Professional Documents
Culture Documents
Dunia Kedokteran
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
103. Makanan
dan Kesehatan
September 1995
Daftar Isi :
2. Editorial
4. English Summary
Artikel
5. Dampak Mikotoksin terhadap Kesehatan – Iwan T. Budwrso
12. Pemeriksaan Cemaran Aspergillus pada Tempe – Akmal
15. Residu Antibiotika dalam Air Susu Sapi dan Peternakan di Ja-
karta – Pudji Lastari, Janahar Murad
19. Kandungan Logam Kadmium dalam Biota Laut Jenis Kerang-
kerangan dari Teluk Jakarta – Inswiasri, Agustina Lubis, A. Tri
Tugaswati
22. Selenosis Ternak – pengaruhnya pada manusia – Harli Novriani
27. Kandungan Boraks pada Makanan Jenis Mie yang Beredar di Kota-
madya Padang – Akmal, Zulharmita
30. Sigi Status Gizi Balita dan Beberapa Faktor yang Berpengaruh di
Desa Tertinggal Alur Bandung – Joni Wahyuhadi
32. Beberapa Metoda Penetapan Kadar Hemoglobin Darah – Sihadi,
Suryana Purawisastra
35. Penentuan Tingkat Pencemaran Logam Berat Timbal dalam Air
Karya Sriwidodo WS Sungai – Suharmiati, D. Mutiatikum
39. Hasil Pemeriksaan Senyawa Kimia dalam Air di Jakarta Barat –
Mariana Raini, Daroham Mutiatikum, Nikmah Bawahab
42. Perkiraan Kontribusi Tritium (HTO) di Ruang Reaktor terhadap
Dosis Seluruh Tubüh Para Pekerjanya – Abdul Wa‘id, Bunawas,
Bambang Priwanto
47. Perbedaan Osteoporosis dengan Gangguan Muskuloskeletal Lain-
nya – Harry Isbagio
53. Obat-obat Anti Epilepsi – Budi Riyanto W.
59. Lipid A – Pusat Aktif Endotoksin, Struktur Kimia dan Bioaktivi-
tas – Hendig Winarno
63. Abstrak
64. RPPIK
Gangguan kesehatan dapat berasal dari berbagai sumber, salah
satunya justru dari makanan dan minuman yang seyogyanya memberi/me-
masok zat-zat gizi yang diperlukan guna kelancaran fungsi tubuh kita;
jadi, makanan ternyata tidak selalu menyehatkan.
Hal tersebut dapat terjadi bila dalam makanan/minuman terdapat
pula zat-zat yang merugikan kesehatan, bahkan merupakan racun bagi
tubuh; di samping itu faktor penyimpanan dan pengolahan juga me-
megang peranan dalam menentukan apakah makanan tersebut masih
menyehatkan.
Artikel dalam Cermin Dunia Kedokteran edisi ini membahas ber-
bagai hal di atas, antara lain kemungkinan pencemaran berbagai jenis
makanan dan minuman oleh beberapa jenis kontaminan seperti miko-
toksin, logam berat dan antibiotika.
Selamat membaca,
Redaksi
Dunia Kedokteran
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
Ditemukan pada
No. Nama Penyakit Nama Kapang Jenis Mikotoksin
Manusia Hewan
1 Ergotisme + + Claviceps purpurea Ergot alkaloid
2 Aflatoksircosis + + Aspergillus,flavus Aflatoxtins
A. parasiticus
3 Alimentary toxic + + Fusarium sporotri– Trichothecenes
aleukia (ATA) choides F. poae
4 Urov/Kashin–Beck/ + – Fusarium sporotri– Trichothecenes
To Kut–ze/Liu chiella
Kuang–tzu
5 Drunken bread + – Fusarium sp. ?
(Scabby grain
toxicosis)
6 Yellow Rice Disease + + Penicillium Islanditoxin
(Cardiac beri–beri) islandicum Luteoskyrin
7 Hepto–renopati – + Penicillium ?
viridicatum
8 Fotosensitisasi – + P. viridicatum ?
9 Anemia + P. viridicatum ?
Hipoplastik
10 Sindrom Reye + – Aspergillus,flavus Aflatoxins
Stachybotryo– + + Stachybotryc atra Satratoxin
toxicosis trichthecene
12 Nefropati + + Penicillium Ochratoxin
viridicatum A. citrinin
Aspergillus
ochraceus
13 Facial eczema – + Pythomyces Sporidesmins
chartarum
14 Slobbering – + Rhizortomia Slaframin
leguminicola
15 Hiperestrogenisme ? + Fusarium Zearalenone
graminearum
16 Refusal and emetic – + Fusarium Deoxynivalenol
graminearum
17 Dendrochiotoxicosis – + Nyrothecium Roridin A,
roridum Verrucarin A
18 Moldy feed – + Penicillium Cyclopiazonic
syndrome cyclopium acid, Penitrem A,
Rubrotoxins
Viomellien
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada tahun 1968– Efek keracunan aflatoksin pada itik Karawang umur sehari
1969 insiden kanker hati primer menduduki tempat paling men- sama pekanya seperti keracunan aflatoksin pada itik Peking
colok di antara penyakit kanker 1ainnya(4). Demikian juga hasil yang umurnya sama; dengan demikian bio-essai aflatoksin
pengamatan yang sama di Semarang. Mereka menduga bahwa tidak perlu harus menggunakan bebek Peking yang sulit di-
salah satu faktor penyebabnya adalah aflatoksin(5). Sedangkan dapat di Indonesia(11).
Adenan dkk melaporkan bahwa kadar aflatoksin B1 dalam Makalah-makalah aflatoksin lain yang pernah diterbitkan di
serum darah penderita hepatoma dibandingkan kadar afla- Indonesia adalah mengenai hasil analisis kadar aflatoksin dalam
toksin Bi dan individu normal di daerah Yogyakarta tidak berbagai macam contoh bahan makanan yang berasal dari Bogor,
berbeda bermakna(6). Selanjutnya makalah lain yang pernah Bandung dan kota lain (Tabel 2,3 dan 4). Hasil analisis tersebut
diterbitkan di Indonesia tentang hubungan keracunan aflatoksin menggambarkan bahwa ada bahan makanan yang telah tercemar
dengan kejadian kanker hati hanya merupakan tinjauan ke- aflatoksin dan beberapa contoh di antaranya melampaui batas
pustakaan saja(7,8). ambang keamanan (safety margin). Batas ambang keamanan
Keracunan spontan aflatoksin pada bebek Alabio pernah aflatoksin di Indonesia secara resmi belum ada, tetapi di luar
terjadi di Bogor(9), dengan gejala lesu, anoreksia, kurus, anemia, negeri, terutama di Amerika dan Eropa ditetapkan berkisar antara
kerdil dan akhirnya mati dengan ciri khas kerusakan pada hati. 5–20 part per billion (ppb).
Ginting melaporkan pengaruh aflatoksin pada ternak ayam; Survei tahun 1992 yang dilakukan oleh Tim Unit Gizi
makin tinggi kadar pencemaran aflatoksin dalam pakan makin Diponegoro, Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular (PTM),
nyata efeknya terhadap laju pertumbuhan dan kinerjanya(10). Badan Litbangkes, Depkes, mengenai pencemaran aflatoksin
Aflatoksin (ppb)
No. Zaeralenon
B1 B2 G1 G2 M1 M2
1 Air Susu Ibu (ASI) (50) – – – – – – TD
2 Air Susu Sapi (ASSAP) (11) – – – – 0.005– + TD
3 Hati Sapi Potong (300) (0.0)–005 – – – 0.02–0.05 – TD
Bahan Makanan Pokok (25
– Beras (5) – – – – – – TD
– Jagung (5) 2 – 10 – 0.1 – 8 – – – TD
– Kacang tanah (5) 5–25 0.5–10 – 0.05–1.2 – – TD
– Oncom hitam (5) 50–70 10 – 30 5 – 25 – – – TD
– Tempe (5) – – – – – – TD
Keterangan:
– = tidak ada
+ = ada (flouresensinya sangat lemah)
TD = tidak terdeteksi
CONTOH MIKOTOKSIN DAN MIKOTOKSIKOSIS Tabel 6. Banyaknya atlatoksin yang termakan dan insidens hepatoma
(Sherlock, 1981)
YANG RELEVAN UNTUK INDONESIA
Aflatoksin yang Banyaknya
Aflatoksin dan aflatoksikosis Negara Kota termakan hepatoma
Keracunan akut aflatoksin pernah terjadi di India bagian (mg/kg/hari) (per 105/th)
barat pada tahun 1974 pada manusia dan anjing akibat makan Kenya High altitude 3.5 1.2
jagung yang tercemar Aspergillusflavus, yang ternyata mengan- Thailand Songkhla 5.0 2.0
Swaziland High veld 5.1 2.2
dung aflatoksin antara 6,25 sampai 15,60 mg per kilo jagung(26).
