You are on page 1of 91

Struktur Atom dan Ikatan

Ditulis oleh Jim Clark pada 03-01-2009

Afinitas Elektron
Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan afinitas elektron, dan mengamati faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya afinitas elektron. Anda dianggap telah memahami tentang
orbital atom sederhana, dan dapat menuliskan struktur elektronik untuk atom-atom sederhana.
Afinitas elektron pertama
Energi ionisasi selalu ditekankan pada pembentukan ion positif. Afinitas elektron ditekankan
pada ion negatif, dan keduanya banyak dipakai untuk unsur-unsur pada golongan 6 dan 7 pada
tabel periodik.
Mendefinisikan afinitas elektron pertama
Afinitas elektron pertama adalah energi yang dilepaskan ketika 1 mol atom gas mendapatkan
satu elektron untuk membentuk 1 mol ion gas 1-.
Lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.

Pada penggambaran di atas, afinitas elektron pertama diartikan sebagai energi yang dilepaskan
(per mol X) pada saat perubahan ini terjadi.
Afinitas elektron pertama memiliki harga negatif. Sebagai contoh, afinitas elektron pertama klor
adalah -349 kJ mol-1. Berdasarkan perjanjian, tanda negatif menunjukkan pelepasan energi.
Afinitas elektron pertama dari unsur-unsur golongan 7
F -328 kJ mol-1
Cl -349 kJ mol-1
Br -324 kJ mol-1
I -295 kJ mol-1
Apakah ada polanya?
Ya − jika anda bergerak dari atas ke bawah dalam satu golongan, afinitas elektron pertama makin
berkurang (artinya energi yang dilepaskan makin berkurang ketika ion negatif terbentuk). Fluor
tidak mengikuti aturan itu, dan akan dijelaskan secara terpisah.
Afinitas elektron dihitung dari tarikan antara elektron yang datang dengan inti − tarikan yang
lebih kuat, energi yang dilepaskan makin besar.
Faktor yang mempengaruhi tarikan ini sama dengan faktor yang berpengaruh pada energi
ionisasi − muatan inti, jarak dan penyaringan (screening).
Bertambahnya muatan inti dari atas ke bawah dalam satu golongan terkurangi oleh tambahan
penyaringan elektron. Masing-masing elektron terluar mengalami tarikan 7+ dari pusat atom,
untuk semua atom golongan 7.
Sebagai contoh, atom fluor memiliki struktur elektron 1s22s22px22py22pz1. Terdapat 9 proton
dalam inti.
Elektron yang datang masuk ke tingkat-2, dan mengalami penyaringan dari inti oleh 2 elektron
1s2 electrons. Oleh karena itu tarikan bersih dari inti adalah 7+ (9 proton dikurangi 2 oleh
penyaringan elektron).
Berbeda dengan klor yang memiliki struktur elektron 1s22s22p63s23px23py23pz1. Klor memiliki 17
proton pada inti.
Tetapi sekali lagi elektron yang masuk merasakan tarikan bersih dari inti 7+ (17 proton dikurangi
10 oleh penyaringan elektron pada tingkat pertama dan kedua).
Faktor yang menentuka n adalah bertambahnya jarak antara elektron yang datang dengan inti
dari atas ke bawah dalam satu golongan. Makin besar jarak, tarikan berkurang dan energi yang
dilepaskan sebagai afinitas elektron juga berkurang.
Mengapa fluor tidak mengikuti kecenderungan yang ada?
Elektron yang datang, pada fluor akan lebih dekat dengan inti dibandingkan unsur lain, sehingga
anda akan mendapatkan nilai afinitas elektron yang tinggi.
Namun demikian, karena fluor merupakan atom kecil, anda memasukkan elektron baru pada
tempat yang sudah penuh sesak oleh elektron dan ada banyak tolakan. Tolakan ini mengurangi
tarikan yang dirasakan elektron yang datang dan mengurangi afinitas elektron.
Perubahan yang sama dari kecenderungan yang diharapkan terjadi antara oksigen dan sulfur pada
golongan 6. Afinitas elektron pertama oksigen (-142 kJ mol-1) lebih kecil dari sulfur (-200 kJ
mol-1) untuk alasan yang sama bahwa fluor lebih kecil dari klor.
Membandingkan afinitas elektron golongan 6 dan 7
Seperti yang anda perhatikan, afinitas elektron pertama oksigen (-142 kJ mol-1) lebih rendah dari
fluor (-328 kJ mol-1). Sama dengan sulfur (-200 kJ mol-1) yang lebih rendah dari klor (-349 kJ
mol-1). Mengapa?
Sederhana saja, unsur golongan 6 memiliki 1 proton pada inti yang lebih sedikit daripada
tetangganya, golongan 7. Banyaknya penyaringan pada keduanya sama.
Itu artinya bahwa tarikan bersih dari inti pada golongan 6 lebih sedikit daripada golongan 7,
sehingga afinitas elektron lebih rendah.
Afinitas elektron pertama dan reaktivitas
Reaktivitas unsur golongan 7 turun dari atas ke bawah dalam satu golongan − fluor merupakan
unsur yang paling reaktif dan iod paling tak reaktif.
Seringkali pada reaksinya unsur-unsur ini membentuk ion negatif. Pada GCSE kadang-kadang
ditunjukkan penurunan reaktivitas karena tarikan terhadap elektron yang datang berkurang
kekuatannya dari atas ke bawah dalam satu golongan, sehingga pembentukan ion negatif kurang
disukai. Penjelasan itu masih dapat diterima kecuali untuk fluor!
Reaksi keseluruhan terdiri dari banyak tahapan yang berbeda yang semuanya melibatkan
perubahan energi, dan untuk menjelaskan kecenderungan yang ada tidak cukup hanya dengan
mengamati salah satu tahap saja. Fluor lebih reaktif daripada klor (walaupun afinitas elektronnya
lebih rendah) karena energi yang dilepaskan pada salah satu langkah reaksinya mengurangi
energi yang dilepaskan sebagai afinitas elektron.
Afinitas elektron kedua
Anda hanya akan ditunjukkan pada unsur golongan 6, oksigen dan sulfur yang keduanya
membentuk ion 2-.
Mendefinisikan afinitas elektron kedua
Afinitas elektron kedua adalah energi yang diperlukan untuk menambah satu elektron pada
masing-masing ion dari 1 mol ion gas 1- untuk menghasilkan 1 mol ion gas 2-.
Lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.

Pada penggambaran di atas, afinitas elektron kedua diartikan sebagai energi yang dibutuhkan
untuk membawa perubahan per mol X-.
Mengapa untuk melakukannya diperlukan energi?
Anda mendorong elektron ke dalam ion negatif. Hal ini tidak terjadi dengan serta-merta!

EA ke-1 = -142 kJ mol-1

EA ke-2 = +844 kJ mol-1

Tanda positif menunjukkan bahwa anda memerlukan energi untuk terjadinya perubahan ini.
Afinitas elektron kedua oksigen tinggi, karena elektron dipaksa masuk ke dalam ion yang kecil,
elektronnya sangat rapat.

Spektrum Emisi Atom Hidrogen


Halaman ini mengenalkan spektrum emisi atom hidrogen, menunjukkan bagaimana spektrum ini
muncul akibat perpindahan elektron diantara tingkat-tingkat energi dalam atom. Bagian ini juga
membahas bagaimana spektrum dapat digunakan untuk menentukan energi ionisasi hidrogen.
Apakah yang dimaksud dengan spektrum emisi?
Mengamati spektrum emisi hidrogen
Tabung sinar hidrogen adalah suatu tabung tipis yang berisi gas hidrogen pada tekanan rendah
dengan elektroda pada tiap-tiap ujungnya. Jika anda melewatkan tegangan tinggi (katakanlah,
5000 volt), tabung akan menghasilkan sinar berwarna merah muda yang terang.
Jika sinar tersebut dilewatkan pada prisma atau kisi difraksi, sinar akan terpecah menjadi
beberapa warna. Warna yang dapat anda lihat merupakan sebagian kecil dari spektrum emisi
hidrogen. Sebagian besar spektrum tak terlihat oleh mata karena berada pada daerah infra-merah
atau ultra-violet.
Pada foto berikut, sebelah kiri menunjukkan bagian dari tabung sinar katoda, dan sebelah kanan
menunjukkan tiga garis yang paling mudah dilihat pada daerah tampak (visible) dari spektrum.
(mengabaikan "pengotor" − biasanya berada di sebelah kiri garis merah, yang disebabkan oleh
cacat pada saat foto diambil. Lihat catatan di bawah)
Memperlebar spektrum emisi hidrogen hingga UV dan IR
Ada lebih banyak lagi spektrum hidrogen selain tiga garis yang dapat anda lihat dengan mata
telanjang. Hal ini memungkinan untuk mendeteksi pola garis-garis pada daerah ultra-violet dan
infra-merah spektrum dengan baik.
Hal ini memunculkan sejumlah "deret" garis yang dinamakan dengan nama penemunya. Gambar
di bawah menunjukkan tiga dari deret garis tersebut, deret lainnya berada di daerah infra-merah,
jika digambarkan terletak di sebelah kiri deret Paschen.
Gambar tersebut cukup rumit, sehingga kita akan membahasnya sedikit saja. Pertama lihat deret
Lyman pada sebelah kanan gambar − deret ini paling lebar dan paling mudah diamati.

Deret Lyman merupakan deret garis pada daerah ultra-violet. Perhatikan bahwa garis makin
merapat satu sama lain dengan naiknya frekuensi. Akhirnya, garis-garis makin rapat dan tidak
mungkin diamati satu per satu, terlihat seperti spektrum kontinu. Hal itu tampak sedikit gelap
pada ujung kanan tiap spektrum.
Kemudian pada titik tertentu, disebut sebagai deret limit (limit series), deret terhenti.
Jika anda melihat deret Balmer atau Paschen, anda akan melihat polanya sama, tetapi deretnya
menjadi makin dekat. Pada deret Balmer, perhatikan posisi tiga garis yang tampak pada foto di
bagian atas.
Sesuatu yang mempersulit − frekuensi dan panjang gelombang
Anda akan sering mendapatkan spektrum hidrogen dinyatakan dengan panjang gelombang sinar
bukan frekuensi. Sayangnya, karena hubungan matematika antara frekuensi sinar dan panjang
gelombangnya, anda mendapatkan dua gambaran spektrum yang sangat berbeda jika
mengalurkannya terhadap frekuensi atau panjang gelombang.
Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang
Hubungan matematisnya:

Pengaturan ulang persamaan tersebut akan menghasilkan persamaan baik untuk panjang
gelombang maupun frekuensi.

