamaan-persamaan di bawah ini
a) 2x3 – 3x2 = 5 + 7x – 3x2 + 2x3
b) 4x3 + 2x2 – 3x + 5 = 3x2 + 7x + 4x2 – 3
c) 2x3 – 3x2 – 6x + 1 = −2 + 2x + 2x2 – 4x3
d) 3 – 3x + 2x2 – 2x3 + 2x4 = x3 + 9x2 – 15x + 7
e) 5x2 – x3 + x + 3 = x3 – 2x2 – 3x + 3
31
8. Jika x1 dan x2 jawab persamaan 2x2 + 3x + 4 = 0, maka dengan tidak menghitung nilai-
nilai x1 dan x2 , hitunglah
a) x13 − x23
b) x13 + x23
c) x14 − x24
d) x14 + x24
e) x12 – 2x1x2 + x22
9. Jika ditetapkan persamaan kuadrat 3x2 – 2x + 3 = 0, maka bangun persamaan kuadrat
yang jawab-jawabnya
a) dua kali lebih besar
b) lebih besar dua
c) dua kali lebih besar dan lebih besar dua
10. Tentukan jawab pertidaksamaan-pertidaksamaan di bawah ini
a) x3 – 2x2 – 3x + 2 −4 + 2x + 3x – x3
b) 2x5 – 3x4 + 2x3 < 6x4 – 9x3 -2x2 + 12x – 8
x −1 6−x 15
c) − ≤−
x−2 x+2 x−2
2x 2 − x − 3
d) 2x + 5 ≤ −
3x − 2
6 x 2 + 5x + 11 x −3
e) >
3x + 1 2x + 1
5x 2 + 9 x − 2 x −1 x −1
f) +
x−2 x+2 x2 − 4
x −1 15
g) + 2 x 2 − 3x + 1
x−2 x−2
6−x
h) 2x + 5 − > 3 – 2x
x+2
32
11. Tunjukan bahwa
a) x < y jika dan hanya jika x2 < y2
x 2 + 2x + 7
d) Jika x ≤ 2 maka ≤ 15
x2 +1
1
e) Jika x 0 maka x2 + 2
x2
a+b
f) Jika a 0 dan b 0 maka ab ≤
2
1 1 1 1 1 1
g) + ≤ 2 + ≤ +
x +3 x +2
2
x +3 x +2 3 2
x−2 x +2
h) ≤
x2 + 9 9
i) x < x2 jika x < 0 atau x >1, dan x > x2 jika 0 < x < 1
j) Jika a 0 bilangan rasional dan b bilangan irasional, maka a + b dan ab adalah
bilangan irasional.
33
BAB II
FUNGSI REAL DAN GRAFIKNYA
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi (perkawanan) antara dua buah himpunan tidak
kosong. Jika kedua himpunan yang direlasikan, dengan relasinya membangun sebuah
fungsi, adalah himpunan bilangan real, maka fungsi dinamakan fungsi real. Pada bab ini
akan disajikan deskripsi dan konsepsi pada fungsi real.
x1 x1
y1 y1
x2 x2
y2 Z y2
x3 x3 Z
y3 y3
x4 x4
x5 x5
X Y X Y
Gambar II.1 Gambar II.2
Relasi yang merupakan fungsi Relasi yang bukan fungsi
[Sebab setiap anggota X hanya [Sebab ada anggota X yang memiliki
memiliki satu kawan] kawan lebih dari satu ]
34
Dalam deskripsi fungsi tersebut, X disebut Domain (daerah asal) dan Y Kodomain (daerah
kawan). Sedangkan himpunan Z yang merupakan himpunan bagian dari Y, dengan setiap
anggotanya adalah kawan dari X, disebut Range (daerah harga, daerah peta).
Misalnya fungsi seperti pada Gambar 1, rangenya : Z = {y1 , y2 , y3}.
Berdasarkan kondisi dari range dan cara perkawanannya, fungsi dibedakan atas
1. Fungsi ke dalam (into), yaitu fungsi dengan rangenya merupakan himpunan bagian
murni dari kodomain.
2. Fungsi pada (onto), yaitu fungsi dengan rangenya sama dengan kodomain.
3. Fungsi satu-Satu (one to one), yaitu fungsi dengan setiap anggota X dan Y hanya
memiliki satu dan hanya satu pasangan.
Fungsi satu-satu ini dibedakan atas fungsi satu-satu pada dan fungsi satu-satu ke
dalam.
Untuk ilustrasi perhatikan gambar-gambar di bawah ini
Z
Z
X X
Y Y
35
f
x1 x1
y1 y1
x2 y2 x2 y2
. . .
. . Z
. Z
. . . .
yn . yn
.
xk xk
f -1
X Y
X Y
Gambar II.5 Gambar II.6
f : X → Y , fungsi satu-satu ke dalam f : X → Y , fungsi satu-satu pada
Setiap fungsi yang merupakan fungsi satu-satu pada, akan memiliki fungsi invers.
Definisi
Jika
f:X→Y
xi → yi
fungsi satu-satu pada, maka fungsi
g : Y → X,
yi → xi
dinamakan fungsi invers dari f, ditulis : f −1
Misal, jika
X = { x | x bilangan real , x ≥ 0 } dan Y = { y | y bilangan real , y ≥ 0 },
maka fungsi
f:X→Y
x → y = x2
f -1 : Y → X
y→x= y
36
II.2. Sistem Salib Sumbu
Setiap bentuk fungsi dapat digambarkan sajian hubungan elemen domain dengan
kodomainnya. Untuk menggambarkannya diperlukan sebuah media, yang dinamakan
sistem salib sumbu, yaitu dua garis berpotongan tegak lurus, yang masing-masing titiknya
menyajikan bilangan riil. Sumbu datar, dinamakan sumbu absis, dinotasikan dengan X, dan
“berperan” sebagai domain. Sedangkan sumbu tegak, dinamakan sumbu ordinat,
dinotasikan dengan Y, dan “berperan” sebagai kodomain. Titik potong sumbu absis dengan
ordinat dinamakan titik pusat, dan dinotasikan dengan O.
Pasangan nilai berurut (x0 , y0), dengan x0 nilai pada sumbu absis, dan y0 pada sumbu
ordinat, dinamakan koordinat. x0 dinamakan absis, dan y0 ordinat. Koordinat seperti ini
dinamakan koordinat kartesius.
sumbu ordinat
y0 T=(x0,y0)
O=(0,0) x0
sumbu absis
Gambar II.7
Sistem Koordinat Kartesius
37
Selanjutnya perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar II.9
Sistem Koordinat Polar
38
maka diagramnya
• 4 - •
3 -
2 -
• 1 - •
• X
-2 -1 0 1 2
Gambar II.7
Diagram fungsi f : x → y = x2
4 -
3 -
2 -
1 -
X
-2 -1 0 1 2
Gambar 8
Grafik fungsi f : x → y = x2
39
1. Menentukan titik-titik yang dilalui oleh grafik.
a. Titik-titik tertentu, misalnya titik potong dengan sumbu koordinat, titik ekstrim,
titik simetris dan sejenisnya.
b. Titik-titik sembarang, yang dapat dilakukan dengan menentukan sembarang nilai x,
dan mensubtitusikannya ke persamaan fungsi. Prosesnya dapat dilakukan melalui
sebuah tabel perhitungan
Misal untuk fungsi y = x2.
x y = x2 Koordinat Titik
-2 (-2)2 = 4 (-2 , 4)
-1 (-1)2 = 1 (-1 , 1)
1,5 (1,5)2 = 2,25 (1,5 , 2,25)
dst
40
2) “Tutup” tampilan Resource Centre, sehingga diperoleh tampilan
3) Pada “pointer” + tulis persamaan fungsi yang akan digambarkan dengan formulasi
f(x) “persamaan fungsi”
Tanda , dapat diperoleh dengan mengkliknya pada fungsi Calculator atau
Evaluati…
Misal fungsi yang akan digambarkan, Y = 2x2 – 3x + 1. Formulasi penulisan pada
“bidang editor” seperti di bawah ini.
41
4) “Klik” gambar grafik yang ada pada sudut kiri atas “kotak Graph” (lihat tanda panah),
sehingga diperoleh tampilan
tulis : x
tulis : f(x)
5) Pada “kotak hitam kecil” di bawah “kotak putih besar”, tulis : x, dan f(x) yang ada di
sebelah kirinya.
42
7) “Klik” dua kali pada kotak putih yang ada gambar grafik f(x), untuk formating grafik,
8) Lakukan formating grafik sehingga diperoleh gambar yang bagus, menurut si pembuat.
Misalnya seperti tampilan di bawah ini.
43
II.4. Fungsi Komposisi
Jika f : X → Y , fungsi dari himpunan X ke Y, dan g : Y → Z , fungsi dari himpunan Y
ke Z, yang merelasikan elemen-elemen dari range fungsi f, dengan elemen himpunan Z.
Maka fungsi h : X → Z disebut fungsi komposisi dari f dengan g, ditulis
h = f o g atau h = f(g)
f ff f g
fog
X Y Z
Gambar II.10
Diagram fungsi komposisi
44
II.4. Operasi Pada Fungsi
Karena nilai dari fungsi real adalah bilangan real, maka himpunan dari fungsi real yang
tidak kosong, yang di dalamnya dilibatkan operator perkalian dan perjumlahan, merupakan
sebuah sistem bilangan real. Sehingga jika dimiliki dua buah fungsi atau lebih, dengan
domain dan kodomain yang sama, maka dapat dilakukan proses perkalian, perjumlahan, atau
kombinasi keduanya, beserta operasi kawannya. Domain dan kodomain fungsi hasil operasi
adalah irisan dari domain dan range fungsi komponennya.
Perhatikan ilustrasi di bawah ini.
B
A f(x)
f(x)*g(x)
M N
g(x)
V X Y
W
Gambar II.11
Konsepsi Operasi Fungsi
Jika f(x), fungsi dari himpunan A ke himpunan B ; dan g(x), fungsi dari himpunan V ke
himpunan W ; maka operasi f(x) dengan g(x) yang disajikan oleh f(x)*g(x), adalah fungsi
dari himpunan M = A∩V ke himpunan N = B∪W.
Sebagai contoh, jika
f(x) = x2 , domain = {−∞ < x < ∞} , kodomain = {x 0}
g(x) = Sin x , domain = {−π x π} , kodomain = {−1 x 1}
dan dilakukan operasi fungsi, H(x) = f(x) + g(x) dan I(x) = f(x).g(x), yang jika digambarkan
grafiknya dengan Mathcad, hasilnya seperti di bawah ini
45
f(x) = x2
4
g(x) = Sin x
H(x) = f(x) + g(x)
I(x) = f(x).g(x)
f ( x)
46
φ sudut antara grafik
Y fungsi dengan
sumbu-X, diukur
Y = aX + b dari sumbu-X
berlawanan arah
gerak jarum jam
Gambar II.12
Grafik fungsi linear
Pada persamaan eksplisit, Y = aX + b, jika φ sudut antara sumbu-X dengan grafik fungsi,
maka
a = Tg φ
dinamakan Koefisien Arah atau Gradient. Sedangkan φ disebut Sudut Arah.
Dalam persamaan implisit,
aX + bY + c = 0
a
koefisien arah grafik fungsi sama dengan − , dan koordinat titik potong grafik dengan
b
c
sumbu-Y : 0,− .
b
Cara menggambarkan grafik fungsi linear ada dua cara, yaitu berdasarkan
1) dua titik yang dilalui grafik
2) nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik.
Contoh soal 1.
Gambarkan grafik fungsi Y = 2X − 3 !
Jawab :
1. Jika berdasarkan dua titik yang dilalui grafik, maka ambil dua nilai sembarang dari X
dan hitung nilai Y sesuai dengan persamaan fungsinya, misalnya :
X −2 1
Y 2(−2) – 3 = −7 2(1) – 3 = −1
47
Y
-2 1
X
-1 (1 , -1)
(2 , -7) -7
2. Jika berdasarkan nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik, maka
1) gambarkan garis arah dengan sudut arah φ, yang nilai koefisien arahnya 2,
Tg φ = 2.
2) tentukan sebuah titik yang dilalui grafik, dan untuk kemudahan ambil titik
potong grafik dengan sumbu-Y, (0 , -3),
3) gambarkan garis yang sejajar garis arah dan melalui titik potong tersebut
Y
garis arah
φ
1 X
(0 , -3)
48
Berdasarkan cara menggambarkan grafiknya, membangun persamaan fungsi linear,
dapat dilakukan berdasarkan
1. dua titik yang dilalui grafik
2. nilai koefisien arah dan sebuah titik yang dilalui grafik.
Persamaan fungsi linear jika melalui titik (x0 , y0) dan (x1 , y1) adalah
Y − y0 X − x0
=
y1 − y 0 x1 − x 0
Jika disajikan dalam persamaan eksplisit, bentuknya menjadi
y1 − y 0 y − y0 y − y0 y x − y 0 x 0 y 0 x1 − y 0 x 0
Y= X− 1 x0 + y0 = 1 X− 1 0 +
x1 − x 0 x1 − x 0 x1 − x 0 x1 − x 0 x1 − x 0
y1 − y 0 y x − y 0 x1
= X− 1 0
x1 − x 0 x1 − x 0
Sedangkan persamaannya jika nilai koefisien arah, a dan melalui titik (x0 , y0) adalah,
Y – y0 = a(X – x0)
Yang jika disajikan dalam persamaan eksplisit, bentuknya
Y = aX – ax0 +y0 = aX – (ax0 – y0)
Contoh soal 2.
Tentukan persamaan fungsi linear, jika grafiknya
a. melalui titik-titik (-1 , 2) dan (2 , -3)
b. memiliki koefisien arah –2 dan melalui titik (2 , 3)
Jawab :
Y − ( 2) X − ( −1) Y − 2 X +1
a. = = (3)(Y – 2) = (−5)(X + 1)
( −3) − ( 2) ( 2) − ( −1) −5 3
Y – 6 = −5X – 5 5X + 3Y – 6 + 5 = 0
5X + 3Y – 1 = 0 (persamaan eksplisit)
5 1
Y=− X− (persamaan implisit)
3 3
b. Y – (3) = (2)(X - 2) Y = 2X – 4 + 3
Y = 2X – 1 (persamaam implisit)
2X − Y − 1 = 0 (persamaan eksplisit)
49
II.5.1.1. Sudut antara dua grafik
Salah satu segi yang dapat diturunkan dari koefisien arah grafik fungsi linear, adalah
sudut antara dua grafik seperti di bawah ini.
Y
g : Y=aX + b
l : Y= mX + n
ϕ
ϕ1 ϕ2
X
Gambar II.13
ϕ sudut antara g dan l (0≤ ϕ ≤ ½π)
a−m
=
1 + am
Karena sudut antara dua grafik yang digunakan adalah sudut lancip, 0 ≤ ϕ ≤ ½π, yang
berarti Tg ϕ 0. Sedangkan dari formulasi kesamaan dimungkinkan Tg ϕ ≤ 0, maka pada
50
formulasi kesamaan, ruas kanan harus disajikan dalam harga mutlak. Sehingga jika ϕ sudut
antara dua grafik fungsi linear, g : Y=aX + b dengan l : Y= mX + n,
maka
a-m
Tg ϕ =
1 + am
n−b
X=
a−m
n−b
dari persamaan Y = aX + b Y= a +b
a−m
a ( n − b) b(a − m ) an − bm
Y= + =
a−m a−m a−m
sehingga koordinat titik potongnya.
n − b an − bm
,
a−m a−m
51
Y Y Y
X X X
Gambar II.14
Kemungkinan dua grafik fungsi linear
Contoh soal 3.
Tentukan persamaan fungsi linear yang grafiknya berpotongan tegak lurus dengan grafik
fungsi
Y = −2 X + 3
dan melalui titik potong grafik fungsi
Y = 2X + 3 dengan Y = −3X − 2 !
Jawab :
Jika a koefisien arah grafik yang tegak lurus grafik Y = −2X + 3 , maka (a)(−2) = −1
1
a=
2
Koordinat titik potong grafik Y = 2X + 3 dengan Y = −3X – 2 :
Y = 2X + 3
2X + 3 = −3X – 2 2X + 3X = −2 – 3 5X = −5 X = −1
Y = −3X − 2
X =1
Y = 2(−1) + 3 = 1 koordinat titik potongnya : (−1 , 1),
Y = 2X + 3
Sehingga persamaan fungsi linear yang dicari, adalah fungsi yang grafiknya melalui titik
1
(−1 , 1) dengan koefisien arah , yaitu :
2
1 1 1 1 1
Y – (1) = (X – (−1) Y= X+ +1 Y= X+1 .
2 2 2 2 2
52
Persamaan fungsi jika disajikan dalam 10.78
h ( x) 10 0 10
X – 2Y + 3 = 0 i ( x)
g(x) x f(x)
samping ini. h(x)
Dengan fungsi-fungsi yang ditetapkan :
Gambar posisi grafik fungsi linier yang
f(x) : Y = −2X + 3 , g(x) : Y = 2X + 3 , ditetapkan dengan yang dicari
h(x) : Y = −3x – 2 ,
1 1
dan fungsi yang dicari : i(x) : Y = X+1 .
2 2
b ( 4a )(Y − c) + b 2 1 b
X+ =± X=± 4aY − 4ac + b 2 −
2a 4a 2 2a 2a
Karena 4aY − 4ac + b2 akan bernilai real jika 4aY − 4ac + b 2 ≥ 0 , atau
b 2 − 4ac b 2 − 4ac
Y≥− , jika a > 0 , dan Y ≤ − , jika a < 0 .
4a 4a
Maka range fungsi kuadrat adalah,
b 2 − 4ac b 2 − 4ac
Y ={y≥− } , jika a < 0 atau Y = { y ≤ − } , jika a > 0.
4a 4a
53
b ( 4a )(Y − c) + b 2 ( 4a )(Y − c) + b 2
Dari hubungan X + =± , karena ≥ 0,
2a 4a 2 4a 2
maka
b ( 4a )(Y − c) + b 2 b b
X+ = , jika X + ≥ 0 atau X ≥ −
2a 4a 2 2a 2a
b ( 4a )(Y − c) + b 2 b b
X+ =− , jika X + ≤ 0 atau X ≤ −
2a 4a 2 2a 2a
Hal ini menyimpulkan bahwa, fungsi kuadrat merupakan fungsi satu-satu pada, jika
b b
domainnya X = { x ≥ − } atau X = { x ≤ − }.
2a 2a
Dalam domain tersebut, fungsi inversnya
1 b b
Y= 4aX − (b 2 − 4ac) − , jika X > −
2a 2a 2a
1 b b
Y=− 4aX − (b 2 − 4ac) − , jika X < −
2a 2a 2a
Sehingga jika domainnya − ∞ < X < ∞ maka fungsi kuadrat bukan fungsi satu-satu pada,
tetapi hanya merupakan fungsi ke dalam.
b
Dari uraian tersebut, garis dengan persamaan X = − , dinamakan Sumbu Simetris,
2a
b 2 − 4ac
dan nilai Y = − , adalah nilai ekstrim fungsi. Nilai ekstrim ini, merupakan nilai
4a
minimum jika a > 0, dan nilai maksimum jika a < 0.
Untuk menggambarkan fungsi kuadrat secara “manual” diperlukan komponen-
komponen :
b
1. Sumbu simetris, yaitu garis dengan persamaan X = − .
2a
b b 2 − 4ac
2. Titik ekstrim, yaitu titik dengan koordinat − ,−
2a 4a
54
Persamaan kuadrat aX2 + bX + c = 0 akan memiliki jawab riil, jika b2 – 4ac ≥ 0,
sehingga grafik fungsi kuadrat akan
a) memotong sumbu-X, jika b2 – 4ac > 0,
b) menyinggung sumbu-X jika b2 – 4ac = 0.
4. Titik-titik yang dilalui grafik,
Untuk ini buat tabel pasangan harga X dengan Y.
Contoh soal 4.
Gambarkan grafik fungsi Y = −2X2 + X +1 !
Jawab :
1 1
1) Sumbu simetrinya : X = − = .
2( − 2 ) 4
2) Titik ekstrimnya :
Koefisien kuadratnya, a = −2 < 0, jadi titik ekstrim merupakan titik maksimum.
1 (1)2 − 4( −2)(1) 1 9
Koordinatnya : ,− = ,
4 4( − 2 ) 4 8
1
2X + 1 = 0 X=−
2
− X +1 = 0 X =1
1
Koordinat titik-titik potongnya : ( − , 0) dan (1,0)
2
55
4) Koordinat titik-titik lain yang dilalui grafik :
Ambil nilai X sembarang yang belum ada, dan sepihak terhadap sumbu simetri.
1 1 1
Pada contoh ini sumbu simetrinya X = , jadi yang diambil nilai X < atau X > .
4 4 4
1
Jika diambil X < , maka bangun tabel seperti di bawah ini
4
X Y Koordinat titik
−1 −2(−1)2 + (−1) + 1 = −2 (−1 , −2)
1 1 1 1
−1 −2(−1 )2 + (−1 ) + 1 = −5 (−1 , −5)
2 2 2 2
dst.
Y
1 9
,
4 8
1
(- ,0) (1,0) X
2 X
(-1,-2)
1
1 X=
(−1 ,-5) 4
2 15
f(x) : Y = −2X2 + X +1 5
disamping ini. 10
15
56
Kemungkinan grafik fungsi kuadrat jika ditelaah berdasarkan sumbu-X, disajikan pada
Gambar II.15 di bawah ini.
a>0 a<0
20
10
10
f ( x) f(x)
D>0 10 0 10
10 0 10
10 10
x
x
Grafik memotong sumbu-X dan terbuka ke Grafik memotong sumbu-X dan terbuka ke
atas bawah
10 10
f ( x) f(x)
10 0 10 10 0 10
D=0
10
10
x x
Grafik menyinggung sumbu-X dan terbuka Grafik menyinggung sumbu-X dan terbuka
ke atas ke bawah
10 10
f ( x) f ( x)
D<0 10 0 10 10 0 10
10 10
x x
Grafik tidak memotong sumbu-X dan Grafik tidak memotong sumbu-X dan
terbuka ke atas terbuka ke bawah
Gambar II.15
Kemungkinan posisi grafik fungsi kuadrat
terhadap Sumbu-X
57
II.5.2.1. Grafik fungsi kuadrat dengan fungsi linear
Jika dimiliki sebuah grafik fungsi kuadrat dengan sebuah grafik fungsi linear, maka
hanya satu dari tiga kemungkinan di bawah ini yang terjadi, yaitu
a) tidak berpotongan
b) berpotongan
c) bersinggungan
Y = aX + b
aX + b = cX2 + dX + e cX2 + (d – a)X + (e – b) = 0
Y = cX + dX + e
2
5.1 4.03
f ( x) f ( x)
g( x) 10 5 0 5 10 h ( x) 10 5 0 5 10
5.1
4.03
8.05
10.2
x x
Grafik fungsi linear dengan fungsi kuadrat Grafik fungsi linear menyinggung grafik
tidak berpotongan fungsi kuadrat
8.05
4.03
f( x)
i( x) 10 5 0 5 10
4.03
8.05
Gambar II.16
Kemungkinan grafik fungsi linear
dengan fungsi kuadrat
58
Contoh soal 5
Tentukan
a) persamaan garis singgung pada parabola Y = 2X2 – 3X +1 di titik (1 , 0)
b) hubungan a dan b pada persamaan parabola Y = aX2 + bX – 1, agar grafiknya memotong
grafik fungsi linear Y = 2X – 3
Jawab
a) Jika dimisalkan persamaan garis singungnya Y = aX + b, maka
1) melalui titik (1, 0) 0 = a(1) + b a = −b Y = −bX + b
2) menyinggung parabola Y = 2X2 – 3X +1
Y = − bX + b
−bX + b = 2X2 – 3X +1 2X2 + (b– 3)X +(1−b) = 0
Y = 2X − 3X + 1
2
Y = 2X − 3
b) 2X – 3 = aX2 + bX – 1 aX2 + (b+2)X + 2 = 0
Y = aX + bX − 1
2
59
II.5.3. Fungsi Pangkat
Bentuk umum dari fungsi pangkat adalah Y = aX , dengan a > 0 bilangan real.
Dalam hal a = e , yaitu bilangan irasional yang nilainya e = 3,141592654…, bentuk Y = eX
dinamakan fungsi eksponensial. Grafik dari fungsi pangkat seperti pada Gambar II.15.
Y=aX , a > 1
Y
(0,1)
Y=aX , 0< a < 1
X
Gambar II.17
Grafik fungsi pangkat
10
Misal grafik fungsi
X
X 1
f(x) : Y = 4 dan g(x) : Y =
4 g(x) f(x)
f ( x)
jika digambarkan dengan program
g( x) 10 0 10
Mathcad dalam domain
X = {−10 < x < 10},
maka hasilnya seperti di samping ini :
Domain fungsi pangkat adalah 10
dan rangenya 1
X
X
Grafik fungsi f(x) : Y = 4 dan g(x) : Y =
Y = {y > 0}. 4
jika digambarkan dengan Mathcad
Fungsi ini merupakan fungsi satu-satu pada,
dengan fungsi inversinya : Y = alog Y.
