You are on page 1of 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama.

Pada dasarnya epilepsi merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat (SSP) yang timbul akibat adanya ketidakseimbangan polarisasi listrik di otak. Ketidak seimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi akibat adanya fokus-fokus iritatif pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan listrik spontan yang berlebihan dari sebagian atau seluruh daerah yang ada di dalam otak. Epilepsi sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial yang berat bagi penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, stigma sosial, rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya). Sebagian besar kasus epilepsi dimulai pada masa anak-anak. Pada tahun !!!, diperkirakan penyandang epilepsi di seluruh dunia berjumlah "! juta orang, #$ juta orang di antaranya adalah epilepsi primer, dan %!& tinggal di negara berkembang. 'aporan ()* ( !!+) memperkirakan bah,a rata-rata terdapat %, orang penyandang epilepsi aktif di antara +!!! orang penduduk, dengan angka insidensi "! per +!!.!!! penduduk. -ngka pre.alensi dan insidensi diperkirakan lebih tinggi di negara-negara berkembang. Epilepsi dihubungkan dengan angka cedera yang tinggi, angka kematian yang tinggi, stigma sosial yang buruk, ketakutan, kecemasan, gangguan kognitif, dan gangguan psikiatrik. Pada penyandang usia anak-anak dan remaja, permasalahan yang terkait dengan epilepsi menjadi lebih kompleks. Epilepsi di /ndonesia seperti juga di negara-negara lainnya tidak hanya menimbulkan masalah dalam bidang kedokteran tetapi juga dalam bidang sosial. 0asalah dibidang sosial pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari penderita, masyarakat, dan tenaga medis. 0isalnya, faktor penderitanya sendiri, diantaranya rasa malu dan takut akan penyakitnya sehingga tidak sekolah, menarik diri dari akti.itas sosial di masyarakat, tidak berobat,

perasaan bosan akan pengobatan atau berobat tidak teratur, sehingga serangan tetap berlangsung dengan akibat penderita tidak diterima oleh lingkungannya dan tidak mandiri, karena penderita tidak dibekali oleh pengetahuan atau keterampilan yang dapat menunjang kehidupannya. 0asyarakat berpandangan salah terhadap penyakit ini, sehingga penderita tidak diterima sebagai anggota masyarakat yang normal, bahkan dikucilkan ,alaupun penderita mempunyai pengetahuan dan keterampilan tetapi tidak ada yang bersedia mempekerjakannya. 0asih kurangnya pengetahuan dan pengertian tenaga medis mengakibatkan penatalaksanaan tidak dilakukan secara optimal. 0elihat penjelasan di atas, pengetahuan mengenai epilepsi perlu ditingkatkan, agar dapat menjelaskan kepada masyarakat bah,a penyakit ini dapat diobati dan penderita epilepsi sendiri juga dapat hidup normal bersama dengan anggota masyarakat yang lainnya sehingga penderita dapat belajar dan bekerja, berkeluarga dan mengikuti kegiatan sosial, dengan penjelasan bilamana penderita mendapat serangan pada ,aktu melakukan akti.itas, tidak membahayakan dirinya maupun orang lain. Semua hal tadi, menjadi masalah bagi penyusun, gereja, dan juga masyarakat. 1iasanya, setelah kejang penderita akan mengantuk, lemas dan tertidur. Karena itu, bila serangan terjadi saat penderita bekerja atau berakti.itas, hal ini dapat mengakibatkan trauma pada penderita. Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang penyakit epilepsi atau ayan, melatarbelakangi penulis menyusun makalah ini. 0akalah ini membahas hal-hal mengenai penyakit epilepsi, penyebab, klasifikasi penyakit epilepsi, mekanisme terjadinya epilepsi dan pengobatannya. 1.2 Rumusan Masalah 1erdasarkan pemaparan diatas, maka didapat beberapa rumusan permasalahan, diantaranya2 +. -pa pengertian epilepsi3 . -pa saja penyebab epilepsi3 #. 1agaimanakah klasifikasi dari penyakit epilepsi3