Kenya Mid-altitude 5.9 2.5
Gejala klinis pada manusia ialah anoreksia, muntah-muntah, dan Swaziland Mid-veld 8.9 3.8
ikterus. Hidrops asites timbul antara minggu ke 2 dan ke 3 disertai Kenya Low altitude 10.0 4.0
edema kedua tungkai. Hati dan limpa membesar. Pada stadium Swaziland Lebombo 15.4 4.3
akhir sebelum meninggal, biasanya penderita mengalami perda- Thailand Ratburi 45.6 6.0
Swaziland Low veld 43.1 9.2
rahan hebat saluran cerna. Secara mikroskopis, hati menunjuk-
Mozambique Inhambane 222.4 13.0
kan proliferasi epitel saluran empedu yang hebat disertai fibrosis
periduktuli, kholestasis dan megalo-hepatositosis. Sedangkan of viscera). Ada yang menyatakan disebabkan oleh virus dan ada
pada anjing yang makan sisa makanan jagung tampak ikterik dan pula menyangka akibat keracunan acidum salicylicum. Akhir-
hidrops asites. Hewan akan mati dalam waktu 2–3 minggu. akhir ini diduga keras juga oleh keracunan aflatoksin berdasar-
Aflatoksin selain dihasilkan oleh Aspergillus flavus, juga kan bukti-bukti kuat penemuan antara gejala klinis, lesi patologis
dapat diproduksi oleh A. oryzea, A. ochraceus, A. niger, A. dengan kadar aflatoksin yang ditemukan dalam makanan mereka.
parasiticus, Penicillium puberum, dan beberapa Rhizopus sp. Penyakit ini ditandai oleh edema otak, degenerasi lemak hati dan
Negara-negara di Asia-Afrika, yang penduduknya banyak ginjal. Di Thailand, 22 anak dari jumlah 23 kasus yang meninggal
bergizi kurang, frekuensi penderita karsinoma hati primer cukup dengan gejala tersebut di atas, pada pemeriksaan dari jaringan
tinggi karena diduga makanan mereka sehari-hari banyak yang hati, isi lambung dan tinja ditemukan kandungan aflatoksin B1
tercemar afiatoksin. Hal ini ditunjang oleh penemuan-penemuan masing-masing 0,039, 0,127 dan 0,123 mg per kilogram berat
di Swasiland(24),Uganda(25),Mozambik(26),dan Thailand(27,28), yang badan(27,28). Perubahan patologis anatomis yang sama seperti
semuanya menunjukkan bahwa jumlah aflatoksin yang termakan pada sindrom Reye dapat diduplikatkan pada kera yang diberi
berkorelasi positifdengan kejadian kanker hati. Di Uganda, dari dosis tunggal 13,5 mg aflatoksin B 1 per kg berat badan(29).
480 contoh makanan rakyat yang dianalisis, ditemukan 30%
positif tercemar aflatoksin dan 4% di antaranya kadarnya sudah Zearalenon dan Hiperestrogenism
melampaui 1 part per million (ppm). Safety margin aflatoksin Kapang genus Fusarium mudah ditemukan di mana-mana
adalah 5–20 ppb (part per billion). Hasil penelitian mereka dan sering mencemari biji-bijian, terutama jagung. Ia meng-
menunjukkan bahwa distribusi kejadian kanker hati di antara hasilkan beberapa metabolit beracun, di antaranya yang ter-
penduduk adalah berbanding lurus dengan derajat pencemaran kenal dan poten sekali adalah Zearalenon dan Trichothecenes
aflatoksin di dalam makanan sehari-hari (Tabel 6). (Tabel 1).
Zearalenon adalah estrogen nabati dan dihasilkan oleh
kapang Fusarium graminearum (Gibberella zea = F. roseum).
Aflatoksin dan Sindrom Reye Jikalau jagung yang tercemar kapang ini diberikan kepada hewan
Sampai sekarang masih banyak silang pendapat mengenai ternak, umpamanya babi, maka akan menimbulkan gejala hiper-
penyebab sindrom Reye (encephalopathy andfatty degeneration estrogenism: vulva tampak bengkak dan mengejar-ngejar yang
jantan serta menaiki punggungnya terus-menerus. Bilamana berjamur, umpamanya keju, sering mengalami gangguan ginjal
yang keracunan adalah yang jantan, hewan itu akan cepat menjadi dan dinamakan Balkan Nephropathia(32).
gemuk, lamban, buah sakarnya mengecil, kelenjar mammae dan
prepusium membengkak dan membesar. Hewan demikian, baik Islanditoxin dan Cardiac Ben-ben
yang betina maupun yang jantan, biasanya menjadi mandul bila Sesudah perang Dunia Kedua, Jepang menerima banyak
makanan yang tercemar tidak disingkirkan. bantuan beras dari luar negeri. Sebagian besar berasnya berwarna
Contoh fusariotoksin lain yang sangat poten dan merupakan kuning, oleh karena itu disebut Yellow Rice Disease. Beras
penyakit endemik di Uni Soviet, baik yang menyerang hewan demikian bila dimakan sering mengakibatkan gejala penyakit
dan manusia adalah trichothecenes. Pada hewan, khususnya cardiac beri-beri. Tsunoda pada tahun 1948 berhasil mengiso-
kuda, disebut stachybotryotoxicosis dan pada manusia dinama- lasi kapang pencemarnya, yakni Penicillium islandicum. Jikalau
kan Alimentary Toxic Aleukia (ATA). Gejala klinis pada stakibo- beras kuning ini diberikan pada tikus percobaan, maka dalam
tritoksikosis dibagi menjadi 2 bentuk, yakni spesifik dan non- satu bulan sebagian besar hewan mengalami radang hati. Dalam
spesifik. Pada yang pertama yang mencolok adalah bibir dan waktu 2 bulan sebagian lagi terjadi sirosis hati. Bila diteruskan
lapisan mukosa pipi kuda tampak kemerahan dan bengkak ka- sampai 4 bulan, maka sebagian besar tikus akan mengidap kanker
rena edema. Selanjutnya mukosa mulut nampak nekrotik dan hati(33,34).
ulseratif. Rinitis dan konjuntivitis sering juga menyertainya. Di samping menghasilkan islanditoksin, P. islandicum juga
Darah menunjukkan gambaran leukopeni, trombositopeni dan mengeluarkan metabolit luteoskynin. Kedua mikotoksin ini ber-
agranulositosis. Bila hewan tetap makan makanan yang terce- sifat hepatotoksik dan hepatokarsinogenik. Islanditoksin kira-
mar, maka seluruh lapisan mukosa saluran cernajuga ikut mem- kira 10 kali lebih poten dan pada luteoskyrin dan kekuatan daya
bengkak dan berdarah serta akhirnya mati karena tidak bisa racun islanditoksin setara dengan aflatoksin B1.
makan dan kehilangan darah(31).
Alimentary Toxic Aleukia (ATA) menyerang segala umur, PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
akan tetapi pada anak-anak gejalanya lebih hebat; demikian juga Rekomendasi hasil konferensi gabungan antara FAO, WHO
pada keadaan gizi yang jelek. Gejalanya diawali dengan perasaan dan UNDP menekankan bahwa negara-negara berkembang,
panas seperti terbakar di dalam rongga mulut, lidah, tenggorokan, terutama yang terletak di daerah tropis, supaya menaruh lebih
esofagus dari lambung. Kemudian lidah tampak membengkak, banyak perhatian terutama pada 7 macam mikotoksin yang di-
merah dan kaku. Selanjutnya merasa mual, muntah-muntah dan anggap sangat relevan dan potensial serta perlu ditangani secepat
mencret. Jikalau tetap makan makanan yang tercemar, maka mungkin. Ke-7 mikotoksin itu adalah 1. Aflatoksin, 2. Zearale-
gejalanya makin muskil dan disertai sakit perut, hipersalivasi, non, 3. Ochratoxin A, 4. Citninin, 5. Trichotecenes, 6. Patulin dan
sakit kepala, pusing dan kelemahan umum. Perubahan gambaran 7. Penicillic acid. Di Indonesia penlu segera dimulai dengan
darah sama seperti pada kuda dan sumsum tulangnya aus. Ka- penelitian dan pencegahan terhadap tiga macam mikotoksin
dang-kadang disertai perdarahan di kulit dan mukosa saluran yang pertama karena ketiga mikotoksin ini mungkin merupakan
cerna atau juga nekrosa dan ulserosa pada bibir, gusi, kerong- faktor-faktor yang berperan penting dalam beberapa kejadian
kongan dan tenggorokan(19). penyakit yang akhir-akhir ini terus meningkat, umpamanya:
1) Aflatoksin sudah dibuktikan dapat mengakibatkan radang
Ochratoxin A dan Nephropathia hati, sirosis dan kanker hati baik pada hewan maupun pada
Ochratoxin A adalah toksik metabolit berasal dari Aspergil- manusia. Zearalenon adalah metabolit asal Fusarium gra-
lus ochraceus dan sering mencemari berbagai macam biji-bijian, minearum dan bersifat estrogenik serta sering mencemari bahan
palawija, kjeju dan sebagainya. Semula dikira, toksin ini hanya makanan ternak, terutama jagung. Keracunan toksin ini akan
dihasilkan oleh A. ochraceus saja, tetapi kemudian diketahui mengakibatkan hiperestrogenism pada yang betina dan femi-
bahwa jenis kapang lain juga memprodusir toksin yang sama nism pada yang jantan. Sekarang jikalau umpamanya daging,
seperti umpamanya A. melieus, A. sulpherus, A. alliaceus dan susu, telor atau bahan makanan olah lain yang mengandung
Penicillium viridicatum. residu zearalenon termakan oleh orang sejak bayi sampai dewasa
Di Denmark, ochratoxin A yang mencemari makanan ternak mungkin secara kumulatif mengakibatkan kelainan gangguan
babi sering mengakibatkan porcine nephropathy. Gejalanya gizi tumbuh kembang seperti yang terlihat pada hewan ternak.