Apakah ini berarti ada hubungan kebalikan antara keduanya − frekuensi yang tinggi berarti
panjang gelombangnya rendah dan sebaliknya.< /p>
Menggambarkan spektrum hidrogen berdasarkan panjang gelombang
Seperti inilah spektrum yang terlihat jika anda mengalurkannya berdasarkan panjang gelombang
bukan frekuensi:

dan, hanya untuk mengingatkan anda bahwa spektrum berdasarkan frekuensi akan tampak
seperti ini:
Apakah ini membingungkan? baik, menurut saya ini sangat membingungkan! Jadi apa yang anda
lakukan dengan hal ini?
Untuk halaman berikutnya saya hanya akan memperlihatkan spektrum yang dialurkan terhadap
frekuensi, karena lebih mudah untuk menghubungkannya dengan apa yang terjadi dalam atom.
Hati-hati, spektrum akan terlihat berbeda tergantung pada bagaimana spektrum tersebut
dialurkan, tetapi, selain itu, abaikan versi panjang gelombang, kecuali pengujimu
menghendakinya. Jika anda mencoba untuk mengetahui kedua versi, anda hanya akan
mendapatkan sesuatu yang membingungkan!
Menjelaskan spektrum emisi hidrogen
Persamaan Balmer dan Rydberg
Dengan sedikit pengetahuan matematika yang mengagumkan, pada 1885 Balmer memberikan
rumus sederhana untuk memperkirakan panjang gelombang dari beberapa garis yang sekarang
kita kenal dengan deret Balmer. Tiga tahun berikutnya, Rydberg membuat rumus yang lebih
umum sehingga dapat diterapkan untuk memperkirakan panjang gelombang beberapa garis pada
spektrum emisi hidrogen.
Rydberg memberikan rumus:

RH merupakan konstanta yang disebut dengan konstanta Rydberg.


n1 dan n2 merupakan bilangan bulat (seluruh angka). n2 lebih besar daripada n1. Dengan kata lain,
jika n1, katakanlah 2, maka n2 dapat berupa seluruh angka antara 3 dan tak hingga.
Berbagai kombinasi angka dapat anda masukkan ke dalam rumus, sehingga anda dapat
menghitung panjang gelombang dari suatu garis pada spektrum emisi hidrogen − dan terdapat
kesamaan antara panjang gelombang yang anda dapatkan dengan menggunakan rumus ini
dengan yang diperoleh dari hasil analisis spektrum aslinya.
Anda dapat juga menggunakan versi yang dimodifikasi dari persamaan Rydberg untuk
menghitung frekuensi masing-masing garis. Persamaan yang dimodifikasi dapat anda peroleh
dari persamaan sebelumnya dan rumus panjang gelombang dan frekuensi pada bagian
sebelumnya.
Asal usul spektrum emisi hidrogen
Garis-garis pada spektrum emisi hidrogen membentuk pola yang umum dan dapat ditunjukkan
dengan persamaan yang (relatif) sederhana. Masing-masing garis dapat dihitung dari kombinasi
angka-angka sederhana.
Mengapa hidrogen mengemisikan sinar ketika tereksitasi dengan adanya tegangan tinggi dan apa
arti dari semua angka-angka itu?
Ketika tak ada yang mengeksitasi, elektron hidrogen berada pada tingkat energi pertama −
tingkat yang paling dekat dengan inti. Tetapi jika anda memberikan energi pada atom, elektron
akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi − atau bahkan dilepaskan dari atom.
Tegangan tinggi pada tabung sinar hidrogen menyediakan energi tersebut. Molekul hidrogen
awalnya pecah menjadi atom-atom hidrogen (oleh karena itu disebut spektrum emisi atom
hidrogen) dan elektron kemudian berpromosi ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Misalkan suatu elektron tereksitesi ke tingkat energi ketiga. Elektron akan cenderung
melepaskan energi lagi dengan kembali ke tingkat yang lebih rendah. Hal ini dapat dilakukan
dengan dua cara yang berbeda.
Elektron dapat turun, kembali lagi ke tingkat pertama, atau turun ke tingkat kedua − dan
kemudian, pada lompatan kedua, turun ke tingkat pertama.
Mengikat suatu elektron untuk melompat ke garis tertentu pada spektrum
Jika suatu elektron turun dari tingkat-3 ke tingkat-2, akan melepaskan energi yang sama dengan
beda energi antara dua tingkat tersebut. Energi yang diperoleh dari lepasnya elektron ini muncul
sebagai sinar (dimana "sinar" tersebut termasuk dalam daerah UV dan IR juga tampak (visible)).
Masing-masing frekuensi sinar dihubungkan dengan energi melalui persamaan:

Dengan frekuensi yang lebih tinggi, energi sinar akan lebih tinggi.
Jika suatu elektron turun dari tingkat-3 ke tingkat-2, tampak sinar merah. Inilah asal-usul garis
merah pada spektrum hidrogen. Dengan menghitung frekuensi sinar merah, anda dapat
menghitung energinya. Energi itu harus sama dengan beda energi antara tingkat-3 dan tingkat-2
pada atom hidrogen.
Persamaan terakhir dapat ditulis ulang sebagai beda energi antara dua tingkat elektron.
Turunnya elektron yang menghasilkan energi terbesar akan memberikan garis frekuensi
tertinggi. Turunnya elektron dengan energi terbesar adalah dari tingkat tak hingga ke tingkat-1
(tentang tingkat tak hingga akan dijelaskan nanti)
Beberapa gambar berikut terdiri dari dua bagian − dengan tingkat energi pada bagian atas dan
spektrum pada bagian bawah.

Jika elektron turun dari tingkat 6, penurunannya lebih sedikit, sehingga frekuensinya akan lebih
kecil. (dikarenakan skala pada gambar, tidak mungkin menggambarkan semua lompatan yang
melibatkan semua tingkat antara 7 dan tak hingga!)
…dan jika anda mengamati lompatan ke tingkat-1 yang lain anda akan mendapatkan seluruh
deret Lyman. Jarak antar garis pada spektrum menggambarkan jarak perubahan tingkat energi.
Jika anda melakukan hal yang sama untuk lompatan menurun ke tingkat 2, anda mendapatkan
garis dari deret Balmer. Perbedaan energinya lebih kecil dari deret Lyman, sehingga frekuensi
yang dihasilkan juga lebih rendah.
Deret Paschen diperoleh dari lompatan menurun ke tingkat-3, tetapi gambarnya akan sangat
kacau jika saya memasukkan semuanya – karena itu tidak disebutkan deret lain untuk lompatan
menurun ke tingkat-4, tingkat-5, dan seterusnya.
Arti angka −angka pada persamaan Rydberg
n1 dan n2 pada persamaan Rydberg merupakan tingkat energi sederhana pada setiap lompatan
yang menghasilkan garis yang khas pada spektrum.
Sebagai contoh, pada deret Lyman, n1 selalu 1. Elektron yang turun ke tingkat 1 menghasilkan
garis pada deret Lyman. Untuk deret Balmer, n1 selalu 2, karena elektron turun ke tingkat-2.
n2 merupakan tingkat asal lompatan. Kita telah menyebutkan bahwa garis merah merupakan hasil
dari turunnya elektron dari tingkat-3 ke tingkat-2. Pada contoh ini, n2 sama dengan 3.
Arti tingkat tak hingga
Tingkat tak hingga menunjukkan energi tertinggi yang mungkin dari suatu elektron atom
hidrogen. Jadi, apa yang terjadi jika elektron melampaui energi itu?
Elektron bukan lagi bagian dari atom. Tingkat tak hingga menunjukkan titik dimana ionisasi
atom terjadi untuk membentuk ion bermuatan positif.
Menggunakan spektrum untuk menentukan energi ionisasi
Ketika tak ada energi tambahan yang diberikan, elektron hidrogen berada pada tingkat-1.
Dikenal sebagai keadaan dasar (ground state). Jika anda memberikan energi yang cukup untuk
memindahkan elektron hingga ke tingkat tak hingga, anda telah mengionkan hidrogen.
Energi ionisasi tiap elektron dihitung dari jarak antara tingkat-1 dan tingkat tak hingga. Jika anda
melihat kembali beberapa gambar terakhir, anda akan mendapatkan bahwa energi lompatannya
menghasilkan limit deret dari deret Lyman.
Jika anda dapat menentukan frekuensi dari limit deret Lyman, anda dapat menggunakannya
untuk menghitung energi yang dibutuhkan untuk memindahkan elektron suatu atom dari tingkat-
1 ke titik ionisasi. Dari hal tersebut, anda dapat menghitung energi ionisasi per mol atom.
Masalahnya adalah frekuensi limit deret agak sulit ditentukan secara akurat dari spektrum karena
pada daerah limit garis-garisnya rapat sehingga spektrum terlihat seperti kontinu.
Menentukan frekuensi limit deret secara grafik
Berikut ini merupakan daftar frekuensi dari tujuh garis yang jarak garisnya paling lebar pada
deret Lyman, jika anda bergerak dari satu garis ke garis berikutnya akan terjadi kenaikan
frekuensi.

Dengan makin dekatnya garis, jelas peningkatan frekuensi berkurang. Pada limit deret, beda
antar garis akan mendeketi nol.
Itu artinya jika anda mengalurkan kenaikan frekuensi terhadap frekuensi aktual, anda dapat
mengekstrapolasikan (kontinu) kurva pada titik dimana kenaikannya menjadi nol. Itu akan
menjadi frekuensi limit deret.
Faktanya anda dapat mengalurkan grafik dari data pada tabel di atas. Perbedaan frekuensi
berhubungan dengan dua frekuensi. Sebagai contoh, angka 0,457 diperoleh dengan
mengurangkan 2,467 dari 2,924. Sehingga yang manakah dari dua nilai ini yang anda alurkan
terhadap 0,457?
Hal ini tak masalah, selama anda selalu konsisten − dengan kata lain, anda selalu mengalurkan
perbedaan frekuensi terhadap salah satu dari angka yang lebih tinggi atau yang lebih rendah.
Pada titik yang akan anda amati (dimana perbedaannya nol), nilai kedua frekuensi sama.
Sebagaimana yang anda lihat pada grafik di bawah. Dengan mengalurkan kedua kurva yang
mungkin pada grafik yang sama, kurva akan lebih mudah diekstrapolasikan. Kurva lebih sulit
untuk diektrapolasikan dibandingkan dengan garis lurus.

Kedua garis menunjukkan limit deret sekitar 3.28 x 1015 Hz.


Jadi sekarang kita akan menghitung energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron tunggal
dari atom hidrogen. Ingat persamaan pada halaman di atas:

Kita dapat menentukan perbedaan energi antara keadaan dasar dan titik dimana elektron
meninggalkan atom melalui substitusi nilai frekuensi yang kita dapatkan dan mencari nilai
konstanta Planck dari buku.
Hasil ini memberikan pada anda energi ionisasi untuk atom tunggal. Untuk menentukan energi
ionisasi yang normal, kita perlu mengalikannya dengan banyaknya atom pada satu mol atom
hidrogen (konstanta Avogadro) dan kemudian membaginya dengan 1000 untuk mengubahnya
menjadi kilojoule.

Energi Ionisasi

Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan energi ionisasi pertama, dan kemudian
mengamati kecenderungannya pada tabel periodik – dalam satu periode dan golongan. Anda
dianggap telah memahami tentang orbital atom sederhana, dan dapat menuliskan struktur
elektron untuk atom yang sederhana.
Mendefinisikan energi ionisasi pertama
Definisi
Energi ionisasi pertama merupakan energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar
(paling mudah lepas) dari satu mol atom dalam wujud gas untuk menghasilkan satu mol ion gas
dengan muatan 1+.
Hal ini lebih mudah dipahami dalam bentuk simbol.