4. 1agaimanakah patofisiologi dari penyakit epilepsi3 ". 1agaimanakah penatalaksanaan ketika terjadi dan sesudah terjadi penyakit epilepsi3 5. 1agaiamanakan pencegahan dan pengobatan penyakit epilepsi3 $. -dakah bimbingan yang tepat bagi anak penderita epilepsi3 1.3 1.3.1 Tujuan an Man!aat Penul"san Tujuan Penul"san +. 6ntuk mengetahui pengertian epilepsi . 6ntuk mengetahui penyebab epilepsi #. 6ntuk mengetahui klasifikasi dari penyakit epilepsi 4. 6ntuk mengetahui patofisiologi dari penyakit epilepsi ". 6ntuk mengetahui penatalaksanaan saat dan sesudah epilepsi 5. 6ntuk mengetahui pencegahan dan pengobatan epilepsi $. 6ntuk mengetahui bimbingan yang tepat bagi anak penderita epilepsi 1.3.2 Man!aat #enul"san +. 1agi kepentingan penulis sendiri untuk memberikan tambahan pengetahuan dan ,a,asan tentang pengenalan dan bimbingan bagi anak penderita epilepsi. . #. 7apat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Sebagai bahan informasi dan bahan kajian dasar bagi para mahasis,a dalam mengadakan penelitian lebih lanjut. 1.$ Met% e #enul"san 0etode yang dipakai dalam penelitian ini diantaranya adalah studi literature, dan studi pustaka.

BAB II PEMBAHA&AN 2.1 Pengert"an E#"le#s" Epilepsi terkadang disebut ayan atau sa,an, berasal dari bahasa yunani (epilepsia) yang berarti serangan. Epilepsi merupakan gejala-kompleks dari banyak gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan yaitu modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak yang bersifat spontan, sinkron, berirama dan berkala serta dikarakteristikkan oleh kejang berulang atau kehilangan kesadaran dan gangguan perilaku. 1angkitnya epilepsi terjadi apabila proses eksitasi di dalam otak lebih dominan dari pada proses inhibisi. Epilepsi yang sukar untuk mengendalikan secara medis, sebab mayoritas pasien dengan epilepsi adalah bersifat menentang, kebanyakan yang sering terserang terlebih dahulu yaitu bagian kepala. Sakit kepala sukar sekali untuk diperlakukan secara pharmakologis, ,alaupun obat antiepileptic sudah secara optimal diberikan sekitar #!-4!& penderita biasanya melakukan operasi pembedahan untuk menghilangkan rasa sakit untuk sementara, tetapi gejala akan timbul sesekali. -dapun beberapa pengertian epilepsy dari para ahli, diantaranya2 Epilepsi merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulang- ulang. 7iagnose ditegakkan bila seseorang mengalami paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab (8astremski, +9%%). Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersi.at re.ersibel (:ar,oto, !!$). Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat re.ersibel dengan berbagai etiologi (-rif, !!!).

Epilepsy adalah merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulang-ulang. 7iagnosa ditegakkan paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab (8astremski, +9%%). Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik (1ai;uni, !+!). Epilepsi menurut 8) 8ackson (+9"+) didefinisikan sebagai suatu gejala akibat cetusan pada jaringan saraf yang berlebihan dan tidak beraturan. <etusan tersebut dapat melibatkan sebagian kecil otak (serangan parsial atau fokal) atau yang lebih luas pada kedua hemisfer otak (serangan umum). Epilepsi merupakan gejala klinis yang kompleks yang disebabkan berbagai proses patologis di otak. Epilepsi ditandai dengan cetusan neuron yang berlebihan dan dapat dideteksi dari gejala klinis, rekaman elektroensefalografi (EE=), atau keduanya. Epilepsi adalah suatu kelainan di otak yang ditandai adanya bangkitan epileptik yang berulang (lebih dari satu episode). International League Against Epilepsy (/'-E) dan International Bureau for Epilepsy (/1E) pada tahun !!" merumuskan kembali definisi epilepsi yaitu suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan bangkitan epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya. 2.2 Pen'e(a( Pen'ak"t E#"le#s" Setiap orang memiliki otak dengan ambang bangkitan masing-masing apakah lebih tahan atau tidak terhadap munculnya bangkitan. Pada penderita epilepsi, akti.itas tubuh yang dikoordinasi oleh otak tidak berakti.itas sebagaimana mestinya. Penyebabnya cukup beragam yaitu 2 trauma kepala, alcohol, cedera otak, keracunan, stroke, infeksi, infestasi parasit, tumor otak, masalah-masalah sirkulasi, demam, gangguan metabolisme dan nutrisi> gi?i dan intoksikasi obatobatan. Kadang epilepsy mungkin juga karena genetic (meski relati.e kecil antara "-+! &), tapi epilepsi bukanlah penyakit keturunan.