Sifat perpangkatan
1
1
1. X = a a
X , X−a =
Xa
Xa
2. Xa+b = Xa x Xb , Xa-b = Xa X-b =
Xb
3. (xa)b = Xab
60
II.4.4. Fungsi Logaritma
Bentuk umum dari fungsi logaritma adalah Y = alog X dengan a > 0, bilangan real.
Dalam hal a = 10, 10log X ditulis log X, dan dinamakan Logaritma Biasa. Jika a = e , yaitu
bilangan irasional, e = 3,141592654… , maka elog X ditulis ln X, dan dinamakan
Logaritma Natural.
Y
Y=alog X , a > 1
(1,0) X
Gambar II.18
Grafik fungsi logaritma 5
61
II.4.5. Fungsi siklometri (fungsi goniometri , fungsi trigonometri)
Perhatikan gambar di bawah ini
r
y
ϕ
x
x r
= Cosinus ϕ = Cos ϕ ⇔ = Secan ϕ = Sec ϕ
r x
x y
= Tangens ϕ = Tg ϕ ⇔ = Cotangens ϕ = Ctg ϕ
y x
Formulasi perbandingan tersebut dinamakan perbandingan goniometri (trigonometri).
Dari perbandingan goniometri tersebut diperoleh hubungan-hubungan sebagai berikut
1) –1 ≤ Sin ϕ≤ 1 , –1 ≤ Cos ϕ≤ 1
2) Sin (900 − ϕ) = Cos ϕ , Cos (900 − ϕ) = Sin ϕ , Tg (900 − ϕ) = Ctg ϕ
1 1 Sin ϕ 1
3) Cosec ϕ = , Sec ϕ = , Tg ϕ = , Cotg ϕ =
Sin ϕ Cos ϕ Cos ϕ Tg ϕ
62
Grafik fungsi
10
f(x) : Y = Sin X dan g(x) : Y = Cos X
digambarkan dengan Mathcad dalam
5
domain X = {−10 < x < 10}, hasilnya
f ( x)
seperti di samping ini.
g( x) 10 5 0 5 10
Domain fungsi Y = Sin X adalah
X = {kπ < x < (k + 2)π} , 5
k=0,1,2,...
atau 10
x
X = {−kπ < x < (−k − 2)π} ,
k=0,1,2,... Gambar II.19
Grafik fungsi siklometri :
Domain fungsi Y = Sin X adalah f(x) = Sin x , g(x) = Cos x
X = {kπ < x < (k + 2)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
atau X = {−kπ < x < (−k − 2)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
1 1
Dan domain fungsi Y = Cos X adalah X = {(k + )π < X < (k + 2 )π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
2 2
1 1
atau X = (−k + )π < X < (−k − 1 )π , k = 0 , 1 , 2 , . . . Sehingga pada domain tersebut
2 2
fungsi memiliki fungsi invers. Fungsi invers untuk Y = Sin X, adalah Y = Arc Sin X.
Sedangkan untuk Y = Cos X, adalah Y = Arc Cos X..
Fungsi goniometri yang lainnya, 10
Sin x
1. Y = Tg X = .
Cos x 5
g( x) 10 5 0 5 10
1 1 1
atau jika X ≠ π,±1 π,±2 π,....
2 2 2 5
1 Cos x
2. Y = Ctg X = =
Tg x Sin x 10
x
Fungsi ini terdefinisikan jika Sin X ≠ 0
Gambar II.20
atau jika X ≠ 0 , ± π , ± 2π , . . . Grafik fungsi siklometri
f(x) : Y = Tg X ; g(x) : Y = Ctg X
63
Grafik fungsi f(x) : Y = Tg X dan g(x) : Y = Ctg X, jika digambarkan dengan Mathcad
dalam domain X = {−10 < x < 10}, hasilnya seperti pada Gambar II.20.
Fungsi Y = Tg X memiliki range Y = {−∞ < y < ∞}, dan merupakan fungsi satu-satu
pada, dalam domain
1 1
X = {(−k + )π < x < (−k + 1 )π} , k = 0 , 1 , 2 , . . . ,
2 2
atau
1 1
X = {(−k − )π < x < (−k + )π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
2 2
dengan fungsi inversnya Y = Arc Tg X.
Sedangkan fungsi Y = Ctg X memiliki range yang sama dengan Y = Tg X, yaitu
Y = {−∞ < y < ∞},
dan merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain
X = {kπ < X < (k + 1)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
atau
X = {−(k + 1)π < X < −kπ} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
dengan fungsi inversnya
Y = Arc Ctg X.
1
3. Y = Sec X = 10
Cos X
Fungsi ini terdefinisikan jika Cos X ≠ 0,
5
1 1 1
atau jika X ≠ π , ±1 π , ±2 π , . . .,
2 2 2 f( x)
g( x) 10 5 0 5 10
1
4. Y = Cosex X =
Sin X
5
Fungsi ini terdefinisikan jika Sin X ≠ 0,
atau jika X ≠ 0, ± π , ±2π, . . . . 10
Grafik fungsi f(x) : Y = Cosec X x
dan g(x) : Y = Sec X jika digambarkan
Gambar II.21
dengan Mathcad dalam domain X = {−10 < x < 10}, Grafik fungsi siklometri
g(x) : Y = Sec X ; f(x) : Y = Cosec X
hasilnya seperti pada Gambar II.21.
64
Range fungsi Y = Sec X adalah Y = {1 ≤ y < ∞ } atau Y = { − ∞ < y ≤ −1}, dan
merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain,
X = {(k + ½)π < x < (k + 1½)π} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
atau
X(-k - ½)π < X < (-k + ½)π , k = 0 , 1 , 2 , . . .
dengan fungsi inversnya
Y = Arc Sec X.
Sedangkan fungsi Y = Cosec X, rangenya juga sama yaitu Y = {1 ≤ y < ∞ } atau
Y = { − ∞ < y ≤ −1}, dan merupakan fungsi satu-satu pada, dalam domain
X = {kπ < x < (k + 1)π , k = 0 , 1 , 2 , . . .
atau
X = {−(k + 1)π < x < −kπ} , k = 0 , 1 , 2 , . . .
dengan fungsi inversnya
Y = Arc Cosec X.
Karena grafik dari fungsi goniometri merupakan lengkungan yang memiliki ciri
(karakteristik, characteristic) periodik (membentuk bangun yang berulang), maka fungsi
goniometri biasa juga dinamakan fungsi siklometri.
ax 2 + bx + c
3) Y= , dx2 + ex + f 0 untuk setiap nilai x.
dx + ex + f
2
Pada fungsi pecahan dideskripsikan sumbu (garis) asimtut (asimptot), yaitu garis yang
akan dipotong grafik fungsi di titik tak berhingga, sehingga grafik fungsi dengan sumbu
asimtut hampir berimpit mulai nilai x tertentu. Untuk fungsi-fungsi pecahan seperti yang
disajikan tersebut, sumbu asimtutnya dua jenis, yaitu asimtut datar dan asimtut tegak.
65
ax + b
1) Untuk fungsi Y =
cx + d
Asimtut tegaknya :
d
Y → ∞ ⇔ cx + d → 0 x= −
c
Asimtut datarnya :
ax b
+
ax + b a
x → ∞ ⇔ Y = Lim = Lim x x =
x → ∞ cx + d x → ∞ cx d c
+
x x
ax + b
2) Untuk fungsi Y =
cx + dx + e
2
Asimtut tegaknya :
Y → ∞ ⇔ cx2 + dx + e → 0 , D = d2 – 4ce 0
dua buah , jika D > 0
Sehingga asimtut tegaknya : satu buah , jika D = 0
tidak ada , jika D < 0
66
Asimtut datarnya :
ax 2 bx c
+ 2 + 2
ax + bx + c
2 2
x =a
x → ∞ ⇔ Y = Lim 2 = Lim 2 xx
x → ∞ dx + ex + f x → ∞ dx ex f d
2
+ 2 + 2
x x x
Perhatikan fungsi-fungsi di bawah ini :
2x − 3
1) f(x) =
− 5x + 7
7 7 0.5
asimtut tegaknya : x = − = , dan
−5 5
2 2
asimtut datarnya : y = =− . 0.13
−5 5 f(x)
2) g(x) =
2x − 3 5 2.5 0 2.5 5
− 5x 2 + 7 x − 9 gx
() 0.25
dan
h(x)
2 x 2 − 3x + 5
h(x) = 0.63
− 5x 2 + 7 x − 9
Diskriminan fungsi penyebut :
D = (7)2 – 4(−5)(−7) < 0. 1
Jadi g(x) dan h(x) tidak memiliki asimtut tegak.
Gambar II.22
Asimtut datar untuk : Gafik fungsi
2x − 3
g(x) : y = 0 (sumbu-X) f(x) : Y =
− 5x + 7
2 2 2x − 3
h(x) : y = =− g(x) : Y =
−5 5 − 5x 2 + 7 x − 9
Jika digambarkan dengan program Mathcad pada domain 2 x 2 − 3x + 5
h(x) : Y =
{−5 ≤ x ≤ 5}, grafik ketiga fungsi tersebut seperti pada − 5x 2 + 7 x − 9
Gambar II.22.
67
II.6. Fungsi Irisan Kerucut
Sebuah kerucut jika diiris, maka bidang irisannya akan membangun suatu bangun ilmu
ukur, sesuai dengan cara pengirisannya.
1) Jika diiris sejajar bidang alas maka akan diperoleh bangun lingkaran, dan
2) Jika diiris miring dengan tidak mengiris bagian alas maka akan diperoleh bangun ellips,
sedangkan
3) Jika diiris miring dan mengiris bagian alas, dengan kemiringan kurang dari 430, maka
akan diperoleh bangun hiperbola, sedangkan jika kemiringannya lebih dari 450,
diperoleh parabola.
Bangun-bangun tersebut dapat didefinisikan
secara matematis dan dibangun persamaan
fungsinya. Persamaan fungsi irisan kerucut
selalu disajikan dalam bentuk implisit,
elips
sehingga jika akan digambarkan dengan
menggunakan kemasan program Mathcad, parabola
harus diubah dulu menjadi bentuk eksplisit. lingkaran
hiperbola
II.6.1. Lingkaran
Definisi matematisnya. Lingkaran adalah Bangun-bangun irisan kerucut
tempat kedudukan titik yang berjarak sama terhadap sebuah titik tertentu, yang dinamakan
pusat lingkaran (dinotasikan oleh P), sedangakn jarak yang sama dinamakan jari-jari
lingkaran (dinotasikan oleh r).
Y
r
b P (a,b)
a X
Gambar II.23
Lingkaran dengan pusat P
dan jari-jari r
68
Persamaan lingkaran dengan pusat (a , b) dan jari-jari r > 0 , adalah
(X – a)2 + (Y – b)2 = r2.
Jika persamaan dijabarkan sebagai berikut,
X2 − 2aX + a2 + Y2 − 2bY + b2 = r2
X2 + Y2 − 2aX − 2bY + a2 + b2 – r2 = 0
dan ditulis
A = −2a ,
B = −2b ,
C = a2 + b2 – r2
maka persamaan lingkaran dapat disajikan oleh
X2 + Y2 + AX + BY + C = 0
dengan koordinat pusatnya,
1 1
P = (− A , − B)
2 2
dan jari-jarinya,
1 2 1 2
r= a + b −c.
4 4
Contoh soal 6.
Tentukan persamaan lingkaran yang berjari-jari 5 satuan, melalui titik (0 , 0) dan pusatnya
terletak pada garis X + Y = 1 ! 7.69
Jawab :
Misalkan persamaan lingkarannya : 3.84
x
Grafik lingkaran (X + 3)2 + (Y – 4)2 = 25
dan garis X + Y = 1
69
Subtitusikan (2) ke (1) :
(1 – b)2 + b2 = 25 1 – 2b + b2 + b2 = 25 2b2 –2b +1 – 25 = 0 2b2 –2b – 24 = 0
b2 –b – 12 = 0 (b – 4)(b + 3) = 0 b = 4 dan b = −3.
Dan subtitusikan
b = 4 ke (2) a = 1 – 4 = −3 ,
b = −3 ke (2) a = 1 – (−3) = 4.
Jadi persamaan lingkaran yang dicari adalah,
(X – (−3))2 + (Y – (4))2 = 25 (X + 3)2 + (Y – 4)2 = 25
atau
(X – (4))2 + (Y – (-3))2 = 25 (X − 4)2 + (Y + 3)2 = 25
Contoh soal 7.
Tentukan persamaan lingkaran singgung segitiga, yang sisi-sisinya berupa garis dengan
persamaan : 4X + 3Y = 24 , 3X – 4Y = 18 , 4X – 3Y = -32 !
Jawab :
Untuk menyelesaikan soal ini gunakan deskripsi jarak sebuah titik pada sebuah garis.
Definisi
Jarak titik T = (x0 , y0) ke garis aX + bY + c = 0 sama dengan
ax 0 + by 0 + c
d=
a 2 + b2
Jika dimisalkan pusat lingkarannya P = (a , b)
17.15
dan jari-jarinya r , maka jarak P ke garis
1) 4X + 3Y = 24 4X + 3Y – 24 = 0
8.58
4a + 3b − 24 4a + 3b − 24
= =r
4 2 + 32 5
20 12.5 5 2.5 10
2) 3X – 4Y = 18 3X – 4Y – 18 = 0
8.58
3a − 4b − 18 3a − 4b − 18
= =r
3 + ( − 4)
2 2 5
17.15
70
3) 4X – 3Y = −32 4X – 3Y + 32 = 0
4a − 3b + 32 4a − 3b + 32
= =r
4 2 + (−3) 2 5
II.6.2.. Ellips
Ellips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jarak terhadap dua titik tertentu,
yang dinamakan titik fokus, selalu tetap. Titik tengah garis hubung titik fokus dinamakan
titik pusat.
Y C
A • F1 •P • F2 B
D X
Gambar II.24
Ellips dengan titik fokus F1 dan F2, titik pusat P
72
Jika kedua ruas dibagi 144, maka diperoleh persamaan
(X + 2)2 + (Y − 4)2 =1
9 16
yang merupakan persamaan dari ellips dengan pusat P = (−2 , 4), sumbu panjang sama
dengan 2(√16) = 8, dan sumbu pendek sama dengan 2(√9) = 6.
II.6.3. Hiperbola
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jarak terhadap dua titik
tertentu, yang dinamakan titik fokus, selalu tetap. Pada hiperbola didefinisikan garis
asimtut, yaitu garis yang akan memotong grafik di titik tak berhingga. Banyaknya asimtut
dua buah yang saling berpotongan, dan titik potongnya dinamakan pusat hiperbola. Jika
asimtut-asimtut berpotongan tegak lurus, maka hiperbola dinamakan hipebola tegak atau
hiperbola ortogonal. Terhadap asimtutnya grafik hiperbola selalu merupakan dua pasang
yang berkawanan. b
Y = X
a
Y
b
Y = − X
a
Gambar II.25
Hiperbola dengan titik pusat O = (0 , 0),
asimtut Y = b X dengan Y = − b X
a a
73
b b
Persamaan hiperbola dengan pusat (0 , 0) dan asimtut Y = X dengan Y = − X
a a
adalah
X2 Y2
− 2 =1
a2 b
dengan koordinat titik fokusnya
F1 = (−c , 0) dan F2 = (c , 0).
74
Seperti halnya pada lingkaran dan ellips, hiperbola juga bisa disajikan dalam
persamaan kuadratik
AX2 – BY2 – 2CX + 2DY + E = 0.
Contoh 9
11.64
Tentukan koordinat titik pusat, titik-titik fokus, dan
persamaan asimtut-asimtutnya dari hiperbola
9X2 – 4Y2 –36X + 24Y – 36 = 0. f(x) 5.82
Jawab : gx
()
Jika bentuk kuadratik tersebut disajikan dalam
h(x)
bentuk kuadrat sempurna, maka diperoleh hasil 10 5 0 5 10
i(x)
9X2 – 4Y2 –36X + 24Y – 36 = 0
5.82
(9X2 – 36X) – (4Y2 – 24Y) = 36
9(X2 – 4X) – 4(Y2 – 6Y) = 36
9(X2 – 4X + 4 – 4) – 4(Y2 – 6Y + 9 – 9) = 36 11.64
9(X – 2)2 – 36 – 4(Y – 3)2 + 36 = 36 (X − 2)2 − (Y − 3)2 =1
Gambar hiperbola x
2 2
9(X – 2) – 4(Y – 3) = 36. 4 9
(X − 2)2 − (Y − 3)2 =1
4 9
Dari bentuk kuadrat sempurna ini, nilai-nilai : a = 2 , b = 3 , dan c = 4 + 9 = √13, sehingga
koordinat titik pusat hiperbola : (2 , 3),
koordinat titik fokus : F1 = (2+ 13 , 3) dan F2 = (2- 13 , 3),
3 1
persamaan asimtutnya : Y − 3 = (X − 2) Y=1 X , dan
2 2
3 1
Y −3=− (X − 2) Y = −1 X+6
2 2
x 3 + 3x f( x)
f(x) =
x 4 − 3x 2 + 4 g( x)
10 5 0 5 10
h( x)
(− x ) 3 + 3(− x )
f(−x) =
(− x ) 4 − 3(− x ) 2 + 4
4.21
− x 3 − 3x
=
x 4 − 3x 2 + 4 8.42
x + 3x
3
=− = − f(x) x
x − 3x 2 + 4
4
x 3 + 3x
x 2 Grafik fungsi f(x) : Y = ;
2. y= , fungsi genap, x 4 − 3x 2 + 4
1+ x4 x2 2
g(x) : Y = ; h(x) : Y =
sebab 1+ x 4
x −1
x2
f(x) =
1+ x4
(− x ) 2 x2
f(−x) = = = f(x)
1 + (− x ) 4 1+ x4
2
3. y = , bukan fungsi genap atau fungsi ganjil, sebab
x −1
2
f(x) =
x −1
2 2
f(−x) = = f(x) : bukan fungsi genap
(− x ) − 1 − x −1
2
=− − f(x) : bukan fungsi ganjil
x +1
f(x) = Sin x , g(x) = Cos x Dari deskripsi tersebut tersurat, fungsi genap merupakan
fungsi yang grafiknya simetris terhadap sumbu-Y, sedangkan fungsi ganjil grafiknya
simetris terhadap titik pangkal, O = (0 , 0). Sehingga jika grafik fungsi tidak simetris
terhadap titik O maupun sumbu-Y, maka fungsi tersebut bukan fungsi genap maupun fungsi
76
ganjil. Hal ini dapat ditelaah pada gambar grafik fungsi di atas, yang digambarkan dengan
menggunakan program Mathcad, dalam domain X = {−10 ≤ x ≤ 10}. Pada gambar terlihat,
f(x) simetris terhadap titik O = (0 , 0), dan g(x) simetris terhadap sumbu-Y, sedangkan h(x)
tidak simetris terhadap titik O maupun sumbu-Y.
Relasinya : x ∈X → y ∈ Y : y = x
c) X = {wanita} ; Y = {laki-laki}
Relasinya : x ∈X → y ∈ Y : pernikahan
d) X = {pengunjung di pusat perbelanjaan} ; Y = {pembeli di pusat perbelanjaan}
Relasinya : x ∈X → y ∈ Y : transaksi pembelian
e) X = {bilangan irasional} ; Y = {bilangan rasional}
Relasinya : x ∈X → y ∈ Y : perpangkatan
2. Fungsi-fungsi di bawah ini, mana yang merupakan fungsi pada, fungsi ke dalam, fungsi
satu-satu pada, fungsi satu-satu ke dalam ? Sajikan alasan saudara mengemukakan hal
itu !
a) Y = X , jika X = {bilangan riel} ; Y = {bilangan riel}
77
3. Tentukan domain dari fungsi-fungsi di bawah ini
2 x 2 − 3x − 1
(a) Y = ln (Sin X) (b) Y = e2x – 3 (c) Y = (d) Y = (x – 1)Sin(2x – 1)
Sin ( x − 1)
x −1 2 x 2 − 3x − 1 Tg ( x − 1)
(e) Y = (f) Y = (g) Y = (h) Y = log(2x2–3x)
Sin ( x − 1) x 2 − 2x + 1 x −1
4. Tentukan fog(x), jika
(a) f(x) = Sin(x+1) ; g(x) = 2x2 – x – 3 (b) f(x) = x + 1 ; g(x) = Tg(x2 + 2x – 1)
(c) f(x) = 2x – 3 ; g(x) = log (3x – 1) (d) f(x) = Sin(x + 1) ; g(x) = ln(x – 1)
3x − 1 2 x 2 − 3x x −1
(e) f(x) = x – 3 ; g(x) = (f) f(x) = ; g(x) = log
2x + 1 2x + 1 x +1
x −1
5. Jika f(x) = 2 x − 3 dan g(x) = , maka tentukan
x + x +1
2
f
(a) (f + g)(x) (b) (f – g)(x) (c) (x) (d) (f.g)(x) (e) fog(x)
g
6. Tentukan persamaan dan gambar grafik fungsi linier yang
a) grafiknya sejajar grafik fungsi 2x – 3y +1 = 0, dan melalui titik potong grafik fungsi
y = 2x – 3 dengan x + y – 1 = 0
b) melalui titik (−2 , 3) dan memotong tegak lurus grafik fungsi 3x – 2 – 6 = 0
c) melalui titik potong grafik fungsi 2x – 3x + 6 = 0 dengan x + y + 1 = 0, dan titik
potong grafik fungsi y = 2x – 3 dengan y = 3x + 2
d) membangun sebuah segitiga dengan titik-titik sudutnya (−2 , −3) ; (2 , 3) ; (−3 , 5)
e) melalui titik (2 , 3) dan grafiknya tegak lurus grafik fungsi 6 – 2y – x = 0
7. Tentukan persamaan dan gambarkan grafik fungsi kuadrat, yang
a) sumbu simetrisny x = −2 dan titik maksimumnya (3 , 5)
b) melalui titik-titik (2 , 3) ; (5 , −3) ; dan (−4 , −7)
c) titik minimumnya (−3 , −5) dan memotong sumbu-X di (−6 , 0)
d) menyinggung grafik fungsi 2x – 3y + 6 = 0 dengan titik ekstrimnya (3 , 5)
e) tidak memotong sumbu-X, memiliki sumbu simetris x = 3, menyinggung grafik
fungsi y = 4, dengan salah satu titik pada grafiknya berjarak 3 dari sumbu simetris.
78
8. Untuk fungsi-fungsi di bawah ini, mana yang merupakan fungsi ganjil, fungsi genap,
atau fungsi yang bukan fungsi ganjil maupun fungsi genap ?
2 x 2 − 3x + 6 2x − 3
(a) y = (b) y = (c) y = x3 – 2x2 + x + 3
x 2 − 2x + 1 2 x − 3x + 1
2
2x − 3
(d) y = (e) y = (2x2 – 3x +1)log(2x – 1) (f) y = 3x2 – 2xe-2x+1
Sin (2x − 3)
9. Sebuah pabrik dapat menghasilkan antara 0 sampai 100 unit barang perhari, dengan
overhead cost harian $ 2.200, dan ongkos produksi untuk setiap unit barang $ 152.
Sajikan persamaan fungsi biaya
(a) untuk total produksi x unit barang (b) rata-rata perunit barang
Untuk kedua fungsi tersebut, tentukan domainnya !
10. Sebuah penyewaan mobil menetapkan charge harian $ 24, dan ongkos $ 0.40 per km.
a) Tentukan biaya penyewaan dalam satu hari, jika digunakan sejauh x km.
b) Jika sebuah mobil disewa untuk satu hari dengan biaya $ 120, maka berapa jauh
jarak yang harus ditempuh ?
11. Jika fungsi biaya untuk membuat x buah barang sama dengan 400 + 5 2x 2 − 3 dolar,
dengan harga jual perunitnya $ 6, maka tentukan fungsi pendapatannya !
12. Apakah
a) jumlah dua fungsi ganjil, merupakan fungsi ganjil ?
b) jumlah dua fungsi genap, merupakan fungsi genap ?
c) perkalian dua fungsi ganjil, merupakan fungsi ganjil ?
d) perkalian dua fungsi genap, merupakan fungsi genap ?
e) perkalian sebuah fungsi ganjil dengan fungsi genap, merupakan fungsi ganjil ?
Sajikan alasan saudara untuk mengemukakan hal tersebut !
13. Jika domain fungsi y = f(x) selain memiliki nilai x, juga nilai −x, maka selidiki apakah
pernyataan-pernyataan di bawah salah atau benar ?
Sajikan alasan saudara mengemukakan hal tersebut !
a) f(x) – f(−x) adalah fungsi ganjil.
b) f(x) + f(−x) adalah fungsi genap.
c) f(x) selalu dapat disajikan sebagai perjumlahan fungsi genap dengan fungsi ganjil.
79
14. Pesawat udara A terbang mengarah ke utara dengan kecepatan 400 km/jam, dan setelah
mengudara satu jam, pesawat udara B terbang mengarah ke timur dengan kecepatan
300 km/jam. Dengan mengabaikan lengkungan bumi dan ketinggian pesawat dari
permukaan laut, maka sajikan fungsi jarak antara kedua pesawat tersebut, jika diukur
sejak pesawat A terbang.