nampak jelek dan lamban pertumbuhannya. Pada otopsi, ginjal Pengamatan sehari-hari di masyarakat memberikan kesan bahwa
berwarna coklat kelabu dan pada bidang sayatan tampak bercak- sebagian anak-anak dan remaja terutama golongan kelas me-
bercak tanda parut di bagian korteks. Pada pemeriksaan mikro- nengah ke atas yang tinggal di kota-kota besar, umpamanya di
skopis, bagian tubuli proksimalis mengalami degenerasi dan Jakarta, yang gemar mengkonsumsi makanan fastfood ala Barat
proliferasi jaringan ikat di daerah interstisial tubuli, sehingga bukan saja secara fisik tampak over weight/obesitas, tetapi juga
banyak tubuli yang mengalami atrofi dan bahkan juga meng- membenikan kesan berperilaku tomboy pada yang wanita dan
hilang. Pada kasus yang kronis dan muskil, membrana basalis gay pada yang laki-laki. Kasus ginekomastia pada anak laki-laki
glomeruli tampak menebal dan glomeruli skierotis. Tidakjarang sekarang lebih sering terlihat pada yang obesitas dibandingkan
di bagian korteks ditemukan gelembung-gelembung kista. dua dekade yang lalu(35). Ochratoxin A. Kejadian gangguan
Demikian pula pada manusia yang sering makan makanan yang dan gagal ginjal akhir-akhir ini sering dikatakan makin mening-
English Summary
(Sambungan dari hal 4)
sequently will have their effects water; there are five activities type have probility to be inter-
on the Se content of the soil and to be done: to determine the nally contaminated by tritium
plants and may cause subacute sampling area, to choose the through lung and skin following
or chronic selenosis In caffle and sampling technique,the pretreat- release of tritiated water vapour
humans. The uptake of Se, its ment and the measurement (HTO). Internal contamination
biochemistry, pharmacology, method and to evaluate the level level of tritium depends on body
clinical aspects and the histo of Pb pollution according to the height and weight. Based on the
pathology of Se intoxication are Kep-2/Men KLH/l/1988 on envi- model of tritium metabolism in-
discussed. ronmental pollution standard. side the body, it can be shown
that the estimatsd equivalent
Cermin Dunia Kedokt. 1995; 103: 35-8
Cermin Dunia Kedokt. 1995, 103: 22-6 dose committed to soft tissues of
Ssz S, Dm
PRSG workers are about 0.56 -
ESTIMATION OF TRITIUM (HTO) 0.73mSv/yr for WR (quality factor
METHOD TO DETERMINE LEAD
CONTRIBUTION ON THE WHOLE of β radiation for tritium) = 1 and
RIVER POLLUTION LEVEL
BODY DOSE OF WORKERS IN 1.12 - 1.46 mSv/yr for WR = 2 and
REACTOR ROOM tritium concentration in air of
Suharmiati*, D. Mutiatikum**
* Health Service Research and Develop-
11751 Bq/m3.
ment Centre, Department of Health, Abdul Wa’id,Bunawas,Bambang Cermin Dunia Kedokt. 1995; 103: 42–6
Surabaya. Indonesia
** Pharmacies Research and Develop-
Priwanto Aw, B ,Bp
National Atomic Energy Board. Jakarta.
ment Centre. Department of Health.
Indonesia
Surabaya. Indonesia
ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan cemaran Aspergillusfiavus pada beberapa jenis tempe
yang dijual di Pasar Raya Padang dengan metode mikrokultur. Sampel diambil secara
acak pada berbagai tempat penjualan pada pagi dan sore hari, terdiri dari lima jenis;
masing-masing ,jenis diambil empat sampel.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa dari 40 sampel yang diperiksa, ternyata empat
sampel di antaranya telah tercemar dengan Aspergillus flavus dengan perincian: tiga
sampel dan kelompok yang diambil pagi hari dan satu sampel dan kelompok yang diambil
sore hari. Sedangkan berdasarkan jenisnya, dari empat sampel yang tercemar dua sampel
berasal dari tempe jenis-1 dan masing-masing satu sampel dan jenis-4 dan 5.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian residu antibiotika dalam air susu sapi sebanyak 120
sampel yang berasal dari 10 peternakan sapi perah di Jakarta. Pengambilan sampel
dilakukan tiap bulan, tiap peternakan diambil 2 sampel dan dilakukan selama 6 bulan
berturut-turut.
Dari 120 sampel yang diperiksa 27 sampel (22,5%) di antaranya mengandung residu
antibiotika yang terdiri dari 5 sampel (4,2%) golongan penisilina, 6 sampel (5,0%) go-
longan tetrasiklina, 9 sampel (7,5%) golongan aminoglikosida dan 7 sampel (5,8%)
golongan makrolida.
ABSTRAK
Kerang-kerangan yang banyak dibudidayakan di Teluk Jakarta dan sekitarnya me-
rupakan sumber protein bagi masyarakat luas. Selain itu kerang juga dapat merupakan
salah satu mata rantai masuknya logam kadmium (Cd) dalam tubuh manusia. Oleh
karena itu di perairan yang diduga tercemar seperti Teluk Jakarta perlu diperiksa kadar
logam Cd dalam kerang-kerangan untuk melindungi konsumen.
Pemeriksaan logam Cd dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom
GBC (AAS). Sebelum dideteksi dengan AAS, pengabuan dilakukan dengan meng-
gunakan asam nitrat.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar Cd dalam kerang darah lebih tinggi
dibandingkan kadar Cd dalam kerang yang lain. Kadar rata-rata logam Cd dalam kerang
hijau dari tahun 1988/1989–1992/1993 makin menurun. Kadar rata-rata Cd yang
tertinggi dalam kerang darah adalah 1,06 ± 1,80 ppm.
Teluk Jakarta dan sekitarnya yang digunakan sebagai budidaya kerang harus dihindar-
kan dari pencemaran. Kerang darah lebih baik dipakai sebagai bioindikator karena
mampu menyerap logam Cd lebih tinggi daripada jenis kerang lainnya.
PENDAHULUAN logam berat dalam air laut ternyata cenderung menurun untuk
Limbah industri, pertanian dan hasil kegiatan manusia lain- logam Kadmium (Cd) dan Khrom (Cr), tetapi sebaliknya logam
nya yang mengandung logam berat dapat mengkontaminasi per- berat Tembaga (Cu) dan Timah Hitam (Pb) cenderung makin
airan sungai maupun laut dan akan berakumulasi dalam rantai meningkat. Dinyatakan juga bahwa kandungan logam berat
makanan (biota) yang berasal dari perairan tersebut. dalam lumpur laut rata-rata meningkat terus untuk semua logam
Berdasarkan pemantauan Puslitbang Oseanologi-LIPI ta- (Cd, Cu, Cr dan Pb) dan kadarnya jauh di atas standar inter-
hun 1974–1979 diketahui bahwa pencemaran berbagai logam nasiona1(3).
berat di perairan Teluk Jakarta cenderung meningkat dari tahun Dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani rakyat
ke tahun(1,2). Hasil pemantauan Teluk Jakarta yang dilakukan Indonesia, kerang-kerangan (jenis moluska bivalvia) merupakan
oleh Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan (KP2L) DKI sumber protein tinggi (± 20%) dan murah harganya serta dapat
Jakarta dan tahun 1983–1990 menyatakan bahwa kandungan dibudidayakan di perairan Indonesia dan perairan tropik lain-
Jumlah contoh tidak selalu sama tergantung keadaan Tem- Dari Tabel 3 terlihat bahwa kadar rata-rata Cd dalam kerang
pat Pelelangan Ikan (TPI). Kadang-kadang 4 jenis kerang terse- dari tahun ke tahun sangat berfluktuasi untuk kerang hijau dan
but ada di TPI dan kadang-kadang tidak semuanya ada. Khusus kerang bulu. Sedangkan kadar rata-rata Cd dalam kerang darah
untuk kerang putih sering tidak ditemukan di TPI. Karena itu kelihatan makin menurun. Kadar rata-rata Cd dalam kerang putih
pada tahun 1989/1990 kerang putih tidak diambil contohnya. paling kecil dibandingkan kadar rata-nata Cd dalam kerang yang
Namun tahun berikutnya contoh kerang putih diambil lagi untuk lain.
Selenosis Ternak
Pengaruhnya pada Manusia
Harli Novriani
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
ABSTRAK
Indonesia sebagai negara sedang berkembang senantiasa berupaya untuk lebih me-
ningkatkan taraf hidup masyarakatnya, termasuk kondisi gizi dan kesehatannya. Salah
satu upaya peningkatan gizi masyarakat adalah dengan meningkatkan sumber gizi
hewani. Sapi dan domba merupakan ternak yang banyak dipergunakan untuk mencukupi
kebutuhan daging masyarakat, sehingga secara tidak langsung kesehatan hewan-hewan
tersebut juga akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
Dunia industri negara kitajuga tengah digalakkan perkembangannya. Sejalan dengan hal
itu, selenium yang banyak dipakai dalam industri(1) tentu akan menimbulkan dampak
pada hewan ternak dan pada manusia, khususnya selenosis subakut atau kronik. Di sam-
ping itu selenium juga terkandung dalam pelbagai jenis tanaman yang sering digunakan
sebagai ransum hewan sehingga berpeluang untuk menimbulkan gejala selenosis, baik
akut, subakut maupun khronik.