"

Penyebab utama ialah epilepsi idiopatik, remote symptomatic epilepsi (@SE), epilepsi simtomatik akut dan epilepsi pada anak-anak yang didasari oleh kerusakan otak pada saat peri-atau antenatal. Klasifikasi epilepsi yang menonjol ada +. . jenis yaitu 2 golongan yaitu 2 Epilepsi primer atau epilepsi idiopatik yang hingga kini tidak ditemukan penyebabnya. Epilepsi sekunder atau simtomatik yaitu yang penyebabnya diketahui. Pada epilepsi primer tidak ditemukan kelainan pada jaringan otak. 7iduga terdapat kelainan atau gangguan keseimbangan ?at kimia,i dalam sel-sel saraf pada area jaringan otak yang abnormal. Epilepsi sekunder berarti bah,a gejala yang timbul ialah sekunder, atau akibat dari adanya kelainan pada jaringan otak. Kelainan ini dapat disebabkan karena diba,a sejak lahir atau adanya jaringan parut sebagai akibat kerusakan otak pada ,aktu lahir atau pada masa perkembangan anak. Epilepsi simptomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada <: scan maupun kerusakan otak yang tak jelas tetapi dilatarbelakangi oleh masalah antenatal atau perinatal dengan deficit neurologik yang jelas. -pabila pada saat lahir telah terjadi deficit neurologikmaka dalam ,aktu bulan pertama seluruh kasus akan mengalami bangkitan ulang. Pada saat pasca lahir maka resiko terjadinya bangkitan ulang adalah $"& pada bulan pertama dan %"& dalam #5 bulan pertama, kecuali bangkitan pertama terjadi pada saat terkena gangguan otak akut akan mempunyai resiko 4!& dalam + bulan pertama dan #5 bulan pertama untuk bangkitan ulang. Penyebab spesifik dari epilepsi sebagai berikut 2 +. Kelainan yang terjadi selama perkembangan janin>kehamilan ibu, seperti ibu menelan obat-obat tertentu yang dapat merusak otak janin, mengalami infeksi, minum alcohol, atau mengalami cidera. . #. Kelainan yang terjadi pada saat kelahiran, seperti kurang oksigen yang mengalir ke otak (hipoksia), kerusakan karena tindakan. <idera kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak. 7itinjau dari penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi

4. ". 5. $.

:umor otak merupakan penyebab epilepsy yang tidak umum terutama pada anak-anak. Penyumbatan pembuluh darah otak atau kelainan pembuluh darah otak. @adang atau infeksi pada otak dan selaput otak. Penyakit seperti fenilketonuria (AK6), sclerosis tuberose dan neurofibromatosis dapat menyebabkan kejang-kejang yang berulang.

2.3 )las"!"kas" E#"le#s" :erdapat dua jenis epilepsi diantaranya adalah epilepsi umum dan epilepsi sebagian. +. Epilepsi 6mum (Sindroma Epilepsi) a) Epilepsi Petit 0al Epilepsi petit mal adalah epilepsi yang menyebabkan gangguan kesadaran secara tiba-tiba, di mana seseorang menjadi seperti bengong tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali normal melakukan akti.itas semula. b) Epilelpsi =rand 0al Epilepsi grand mal adalah epilepsi yang terjadi secara mendadak, di mana penderitanya hilang kesadaran lalu kejang-kejang dengan napas berbunyi ngorok dan mengeluarkan buih>busa dari mulut. c) Epilepsi 0yoklonik 8u.enil Epilepsi myoklonik 8u.enil adalah epilepsi yang mengakibatkan terjadinya kontraksi singkat pada satu atau beberapa otot mulai dari yang ringan tidak terlihat sampai yang menyentak hebat seperti jatuh tiba-tiba, melemparkan benda yang dipegang tiba-tiba, dan lain sebagainya. . Epilepsi Parsial (Sebagian) a) Epilepsi Parsial Sederhana Epilepsi parsial sederhana adalah epilepsi yang tidak disertai hilang kesadaran dengan gejala kejang-kejang, rasa kesemutan atau rasa kebal di suatu tempat yang berlangsung dalam hitungan menit atau jam.