Pada penggambaran di atas, energi ionisasi pertama diartikan sebagai energi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan perubahan per mol X.
Yang perlu diperhatikan pada persamaan di atas
Simbol wujud zat – (g) – penting. Pada saat anda membahas energi ionisasi, unsurnya harus
dalam wujud gas.
Energi ionisasi dinyatakan dalam kJ mol-1 (kilojoules per mole). Nilainya bervariasi dari 381
(yang sangat rendah) hingga 2370 (yang sangat tinggi).
Semua unsur memiliki energi ionisasi pertama – bahkan atom yang tidak membentuk ion positif
pada tabung reaksi. Helium (E.I pertama = 2370 kJ mol-1) secara normal tidak membentuk ion
positif karena besarnya energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron.
Pola energi ionisasi pertama pada tabel periodik
20 unsur pertama
Energi ionisasi pertama menunjukkanperiodicity. Itu artinya bahwa energi ionisasi bervarisi
dalam suatu pengulangan jika anda bergerak sepanjang tabel periodik. Sebagai contoh, lihatlah
pola dari Li ke Ne, dan kemudian bandingkan dengan pola yang sama dari Na ke Ar.
Variasi pada energi ionisasi pertama ini dapat dijelaskan melalui struktur dari atom yang terlibat.
Faktor yang mempengaruhi energi ionisasi
Energi ionisasi merupakan ukuran energi yang diperlukan untuk menarik elektron tertentu dari
tarikan inti. Energi ionisasi yang tinggi menunjukkan tarikan antara elektron dan inti yang kuat.
Besarnya tarikan dipengaruhi oleh:
Muatan inti
Makin banyak proton dalam inti, makin positif muatan inti, dan makin kuat tarikannya terhadap
elektron.
Jarak elektron dari inti
Jarak dapat mengurangi tarikan inti dengan cepat. Elektron yang dekat dengan inti akan ditarik
lebih kuat daripada yang lebih jauh.
Jumlah elektron yang berada diantara elektron terluar dan inti
Perhatikan atom natrium, dengan struktur elektron 2, 8, 1 (tak ada alasan mengapa anda tak dapat
menggunakan notasi ini jika ini sangat membantu!)
ika elektron terluar mengarah ke inti, tidak akan terlihat oleh inti dengan jelas. Antara elektron
terluar dan inti ada dua lapis elektron pada tingkat pertama dan kedua. Pengaruh 11 proton pada
inti natrium berkurang oleh adanya 10 elektron yang lebih dalam. Oleh karena itu elektron
terluar hanya merasakan tarikan bersih kira-kira 1+ dari pusat. Pengurangan tarikan inti terhadap
elektron yang lebih dalam disebut dengan penyaringan (screening) atau perlindunga
(shielding).
Apakah elektron berdiri sendiri dalam suatu orbital atau berpasangan dengan elektron lain
Dua elektron pada orbital yang sama mengalami sedikit tolakan satu sama lain. Hal ini
mengurangi tarikan inti, sehingga el ektron yang berpasangan dapat dilepaskan dengan lebih
mudah dari yang anda perkirakan.
Menjelaskan pola pada sebagian unsur-unsur pertama
Hidrogen memiliki struktur elektron 1s1. Merupakan atom yang sangat kecil, dan elektron
tunggalnya dekat dengan inti sehingga dapat tertarik dengan kuat. Tidak ada elektron yang
menyaring tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya tinggi (1310 kJ mol-1).
Helium memiliki struktur 1s2. Elektron dilepaskan dari orbital yang sama seperti pada contoh
hidrogen. Elektronnya dekat dengan inti dan tidak tersaring. Energi ionisasinya (2370 kJ mol-1)
lebih besar dari hidrogen, karena elektronnya ditarik oleh dua proton pada inti, bukan satu seperti
pada hidrogen.
Litium memiliki struktur 1s22s1. Elektron terluarnya berada pada tingkat energi kedua, lebih jauh
dari inti. Anda mungkin berpendapat akan lebih dekat dengan adanya tambahan proton pada inti,
tetapi elektron tidak mengalami tarikan yang penuh dari inti – tersaring oleh elektron 1s2.

Anda dapat membayangkan elektron seperti merasakan tarikan bersih +1 dari pusat (3 proton
dikurangi oleh dua elektron 1s2 electrons).
Jika anda membandingkan litium dengan hidrogen (bukan dengan helium), elektron hidrogen
juga mengalami tarikan 1+ dari inti, tetapi pada litium jaraknya lebih jauh. Energi ionisasi
pertama litium turun menjadi 519 kJ mol-1 sedangkan hidrogen 1310 kJ mol-1.
Pola pada periode 2 dan 3
Membahas 17 atom pada saat bersamaan akan memakan waktu. Kita dapat melakukannya
dengan lebih terarah dengan menjelaskan kecenderungan utama pada dua periode ini, dan
kemudian menjelaskan pengecualian yang ada.
Secara umum pola pada kedua periode sama – perbedaannya energi ionisasi periode ketiga lebih
rendah daripada periode kedua.
Menjelaskan kecenderungan umum pada periode 2 dan 3
Kecenderungan yang umum adalah energi ionisasi meningkat dalam satu periode dari kiri ke
kanan.
Pada semua unsur periode 2, elektron terluar berada pada orbital tingkat 2 – 2s atau 2p.
Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti, dan tersaring oleh elektron 1s2.
Perbedaan pentingnya adalah terjadi kenaikan jumlah proton pada inti dari litium sampai neon.
Hal itu menyebabkan makin kuatnya tarikan inti terhadap elektron sehingga menaikkan energi
ionisasi. Pada kenyataannya kenaikan muatan inti menyebabkan elektron terluar lebih dekat ke
inti. Kenaikan energi ionisasi itu berada dalam satu periode.
Pada periode 3, kecenderungannya sama. Semua elektron yang dilepaskan berada pada tingkat
ketiga dan tersaring oleh elektron 1s22s22p6. Semuanya memiliki lingkungan yang sama, tetapi
muatan intinya makin meningkat.
Mengapa terjadi penurunan antara golongan 2 dan 3 (Be-B dan Mg-Al)?
Penjelasannya didasarkan pada struktur boron dan aluminium. Elektron terluar kedua atom ini
lebih mudah dilepaskan dibandingkan dengan kecenderungan umum pada atom-atom periode 2
dan 3 lainnya.
Be 1s22s2 E. I. pertama = 900 kJ mol-1
B 1s22s22px1 E. I. pertama = 799 kJ mol-1
Anda mungkin mengharapkan energi ionisasi boron lebih besar dari berilium karena adanya
tambahan proton. Pada kenyataannya elektron terluar boron berada pada orbital 2p bukan pada
2s. Orbital 2p memiliki energi yang sedikit lebih tinggi daripada orbital 2s, dan elektronnya, rata-
rata, berada lebih jauh dari inti. Hal ini memberikan dua pengaruh.
• Bertambahnya jarak menghasilkan berkurangnya tarikan inti sehingga mengurangi energi
ionisasi
• Orbital 2p tidak hanya disaring oleh elektron 1s2 tetapi, sedikit, juga oleh elektron 2s2.
Hal itu juga mengurangi tarikan dari inti sehingga energi ionisasinya lebih rendah.
Penjelasan terhadap turunnya energi ionisasi antara magnesium dan aluminium sama, hanya saja
terjadi pada tingkat ke-3 bukan tingkat ke-2.
Mg 1s22s22p63s2 E. I. pertama = 736 kJ mol-1
Al 1s22s22p63s23px1 E. I. pertama = 577 kJ mol-1
Elektron 3p pada aluminium sedikit lebih jauh dari inti dibandingkan 3s, dan sebagian tersaring
oleh elektron 3s2 sebagai elektron yang lebih dalam. Kedua faktor ini mengurangi pengaruh
bertambahnya proton.
Mengapa terjadi penurunan diantara golongan 5 dan 6 (N-O dan P-S)?
Sekali lagi, anda mungkin mengharapkan energi ionisasi unsur golongan 6 akan lebih tinggi
daripada golongan 5 karena adanya tambahan proton. Apa yang terjadi?
N 1s22s22px12py12pz1 E. I. pertama = 1400 kJ mol-1
O 1s22s22px22py12pz1 E. I. Pertama = 1310 kJ mol-1
Penyaringannya sama (oleh 1s2 dan, sedikit, oleh elektron 2s2), dan elektron dilepaskan dari
orbital yang sama.
Perbedaannya adalah pada oksigen elektron dilepaskan dari salah satu pasangan 2px2. Adanya
tolakan antara dua elektron pada orbital yang sama menyebabkan elektron tersebut lebih mudah
dilepaskan dibandingkan yang lain.
Penurunan energi ionisasi pada sulfur dijelaskan dengan cara yang sama.
Kecenderungan turunnya energi ionisasi dalam satu golongan
Jika anda bergerak ke bawah dalam satu golongan pada tabel period ik, energi ionisasi secara
umum akan menurun. Anda telah melihat bukti untuk hal ini bahwa energi ionisasi pada periode
3 lebih rendah dari periode 2.
Sebagai contoh pada golongan 1:

Mengapa energi ionisasi natrium lebih rendah dari litium?


Pada atom natrium terdapat 11 proton, tetapi pada atom litium hanya 3. Jadi muatan inti natrium
lebih besar. Anda mungkin memperkirakan energi ionisasi natrium lebih besar, tetapi kenaikan
muatan inti tidak dapat mengimbangi jarak elektron dari inti yang makin jauh dan lebih tersaring.
Li 1s22s1 E. I. pertama = 519 kJ mol-1
Na 1s22s22p63s1 E. I. pertama = 494 kJ mol-1
Elektron terluar litium berada pada tingkat kedua, dan hanya memiliki elektron 1s2 yang
menyaringnya. Elektron 2s1 mengalami tarikan dari 3 proton dan disaring oleh 2 elektron –
tarikan bersih dari pusat adalah +1.
Elektron terluar natrium berada pada tingkat 3, dan terhalangi dari 11 proton pada inti oleh 10
elektron yang berada lebih dalam. Elektron 3s1 juga mengalami tarikan bersih 1+ dari pusat
atom. Faktor yang tersisa hanyalah jarak tambahan antara elektron terluar dan inti pada natrium.
Sehingga energi ionisasi natrium lebih rendah.
Penjelasan yang sama berlaku jika anda bergerak ke bawah pada unsur lain pada golongan
tersebut, atau, pada golongan yang lain.
Kecenderungan energi ionisasi pada golongan transisi

Selain seng pada bagian akhir, energi ionisasi semua unsur relatif sama.
Semua unsur memiliki struktur elektron [Ar]3dn4s2 (or 4s1 pada kromium dan tembaga). Elektron
yang terlepas selalu dari orbital 4s.
Jika anda bergerak dari kiri ke kanan, dari satu atom ke atom lainnya dalam deretan golongan
transisi, jumlah proton pada inti meningkat, elektron pada 3d juga bertambah. Elektron 3d
mengalami beberapa pengaruh penyaringan, proton tambahan dan elektron 3d tambahan dapat
menambah atau mengurangi pengaruh tarikan dari pusat atom yang diamati.
Kenaikan pada seng mudah untuk dijelaskan.
Cu [Ar]3d104s1 E. I. pertama = 745 kJ mol-1
Zn [Ar]3d104s2 E. I. pertama = 908 kJ mol-1
Pada contoh di atas, elektron yang dilepaskan berasal dari orbital yang sama, dengan
penyaringan yang sama, tetapi seng memiliki satu tambahan proton pada inti sehingga daya
tariknya lebih besar. Pada seng terdapat tolakan antar pasangan elektron orbital 4s, tetapi pada
kasus ini tolakannya tidak cukup untuk mengimbangi pengaruh bertambahnya proton.
Energi ionisasi dan reaktivitas
Pada energi ionisasi yang lebih rendah, perubahan ini lebih mudah terjadi:

Anda dapat menjelaskan kenaikan reaktivitas logam golongan 1(Li, Na, K, Rb, Cs) dari atas ke
bawah dalam satu golongan karena turunnya energi ionisasi. Bereaksi dengan apapun, logam-
logam tersebut akan membentuk ion positif, dengan energi ionisasi yang lebih rendah, ion lebih
mudah terbentuk.
Bahaya dari pendekatan ini adalah pembentukan ion positif terjadi hanya satu tahap dalam
beberapa langkah proses.
Sebagai contoh, anda tidak mungkin memulai dengan atom gas; tidak juga mengakhirinya
dengan gas ion positif – anda akan mengakhiri dengan ion dalam padatan atau larutan.
Perubahan energi pada proses ini juga bervariasi dari satu unsur ke unsur lainnya. Secara ideal
anda perlu mempertimbangkan semua hal dan tidak hanya mengambil sebagian saja.
Namun demikian, energi ionisasi unsur merupakan faktor utama yang berperan dalam energi
aktivasi suatu reaksi. Ingat bahwa energi aktivasi merupakan energi minimum yang diperlukan
sebelum reaksi berlangsung. Dengan energi aktivasi yang lebih rendah, reaksi akan lebih cepat –
tanpa mengabaikan seluruh energi yang berubah pada reaksi tersebut.
Penurunan energi ionisasi dari atas ke bawah dalam satu golongan akan menyebabkan energi
aktivasi lebih rendah dan reaksi menjadi lebih cepat.