Hingga sekarang mekanisme kerja selenium belum diketahui pasti. Diduga selenium
menurunkan glutathion bergugus sulthidril (GSH) jaringan, karena selenium merupakan
kofaktor atau komponen intrinsik dari enzim GSH peroxidase (GSH-PX) yaitu enzim
yang berada pada sitosol dan matriks mitochondria(2,3). GSH penting dalam proses
detoksikasi dan untuk mempertahankan keutuhan dinding sel (yang terdiri dari fosfolipid
dan protein) dengan cara mengeluarkan peroksida dari dalam sel(4). Oleh karena itu,
keracunan selenium pada masa mendatang akan kian banyak diperhatikan khususnya oleh
kalangan ilmiah, dan masyarakat pada umumnya.
Kandungan Boraks
pada Makanan Jenis Mie yang Beredar
d Kotamadya Padang
Akmal, Zulharmita
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan lirnu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas, Padang
ABSTRAK
Telah dilakukan pemeriksaan kandungan boraks pada berbagai makanan jenis mie
yang beredar di Kotamadya Padang. Sampel diambil secara acak dari beberapa pasar di
Kotamadya Padang dan penentuan kadar dilakukan dengan spektrofometer ultraviolet.
Has ii percobaan menunjukkan bahwajumlah rata-rata kandungan boraks yang ditemu-
kan pada mie telur kering sebesar 10,856 ug, miehun 10,614 ug dan mie basah 129,051
ug untuk setiap 100 g sampel.
Tabel 1. Hasil Penentuan Kadar Boraks dalam Sampel Mie Telur Kering Dari ketiga sampel mie yang diteliti pada percobaan ini, ter-
Kadar Boraks lihat bahwa mie telur kering dan miehun mempunyai kandung-
Jenis Sampel Tempat Penjualan Rata-rata an boraks rata-rata yang hampir sama. Sedangkan kandungan
(ug/100g)
I Pasar Raya 9,952 boraks tertinggi ditemui pada mie basah (Gambar 1). Tingginya
Pasar Lubuk Buaya 11,320 10,591 kandungan boraks pada mie basah ini sangat mengkhawatirkan
Pasar Alai 8,874 bila dikonsumsi oleh masyarakat luas, karena efek racunnya
Pasar Bandar Buat 12,217
II Pasar Raya 12,420
yang sangat berbahaya. Walaupun jumlah ini masih di bawah
Pasar Lubuk Buaya 8,770 11,467 ambang dosis fatal, namun bila dikonsumsi dalamjangka waktu
Pasar Alai 9,232 yang lama, dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh. Dosis fatal
Pasar Bandar Buat 15,448 boraks menurut hasil penelitian terdahulu, yaitu sebesar 15–20 g
III Pasar Raya 10,871
Pasar Lubuk Buaya 9,935 10,459
untuk orang dewasa dan 3–6 g untuk anak-anak(2).
Pasar Alai 9,621 Data yang diperoleh pada percobaan ini memperlihatkan
Pasar Bandar Buat 11,411 bahwa masih banyak produsen yang menambahkan boraks ke-
dalam makanan rnie yang diproduksinya dengan tujuan mem-
Rata-rata 10,856
peroleh keuntungan lebih banyak, tanpa memikirkan faktor ke-
KEPUSTAKAAN
Kalender Peristiwa
15 - 17 November 1995 – KONGRES NASIONAL I dan PERTEMUAN IL-
MIAH II IKATAN DOKTER KESEHATAN KERJA
INDONESIA
World Trade Center, Surabaya, INDONESIA
Sekr. : Jl. Cikini 16 FK Unair
Jakarta 10320 Gedung BMS Lt. 3
Tel.: (021) 3153115 Jl. Prof. Dr. Moetopo 47
Fax: (021) 3102913 Surabaya
Tel.: (031) 40251 pes. 52
Fax: (031) 522472
ABSTRAK
Suatu sigi terhadap masalah gizi balita dan beberapa faktor yang berpengaruh di desa
tertinggal atau desa miskin desa Alur Bandung menggunakan indek berat badan terhadap
tinggi badan. Sigi dilakukan terhadap 142 balita yang ada di desa Alur Bandung. Hasil
menunjukkan 14,1% dan 7,7% dari balita masing-masing menderitagizi kurang dan gizi
buruk; 80,3% pendapatan keluarga berasal dari pertanian tradisional, 64,8% ibu balita
tidak tamat Sekolah Dasar. Beban keluarga masih cukup tinggi, 41,5% keluarga memiliki
anak 3 – 5 orang dan 10,6% memiliki anak hidup 6 – 8 orang.
Status gizi balita di desa tertinggal Alur Bandung masih sangat rendah dan diperlu-
kan langkah-Iangkah yang tepat dalam menangani faktor-faktor yang menjadi kendala
dalam meningkatkan status gizi balita di desa tertinggal Alur Bandung khususnya dan
desa-desa tertinggal lainnya.
PENDAHULUAN TUJUAN
Tujuan program perbaikan gizi dalam Repelita Lima adalah 1) Mengetahui status gizi balita pada desa tertinggal dan be-
menurunkan angka gizi kurang yang pada umumnya banyak di- berapa faktor yang mempengaruhi.
derita masyarakat dengan penghasilan rendah yang terutama 2) Sebagai Iangkah awal sistim kewaspadaan pangan dan gizi
pada balita dan wanita. Sampai awal Repelita V masih terdapat dalam menyusun strategi penanggulangan masalah gizi pada
10,8% balita Indonesia menderita gizi kurang dan gizi buruk. desa tertinggal di wilayah kerja Puskesmas Teluk Batang.
Puskesmas adalah merupakan unit kerja terdepan di daerah.
Wilayah binaan Puskesmas Teluk Batang terdiri dari enam desa, BAHAN DAN CARA KERJA
dua di antaranya dikategorikan sebagai desa miskin atau terting- Penelitian dilakukan di desa tertinggal Alur Bandung yang
gal, masing-masing Desa Alur Bandung dan Desa Mas Bangun. berjarak 6 km dan puskesmas. Luas desa 669 ha, jumlah pendu-
Kondisi desa miskin tentunya akan sangat mempengaruhi status duk tercatat 2025 jiwa, terdiri dari 412 KK. Sasaran sigi adalah
gizi masyarakat khususnya pada kelompok rawan gizi yaitu seluruh balita di desa. Namun karena sebagian balita mengikuti
balita. orang tuanya untuk bermukim sementara di ladang yang tidak
Sigi ini merupakan usaha untuk mengetahui kondisi gizi terjangkau, maka dari perkiraan balita yang berjumlah 218,
balita di desa miskin dan upaya rnengatasinya, sehingga kelom- hanya 142 balita yang dapat ditemukan di desa tersebut dan di-
pok rawan gizi di desa miskin khususnya balita dapat terhindar lakukan pengukuran.
dari masalah kekurangan gizi. Pengukuran panjang badan atau tinggi badan dan berat ba-
Salah satu di antara beberapa masalah gizi yang dihadapi Untuk mengetahui apakah seseorang menderita anemi, yang
oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia, adalah paling tepat biasanya dengan cara menentukan kadar hemoglo-
anemi gizi. Secara umum prevalensi anemi pada ibu hamil dan bin (Hb) dalam darah(5). Penentuan anemi dengan menggunakan
anak balita di Indonesia masih tinggi. Angka rata-rata nasional parameter Hb telah digunakan secara umum pada berbagai survei
prevalensi anemi gizi besi pada ibu hamil 63,6%, dan pada anak untuk menetapkan prevalensi anemi. Apabila kadar Hb darahnya
balita 55,1%. Angka prevalensi gizi pada ibu hamil terendah berada di bawah batasan nilai yang ditetapkan, maka ia menderita
terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 45,5%, sedangkan anemi gizi.
tertinggi di Sumatera Utara sebesar 77,9%. Untuk anak balita Batasan nilai kadar Hb untuk menentukan seseorang men-
prevalensi anemi gizi terendah terdapat di Provinsi Sulawesi derita anemi atau tidak, bagi orang dewasa adalah berbeda
Utara sebear 24,2%, sedangkan yang tertinggi di Provinsi Su- dengan anak-anak, dan juga berbeda bagi wanita hamil dan tidak
lawesi Tenggara sebesar 8l,4%(1). hamil. Karena itu WHO (1972) telah menetapkan batasan nilai
Penelitian tentang hubungan anemi dengan prestasi belajar kadar Hb yang dianjurkan untuk digunakan sebagai standar
pada anak sekolah di Bogor dan sekitarnya menghasilkan data internasional, yaitu seperti berikut(6) :
bahwa anak yang anemi mempunyai kesulitan dalam berpikir – Anak prasekolah 11 g %
terang dan berpikir secara analog. Anak yang anemi menurun – Anak sekolah 12 g %
kemampuan berkonsentrasi dalam menyelesaikan coding test, – Laki-laki dewasa 13 g %
lebih mudah terganggu konsentrasinya oleh musik disco. Hasil – Wanita dewasa 12 g %
penelitianjuga menunjukkan bahwa hasil ujian Ebtanas kelom- – Wanitahamilil g%
pok anak yang anemi lebih rendah (p <0,05) dibandingkan hasil Metoda untuk menentukan Hb saat ini banyak macamnya,
anak yang tidak anemi(2). masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya. Pe-
Hasil penelitian Karyadi (1974) di daerah perkebunan karet, milihan metoda yang tepat tergantung pada keadaan serta fasili-
Sukabumi, menunjukkan bahwa penyadap karet yang anemi tas yang tersedia. Tulisan ini menyajikan secara ringkas cara
mendapatkan lateks hasil sadapan lebih sedikit daripada yang kerja masing-masing metoda dengan kelemahan dan kelebihan-
tidak anemi. Penyadap yang anemi mendapat lateks 18,7% lebih nya.
rendah daripada yang tidak anemi(3).