b) Epilepsi Parsial Kompleks Epilepsi parsial komplek adalah epilepsi yang disertai gangguan kesadaran yang dimulai dengan gejala parsialis sederhana namun ditambah dengan halusinasi, terganggunya daya ingat, seperti bermimpi, kosong pikiran, dan lain sebagainya. Epilepsi jenis ini bisa menyebabkan penderita melamun, lari tanpa tujuan, berkata-kata sesuatu yang diulang-ulang, dan lain sebagainya (otomatisme). 2.$ Pat%!"s"%l%g" 0enurut para penyelidik bah,a sebagian besar bangkitan epilepsi berasal dari sekumpulan sel neuron yang abnormal di otak, yang melepas muatan secara berlebihan dan hypersinkron. Kelompok sel neuron yang abnormal ini, yang disebut juga sebagai fokus epileptik mendasari semua jenis epilepsi, baik yang umum maupun yang fokal (parsial). 'epas muatan listrik ini kemudian dapat menyebar melalui jalur-jalur fisiologis-anatomis dan melibatkan daerah disekitarnya atau daerah yang lebih jauh letaknya di otak. :idak semua sel neuron di susunan saraf pusat dapat mencetuskan bangkitan epilepsi klinik, ,alaupun ia melepas muatan listrik berlebihan. Sel neuron diserebellum di bagian ba,ah batang otak dan di medulla spinalis, ,alaupun mereka dapat melepaskan muatan listrik berlebihan, namun posisi mereka menyebabkan tidak mampu mencetuskan bangkitan epilepsi. Sampai saat ini belum terungkap dengan pasti mekanisme apa yang mencetuskan sel-sel neuron untuk melepas muatan secara sinkron dan berlebihan (mekanisme terjadinya epilepsi). *tak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan pusat pengirim pesan (impuls motorik). *tak ialah rangkaian berjutajuta neuron. Pada hakekatnya tugas neuron ialah menyalurkan dan mengolah akti.itas listrik saraf yang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. 7alam sinaps terdapat ?at yang dinamakan neurotransmiter. -setilkolin dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitatif, sedangkan ?at lain yakni =-1(gama-amino-butiric-acid) bersifat inhibitif terhadap penyaluran akti.itas listrik

sarafi dalam sinaps. 1angkitan epilepsi dicetuskan oleh suatu sumber gaya listrik di otak yang dinamakan fokus epileptogen. 7ari fokus ini akti.itas listrik akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron-neron di sekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi). Pada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat selanjutnya akan menyebar ke bagian tubuh>anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran. 7ari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, akti.itas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impulsimpuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran. 2.* Penatalaksanaan 7alam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu diingat sasaran pengobatan yang dicapai, yakni2 Pengobatan harus di berikan sampai penderita bebas serangan. Pengobatan hendaknya tidak mengganggu fungsi susunan syaraf pusat yang normal. Penderita dapat memiliki kualitas hidup yang optimal. Penatalaksanaan medis ditujukan terhadap penyebab serangan. 8ika penyebabnya adalah akibat gangguan metabolisme (hipoglikemia, hipokalsemia), perbaikan gangguan metabolism ini biasanya akan ikut menghilangkan serangan itu. Pengendalian epilepsi dengan obat dilakukan dengan tujuan mencegah serangan. -da empat obat yang ternyata bermanfaat untuk ini2 fenitoin (difenilhidantoin), karbama?epin, fenobarbital, dan asam .alproik. Kebanyakan pasien dapat dikontrol dengan salah satu dari obat tersebut di atas. <ara menanggulangi kejang epilepsi 2 1. Selama Kejang a) 1erikan pri.asi dan perlindungan pada pasien dari penonton yang ingin tahu. 9

b) 0engamankan pasien di lantai jika memungkinkan. c) )indarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari bendar keras, tajam atau panas. 8auhkan ia dari tempat > benda berbahaya. d) 'onggarkan bajunya. 1ila mungkin, miringkan kepalanya kesamping untuk mencegah lidahnya menutupi jalan pernapasan. 2. Setelah Kejang a) Penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi. b) Pertahankan pasien pada salah satu sisi untuk mencegah aspirasi. Bakinkan bah,a jalan napas paten. c) 1iasanya terdapat periode ekonfusi setelah kejang grand mal d) Periode apnea pendek dapat terjadi selama atau secara tiba- tiba setelah kejang e) Pasien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap lingkunga f) 1eri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang selama kejang dan biarkan penderita beristirahat. g) 8ika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal), coba untuk menangani situasi dengan pendekatan yang lembut dan member restrein yang lembut. h) 'aporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. /ni penting untuk pemberian pengobatan oleh dokter. 2.+ Pen,egahan an Peng%(atan E#"le#s" 2.+.1 Pen,egahan E#"le#s" 6paya sosial luas yang menggabungkan tindakan luas harus ditingkatkan untuk pencegahan epilepsi. @esiko epilepsi muncul pada bayi dari ibu yang menggunakan obat antikon.ulsi (kon.ulsi2 spasma atau kekejangan kontraksi otot yang keras dan terlalu banyak, disebabkan oleh proses pada system saraf pusat, yang menimbulkan pula kekejangan pada bagian tubuh) yang digunakan sepanjang kehamilan. <edera kepala merupakan salah satu penyebab utama yang dapat dicegah. 0elalui program yang memberi keamanan yang tinggi dan tindakan pencegahan yang aman, yaitu tidak hanya dapat hidup aman, tetapi juga