15. Segitiga apakah yang akan diperoleh, jika sisi-sinya merupakan segmen grafik fungsi
linier Y = −2X + 3, Y = 2X – 5, dengan Y = −5X – 3 ?
16. Fungsi genap dan fungsi ganjil termasuk dalam kelompok fungsi mana ? Fungsi pada,
fungsi ke dalam, fungsi satu-satu pada, atau fungsi satu-satu ke dalam ? Sajikan alasan
saudara untuk mengemukakan hal itu !
17. Tentukan fungsi komponen dari fungsi komposisi di bawah ini.
2x − 3 Tg ( x − 1)
(a) Y = log 2x 2 − 3 (b) Y = Tg (c) Y = ln
2 x − 3x + 1
2
x −1
2x − 3
ln
3x + 2 x −1
(d) Y = (e) Y = 3x2 – 2xe-2x+1 (f) Y = Sec
2 x 2 − 3x + 1 x +1
18. Jika f(x) = 2x 2 − 3 dan g(x) = x2 – 1, maka tentukan domain untuk fungsi h(x) =
f g
(a) (f + g)(x) (b) (x) (c) (f.g)(x) (d) fog(x) (e) gof(x) (f) (x)
g f
19. Sebuah pelat seng berukuran 24 x 32 meter, akan dibuat kotak persegi (panjang, lebar,
dan tinggi sama) tanpa tutup. Jika V(x) menyatakan fungsi volume kotak, maka
tentukan
(a) persamaan untuk V(x) (b) domain dari V(x)
20. Untuk fungsi-fungsi siklometri, fungsi mana yang merupakan fungsi genap, dan yang
mana yang merupakan fungsi ganjil ?
Sajikan telaahan saudara !
80
BAB III
LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI
Salah satu segi dalam fungsi real adalah nilai pendekatan (limit) dan kekontinuan
fungsi. Kekontiuan fungsi merupakan implementasi langsung dari perhitungan limit.
Perhitungan limit banyak digunakan dalam analisis statistika, matematika dan ilmu-ilmu
terapan.
Definisi
Limit dari fungsi y = f(x) sama dengan b, jika x menuju nilai a, ditulis :
Lim f ( x ) = b
X →a
artinya, untuk setiap bilangan yang cukup kecil, ε > 0 , (ε : dibaca epsilon) selalu ada
bilangan yang cukup kecil lainnya, δ > 0 , (δ : dibaca delta), sedemikian rupa sehingga
f(x) – b < ε , jikax – a < δ.
Dari deskripsi ini, nilai f(x) hanya mendekati b, artinya, nilai f(x) tidak pernah sama
dengan b, jika x mendekati a.
f(a)
a X
Gambar III.1
Gambaran ilmu ukur Lim f ( x )
X→a
81
Ilustrasi :
x −1
Tunjukan bahwa Lim =0
X →1 x +1
Jawab
x −1 x −1 x −1
Ambil ε > 0, sehingga −0 = = < ε. Karena x + 1 > 0, maka
x +1 x +1 x +1
x − 1 < εx + 1. Dalam hal ini, jika ε merupakan bilangan yang cukup kecil, maka
εx + 1 = δ > 0 juga akan merupakan bilangan yang cukup kecil. Sehingga untuk setiap
ε > 0 ada δ = εx + 1 > 0, sedemikian rupa sehingga
x −1 x −1
−0 = < ε, jika x − 1 < δ.
x +1 x +1
x −1
Hal ini menyatakan bahwa Lim = 0, benar.
X →1 x +1
Menghitung nilai limit dengan menggunakan definisi tidaklah mudah. Sehingga
diperlukan sebuah metode praktis untuk menghitungnya. Berikut ini disajikan bagaimana
menghitung limit fungsi dan segi-segi yang dapat ditelaah pada perhitungan limit fungsi.
82
Contoh 1
x2 −1
Hitunglah Lim f ( ) !
x →1 x +1
Jawab :
x 2 −1 (1) 2 − 1 0
Jika disubtitusikan x = 1 ke f (x ) = ( ) maka diperoleh nilai f (1) = = = 0,
x +1 (1) + 1 1
x 2 −1
yang bukan nilai tak tentu. Sehingga Lim f ( ) = 0.
x →1 x +1
Contoh 2
x2 −1
Hitunglah Lim f ( ) !
x →1 x −1
Jawab :
x 2 −1 (1) 2 − 1 0
Jika disubtitusikan x = 1 ke f (x ) = ( ) maka diperoleh nilai f (1) = = , yang
x −1 (1) − 1 0
merupakan sebuah nilai tak tentu.
x 2 − 1 (x − 1)(x + 1)
Sehingga bentuk fungsi harus diubah menjadi, f (x ) = = = x + 1 , yang
x −1 x −1
jika disubtitusikan x = 1 ke f(x) = x + 1 akan diperoleh nilai f(1) = (1) + 1 = 2. Sehingga
x 2 −1
Lim f ( ) = 2.
x →1 x −1
f (x)
Khusus untuk menghitung limit fungsi pecahan Lim , g(x) 0 untuk setiap nilai x,
x →∞ g(x )
dengan f(x) dan g(x) merupakan fungsi polinom. Caranya sebagai berikut.
1. bagi kedua fungsi tersebut oleh x yang berpangkat paling tinggi,
2. subtitusikan x = ∞ ke fungsi hasil bagi.
83
Contoh 3
2 x 2 − 3x − 3
a) Hitunglah Lim
x →∞ 3x 2 + 2 x − 4
Jawab :
Bagi pembilang dan penyebut oleh x2,
2 x 2 3x 3 3 3 3 3
− 2 − 2 2− − 2 2− − 2
2 x − 3x − 3
2 2
x x = ∞ ∞ = 2−0−0 = 2
Lim 2 = Lim x 2 x x = Lim
x → ∞ 3x + 2 x − 4 x → ∞ 3x 2x 4 x → ∞ 2 4 2 4 3+ 0−0 3
+ 2 − 2 3+ − 2 3+ − 2
x 2
x x x x ∞ ∞
− 2 x 2 + 3x + 1
b) Hitunglah Lim
x →∞ 3x 3 − 2 x 2 − 2 x + 2
Jawab :
Bagi pembilang dan penyebut oleh x3,
x2 x 1 1 1 1
−2
+3 3 + 3 −2 +3 2 + 3
− 2 x + 3x + 1
2 3
x x x
Lim 3 = Lim 3 x 2 x x = Lim
x → ∞ 3x − 2 x 2 − 2 x + 2 x →∞ x x x 2 x →∞ 1 1 2
3 3 −2 3 −2 3 + 3 3− 2 − 2 2 + 3
x x x x x x x
1 1 1
−2 +3 2 − 3
= ∞ ∞ ∞ = − 2 .0 + 3 .0 − 0 = 0 = 0
1 1 2 3 − 2.0 − 2.0 + 0 3
3−2 −2 2 + 3
∞ ∞ ∞
84
maka
−1 −1
1 + x < εx (1 − ε)x < −1 x < < =δ>0
1− ε 1− ε
−1
Hal ini menyatakan bahwa, untuk setiap ε > 0 selalu ada δ = sedemikian rupa
1− ε
Sin x Sin x x
sehingga − 1 < ε, jika x < δ. Dengan perkataan lain Lim = Lim =1
x x →0 x x →0 Sin x
benar.
Contoh 4
Hitunglah Lim (2 x − π )Tg x !
1
x→ π
2
Jawab :
Lim (2 x − π )Tg x = Lim (2 x − π ) Lim Tg x = Lim (2 x − π ) Lim Tg x
1 1 1 1 1
x→ π x→ π x→ π x→ π x→ π
2 2 2 2 2
1
= 2 π − π Tg(½π) = 0.∞.
2
Hasilnya merupakan nilai tak tentu, sehingga bentuk fungsi harus diubah menjadi
1
π−x
Cos
Sin x 2
(2x − π)Tg x = 2(x − ½π) = 2(x − ½π)
Cos x 1
Sin π − x )
2
1 1
x− π x− π
2 2
= 2Cos(½π−x) = −2Cos(½π−x)
1 1
Sin − x − π Sin x − π
2 2
85
sehingga
1
x− π
2
Lim (2 x − π )Tg x = Lim (2 x − π )Tg x = = Lim −2Cos(½π−x)
1
x→ π
1
x − π →0
1
x − π →0 1
2 2 2 Sin x − π
2
1
x−
π
1 2
= Lim − 2Cos π−x Lim = = −2Cos(−0).(1) = −2(1)(1) = −2
1
x − π →0 2 1
x − π →0 1
2 2 Sin x − π
2
1
2. Lim(1 + x ) x = e , e bilangan irasional.
x →∞
Bukti
y
1 1
Karena Lim(1 + x ) x = e identik dengan Lim 1 + = e , sehingga jika diambil ε > 0,
x →∞ y →0 y
sedemikian rupa sehingga
y y y
1 y +1 y +1
1+ −e = −e < +e<ε
y y y
maka
y
y +1
0< < ε − e < ε − e = δ
y
y
y i
y y y −1
y +1 ( y + 1) y
i =0 i
δ> = = = yi > y
y yy y y
i=0
Hal ini menyatakan bahwa, untuk setiap ε > 0 selalu ada δ = ε − e, sedemikian rupa
y
1 1
sehingga 1 + − e < ε, y < δ. Dengan perkataaan lain Lim(1 + x ) x = e benar.
y x →∞
y y!
Catatan : = , y! = 1.2.3. . . . y , dengan 0! didefinisikan sama dengan 1.
i ( y − i)!i!
86
Contoh 5
(x −2 ) (x −2 )
x −1 1
a. Lim = Lim 1 +
x →2 x−2 x →2 x−2
1 1
Jika ditulis : y = (x – 2) = , maka : x 2 y → ∞, sehingga
x−2 y
(x −2 )
x −1 1
Lim = Lim(1 + y ) y = e
x →2 x−2 y →∞
Ctg ( x ) Ctg ( x )
Cos( x ) + Sin ( x ) Sin ( x ) 1
b. Lim = Lim 1 + = Lim(1 + Tg ( x ) ) Tg ( x )
x→
π Cos( x ) x→
π Cos( x ) x→
π
2 2 2
π
Jika ditulis : Tg(x) = y, maka x → y → ∞, sehingga
2
Ctg ( x )
Cos( x ) + Sin ( x ) 1
Lim = Lim(1 + y) ) y = e.
x→
π Cos( x ) y →∞
2
3. Lim k = k , k : konstanta.
x →a
Bukti
Karena k − k = 0 < ε, maka selalu ada δ > 0, sedemikian rupa sehingga x − a < δ,
dengan perkataan lain Lim k = k benar.
x →a
Contoh 6
Lim 5 = 5
x → −1
4 Lim f ( x )g ( x ) = Lim f ( x ) Lim g ( x ) , jika hasilnya bukan nilai tak tentu, sedangkan jika
x →a x →a x →a
hasilnya nilai tak tentu maka bentuk f(x)g(x) harus diubah dulu, baru dihitung nilai
limitnya.
Bukti
Jika dimisalkan Lim f ( x ) = u dan Lim g ( x ) = v , maka ada ε1, ε2, dan δ, sedemikian
x →a x →a
Contoh 7
a. Lim(x − 2π )Sin (2 x − π) , jika diselesaikan sesuai dalil
x→π
( )
= Lim x − Lim π Sin (2π − π ) = (π − 2π )Sinπ = (-π)(0) = 0 (bentuk tentu)
x →π x →π
3x + 5
b. Lim Sin ( x − 2) , jika diselesaikan sesuai dalil
x →2 2x 2 − x − 6
3x + 5 3x + 5
Lim Sin ( x − 2) = Lim 2 Lim Sin ( x − 2)
x →2 2x − x − 6
2 x → 2 2x − x − 6 x →2
3(2) + 5 11
= Sin (2 − 2) = .0 = ∞.0 (bentuk tak tentu)
2( 2) − ( 2) − 6
2
0
Fungsi harus diubah menjadi
3x + 5 3x + 5 3x + 5 Sin ( x − 2)
Sin ( x − 2) = Sin ( x − 2) =
2x − x − 6
2
(2 x + 3)( x − 2) (2 x + 3) ( x − 2)
sehingga
3x + 5 3x + 5 Sin ( x − 2) 3x + 5 Sin ( x − 2)
Lim Sin ( x − 2) = Lim = Lim Lim
x →2 2x − x − 6
2 x →2 2x + 3 ( x − 2) x →2 2x + 3 x → 2 ( x − 2)
3(2) + 5 11
= .1 =
2( 2) + 3 7
88
5 Lim kf ( x ) = k Lim f ( x ) , k : konstanta
x →a x →a
Bukti
Gunakan analogi pembuktian Dalil 4, dengan mengambil g(x) = k.
Contoh 8
( )
Lim − 5 3x 3 − 2 x 2 − x = − 5 Lim 5 3x 3 − 2 x 2 − x
x → −2 x → −2
( )
( x → −2 x → −2
) (
= -5 Lim 3x 2 − Lim 2 x 2 − Lim x = -5 3 Lim x 2 − 2Lim x 2 − Lim x
x → −2 x → −2 x → −2 x → −2
)
= -5{3(-2)3 – 2(-2)2 – (-2)} = -5(-24 – 4 + 2) = 130
f ( x ) Lim f (x)
6 Lim = x →a , jika hasilnya bukan nilai tak tentu, sedangkan jika hasilnya nilai
x →a g ( x ) Lim g ( x )
x →a
fx )
tak tentu maka bentuk harus diubah baru dihitung nilai limitnya.
g( x )
Bukti
fx ) 1
Gunakan analogi Dalil 4, dengan menyajikan = f(x)
g( x ) g( x )
Contoh 9
2 x 2 − 3x − 2
a. Lim , jika dihitung sesuai dalil
x → −1 x 2 + 2 x + 1
2 x 2 − 3x − 2 Lim
x → −1
(
2 x 2 − 3x − 2 )
2(−1) 2 − 3(−1) − 2 3
Lim 2 = = = = ∞ (bentuk tentu)
x → −1 x + 2 x + 1 Lim x + 2 x + 1
2
(
x → −1
)
(−1) + 2(−1) + 1
2
0
x−2
b. Lim Tg ( x − 2) , jika dihitung sesuai dalil
x →2 x − 3x + 2
2
x−2 ( 2) − 2 0 0
Lim Tg ( x − 2) = Tg (2 − 2) = .0 = (bentuk tak tentu)
x →2 x − 3x + 2
2
(2) − 3(2) + 2
2
0 0
Fungsi harus diubah menjadi
x−2 x−2 1
Tg ( x − 2) = Tg ( x − 2) = Tg ( x − 2)
x − 3x + 2
2
( x − 2)( x − 1) ( x − 1)
89
sehingga
x−2 1 1
Lim Tg ( x − 2) = Lim Tg ( x − 2) = Tg (2 − 2) = 1.0 = 0.
x →2 x − 3x + 2
2 x → 2 ( x − 1) (2 − 1)
Bukti
Jika dimisalkan Lim f ( x ) = u dan Lim g ( x ) = v , maka ada ε1, ε2, dan δ, sedemikian
x →a x →a
Contoh 10
Lim(Sin (2 x − π) + Cos( x − 2π) ) = Lim(Sin (2 x − π) ) + Lim(Cos( x − 2π) )
x →− π x →− π x →− π
= Sin (2(-π) - π) + Cos ((-π) - 2π) = Sin (-3π) + Cos (-π) = 0 + (-1) = -1
nilai limit dihitung berdasarkan x < a atau x> a secara berdiri-sendiri. Hal ini dilakukan
terutama jika fungsi f(x) bentuknya terbagi oleh x = a.
Misal fungsi f(x) yang didefinisikan sebagai berikut
x +1
, jika x < −1
x −x−2 2
f (x ) = − 2 , jika x = −1
2 x + 3x + 1
2
, jika x > −1
Tg (x + 1)
90
Untuk menghitung nilai Lim f ( x ) , prosesnya harus dilakukan berdasarkan x < −1 dan
x → −1
Secara matematis pernyataan Lim f ( x ) disajikan oleh Lim− f ( x ) , yang dinamakan limit
x < −1→ −1 x → −1
kiri dari f(x). Sedangkan Lim f ( x ) disajikan oleh Lim+ f ( x ) , yang dinamakan limit
x > −1→ −1 x → −1
Definisi
Limit kiri dari fungsi y = f(x), jika x menuju a, sama dengan b, ditulis
Lim− f ( x ) = b
X →a
artinya, untuk setiap bilangan yang cukup kecil ε > 0 selalu ada bilangan yang cukup kecil
yang lain δ > 0, sedemikian rupa sehingga f(x) – b < ε jikax – a < δ, untuk x ≤ a.
Sebaliknya
Limit kanan dari fungsi y = f(x) jika x menuju a, sama dengan b, ditulis
Lim f ( x ) = b
X →a +
artinya, untuk setiap bilangan yang cukup kecil ε > 0 selalu ada bilangan yang cukup kecil
yang lain δ > 0, sedemikian rupa sehingga f(x) – b < ε jikax – a < δ, untuk x ≥ a.
Dari deskripsi ini, perhitungan untuk limit kiri dan limit kanan sama dengan perhitungan
untuk limit seperti yang telah dikemukakan. Dalam hal nilai limit kiri sama dengan limit
kanan
Lim− f ( x ) = Lim+ f ( x ) ,
x →a x →a
91
Contoh 11
Jika diketahui fungsi y = f(x) yang didefinisikan seperti di bawah ini
x +1
, jika x < −1
x −x−2
2
f (x ) = − 2 , jika x = −1
2 x + 3x + 1
2
, jika x > −1
Tg (x + 1)
Jawab :
Limit kiri :
x +1 x +1 1
Lim f ( x ) = Lim = Lim = Lim = 1+1 = 2
x → −1−1 x → −1 x −x+2
2 x → −1 (x + 1)(x − 2) x → −1 x +1
Limit kanan
Lim+ f ( x ) = Lim
2 x 2 + 3x + 1
= Lim
(2x + 1)(x + 1) = Lim(2x + 1) Lim x + 1
x → −1 x → −1 Tg (x + 1) ) x → −1 Tg (x + 1) x → −1 x → −1 Tg ( x + 1)
= (2(−1) + 1) Lim
(x + 1) = (−1) Lim (x + 1)Cos(x + 1)
( x +1)→0 Sin (x + 1) x → −1 Sin ( x + 1)
Cos(x + 1)
= − Lim
(x + 1) Lim Cos(x + 1) = (−1)Cos0 = −1
x → −1 Sin ( x + 1) x → −1
3. Lim f ( x ) = f(a)
x→a
92
Jika salah satu dari kondisi-kondisi tersebut tidak ada, maka dikatakan fungsi tidak kontinu
(diskontinu).
Secara ilmu ukur gambar fungsi tidak kontinu adalah seperti pada Gambar III.1.
Y Y
y = f(x) f(a) •
f(a) • y = f(x)
X X
a a
(a) (b)
y = f(x)
(c)
Gambar III.1
Fungsi-fungsi tidak kontinu (diskontinu) di x = a
(a) : Lim f ( x ) tidak ada
x→a
Pada Gambar III.1 (a) fungsi dikatakan diskontinu loncat, Gambar III.1 (b) diskontinu
dapat dihapus, yaitu jika f(a) didefinisikan sama dengan Lim f ( x ) , dan Gambar III,1 (c)
x→a
diskontinu murni.
93
Contoh 11.
Selidiki apakah fungsi
x2 −1
, jika x < −1
Cos(πx + π )
f (x) = − 2 , jika x = −1 ,
2x + 6 x + 1
2
, jika x > −1
Sin (x + 1)
kontinu di x = −1 ?
Jawab :
Limit kiri
Lim− f ( x ) = Lim
x 2 −1
= Lim
(x − 1)(x + 1) = Lim(x − 1) Lim (x + 1)
x → −1 x → −1 Cos(πx + π) x → −1 − Cosπx x → −1 x → −1 1
− Sin π − πx
2
= ((−1) − 1) Lim
(x + 1) = − 2 Lim
(x + 1)
( x +1)→0 1 ( x +1)→0 1
− Sin − π x − Sinπ x + 1 − 1
2 2
= − 2 Lim
(x + 1)
( x +1)→ 0 1 1
Sinπ(x + 1)Cos1 π − Cosπ(x + 1)Sin1 π
2 2
= − 2 Lim
(x + 1) = 2 Lim
(x + 1) = (2)(1) = 2
( x +1)→0 Sinπ (x + 1).(−1) − Cosπ(x + 1).(0) ( x +1)→ 0 Sinπ(x + 1)
Limit kanan
Lim+ f ( x ) = Lim
2x 2 + 6x + 1
= Lim
(2 x + 4)(x + 1) = Lim(2x + 4) Lim (x + 1)
x → −1 x → −1 Sin (x + 1) x → −1 Sin (x + 1) x → −1 x → −1 Sin (x + 1)
= (2(−1) + 4 ) Lim
(x + 1) = (2)(1) = 2
( x +1)→ 0 Sin (x + 1)
Karena Lim− f ( x ) = Lim+ f ( x ) = Lim f ( x ) = 2 tetapi tidak sama dengan f(−1) = −2 , maka
x → −1 x → −1 x → −1
94
III.5. Menghitung Limit Dengan Mathcad
Jika secara ”manual” perhitungan limit fungsi sulit dilakukan, maka dapat digunakan
program Mathcad untuk menyelesaikannya. Misal menghitung
Lim
(x 2
)
− 1 Tg (x + 1)
.
x → −1 x
Log
x +1
Jika disubtitusikan x = −1 ke fungsi yang dicari nilai limitnya, akan diperoleh bentuk tak
0
tentu . Merubah fungsi tersebut, untuk mendapatkan nilai limit yang bukan bentuk tak
0
tentu, proses aljabarnya tidak sederhana.
Jika dihitung dengan menggunakan program Mathcad, prosesnya sebagai berikut.
1. “Jalankan” program Mathcad 2000, sehingga diperoleh tampilan
95
2. “Tutup” tampilan Resource Centre, sehingga diperoleh tampilan
3. ”Klik” operator limit pada fungsi Calculator (lihat tanda panah), sehingga diperoleh
tampilan seperti di bawah ini. Selanjutnya tulis formulasi limit yang dicari.
Ketik,
(x 2
)
− 1 . tan (x + 1)
Ketik, −1 x
log
x +1
Ketik, x
96
4. ”Klik” tanda → pada fungsi Evaluation . . . (lihat tanda panah)
Lim
(x 2
)
− 1 Tg (x + 1)
=0
x → −1 x
Log
x +1
2. Hitunglah
1
x 3 + x 2 − 8x + 3 x −1 3 Sin ( x − 1) x −1
(a) Lim (b) Lim 2 (c) Lim (d) Lim
x → −2 x 2 + 4x + 4 x →1 x − 1 x →1 x 2 −1 x →∞ x 2 −1
1
−1
x + 2x − 1
2
ln(x − 1) xe x
x2 − x − 2
(e) Lim (f) Lim (g) Lim (h) Lim
x →∞ 3
x3 − x 2 + x −1 x →1 x 2 −1 x →∞ x 2 −1 x → −1 x +1
(i) Lim
Tg x
{(
(j) Lim 1 − Cos 2 x Ctg 2 x ) } (k) Lim (1 − Sin x )
Sec 2 x
x→0 Sin 2x x →0 1
x→ π Sec 2 − 1
2
97
3. Telaah kekontinuan dari fungsi-fingsi di bawah ini
x 4 + 2x 2 − 3 x , jika x < 1
, jika x ≤ 0 x 2 + x −1
(a) f ( x ) = x +1 (b) f ( x ) = x 2
, jika 0 ≤ x ≤ 1 (c) f ( x ) =
x +1 , jika x > 0
3
x +1
2 − x , jika x > 1
x , jika x rasional x2 −1
(d) f (x) = (e) f(x) = x2 – 2x + 5 (f) f ( x ) = Sin
- x , jika x irasional x +1
− 1 , jika x ≤ 0
4. Jika didefiniskan fungsi f ( x ) = ax + b, jika 0 < x < 1 , maka hitunglah nilai a dan b agar
1 , jika x ≥ 1
6. Tunjukan bahwa fungsi y = f(x) kontinu di x = c, jika dan hanya jika Lim f ( x + c) = f (c)
x →0
7. Tunjukan bahwa jika fungsi y = f(x) kontinu di x = c dengan f(c) > 0, maka ada selang
nilai (c−δ , c+δ) sedemikian rupa sehingga f(x) > 0 untuk setiap x dalam selang nilai
tersebut.
8. Tunjukan bahwa nilai limit fungsi bersifat tunggal, artinya jika Lim f ( x ) = A dan
x →a
Lim f ( x ) = B , maka A = B
x →a
9. Tunjukan bahwa jika fungsi y = f(x) kontinu pada domain [0 , 1], dengan 0 ≤ f(x) ≤ 1
untuk setiap 0 ≤ x ≤ 1, maka fungsi memiliki titik tetap, yaitu ada nilai x = c, 0 ≤ c ≤ 1,
sedemikian rupa sehingga f(c) = c.