Penelitian lain yang dilakukan terhadap para pemotong tebu 1) METODA KERTAS LAKMUS
di sebuah perkebunan tebu di Guatemala, menunjukkan bahwa Metoda ini sangat sederhana, praktis tidak memerlukan
kemampuan kerja fisik yang dinyatakan dalam skor naik-turun pereaksi ataupun peralatan tertentu, karena yang dipergunakan
bangku Harvard bervariasi menurut kadar hemoglobin (Hb). adalah kertas yang disebut kertas lakmus, khusus untuk menen-
Apabila kadar Hb rendah maka skor rendah, dan apabila kadar tukan kadar Hb. Caranya, setetes darah diteteskan di atas per-
Hb tinggi maka skor juga tinggi(4). Gambaran di atas, barulah mukaan kertas lakmus, didiamkan sebentar pada suhu ruang
sebagian kecil; sebenarnya masih banyak hasil penelitian yang hingga darah menjadi kering (sekitar 5 menit). Setelah kering,
mengungkap akibat negatip lain bila seseorang menderita anemi. warna darah yang terbentuk dibandingkan secara visual di tem-
1. Anonim. Keadaan dan masalah gizi di Indonesia. Info Pangan dan Gizi.
7) METODA HEMOCUE Jaringan Informasi Pangan dan Gizi, Jakarta 1993; 5(4): 13–4.
Metoda ini merupakan pengembangan metoda penentuan 2. Soewondo S. Krisdinamurtirin Y. Anemia and some aspects of mental
Hb secara spektrophotometer, karena menurut International functioning. The Third Asian Congress of Nutrition. Jakarta, 1980; Oct.:
6–10.
Committee of Standarization in Hematology (ICSH), dengan 3. Karyadi D. Hubungan ketahanan flsik dengan keadaan gizi dan anemi besi.
adanya pengenceran yang terlalu tinggi pada persiapan sampel Tesis Doktor. Universitas Indonesia, Jakarta 1974.
darah sering menimbulkan penyimpangan hasil pembacaan alat 4. Viteri FE, Torun E. Anemia and physical work capacity. Clin Haematol
spektrophotometer. Di samping itu, padapersiapan sampel darah 1974; 3: 609–626.
5. Muhilal, Sukati. Ketelitian hasil penentuan hemoglobin dengan cara
sering timbul faktor kekeruhan sehingga terjadi kesalahan hasil sianmethemoglobin, cara sahli, dan sianmethemoglobin tidak langsung.
pembacaan. Penelitian Gizi dan Makanan, 1980; 4: 15–20.
Metoda HemoCue ini berdasarkan pengukuran optical 6. WHO. Nutritional anemias. Tech Rep Ser no 503, 1972.
density pada kuvet yang mempunyai kapasitas volume sebesar 7. Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Dian Rakyat, Jakarta
1985.
10 mikroliter oleh sinar yang berasal dari lampu yang berjarak 8. Krupp MA, Sweet NJ, Jawetz E, Amstrong CD. Physician handbook, 9th
0,133 milimeter sampai pada dinding paralel celah optis tempat ed. California: Lange Med PubI 1956; P. 245–56.
kuvet berada. 9. Muhilal dkk. Laporan Penelitian tentang Penentuan kadar hemoglobin
Pereaksi kering dimasukkan dalam kuvet melalui dinding dengan alat artel di tingkatPuskesmas. PuslitbangGizi (belumdipublikasi),
1992.
bagian dalam kuvet, kemudian sampel darah dalam tabung 10. Anonim. Ames mini lab pc-mini photometer. West Germany, 1990.
kapiler dimasukkan secara cermat ke dalam kuvet. Sampel darah 11. Schenck HV, Galkensson M, Lundberg B. Clinical Chemistry, 1986; 2(3):
akan bercampur dengan pereaksi kering secara spontan. Kuvet 526–29.
dimasukkan ke dalam alat HemoCue photometer untuk dilaku- 12. WHO. Nutritional anemias; Report of WHO Scientific Group. Tech Rep
Serno4OS, 1968.
ABSTRAK
Telah dilakukan studi pustaka tentang cara penentuan tingkat pencemaran logam
berat timbal (Pb) dalam air sungai.
Untuk menentukan tingkat pencemaran logam berat Pb dalam air sungai yang diduga
tercemar oleh beberapa pabrik di sekitarnya, perlu diperhatikan lima hal yaitu : penentu-
an titik pengambilan contoh, teknik pengambilan contoh, pra perlakuan(pre treatment),
teknik pengukuran kadar Pb serta teknik evaluasi tingkat pencemarannya.
Untuk mengevaluasi tingkat pencemaran maka hasil pengukuran harus dibandingkan
dengan baku mutu air yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Kepen-
dudukan dan Lingkungan Hidup no. Kep-2/MenKLH/I/1988 tentang Pedoman Penetap
an Baku Mutu Lingkungan.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian hasil pemeriksaan senyawa kimia dalam contoh air yang
diajukan penduduk wilayah Jakarta Barat tahun 1991 – 1992 untuk diperiksa kandungan
kimianya di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisika berupa bau, kekeruhan,
warna dan kimia yaitu barium, besi, kesadahan, kiorida, mangan, nitrit, pH, sulfat,
sulfida, angka permanganat (zat organik).
Hasil pemeriksaan mendapatkan, contoh air yang memenuhi syarat sebagai air
minum dan air bersih = 43,3%, hanya sebagai air bersih = 31,7% serta tidak memenuhi
syarat air minum dan air bersih = 25%. Contoh air yang tidak memenuhi syarat sebagai
air minum tetapi masih memenuhi syarat sebagai air bersih umumnya disebabkan oleh
kadar mangan, besi dan zat organik tinggi. Contoh air yang tidak memenuhi syarat sebagai
air minum dan air bersih umumnya disebabkan oleh kadar mangan yang sangat tinggi.
ABSTRAK
Pekerja radiasi yang bekerja di sekitar reaktor nuklir dengan sistem pendingin primer
tipe air kolam mempunyai kebolehjadian terkontaminasi interna oleh tritium melalui
paru-paru dan kulit akibat lepasanuap air tritium (HTO).Tingkat kontaminasi interna
tritium ini bergantung pada tinggi dan berat tubuh. Berdasarkan pada model metabolisme
tritium di dalam tubuh dapat diperlihatkan bahwa dosis ekivalen terikat HTO pada
jaringan lunak karyawan Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) berkisar antara 0,56 – 0,73
mSv/th untuk WR (faktor kualitas radiasi untuk tritium) = 1 atau 1,12 – 1,46 Sv/th untuk
WR = 2 dan konsentrasi tritium di udara sebesar 11751 Bq/m3.
∫ exp (-0,693.
-8
H = 1,1072 x 10 E. WR. Ao t) dt (12)
/ MA o T 1
PEMBAHASAN
Dari data tinggi dan berat tubuh 17 responden karyawan
Gambar 2. Model kompartmen HTO di dalam tubuh(6,15) PRSG (Tabel 1), dan konsentrasi tritium (HTO) di dalam
ruang gedung reaktor adalah 11751 Bq/m3(17), lama kerja 8jam/
Mengingat fraksi OBT di dalam tubuh adalah kecil (≈ 5%), hari dengan 20 hari/bulan, dapat diperkirakan melalui persama-
maka model untuk memperkirakan dosis interna dapat lebih an (4), (5) dan (6) tingkat kontaminasi interna tritium berkisar
disederhanakan dengan menganggap bahwa tubuh adalah satu antara 22,531 dan 24,993 MBq/tahun. Variasi tingkat kontami-
organ dan tritium langsung didistribusikan ke seluruh jaringan nasi tritium untuk masing-masing karyawan ini disebabkan ka-
lunak. Laju dosis serap dihitung dengan menggunakan persa- rena luas permukaan tubuhnya tidak sama. Padahal jalur pemasuk-
maan: an tritium ke dalam tubuh salah satunya melalui pori-pori kulit.
Tingkat kontaminasi tritium ini masih jauh dari batas pemasukan
D = 1,602 x 10-13 E. A (t) (Gy/detik) (7) maksimum yang direkomendasikan oleh ICRP sebesar 3000
M MBq/tahun(18).