+!

mengembangkan pencegahan epilepsi akibat cedera kepala. /bu-ibu yang mempunyai resiko tinggi (tenaga kerja, ,anita dengan latar belakang sukar melahirkan, pengguna obat-obatan, diabetes, atau hipertensi) harus di identifikasi dan dipantau ketat selama hamil karena lesi pada otak atau cedera akhirnya menyebabkan kejang yang sering terjadi pada janin selama kehamilan dan persalinan. Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan program pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti kon.ulsan secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan bagian dari rencana pencegahan ini. 2.+.2 Peng%(atan E#"le#s" Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikon.ulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. Penggunaan obat dalam ,aktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat (compliance) serta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, dll. Penyembuhan akan terjadi pada #!-4!& anak dengan epilepsi. 'ama pengobatan tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. Pada serangan ringan selama -#th sudah cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari "th. Penghentian pengobatan selalu harus dilakukan secara bertahap. :indakan pembedahan sering dipertimbangkan bila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali. Penanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. 8ika terlambat mengatasi kejang pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan keterbalakangan mental. Keterbelakangan mental di kemudian hari. Kondisi yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya. Pada epilepsi umum sekunder, obat-obat yang menjadi ini pertama pengobatan adalah karbama?epin dan fenitoin. =abapentin, lamotrigine,

++

fenobarbital, primidone, tiagabine, topiramate, dan asam .alproat digunakan sebagai pengobatan lini kedua. :erapi dimulai dengan obat anti epilepsi garis pertama. 1ila plasma konsentrasi obat di ambang atas tingkat terapeutis namun penderita masih kejang dan -E7 tak ada efek samping, maka dosis harus ditingkatkan. 1ila perlu diberikan gabungan dari mempan diberikan -E7 tingkat kedua. 2.- La'anan B"m("ngan (ag" Pen er"ta E#"le#s" Ketidakpatuhan para penyandang epilepsi terhadap pengobatan dapat mengakibatkan terjadinya serangan, gangguan tumbuh kembang pada anak yang mengalami, dan menurunkan plastisitas otak. Sebab itu, dukungan moril dari lingkungan, khususnya keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran penderita untuk patuh dalam pengobatan dan berjuang mela,an label negatif dari masyarakat yang menyebutkan bah,a epilepsi adalah penyakit kutukan. Pengobatan epilepsi diperlukan untuk mengurangi kecenderungan otak agar mendapatkan bangkitan dengan cara mengurangi kegiatan elektrik yang berlebihan atau mengurangi rangsangan dari neuron atau saraf. Pengobatan epilepsi yang perlu ,aktu bertahun-tahun seringkali membuat penderita tidak disiplin dalam mengonsumsi obat. 6ntuk itu, dukungan penuh terhadap kepatuhan pengobatan para penderita epilepsi menjadi penting, supaya mereka dapat berjuang guna mencapai kesembuhan optimal. Peringatan (orld Purple 7ay atau )ari Peduli Penyandang Epilepsi di /ndonesia diharapkan dapat menjadi ajang kesadaran tentang epilepsi untuk seluruh lapisan masyarakat serta menghimbau pemerintah untuk memberikan dukungan penuh pada PE. 7iperingati pada 5 0aret setiap tahun, (orld Purple 7ay mengajak seluruh masyarakat di seluruh dunia untuk mengenakan pakaian ber,arna ungu serta menyelenggarakan acara sebagai bentuk dukungan terhadap epilepsi =erakan internasional yang menyerukan kepedulian terhadap penyakit epilepsi, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan epilepsi, serta memberikan dukungan terhadap kepatuhan pengobatan PE. Saat ini + atau lebih -E7, bila tak