10. Jika y = f(x) fungsi kontinu pada domain [a , b], dan A nilai dengan ciri f(a) ≤ A ≤ f(b),
maka ada c dalam domain tersebut, sedemikian rupa sehingga f(c) = A.
11. Jika Lim g ( x ) = B dan y = f(x) fugsi kontinu di x = B, maka Lim fog ( x ) = f Lim(g ( x )
x →a x →a
( x →a
)
= B. Pernyataan ini identik dengan pernyataan, jika y = g(x) kontinu di x = a dan
y = f(x) kontinu di x = g(a), maka y = fog(x) kontinu di x = a.
Buktikanlah.
98
x 3 , jika x < -1
12. Perhatikan fungsi f ( x ) = x , jika - 1 < x < 1
1 - x , jika x ≥ 1
1
c) titik-titik di mana fungsi
X
diskontinu loncat, dan diskontinu
-4 -3 -2 -1 1 2 3 4
dapat dihapus
d) sifat fungsi pada domain [−4 , 2]
14. Jika fungsi-fungsi y = f(x), y = g(x), dan y = h(x), memiliki ciri f(x) ≤ g(x) ≤ h(x) untuk
setiap x < c, x = c, x > c. Jika Lim f ( x ) = Lim h ( x ) = A, maka Lim g ( x ) = A.
x →c x →c x →c
Buktikanlah !
99
BAB IV
TURUNAN ( DIFFERENSIASI )
Turunan atau diferensiasi dari sebuah fungsi merupakan hal khusus dari limit fungsi.
Misalkan diketahui fungsi y = f(x). Jika
f (x + h ) − f (x )
Lim
h→0 h
ada dan nilainya berhingga, maka
f (x + h ) − f (x )
Lim = f ′( x ) .
h→0 h
Dalam hal ini f ′( x ) dinamakan turunan (diferensiasi) fungsi y = f(x).
Contoh 1
Jika f(x) = Sin x maka tentukan f ′( x ) !
Jawab :
f(x) = Sin x
f(x−h) = Sin (x+h)
f(x+h) – f(x) = Sin (x+h) – Sin x = 2Sin ½{(x+h) – x}Cos ½{(x+h) + x}
= 2Sin ½hCos (x +½h)
100
f (x + h) − f (x) 2Sin 12 hCos( x + 12 h ) Sin 12 h
Lim = Lim = Lim Lim Cos( x + 1 2 h )
h →0 h h → 0 h h → 0 1
2h
h →0
= (1)Cos x = Cos x,
f (x + h ) − f (x )
yang merupakan fungsi dengan rangenya, Cos x ≤ 1. Hal ini berarti Lim
h →0 h
ada dan nilainya berhingga. Sehingga jika f(x) = Sin x, maka f ′( x ) = Cos x.
y = f(x)
h
f(a+h)
Ψ f(a+h)-f(a)
f(a)
ϕ
X
a a+h
Gambar IV.1
Arti ilmu ukur turunan pada sebuah titik
f ′(a ) = Tg ϕ
f ( a + h ) − f (a )
Perhatikan Gambar IV.1. Berdasarkan goniometri, = Tg Ψ. Sehingga
h
jika h → 0 maka f(a+h) → f(a), dan Ψ → ϕ. Dan berdasarkan konsepsi turunan,
f (a + h ) − f (a )
f ′(a) = Lim
h→0 h
101
Contoh 2.
Tentukan persamaan garis singgung pada lengkungan y = Sin x di titik x = ¼π !
Jawab :
Pada Contoh 1, telah ditunjukan bahwa, jika f(x) = Sin x maka f ′( x ) = Cos x.
y− 1
2 2 = 1
2 2 (x − ¼π) y= 1
2 2 x – (¼π - 1
2 2)
Dalil :
1. Jika f(x) = k , k : konstanta , maka f ′( x ) = 0
Bukti
f(x) = k
f(x+h) = k
f(x+h) – f(x) = 0
f (x + h) − f (x) 0
Lim = Lim = 0 = f ′( x )
h →0 h h → 0 h
102
f(x+w) – f(x) = g(x+w)h(x+w) – g(x)h(x)
= {g(x+w) – g(x)}h(x) +{h(x+w) – h(x)}g(x) − g(x+w)h(x) − h(x+w)g(x)
+ h(x)g(x) + g(x+w)h(x+w)
= {g(x+w) – g(x)}h(x) +{h(x+w) – h(x)}g(x) + g(x+w){h(x+w) – h(x)}
− g(x){h(x+w) – h(x)}
f (x + w ) − f (x) {g ( x + w ) − g ( x )}h ( x ) {h ( x + w ) − h ( x )}g ( x )
Lim = Lim + Lim
w →0 w w →0 w w →0 w
g ( x + w ){h ( x + w ) − h ( x )} g ( x ){h ( x + w ) − h ( x )}
+ Lim − Lim
w →0 w w →0 w
f (x + w ) − f (x) {g ( x + w ) − g ( x )} {h ( x + w ) − h ( x )}
Lim = Lim Lim h ( x ) + Lim Lim g ( x )
w →0 w w →0 w w →0 w →0 w w →0
{h ( x + w ) − h ( x )}
+ Lim g ( x + w ) Lim
w →0 w →0 w
{h ( x + w ) − h ( x )}
− Lim g ( x ) Lim
w →0 w →0 w
Sehingga jika nilai-nilai limitnya ada dan berhingga, maka
f′(x) = g′(x)h(x) + h′(x)g′(x) + g(x)h′(x) – g(x)h′(x) = g′(x)h(x) + h′(x)g′(x)
g(x ) g ′( x )h ( x ) − h ′( x )g ( x )
4. Jika f(x) = , h(x) ≠ 0 untuk setiap nilai x , maka f ′( x ) =
h(x) {h ( x )}2
Bukti
1
Gunakan analogi pembuktian Dalil 2, dengan menyajikan f(x) = g(x)
h(x)
103
5. Jika f(x) = g(x) + h(x) , maka f ′( x ) = g ′( x ) + h ′( x )
Bukti
f(x) = g(x) + h(x)
f(x+w) = g(x+w) + h(x+w)
f(x+w) – f(x) = {g(x+w) + h(x+w)} – {g(x) + h(x)}
= {g(x+w) – g(x)} + {h(x+w) – h(x)}
f (x + w ) − f (x) g(x + w ) − g( x ) h (x + w ) − h(x)
Lim = Lim + Lim
w →0 w w →0 w w →0 w
Jika nilai-nilai limitnya ada dan berhingga, maka f′(x) = g′(x) + h′(x)
104
n n
x n −i h i
f (x + h) − f (x) i =1 i n
Lim = Lim = Lim (n − 1) x n −1 + x n −i h i −1
h →0 h h →0 h h →0
i=2
= (n−1)xn-1 = f′(x)
8. Jika f(x) =Sin x maka f ′( x ) =Cos x, dan jika f(x) = Cos x maka f ′( x ) = −Sin x
Bukti
Untuk f(x) = Sin x, perhatikan pembuktian Contoh 1, sedangkan untuk f(x) = Cos x,
gunakan analoginya.
f(x) = Cos x
f(x+h) = Cos(x+h)
1 1
f(x+h) – f(x) = Cos(x+h)–Cos x = −2Sin (x+h+x)Sin (x+h−x)
2 2
1 1
= −2Sin(x+ h)Sin h
2 2
1 1 1
− 2Sin ( x + h )Sin h Sin h
f (x + h) − f (x) 2 2 = − Lim Sin ( x + 1 h ) Lim 2
Lim = Lim
h →0 h h →0 h h →0 2 h →0 h
1
= −Sin (x + (0))(1) = −Sin x, yang merupakan fungsi dengan
2
range Sin x ≤ 1.
f (x + h) − f (x)
Hal ini berarti Lim ada dan berhingga, sehingga f′(x) = −Sin x.
h →0 h
a ≠ e maka f ′( x ) = ax ln(a).
Bukti
f(x) = ex
f(x+h) = ex+h
f(x+h) – f(x) = ex+h – ex = exeh – ex = ex(eh – 1)
105
f (x + h) − f (x) e x (e h − 1) eh −1
Lim = Lim = e x Lim = ex.1 = ex = f′(x).
h →0 h h → 0 h h → 0 h
Untuk f(x) = ax
Karena a > 0, maka ax = ex ln(a) = eg(x) , dengan g(x) = x.ln(a).
Dengan menggunakan Dalil 6 dan 7, maka
f′(x) = (eg(x)}′ = eg(x)g′(x) = ax{x1-1ln(x)} = axln(a)
1 1
10. Jika f(x) = ln x maka f ′( x ) = = x-1, sedangkan jika f(x) = log x maka f ′( x ) = .
x x ln 10
Bukti
f(x) = ln x ⇔ x = ef(x)
Gunakan Dalil 6 dan 7
1
(x)′ = (ef(x))′ x1-1 = ef(x)f′(x) 1 = x f′(x) f′(x) = = x-1
x
ln(x ) 1 1 1 1
f(x) = log x = f′(x) = (ln x)′ = =
ln(10) ln(10) ln(10) x x ln 10
106
Contoh 4.
Jika f(x) = Tg x maka tentukan f ′( x ) !
Jawab :
′
f ′( x ) =
Sin x
=
(Sin x )′ Cos x − (Cos x )′ Sin x = (Sin x )′ Cos x − (Cos x )′ Sin x
Cos x (Cos x )2 (Cos x )2
Cos x. Cos x - (-Sin x)Sin x Cos 2 x + Sin 2 x 1
= 2
= 2
= 2
= Sec2 x
Cos x Cos x Cos x
Contoh 5.
Jika f(x) = log(2x2 – 3x + 1) maka tentukan f ′( x ) !
Jawab :
Karena
f(x) = log(2x2 – 3x + 1)
merupakan fungsi komposisi f(x) = g(h(x)) dengan
h(x) = 2x2 – 3x + 1 dan g(x) = log(x)
maka
′
f ′( x ) = g ′(h ( x ))h ′( x ) =
1
(
2 x 2 − 3x + 1 )
(2 x − 3x + 1 ln 10
2
)
4x − 3
=
1
(
2.2 x 2−1 − 3x 1−1 + 0 = )
(
2 x − 3x + 1 ln 10
2
) (
2 x − 3x + 1 ln 10
2
)
Contoh 6.
Jika f(x) = (4x3 – 2x2 + 3x)6Ctg(3x2 – 2x) maka tentukan f ′( x ) !
Jawab :
fungsi ini merupakan perkalian dari dua fungsi komposisi, f(x) = g(h(x)).i(j(x)),
g(h(x)) : h(x) = 4x3 − 2x2 + 3x , g(x) = x6
i(j(x)) : j(x) = 3x2 – 2x , i(x) = Ctg(x)
sehingga
((
f ′( x ) = 4 x 3 − 2 x 2 + 3x ) ) Ctg(3x
6 ′ 2
) (
− 2 x + 4 x 3 − 2 x 2 + 3x ) (Ctg(3x
6 2
− 2x ))′
107
′
(
= 6 4 x 3 − 2 x 2 + 3x ) (4x
6 −1 3
− 2 x 2 + 3x Ctg 3x 2 − 2 x) ( )
(
+ 4x 3 − 2x 2 + 3 ) Cos(3x
2
− 2x )′
Sin (3x 2
− 2x )
(
= 6 4 x 3 − 2 x 2 + 3x ) (4.3x
5 3−1
− 2.2 x 2−1 + 3x 1−1 Ctg 3x 2 − 2 x ) ( )
′
′ ′
+ (4 x 3 − 2 x 2 + 3)
(Cos(3x 2
)) ( ) ( (
− 2 x Sin 3x − 2 x − Sin 3x − 2 x Cos 3x − 2 x
2 2
)) ( 2
)
(Sin (3x − 2x )) 2 2
( )(
5
= 6 4 x 3 − 2 x 2 + 3x 12 x 2 − 4 x + 3 Ctg 3x 2 − 2 x ) ( )
+ (4 x 3 − 2 x 2 + 3) ( ( ) ( )
1
− Sin 3x 2 − 2 x (3x 2 − 2 x ) ′Sin 3x 2 − 2 x
(
Sin 3x 2 − 2 x
2
)
′
( )(
− Cos 3x 2 − 2 x 3x 2 − 2x Cos 3x 2 − 2 x ) ( )
( )(
5
= 6 4 x 3 − 2 x 2 + 3x 12 x 2 − 4 x + 3 Ctg 3x 2 − 2 x ) ( )
+ (4 x 3 − 2 x 2 + 3) ( ( ) ( )
1
− 3.2 x 2 −1 − 2 x 1−1 Sin 2 3x 2 − 2 x
(
Sin 3x 2 − 2x
2
)
( )
− 3.2 x 2 −1 − 2 x 1−1 Cos 2 3x 2 − 2x ( ))
( )(
5
= 6 4 x 3 − 2 x 2 + 3x 12 x 2 − 4 x + 3 Ctg 3x 2 − 2 x ) ( )
+ (4 x 3 − 2 x 2 + 3) (6x − 2)(− Sin 2 (3x 2 − 2x ) − Cos 2 (3x 2 − 2x ))
1
Sin (3x 2 − 2 x )
2
− (6x − 2 )
( )( ) (
= 6 4 x 3 − 2 x 2 + 3x 12 x 2 − 4 x + 3 Ctg 3x 2 − 2 x + (4 x 3 − 2 x 2 + 3)
5
)
Sin 2 (3x 2 − 2 x )
( )(
5
= 6 4 x 3 − 2 x 2 + 3x 12 x 2 − 4 x + 3 Ctg 3x 2 − 2 x ) ( )
( )
− 4x 3 − 2 x 2 + 3 (6x − 2 )Co sec 2 3x 2 − 2x ( )
108
Contoh 7.
Tentukan y′ dari 2xy2 – 3x – 4y + x2y = −5
Jawab :
Jika digunakan operator diferensial d pada kedua ruas, maka diperoleh
d(2xy2 – 3x – 4y + x2y) = d(−5)
d(2xy2) – d(3x) – d(4y) + d(x2y) = 0
2{d(x).y2 + x.d(y2)} – 3d(x) – 4d(y) + {d(x2).y + x2.d(y)} = 0
2y2dx +2x.2y2-1dy – 3dx – 4dy + 2x2-1dx.y + x2dy = 0
2y2dx +4xydy – 3dx – 4dy + 2xydx + x2dy = 0,
selanjutnya kumpulkan suku-suku yang memiliki operator dx dengan dy, secara terpisah,
sehingga diperoleh
(2y2dx – 3dx + 2xydx) + (4xydy – 4dy + x2dy) = 0
(2y2 – 3 + 2xy)dx + (4xy – 4 + x2)dy = 0
(4xy – 4 + x2)dy = − (2y2 – 3 + 2xy)dx
dy
= y′ =
(
− 2 y 2 − 3 + 2 xy
=
)
−
2 y 2 + 2 xy − 3
dx (
4 xy − 4 + x 2 ) 4 xy + x 2 − 4
3. Lim f ( x ) = f(a).
x→a
jika nilainya ada dan berhingga. Karena f′(a) adalah koefisien arah garis singgung
lengkungan di titik x = a, maka syarat perlu sebuah fungsi diferensiabel di titik x = a adalah,
fungsi harus kontinu di titik tersebut. Tetapi sebaliknya tidak selalu berlaku. Artinya, jika
109
sebuah fungsi kontinu di titik x = a, maka fungsi tersebut belum tentu diferensiabel di titik
itu. Sebagai contoh, fungsi nilai mutlak, y = x. Fungsi ini kontinu di titik x = 0, tetapi
tidak diferensiabel di titik tersebut, sebab :
1. Nilai pada x = 0, 0 = 0
2. Limit kirinya, Lim x = Lim − x = 0
x → 0− x→0
3. Limit kanannya Lim x = Lim x = 0
x → 0+ x→0
Ketiga kondisi tersebut, menyatakan Lim f ( x ) = Lim f ( x ) = Lim f ( x ) = 0,
x → 0− x → 0+ x→0
yang berarti fungsi y = x kontinu di x = 0.
4. Nilai turunan di x = 0,
f ( 0 + h ) − f ( 0) 0+h − 0 h
f ′(0) = Lim = Lim = Lim
h→0 h h→0 h h→0 h
1 , jika h > 0
=
- 1 , jika h < 0
f ( 0 + h ) − f ( 0)
Hal ini menunjukan bahwa, Lim = 1, sedangkan
h → 0+ h
f ( 0 + h ) − f ( 0)
Lim = −1. Yang berarti,
h → 0− h
f ( 0 + h ) − f ( 0) f ( 0 + h ) − f ( 0)
Lim Lim
h → 0+ h h → 0− h
f ( 0 + h ) − f ( 0)
atau Lim tidak ada.
h→0 h
Dari keempat kondisi tersebut menyatakan bahwa fungsi y = x tidak diferensiabel di
x = 0.
110
Y
y = x
X
O = (0,0)
Gambar IV.2
Grafik fungsi y = x
Pada Gambar IV.2 terlihat bahwa fungsi y = x kontinu di x = 0, tetapi tidak dapat dibuat
garis singgung di titik tersebut, karena grafik fungsi membangun sebuah sudut.
Kesimpulan dari sajian ini adalah : Untuk menelaah apakah fungsi y = f(x) kontnu di
x = a, maka telaah apakah fungsi diferensiabel di titik tersebut ? Artinya, apakah f′(a)
nilainya terdefinisikan ?
f (x + h ) − f (x )
berhingga, maka Lim = f ′(x). Dalam hal ini f ′(x) dinamakan turunan
h→0 h
orde pertama.
Orde turunan ini dapat dikembangkan sehingga diperoleh turunan orde tinggi.
Konsepsinya dapat menggunakan analogi dari turunan pertama. Jika
f ′( x + h ) − f ′( x ) f ′( x + h ) − f ′( x )
Lim ada dan berhingga, maka Lim = f ′′(x) = (f ′(x))′.
h→0 h h→0 h
f ′′( x + h ) − f ′′( x )
Analog, jika Lim ada dan berhigga, maka
h→0 h
f ′′( x + h ) − f ′′( x )
Lim = f ′′′(x) = (f ′′(x))′
h→0 h
111
Contoh 8.
Jika f(x) = 2x2 – 3x + 1 , maka tentukan f ′′(x) dan f ′′′(x) !
Jawab :
f ′(x) = 2.2x2-1 – 3x1-1 + 0 = 4x – 3
f ′′(x) = (f ′(x))′ = 4x1-1 – 0 = 4
f ′′′(x) = (f ′′(x))′ = 0
y = f(x)
x3
x1 x2 X
a x4 b
Gambar IV.3
Titik-titik ekstrim fungsi
Gambar IV.3 menyajikan bahwa fungsi y = f(x) dalam selang tutup [a , b], memiliki nilai
minimum lokal di x = x1, maksimum lokal di x = x2, minimum mutlak di x = x3, dan
maksimum mutlak di x = x4. Nilai-nilai maksimum dan minimum, baik lokal maupun
mutlak, dinamakan nilai ekstrim.
112
Definisi
1. Ekstrim mutlak
Fungsi y = f(x) yang didefinisikan dalam selang tutup [a , b] mencapai nilai maksimum
mutlak di x = x0, a ≤ x0 ≤ b, jika untuk setiap a ≤ x ≤ b dan x ≠ x0, maka f(x0) ≥ f(x).
Sedangkan mencapai minimum mutlak jika f(x0) ≤ f(x).
2. Ekstrim lokal
Fungsi y = f(x) yang didefinisikan dalam selang tutup [a , b] mencapai nilai maksimum
lokal di x = x0 , a ≤ x0 ≤ b, jika untuk setiap c ≤ x ≤ d dengan a ≤ c ≤ d ≤ b dan x ≠ x0,
maka f(x0) ≥ f(x). Sedangkan mencapai minimum mutlak jika f(x0) ≤ f(x).
Pada Gambar IV.3 terlihat bahwa, garis-garis singgung pada titik-titik ekstrim selalu
sejajar dengan sumbu-X. Hal ini berarti koefisien arah garis singgung pada titik ekstrim
selalu sama dengan 0. Jika hal ini dikaitkan dengan turunan fungsi pada sebuah titik, maka
fungsi y = f(x) memiliki nilai ekstrim di x = x0, jika f ′(x0) = 0. Untuk menentukan jenis
ekstrimnya, dapat ditelaah dari tanda turunan kedua di titik tersebut, f ′′(x0).
1. Jika f ′′(x0) > 0, maka titik ekstrim adalah titik minimum (lokal atau mutlak), dan jika
f ′′(x0) < 0, adalah titik maksimum (lokal atau mutlak).
2. Jika f ′′(x0) = 0, maka harus dilakukan telaahan tanda dari f ′(x) di sekitar x = x0.
2.1. Jika f ′(x) > 0 untuk x < x0 , dan f ′(x) < 0 untuk x > x0 , maka titik x = x0
merupakan titik maksimum.
2.2. Jika f ′(x) < 0 untuk x < x0 , dan f ′(x) > 0 untuk x > x0 , maka titik x = x0
merupakan titik minimum.
2.3. Jika tanda f ′(x) tidak berubah untuk x < x0 maupun x > x0 , maka titik x = x0
adalah titik belok.
113
Y Y
y = f(x)
y = f(x)
X X
x0 x0
Gambar IV.4
Titik x = x0 titik belok fungsi y = f(x)
Contoh 9.
Tentukan titik-titik stasioner dari fungsi y = x4 + 4x3 – 8x2 !
Jawab :
y ′ = 4x4-1 + 4.3x3-1 – 8.2x2-1 = 4x3 + 12x2 – 16x = 0
4x(x2 + 3x – 4) = 0
4x(x + 4)(x – 1) = 0
4x = 0 x=0
x+4=0 x=−4
x–1=0 x=1
Ada tiga buak titik stasioner pada x = 0, x = − 4 dan x = 1. Untuk menelaah jenisnya,
tentukan turunan kedua, dan telaahan tanda untuk nilai-nilai x tersebut.
y ′′ = 4.3x3-1 + 12.2x2-1 – 16x1-1 = 12x2 + 21x – 16
Untuk
1) x = 0 y ′′= 12x2 + 21x – 16 y ′′(0) = 12(0)2 + 21(0) – 16 = −16 < 0. Fungsi
memiliki nilai maksimum di x = 0.
Nilai maksimumnya, x = 0 y = x4 + 4x3 – 8x2
y(0) = (0)4 + 4(0)3 – 8(0)2 = 0.
Koordinat titik maksimumnya, (0 , 0).
114
2) x = − 4 y ′′= 12x2 + 21x – 16 y ′′(4) = 12(− 4)2 + 21(−4) – 16 = 98 > 0. Fungsi
memiliki nilai minimum di x = 0.
Nilai minimumnya, x = − 4 y = x4 + 4x3 – 8x2
y(− 4) = (− 4)4 + 4(− 4)3 – 8(− 4)2 = −128.
Koordinat titik minimumnya, (-4 , -128).
3) 3x = 1 y ′′= 12x2 + 21x – 16 y ′′(1) = 12(1)2 + 21(1) – 16 = 17 > 0. Fungsi
memiliki nilai minimum di x = 1.
Nilai minimumnya, x = 1 y = x4 + 4x3 – 8x2
y(1) = (1)4 + 4(1)3 – 8(1)2 = −3.
Koordinat titik minimumnya, (1 , -3).
13.96
Contoh 10
Tunjukan bahwa titik O = (0 , 0) merupakan titik belok 6.98
3
fungsi y = x
Jawab : f( x)
10 5 0 5 10
y′ = 3x2 = 0 ⇔ x=0
y′′ = 6x y′′(0) = 0 : 6.98
x
115
Jawab :
( x + 1)′( x − 1) − ( x − 1)′( x + 1) ( x 1−1 + 0)( x − 1) − ( x 1−1 − 0)( x + 1) ( x − 1) − ( x + 1)
y′= = =
(( x − 1))2 ( x − 1) 2 ( x − 1) 2
−1 −1 −1
= . Subtitusikan x = 2 ke y ′ = y ′(2) = = −1.
( x − 1) 2
( x − 1) 2 (2 − 1) 2
Jadi persaman garis singgung lengkungan yang dicari adalah, persamaan garis yang melalui
titik (2 , 3) dengan koefisien arah –1.
Persamaannya : y – (3) = (−1){x – (2)} y = −x +2 +3 y = −x +5
Contoh 12.
Selidiki apakah garis 2x–3y+6 = 0 menyinggung
hiperbola 9x2–4y2–54x+16y–34 = 0 ? 8.05
Jika menyinggung, tentukan titik singgungnya !
f(x) 4.03
Jawab :
2
gx
()
2x–3y+6 = 0 ⇔ y= x−2 10 5 0 5 10
3 hx
()
2
4.03
Koefisien arah garis : a = (1)
3
8.05
Diferensiasi hiperbola
d(9x2–4y2–54x+16y–34) = 0 x
18xdx–8ydy–54dx+16dy = 0
(18x–54)dx – (8y–16)dy = 0
dy 18x − 54
(18x–54)dx = (8y–16)dy y′ = = (2)
dx 8 y − 16
Persamakan a (1) dengan y′ (2)
18x − 54 2
= 54x – 162 = 16y – 32 54x – 16y – 130 = 0 ⇔ 27x – 8y – 65 = 0
8 y − 16 3
Karena 27x – 8y – 65 = 0 tidak sama dengan 2x–3y+6 = 0, maka garis : 2x–3y+6 = 0 tidak
menyinggung hiperbola : 9x2–4y2–54x+16y–34 = 0.