Struktur Unsur-Unsur Periode 3

Halaman ini menggambarkan struktur unsur-unsur perioda 3 mulai dari natrium sampai argon,
dan menunjukkan bagaimana struktur tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan sifat fisik
unsur-unsur tersebut.
Variasi sifat fisik pada perioda 3
Titik leleh dan titik didih

Saat ini kita akan menjelaskan semua hal yang mengalami peningkatan dan penurunan seperti
yang digambarkan pada pada diagram.
Daya hantar listrik
Natrium, magnesium dan alumunium semuanya adalah konduktor listrik yang baik. Tidak satu
pun dari sisanya menghantarkan listrik.

Penjelasan kecenderungan sifat


Tiga Struktur logam
Natrium, magnesium dan alumunium semuanya memiliki struktur logam, yang menentukan pada
konduktifitas listriknya dan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi.
Titik leleh dan titik didih meningkat seiring dengan urutan logam karena kenaikan jumlah
elektron yang mana tiap atom dapat mengkontribusikannya untuk mendelokaliasasi “lautan
elektron”. Ukuran atomya juga lebih kecil dan memiliki lebih banyak proton seiring urutan dari
natrium ke magnesium dan ke alumunium.
Daya tarik dan juga titik leleh dan titih didihnya meningkat karena:
• Inti atom memperoleh lebih banyak muatan positif.
• Lautan elektron menghasilkan muatan yang lebih negatif.
• Lautan elektron lebih dekat ke inti dan karena itu tertarik lebih kuat.
Silikon – suatu struktur kovalen raksasa

Silikon adalah non logam, dan memiliki struktur kovalen raksasa sama persis dengan karbon
pada intan – karena itu memiliki titik leleh tinggi. Kamu harus memutuskan ikatan kovalen
terlebih dahulu untuk melelehkannya.
Tidak terdapat elektron bebas pada struktur, dan meskipun silikon dapat menghantarkan arus
listrik, hal itu tidak sama dengan logam. Silikon adalah sebuah semikonduktor.
Empat unsur molekuler
Fosfor, belerang, klor dan argon adalah substansi melekuler sederhana dengan hanya memiliki
dayatarik van der Waals diantara molekul-molekulnya. Titik leleh dan titik didihnya akan lebih
kecil dibandingkan dengan anggota pertama perioda yang memiliki struktur raksasa. Keberadaan
molekul yang menyendiri mencegah elektron untuk mengalir, dan tidak satupun dari keempat
unsur tersebut yang dapat menghantarkan listrik.
Ukuran titik leleh dan titik didih ditentukan oleh ukuran molekul:

Molekul argon berada dalam bentuk atom argon tunggal.


Fosfor
Terdapat bentuk umum fosfor. Data pada diagram di atas berlaku untuk fosfor putih yang
mengandung molekul P4. Untuk melelehkan fosfor kamu tidak perlu memutuskan satu ikatan
kovalen pun – hanya terdapat gaya van der Waals yang lebih lemah.
Belerang
Belerang berada pada bentuk atom cincin S8. Molekulnya lebih besar dibandingkan molekul
fosfor, dan karena itu dayatarik van der Waals akan lebih kuat, dan hal ini mengawali pada titik
leleh dan titik didih yang lebih tinggi.
Klor
Klor, Cl2, merupakan molekul yang lebih kecil dengan dayatarik van der Waals yang lemah, dan
karena itu klor akan memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan
belerang atau fosfor.
Argon
Molekul argon hanya terdiri dari atom argon tunggal, Ar. Kemungkinan dayatarik van der Waals
sangat terbatas dan karena itu titik leleh dan titik didih argon lebih rendah lagi.

Penentuan Tipe Struktur Yang Dimiliki Oleh Suatu Zat

Halaman ini menjelaskan bagaimana cara kamu menentukan struktur yang dimiliki oleh suatu zat
melalui tinjauan sifat fisiknya. Penentuan ini dimulai dengan tinjauan yang sederhana pada
padatan, cairan dan gas.
Perubahan keadaan sebagai acuan untuk gaya antara partikel
Susunan partikel pada padatan, cairan dan gas
Tinjauan sederhana mengenai susunan partikel pada padatan, cairan dan gas dapat dilihat seperti
berikut ini:

Padatan
Pada padatan, partikel-partikel saling bersentuhan, dan satu-satunya pergerakan yang ada pada
padatan adalah vibrasi. Partikel-partikel dapat tersusun secara teratur (pada kasus ini, padatan
adalah kriatalin), atau tersusun secara acak (memberikan padatan melilin seperti lilin atau
beberapa bentuk polietena, sebagai contohnya).
Partikel-partikel terikat pada padatan melalui gaya yang tergantung pada zat sesunguhnya –
ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan hidrogen atau dayatarik van der Waals.
Pelelehan dan pembekuan
Jika energi diberikan melalui pemanasan padatan, energi kalor menyebabkan vibrasi yang lebih
besar sampai akhirnya partikel terlepas dari partikel yang lain membentuk cairan. Energi kalor
yang diperlukan untuk mengubah 1 mol padatan menjadi cairanan pada titik lelehnya disebut
dengan entalpi peleburan entalpi fusi.
Ketika cairan membeku, terjadi kebalikannya. Pada temperatur yang sama, pergerakan partikel
cukup lambat memaksa dayatarik untuk dapat mengikat partikel sebagai padatan. Selama
pembentukan ikatan yang baru, melibatkan energi kalor.
Cairan
Pada cairan, kebanyakan partikel-partikel cairan tersebut saling bersentuhan, tetapi terdapat
beberapa perbedaan yang muncul pada struktur. Perbedaan ini mengakibatkan partikel untuk
bergerak, dan karena itu partikel tersusun secara acak. Kecuali pelelehan yang memutuskan
ikatan zat yang hanya memiliki ikatan kovalen (sebuah struktur kovalen raksasa), gaya yang
mengikat partikel padatan juga terdapat pada cairan tetapi kadang kala dalam bentuk yang
longgar.
Pendidihan dan pengkondensasian
Jika energi yang diberikan lebih banyak, partikel-partikel bergerak cepat untuk memutuskan
semua dayatarik antara partikel-partikelnya dan cairan mendidih. Energi kalor yang diperlukan
untuk mengubah 1 mol cairan menjadi gas pada titik didihnya disebut dengan entalpi penguapan
entalpi vaporasi
Jika gas didinginkan, pada beberapa temperatur partikel gas bergerak cukup lambat untuk
memaksa dayatarik yang cukup efektif untuk mengkondensasi gas tersebut menjadi cairan.
Sekali lagi, gaya tersebut dikembalikan, maka energi kalor dilepaskan.

Ingat: Pemutusan ikatan membutuhkan energi, pembentukan ikatan melepaskan energi.

Gas
Pada gas, partikel-partikel bergerak bebas. Pada kondisi tekanan yang biasa, jarak antara masing-
masing partikel adalah 10 kali diameter partikel. Pada jarak tersebut, setiap dayatarik antar
partikel dapat diabaikan.
Penentuan tipe ikatan dari sifat fisik
Keadaan fisik dan sifat yang lain
Tempat terbaik untuk memulainya adalah selalu pada keadaan fisik.
Titik leleh tidak selalu merupakan acuan yang baik untuk ukuran dayatarik antara partikel,
karena dayatarik tersebut hanya menghilang pada saat meleleh – tidak putus sama sekali. Titik
didih adalah acuan yang lebih baik, karena kalor yang cukup diberikan untuk memutuskan gaya
tarik secara sempurna. Dayatarik yang lebih besar, titik didih lebih tinggi.
Dapat dikatakan, titik leleh lebih sering digunakan untuk menentukan ukuran gaya tarik antara
partikel pada padatan, tetapi anda kadang-kadang akan menemukan keanehan. Keanehan tersebut
akan menghilang jika anda mempertimbangkan titik didih.

Sebagai contoh: anda akan mengira bahwa ikatan logam pada alumunium lebih kuat
dibandingkan pada magnesium, karena alumunium memiliki 3 elektron untuk didelokalisasikan
pada "lautan elektron" dibandingkan dua elektron kepunyaan magnesium. Titik didihnya: Al
2470°C, Mg 1110°C. Walaupun, titik leleh alumunium hanya 10°C ebih tinggi dibandingkan
dengan magnesium: Al 660°C, Mg 650°C.
Jadi, jika substansi tersebut suatu gas, cairan atau padatan dengan titik didih rendah, substansi
tersebut akan ada sebagai molekul yang berikatan kovalen (kecuali gas mulia yang memiliki
molekul berupa atom tunggal).
Ukuran titik leleh atau titik didih memberikan acuan pada kekuatan gaya antarmolekul. Jika
substansi tersebut juga larut dalam air (tanpa bereaksi), hal tersebut memberikan molekul kecil
memperoleh ikatan hidrogen – atau, setidaknya, molekul kecil yang bersifat sangat polar).
Jika substansi tersebut merupakan padatan bertitik didih tinggi, substansi tersebut akan menjadi
struktur raksasa – baik itu ionik, logam atau kovalen raksasa.
Kelarutan dalam air (tanpa reaksi) menunjukkan substansi tersebut bersifat ionik. Jika substansi
juga mengalami elektrolisis ketika melebur, hal tersebut mengkonfirmasikan bahwa substansi
tersebut bersifat ionik.

Catatan: Elektrolisis adalah pemisahan senyawa dengan menggunakan listrik. Sebagai contoh,
lelehan natrium klorida menghantarkan listrik dan memisahkan natrium dan klor pada prosesnya.

Daya hantar listrik pada tingkat padatan menghasilkan elektron yang terdelokalisasi, dan karena
itu terjadi pada logam atau grafit. Kuncinya akan diperoleh dari data – tampilan sifat dapat
ditempa, dan lain-lain.

Catatan: Semikonduktor seperti silikon – suatu struktur kovalen raksasa dengan susunan atom
yang sama dengan intan – juga menghantarkan listrik.Teori semikonduktor terdapat pada A’level
syllabuses.