berbagai informasi mengenai epilepsi yang beredar di masyarakat luas masih kurang tepat. Kesalahan persepsi biasanya terjadi karena masih minimnya informasi dan pola pengertian masyarakat yang keliru serta telah terbentuk sejak lama, seperti anggapan negatif penyakit epilepsi. Padahal, para penyandang epilepsi sangat membutuhkan dukungan penuh. :erutama selama masa pengobatan yang memerlukan kedisiplinan dan kepatuhan penyandangnya. Sebuah penelitian menunjukkan, meski belum ada pengobatan untuk menyembuhkan epilepsi, sekitar %!& anak-anak yang mengidap epilepsi mampu hidup normal dengan bantuan pengobatan yang benar dan teratur. Peranan orang tua juga sangat dibutuhkan dalam pengobatan epilepsi untuk menghindari resiko akibat ketidakpatuhan dalam pengobatan. *rang tua pun perlu menjaga daya tahan tubuh anaknya dengan memperhatikan asupan gi?i mereka. -kti.itas tersebut penting untuk dilakukan agar tubuh anak semakin kuat ketika menghadapi efek samping yang mungkin terjadi selama pengobatan epilepsi, seperti penurunan konsentrasi pada anak. Keberhasilan pengobatan epilepsi selain ditentukan oleh tidak adanya kerusakan jaringan otak, juga oleh ketepatan diagnosis epilepsi sejak dini juga tergantung dari penyandang dan orang tua, tenaga medis yang memberikan pelayanan, obat anti epilepsi yang diminum, kepatuhan dan ketersediaan obat anti epilepsi yang memerlukan dukungan pemerintah serta organisasi lainnya yang memperhatikan pengobatan penyandang epilepsi. 7engan dukungan dari lingkungan sekitar khususnya keluarga, para penyandang epilepsi akan merasa nyaman yang akhirnya akan membangkitkan semangat untuk patuh terhadap pengobatan epilepsi, sehingga penyandang epilepsi terhindar dari bahaya status epileptikus yakni, serangan beruntun lebih dari #! menit yang berdampak kematian.

+#

BAB III PENUTUP 3.1 )es"m#ulan Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan yang bersifat spontan (unpro.oked) dan berkala. 1angkitan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekolompok besar sel-sel otak, bersifat sinkron dan berirama. 1angkitnya epilepsi terjadi apabila proses eksitasi didalam otak lebih dominan dari pada proses inhibisi. Setiap orang punya resiko satu di dalam "! untuk mendapat epilepsi. Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin mendapat sei?ure pertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin akan terus mendapat sei?ure ,alaupun sudah lepas dari narkotik. 6mumnya epilepsi mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam process kelahiran, luka kepala, strok, tumor otak, alkohol. Kadang epilepsi mungkin juga karena genetik, tapi epilepsi bukan penyakit keturunan. :api penyebab pastinya tetap belum diketahui.

+4

DA.TAR PU&TA)A Buni ( !++). Konseling Epilepsi. :ersedia C*nlineD. http2>>bk-yuni.blogspot.com> 7iakses pada tanggal ++ Eo.ember !+#. blog.uad ( !++). 0akalah epilepsy. :ersedia C*nlineD. http2>>blog.uad.ac.id>deisyp>files> !++>+ >epilepsi.makalah.docF 7iakses pada tanggal ++ Eo.ember !+#. <henyhar ( !+#). 0akalah Epilepsi. :ersedia C*nlineD. http2>>chenyhar.blogspot.com> !+#>!4>makalah-epilepsi.html 7iakses pada tanggal ++ Eo.ember !+#. 8ejakronal ( !++). Epilepsi Konseling. :ersedia C*nlineD http2>>jejakronal.blogspot.com> !++>!">epilepi-konseling.html 7iakses pada tanggal ++ Eo.ember !+#. Kompas ( !++). Penyakit Epilsepsi pada -nak 1isa 7isembuhkan. :ersedia C*nlineD. http2>>health.kompas.com>read> !++>+ >+">+"+%#5+ >. 7iakses pada tanggal ++ Eo.ember !+#. /nfeksi pada masa kanak-kanak harus dikontrol dengan .aksinasi yang benar, orang tua dengan anak yang pernajh mengalami kejang demam harus diintruksikan pada metode untuk mengontrol demam (kompres dingin, obat anti peuretik). <edera kepala merupakan salah satu penyebab yang dapat dicegah, tindakan pencegahan yang aman yaitu tidak hanya hidup aman, tetapi juga menyeimbangkan pencegahan epilepsi akibat decera kepala. 6ntuk mengidentifikasi anak gangguan pada usia dini, pencegahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti kon.ulsan secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup merupakan bagian dari rencanan pencegahan ini.

+"

+5

You might also like