Perkiraan dosis ekivalen terikat tritium bendasarkan per-
atau D = 1,384 x 10-8 E. A (t) (Gy/hari) (8) samaan (12) hanya bergantung pada 2 parameter yaitu kadar air
M tubuh dan kadar tritium yang masuk ke dalam tubuh. Untuk
dengan : D = Laju dosis serap (Gy/detik). laju pemasukan tritium di dalam tubuh berkisar antara 22,531 –
E = energi beta rerata yang diabsorbsi (MeV). 24,993 MBq/tahun maka dosis ekivalen terikat yang diterima
A(t) = Aktivitas dalam tubuh pada waktti t (Bq).
M = masa jaringan lunak (kg). oleh karyawan PRSG berkisar antara 0,560 dan 0,730 mSv/
t = waktu pemaparan (detik, hari). tahun untuk WR = 1 atau antara 1,120 dan 1,460 mSv/tahun
untuk WR = 2 (tabel 1). Hasil perkiraan dosis ekivalen
Menurut manusia acuan ICRP, bahwa 80% jaringan lunak terikat menunut ICRP 54 antara 0,383 – 0,425 mSv/tahun untuk
terdiri atas air, sehingga persamaan di atas menjadi: WR = 1 dan 0,766 – 0,850 mSv/tahun untuk WR = 2(18).Per-
D = 1,384 x 10-8 0,8. E. A (t) (Gy/hari) (9) bedaan penkiraan dosis ini karena ICRP menggunakan manusia
MA acuan dengan berat badan 75 kg (kadar air tubuh 42 kg). Ini
dengan MA = kadar air tubuh (kg) = . berarti untuk keperluan perkiraan dosis tritium, maka sebaiknya
Tabel 2. Konsentrasi Tritium di udara pada beberapa ruangan di RSG GAS Serpong
Kererangan:
Dpm = Disintegrasi per menit (Bq)
C = Konsentrasi tritium (Bq/m3)
kalsium sangat tinggi (lebih dari 250 mg/24 jam) yang mungkin Gangguan Kalsium (Ca) Fosfat (PO4) Hidroksiproline
berbahaya bila diberi suplemen kalsium atau vit. D/metabolitnya. Osteoporosis-
Bila dari hasil klinis, darah dan urin diduga adanya hiper- idiopatik
High turnover Sangat naik Normal Sangat naik
paratiroid maka perlu diperiksa kadar hormon paratiroid (PTH). Low turnover Normal Normal Normal
Bila ada dugaan ke arah malabsorpsi maka perlu diperiksa Osteoporosis
kadar 25-OH D. Akibat gluko- Normal Normal Sangat turun,
Bila diagnosis osteopenia telah ditegakkan maka sebagai kortikoid normal, sedikit naik
Osteomalasia
langkah awal untuk menentukan penyebab, diperiksa kadar se- Defisiensi vit. D Sangat turun Sangat turun Normal
rum (puasa) Ca, PO4 normal sedangkan alkali fosfatase sangat Deplesi fosfat Sedikit naik Sedikit naik, Normal
meningkat, sedangkan pada low turnover osteoporosis dan akibat normal
glukokortikoid kadar ketiganya normal. Pada osteomalasia akibat Hiperparatiroidism
primer Sedikit naik Sedikit turun Sedikit naik
defisiensi vitamin D, maka kadar Ca turun, P turun dan alkali Osteodistrofi renal Sedikit turun Sedikit turun Sedikit naik
fosfatase sedikit meningkat, sedangkan bila akibat deplesi fosfat Penyakit tulang Normal, Normal Sedikit naik
maka Ca normal, P turun dan alkali fosfatase sedikit meningkat metastatik sedikit naik
(tabel 2). Hipertiroidism Normal Normal Sedikit naik
Diagnosis dapat ditegakkan dengan cara sederhana dan mu- OSTEITIS FIBROSA
rah. Dokter dapat mencurigai keadaan ini pada pasien yang men- Osteitis fibrosa adalah diagnosis histopatologik berdasarkan
dapat terapi glukokortikoid harian atau yang selang-seling (alter- ditemukannya peningkatan jumlah osteoklast disertai resorpsi
nate); bila pada pemeriksaan radiologik vertebra menunjukkan tulang yang diganti dengan jaringan ikat. Dasar kelainan ini ialah
adanya osteopenia maka penderita berisiko tinggi mengalami meningkatnya sekresi hormon paratiroid, baik sebagai proses
fraktur. Secara praktis diagnosis osteopenia akibat glukokorti- primer maupun sekunder terhadap stimulus hipokalsemi ber-
koid dapat dibuat pada setiap penderita dalam terapi glukortikoid kepanjangan, misalnya pada malabsorpsi kalsium.
berbulan-bulan, yang pada gambaran radiologik menunjukkan Hiperparatiroidism primer gejala kliniknya ialah osteopenia
massa tulangnya lebih rendah dibandingkan dengan massa tu- generalisata disertai dengan fraktur kompresi vertebra atau tu-
lang individu yang setara dalam umur, jenis kelamin dan ras. lang panjang; gejala lain ialah kelemahan, mudah lelah, berat ba-
Pemeriksaan sederhana lainnya dapat dilakukan untuk dan menurun, nyeri otot dan kelemahan otot proksimal, artralgia,
m;mbedakan dengan keadaan lain seperti hiperparatiroidi, hi- kaku pagi, pseudogout, nyeri epigastrik dan kolik ginjal. Ka-
pertiroidi, osteomalasia dan keganasan. Kadar kalsium dan fosfat dang-kadang ditemukan hipertensi. Pemeriksaan radiologik me-
serum biasanya normal, fosfatase alkali dapat meningkat bila nunjukkan resorpsi tulang subperiosteal terutama di falang. Se-
H1PERTIROIDSM
Penyakit tulang pada hipertiroidisme ialah osteoporosis
high turnover. Mekanismenya diduga akibat stimulasi langsung
resorpsi tulang akibat kadar hormon tiroid yang tinggi dalam da-
rah. Pasien mengeluh nyeri tulang sampai fraktur di samping ge-
jala hipertiroidism Iainnya. Gambaran radiologik menunjukkan
osteopenia difus atau garis-garis abnormal pada tulang kortikal.
Gambaran biokimia berupa peningkatan ringan kadar kalsium
serum, serta peningkatan kadar alkali fosfatase serum. Gambar 1. Langkah diagnostik menentukan osteoporosis pada nyeri
pinggang akut
KEADAAN YANG TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN
BERKURANGNYA MASSA TULANG KESIMPULAN
Sebagian besarpopulasi penderita usia 50 tahun ke atas yang Deteksi pasien yang mempunyai risiko fraktur osteoporosis
mengeluh nyeri sendi dan nyeri pinggang bukan disebabkan adalah sangat penting, karena tidak semua wanita pasca-meno-
oleh osteoporosis, tetapi disebabkan osteoartritis, perubahan pause usia antara 50–60 tahun yang menderita nyeri pinggang
degeneratifpada diskus, spondilosis, keluhan akibat postur yang disebabkan oleh osteoporosis.
salah, hiperlordosis dan obesitas. Semua keadaan ini harus di- Untuk mencegah terjadinya overdiagnosis atau under-
pikirkan lebih dahulu sebelum mendiagnosis osteoporosis. diagnosis diperlukan pengetahuan yang cukup untuk membeda-
Dari berbagai penelitian klinik telah terbukti bahwa osteo- kan berbagaijenis osteopeni dan keadaan lain yang memberikan
porosis jarang ditemukan bersama dengan osteoartrosis atau keluhan yang mirip dengan keluhan osteoporosis.
penyakit sendi degeneratif; agaknya kedua hal tersebut meru- Osteoporosis dapat dibagi dalam bentuk primer dan bentuk
pakan dua kondisi yang sangat berbeda walaupun ditemukan sekunder. Osteoporosis perlu dicurigai pada penderita dengan
pada usia yang sama tua. Pada tabel 9 dapat dilihat faktor fraktur tulang aldbat trauma ringan, tubuh makin pendek, lordo-
risiko osteoartrosis yang banyak berbeda dengan osteoporosis. sis dorsal bertambah dan nyeri tulang (terutama nyeri pinggang).
Untuk membedakan berbagai jenis osteopeni perlu dilaku-
Tabel 9. Faktor Risiko Osteoartrosis kan pemeriksaan biokimia, radiologik termasuk bone densito-
metri dan bila perlu dilakukan biopsi.
Kriteria klinik Osteoartrosis
Keluhan yang mirip osteoporosis terutama nyeri pinggang
1. Sex Wanita > Pria dapat diakibatkan oleh penyakit sendi degeneratif, gangguan
2. Umur 50 tahun+ diskus intervertebralis dan perubahan postur.
3. Ras Hitam > putih
4. Bentuk badan Besar, gemuk Diagnosis yang tepat akan memberikan hasil pengobatan
5. Densitas massa tulang yang tebal Meningkatkan risiko yang adekuat.
5. Gaya hidup/pekerjaan Sangat aktif
6. Perokok berat Menurunkan risiko KEPUSTAKAAN
7. Faktor sistemik lain (a.l. diabetes) Meningkatkan risiko
1. Ang-Sy S. Menopausal Hormone Replacement Therapy : Current Develop
Karena nyeri pinggang akut maupun kronik merupakan ke- ments. Medicine Digest Special Issue Januari 1994. pp. 2–7.
luhan yang sering dijumpai baik pada osteoporosis maupun pada 2. Chesnut Ill CH. Osteoporosis. In: Hazzard WR et al ed : Principles of
Geriatric Medicine and Gerontology. McGraw-Hill Inc. second ed. 1990.
osteoartrosis maka Iangkah-langkah diagnosis di bawah ini pp 813–825.
dapat digunakan sebagai patokan untuk membedakan keduanya 3. Chesnut III CH. Diagnosis of Osteoporosis. In: Chesnut III CH ed. First
(Gambar 1). Asian Simposium on Ostyeoporosis. Proc. Excerpta Medica Asia Pacific
Congress Series No 84, 1988. pp 38–42.