Untuk lebih jelas perhatikan gambar posisi garis terhadap parabola yang telah disajikan di
atas.
116
Contoh 13.
Tentukan persamaan asimtut hiperbola
16.11
2 2
9x –4y –54x+16y–34 = 0
Jawab :
8.05
Misalkan persamaannya y = ax + b f( x)
9x2–4y2–54x+16y–34 = 0 adalah, h( x) 10 5 0 5 10
i( x)
18x − 54
y′ = .
8 y − 16 8.05
18x − 54 x
=a 18x – 54 = 8ay – 16a
8 y − 16
18 16a − 54
y= x+ .
8a 8a
18 16a − 54
Jika dipersamakan dengan y = ax + b, maka diperoleh persamaan = a dan = b.
8a 8a
5 3
3 − , jika a =
9 2 2 . Sehingga persamaan
Yang jawabanya, a2 = a=± dan b =
4 2 13 3
, jika a = −
2 2
3 5
x−
asimtutnya y = 2 2
3 13
− +
2 2
2. Nilai stasioner
Contoh 14.
Sebuah kertas dengan luas 2 m2 ingin dibuat poster. Poster tersebut harus terletak 21 cm di
bawah sisi atas, 21 cm di atas sisi bawah, 14 cm dari sisi kri, dan 14 cm dari sisi kanan
kertas. Tentukan ukuran kertas dan poster dengan luas bidangnya yang maksimum ?
117
Jawab :
Jika dimisalkan panjang kertas : x meter dan lebarnya : y meter, dan luas kertas 2 m2, maka
diperoleh hubungan :
2
xy = 2 atau y = . 21 cm
x
Untuk bidang poster, panjang (x–0,28) m,
2
lebar (y–0,42) m = ( −0,42) m,
x
21 cm 14 cm
sehingga luas bidang poster :
2
L = (x – 0,28)( – 0,42). 21 cm
x
Mencari luas yang maksimum :
2
L = (x – 0,28)( – 0,42)
x
2 2
L′ = (x – 0,28)′( – 0,42) + (x – 0,28)( – 0,42)′
x x
2
= (x1-1 – 0)( – 0,42) + (x – 0,28)(2.−1x-1-1 – 0)
x
2 2 2 2 0,56 0,56
=( – 0,42) + (x – 0,28)(− 2 ) = − 0,42 − + 2 = 2 − 0,42
x x x x x x
0,56
Syarat agar nilai L maksimum, L′ = 0 dan L′′ < 0, − 0,42 = 0 0,56 – 0,42x2 = 0
x2
56 56 56 56 2
− 0,42(x2 − ) = 0 ⇔ (x2 − )=0 ⇔ x2 = x= = 3 (karena
42 42 42 42 3
domain harus merupakan bilangan real positif).
1,12 2
L ′′ = 0,56.−2x-2-1 – 0 = − 2
> 0, untuk setiap x. Jadi x = 3 memaksimumkan L.
x 3
2 2
Sehingga ukuran kertas : panjang = 3 m , lebar = m= 3 m, dan ukuran poster :
3 2
3
3
2
panjang = ( 3 - 0,28) m dan lebar = ( 3 - 0,42) m.
3
118
Contoh 15.
Sebuah kotak tanpa tutup dibuat dari sebuah karton tebal berukuran 24 x 9 cm2. Tentukan
ukuran kotak agar volumenya paling besar ?
Jawab :
Jika tinggi kotak x cm, maka volumenya x
119
Contoh 16
Tentukan ukuran selinder dalam kerucut yang memiliki volume terbesar !
Jawab :
Misalkan tinggi kerucut a dan jari-jari bidang
alasnya b, dengan a dan b konstan.
Jika tinggi selinder t dan jari-jari bidang
a alasanya r, maka volumenya v = πr2t
dengan menggunakan kesamaan segitiga
r
a−t r ar ar
= a–t= t=a−
a b b b
t
ab − ar a (b − r )
⇔ t = = , subtitusikan ke
b b b
a (b − r )
v = πr2t sehingga diperoleh v(r) = πr2
b
a
v′(r) = π (2br – 3r2)
b
a 0
v′(r) = 0 π (2br – 3r2) = 0 ⇔ (2br – 3r2) = 0 (r)(2b −3r) = 0 r = 2b
b
3
2b ar 1
Karena r = 0 tidak mungkin dipilih, maka subtitusikan r = ke t = a − t= a,
3 b 3
1 2
sehingga ukuran selinder : tinggi, t = a, jari-jari bidang alas, r = b. Dengan a dan b,
3 3
masing-masing tinggi dan jari-jari bidang alas kerucut, yang merupakan konstanta
3. Gerak benda.
Contoh 17.
Sebuah benda bergerak pada garis lurus dengan persamaan gerak s = t3 – 6t2 + 9t + 4 ,
dengan s : panjang jalan yang ditempuh (satuan dalam m), dan t : waktu tempuh (satuan
dalam detik).
Tentukan kecepatan dan percepatan benda setelah bergerak 5 detik !
120
Jawab :
Dalam ilmu fisika, kecepatan adalah rasio jarak tempuh dengan waktu tempuh, dan
percepatan rasio kecepatan dengan waktu tempuh.
Secara matematis,
ds
kecepatan : v = = 3t3-1 – 6.2t2-1 + 9t1-1 + 0 = 3t2 – 12t + 9
dt
dv
percepatan : a = = 3.2t2-1 – 12t1-1 + 0 = 6t – 12
dt
Sehingga setelah bergerak 5 detik,
kecepatan gerak benda : t = 5 v = 3t2 – 12t + 9
v(5) = 3(5)2 – 12(5) + 9 = 24 m/det
percepatannya : t = 5 a = 6t – 12 a(5) = 6(5) – 12 = 18 m/det2
Contoh 18.
Sebuah pesawat, terbang berdasarkan persamaan
x km gerak lurus beraturan dengan percepatan tetap 100
km/jam2. Pada saat seseorang melihatnya,
ketinggian pesawat 1 km dari orang tersebut dengan
1 km
kecepatan 240 km/jam, dan telah terbang selama 30
ϕ
menit. Jika setelah 6 menit sudut pandang orang
pada pesawat sebesar ϕ, dengan Tg ϕ = 20, maka
tentukan persamaan gerak pesawat ?
Jawab :
Dalam ilmu fisika persamaan gerak benda dengan
percepatan tetap adalah s(t) = at2 + bt + c.
Kecepatan pada saat t, v(t) = s′(t) = 2at + b, dan percepatannya a(t) = v′(t) = s′′(t) = 2a.
Percepatan pesawat tetap 100 km/jam2, jadi 2a = 100 a = 50
Setelah terbang 30 menit (0,5 jam), kecepatan pesawat sama dengan 240 km/jam,
v(0,5) = 100(0,5) + b = 240 b = 190
121
x
Setelah 6 menit (0,1 jam) sudut pandang menjadi ϕ, dengan Tg ϕ = 20 =
1
x = 20 , yang merupakan jarak tempuh pesawat setelah terbang 6 menit (0,1 jam)
Subtitusikan x = 20, a = 50, b = 190 dan t = 0,1, ke persamaan gerak s(t) = at2 + bt + c
20 = 50(0,1)2 + 190(0,1) + c c = 0,5
Jadi persamaan gerak pesawat, s(t) = 50t2 + 190t + 0,5
Y
4. Sketsa grafik
Contoh 19.
Gambarkan sketsa grafik fungsi y = 2x4 – 2x3 – x2 ! X
√3,0)
(½-½√ (0,0) √3,0
(½+½√
Jawab : 3
)
(-¼,- 128 )
Titik ekstrim grafik :
y = 2x4 – 2x3 – x2 −1)
(1,−
4-1 3-1 2-1 3 2
y ′ = 2.4x – 2.3x – 2x = 8x – 6x – 2x = 0
2x(4x2 – 3x – 1) = 0
Sketsa “manual”
2x(4x + 1)(x – 1) = 0
2x = 0 x=0
4x + 1 = 0 x=−¼ 0.37 0.42 1.21
x–1=0 x=1
y ′′= 8.3x3-1 – 6.2x2-1 – 2x1-1 = 24x2 – 12x – 2
x=0 y ′′ : y ′′(0) = 24(0)2 – 12(0) – 2 = -2 < 0 ,
f(x) 0.5
di titik x = 0 fungsi mencapai nilai maksimum.
Nnilai maksimumnya
x=0 y : y(0) = 2(0)4 – 2(0)3 – (0)2 = 0
x = -¼ y ′′ : y ′′(0) = 24(-¼)2 – 12(-¼) – 2 = 2½ > 0 1
di titik x = -¼ fungsi mencapai nilai minimum.
Sketsax Mathcad
nilai minimumnya
3
x = -¼ y : y(-¼) = 2(-¼)4 – 2(-¼)3 – (-¼)2 = −
128
122
x=1 y ′′ : y ′′(1) = 24(1)2 – 12(1) – 2 = 10 > 0 ,
di titik x = 1 fungsi mencapai nilai minimum.
Nilai minimumnya x = 1 y : y(1) = 2(1)4 – 2(1)3 – (1)2 = −1
Titik potong dengan sumbu koordinat
1. dengan sumbu-Y :
x=0 y : y(0) = 0 koordinat titik potong : (0 , 0)
2. dengan sumbu-X :
y=0 2x4 – 2x3 – x2 = 0 x2(2x2 – 2x – 1) = 0
x2 = 0 x=0
2x2 – 2x – 1 = 0 D = (-2)2 – 4(2)(-1) = 12 > 0 , ada dua jawab real
− (−2) ± 12 2 ± 2 3 1 ± 3
x 1, 2 = = = x1 = ½ + ½ 3 dan x2 = ½ - ½ 3
2( 2) 4 2
5. Dalil L’Hospital
Dalil
Jika a bilangan riil, f(x), g(x) ≠ 0 fungsi memiliki turunan pada setiap order di x = a,
maka untuk semua nilai x dalam selang 0 <x - a< δ, δ bilangan yang cukup kecil,
berlaku hubungan
f (x ) f ′( x ) f ′′( x ) f (k ) (x )
Lim = Lim = Lim = . . . = Lim ( k )
x →a g( x ) x →a g ′( x ) x →a g ′′( x ) x →a g (x)
Dalil ini digunakan untuk menghitung limit dari rasio dua fungsi yang menghasilkan nilai-
nilai tak tentu, tetapi bentuk fungsinya sulit untuk diubah menjadi bentuk fungsi yang
menghasilkan nilai limit dengan nilai yang bukan nilai tak tentu.
123
Contoh 20.
x + Sin x
Hitunglah Lim
x →0 x − Sin x
Jawab :
x + Sin x 0 + Sin 0 0
Jika dihitung langsung, maka Lim = = (nilai tak tentu).
x →0 x − Sin x 0 − Sin 0 0
0
Tetapi untuk mengubah bentuk fungsi agar dapat dieliminasi cukup sulit, sehingga harus
0
digunakan dalil L’Hospital.
x + Sin x ( x + Sin x )′ x 1−1 + Cos x 1 + Cos0 1 + 1 2
Lim = Lim = Lim 1−1 = = =
x → 0 x − Sin x x →0 ( x − Sin x ) ′ x →0 x − Cos x 1 − Cos0 1 − 1 0
(bukan nilai tak tentu).
Contoh 21
Hitunglah Lim e (2 x
x →0
( 2
−x
)
) − 1 ln (x 3 )
Jawab :
Jika disubtitusikan x = 0 pada limit fungsi, maka akan diperoleh bentuk tak tentu 0.∞.
(
f(x) = e (2 x
2
−x
)
) − 1 ln(x3)
(
= e (2 x
2
−x
)
) (4x – 1) ln(x3) + 3 e (2 x
x
( 2
−x
) (
) − 1 = e (2 x 2
−x
)
) {(4x−1)ln(x3) + 3 } − 3
x x
Jika dihitung f′(0) = (1){(−1)(∞) + (∞)} − ∞ = −∞ + ∞ −∞ , bentuk tentu yang tidak
didefinisikan.
124
(
f′′(x) = e (2 x
2
−x
)
) ′{(4x–1)ln(x3)+ 3 } + e (2 x
x
( 2
−x
)
) {(4x−1)ln(x3) + 3 }′ − ( 3 )′
x x
( ) 3
(
= { e (2 x − x ) (4x–1)}{(4x–1)ln(x3)+ }+ e (2 x − x ) [(4x–1)′ln(x3)+(4x–1){ln(x3)}′+
2
x
2 3
x
′] )
3
− −
x2
(
= e (2 x
2
−x
)
) {(4x−1)2ln(x3)+ 3 (4x−1)} + e (2 x
x
( 2
−x
)
) {(4)ln(x3) + (4x−1) 1 (3x2)
(x )
3
3 3
+ − 2
}+
x x2
(
= e (2 x
2
−x
)
) {(4x−1)2ln(x3) + 3 (4x−1) + 4ln(x3) + 3 (4x−1) −
x x x
3
2
}+
3
x2
Jika dihitung f′′(0) = (1){(−1)2(∞) + (∞)(−1) + 4(∞) + (∞)(−1) – (∞)} + (∞)
= ∞ − ∞ + ∞ − ∞ − ∞ + ∞ , bentuk tentu yang tidak didefinisikan.
Jika proses diferensiasi dilanjutkan dengan mensubtitusikan x = 0, maka akan diperoleh
hasil yang sama.
C( x ) 10.000 + 50 x + 1003 x
Biaya rata-rata perunit, r(x) = =
x x
2
d 100 − 3
Biaya marginal, m(x) = C( x ) = C′(x) = 50 + x
dx 3
125
Subtitusikan x = 1000 ke
Contoh 23
Manajer penjualan memperkirakan dalam setiap minggu akan terjual 1000 unit barang jika
dijual dengan harga Rp 3.000,- perunit. Tetapi dalam setiap minggu akan terjadi pula
resiko, 100 unit barang harganya akan turun Rp 500,- perunit. Tentukan pendapatan
maksimum dalam setiap minggunya !
Jawab :
Perdefinisi
Fungsi harga = harga jual − penyusutan harga,
x − 1000
H(x) = 3000 − (0,5) = 3005 – 0,005x
100
Fungsi pendapatan = total barang terjual x fungsi harga,
P(x) = xH(x) = 3005x – 0,005x2
P′(x) = 3005 – 0,01x = 0 x = 300500
P′′(x) = −0,01 < 0 , jadi x = 300500 memaksimukan P(x)
Subtitusikan x = 300500 ke P(x)
P(300500) = 3005(300500) – 0,005(300500)2 = 4515011250
Pendapatan maksimum, Rp 4.515.011.250,-
Contoh 24
Jika diketahui persamaan fungsi biaya dan fungsi harga masing-masing,
C(x) = 3000 + 1100x dan H(x) = 5000 – 2x
maka bagaimana persamaan untuk pendapatan marginal, biaya marginal, dan keuntungan
marginal ? Selanjutnya tentukan total produksi yang memaksimumkan pendapatan total !
126
Jawab :
Fungsi pendapatan, P(x) = xH(x) = x(5000 – 2x) = 5000x – 2x2
Fungsi pendapatan total, p(x) = P(x) – C(x) = 5000x – 2x2 – (300 + 1100x)
= −2x2 + 3900x – 300
Fungsi pendapatan marginal, M(x) = H′(x) = 5000 – 4x
Biaya marginal, m(x) = C′(x) = 1100
Fungsi keuntungan marginal, K(x) = p′(x) = −4x + 3900 = 0 x = 975
K′(x) = p′′(x) = -4 < 0 , jadi x = 975 memaksimumkan p(x)
Sehingga total produksi yang memaksimumkan pendapatan adalah 975 unit.
127
Bukti
Perhatikan gambar di atas.
Grafik fungsi y = g(x) melalui titik {a,f(a)} dengan {b,f(b)}, sehingga akan memiliki
persamaan
g ( x ) − f (a ) x −a
=
f ( b) − f ( a ) b−a
f ( b ) − f (a )
g(x) – f(a) = (x – a)
b−a
f ( b ) − f (a )
g(x) = f(a) + (x – a)
b−a
Sedangkan grafik fungsi y = h(x) sejajar sumbu-Y dengan domain {g(x),f(x)}, sehingga
f ( b ) − f (a ) f ( b ) − f (a )
h(x) = f(x) – g(x) = f(x) – {f(a) + (x – a)} = f(x) – f(a) – (x – a)
b−a b−a
Jika dihitung,
1) h(a) = h(b) = 0,
f ( b ) − f (a ) f ( b ) − f (a )
2) h′(x) = f′(x) – 0 – (1 – 0) = f′(x) − , untuk a < x < b.
b−a b−a
maka hal ini menunjukan bahwa ada c, a < c < b, sedemikian rupa sehinga h′(c) = 0, atau
f ( b ) − f (a ) f ( b ) − f (a ) 1000
f′(c) − = 0, atau = f′(c).
b−a b−a
500
Contoh 25
Perhatikan grafik y = x3 pada selang −10 ≤ x ≤ 10
f( x)
Jika menelaah bentuk lengkungannya, pada selang 10 5 0 5 10
Contoh 26
2
y(27) − y(−8)
Maka tidak ada c, −8 < c < 27, sedemikian rupa sehingga = y′(c). Dengan
(27) − (−8)
2
perkataan lain y = x 3
tidak diferensiabel pada domain [−8 , 27]. Untuk lebih jelas dapat
ditelaah pada gambar di atas. Pada selang [−8 , 27] tidak dapat digambarkan garis singgung
lengkungan, sebab grafik fungsi membentuk
perpotongan dua garis. 4
Contoh 26
Tentukan persamaan dan titik singgung lengkungan
f(x) 2
y = x3 – x2 – x + 1 pada domain [−1 , 2]
Jawab :
Pada gambar terlihat ada paling sedikit dua titik
singgung pada domain [−1 , 2].
1 0 1 2
y(−1) = 0 dan y(2) = 3
x
y(2) − y(−1) 3−0
= =1
(2) − (−1) 3
129
y′ = 3x2 − 2x – 1 y′(c) = 3c2 − 2c – 1 = 1 3c2 − 2c – 2 = 0
1+ 7 1− 7
Jika dihitung akan diperoleh, c1 = ≈ 1,22 dan c2 = ≈ − 0,55, yang keduanya
3 3
ada pada domain [−1 , 2].
Jika c1, c2 disubtitusikan ke y, maka akan diperoleh nilai y(c1) ≈ −0,22 dan y(c2) ≈ 1,081.
Jadi titik-titik singgungnya, (1,22 , − 0,22) dengan (− 0,55 , 1,081). Sedangkan persamaan
garis singgungnya,
1) y – (−0,22) = (1){x – (1,22)} y = x – 1,44
2) y – (1,081) = (1){x – (−0,55)} y = x + 1,631
Definisi
Perhatikan fungsi y = f(x) yang didefinisikan pada selang S (bentuknya bisa selang tertutup,
terbuka, atau tertutup-terbuka). Fungsi disebut
1. naik, jika untuk setiap x1 < x2 ; x1, x2 ∈ S, berlaku hubungan f(x1) < f(x2).
2. turun, jika untuk setiap x1 < x2 ; x1, x2 ∈ S, berlaku hubungan f(x1) > f(x2).
3. monoton kuat, jika fungsi naik saja atau turun saja pada S.
130
3. tidak naik, jika untuk setiap x1 < x2 ; x1, x2 ∈ S, berlaku hubungan f(x1) ≤ f(x2).
4. tidak turun, jika untuk setiap x1 < x2 ; x1, x2 ∈ S, berlaku hubungan f(x1) ≥ f(x2).
Untuk menelaah apakah sebuah fungsi merupakan fungsi naik, fungsi turun, fungsi
monoton, maka perlu dipahami dalil di bawah ini.
Dalil
Perhatikan fungsi y = f(x) yangi kontinu pada domain S, dan diferensiabel pada setiap titik
dalam (interior point) pada S. Jika
1. f′(x) > 0 untuk setiap x titik dalam pada S, maka fungsi naik pada S.
2. f′(x) < 0 untuk setiap x titik dalam pada S, maka fungsi turun pada S.
Bukti :
Jika x1, x2 titik dalam pada S dan y = f(x) diferensiabel pada setiap titik dalam, maka
berdasakan dalil nilai tengah, ada c, x1 < c < c2, sedemikian rupa sehingga
f (x 2 ) − f (x1 )
= f′(c).
x 2 − x1
Karena x2 – x1 > 0, sehingga jika
1) f′(c) > 0, maka f(x2) – f(x1) > 0 atau f(x2) > f(x1), yang berarti fungsi naik pada S.
2) f′(c) < 0, maka f(x2) – f(x1) < 0, atau f(x2) < f(x1), yang berarti fungsi turun pada S.
Contoh 27
8.05
1
Telaah ciri dari fungsi y = x3 – x2 – 3x + 4
3 4.03
Jawab :
f(x)
1 10 5 0 5 10
y = x3 – x2 – 3x + 4
3 4.03
2
y′ = x – 2x – 3 = (x – 3)(x + 1)
8.05
titik nol : (x – 3)(x + 1) = 0 x = 3 dan x = −1
daerah tanda x
+ − +
−1 3
131
Pada daerah tanda tersurat, bahwa untuk
1) x < −1 dan x > 3, y′ > 0, atau fungsi naik
2) −1 < x < 3, y′ < 0, atau fungsi turun
0.5
Contoh 28 0.25
x
Tentukan domain di mana fungsi y = naik atau turun !
1+ x2 fx
()
10 5 0 5 10
Jawab :
x
0.25
y=
1+ x2
0.5
(1 + x 2 ) − 2 x 2 1− x2
y′ = =
(1 + x 2 ) 2 (1 + x 2 ) 2
x
2
titik nol : 1 – x = (1 – x)(1 + X) = 0 x = 1 dan x = −1
daerah tanda
− + −
−1 1
Jadi fungsi
1) naik pada domain −1 < x < 1
2) turun pada domain x < −1 dengan x > 1
132
naik untuk x > c, maka dikatakan fungsi konkav ke atas di x = c. Sebaliknya, jika fungsi
naik untuk x < c, dan turun untuk x > c, maka fungsi dikatakan konkav ke bawah di x = c.
Konspsi tersebut dapat dideskripsikan seperti di bawah ini
Definisi
Perhatikan fungsi y = f(x) yang diferensiabel pada domain S = (a , b). Jika y′ naik pada S,
maka fungsi dinamakan konkav ke atas pada S. Sebaliknya jika y′ turun, maka dinamakan
konkav ke bawah pada S.
Untuk menelaah apakah sebuah fungsi konkav ke atas atau ke bawah, pahami dalil di
bawah ini.
Dalil
Perhatikan fungsi y = f(x) yang diferensiabel orde dua pada domain S. Jika
1) f′′(x) > 0 untuk setiap x ∈ S, maka fungsi konkav ke atas pada S.
2) f′′(x) < 0 untuk setiap x ∈ S, maka fungsi konkav ke bawah pada S.
Bukti :
Jika x1, x2, dan x3 titik dalam pada S, dengan ciri x1 < x2 < x3, dan karena y = f(x)
diferensiabel orde dua, maka jika dilakukan diferensiasi terhadap formulasi dalil nilai tengah
′
f (x 3 ) − f (x 1 ) f (x 3 ) − f (x1 ) 1
= f′(x2) = (f′(x2))′ (f′(x3)–f′(x1)) = f′′(x2)
x 3 − x1 x 3 − x1 x 3 − x1
133
Definisi
Jika fungsi y = f(x) kontinu di x = c, maka titik (c , f(c)) dinamakan titik inleksi dari grafik
fungsi, jika kekonkavan fungsi untuk x < c berbeda dengan x > c.
Arti pada dalil ini, jika untuk x < c fungsi konkav ke bawah, maka untuk x > c konkav
keatas, atau sebalinya jika untuk x < c konkav ke bawah, maka untuk x > c konkav ke atas.
x
Misal, titik infleksi fungsi y = , yang grafiknya di 0.5
1+ x2
samping kanan ini, adalah (0 , 0)
0.25
Contoh 29 fx
()
x 10 5 0 5 10
Telaah kekonvakan fungsi y = !
1+ x2 0.25
Jawab :
y=
x
, 0.5
1+ x2
(1 + x 2 ) − 2 x 2 1− x2 x
y′ = =
(1 + x 2 ) 2 (1 + x 2 ) 2
2 x (1 + x 2 )(−1 + 3x 2 )
titik nol : =0 ⇔ 2x(1 + x2)(−1 + 3x2) = 0 ⇔ x(−1 + 3x2) = 0
(1 + x 2 ) 4
1 1
x=0,x= 3 ,x=− 3
3 3
daerah tanda :
− + − +
1 0 1
− 3 3
3 3
134
Berdasarkan daerah tanda, untuk
1 1
1) x < − 3 dengan 0 < x < 3 , y′′ < 0, fungsi konkav ke bawah.
3 3
1 1
2) − 3 < x < 0 dengan x > 3 , y′′ > 0, fungsi konkav ke atas.
