You are on page 1of 6

MATEMATIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN D3

TIPE BILANGAN

Tipe bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun
lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam
matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan
negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks.
Prosedur-prosedur tertentu yang mengambil bilangan sebagai masukan dan menghasil bilangan lainnya sebagai
keluran, disebut sebagai operasi numeris. Operasi uner mengambil satu masukan bilangan dan menghasilkan satu
keluaran bilangan. Operasi yang lebih umumnya ditemukan adalah operasi biner, yang mengambil dua bilangan
sebagai masukan dan menghasilkan satu bilangan sebagai keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, dan perpangkatan. Bidang matematika yang mengkaji operasi numeris disebut
sebagai aritmetika.
Ada berbagai jenis bilangan. Bilangan-bilangan yang paling dikenal adalah bilangan bulat 0, 1, -1, 2, -2, ... dan
bilangan-bilangan asli 1, 2, 3, ..., keduanya sering digunakan untuk berhitung dalam aritmatika. Himpunan semua
bilangan bulat dalam buku-buku teks aljabar biasanya dinyatakan dengan lambang Z dan sedangkan himpunan
semua bilangan asli biasanya dinyatakan dengan lambang N.

APROKSIMASI PEMBULATAN
Aproksimasi ialah hasil bilangan pembulatan/pendekatan/hampiran dari suatu bilangan eksak yang ditulis dalam
bentuk bilangan desimal.Bilangan-bilangan aproksimasi dinyatakan dengan bilangan yang mempunyai derajat
ketelitian. Misalny bilangan π diaproksimasikan menjadi 3,1416 teliti hingga empat tempat desimal atau 3,14159265
teliti hinnga enam tempat desimal. Sementara itu nilai eksak dari π adalah desimal tak terbatas sehingga tidak
mungkin dapat ditulis.
Angka-angka yang menyatakan suatu bilangan disebut angka-angka signifisikan.Jadi bilangan-bilangan
3,1415;0,66667 dan 1,2345 masing-masing memuat lima angka signifikan.Bilangan 0,0023 hanya mempunyai dua
angka signifikan yaitu 2 dan 3,karna 0 hanya menentukan tempat dari titik decimal.
Seringkali diinginkan untuk memotong/menyingkat penulisan bilangan-bilangan yang tersusun panjang yang
terdapat di belakang tanda koma “,” (versi indonesia) atau tanda “.” (versi western) misalnya 12,34567891234
(versi Indonesia) atau 12.345678912344 (versi western) yang memiliki 12 angka dibelakang tanda koma seperti
versi indonesia.Proses pemotongan seprti itu disebut pembulatan.Secara umum,bilangan-bilangan yang dibulatkan
mengikuti aturan berikut :
Untuk membulatkan suatu bilangan sampai ke n angka signifikan,hilangkan semua bilangan yang ada setelah angka
n+1. Apabila bilangan tepat ke n+1 yang dihilangkan berkondisi :
➢ Kurang dari 5 (setengah satuan),maka angka ke n tidak berubah (tetap).
➢ Lebih besar dari 5 (setengah satuan) maka angka ke n bertambah satu (satu satuan).
➢ Tepat 5 (setengah satuan) maka angka ke n bertambah satu,
Bilangan yang dibulatkan teliti sampai ke n angka signifikan.
Contoh; Bilangan-bilangan berikut dibulatkan sampai empat angka disignifikan :
• 1,6583 ke 1,658
• 30,0567 ke 30,06
• 0,859378 ke 0,8594
• 3,14159 ke 3,142

SISTEM BILANGAN

Pengertian sistem bilangan

Sistem bilangan adalah sekumpulan aturan/simbol yang digunakan dalam perhitungan matematika dan
dalam menjalankan aritmatika. Atau suatu cara untuk mewakili besaran dari sutau fisik. Sistem bilangan
menggunakan suatu bilangan dasar/disebut juga basis ( base/radix ) yang tertentu.
Macam-macam sitem bilangan :
1. Sistem desimal
2. Sistem binari
3. Sistem octal
4. Sistem duodesimal
5. Sistem heksadesimal
Basis /Base/Radix
• Sistem bilangan desimalmenggunakan basis 10. Sistem bilangan desimal menggunakan 10 macam symbol
bilangan yaitu :0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9.
• Sistem bilangan binari menggunakan basis 2. Sistem bilangan binari menggunakan 2 macam symbol
bilangan yaitu : 0 dan 1.
• Sistem bilangan oktal menggunakan basis 8. Sistem bilangan oktal menggunakan 8 macam symbol
bilangan yaitu : 0,1,2,3,4,5,6,7.
• Sistem bilangan duodesimal menggunakan basis 12. Sistem bilangan duodesimal menggunakan 12
macam symbol bilangan yaitu : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,X,Λ.
• Sistem bilangan hexadesimal menggunakan basis 16. Sistem bilangan hexadesimal menggunakan 16
macam symbol bilangan yaitu : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.