PEDOMAN PENGOBATAN
Setelah seseorang dinyatakan mengidap epilepsi, maka se-
lanjutnya harus direncanakan tindakan pengobatannya, yang
meliputi tindakan pencegahan dengan mengenali dan mencegah
faktor pencetus dan penggunaan obat antiepilepsi. Keteraturan Merupakan obat antiepilepsi pertama yang telah diketahui
makan obat harus selalu ditekankan mengingat pengobatan manfaatnya sejak tahuñ 1912.
epilepsi merupakan pengobatan jangka panjang, bahkan mung- Efek antikonvulsiny a diduga berdasarkan kemampuannya
kin seumur hid up. untuk mempotensiasi jaras penghambat, secara klinis terbukti
Dengan banyaknya obat antiepilepsi yang efektif saat ini, meningkatkan ambang kejang dan membatasi penyebaran akti-
pertimbangan pemilihan obat terutama didasarkan pada kese- vitas listrik saat rangsang kejang.
rasian, profil efek samping dan biaya mengingat pengobatan Pada penggunaan oral, penyerapan berlangsung lambat te-
harus dijalankan selama paling sedikit 2 – 3 tahun. tapi sempurna; kadar puncak plasma dicapai setelah beberapa
Selama pengobatan harus diperhatikan kemungkinan tim- jam. 40%–60% terikat dengan protein. Kira-kira 25% dikeluar-
bulnya efek samping danlatau gejala intoksikasi; umumnya kan melalui ginjal dalam bentuk tetap, sisanya dimetabolisme
dianjurkan untuk menggunakan sesedikit mungkin obat anti- oleh sistim mikrosomal hepar.
epilepsi (prinsip monoterapi) untuk menghindari kemungkinan Obat ini bersifat enzyme inducer sehingga dapat memper-
intoksikasi dan timbulnya efek samping. Tetapi dewasa ini cepat metabolisme hepatik obat lain; suatu sifat yang perlu di-
dengan ditemukannya obat antiepilepsi baru yang lebih aman, perhatikan bila digunakan bersama obat lain karena akan
penggunaan kombinasi dapat dipertimbangkan. mengurangi efektivitas obat tersebut.
Bila serangan epilepsi telah berhasil dikontrol dan pasien Waktu paruh plasma berkisar antara 90 jam pada dewasa,
telah bebas serangan selama 2 – 3 tahun, pengobatan dapat ber- sedangkan pada anak lebih bervariasi, tetapi umumnya lebih
angsur-angsur dikurangi dosisnya sampai berhenti sama sekali. singkat. Dapat diberikan sekali sehari bila kadar terapeutik
Risiko kambuh setelah penghentian obat bisa sampai 20–50%. plasmanya telah tercapai.
Beberapa faktor yang memperbesar risiko kambuh ialah: lama Kadar terapeutik plasma berkisar antara 10–25 ug/ml, se-
sakit, serangan bersifat parsial dan adanya penyakit struktural dangkan untuk pencegahan kejang demam diperlukan kadar
otak, serta banyaknya obat yang digunakan; makin banyak obat minimum 15 ug/ml.
yang digunakan untuk mengontrol serangan, makin sulit obat Gejala toksik berupa sedasi berlebihan timbul bila kadarnya
dihentikan. Suatu studi yang dilakukan atas 1013 pasien yang > 60 ug/ml.
telah bebas serangan selama sedikitnya 2 tahun, menunjukkan Dosis umum untuk dewasa berkisar 1–5 mg/kgbb/hari, se-
bahwa 78% pasien yang terus berobat dan 59% pasien yang dangkan untuk anak 3–6 mg/kgbb/hari dibagi dua dosis. Meng-
menghentikan pengobatan tetap bebas serangan selama 2 tahun. ingat waktu paruhnya yang panjang, diperlukan waktu beberapa
Tabel berikut dapat digunakan sebagai pedoman pemilihan minggu untuk mencapai efek klinis yang diharapkan; tenggang
obat antiepilepsi berdasarkan jenis bangkitan: waktu ini dapat dipersingkat dengan jalan memberikan dosis
ganda di awal pengobatan.
Bangkitan parsiil sederhana/ Karbainazepin, fenitoin Fenobarbital efektif untuk kejang tonik klonik umum dan
kompleks fenobarbital kejang fokal; juga digunakan untuk profilaksis kejang demam.
Bangkitan umum sekunder Karbamazepin, fenitoin Sampai saat ini masih banyak digunakan karena harganya murah,
primidon, fenobarbital meskipun kadang-kadang dijumpai efek samping yang meng-
valproat (?) ganggu, terutama bila digunakan oleh anak-anak.
Bangkitan umum Efek samping yang paling sering ditemukan ialah sedasi,
Tonik klonik Valproat, karbamazepin, terutama di awal pengobatan; umumnya berangsur-angsur meng-
fenitoin, fenobarbital hilang bila pengobatan dilanjutkan. Efek samping yang lebih
Lena Etosuksimid, valproat mengganggu ialah hiperaktivitas dan iritabilitas pada anak dan
Mioklonik Valproat, kionazepam menurut suatu penelitian, juga menyebabkan rendahnya IQ –
Atonik Valproat, klonazepam, rata-rata 8,4 angka lebih rendah pada penggunaan selama 2
etosuksimid tahun.
KARBAMAZEPIN
Fenitoin telah diperkenalkan sebagai obat antiepilepsi sejak
1938, merupakan hasil riset yang khusus mencari obat anti-
epilepsi.
Obat ini menekan penyebaran lepas muatan listrik dan fokus
epileptik ke korteks normal di sekitarnya; efek ini diduga karena
fenitoin mengurangi kadar natrium intraseluler sehingga me-
ngurangi iritabilitas neuron bersangkutan terutama di sel-sel
piramidal dan sel-sel neuron perantara.
Obat ini efektifdan banyak digunakan untuk epilepsi umum, Obat ini telah digunakan sebagai obat antiepilepsi sejak
terutama jenis tonik-klonik, juga untuk jenis fokal dan psiko- 1974, merupakan senyawa iminostilbene.
motor, tetapi tidak efektif untuk jenis lena atau untuk kejang Terutama efektif untuk epilepsi psikomotor, meskipun juga
demam. bermanfaat untukjenis tonik-klonik umum atau fokal motorik.
Pada pemberian per oral, diserap di traktus gastrointestinal Tidak efektif untukjenis lena dan jenis mioklonik Obat ini tidak
dan dimetabolisme di hati; waktu paruhnya 22 jam pada pem- menimbulkan sedasi dan dilaporkan membenikan efek psiko-
berian per oral dan 10–15 jam bila diberikan intravena. Konsen- tropik berupa meningkatnya inisiatif dan perbaikan tingkah
trasi maksimal tercapai dalam 4–24 jam dan keadaan mantap laku; selain itu juga diduga mempunyai efek antidepresi karena
tercapai setelah 7–10 hari. Ekskresinya terutama dalam bentuk struktur kimianya yang mirip imipramin.
termetabolisme melalui urine, hanya <5% yang diekskresi dalam Aktivitas antikonvulsinya mirip dengan fenitoin; pada dosis
bentuk utuh. terapeutik mampu menghambat aktivitas fokal yang dibangkit-
Obat ini diketahui mempunyai sifat farmakokinetik yang kan oleh rangsàng kimia ataupun elektrik dalam laboratorium.
sulit karena adanya sifat kejenuhan atau kemampuan maksimum Mekanisme kerjanya secara pasti belum diketahui.
hepar untuk memetabolisme obat ini sehingga perubahan dosis Karbamazepin diserap dengan cepat setelah penggunaan per-
yang melampaui batas maksimum akan sangat menaikkan kadar- oral, kadar puncak plasma tercapai dalam2–6 jam; waktu paruh-
nya dalam plasma. Bila efek terapeutiknya belum memuaskan, nya dalam penggunaan jangka lama berkisar antara 13–17 jam;
dianjurkan untuk mengukur kadarnya dalam plasma; bila dalam darah 80% terikat dengan protein. Obat ini dimetabolisme
<8 mg/l (20 umol/l) dosis ditambah 100 mg., bila kadarnya 8–12 menjadi 10,11-epoksid yang juga mempunyai aktivitas antikon-
mg/I (20–60 umol/I) dosis ditambah 50 mg., sedangkan bila ka- vulsan. Karena merangsang metabolisme hepar, obat ini dapat
darnya> 12 mg/l (60 umol/l) cukup dengan penambahan 25 mg. memperpendek waktu paruh obat (antiepilepsi) lain yang diberi-
Dosis umumnya 4–7 mg/kgbb/hari dibagi dalam tiga dosis; kan bersamaan.