3 3
Contoh 30 6
1
Jawab : 4
1
y= x +2 3
f(x) 2
2
1 −
y′ = x 3
3
5
2 − 10 5 0 5 10
y′′ = − x 3
9
y ′′ > 0 jika x < 0 fungsi konkav ke atas 2
y ′′ < 0 jika x > 0 fungsi konkav ke bawah
x
Jadi x = 0 menyebabkan fungsi memiliki titik
infleksi.
1
135
Jika diselesaikan secara “manual” akan memerlukan waktu dan tempat yang cukup besar,
maka untuk kemudahannya dapat digunakan program Mathcad. Proses penyelesaiannya
adalah
1. Jalankan program Mathcad hingga diperoleh tampilan seperti di bawah ini
2. Tuliskan persamaan fungsi yang akan dicari turunannya, dengan terlebih dulu
meng”klik” pointer penulisan fungsi, dan formulasi penulisannya
(2 x 2 − 3x + 2)e Sin ( 2 x −1)
f(x) : =
log(3x − 1) 3
diferensial orde 1
pointer evaluate
symbolically
diferensial orde 2
137
Pada spreadsheet tertulis, turunan orde satu
d e Sin ( 2 x +1) 3 2 e Sin ( 2 x +1)
f ( x ) → (2X−3) ln(10) + 2(x −3x+2)Cos(2x+1) ln(10)3 –
dx ln(3x − 1) 3
ln(3x − 1) 3
2 e Sin ( 2 x +1)
2
+ 4(x −3x+2)Cos(2x+1) ln(10)3
ln(3x − 1) 3
(3x-2) 2 e 2 x −3 x (2 x − 3) log( x 2 − x )
(d) y = e log(x – 2x) (e) y = (f) y =
2 x 3 + 3x 2 x 2 + 3x
138
3. Tentukan turunan dari fungsi-fungsi implisit di bawah ini
(a) 2xy – 3x2 + 2y2 = 5 (b) x2y +xy2 – x + y – xy = 0 (c) x Sin y + y Cos x = 1
(d) Sin2(x + y) – Cos2(x + y) = 0 (e) (x2 + y)3 – (x – y2)3 = 0 (f) x2Tgy – yCtg x = 0
4. Selidiki apakah fungsi-fungsi di bawah ini memiliki turunan pada domain yang
ditentukan ?
1
π − x2
2 1 1 4 1
(a) y=(x–1)Sin x , pada domain [− , ] (b) y= , pada domain (0, )
4π 4π 1 4π
Cos( x − π)
4
(c) x2+y2–2x–6y–15=0, pada domain (−3,1) (d) xy−x2y+xy2−5=0, pada domain (−1,3)
x e ( 2 x −1)
(e) y = , pada domain [2 , 5] (f) y = , pada domain (1 , 7)
4x 2 − 9 2x − 1
5. Tentukan persamaan garis singgung pada lengkungan di bawah ini pada titik yang telah
ditentukan !
1− x 1
(a) y= , di titik (0 , ) (b) y = (x – 1)log x2, di titik (10 , 18)
x − 3x + 2
2
2
(c) x2 – 2xy + y2 = 9, di titik (1 , −2) (d) x2 – 3x + y − 4 = 0 di titik (2 , 6)
1
(e) y = (2x2 – 3x + 1)e(2x – 1), di titik ( , 0) (f) 2x + xy – y 2 – 2 = 0, di titik (1 , 0)
2
6. Tentukan domain di mana fungsi naik, turun, atau monoton !
(a) y = (2x + 3)log(x – 3), x 3 (b) y = x3 − 2x2 + 3x – 5 (c) y = (x3 + x2)e(x – 1)
e ( 2 x −1) 1 e ( 2 x −1)
(d) y= ,x 1, x (e) y = (x2 + 1)Tg(x – 1) (f) y =
2 x 2 − 3x + 1 2 2x − 1
7. Perhatikan fungsi y = f(x). Jika f′(x) ada dan kontinu pada domain S, dengan f′(x) 0
untuk pada setiap titik dalam S, maka fungsi seluruhnya naik atau turun pada S.
Tunjukanlah !
8. Dengan menggunakan dalil kemonotonan fungsi, jika 0 < x < y maka tunjukan bahwa
1 1
(a) x2 < y2 (b) > (c) x < y
x y
9. Tunjukan bahwa fungsi kuadrat tidak memiliki titik infleksi, sedangkan fungsi pangkat
tiga hanya memiliki satu titik infleksi.
10. Tentukan dua bilangan positif yang jumlahnya 10 dan hasil kalinya paling besar !
139
11. Sepotong kawat dengan panjang 16 m, dipotong dua. Satu potong dibuat bangun bujur
sangkar, sedangkan yang satu potong lagi dibuat bangun lingkaran. Berapa ukuran
masing-masing potongan agar jumlah luas kedua bangun minimum ? Bagaimana jika
maksimum ?
12. Buktikan pernyataan berikut ini. Misalkan dimiliki dua buah fungsi y = f(x) dan
y = g(x). Jika f(x) ≤ g(x) untuk setiap nilai x, kecuali untuk x = c pada selang dimana
Lim f ( x ) dengan Lim g ( x ) ada dan berhingga, maka Lim f ( x ) ≤ Lim g ( x ) .
x →c x →c x →c x →c
13. Sebuah kerucut dibuat dari bidang berbentuk lingkaran yang memiliki diameter 10 m,
dengan menggunting sektor bidang lingkaran, sebesar ϕ. Berapakah besar ϕ, agar
diperoleh kerucut dengan volume paling besar ?
x2 − x +1
14. Tunjukan fungsi y = f(x), dengan y′ = , merupakan fungsi naik dimana-mana !
x2 +1
15. Pada pukul 7 pagi sebuah kapal laut berada 60 km arah timur sebuah kapal laut yang
lain. Jika kapal yang pertama bergerak dengan kecepatan 20 km/jam, ke arah barat, dan
kapal yang kedua 30 km/jam ke arah utara, maka pada pukul berapa kedua kapal tersebut
akan berjarak paling dekat ? Berapa jarak terdekat tersebut ?
16. Sebuah beban dikaitkan pada sebuah pegas yang bergerak sepanjang sumbu-X, dengan
kedudukan pada saat t memenuhi persamaan x = Sin 2t + 3 Cos 2t. Berapakan jarak
terjauh beban dari titik asalnya.
17. Seorang manajer pemasaran memperkirakan 100 unit barang akan terjual pada setiap
bulannya, jika harga setiap unitnya $ 250,-. Kuantitas penjualan akan meningkat 20 unit
perbulan, jika harga barang diturunkan $ 10,- perunitnya. Tuliskan persamaan fungsi
harga dan fungsi pendapatan daam setiap bulannya. Hitunglah nilai ekstrim untuk kedua
fungsi tersebut !
140
18. Diketahui sebuah pabrik memiliki m orang pegawai, untuk memproduksi x unit barang
dalam setiap minggunya. Jika h = h(x) fungsi harga, dan p = p(x) = x.h(x) fungsi
dp
pendapatan perminggu, yang juga akan merupakan fungsi atas m, maka dinamakan
dm
produk pendapatan marginal. Formulasi ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
memperkirakan pendapatan jika ada penambahan seorang pegawai. Tunjukan bahwa
dp dx dh
= (h + x ).
dm dm dx
19. Garis dengan persamaan y = ax + b dinamakan asimtut miring untuk lengkungan
y = f(x), jika Lim{f ( x ) − (ax + b)} = 0 atau Lim{f ( x ) − (ax + b)} = 0.
x →∞ x → −∞
2 x 4 + 3x 3 − 2 x − 4
Tentukan asimtut miring untuk f(x) = .
x3 −1
20. Buat sketsa grafik fungsi
x2
(a) y = Sin x (b) y = Sin x (c) y = (d) y = xx (e) y = (x – 1)e2x+1
x2 +1
21. Dalil Rolle
Jika y = f(x) fungsi kontinu pada domain S = [a , b] dan diferensiabel pada domain
(a , b), maka untuk f(a) = f(b), ada paling sedikit sebuah nilai c, a < c < b, sedemikian
rupa sehingga f′(c) = 0.
Tunjukan bahwa dalil ini merupakan hal khusus dari dalil nilai tengah ! Tunjukan
dimana hal khususnya tersebut ?
22. Jika fungsi kuadrat f(x) = ax2 + bx + c didefinisikan pada domain S = [u . v], maka
v−u f ( v) − f ( u )
tunjukan c = memiliki ciri f′(c) = !
2 v−u
141
f (x + h ) − f (x )
23. Perhatikan konsepsi tentang diferensial, yang menyatakan jika Lim ada
h →0 h
dan berhingga, maka
f(x+h) y=f(x) f (x + h ) − f (x ) df ( x )
∆y Lim = .
f(x)
h →0 h dx
∆x
Jika y = f(x), maka f(x+h) – f(x) = ∆y, dan
h = ∆x, ∆ dinamakan operator diferensi.
x x+h
Hal ini menunjukan bahwa diferensial
adalah limit diferensi, jika nilainya ada dan
berhingga.
d2y
Tunjukan bahwa jika M konstantan yang memiliki hubungan ≤ M pada selang
dx 2
1
tutup [c , c+∆x], maka ∆y − dy ≤ M(∆x)2.
2
24. Gunakan soal 23 untuk menghitung batas atas kekeliruan diferensial fungsi-fungsi di
bawah ini, jika x naik dari 2,00 menjadi 2,01 !
x −1 x
(a) y = 3x2 – 2x + 11 (b) y = ,x 0 (c) y = xe(x−1) (d) y = ,0<x<π
x Sin ( x )
25. Diketahui fungsi y = f(x) dan y = g(x), dengan f(2) = 3, f′(2) = 4, f′′(2) = −1, g(2) = 2,
g′(2) = 5, g′′(2) = −2. Hitunglah di x = 2
d2 d 2 f (x )
(a) (
d 2
f (x) + g 3 (x) ) (b) (f ( x )g(x ) ) (c)
d
(fog(x ) ) (d)
dx dx 2 dx dx 2 g 2 ( x )
142
BAB V
PERHITUNGAN INTEGRAL
(ANTI DIFERENSIAL)
Perhatikan Gambar V.1. Selang [a , b] dipartisi atas n bagian yang sama, dan dibangun
dua macam persegi–persegi panjang. Persegi−persegi panjang yang pertama seluruhnya
berada di bawah grafik y = f(x). Sedangkan yang kedua meliput grafik y = .(x).
Jika disajikan :
Y
y = f(x) mi : luas persegi panjang yang seluruhnya
berada di bawah grafik,
Mi : luas persegi panjang yang memuat
grafik,
maka
b−a
X mi = f(xi) , i = 1, 2, . . . , n−1,
X0=a x1 x2 ... xn-1 b=xn n
b−a
Mi = f(xi+1) , i = 1, 2, . . . , n−1,
Gambar V.1. n
Konsepsi integral
Dalam hal ini, f(x0)=f(a) dan f(xn) = f(b).
n −1 n −1
Selanjutnya, tulis m(n) = m i , M(n) = M i . Jika nilai Lim m(n) dan Lim M n ada dan
n→∞ n →∞
i =1 i =1
b
berhingga, maka Lim m n = Lim M n = f ( x )dx .
n →∞ n →∞
a
b
Formulasi f ( x )dx dinamakan integral tentu dari fungsi y = f(x) dengan batas bawah
a
x = a dan batas atas x = b. Jika nilai-nilai batas integral tidak disajikan, sehingga
formulasinya menjadi f ( x )dx , maka bentuk integral ini dinamakan integral tak tentu dari
fungsi y = f(x). Perbedaan antara integral tentu dengan tak tentu adalah, Integral tentu
143
hasilnya sebuah bilangan (konstanta), sedangkan integral tak tentu, sebuah fungsi. Fungsi
f(x) pada bentuk integral (baik tentu maupun tak tentu) dinamakan integrand.
Bukti
Perhatikan Gambar V.1.
Berdasarkan gambar, maka dapat disajikan barisan nilai
a = x0 < x1 < x2 < . . . < xn-1 < xn = b,
144
sehingga dengan cara menambahkan suku baru dan mengurangkan kembali, diperoleh
formulasi
n
F(b) – F(a) = F(xn) – F(xn-1) + F(xn-1) − . . . − F(x1) + F(x1) − F(x0) = {F( x i ) − F( x i −1 )}
i =1
Karena y = F(x) fungsi primitif dari y = f(x), yang berarti F′(x) = f(x), maka y = F(x)
merupakan fungsi diferensiabel dengan turunannya kontinu di S, sehingga berdasarkan dalil
nilai tengah, ada x i , xi-1 < x i < xi, sedemikian rupa sehingga
n
F(xi) – F(xi-1) = f( x i )(xi – xi-1), atau F(b) – F(a) = f ( x i )( x i − x i −1 ) ,
i =1
Karena F(b) – F(a) sebuah konstanta, maka Lim{F(b) − F(a )} = F(b) – F(a), ada dan
n →∞
n
merupakan nilai berhingga. Sehingga Lim f ( x i )( x i − x i −1 ) juga ada dan berhingga.
n →∞
i =1
n b
Berdasarkan konsepsi integral, maka Lim f ( x i )( x i − x i −1 ) = f ( x )dx = F(b) – F(a).
n →∞
i =1 a
Contoh 1
2
1
Tunjukan bahwa xdx = 1
1
2
Jawab :
1 2 d 1 2 1
Fungsi primitif f(x) = x adalah F(x) = x , sebab x = .2.x2-1 = x.
2 dx 2 2
1 2 1
1 2 (1) = F(1) = 2
1 1
Karena F(x) = x , maka 2 2 , sehingga xdx = 2 − =1 .
2 1 2 2 2
F(2) = (2) = 2 1
2
145
Contoh 2
1
π
4
Hitunglan Cos( x )dx !
0
Jawab :
Sudah ditunjukan bahwa fungsi primitif dari f(x) = Cos x, adalah F(x) = Sin x, sehingga
1 1 1
F( π) = Sin( π) = 2
4 4 2
f(0) = Sin(0) = 0
1
π
4
1 1 1
Cos( x )dx = Sin( π) − Sin(0) = 2 −0= 2
0
4 2 2
Dari paparan dalil, dapat disajikan pernyataan sebagai berikut. Jika batas integral a
b
dengan b pada integral tentu f ( x )dx dihilangkan, sehingga diperoleh bentuk f ( x )dx ,
a
maka
dengan k konstanta, yang nilainya dapat dihitung, jika ada tambahan ketentuan.
b
Sebelumnya sudah dikemukan, f ( x )dx adalah sebuah konstanta, sedangkan f ( x )dx
a
b
sebuah fungsi. Hal ini tersurat pada sajian bahwa f ( x )dx = F(b) – F(a), yang merupakan
a
146
Contoh 3
2
Hitunglah dx , jika untuk x = 0 nilainya sama dengan 1 !
(x + 1)2
Jawab :
2 x −1
Fungsi primitif dari f(x) = ,x −1 adalah F(x) = , sehingga
(x + 1) 2
x +1
2 x −1
dx = +k
(x + 1) 2
x +1
0 −1
Subtitusikan x = 0 pada hasil integrasi +k=1 k=2
0 +1
2 x −1 3x + 1
Sehingga dx = +2=
(x + 1) 2
x +1 x +1
Fungsi yang memiliki nilai integral pada domain S, dinamakan integrabel, pada domain
S. Jika menelaah paparan yang telah disampaikan, syarat perlu dan cukup agar sebuah
fungsi integrabel pada domain S adalah kontinu di mana-mana pada S. Sedangkan agar
diferensiabel, kekontinuan fungsi hanya merupakan syarat perlu tetapi tidak cukup. Hal ini
menyatakan bahwa, sebuah fungsi integrabel tidak perlu diferensiabel, sedangkan jika
fungsi diferensiabel, maka integrabel. Sebagai contoh fungsi y = x. Fungsi ini
integrabel pada domain bilangan riel, tetapi tidak diferensiabel di titik (0 , 0). Hal ini dapat
1 2
x +K , x>0
ditelaah pada fakta, x dx = 2 . Yang berarti integralnya ada, tetapi
1
− x2 + K , x < 0
2
f ( 0 + h ) − f ( 0) f ( 0 + h ) − f ( 0)
Lim = −1, sedangkan Lim = 1. Yang berarti
h → 0− h h → 0+ h
f ( 0 + h ) − f ( 0)
Lim tidak ada.
h→0 h
147
V.2. Dalil dasar tentang integral
Untuk lebih memudahkan perhitungan integral perlu dipahami dalil dasar tentang
integral.
1. kdx = kx + c , k, c : konstanta
Bukti
d
(kx + c) = kx1-1 + 0 = k
dx
1 n+1
2. x n dx = x +k;n −1 , k : konstanta
n +1
Bukti
d 1 1
x n +1 + K = (n+1)x(n+1)-1 + 0 = xn
dx n + 1 n +1
1
3. dx = ln x + k ; k : konstanta
x
Bukti
d 1 1
(lnx + k) = + 0 =
dx x x
4. e x dx = ex + k ; k : konstanta
Bukti
d x
dx
( x
)
e +k = e + 0 = e
x
Bukti
Sudah disampaikan sebagai contoh pada definisi fungsi primitif
148
6. (f (x ) + g(x ) )dx = f ( x )dx + g ( x )dx
Bukti
(f (x ) + g(x ))(x
n −1
Lim i i i +1 − xi )
n →∞
1=1
Berdasarkan konsepsi integral, jika masing-masing limit nilainya ada dan berhingga,
7. kf ( x )dx = k f ( x )dx
Bukti
Gunakan analogi pembuktian dalil 6, dengan menyatakan kf(x) sebagai perjumlahan atas
k buah fungsi f(x)
pernyataan ini dapat disimpulkan, sebuah integral dapat diselesaikan jika diketahui fungsi
primitifnya, sehingga untuk menyelesaikan sebuah integral dengan cara ini, diperlukan
149
sebuah direktori fungsi primitif yang lengkap. Metode ini dapat digunakan jika bentuk
integrandnya cukup sederhana.
2. Metode subtitusi
Ada beberapa cara subtitusi yang dapat digunakan, diantaranya
a) Subtitusi aljabar
Contoh 4
Jawab :
dy
Subtitusikan y = x2 – 3x + 1 dy = (2x – 3)dx dx =
2x − 3
dy
(2 x − 3)e (x )dx = (2x − 3)e y
2
− 3 x +1
= e y dy = ey + k = e(x² - 3x + 1) + k
2x − 3
Contoh 5
Jawab :
dy 1 dy
Subtitusikan y = (x2 + 2x – 1) dy = (2x + 2)dx dx = =
2x + 2 2 x +1
Dengan menggunakan dalil 7,
1 dy 1 1 Sin ( y)
( x + 1)Tg ( x 2 + 2 x − 1)dx = ( x + 1)Tg ( y) = (Tg ( y)dy = }dy
2 x +1 2 2 Cos( y)
1 Sin ( y) 1 − dz
}dy = = −ln(z) + k = −ln{Cos(y)} + k = −ln{Cos(x2 + 2x – 1) + k
2 Cos( y) 2 z
150
Contoh 6
Jawab :
1 Cos( x ) Cos( x )
Sec(x) = = =
Cos( x ) Cos ( x ) 1 − Sin 2 ( x )
2
Cos( x ) dy
Sehingga Sec( x )dx = dx =
1 − Sin ( x )
2
1− y2
1 1
1 1 2 2 , dengan menggunakan dalil 6, 7, dan 3,
Karena = = +
1− y2 (1 − y)(1 + y) (1 − y) (1 + y)
dy 1 dy 1 dy
maka = + .
1− y 2
2 1− y 2 1+ y
dy
Menghitung
1− y
Subtitusikan z = 1 – y dz = −dy,
dy − dz
= = −ln(z) + K1 = −ln(1−y) + k1 = −ln{1−Sin(x)} + k1
1− y z
dy
Menghitung
1+ y
Subtitusikan z = 1 + y dz = dy
dy dz
= = ln(z) + k2 = ln(1+y) + k2 = ln{1+Sin(x)} + k2
1+ y z
151
Sehingga
1 1
Sec( x )dx = [−ln{1−Sin(x)} + k1] + [ln{1+Sin(x)} + k2]
2 2
1 1 1 1 + Sin ( x )
=− ln{1−Sin(x)} + ln{1+Sin(x)} + k = ln + k,
2 2 2 1 − Sin ( x )
1 1
dengan k = k1 + k2 .
2 2
b) Subtitusi goniometri
x
x = aCos(y) dx = −aSin(y)dy , y = arc Cos
a
Contoh 7
x +1
Hitunglah dx
4 − x2
Jawab :
Subtitusikan x = 2Sin(y) dx = 2Cos(y)dy
x
y = arc Sin
2
sehingga
152
x +1 2Sin ( y) + 1 2Sin ( y) + 1
dx = 2Cos( y)dy = 2Cos( y)dy
4 − x2 4 − 4Sin 2 ( y) 2Cos( y)
x x
= −2Cos arcSin + arc Sin +k
2 2
1 1 1
dx = 3Sec 2 ( y)dy = 3Sec 2 ( y)dy
x 9 + x2 3Tg ( y) 9 + 9Tg 2 ( y) 3Tg ( y)3Sec( y)
153
1 1
Sin ( y) 1 2 dz + 2 dz = − 1 ln(1−z)+ 1 ln(1+z)+k
dy = dz =
1 − Cos ( y)
2
1− z 2
1− z 1+ z 2 2
1 1+ z 1 1 + Cos( y)
= ln +k= ln +k
2 1− z 2 1 − Cos( y)
x
1 + Cos arcTg
1 1 1 1 + Cos( y) 1 3
dx = { ln + k} = ln +k
x 9+x 2 3 2 1 − Cos( y) 6 x
1 − Cos arcTg
3
x2 − 4
Hitunglah dx
x3
Jawab :
Subtitusikan x = 2Sec(y) dx = 2Sec(y)Tg(y)dy
x
y = arc Sec
2
x2 − 4 4Sec 2 ( y) − 4 2Tg 2 ( y)
dx = 2Sec( y)Tg ( y)dy = Tg ( y)dy
x3 8Sec 3 ( y) 4Sec 2 ( y)
=
1 Sin 3 ( y)
dy =
(
1 Sin ( y) 1 − Cos 2 ( y)
dy
)
2 Cos( y) 2 Cos( y)
154
(
Sin ( y) 1 − Cos 2 ( y))dy = −
(1 − z ) dz = −
2
1
dz + zdz = −ln(z) +
1 2
z +k
Cos( y) z z 2
1
= −ln(Cos(y)) + Cos2(y) + k
2
x2 − 4 1 1
3
dx = {−ln(Cos(y)) + Cos2(y) + k}
x 2 2
1 1
=− ln(Cos(y)) + Cos2(y) + k
2 4
1 x 1 x
=− ln Cos arcSec + Cos2 arcSec +k
2 2 4 2
b
2) Subtitusikan y = x + dy = dx
2a
b
x=y−
2a
Contoh 10
x+2
Hitunglah dx !
2x − x + 1
2
Jawab :
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan,
155
2
2
2 (−1) 2 4(2)(1) − (−1) 2 1 2 3
2x – x + 1 = 2{(x + ) + = 2{(x − ) + }
2( 2) 2( 2) 4 2
1
Subtitusikan : y = x − dy = dx
4
1
x=y−
4
1
y− +2
x+2 4 1 y 7 1
dx = dy = dy + dy
2x − x + 1
2
3
2
2 3
2
8 3
2
2 y +2
y +
2
y +
2
2 2 2
y
Menghitung integral 2
dy
3
y2 +
2
Subtitusikan z = y2 dz = 2ydy
1
dz
y 2 1 1 1 9 1 9
dy = = dz = ln z + +k1 = ln y 2 + +k1
3
2
9 2 9 2 4 2 4
y2 + z+ z+
2 4 4
2
1 1 9 1 1 37
= ln x− + + k1 = ln x 2 − x + + k1
2 4 4 2 2 16
1
Menghitung integral 2
dy
3
y + 2
3 3
Subtitusikan y = Tg(z) dy = Sec2(z)dz
2 2
2y
z = arc Tg
3
Sehingga
156
1 3 1 1 3 2
dy = Sec 2 (z)dz = Sec 2 (z)dz = dz
3
2
9 2 9 2 9 2 3
y2 + Tg (z) + Sec 2 (z)
2 4 4 4
1
2 x−
2 2 2y 2 4 2 4x − 1
= z + k2 = arc Tg + k2 = arc Tg + k2 = arc Tg + k2
3 3 3 3 3 3 6
x+2 1 1 1 37 7 2 4x − 1
dx = ln x 2 − x + + arc Tg +k
2x − x + 1
2
2 2 2 16 8 3 6
1 1 37 7 4x − 1
= ln x 2 − x + + arc Tg +k
4 2 16 12 6
d) Subtitusi rasionalisasi
Metode ini dilakukan jika integrand memiliki bentuk akar, n
ax + b , n > 2.
Prosesnya, subtitusikan y = n
ax + b , sehingga
yn − b n (n−1)
yn = ax + b x= dx = y dy
a a
Contoh 11
Hitunglah x 3 x + 4dx !