Struktur Molekul
Halaman ini menggambarkan bagaimana sifat fisik suatu zat memiliki struktur molekul yang
bervariasi dengan dayatarik antarmolekul – ikatan hidrogen dan gaya van der Waals.
Sifat fisik substansi molekuler
Molekul terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kovalen, dan atom tersebut
berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia) sampai jumlah
yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan DNA).
Ikatan kovalen yang mengikat molekul secara bersamaan dengan sangat kuat, tetapi hal itu tidak
berhubungan dengan sifat fisik suatu zat. Sifat fisik suatu zat ditentukan oleh gaya antarmolekul
– gaya tarik antara suatu molekul dengan tetangganya – dayatarik van der Waals atau ikatan
hidrogen.
Titik leleh dan titik didih
Substansi molekuler cenderung untuk menjadi gas, cairan atau padatan yang bertitik leleh
rendah, karena gayatarik antar-molekul terhitung lemah. Anda tidak harus memutus ikatan
kovalen yang ada untuk melelehkan atau mendidihkan sebuah zat molekuler.
Ukuran titik leleh dan titik didih akan tergantung pada kekuatan gaya antarmolekul. Kehadiran
ikatan hidrogen akan meningkatkan titik leleh dan titik didih. Molekul yang berukuran lebih
besar memungkinkan dayatarik van der Waals yang lebih besar pula – dan molekul tersebut akan
lebih membutuhkan lebih banyak banyak energi untuk pemutusan ikatannya.
Kelautan dalam air
Kebanyakan substansi molekuler tidak larut dalam (atau hanya sangat sedikit larut) dalam air.
Substansi molekuler yang dapat larut setelah bereaksi dengan air, atau yang lainnya dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Kenapa metana, CH4, tidak larut dalam air?
Metana sendiri tidak masalah. Metana adalah suatu gas, dan karena itu molekulnya terpisah – air
tidak dibutuhkan untuk mengambil sebagian metana dari bagian yang lain.
Masalahnya adalah ikatan hidrogen antara molekul air. Jika metana dilarutkan, metana memiliki
gaya untuk menarik molekul air dan karena itu memutuskan ikatan hidrogen. Hal ini
membutuhkan sejumlah energi.
Daya tarik yang memungkinkan antara molekul metana dan molekul air lebih lemah
dibandingkan gaya van der Waals – dan tidak cukup energi yang dapat dilepaskan ketika gaya
van der Waals terbentuk. Kemudahan ini tidak menguntungkan secara energetik untuk
pencampuran metana dan air.
Kenapa amonia, NH3, larut dalam air?
Amonia memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen. Ketika ikatan hidrogen antara
molekul air putus, ikatan tersebut dapat digantikan oleh ikatan yang setara antara molekul air dan
molekul metana.
Sebagian amonia juga bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

Panah dua arah menunjukkan bahwa reaksi tidak berkesudahan. Pada tiap waktu hanya sekitar
1% amonia yang dapat bereaksi untuk membentuk ion amonium. Kelarutan amonia terutama
tergantung pada ikatan hidrogen dan bukan pada reaksi.
Kebanyakan substansi molekuler yang lain larut dengan bebas pada air karena substansi
molekuler tersebut dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air termasuk etanol
(alkohol) dan sukrosa (gula).
Kelarutan dalam pelarut organik
Substansi molekuler acapkali larut dalam pelarut organik – yang berbentuk molekul. Antara zat
terlarut (zat yang larut) dan pelarut keduanya memiliki molekul-molekul yang tertarik satu sama
lain melalui gaya van der Waals. Meskipun dayatarik tersebut akan diganggu ketika keduanya
bercampur, dayatarik digantikan oleh dayatarik yang lain yang sama antara dua molekul yang
berbeda.
Daya hantar listrik
Substansi molekuler tidak akan dapat menghantarkan listrik. Seperti pada kasus dimana elektron
dapat terdelokalisasi pada molekul tertentu, tidak terdapat kontak yang cukup antar molekul
untuk memperbolehkan elektron untuk bergerak di seluruh bagian cairan atau padatan.
Beberapa contoh tersendiri
Iodium, I2
Iodium merupakan padatan kristalin abu tua dengan uap ungu. Titik leleh: 114°C. B.Pt: 184°C.
Iodium sedikit, sedikit larut dalam air, tetapi larut dengan sangat leluasa dalam pelarut organik.
Karena itu Iodium merupakan padatan bertitik leleh rendah. Kristalinitas memberikan susunan
molekul yang teratur.

Strukturnya digambarkan sebagai kubus terpusat permukaan – ini adalah kubus molekul iodium
dengan molekul yang lain berada pada pusat tiap muka.
Orientasi molekul iodium dengan struktur ini sungguh sulit untuk digambarkan (apalagi
diingat!). Jika silabus pengajaran dan ujian akhir yang kamu ikuti mengharuskan untuk
mengingatnya, perhatikan dengan hati-hati urutan diagram yang menunjukkan setiap lapisannya.

Dengan catatan bahwa seiring kamu melihatnya menurun pada kubus, semua molekul di sebelah
kiri dan kanan bersekutu dengan cara yang sama. Satu molekul yang ditengah bersekutu dengan
yang diseberangnya.
Semua diagram menunjukkan sudut pandang “mengambang” tentang kristal. Molekul iodium,
tentu saja, saling bersentuhan satu sama lain. Pengukuran jarak antar atom pusat pada kristal
menunjukan dua harga yang berbeda:

Atom-atom iodium pada tiap molekul tertarik berdekatan secara bersamaan melalui ikatan
kovalen. Dayatarik van der Waals antara molekul-molekulnya lebih lemah, dan kamu dapat
memikirkan atom pada dua molekul yang terpisah hanya saling menyentuh satu sama lain.
Es
Es adalah contoh yang baik padatan yang berikatan hidrogen.
Terdapat sedikit perbedaan sususun molekul air pada es. Ini adalah salah satunya, tetapi bukan
yang biasanya – saya tidak dapat menggambarkannya dengan cara lain supaya dapat dimengerti!
Satu-satunya yang berikut dikenal dengan "es kubik", atau "es Ic". Molekul air tersusun seperti
pada struktur intan.

Ini hanya sebagian kecil dari sebuah struktur yang memiliki jumlah molekul yang sangat banyak
dalam bentuk tiga dimensi. Pada diagram, garis menunjukkan ikatan hidrogen. Pasangan elektron
mandiri yang mana atom hidrogen tertarik padanya disimpan di sebelah kiri untuk lebih jelas.
Es kubik hanya stabil pada suhu dibawah -80°C. Es yang biasa memiliki struktur yang berbeda,
struktur heksagonal. Disebut dengan "es Ih".
Kerapatan luar biasa yang merupakan sifat dari air
Gaya ikatan hidrogen yang terjadi pada es strukturnya lebih terbuka – jika kamu membuat
modelnya, kamu akan menemukan sejumlah ruang kosong yang signifikan. Ketika es meleleh,
struktur menjadi rusak dan molekul cenderung untuk menempati ruang kosong tersebut.
Hal ini berarti bahwa air yang terbentuk mengambil jarak yang sempit dibandingkan dengan
jarak es semula. Dalam hal ini es merupakan padatan yang luar biasa – kebanyakan padatan
menunjukkan kenaikan volum pada saat pelelehan.
Ketika air membeku, terjadi kebaliknya – terjadi ekspansi sebagai pembentukan ikatan hidrogen.
Kebanyakan dari cairan saling kontak ketika terjadi proses pembekuan.
Sisa ikatan hidrogen yang kaku tetap ada pada cairan air yang sangat dingin, dan tidak
menghilang sampai suhu 4°C. Kerapatan air meningkat dari 0°C sampai 4°C sebagai akibat dari
molekul terbebas dari struktur terbuka dan mengambil ruangan yang kosong. Setelah 4°C,
pergerakan termal dari molekul menyebabkan molekul tersebut untuk bergerak menjauh dan
kerapatannya menjadi turun. Hal tersebut adalah sifat normal yang terjadi pada cairan selama
dipanaskan.
Polimer
Ikatan pada polimer
PPolimer seperti poly(etena) – biasa disebut politena – berada pada bentuk molekul yang sangat
panjang. Molekul Poli(etena) terbentuk melalui penggabungan molekul etena pada untai atom
karbon yang berikatan secara kovalen dengan menarik hidrogen. Untai tersebut dapat becabang
sepanjang rantai utama, juga mengandung untai karbon yang menarik hidrogen. Molekul tertarik
satu sama lain pada padatan melalui gaya dispersi van der Waals.
Pengontrolan kondisi pada saat etena terpolimerisasi, memungkinkan untuk mengontrol jumlah
cabang untuk menghasilkan dua tipe polietena yang berbeda.
Polietena dengan kerapatan tinggi
Polietena dengan kerapatan tinggi memiliki rantai yang tidak bercabang. Sedikit cabang
mengakibatkan molekul untuk saling mendekat satu sama lain pada bentuk yang teratur seperti
yang sering dijumpai ada bentuk kristalin.
Karena molekul berdekatan satu sama lain, gaya dispersi menjadi lebih efektif, dan karenanya
plastik relatif lebih kuat dan memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibanding polietena dengan
kerapatan rendah.
Polietena dengan kerapatan tinggi digunakan untuk wadah barang-barang kimia rumah tangga
seperti cairan pencuci, sebagai contoh, atau mangkok atau ember.
Polietena dengan kerapatan rendah
Polietena dengan kerapatan rendah memiliki cabang pendek di sepanjang untai. Cabang tersebut
menghalangi untai tersesun dengan rapi dan rapat. Sebagai hasilnya gaya dispersi berkurang dan
kekuatan plastik lebih lemah dan titik leleh lebih rendah. Kerapatannya lebih rendah, dan
tentunya menyebabkan ruang yang kosong pada susunan strukturnya.
Polietena dengan kerapatan rendah digunakan untuk sesuatu seperti kantong plastik.

Struktur Logam
Halaman ini menggambarkan struktur logam, dan hubungan antara struktur tersebut dengan sifat
fisik dari suatu logam.
Struktur logam
Susunan atom-atom
Logam merupakan struktur raksasa dari atom-atom yang berikatan satu sama lain melalui ikatan
logam. “Raksasa” menunjukkan jumlah yang sangat banyak tetapi jumlah atom yang terlibat
sangat bervariasi – tergantung pada ukuran potongan logam.
Koordinasi 12
Kebanyakan logan adalah terjejal (close packed) – yakni, struktur tersebut memuat atom
sebanyak mungkin pada volum yang tersedia. Setiap atom pada struktur mengalami 12 sentuhan
dari atom tetangganya. Keadaan logam yang seperti ini digambarkan sebagai terkoordinasi 12.
Tiap atom memiliki 6 sentuhan dari atom yang lain pada tiap lapisan.

Dan juga tiga atom yang menyentuhnya pada lapisan diatasnya dan tiga atom yang lain pada
lapisan dibawahnya.
Diagram yang kedua tersebut menunjukkan lapisan yang terletak di atas lapisan yang pertama.
Lapisan tersebut akan saling berhubungan dengan lapisan dibagian bawahnya. (Keduanya
tersusun dengan cara penempatan yang berbeda dengan lapisan yang ketiga pada struktur terjejal,
tetapi hal ini dipelajari pada pembahasan tingkat dasar)
Koordinasi 8
Beberapa logam (khususnya yang terletak pada golongan 1 pada tabel periodik) terjejal kurang
efektif, atom-atom logam tersebut hanya memiliki 8 sentuhan atom tetangganya. Inilah yang
disebut dengan terkoordinasi 8.

Diagram sebelah kiri menunjukkan bahwa tidak ada atom yang saling bersentuhan satu sama lain
pada satu lapisan yang sama. Atom-atom tersebut hanya tersentuh oleh atom pada lapisan di atas
dan dibawahnya. Diagram sebelah kanan menunjukkan 8 atom (4 di atas dan 4 di bawah) yang
menyentuh atom yang berwarna gelap).
Butiran kristal
Adalah sesuatu hal yang dapat menyesatkan jika mengira bahwa semua atom pada sepotong
logam tersusun pada cara yang teratur. Tiap potong logam terdiri dari jumlah “butiran kristal”,
yang sangat banyak, yang mana tiap butiran memiliki daerah yang seragam. Pada atom yang
terletak pada batas butiran dapat memiliki struktur yang tidak lurus.

Sifat fisik logam


Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan
logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan logam yang lain tergantung pada
jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang
relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada
ikatan – tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi:
• Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu
tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam.
• Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti bahwa inti jauh
dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan lemahnya ikatan.
Daya hantar listrik
Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh bagian
struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi batas butiran kristal. Meskipun
susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal, selama atom saling bersentuhan satu
sama lain, ikatan logam masih tetap ada.
Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun atom
logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa sampai
logam mendidih.
Daya hantar panas
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai akibat
dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan elektron bergerak lebih cepat). Energi
panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak.
Kekuatan dan kemampuan kerja
Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat dipipihkan menjadi bentuk
lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat). Hal ini karena kemampuan atom-
atom logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi
yang baru tanpa memutuskan ikatan logam.
Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan mulai menggelimpang satu
sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan lagi, atom-atom tersebut akan kembali pada posisi
asalnya. Pada kondisi seperti itu, logam dikatakan menjadi elastis.

Jika tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan menggelimpang satu sama
lain sampai pada posisi yang baru, dan logam berubah secara permanen.

Kekerasan logam
Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini dihalangi oleh batas butiran
karena baris atom tidak tersusun sebagai mana mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak
batas butiran (butiran-butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih keras.
Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah dimana atom-atom
tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan
jumlah batas butiran tidak hanya membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat
logam menjadi rapuh.
Pengontrolan ukuran butiran kristal
Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol ukuran butiran kristal
melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan logam.
Pemanasan logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam menjadi susunan yang lebih
rapi – penurunan jumlah batas butiran, dan juga membuat logam lebih lunak. Pembantingan
logam ketika logam tersebut mendingin cenderung untuk memhasilkan butirn yang kecil.
Pendinginan membuat logam menjadi keras. Untuk memperbaiki kinerja ini, kamu dapat
memanaskannya lagi.
Kamu juga dapat memutuskan susunan yang atom teratur melalui penyisipan atom yang
memiliki ukuran sedikit berbeda pada struktur logam. Alloy seperti kuningan (campuran tembaga
dan seng) lebih keras dibandingkan logam asalnya karena ketidakteraturan struktur membantu
pencegahan barisan atom tergelincir satu sama lain.

Struktur Kovalen Raksasa

Halaman ini menggambarkan struktur dari zat kovalen raksasa seperti intan, grafit dan silikon
dioksida (silikon(IV) oksida), dan hubungan antara struktur tersebut dengan sifat fisik dari zat
tersebut.
Struktur intan
Struktur kovalen raksasa dari intan
Karbon memiliki susunan elektronik 2,4. Pada intan, tiap atom karbon berbagi elektron dengan
empat atom karbon yang lain – membentuk empat ikatan tunggal.

Pada diagram beberapa atom karbon terlihat hanya membentuk dua ikatan (atau bahkan satu
ikatan), tetapi hal ini bukanlah kasus yang sebernarnya. Kami hanya menunjukkan sebagian kecil
dari struktur secara keseluruhan.
Struktur tersebut merupakan struktur kovalen raksasa – yang mana struktur tersebut terus
berlanjut pada struktur tiga dimensi. Struktur ini bukan sebuah molekul, karena jumlah atom
yang bergabung pada intan yang sebenarnya sangatlah bervariasi – tergantung pada ukuran
kristal.
Bagaimanakah cara menggambarkan struktur intan
Jangan mencoba untuk kelihatan sangat pintar dengan berusaha menggambarkan terlalu banyak
struktur! Pelajarilah cara menggambar diagram yang diberikan di atas. Lakukan hal tersebut
dengan mengikuti urutan-urutan:

Berlatihlah sampai kamu dapat menggambarkan dengan menggunakan tangan dalam waktu 30
detik.
Sifat fisik intan
Intan
• Memiliki titik leleh yang sangat tinggi (hampir 4000°C). Ikatan kovalen karbon-karbon
yang sangat kuat pada seluruh struktur harus diputuskan seluruhnya terlebih dahulu
sebelum terjadinya pelelehan.
• Sangat keras. Sekali lagi hal ini membutuhkan pemutusan ikatan kovalen yang sangat
kuat pada struktur 3 dimensi.
• Tidak menghantarkan listrik. Semua elektron berikatan dengan sangat rapat antara atom-
atomnya, dan elektron-eklektron tersebut tidak dapat bergerak dengan leluasa.
• Tidak larut dalam air dan pelarut organik. Dalam hal ini tidak memungkinkan terjadinya
dayatarik antara molekul pelarut dan atom karbon yang dapat membongkar dayatarik
antara atom-atom karbon yang berikatan secara kovalen.
Struktur grafit
Struktur kovalen raksasa dari grafit
Grafit memiliki struktur lapisan (layer structure) yang sedikit sulit untuk digambarkan secara
meyakinkan pada bentuk tiga dimensi. Diagram dibawah ini menunjukkan susunan atom pada
tiap lapisan, dan cara lapisan menempati ruang.
Perlu diperhatikan bahwa kamu tidak dapat menggambarkan salah satu sisi lapisan yang tinjau
dengan benar pada skala yang tepat sama seperti atom pada suatu bagian lapisan atau bagian
lapisan yang lain dari diagram yang ditampilkan atau dibatasi.
Pada kasus seperti itu, adalah suatu hal yang penting untuk memberikan beberapa ide mengenai
jarak yang terlibat. Jarak antar lapisan kurang lebih 2,5 kali dari jarak antara atom pada tiap
lapisan.
Lapisan, tentunya, terdiri dari jumlah atom yang sangat banyak – tidak hanya beberapa atom
seperti yang ditampilkan pada diagram.
Kamu mungkin membantah bahwa karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen karena
karbon memiliki empat elektron yang tidak berpasangan, yang mana pada diagram hanya terlihat
membentuk tiga ikatan dengan atom karbon tetangganya. Diagram ini merupakan suatu bentuk
penyedarhanaan, dan cenderung lebih menonjolkan susunan atom-atom dibandingkan dengan
ikatan yang terbentuk.
Ikatan pada grafit
Tiap atom karbon menggunakan tiga elektron yang dimilikinya untuk membentuk ikatan yang
sederhana pada tiga atom karbon tetangga terdekatnya. Keadaan seperti ini membiarkan elektron
keempat berada pada tingkat ikatan. "Cadangan" elektron pada tiap atom karbon tersebut
menjadi terdelokalisasi pada seluruh bagian lembaran atom pada satu lapisan. Cadangan elektron
tersebut tidak berhubungan secara langsung dengan pasangan atom tertentu, tetapi elektron
tersebut bebas mengembara melintasi seluruh bagian lembaran atom.
Sesuatu hal yang penting bahwa elektron yang terdelokalisasi tersebut bebas bergerak ke bagian
mana saja pada lembaran atom – iap elektron tidak terpaku pada atom karbon tertentu. Keadaan
ini, bagaimanapun, tidak terjadi kontak secara langsung antara elektron yang terdelokalisasi pada
suatu lembaran atom tertentu dengan elektron yang lain pada lembaran atom tetangganya.
Atom-atom yang terletak pada suatu lembaran berikatan satu sama lain melalui ikatan kovalen
yang kuat – lebih kuat, pada faktanya, dibandingkan dengan ikatan pada intan karena adanya
tambahan kekuatan ikatan yang disebabkan oleh elektron yang terdelokalisasi. Jadi bagaimana
dengan lembaran-lembaran yang berikatan satu sama lain?
Pada grafit kamu memiliki contoh gaya dispersi van der Waals yang sangat istimewa. Selama
elektron yang terdelokalisasi bergerak di seluruh bagian lembaran atom, dipol sesaat yang sangat
besar dapat terbentuk dimana dipol sesaat ini akan menyebabkan dipol yang berlawanan pada
lembaran-lembaran atom di atas dan dibawahnya – dan tentunya keadaan seperti ini terjadi pada
seluruh bagian kristal grafit.
Sifat fisik grafit
Grafit
• Memiliki titik leleh tinggi, sama seperti intan. Untuk melelehkan grafit, tidak hanya
cukup memisahkan salah satu lembaran atom dari lembaran atom yang lainnya. Kamu
harus memutuskan seluruh ikatan kovalen yang terdapat pada seluruh bagian struktur
grafit.
• Memiliki sifat lunak, terasa licin, dan digunakan pada pensil dan sebagai pelumas kering
seperti pada kunci. Kamu dapat berfikir bahwa grafit kurang lebih seperti tumpukan kartu
– tiap kartu kuat, tetapi kartu akan saling bergeser satu sama lain, atau akan merosot
secara keseluruhan. Ketika kamu menggunakannya sebagai pensil, lembaran atom
digosokkan dan menempel pada kertas.
• Memiliki kerapatan yang lebih rendah dibandingkan intan. Hal ini disebabkan karena
terdapat ruangan dalam jumlah yang relatif banyak yang mana ruangan tersebut
merupakan "sampah" di antara lembaran-lembaran atom.
• Tidak larut dalam air dan pelarut organik – dengan alasan yang sama seperti intan yang
tidak larut. Dayatarik antara molekul pelarut dan atom karbon tidak akan pernah cukup
kuat untuk melampaui ikatan kovalen yang kuat pada grafit.
• Menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh bagian
lembaran atom. Jika setiap bagian grafit terhubung pada suatu sirkuit, elektron akan dapat
berpindah dari ujung lembaran dan dapat digantikan oleh elektron yang baru pada ujung
yang lain.
Struktur silikon dioksida, SiO2
Silikon dioksida juga dikenal sebagai silikon(IV) oksida.
Struktur kovalen raksasa dari silikon dioksida
Terdapat tiga bentuk kristal silikon dioksida yang berbeda. Salah satu yang paling mudah diingat
dan digambarkan adalah struktur yang berdasarkan pada struktur intan.
Silikon kristalin memiliki struktur yang sama dengan intan. Untuk mengubahnnya menjadi
struktur silikon dioksida, sesuatu hal yang kamu perlukan adalah memodifikasi struktur silikon
melalui penambahan beberapa atom oksigen.

Dengan catatan bahwa setiap atom silikon dijembatani ke atom silikon tetangganya dengan atom
oksigen. Jangan lupa bahwa struktur ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan struktur raksasa
pada bentuk tiga dimensi.
Sifat fisik silikon dioksida
Silikon dioksida
• Memiliki titik leleh yang tinggi – sangat bervariasi tergantung pada penyusun strukturnya
(harus diingat bahwa struktur yang diberikan hanya salah satu dari tiga kemungkinan
struktur), tetapi sekitar 1700°C. Ikatan kovalen silikon-oksigen yang sangat kuat harus
diputuskan di seluruh bagian struktur sebelum pelelehan terjadi.
• Keras. Karena itu dibutuhkan pemutusan ikatan kovalen yang sangat kuat.
• Tidak menghantarkan listrik. Tidak terdapat elektron yang terdelokalisasi. Semua
elektron terikat dengan kuat diantara atom-atomnya, dan tidak bebas bergerak.
• Tidak larut dalam air dan pelarut organik. Tidak terdapat dayatarik yang memungkinkan
antara molekul pelarut dan atom silikon atau oksigen yang dapat melampaui kekuatan
ikatan kovalen pada struktur raksasa.

Struktur Elektronik Ion


Halaman ini mengeksplorasi tentang bagaimana cara supaya kamu dapat menuliskan struktur
elektronik untuk ion-ion monoatomik sederhana (ion-ion yang hanya mengandung satu atom
saja) dengan menggunakan notasi s, p, dan d. Cara penulisan struktur elektronik ion ini
mengasumsikan bahwa kamu sudah mengerti tentang bagaimana cara menuliskan struktur
elektronik untuk atom.
Penyusunan struktur elektronik ion
Ion merupakan atom (atau golongan atom) yang membawa sebuah muatan listrik karena ion
tersebut memeperoleh atau kehilangan satu atau lebih elektron. Jika sebuah atom memperoleh
elektron maka atom tersebut mendapatkan sebuah muatan negatif. Jika kehilangan elektron,
maka atom tersebut menjadi bermuatan positif.
Struktur elektronik ion blok-s dan blok-p
Tuliskan struktur elektronik untuk atom netral, dan kemudian tambahkan elektron (untuk ion
negatif) atau kurangi elektron (untuk ion positif).
Penulisan struktur elektronik untuk Cl -:

Cl 1s22s22p63s23px23py23pz1 tetapi Cl- kehilangan satu buah elektron


Cl- 1s22s22p63s23px23py23pz2
Penulisan struktur elektronik untuk O2-:

O 1s22s22px22py12pz1 tetapi O2- kehilangan dua buah elektron


O2- 1s22s22px22py22pz2
Penulisan struktur elektronik untuk Na+:

Na 1s22s22p63s1 tetapi Na+ kekurangan satu buah elektron


Na+ 1s22s22p6
Penulisan struktur elektronik untuk Ca2+:

Ca 1s22s22p63s23p64s2 tetapi Ca2+ kekurangan dua buah elektron


Ca2+ 1s22s22p63s23p6
Struktur elektronik ion blok-d
Di sini kamu dihadapkan pada salah satu fakta yang paling menjengkelkan dalam A’level
chemistry! Kamu dapat mengingat kembali bahwa urutan unsur-unsur transisi yang pertama (dari
skandium sampai seng) merupakan hasil pengisian orbital-orbital 3d terlebih dahulu setelah
pengisian orbital-orbital 4s.
Bagaimanapun, sekali elektron menempati orbitalnya, maka terjadi perubahan tingkat energi –
dan pada semua sifat kimia unsur-unsur transisi, orbital 4s berkedudukan sebagai orbital paling
luar, orbital yang memiliki energi paling tinggi. Urutan yingkat orbital 3d dan 4s hanya
digunakan untuk pengisian atom pada tempat pertama. Dalam segala hal, elektron 4s merupakan
elektron yang harus diperhatikan terlebih dahulu.
Kamu harus mengingat hal ini:

Ketika unsur-unsur blok-d membentuk ion, elektron-elektron 4s menghilang terlebih


dahulu.

Untuk mengingatkan kamu tentang hal tersebut, penyusunan struktur ion blok-d tidak berbeda
dari penyusunan struktur, katakanlah, ion natrium.
Penulisan struktur elektronik untuk Cr3+:

Cr 1s22s22p63s23p63d54s1
Cr3+ 1s22s22p63s23p63d3
Elektron 4s menghilang terlebih dahulu diikuti oleh dua elektron 3d.
Penulisan struktur elektronik untuk Zn2+:

Zn 1s22s22p63s23p63d104s2
Zn2+ 1s22s22p63s23p63d10
Kali ini tidak menggunakan elektron 3d satu pun.
Penulisan struktur elektronik untuk Fe3+:

Fe 1s22s22p63s23p63d64s2
Fe3+ 1s22s22p63s23p63d5
Elektron 4s menghilang terlebih dahulu diikuti oleh satu elektron 3d.
Aturannya sangatlah sederhana. Ambil elektron 4s terlebih dahulu, dan kemudian ambil elektron
3d sebanyak yang kamu perlukan untuk menghasilkan muatan positif yang benar.

Ikatan Antarmolekul – Ikatan Hidrogen


Halaman ini menjelaskan asal mula ikatan hidrogen – dayatarik antarmolekul yang terbentuk
relatif kuat.
Keterangan untuk ikatan hidrogen
Terdapat banyak unsur yang membentuk senyawa dengan hidrogen – ditunjuk sebagai “hidrida”.
Jika kamu mem-plot-kan titik didih hidrida unsur golongan 4, kamu akan menemukan bahwa
titik didih tersebut naik seiring dengan menurunnya letak unsur pada golongan.

Kenaikan titik didih terjadi karena molekul memperoleh lebih banyak elektron, dan karena itu
kekuatan dispersi van der Walls menjadi lebih besar.
Jika kamu mengulangi hal yang sama untuk hidrida golongan 5, 6, 7 sesuatu yang aneh terjadi.

Meskipun secara umum kecenderungannya sama persis dengan yang terjadi pada golongan 4
(dengan alasan yang sama), titik didih hidrida unsur pertama pada tiap golongan melonjak tinggi
secara tidak normal.
Pada kasus NH3, H2O dan HF seharusnya terjadi penambahan gaya dayatarik antarmolekul, yang
secara signifikan memerlukan energi kalor untuk memutuskannya. Gaya antarmolekul yang
relatif kuat ini digambarkan dengan ikatan hidrogen.
Asal mula ikatan hidrogen
Molekul-molekul yang memiliki kelebihan ikatan adalah:
Catatan: Garis yang tebal menunjukkan ikatan berada pada bidang atau pada kertas. Ikatan putus-putus
mengarah ke belakang bidang atau kertas berarti menjauh dari kamu, dan bentuk baji (wedge-shaped)
mengarah ke arah kamu.

Harus diperhatikan bahwa tiap molekul tersebut:


• Hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling elektronegatif,
menyababkan hidrogen memperoleh jumlah muatan positif yang signifikan
• Tiap-tiap unsur yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif secara
signifikan, tetapi juga memiliki satu-satunya pasangan mandiri yang “aktif”.
Pasangan mandiri pada tingkat-2 memiliki elektron yang dikandungnya pada volume
ruang yang relatif kecil yang mana memiliki densitas yang tinggi muatan negatif.
Pasangan mandiri pada tingkat yang lebih tinggi lebih tersebar dan tidak terlalu atraktif
pada sesuatu yang positif.
Mempertimbangkan dua molekul air yang datang bersamaan.

Hidrogen + tertarik dengan kuat pada pasangan mendiri yang mana hampir sama jika kamu
memulai untuk membentuk ikatan koordinasi (kovalen dativ). Hal ini tidak terjadi sejauh itu,
tetapi dayatarik lebih kuat dibandingkan dayatarik dipol-dipol yang biasa.
Ikatan hidrogen memiliki kekuatan sepersepuluh rata-rata ikatan kovalen, dan secara konstan
diputushubungkan pada molekul air. Jika kamu mengibaratkan ikatan kovalen antara oksigen dan
hidrogen sebagai hubungan pernikahan yang stabil, ikatan hidrogen hanya berstatus “teman
yang baik”. Pada skala yang sama, dayatarik van der Waals hanya menunjukkan perkenalan
belaka!
Air sebagai contoh “sempurna” ikatan hidrogen
Harus diperhatikan bahwa tiap molekul air dapat berpotensi membentuk empat ikatan hidrogen
dengan molekul air disekelilingnya. Terdapat jumlah hidrogen + yang pasti dan pasangan
mandiri karena itu tiap masing-masing molekul air dapat terlibat dalam ikatan hidrogen.
Hal inilah yang menjadi sebab kenapa titik didih air lebih tinggi dibandingkan amonia atau
hidrogen fluorida. Pada kasus amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi oleh fakta bahwa tiap
atom nitrogen hanya mempunyai satu pasang elektron mandiri. Pada golongan molekul amonia,
tidak terdapat cukup pasangan mandiri untuk mengelilinginya untuk memuaskan semua
hidrogen.
Pada hidrogen fluorida, masalah yang muncul adalah kekurangan hidrogen. Pada molekul air, hal
itu terpenuhi dengan baik. Air dapat digambarkan sebagai sistem ikatan hidrogen yang
“sempurna”.
Contoh yang lebih kompleks dari ikatan hidrogen
Hidrasi ion negatif
Ketika sebuah substansi ionik dialrutkan dalam air, molekul air berkelompok disekeliling ion
yang terpisah. Proses ini disebut hidrasi.
Air seringkali terikat pada ion positif melalui ikatan koordinasi (kovalen dativ). Air berikatan
dengan ion negatif menggunakan ikatan hidrogen
Diagram menunjukkan potensi terbentuknya ikatan hidrogen pada ion klorida, Cl-. Meskipun
pasangan mandiri pada ion klor terletak pada tingkat-3 dan secara normal tidak akan cukup aktif
utnuk membentuk ikatan hidrogen, pada kasus ini mereka terbentuk lebih atraktif melalui muatan
negatif penuh pada klor.

Meskipun ion negatif rumit, hal itu akan selalu menjadi pasangan mandiri yang mana atom
hidrogen dari molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen juga.
Ikatan hidrogen pada alkohol
Alkohol adalah molekul organik yang mengandung gugus -O-H.
Setiap molekul yang memiliki atom hidrogen tertarik secara langsung ke oksigen atau nitrogen
adalah ikatan hidrogen yang cakap. Seperti molekul yang akan selalu memiliki titik didih yang
tinggi dibandingkan molekul yang berukuran hampir sama yang mengandung gugus -O-H atau
-N-H. Ikatan hidrogen membuat molekul lebih melekat (stickier), dan memerlukan lebih banyak
energi kalor untuk memisahkannya.
Etanol, CH3CH2-O-H, dan metoksimetana, CH3-O-CH3, keduanya memiliki rumus molekul yang
sama, C2H6O.
Keduanya memiliki jumlah elektron yang sama, dan panjang molekul yang sama. Dayatarik van
der Waals (baik antara gaya dispersi dan dayatarik dipol-dipol) pada keduanya akan sama.
Bagaimanapun, etanol memiliki atom hirogen yang tertarik secara langsung pada oksigen – dan
oksigen tersebut masih memiliki dua pasangan mandiri seperti pada molekul air. Ikatan hidrigen
dapat terjadi antara molekul etanol, meskipun tidak seefektif pada air. Ikatan hidrogen terbatas
oleh fakta bahwa hanya ada satu atom hidrogen pada tiap molekul etanol dengan cukup muatan
+.
Pada metoksimetana, pasangan mandiri pada oksigen masih terdapat disana, tetapi hidrogen
tidak cukup + untuk pembentukan ikatan hidrogen. Kecuali pada beberapa kasus yang tidak
biasa, atom hidrogen tertarik secara langsung pada atom yang sangat elektronegatif untuk
menjadikan ikatan hidrogen.
Titik didih etanol dan metoksimetana menunjukkan pengaruh yang dramatis bahwa ikatan
hidrogen lebih melekat pada molekul etanol:

etanol (dengan ikatan hidrogen) 78.5°C


metiksimetana (tanpa ikatan hidrogen) -24.8°C
Ikatan hidrogen pada etanol menghasilkan titik didih sekitar 100°C.
Sangat penting untuk merealisasikan bahwa ikatan hidrogen eksis pada penambahan (in
addition) dayatarik van der Waals. Sebagai contoh, semua molekul berikut ini mengandung
jumlah elektron yang sama, dan dua yang pertama memiliki panjang yang sama. Titik didih yang
paling tinggi butan-1-ol berdasarkan pada penambahan ikatan hidrogen.