terutama efektif untuk jenis tonik-klonik umum atau fokal, dan Obat ini juga bermanfaat untuk mengatasi neuralgia trige-
jenis parsial kompleks. Bila dengan dosis 500–600 mg/hari ma- minal.
sih belum memuaskan, pengobatan harus dinilai kembali, baik Dosis umumnya berkisan antara 600–1200 mg/hari untuk
melalui pengukuran kadar plasma atau dikombinasi dengan obat dewasa dan 20–30 mg/kgbb/hari untuk anak-anak, dibagi 2–3
antiepilepsi lain. Kadar plasma yang diinginkan ialah antara dosis. Dimulai dari dosis rendah untuk menghindani efek sam-
10–20 ug/ml. Dewasa ini telah tersedia preparat fenitoin paren- ping dan dinaikkan setiap 4–6 minggu sampai tercapai dosis
teral yang dapat digunakan pada status konvulsivus dengan optimal. Kadar plasma yang efektif berkisar 6–8 ug/ml, efek
dosis 5–10 mg/kgbb. intravena secara perlahan dalam 5–10 samping mulai muncul pada kadar plasma 8,5–10 ug/ml.
menit. Efek samping yang mungkin dijumpai berupa diplopi, pan-
Efek samping yang tergantung dosis berupa nistagmus yang dangan kabur, mengantuk, pusing, muntah, mual dan ataksia;
muncul pada kadar plasma 20 ug/ml (80 mmol/I), ataksia pada selain itu pernah dilaporkan menyebabkan depresi sumsum tu-
ASAM VALPROAT
English Summary
Hendig Winarno
Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi - BATAN, Jakarta
ABSTRAK
Studi tentang bioaktivitas endotoksin dan lipid A serta penentuan struktur lipid A
telah dilakukan oleh para peneliti di berbagai negara, terutama di Jepang, Jerman, dan
Amerika Serikat. Pendekatan sintesis dan pengujian bioaktivitas menunjukkan bahwa
struktur lipid A sintetik yang diusulkan mempunyai aktivitas yang sama dengan lipid A
dan Escherichia coli natural. Diketahui pula bahwa lipid A merupakan active centre dan
bertanggung jawab terhadap endotoxin activities bakteri gram negatif. Selanjutnya,
pengujian bioaktivitas terhadap berbagai analog lipid A sintetik, menunjukkan bahwa
asam lemak yang terikat pada lipid A mempunyai peranan yang penting terhadap aktivitas
endotoksin dan bakteri gram negatif. Studi tentang imunogenisitas dan antigenisitas lipid
A atau LPS dapat dilakukan dengan menggunakan lipid A atau LPS sintetik bertanda 14C.
Keterangan :
= gula
P = fosfat
Kdo = asam 3-deoksi-D-manno-2-oktulosonat
Lipid A Escherichia coli dung residu fosfat pada posisi 1 dan 4’ dan residu asam lemak
pada gugus B-amino dan gugus hidroksil-3(3). Struktur lipid A
Pada tahun 1954, Westphal dan Luderitz telah mengisolasi dan Eschericia coli Re-mutan adalah seperti struktur I, yaitu 2-
bagian lipofilik dan LPS yang dikenal dengan nama lipid A deoksi- 6–O- {2-deoksi-2-[(R)-3-dodekanoiloksitetradekanoil-
dengan cara menghidrolisis bakteri pada kondisi asam. Sejak saat amino] - 3 - O - [(R)-3-tetradekanoiloksitetradekanoil]-β-D-
itu, penelitian mengenai bioaktivitas LPS difokuskan pada lipid glukopiranosil} - 3 – O - [(R)-3-hidroksitetradekanoil]-2-[(R)-
A(2). 3-hidroksitetradekanoilamino] - α – D - glukopiranosa 1,4’-
Struktur kimia lipid A dan berbagai spesies bàkteri pada bis(fosfat)(4,5). Struktur tersebut telah dibuktikan melalui isolasi
dasarnya adalah identik, berisi D-glukosamin disakarida back- dan pendekatan sintesis total LPS. Selanjutnya, berbagai uji bio-
bone yang dihubungkan dengan ikatan β-( 1–>6), yang mengan- aktivitas terhadap analog lipid A sintetik telah dilakukan.
Gambar 1 dan Tabel 2.
No. Senyawa R4 R3 R2 R1 P1 P2
1 505 C14-O-C14 C,,--O-C,, C14-0H C14-01-1 PO(OH)2 H
Gambar 3. Struktur lipid A LPS dari Escherichia coli 2 504 C14-O-C14 C,470-C,1 C14-0H C14-0H H PO(OH)2
3 503 C14-O-C14 C14-O-C12 C,4 OH C14-OH H H
4 LA-24-PP CIO C,4-OH C14-OH CIO PO(OH)2 PO(OH)2
PEMBAHASAN
5 LA-23-PP CIO CIO CIO CIO PO(OH) PO(OH)
Untuk membuktikan kebenaran struktur lipid A LPS dari 6 403 C14-OH C14 OH C14-OH C,,-OH H H
Escherichia coli yang diusu1kan maka dilakukan uji bioaktivi- 7 404 C14-OH C14-OH C10-0H C14-OH H PO(OH)2
tas terhadap lipid A sintetik dan lipid A natural dari Escherichia 8 405 C14-OH C14-0H C14-OH CI, OH PO(OH)2 H
co1i(6,7) (Tabel 1). Selain itu, kedua sampel tersebut juga dianali- 9 406 C14-0H C14-OH C14 OH C14-OH PO(OH)2 PO(OH)
sis menggunakan NMR dua dimensi. 10 400 CI. OH C14-0H CIO-OH C14 OH PO(OH)2 PO(OH)2
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa kedua sampel Keterangan:
tersebut mempunyai aktivitas endotoksin yang sama. Dengan Lihat struktur pada Gambar 4
demikian, struktur lipid A Escherichia coli yang diusulkan oleh C10 : dekanoil
C10–OH : (R)-3-hidroksidekanoil
Imoto et al.(4) menuju pada arah yang benar. C14–OH : (R)-3-hidroksitetradekanoil
C14–O–C14 : (R)-3-tetradekanoiloksitetradekanoil
Tabel 1. Aktivitas endotoksin dan lipid A sintetik dan lipid A natural E.
Coli(6,7)
Dari perkembangan terakhir mengenai uji bioaktivitas ber-
Lipid A yang diperlukan bagai analog lipid A sintetik yang mengandung asam lemak
Jenis
untuk aktivitas endotoksin dengan jenis dan jumlah atom karbon yang bervariasi, diketahui
Jenis tes endotoksisitas (µg) bahwa residu asam lemak yang terkandung pada lipid A mem-
hewan
yang dilakukan
percobaan Lipid A E. coli Lipid A E. coli punyai peranan yang penting terhadap bioaktivitas LPS di dalam
sintetik natural tubuh(9-11)..
Toksisitas letal (LD50)a Tikus 0,01 0,01 Kenyataan tersebut memberikan dorongan untuk mendesain
Respon terhadap demam Kelinci 0,04 0,04 analog lipid A jenis lain. Diharapkan, pengujian bioaktivitas se-
Reaksi Shwartzman lokal Kelinci 12,5 12,5 nyawa analog baru tersebut dapat memberikan tambahan penge-
Kemampuan mendorong
toleransi endotoksin terhadap Tikus 30 30 tahuan tentang peranan residu asam lemak yang terikat pada lipid
LPS dari Salmonella abortus A terhadap endotoxic activities LPS dan bakteri gram negatif.
equi Meskipun berbagai analog lipid A telah disintesis dan diuji
Mitogenisitas B-limfosit Tikus 2 2 bioaktivitasnya, namun para peneliti masih belum dapat meng-
Aktivasi Machropage
(10 ng/ml prostaglandin E2 Tikus 1 l ungkapkan peranan lipid A dan komponen penyusunnya ter-
terlepas) hadap imunogenisitas dan antigenisitasnya yang berhubungan
dengan structure activity & structure function relationships dari
* Tes toksisitas letal dalam tikus yang disensitifkan dengan galaktosamin lipid A pada tingkat molekuler. Wright et al. yang dikutip oleh
Rietschel et al.(1) mengemukakan bahwa di dalam darah, LPS
Sejalan dengan penentuan struktur lipid A, uji bioaktivitas akan berikatan dengan molekul bersirkulasi yang disebut dengan
lipid A dan LPS juga dilakukan. Dari pengujian tersebut diketahui LBP (lipopolysaccharide-binding protein) dan membentuk
bahwa lipid A merupakan active centre dan endotoxin activities kompleks LPS-LBP. Selanjutnya kompleks LPS-LBP tersebut
dari bakteri gram negatif Kemudian berbagai analog lipid A bergandengan dengan reseptor yang dikenal dengan nama CD 14
dengan berbagai variasi asam lemak dan fosfat-pun telah disin- pada permukaan makrofag.
tesis(2,4,8). Di antara hasil sintesis lipid A tersebut disajikan pada Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai peranan kompo-
10. B 5. D
9. B 4. C
8. A 3. C
7. A 2. B
6. C 1. A JAWABAN RPPIK :