Jawab :
Berdasarkan paparan, y = 3
x+4 x = y3 − 4 dx = 3y2dy
x 3 x + 4dx = (y 3
) ( )
− 4 ( y)(3y 2 dy) = 3 y 6 dy = 3 y 6 − 4 y 3 dy = 3 y 6 dy − 12 y 3 dy
(x+ 4) ) − 3 (3 (x + 4) ) + k
3 7 12 4 3
= y −
4
y +k= (
3
7 4
7 7
3
= (x + 4)2 3 x + 4 − 3(x + 4) 3
x+4+k
7
157
3. Integral Parsial
Konsepsinya
f ( x )dg ( x ) = f(x)g(x) − g ( x )df ( x ) .
Dalam hal ini bentuk integral g ( x )df ( x ) harus lebih sederhana dari f ( x )dg ( x ) .
Contoh 12
Hitunglah x ln(x )dx !
Jawab :
1
f(x) = ln(x) df(x) = dx
x
1 3
1 +1 2 2
dg(x) = x dx g(x) = x dx = x2 = x
1 3
+1
2
(konstanta k tidak dituliskan sebab dapat dikumulatifkan pada perhitungan terakhir)
3 3 3 3
2 2 2 1 2 2 2 −1
x ln(x )dx = {ln(x)}( x 2 ) − x dx = x 2 ln(x) − x dx
3 3 x 3 3
3 3 3
2 2 2 2 2 2 2
= x ln(x) − x + k = x 2 (ln(x) − ) + k
3 3 3 3 3
Contoh 13
Hitunglah Sin (ln(x ) )dx !
Jawab :
1
Subtitusikan : ln(x) = y x = ey , dy = dx dx = xdy = eydy
x
158
e y Sin ( y)dy = {Sin(y)}{ey} − {e y }Cos( y)dy = eySin(y) − e y Cos( y)dy
Sehingga
e y Sin ( y)dy = eySin(y)−{ eyCos(y)+ e y Sin ( y}dy } = eySin(y)−eyCos(y)− e y Sin ( y}dy
1 y
Sin (ln(x ) )dx = e y Sin ( y)dy = { e Sin(y) − eyCos(y)} + k
2
4. Integral partisi
Metode ini digunakan jika integrandnya merupakan fungsi pecahan aljabar (fungsi
rasional). Proses yang harus dilakukan,
1) Jika derajat pembilang lebih besar dari derajat penyebut, maka lakukan proses
pembagian, sehingga diperoleh suku sisa.
2) Pada suku sisa, jika penyebut dapat difaktorkan, maka partisi suku sisa, selanjutnya
lakukan proses kesamaan pada pembilang.
3) Lakukan perhitungan integral berdasarkan hasil partisi.
Contoh 14.
x 3 − 2x 2 + x − 1
Hitunglah dx !
x 2 − 3x + 2
Jawab :
Karena derajat pembilang lebih besar dari penyebut, maka proses perhitungannya
1) Melakukan pembagian sehingga diperoleh suku sisa
x 3 − 2x 2 + x + 1 2x − 1
= (x + 1) + 2
x − 3x + 2
2
x − 3x + 2
159
2) Mempartisi suku sisa
2x − 1 2x − 1 A B A ( x − 2) + B( x − 1)
= = + =
x − 3x + 2 ( x − 1)( x − 2)
2
x −1 x − 2 ( x − 1)( x − 2)
(A + B) x − (2A + B)
=
( x − 1)( x − 2)
Pada kesamaan ini, A + B = 2 dan 2A + B = 1. Jika diselesaikan, akan diperoleh A = −1,
2x − 1 −1 3
B = 3, sehingga = +
x − 3x + 2
2
x −1 x − 2
3) Proses integral partisi
x 3 − 2x 2 + x − 1 −1 3
dx = ( x + 1)dx + dx + dx
x 2 − 3x + 2 x −1 x−2
−1 3 1
= xdx + dx + dx + dx = x2 + x – ln(x−1) + 3ln(x−2) + k
x −1 x−2 2
Contoh 15
x 3 − 2x 2 + x − 1
Hitunglah dx !
2 x 2 − 3x + 2
Jawab :
Karena derajat pembilang lebih besar dari penyebut, dengan penyebutnya tidak dapat
difaktorkan, sebab diskriminannya, D < 0, maka proses perhitungannya
1) Melakukan pembagian untuk mendapatkan suku sisa
3 3
x− −
x − 2x + x − 1
3 2
1 1 4 2 = 1x−1 − 3 x+2
= x− +
2 x − 3x + 2
2
2 4 2 x − 3x + 2
2
2 4 4 2 x − 3x + 2
2
160
2) Mempartisi bentuk integral
x 3 − 2x 2 + x − 1 1 1 3 x+2
dx = x − dx − dx
2 x 2 − 3x + 2 2 4 4 2 x − 3x + 2
2
1 1 3 x+2
= xdx − dx − dx
2 4 4 2 x − 3x + 2
2
1 1 3 x 3 2
= xdx − dx − dx − dx
2 4 4 2 x − 3x + 2
2
4 2 x − 3x + 2
2
1 2 1 3 x 3 1
= x − x− dx − dx
4 4 4 2 x − 3x + 2
2
2 2 x − 3x + 2
2
1
Menghitung integral dx
2 x − 3x + 2
2
(1) Sajikan bentuk kuadrat (2x2–3x+2) menjadi perjumlahan dua suku kuadrat
3 3 9 3 7
2x2–3x+2 = 2(x2− x+1) = 2{(x− )2− +1} = 2{(x− )2+ }
2 4 16 4 16
2
3 7
= 2{(x− )2+ }
4 4
3
(2) Subtitusikan, x− =y dy = dx
4
3
x=y+
4
1 1 1 1 1 4y
(3) dx = dy = dy = arc Tg +k1
2 x − 3x + 2
2
7
2
2 7
2
2 7
2 y2 + y2 +
4 4
1 4x − 3
= arc Tg + k1
2 7
161
x
Menghitung integral dx
2 x − 3x + 2
2
(1) Sajikan bentuk kuadrat (2x2–3x+2) menjadi perjumlahan dua suku kuadrat
3 3 9 3 7
2x2–3x+2 = 2(x2− x+1) = 2{(x− )2− +1} = 2{(x− )2+ }
2 4 16 4 16
2
3 7
= 2{(x− )2+ }
4 4
3
(2) Subtitusikan, x− =y dy = dx
4
3
x=y+
4
3
y+
x 4
(3) dx = dy
2 x − 3x + 2
2
7
2
2 y2 +
4
1 y 3 1
= 2
dy + 2
dy
2 7 8 7
y2 + y2 +
4 4
y
Menghitung integral 2
dy
7
y2 +
4
2
2 7 7
Subtitusikan y + = y2 + =z dz = 2ydy
4 16
1
y 1 1 7
2
dy = 2 dz = {ln(z )} + k2 = ln y 2 + + k2
7 z 2 2 16
y2 +
4
162
1
Menghitung integral 2
dy
7
y2 +
4
7 7
Subtitusikan y = Tg(z) dy = Sec2(z)z
4 4
1 1 7
dy = Sec 2 (z)dz
2
7 7 4
7 Tg 2 (z) +
y2 + 16 16
4
1 7 4y
= Sec 2 (z)dz = dz = z = arc Tg
7 4 7
Sec 2 (z)
16
Sehingga
x 1 7 3 4y
dx = ln y 2 + + arc Tg + k3
2 x − 3x + 2
2
2 16 4 7
3
2 4 x−
1 3 7 3 4
= ln x− + + arc Tg + k3
2 4 16 4 7
1 9 2 3 4x − 3
= ln x 2 − x − + arc Tg + k3
2 16 16 4 7
Sehingga
x 3 − 2x 2 + x − 1 1 1 3 1 9 2 3 4x − 3
dx = x2 − x − { ln x 2 − x − + arc Tg }
2 x − 3x + 2
2
4 4 4 2 16 16 4 7
3 4x − 3
− {arc Tg }+k
2 7
1 2 1 3 9 2 15 4x − 3
= x − x − ln x 2 − x − − arc Tg +k
4 4 8 16 16 4 7
163
Contoh 16
5x + 3
Hitunglah dx !
x − 2 x 2 − 3x
3
Jawab :
Derajat pembilang lebih kecil dari penyebut, dan penyebut dapat difaktorkan atas tiga faktor,
sehingga proses perhitungannya
1) Mempartisi integrand
5x + 3 5x + 3 5x + 3 A B C
= = = + +
x − 2 x − 3x
3 2
x ( x − 2 x − 3)
2
x ( x − 3)( x + 1) x x −3 x +1
164
Contoh 17
5 x 2 + 3x − 1
Hitunglah dx !
x 3 + 3x 2 − 4
Jawab :
Karena derajat pembilang lebih kecil dari penyebut, maka proses perhitunganya
1) Mempartisi bentuk integrand
5 x 2 + 3x − 1 5 x 2 + 3x − 1 A B C
= = + +
x + 3x − 4
3 2
( x − 1)( x + 2) 2
x −1 x + 2 ( x + 2) 2
A( x + 2) 2 + B( x − 1)( x + 2) + C( x − 1) A( x 2 + 4 x + 4) + B( x 2 + x − 2) + C( x − 1)
= =
( x − 1)( x + 2) 2 ( x − 1)( x + 2) 2
(A + B) x 2 + (4A + B + C) x + (4A − 2B − C)
=
( x − 1)( x + 2) 2
29 46 39
= ln(x – 1) + ln(x + 2) + .(−2 + 1)(x + 2)−2+1 + k
93 93 31
29 46 39 1
= ln(x – 1) + ln(x + 2) − +k
93 93 31 x + 2
29( x + 2) ln(x − 1) + 46( x + 2) ln(x + 2) − 117
= +k
93( x + 2)
165
5. Integral fungsi goniometri
Mengintegralkan fungsi-fungsi goniometri pada umumnya tidak sesederhana seperti
pada fungsi-fungsi aljabar, karena adanya pengulangan bentuk fungsi. Sehingga untuk
menghitung beberapa bentuk integral fungsi goniometri, perlu telaahan secara khusus.
Bentuk-bentuk tesebut diantaranya :
1) Sin n ( x )dx atau Cos n ( x )dx
Jawab
Sin 7 ( x )dx = (1 − 3y 2
+ 3y 4 − y 6 )dy = y – y3 +
3 5 1 7
5
y – y +k
7
3 1
= Cos(x) – Cos3(x) + Cos5(x) – Cos7(x) + k
5 7
Jawab
1 1
Cos6(x) = (Cos2(x))3 = ( (1 + Cos(2x)))3 = (1 + 3Cos(2x) + 3Cos2(2x) + Cos3(2x))
2 8
1 3 3 1 1
= + Cos(2x) + ( (1 + Cos(2x))) + Cos2(2x)Cos(2x)
8 8 8 2 8
1 3 3 1 1
= + Cos(2x) + ( (1 + Cos(2x))) + ( 1 − Sin2(2x))Cos(2x)
8 8 8 2 8
1
Subtitusikan 2x = y dy = 2dx dx = dy
2
1 1
x=0 y=0 , x= π y= π
4 2
Sehingga
1 1 1 1 1
π π π π π
4 2 2 2 2
1 1 3 1 3 1 3 1
Cos 6 ( x )dx = dy + Cos( y) dy + dy + Cos( y) dy
0 0
8 2 0
8 2 0
16 2 0
16 2
1 1
π π
2 2
1 1 1
+ Cos( y) dy − Sin 2 ( y)Cos( y) dy
0
8 2 0
2
1
π
2
1 1
3 1
3 1
3 1
1 1
1
Sin 2 ( y)d (Sin ( y) )
π π π π π
= y 2
0
+ Sin ( y) 2
0
+ y 2
0
+ Sin ( y) 2
0
+ Sin ( y) 2
0
−
16 16 32 32 16 2 0
1 1 3 1 3 1 3 1
= ( π − 0) + (Sin( π) – Sin(0)) + ( π − 0) + (Sin( π) – Sin(0))
16 2 16 2 32 2 32 2
1 1 1 1 1
+ (Sin( π) – Sin(0)) − (Sin3( π) − Sin3(0))
16 2 2 3 2
1 3 3 3 1 1 113
= + + + + − =
32 16 64 32 16 6 192
167
2) Sin m ( x )Cos n ( x )dx
Menyelesaikan bentuk integral seperti ini, identik dengan bentuk 1), yaitu
a) Sajikan Sinm(x) = Sinm-1(x)Sin(x), jika n ganjil, dan Sinm(x) = (Sin2(x))m/2, jika m genap
analog Cos(x)n = Cos(x)n-1Cos(x), jika n ganjil, dan Cosn(x) = (Cos2(x))n/2, jika n genap
b) Gunakan hubungan Sin2(x) + Cos2(x) = 1, jika m, atau n, atau keduanya ganjil, atau
1 1
Sin2(x) = (1 – Cos(2x)), Cos2(x) = (1 + Cos(2x)), jika m dan n genap.
2 2
Sehingga diperoleh bangun Sink(x)Cos(x) atau Cosk(x)Sin(x)
Contoh 20
Hitunglah Sin 3 ( x )Cos 4 ( x )dx !
Jawab :
Sin3(x)Cos4(x) = Sin2(x)Sin(x)Cos4(x) = (1 – Cos2(x))Sin(x)Cos4(x)
= (Cos4(x) – Cos6(x))Sin(x)
sehingga
Sin 3 ( x )Cos 4 ( x )dx = (Cos 4 ( x ) − Cos 6 ( x ))Sin ( x )dx
Contoh 21
Hitunglah Sin 4 ( x )Cos 6 ( x )dx !
Jawab :
Sin4(x)Cos6(x) = {Sin2(x)}2Cos6 = {1−Cos2(x)}2Cos6(x) = {1−2Cos2(x)+Cos4(x)}Cos6(x)
= Cos6(x)−2Cos8(x)+Cos10(x) = {Cos2(x)}3 − 2{Cos2(x)}4 + {Cos2(x)}5
1 1 1
=[ {1 + Cos(2x)}]3 − 2[ {1 + Cos(2x)}]4 + [ {1 + Cos(2x)}]5
2 2 2
168
1 1
= {1+3Cos(2x)+3Cos2(2x)+Cos3(2x) − {1+4Cos(2x)+6Cos2(2x)+4Cos3(2x)+Cos4(2x)}
8 8
1
+ {1+5Cos(2x)+10Cos2(2x)+10Cos3(2x)+5Cos4(2x)+Cos5(2x)}
32
1 3 1 1 1 1
= − Cos(2x) − Cos2(2x) − Cos3(2x) + Cos4(2x) + Cos5(2x)
32 32 16 16 32 32
sehingga
1 1 1 1
Sin 4 ( x )Cos 6 ( x )dx = dx − Cos(2 x )dx − Cos 3 (2 x )dx + Cos 4 (2 x )dx
32 32 16 32
1
+ Cos 5 (2 x )dx
32
1
subtitusikan 2x = y dy = 2dx dx = dy
2
1 1 1 1
Sin 4 ( x )Cos 6 ( x )dx = x− Sin(y) − Cos 2 ( y)Cos( y)dy + {Cos 2 ( y)}2 dy
32 64 32 64
1
+ {Cos 2 ( y)}2 Cos( y)dy
64
1 1 1 1 1
= x− Sin(2x) − {1 − Sin 2 ( y)}Cos( y)dy + [ {1 + Cos(2 y)}] 2 dy
32 64 32 64 2
1
+ {1 − Sin 2 ( y)}2 Cos( y)dy
64
1 1 1 1 1
= x− Sin(2x) − {Sin(y)− Sin3(y)} + {1 + 2Cos(2 y) + Cos 2 (2 y)dy
32 64 32 3 256
1
+ {1 − 2Sin 2 ( y) + Sin 4 ( y)}Cos( y)dy + k
64
1 1 1 1 1 1
= x− Sin(2x) − Sin(2x) − Sin3(2x) + {y+Sin(2y)+ {1 + Cos(4 y)}dy }
32 64 32 96 256 2
1 2 1
+ {Sin(y)− Sin3(y)+ Sin5(y)} + k
64 3 5
169
1 1 1 1 1 1 1
= x− Sin(2x) − Sin(2x) − Sin3(2x) + {2x+Sin(4x)+ y+ Sin(4y)}
32 64 32 96 256 2 8
1 1 1
+ Sin(2x) − Sin3(2x) + Sin5(2x) + k
64 96 320
1 1 1 1 1 1 1
= x− Sin(2x) − Sin(2x) − Sin3(2x) + x+ Sin(4x) + x
32 64 32 96 128 256 256
1 1 1 1
+ Sin(8x) + Sin(2x) − Sin3(2x) + Sin5(2x) + k
2048 64 96 320
11 1 1 1 1 1
= x− Sin(2x) + Sin(4x) + Sin(8x) − Sin3(2x) + Sin5(2x) + k
256 32 256 2048 48 320
Jawab :
Tg6(x) = Tg2(x)Tg4(x) = {Sec2(x) – 1}Tg4(x) = Sec2(x)Tg4(x) – Tg4(x)
= Sec2(x)Tg4(x) – Tg2(x)Tg2(x) = Sec2(x)Tg4(x) – {Sec2(x) – 1}Tg2(x)
= Sec2(x)Tg4(x) – Sec2(x)Tg2(x) + Tg2(x) = Sec2(x)Tg4(x) – Sec2(x)Tg2(x) + Sec2(x) – 1
subtitusikan y = Tg(x) dy = Sec2(x)dx , sehingga
1 5 1
Tg 6 ( x )dx = y 4 dy − y 2 dy + dy − dx = Tg (x) − Tg3(x) + Tg(x) – x + k.
5 3
170
Soal 23
Hitunglah Ctg 7 ( x )dx
Jawab :
Ctg7(x) = Ctg2(x)Ctg5(x) = {Cosec2(x) – 1}Ctg3(x) = Cosec2(x)Ctg3(x) – Ctg3(x)
= Cosec2(x)Ctg3(x) – Cosec2Ctg(x) + Ctg(x)
subtitusikan y = Ctg(x) dy = −Cosec2(x)dx, sehingga
1 1
Ctg 7 ( x )dx = − y 3 dy − − ydy + Ctg ( x )dx = − Ctg4(x) + Ctg2(x) + ln{Sin(x)} + k
4 2
Catatan :
Cos( x ) 1
Ctg ( x )dx = dx = dSin ( x ) x = ln{Sin(x)} + k
Sin ( x ) Sin ( x )
Untuk menyelesaikan bentuk integral seperti ini perlu diperhatikan ciri dari m atau.
a) Jika n genap dan m sembarang, maka tulis
Secn(x) = Sec2(x)Secn-2(x) = {1 + Tg2(x)}Secn-2(x),
Cosecn(x) = Cosec2(x)Cosecn-2(x) = {1 + Ctg2(x)}Cosecn-2(x)
sehingga diperoleh bangun Tgk(x)Sec2(x)
Contoh 24
Hitunglah Tg 5 ( x )Sec 6 ( x )dx !
Jawab :
Tg5(x)Sec6(x) = Tg5(x){1 + Tg2(x)}Sec4(x) = Tg5(x)Sec4(x) + Tg7(x)Sec4(x)
= Tg5(x){1 + Tg2(x)}Sec2(x) + Tg7(x){1 + Tg2(x)}Sec2(x)
= Tg5(x)Sec2(x) + Tg7(x)Sec2(x) + Tg7(x)Sec2(x) + Tg9(x)Sec2(x)
= Tg5(x)Sec2(x) +2Tg7(x)Sec2(x) + Tg9(x)Sec2(x)
Subtitusikan y = Tg(x) dy = Sec2(x)dx , sehingga
1 6 1 1
Tg 5 ( x )Sec 6 ( x )dx = y 5 dy + 2 y 7 dy + y 9 dy = Tg (x) + Tg8(x) + Tg10(x) + k
6 4 10
171
b) Jika m ganjil dan n sembarang, maka tulis
Tgm(x) = Tg2(x)Tgm-2(x) = {Sec2(x) – 1}Tgm-2(x)
Ctgm(x) = Ctg2(x)Ctgm-2(x) = {Cosec2(x) – 1}Ctgm-2(x)
sehingga diperoleh bangun Coseck(x){Ctg(x)Cosec(x)}
Contoh 25
Hitunglah Ctg 7 ( x )Co sec 3 ( x )dx !
Jawab :
Ctg7(x)Cosec3(x) = {Cosec2 – 1}Ctg5(x)Cosec5(x)
= {Cosec2(x) – 1}Ctg4(x)Cosec4(x){Ctg(x)Cosec(x)}
= {Cosec6(x) – Cosec4(x)}{Cosec2(x) – 1}2{Ctg(x)Cosec(x)}
= {Cosec6(x) – Cosec4(x)}{Cosec4(x) – 2Cosec2(x) + 1}{Ctg(x)Cosec(x)}
= {Cosec10(x) – 3Cosec8(x) + 3Cosec6(x) – Cosec4(x)}{Ctg(x)Cosec(x)}
= Cosec10(x){Ctg(x)Cosec(x)} – 3Cosec8(x){Ctg(x)Cosec(x)}
+ 3Cosec6(x){Ctg(x)Cosec(x)} – Cosec4(x){Ctg(x)Cosec(x)}
subtitusikan y = Cosec(x) dy = Ctg(x)Cosec(x)dx
sehingga
Ctg 7 ( x )Co sec 3 ( x )dx = y10 dy − 3 y 8 dy + 3 y 6 dy − y 4 dy
1 1 3 1
= Cosec11(x) − Cosec9(x) + Cosec7(x) − Cosec5(x) + k
11 3 7 5
5) Sin (mx )Sin (nx )dx atau Sin (mx )Cos(nx )dx atau Cos(mx )Cos(nx )dx .
172
Sehingga diperoleh bentuk Sin(kx) atau Cos(kx)
Contoh 26
Hitunglah Sin (5x )Sin (6 x )dx !
Jawab :
1 1 1
Sin(5x)Sin(6x) = − Cos(11x) – Cos(−x)} = − Cos(11x) + Cos(x)
2 2 2
sehingga
1 1 1 1
Sin (5x )Sin (6 x )dx = − Cos(11x )dx + Cos( x )dx = − Sin(11x) + Sin(x) + k
2 2 22 2
y4 + y3
= 12 − y9 − y 4 + y3 + y + dy
y5 −1
y4 y3
= −12 y 9 dy − 12 y 4 dy + 12 y 3 dy + 12 ydy + 12 dy + 12 dy
y5 −1 y5 −1
173
6 10 12 5 12 y3
=− y − y + 3y4 + 6y2 + ln(y5−1) + 12 5 dy
5 5 5 y −1
6 12 12 5 12 12 5 y3
=− 12
x 10
− 12 4 12 2
x +3 x +6 x + ln( x -1) + 12 5 dy
5 5 5 y −1
6 12 12 5 12 12 5 y3
=− 6
x5 − x + 33 x + 66 x + ln( x -1) + 12 5 dy
5 5 5 y −1
y3
Menghitung integral dy :
y5 −1
1 1 3 2 1
− y3 + y2 + y +
y3 y3
= = 5 + 54 5 5 5
y − 1 ( y − 1)( y + y + y + y + 1)
5 4 3 2
y −1 y + y + y + y +1
3 2
1 1 1 4 y 3 + 3y 2 + 2 y + 1 y3
= + −
5 y −1 5 y 4 + y3 + y 2 + y + 1 y4 + y3 + y2 + y + 1
Sehingga
y3 1 1 1 4 y 3 + 3y 2 + 2 y + 1 y3
dy = dy + dy − dy
y5 −1 5 y −1 5 y4 + y3 + y2 + y + 1 y 4 + y3 + y 2 + y + 1
1 1 y3
= ln(y−1) + ln(y4+y3+y2+y+1) − dy
5 5 y 4 + y3 + y 2 + y + 1
1 12 1 12 4 12 3 12 2 12 y3
= ln( x −1)+ ln( x + x + x + x +1) − 4 dy
5 5 y + y3 + y 2 + y + 1
1 12 1 y3
= ln( x −1)+ ln( 3 x + 4 x + 6 x + 12 x +1) − 4 dy
5 5 y + y3 + y 2 + y + 1
y3
Karena integral dy jika dihitung secara “manual”, tidak sederhana,
y 4 + y3 + y 2 + y + 1
maka diselesaikan dengan menggunakan program Mathcad.
174
Hasilnya :
y3
dy =
y 4 + y3 + y 2 + y + 1
1 5 1 4 y + (1 − 5
ln{2y2+(1− 5 )y+2}− ln{2y2+(1− 5 )y+2}− Arctg 5
4 20 5 10 + 2 5 10 + 2 5
1 4 y + (1 − 5 1 5
− Arctg + ln{2y2+(1+ 5 )y+2}+ ln{2y2+(1+ 5 )y+2}
10 + 2 5 10 + 2 5 4 20
1 4 y + (1 + 5 1 4 y + (1 + 5
+ Arctg 5 − Arctg
5 10 − 2 5 10 − 2 5 10 − 2 5 10 − 2 5
1 5
= ln{2 12 x 2 +(1− 5 ) 12 x +2} − ln{2 12 x 2 +(1− 5 ) 12 x +2}
4 20
1 412 x + (1 − 5 1 412 x + (1 − 5
− Arctg 5 − Arctg
5 10 + 2 5 10 + 2 5 10 + 2 5 10 + 2 5
1 5
+ ln{2 12 x 2 +(1+ 5 ) 12 x +2} + ln{2 12 x 2 +(1+ 5 ) 12 x +2}
4 20
1 412 x + (1 + 5 1 412 x + (1 + 5
+ Arctg 5 − Arctg
5 10 − 2 5 10 − 2 5 10 − 2 5 10 − 2 5
1 5
= ln{2 6 x +(1− 5 ) 12 x +2} − ln{2 6 x +(1− 5 ) 12 x +2}
4 20
1 412 x + (1 − 5 1 412 x + (1 − 5
− Arctg 5 − Arctg
5 10 + 2 5 10 + 2 5 10 + 2 5 10 + 2 5
1 5
+ ln{2 6 x +(1+ 5 ) 12 x +2} + ln{2 6 x +(1+ 5 ) 12 x +2}
4 20
1 412 x + (1 + 5 1 412 x + (1 + 5
+ Arctg 5 − Arctg
5 10 − 2 5 10 − 2 5 10 − 2 5 10 − 2 5
175
Sehingga
1− x 6 12 12 5 12 12 5
dx = − 6
x5 − x + 33 x + 66 x + ln( x -1)
3
x2 − 4 x 5 5 5
1 1
+ 12[ ln( 12 x −1) + ln( 3 x + 4 x + 6 x + 12 x +1)
5 5
1 5
−{ ln{2 6 x +(1− 5 ) 12 x +2} − ln{2 6 x +(1− 5 ) 12 x +2}
4 20
1 412 x + (1 − 5
− Arctg 5
5 10 + 2 5 10 + 2 5
1 412 x + (1 − 5 1
− Arctg + ln{2 6 x +(1+ 5 ) 12 x +2}
10 + 2 5 10 + 2 5 4
5
+ ln{2 6 x +(1+ 5 ) 12 x +2}
20
1 412 x + (1 + 5
+ Arctg 5
5 10 − 2 5 10 − 2 5
1 412 x + (1 + 5
− Arctg }]
10 − 2 5 10 − 2 5
Metode mengintegralkan fungsi seperti yang sudah disajikan merupakan metode yang
menghasilkan nilai eksak, dan pada umumnya dapat dilakukan secara “manual” Ada
metode lain yang dapat dilakukan secara “manual”, tetapi hasilnya biasanya nilai
pendekatan, yaitu dengan mengubah fungsi yang diintegralkan dalam bentuk deret.
176
V.4. Beberapa penggunaan integral
1. Luas bidang datar
L= {f (x ) − g (x )}dx .
x0
Gambar V.2
Bidang diantara dua grafik
177
Contoh 28
Hitunglah luas bidang yang dibatasi oleh grafik fungsi y = x5 – x3 + x – 3, sumbu-X, garis
X = −3 dengan X = 5 !
Jawab :
Grafik fungsi jika digambarkan dengan
4.83
Mathcad adalah seperti di samping kiri ini.
Karena bidang terbagi oleh sumbu-X, maka
10 5 0 5 10 luas bidang harus dihitung berdasarkan
bidang yang ada di atas sumbu-X dengan di
f(x) 4.83
bawah sumbu-X.
1 1 1 1 1 1
={ (1,317)6− (1,317)4+ (1,317)2−3(1,317)} − { (-3)6− (-3)4+ (-3)2−3(-3)}
6 4 2 6 4 2
= −2,966 − (114,75) = −117,716
Karena luas bidang harus merupakan bilangan posistif, jadi yang digunakan : L1 = 117,716
Luas bidang di atas sumbu-X
5
5
L2 = (x 5
)
− x 3 + x − 3 dx = (
1
6
1
4
1
x6− x4+ x2−3x)
2 1,317
1, 317
1 6 1 4 1 2 1 1 1
={ (5) − (5) + (5) −3(5)} – { (1,317)6− (1,317)4+ (1,317)2−3(1,317)
6 4 2 6 4 2
= 2445,417 – (-2,966) = 2448,383
Sehingga luas bidang yang dicari,
L = L1 + L2 = 117,716 + 2448,383 = 2566,099 (satuan luas)
178
Contoh 29
Hitung luas daerah yang dibatasi oleh grafik y = 2x2 – 3x + 1, dengan y = ex !
Jawab :
Jika digambarkan dengan mengunakan program
Mathcad, maka sajian grafik kedua fungsi adalah
8.05
seperti di samping kanan.
Absis titik potong kedua grafik, dihitung 4.03
berdasarkan persamaan gx
()
2x2 – 3x + 1 = ex h(x) 10 5 0 5 10
2 x
2x – 3x + 1 – e = 0 4.03
Jika dihtung dengan Mathcad, diperoleh nilai
3 1 3 1 8.05
x= − 1 + 8e e dan x = + 1 + 8e e
4 4 4 4
x
Dari gambar, seluruh bidang berada di atas sumbu-X, sehingga luas bidang yang dicari,
3 1
+ 1+ 8 e e
(e − (2x ))
4 4
L= x 2
− 3x + 1 dx
3 1
− 1+8 e e
4 4
3 1
2 3 3 2 + 1 + 8e e
e
= (e − x + x − x) 4 4
3 2 3 1
− 1 + 8e e
4 4
3 1 3 2
+ 1+ 8 e e 2 3 1 3 3 1 3 1
= e4 4
− + 1 + 8e e + + 1 + 8e e − + 1 + 8e e
3 4 4 2 4 4 4 4
3 1 3 2
− 1+ 8 e e 2 3 1 3 3 1 3 1
− e4 4
− − 1 + 8e e + − 1 + 8e e − − 1 + 8e e
3 4 4 2 4 4 4 4
179
2. Persamaan gerak benda
Dalam ilmu fisika, jika a(t) percepatan benda pada saat t, maka persamaan kecepatan
pada saat t, v(t) = a ( t )dt , dan persamaan lintasan gerak benda, s(t) = v( t )dt .
Contoh 30.
Sebuah benda bergerak dengan percepatan awal konstan 20 m/detik2. Hitunglah jarak
tempuh setelah 0,5 jam dari titik awal, jika pada saat akan bergerak berjarak 1 km dari titik
awal, dan kecepatan setelah 0,5 jam tersebut sama dengan 120 m/detik ?
Jawab :
Persamaan gerak benda, v(t) = 20dt = 20t + K,
180
3. Benda putar
Y y = f(x)
2
y=d Q
y=c
P
1
X
x=b
x=a
Gambar V.3
Benda putar y = f(x)
(1) sumbu putar, X; (2) sumbu putar, Y
Perhatikan Gambar V.3. Bangun-1 adalah benda putar yang diperoleh, jika bidang yang
dibatasi oleh grafik y = f(x), garis x = a, x = b, dan sumbu-X, diputar, dengan sumbu putar
sumbu-X. Sedangkan bangun-2, adalah benda putar yang diperoleh, jika bidang yang
dibatasi oleh grafik y = f(x), garis x = a, dan y = d, diputar, dengan sumbu putar sumbu-Y.
Pada benda putar ini ada dua hal yang dapat dipelajari, yaitu luas selimut (L) dan volume
benda (V). Yang dimaksud dengan selimut benda putar, adalah bidang putar yang diperoleh
sebagai hasil pemutaran bagian grafik PQ. Tidak termasuk bidang-bidang lingkaran
penutupnya.
Jika LX dan VX, masing-masing luas selimut dan volume benda putar bangun-1 (benda
putar dengan sumbu putar sumbu-X), maka
b
LX = 2π f ( x ) 1 + (f ′( x ) ) dx
2
dan
b
VX = 2π xf ( x )dx
a
181
Untuk menghitung luas selimut dan volume benda putar bangun-2 (benda putar dengan
sumbu putar sumbu-Y), dapat digunakan analoginya, dengan proses sebagai berikut
1. Ubah bentuk fungsi y = f(x) menjadi x = g(y).
2. Jika LY dan VY, masing-masing luas selimut dan volume benda putar bangun-2, maka
d
LY = 2π g ( y) 1 + (g ′( y) ) dy
2
dan
d
VY = 2π yg ( y)dy
c
Contoh 31
Hitung luas selimut dan volume benda putar, yang dibangun dengan memutar bagian grafik
fungsi y = x3, antara titik (0,0) dengan (2,4) !
Jawab :
9.66 Jika diputar dengan sumbu putar sumbu-X.
6.44 f(x) = x3 f′(x) = 3.x2
2 2
3.22
f(x) LX = 2π x 3
1 + 3x ( ) dx
2 2
= 2π x 3 1 + 9 x 4 dx
0 0
10 6 2 2 6 10
3.22 Jika disubtitusikan u = 1 + 9x4 du = 36x3dx
6.44 x=0 u=1
x
x=2 u = 145
sehingga luasnya :
145
2 145 1 1
1 π 1 +1 2π 1
LX = 2π x 3
1 + 9 x dx = 2π
4
u du = u2 = 145 2
36 18 1 27
0 1 +1
2 1
290π 145
= (satuan luas)
27
182
dan volumenya :
2 2 2
1 4+1 2π 5 64π
VX = 2π x ( x )dx = 2π x dx = 2π
3
x 4
= 2 = (satuan volume)
0 0
4 +1 0
5 5
0
3y 3
2 1
2 − 2
Jika disubtitusikan u = y 3
du = y 3 = 1
dy
3
3y 3
y=0 u=0
2
3
y=4 u= 4 = 3 16
3
4 4 16
1
LY = 2π 1
9 y + 1 dy = π
3
9u 2 + 1 du
0 0
3y 3
1 1
Jika disubtitusikan u = tg(w) du = sec2(w)dw , w = arctg(3u)
3 3
u=0 w = arcTg(0) = 0 (radial)
183
3
16 1, 439 1, 439
1 π
LY = π 9u 2 + 1 du = π tg 2 ( w ) + 1 sec 2 ( w )dw = sec 4 ( w )dw
0 0
3 3 0
π 3
16 π
{3u}3 {3u} 0 16 = 48π + π3 16 = 2π(48 +
3
3
= + 2 ) (satuan luas)
9 0 3
4
4 1 4 4 4
1 +1 6π 3 7 96π 3
VY = 2π y( y )dy = 2π y dy = 2π
3 3
y3 = 4 = 4 (satuan volume)
4 7 7
0 0 +1
3 0
184
1. Jalankan program Mathcad
185
2. Tulis persamaan fungsi integradnya.
186
4. Pada “kotak hitam kecil” di depan huruf “d”, tulis “f(x)”, dan di belakangnya huruf “x”
187
6. Klik di luar “kotak formulasi integrasi”
3
Catatan : Ei(a , b) = e a +ib , i = − 1
188
V.6. Integral tak wajar
Yang dimaksud dengan integral tak wajar, adalah integral tentu dengan salah satu atau
kedua batas integralnya adalah bilangan tak hingga, ∞. Sehingga bentuk-bentuk integral tak
b ∞ ∞
wajar adalah f ( x )dx , f ( x )dx , f ( x )dx . Deskripsinya sama dengan nilai limit, jika
−∞ a −∞
Contoh 32
1 1
π Cos
2 1 x dx
Hitunglah Sin −
−∞ x x
Jawab :
1 1 1 1 1 1 1
π Cos π Cos π π Cos
2 1 x dx = Lim Sin 1 −
2
x dx = Lim Sin 1 dx − Lim
2 2
x dx
Sin −
−∞ x x a → −∞ a x x a → −∞ a x a → −∞ a x
1 1 1 1 1
π π Cos π Cos
1 2 2
x dx − Lim 2
x dx
= Lim xSin − −
a →∞ x a a x a →−∞ a x
1 1 1 1
π Cos π Cos
1 1 1 2
x dx − Lim 2
x dx
= Lim πSin − aSin + Lim
a →−∞ 2 1 a a →−∞ a x a →−∞ a x
π
2
1 1
Sin Sin
1 2 1 1 2 1 2
a = πSin − Lim a
= πSin − Lim aSin = πSin − Lim
2 π a →−∞ a 2 π a →−∞ 1 2 π 1
→0 1
a
a a
1 2
= πSin − 1
2 π
189
Integral tak wajar sering digunakan dalam teori Statistika, misalnya pada deskripsi
fungsi distribusi peluang.
Definisi
Fungsi y = f(x) disebut fungsi distribusi peluang, jika
1. 0 ≤ f(x) ≤ 1, untuk setiap nilai x, −∞ < x < ∞
∞
2. f ( x )dx = 1
−∞
Contoh 32
(x−b )2
1 −
2a2
Telaah apakah fungsi f(x) = e , dengan a , b konstanta, dan a > 1; merupakan
a 2π
fungsi distribusi peluang ?
Jawab :
1
( x − b )2
1
= a 2π2
−
2a 2
1. e ( x −b )
a 2π
2a 2
e
1
(x−b )2
1
Karena < 1 , dan e 2a2
> 1, maka a 2π2 < 1.
a 2π ( x −b )
2a 2
e
( x − b )2 ( x − b )2 (∞ − b )2
1 − 1 − 1 − 1
e −∞ = 0
2 2
2a 2
Lim e 2a
= Lim e 2a
= e =
x →−∞ a 2 π x →∞ a 2 π a 2π a 2π
(x−b )2
1 −
2a2
Sehingga 0 < e < 1 , untuk setiap nilai x
a 2π
2
( x − b )2 ( x −b )2 x −b
∞ 1 − 2 1 ∞ − 2 1 ∞ −
a 2
2. e 2a
dx = e 2a
dx = e dx
−∞ a 2π a 2π −∞ a 2π −∞
x−b 1
Jika disubtitusikan, y = dy = dx dx = a 2 dy.
a 2 a 2
( x − b )2
1 ∞
− 1 ∞ 2 1 ∞ 2
Sehingga e 2a 2
dx = e − y a 2dy = e − y dy
−∞ a 2π a 2π −∞ π −∞
190
∞ ∞ 2 ∞ ∞
− y2 2 −y2 2
+z2 )
Jika dimisalkan, e dy = c, maka c = e dy = e−( y dydz . Sehingga jika
−∞ −∞ −∞ −∞
=
2π
0
−
2
(
1 −∞2 2
e − e − 0 dθ = ) 2π
0
1
2
1 2π
dθ = θ 0 = π
2
( ) c=
∞
−∞
2
e − y dy = π
( x − b )2
1 − ∞ 1 ∞ 2 1
Sehingga, e 2a 2
dx = e − y dy = π=1
−∞ a 2π π −∞ π
( x−b )2
1 −
2a2
Jadi f(x) = e merupakan fungsi distribusi peluang.
a 2π
Contoh 33
Perhatikan fungsi yang didefinisikan seperti di bawah ini
1
− x
f(x) = cxe
2
, jika 0 < x < ∞ ; c : konstanta
0 , jika - ∞ < x < 0
Tentukan c agar f(x) merupakan fungsi distribusi peluang !
Jawab
1. 0 ≤ f(x) ≤ 1
1
− x 1
karena 0 < x e 2
< 1, maka 0 ≤ c ≤ 1
− x
xe 2
∞ 0 ∞ 1 ∞ 1
− x − x
2. f ( x )dx = 0dx + cxe 2
dx = cxe 2
dx = 1
−∞ −∞ 0 0
1 1 1 a 1
a − x a − x − x a − x
cxe 2
dx = c xe 2
dx = c x (−2e 2
) − − 2e 2
dx
0 0 0
0
191
1 1 a 1 1 1 a
− a − 0 − x − a − x
= c − 2(ae 2
− 0e 2
)+2 e 2
dx = c − 2ae 2
+ 2( − 2e 2
0
0
1 1 1 1 1
− a − a − 0 − a − a
= c − 2ae 2
− 4( e 2
−e 2
) = c − 2ae 2
− 4e 2
+4
∞ 1 1 1 1 1
− x − a − a − a − a
cxe 2
dx = Lim c − 2ae 2
− 4e 2
+ 4) = − 2c Lim ae 2
− 4c Lim e 2
+ c Lim 4
0 a →∞ a →∞ a →∞ a →∞
1
= −2c(0) − 4c(0) + c(4) = 1 c=
4
1
π
2 x 4 − 3x + 1
7 2 x 2 − x +1 9
c. dx d. dx e. log(2 x 2 − 3x − 2)dx
− 5 2 x − 3x + 1
2
1
− π 2x − 1 2
2
192
1 1
π
6
Sin ( 2 x −3)
6 ln(3x 2 − 2 x − 1) 6 2x − 3
f. e Cos(2 x − 3)dx g. dx h. dx
3x − 1 −3 2 x − 5x + 3
2
1 −2
− π
3
1 5
π 1 − Cos( π − 2 x ) 1
π
1
π
6
6 6 3x 3 − 1 6
i. dx j. dx k. e ( 2 x −1) ln(x + 1)dx
1 1 1 3x − 4 x + 1
2 1
− π
3
Sin (2 x − π) − π
3
− π
3
3
3. Hitung luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = f(x) dengan y = g(x), jika
1 1 f ( x ) = log( x + 1)
f (x ) = x +1 f (x ) = − x 2 + 2x − 1
a. 2 3 b. 1 26 c.
g(x ) = x 2 − x g ( x ) = 2 x 2 − 3x + 1
g ( x ) = 2 x − 3x + 1
2
3 9
f (x ) = x 3 + 2 f ( x ) = e ( 2 x −1) f (x ) = 4 − x 2
d. e. f.
g(x ) = 2x 2 g ( x ) = ln(x + 2 g(x ) = 2x − 1
π : bilangan irasional
a. Hitunglah V, jika R = 0,30 cm dan v = (0,30 − 3,33r2) cm/detik !
b. Tentukan formulasi umum dari V !
193
dx 400
5. Laju produksi dari sebuah produk baru, mengikuti model = 200 1 +
dt (1 + 40) 2
2
6. Total penjualan harian sebuah produk, memiliki model S = 100 xe − x + 100 , x : hari-hari
penjualan, setelah promosi produk dimulai. Hitunglah rata-rata penjualan harian,
selama 20 hari pertama promosi ! Jika tidak ada promosi baru, maka hitunglah rata-rata
penjualan harian untuk 10 hari berikutnya !
194
∞ x3 0 x2 ∞ 5
d. dx e. dx f. x 4 e − x dx
−∞ (x 4
+3 ) 2
−∞ e x 3
−∞
8. Hitunglah c agar
∞ c ∞ cx 3 ∞ 1
a. dt = 1 b. dx = 2 c. dx = 5
0 e 0,5 t
10 (x 2
+1) 2
1 x x
9. Hitunglah luas daerah di bawah lengkungan y = f(x), dan di sebelah kanan sumbu x = 1,
jika
x x +1
a. f (x ) = b. f(x) = log x c. f(x) = ex d. f (x) =
e x3
x −1
10. Misalkan laju kemampuan reaktor nuklir untuk membuat produk beradioaktif,
proporsional dengan lama beroperasinya reaktor tersebut. Jika laju tersebut memiliki
model f(t) = 500 t, t : waktu dalam satuan tahun. Dan laju penurunan kemampuan,
membangun model eksponensial dengan rata-rata 3% pertahun, maka perkiraan
b
akumulasi produk selama b tahun, akan memiliki model 500 te −0,03( b − t ) dt .
0
11. Untuk fungsi-fungsi di bawah ini, manakah yang merupakan distribusi peluang ?
1
x 1 − x
a. f (x) = ,x≥0 b. f ( x ) = e 2 , −∞ < x < ∞
x +1 2
x2 x+2
, -2<x <4
c. f ( x ) = 18 , - 3 < x < 3 d. f (x ) = 18
0 , untuk yang lainnya 0 , untuk yang lainnya
195
12. Hitunglah luas selimut dan volume benda putar, yang diperoleh dari hasil memutar
bidang yang dibatasi oleh
a. X = 2 , Y = X3 , X = 5 , jika diputar dengan sumbu putar, sumbu-X
b. Y = 2X2 − 3X + 1 , Y = −3X2 + 2X + 1 , jika diputar dengan sumbu putar, sumbu-Y
1
π
Sec 3 x 3
d. dx e. Cosec 2x Cotg 2x dx f. x Sec x Tg x dx
3 + Tg x 0
1
π
1 π π
(Cos 2x - Sin 2x) dx )
2
g. Sec x Tg x dx h. i. Cos x ln (Sin x) dx
0 4 4 0
14. Hasil penjualan produk AC secara obralan, dari sebuah toko elektronik, memiliki model
π
P( t ) = 200 Cos t + 100
6
t : bilangan bulan
a. Bangun tabel hasil penjualan untuk 0 ≤ t ≤ 12 !
b. Berdasarkan nilai-nilai dari tabel tersebut, gambarkan grafik hasil penjualan !
c. Tentukan periode waktu yang menyebabkan toko akan kehilangan hasil penjualan !
15. Laju produksi sebuah komoditi menurut waktu produksi, memiliki model
dx 400
= 200 1 +
dt (t + 40)2
x : banyak item barang, t : waktu produksi (dalam mingguan)
a. Jika pda saat t = 0 , x = 0, maka sajikan persamaan yang menyatakan total produksi
sepanjang wktu t !
b. Hitunglah total produksi selama lima minggu !
196
16. Bumi hanya memiliki sekitar 10 juta are, lahan yang baik untuk dijadikan daerah
pertanian. Dan populasi penduduk bumi terbatas. Jika populasi penduduk terbatas pada
40 juta jiwa, dan laju pertumbuhannya proporsional dengan “kapan dunia berakhir”,
yang merupakan batas atas waktu kehidupan dan penghidupan. Sehingga laju
pertumbuhan penduduk dapat diformulasikan dengan persamaan
dP
= K (40 − P)
dt
K : konstanta positif.
1 1
Formulasi tersebut identik dengan t = dP
K 40 − P
a. Sajikan formulasi persamaan t atas P !
b. Gunakan sifat hubungan fungsi logaritma dengan eksponensial, untuk membangun
persamaan P atas t !
2
17. Sebuah partikel bergerak lurus dengan persamaan percepatannya, a ( t ) = te t
t : waktu, dalam detik
Hitunglah kecepatan dan jarak tempuh, setelah partikel bergerak
a. 0,5 menit b. 50 detik c. 0,5 jam d. 1 menit 25 detik
18. Dalam ilmu statistika, salah satu konsepsi yang sering digunakan adalah ekspektasi
matematis, E[f(x)]. Jika x variabel acak yang memiliki fungsi distribusi peluang p(x),
∞
dan f(x) fungsi atas x. Maka E[f ( x )] = f ( x ) p( x ) dx , jika nilainya ada dan berhingga.
−∞
x+2
, -2< x <4
Jika x memiliki fungsi distribusi peluang p( x ) = 18 , maka
0 , untuk yang lainnya
197
BAB VI
DERET
Deret (series) dengan barisan (sequence) merupakan dua kata yang saling berkaitan.
Barisan adalah fungsi dengan domain himpunan bilangan bulat positif (bilangan cacah). Nilai-
nilai a1, a2, . . . , an, . . . , disebut barisan, jika merupakan sebuah urutan. Artinya, a1 nilai
kesatu, a2 nilai kedua, dan seterusnya. Barisan a1, a2, . . an, . . . dengan b1, b2, . . . , bn, . . . ,
disebut sama jika ai = bi untuk setiap i. Dalam hal lain tidak sama. Misal barisan 2, −1, 3, 6, −8,
dengan 2, 3, −1, 6, −8 , tidak sama. Untuk menyatakan sebuah barisan a1, a2, . . . , an, . . . ,
∞
digunakan notasi {a i } . Dalam hal ini, ai dinamakan suku barisan, sedangkan jumlah suku
i =1
∞
barisant, a1 + a2 + . . . + an + . . . = a i , dinamakan deret.
i =1
∞
Barisan {a i } disebut konvergen ke L < ∞ (berhingga), jika Lim a i = L . Dalam hal lain
i =1 i→∞
3i 2 ∞
disebut divergen. Misal barisan . Untuk menelaah apakah merupakan barisan
7i + 1 i = 1
2
3i 2
konvergen atau divergen ? Maka hitunglah Lim !
i→∞ 7i 2 + 1
3i 2 3 3 3 3
Lim 2 = Lim = = = (berhingga)
i → ∞ 7i + 1 i →∞ 1 1 7+0 7
7+ 7+
i2 ∞2
3i 2 ∞
Jadi barisan , konvergen.
7i + 1 i = 1
2
Contoh lain.
3 2 5 4 7 6
Telaah apakah barisan 0, , , , , , , . . . , konvergen atau divergen ?
2 3 4 5 6 7
Jika suku barisan tersebut disajikan dengan formulasi eksplisit, maka formulasinya
1
a i = 1 + (−1) i .
i
1 1
Sehingga Lim a i = Lim 1 + (−1) i = 1 + Lim (−1) i = 1. Jadi barisan konvergen.
i→∞ i →∞ i i → ∞ i
VI.1. Deret Konvergen
∞ n
Perhatikan deret ai . Formulasi s n = a i , dinamakan deret parsial. Sebuah deret
i =1 i =1
disebut konvergen ke L, jika barisan deret parsialnya, konvergen ke L, Lim s i = L . Dalam hal
i →∞