Professional Documents
Culture Documents
Akad istishna’ juga identik dengan akan ijarah, ketika bahan baku
untuk diproduksi berasal dari pemesan, sehingga produsen (shani’) hanya
pemberian jasa pembuatan, dan ini identik dengan akan ijarah. Berada ketika
jasa pembuatan dan bahan bakunya dari produsen (shani’), maka dinamakan
dengan istishna’.
Landasan Syasriah
Jika dianalogkan (qiyas) dengan bai’ ma’dum , maka jual beli istishna’
tidak diperbolehkan. Menurut hanafiyah,jual beli istishna’ diperbolehkan
dengan alasan istihsanan , demi kebaikan kehidupan manusia dan telah
menjadi kebiasaan (‘urf) dalam beberapa masa tanpa ada ulama yang
mengingkarinya. Akan istishna’ diperbolehkan karena ada ijma’ ulama.
Dalam jual beli istishna’, terdapat rukun yang harus dipenuhi, yakni
pemesan (mushtashni’), penjual/pembuat (shani’), barang/objek (mashnu’)
dan sighat (ijab qabul). Disamping itu, ulama juga menentukan beberapa
syarat untyk menentukan sahnya jual beli istishna’. Syarat yang diajukan
ulama untuk diperbolehkannya transaksi jual beli istishna’ adalah: