Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala. Presentasi
bokong/letak lintang.
Karena berbagai sebab yang belum diketahui begitu jelas, menjelang kehamilan
aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal dengan
presentasi belakang kepala. Presentasi bokong umumnya terjadi pada akhir trimester
kedua kehamilan atau mendekati aterm. Faktor predisposisi untuk presentasi bokong
selain usia kehamilan adalah relaksasi uterus yang dapat disebabkan oleh multiparitas,
bayi multiple, hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, presentasi bokong
sebelumnya, anomali uterus dan berbagai tumor dalam panggul juga pada plasenta yang
terletak di daerah kornu fundus uteri (Rambulangi, 2003).
1.4. Tujuan
Makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Presentasi
Bokong” ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang kehamilan presentasi
bokong, faktor-faktor dan cara penanganannya, serta penatalaksanaannya?
1.5. Manfaat
1.5.1. Bagi Penulis
Menambah Ilmu Pengetahuan mengenai kehamilan dengan presentasi bokong.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
Presentasi Bokong merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai bagian
yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri (Sarwono Prawirohardjo, 2000).
2.2. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, presentasi
bokong atau letak lintang.
Karena berbagai sebab yang belum diketahui begitu jelas, menjelang kehamilan
aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal dengan
presentasi belakang kepala. Presentasi bokong umumnya terjadi pada akhir trimester
kedua kehamilan atau mendekati aterm. Faktor predisposisi untuk presentasi bokong
selain usia kehamilan adalah relaksasi uterus yang dapat disebabkan oleh multiparitas,
bayi multiple, hidramnion, obgohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, presentasi
bokong sebelumnya, anomaly uterus dan berbagai tumor dalam panggul juga pada
plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri (Sarwono Prawirohardjo, 2000).
2.3. Klasifikasi
1. Presentasi Bokong Murni (Frank Breech)
Yaitu fleksi ekstremitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut sehingga kaki
terletak berdekatan dengan kepala.
2. Presentasi Bokong Lengkap (Complete Breech)
Yaitu satu atau kedua lutut lebih banyak dalam keadaan fleksi dari pada ekstensi.
2.4. Diagnosis
1. Pemeriksaan Abdomen
Palpasi
Dengang perasat Leopold didapatkan;
Leopold I : Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen menempati
bagian fundus uteri
Leopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian
kecil berada pada sis yang lain
Leopold III : Bokong janin teraba di atas pintu atas panggul selama engagement
belum terjadi
Auskultasi
Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas
umbilicus, sedangkan bila ada engagement kepala janin, denyut jantung janin
terdengar dibawah umbilikus
2. Pemeriksaan Dalam
Untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita harus meraba os sacrum, tuber ossis
ischii, anus.
3. Pemeriksaan Penunjang
Apabila masih ada keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan
pemeriksaan ultrasonografik atau M.R.I. (Magnetic Resonance Imaging).
(Hartono, 1995).
2.5. Penanganan
Penanganan dalam persalinan
Jenis pimpinan persalinan pada presentasi bokong, antara lain;
1. Persalinan Pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan
pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu;
a. Persalinan Spontan (Spontaneous Breech)
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga Ibu sendiri. Cara yang Lazim
dipakai disebut cara BRACHT.
1) Tahap pertama : fase lambat, lahirnya bokong sampai dengan umbilikus,
spontan.
2) Tahap kedua : fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut.
3) Tahap ketiga : fase lambat, lahirnya mulut sampai kepala.
Teknik : Hiperlordosis bahan bayi (Yuliawati, 2001)
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi
daripada umbilikus. Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak
dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam.
Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-kadang sulit
untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan
bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami
rintangan otot, sedangkan jari yang di masukkan ke dalam mulut akan meraba tulang
rahang dan alveola tanpa ada hambatan (Prawirohardjo, 2006).
b. Keadaan plasenta
- Plasenta letak rendah
- Plasenta letak previa
c. Keadaan jalan lahir
- Kesempitan panggul
- Deformitas tulang panggul
- Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut Janin
Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hidrosefalus atau anensefalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidramnion atau oligohidramnion
e. Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencari tempat yang lebih luas sehingga
terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian
terbesar dank eras serta paling berat. Melalui hokum gaya berat, kepala janin akan
menuju kea rah pintu atas panggul. Dengan gerakan kaki janin, ketegangan
ligamentum rotundum dan kontraksi braxon hicks, kepala janin berangsur-angsur
masuk ke pintu atas panggul (Sudhaberata, 2000)
c. Secara loevset
3. Persalinan kepala
a. Secara mauriceau veit smeile
b. Mempergunakan ekstraksi forsep
BAB III
ASUHAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL
DENGAN PRESENTASI BOKONG
I. INDENDITAS
Nama pasien : Ny. Fitrianingsih Nama suami : Tn. Alex
Umur : 28 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Indonesia Suku / Bangsa : Sumatera
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Sanusi RT 05 Alamat : Jl. Sanusi RT 05