1. Sistem bilangan desimal

Sistem bilangan desimal adalah system bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (
decimal integer ), dan dapat juga berupa pecahan desimal ( decimal fraction ).

Sistem ini merupakan sistem dasar dimana besar dan kecilnya kuantitas dapat disajikan dengan menggunakan
simbol-simbol 0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9 bersama nilai tempat sesuai dengan posisinya.

Sebagai contoh memiliki nilai tempat


2 7 6 5 , 3 2 110

103 102 101 100 10-1 10-2 10-3 => basis 10

1000 100 10 1 110 1100 11000

Dalam hal ini nilai tempat adalah pangkat-pangkat dari 10, yang diberi nama desimal untuk system ini. Sistem
denari (desimal) disebut memiliki basis 10. Tentu saja sangat kenal dengan system bilangan,akan tetapi sistem
ini juga untuk menuntun ke system lain yang memiliki jenis struktur yang sama tetapi menggunakkan nilai
tempat yang berbeda.

Contoh :

Bilangan desimal 8598 dapat diartikan :

Absolute value
Position value

8 × 103 = 8000
5 × 102= 500
9× 101= 90
8 × 100 = 8 +
8598

Dalam contoh di atas disebutkan absolute value dan postion value. Setiap symbol da lam system bilangan
desimal memiliki absolute value dan position value.absolute value adalah nilai mutlak dari masing-masing digit
bilangan. Sedangkan position value adalah nilai penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan
tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya
perhatikan table di bawah ini.

Posisi digit
( dari kanan ) Position value

1 100= 1
2 101= 10
3
4
102= 100
5 103= 1000
104= 10000

dengan begitu maka bilanagan desimal 8598 bisa di artikan sebagai berikut :

859810 = ( 8 × 1000 ) + ( 5 × 100 ) + ( 9 × 10 ) + ( 8 × 1 )

System bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal,misalnya : 183,75 yang dapat di
uraikan/artikan sebagai berikut :

1× 102 = 100
8× 101 = 80
3 × 100 = 3
7 × 10-1 = 0,7
5 × 10-2 = 0,05 +

183,75

2. Sistem bilangan Binari

Sistem bilangan binary adalah system yang menggunakan basis 2. Sistem bilangan binary ada 2 macam symbol
0 dan 1. Sistem ini banyak digunakan dalam semua bentuk aplikasi pensaklaran. Symbol yang digunakan disini
hanyalah 0 dan 1 dan nilai tempatnya adalah pangkat-pangkat dari 2,dengan kata lain memiliki basis 2.Sistem
ini juga dapat dikonversikan ke system bilangan desimal.

1001

1 × 20 = 1
0 × 21 = 0
0 × 22 = 0
1 × 23 = 8
9

Position value dalam system bilangan binary merupakan perpangkatan dari nilai 2 (basis), seperti pada table
berikut :

Posisi digit Position


(dari kanan) value
1 20=1
2 21=2
3
22=4
4
5 23= 8
24= 16
Berarti bilangan binary 1001 perhitungannya adalah sebagai berikut :

10012 = (1 × 8) + (0 × 4) + (0 × 2) + (1× 1)
Atau dengan rumus sebagai berikut :

an-12n-1 + an-22n-2 + A + a0

Contoh bilangan binary 101101 dapat dilihat nilainya dalam system bilangan desimal menggunakan rumus di
atas sebagai berikut :
Sebagai contoh memiliki nilai tempat :
1 0 1 1 , 1 0 12
23 22 21 20 2-1 2-2 2-3
Dengan system bilangan desimal :
8 4 2 1 12 14 18
Jadi dalam system bilangan biner :
1 0 1 1 1 0 1
=1×8 0×4 1×2 1×1 1 × 12 0 × 14 1×8
= 8 + 0 + 2 + 1 + 12 + 0 + 18
= 1158 = dalam system binary. Oleh sebab itu 1011,1012 = 11,62510
Subskrip kecil 2 dan 10 memperlihatkan basis kedua system tersebut. Dengan cara yang sama, ekuivalen binary dari
1 1 0 1 , 0 1 12 …….. ( 13,37510 )
Karena
1 1 0 1 , 0 1 12
= 8 + 4 + 0 + 1 + 0 + 14 + 18
= 1338 = 13,37510

3. system oktal ( basis 8 )


System ini menggunakan symbol-simbol
0,1,2,3,4,5,6,7
Dengan nilai tempat yang berupa pangkat-pangkat dari 8.
Contoh dalam sistem oktal 3 5 7 , 3 2 1
Memiliki nilai tempat 82 81 80 8-1 8-2 8-3
Yang berarti 64 8 1 18 164 1512
Jadi 3 5 7 , 3 2 18
= 3×64 5×8 7×1 3×18 2×164 1×1512
= 192 + 40 + 7 + 38 + 132 + 1312
= 239209512 = 239,408210
Metode di atas sangat mirip dengan metode yang sebelumnya,satu-satunya perubahan ialah pada basis dari nilai
tempatnya.

You might also like