RW 02 No 35 RW 02 No 35
Gg. Indah Palembang Gg. Indah Palembang
b. Status perkawinan
Kawin : 1 kali
Usia kawin pertama : 25 tahun
Lamanya perkawinan dengan suami sekarang : 5 tahun
e. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Ya, pernah
Pernah menjadi akseptor KB : Ya, pernah
Alkon yang pernah digunakan : KB suntik
Alasan berhenti menjadi akseptor KB : Ingin punya anak lagi
b. keluarga
Penyakit / kelainan dalam keluarga : Diabetes (-), tyfoid (-)
Keturunan kembar : Tidak ada keturunan
kembar
B. DATA OBJEKTIF
I. Pemeriksaan Fisik
KU : Baik
Kesadaran : Composmenthis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/m
RR : 20 x/m
Temperature : 36 0C
TB : 155 cm
BB sebelum : 47 kg
BB sekarang : 57 kg
Lila : 23,5 cm
II. Pemeriksaan obstetri
a. Inspeksi
Kepala
Rambut : Bersih, ketombe (-), rontok (-)
Mata : Sklera bening, konjungtiva merah muda
Muka : Cloasmagravidarum (-), oedema (-)
Mulut : Caries (-), stamatitis
Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,
vena jugularis
Tumor : Tidak ada
Payudara / Mamae
Pembesaran : Simetris
Aereola mamae : Hyperygmentasi
Puting susu : Menonjol
Coloctrum : Belum keluar
Perut / Abdomen
Pembesaran : Sesuai dengan usia kehamilan
Linea alba/nigra : Linea nigra
Striae albican/kivide : Striae albican
kelainan : Tidak ada
Genetalia eksterm
Labia mayora : Simetris
Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan
- Jenis secret : Tidak ada
- Warna : Tidak ada
- Bau : Tidak ada
Ekstremitas
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak ada
b. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat
Leopold II : Teraba punggung berada satu sisi dengan
abdomen dan bagian-bagian kecil pada sisi
bagian lain
c. Auskultasi
Lokasi : di sebelah kiri perut Ibu, 2 jari di bawah
pusat
Frekuensi DJJ : 130 x/m
d. Perkusi
Reflek patella : ka/ki +/+
e. Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum : 26 cm
Distansia cristarum : 28 cm
Konjugata eksterna : 19 cm
Lingkar panggul : 84 cm
b. Urine
Protein : negatif (-)
Glukosa : negatif (-)
C. ASSESMENT
Diagnosa : G2P1A0 hamil 28 minggu, JTH Presbo
Masalah : Ibu merasa cemas dengan keadaan diri dan janinnya karena
letak terbawah janin adalah bokong.
D. PLANNING
1. Informasi tentang fisiologi kehamilan
2. Informasi tentang keadaan Ibu dan janin
3. Informasi tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
4. Informasi tentang istirahat yang cukup
5. Informasi tentang gizi seimbang
6. Informasi tentang kontrol ulang
E. EVALUASI
1. Menjelaskan pada Ibu tentang fisiologi kehamilan
2. Menjelaskan pada Ibu tentang keadaan Ibu dan janin
3. Menjelaskan pada Ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
4. Menjelaskan pada Ibu tentang istirahat yang cukup
5. Menjelaskan pada Ibu tentang gizi seimbang
6. Menjelaskan pada Ibu tentang kontrol ulang
7. Ibu mengerti dan mau mengikuti saran bidan
( Desi Rahmawati)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Penanganan
Tahap I : Fase lambat, lahirnya bokong sampai dengan umbilikus
spontan
Tahap II : Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut
Tahap III : Fase lambat, lahirnya mulut sampai kepala
Teknik : Hiperlordosis badan bayi
Bila pertolongan bacht gagal
Elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual aid.
4.2. Penatalaksanaan
1. Pertolongan fisiologis secara Brach
2. Ekstraksi parsial
a. Secara klasik
b. Secara Mueller
c. Secara loevset
3. Persalinan kepala
a. Secara mauriceau veit smeile
b. Mempergunakan ekstraksi forsep
4. Ekstraksi bokong totalis
a. Ekstraksi bokong
b. Ekstraksi kaki
5. Pertolongan persalinan dengan seksio sesarea
BAB V
KESIMPUALAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Presentasi bokong merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai bagian
yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri.
2. Penanganan dalam kehamilan
a. Perawatan prenatal yang baik
b. Periksa darah lengkap HB, golongan darah.
3. Penanganan
1. Persalinan pervaginam
a. Tahap pertama : Fase lambat, lahirnya bokong sampai dengan
umbilikus spontan
b. Tahap kedua : Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut
c. Tahap ketiga : Fase lambat, lahirnya mulut sampai kepala
2. Eksraksi parsial
a. Bila pertolongan cara Bracht gagal
b. Elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual aid
Tahapan manual aid :
Tahap pertama : Lahirnya bokong sampai umbilikus
spontan
Tahap kedua : Lahirnya bahu dan lengan dengan tenaga
penolong baik secara klasik
Tahap ketiga : Lahirnya kepala dengan cara meuriceau
3. Ekstraksi total
Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Petugas Kesehatan
Agar lebih meningkatkan pemberian pengetahuan dan tanda-tanda bahaya bagi
kehamilan presbo sehingga dapat memberikan asuhan yang tepat dan dapat menolong
persalinan dengan baik sehingga Ibu dan anak dilahrikan juga dalam kondisi yang baik
serta tidak ditemukannya kemungkinan buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Collea, J.V. Malpresentation and Cord Accident, in; Pernoll, M.L, Benson, R.C,
Current Obstetric and Gynecologic Diagnostic and treatment, Appleton and
longer, L.A, 1987
Benson, R.C, Current Obstetric and Gynecologic Diagnostic and treatment, 3rd ed,
Lange Medical Publication, Maruzen Asia, Singapore, 1980
Martohoesodo, S, Hariadi, R, Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin, dalam
Ilmu Kebidanan Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
2002, hal ; 595 – 636
Cunningham, F.G, Mac Donald, P.C, Gant, N.F, Distosia karena kelainan pada
presentasi, posisi atau perkembangan janin, Obstetri Williams (18th ed), Suyono,
J, Hartono, A (Alih Bahasa, Jakarta : EGC, 1995.