Dengan membandingkan dua alkohol (yang mengandung gugus -O-H), kedua titik didih adalah
tinggi karena penambahan ikatan hidrogen berdasarkan pada tertariknya hidrogen secara
langsung pada oksigen ? tetapi sebenarnya tidak sama.
Titik didih 2-metilproan-1-ol tidak cukup tinggi seperti butan-1-ol karena percabangan pada
molekul menjadikan dayatarik van der Waals kurang efektif dibandingkan pada butan-1-ol yang
lebih panjang.
Ikatan hidrogen pada molekul organik yang mengandung nitrogen
Ikatan hidrogen juga terjadi pada molekul organik yang mengandung gugus N-H – pendeknya
terjadi juga ada amonia. Contohnya adalah molekul sederhana seperti CH3NH2 (metilamin)
sampai molekul yang panjang seperti protein dan DNA.
Dua untai double helix yang terkenal pada DNA berikatan satu sama lain melalui ikatan hidrogen
antara atom hidrogen yang tertarik oleh nitrogen pada salah satu untai, dan pasangan mandiri
pada nitrogen atau oksigen yang lain yang terletai pada untai yang lain

Ikatan Antarmolekul – Gaya Van der Waals


Halaman ini menjelaskan asal mula terbentuknya dua dayatarik antarmolekul yang paling lemah
– gaya dispersi van der Waals dan dayatarik dipol-dipol.
Apakah dayatarik antarmolekul itu?
Ikatan antarmolekul versus ikatan intramolekul
Dayatarik antarmolekul adalah dayatarik yang terjadi antara suatu molekul dan molekul
tetangganya. Gaya tarik yang mengikat molekul secara tersendiri (sebagai contoh, ikatan
kovalen) dikenal dengan dayatarik intramolekul. Dua kata tersebut membingungkan yang mana
untuk lebih amannya membuang salah satu diantaranya dan tidak digunakan lagi. Istilah
“intramolekul” tidak akan digunakan lagi pada bagian ini.
Semua molekul mengalami dayatarik antarmolekul, meskipun pada beberapa kasus dayatarik
yang terjadi sangatlah lemah. Pada gas seperti hidrogen, H2. Jika kamu memperlambat gerak
molekul melalui pendinginan, dayatarik cukup besar bagi molekul untuk tetap bersama sampai
pada akhirnya membentuk cairan dan kemudian padatan.
Pada kasus hidrogen dayatarik sangat lemah yang mana molekul membutuhkan pendinginan
sampai 21 K (-252°C) sebelum dayatarik cukup kuat untuk mengkondensasi hidrogen menjadi
cairan. Dayatarik antarmolekul yang dimiliki oleh helium lebih lemah – molekul tidak ingin tetap
bersama untuk membentuk cairan sampai temperatur menurun sampai 4 K (-269°C).
Gaya van der Waals: gaya dispersion
Gaya dispersi (salah satu tipe dari gaya van der Waals adalah yang kita setujui pada halaman ini)
yang juga dikenal dengan “gaya London” (dinamakan demikian setelah Fritz London
mengusulkan untuk pertama kalinya).
Asal mula gaya dispersi van der Waals
Dipol-dipol yang berubah-ubah sementara
Dayatarik yang ada di alam bersifat elektrik. Pada molekul yang simetris seperti hidrogen,
bagaimanapun, tidak terlihat mengalami distorsi secara elektrik untuk menghasilkan bagian
positif atau bagian negatif. Akan tetapi hanya dalam bentuk rata-rata.
Diagram dalam bentuk lonjong (the lozenge-shaped) menggambarkan molekul kecil yang
simetris – H2, boleh jadi, atau Br2. Tanda arsir menunjukkan tidak adanya distorsi secara
elektrik.
Akan tetapi elektron terus bergerak, serta merta dan pada suatu waktu elektron tersebut mungkin
akan ditemukan di bagian ujung molekul, membentuk ujung -. Pada ujung yang lain sementara
akan kekurangan elaktron dan menjadi +.

Catatan: (dibaca “delta”) berarti “agak” (slightly) – karena itu + berarti “agak positif”.

Kondisi yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain, membalikkan polaritas
molekul.

“Selubung lingkarang” yang konstan dari elektron pada molekul menyebabkan fluktuasi dipol
yang cepat pada molekul yang paling simetris. Hal ini terjadi pada molekul monoatomik –
molekul gas mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal.
Jika kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara bersamaan, inti tidak terlindungi
oleh elektron sebagaimana mestinya untuk saat itu.

Dipol-dipol sementara yang bagaimana yang membemberikan kenaikan dayaarik


antarmolekul
Bayangkan sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara yang didekati oleh salah satu
yang terjadi menjadi termasuk non-polar hanya saat itu saja. (kejadian yang tidak disukai, tetapi
hal ini menjadikan diagram lebih mudah digambarkan! Pada kenyataannya, satu molekul lwbih
menyukai memiliki polaritas yang lebih besar dibandingkan yang lain pada saat seperti itu – dan
karena itu akan menjadi yang paling dominan).

Seperti molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya akan cenderung untuk ditarik
oleh ujung yang agak positif pada bagian sebelah kiri.
Hal ini menghasilkan dipol terinduksi pada penerimaan molekul, yang berorientasi pada satu
cara yang mana ujung + ditarik ke arah ujung – yang lain.
Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat bergerak ke ujung yg lain.
Pada saat terjadi hal ini, meraka akan menolak elektron pada bagian kanan yang satunya.

Polaritas kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi kamu masih memiliki yang + tertarik -.
Selama molekul saling menutup satu sama lain polaritas akan terus berfluktuasi pada kondisi
yang selaras karena itu dayatarik akan selalu terpelihara.
Tidak ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul. Selama molekul saling mendekat
pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi pada molekul yang berjumlah sangat banyak.

Diagram ini menunjukkan bagaimana cacat secara keseluruhan dari molekul yang berikatan
secara bersamaan pada suatu padatan dengan menggunakan gaya van der Waals. Pada kondisi
yang terakhir, tentunya, kamu akan menggambarkan susunan yang sedikit berbeda selama
meraka terus berubah – tetapi tetap selaras.
Kekuatan gaya dispersi
Gaya dispersi antara molekul-molekul adalah lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen
diantara molekul. Hal ini tidak memungkinkan untuk memberikan harga yang eksak, karena
ukuran dayatarik bervariasi sekali dengan ukuran dan bentuk molekul.
Seberapa jauh ukuran molekul memperngaruhi kekuatan ikatan daya dispersi
Titik didih gas mulia adalah

helium -269°C
neon -246°C
argon -186°C
kripton -152°C
xenon -108°C
radon -62°C
Semua unsur tersebut berada pada molekul monoatomik.
Alasan yang mendasari bahwa titik didih meningkat sejalan dengan menurunnya posisi unsur
pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron, dan juga tentunya jari-jari atom. Lebih banyak
elektron yang kamu miliki, dan lebih menjauh sejauh mungkin, yang paling besar memungkikan
dipol sementara terbesar dan karena itu gaya dispersi paling besar.

Karena dipol sementara lebih besar, molekul xenon lebih melekat (stickier) dibandingkan dengan
molekul neon. Molekul neon akan berpisah satu sama lain pada temperatur yang lebih rendah
dibandingkan molekul xenon – karena itu neon memiliki titik didih yang lebih rendah.
Hal ini adalah suatu alasan (semua yang lainnya sebanding) molekul yang lebih besar memiliki
lebih banyak elektron dan lebih menjauh dari dipol sementara yang dapat dihasilkan – dan
karena itu molekul yang lebih besar lebih melekat.
Seberapa jauh bentuk molekul mempengaruhi kekuatan gaya dispersi
Ukuran molekul juga begitu. Molekul yang panjang kurus dapat menghasilkan dipol sementara
yang lebih besar berdasarkan pada pergerakan elektronnya dibandingkan molekul pendek gemuk
yang mengandung jumlah elektron yang sama.
Molekul yang panjang kurus juga dapat lebih dekat satu sama lain – dayatarik meraka lebih
efektif jika molekul-molekulnya benar-benar tertutup.
Sebagai contoh, molekul hidrokarbon butana dan 2-metilpropan keduanya memiliki rumus
molekul C4H10, tetapi atom-atom disusun berbeda. Pada butana atom karbon disusun pada rantai
tunggal, tetapi 2-metilpropan memiliki rantai yang lebih pendek dengan sebuah cabang.

Butana memiliki titik didih yang lebih tinggi karena gaya dispersinya lebih besar. Molekul yang
lebih panjang (dan juga menghasilkan dipol sementara yang lebih besar) dapat lebih berdekatan
dibandingkan molekul yang lebih pendek dan lebih gemuk 2-metilpropan.
Gaya van der Waals: interaksi dipol-dipol
Molekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih elektronegatif dibandingkan
hidrogen. Kondisi permanen ini, pada saat pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling
tarik menarik satu sama lain lebih dari yang meraka bisa lakukan jika hanya menyandarkan pada
gaya dispersi saja.
Hal ini sangat penting untuk merealisasikan bahwa semua molekul mengalami gaya dispersi.
Interaksi dipol-dipol bukan suatu alternatif gaya dispersi – penjumlahannya. Molekul yang
memiliki dipol permanen akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan
molekul yang hanya memiliki dipol yang berubah-ubah secara sementara.
Agak mengherankan dayatarik dipol-dipol agak sedikit dibandingkan dengan gaya dispersi, dan
pengaruhnya hanya dapat dilihat jika kamu membandingkan dua atom dengan jumlah elektron
yang sama dan ukuran yang sama pula. Sebagai contoh, titik didih etana, CH3CH3, dan
fluorometana, CH3F adalah:

Kenapa dipilih dua molekul tersebut untuk dibandingkan? Keduanya memiliki jumlah elektron
yang identik, dan jika kamu membuat model kamu akan menemukan bahwa ukurannya hampir
sama – seperti yang kamu lihar pada diagram. Hal ini berarti bahwa gaya dispersi kedua molekul
adalah sama.
Titik didih fluorometana yang lebih tinggi berdasarkan pada dipol permanen yang besar yang
terjadi pada molekul karena elektronegatifitas fluor yang tinggi. Akan tetapi, walaupun
memberikan polaritas permanen yang besar pada molekul, titik didih hanya meningkat kira-kira
10°.
°.

Berikut ini contoh yang lain yang menunjukkan dominannya gaya dispersi. Triklorometan,
CHCl3, merupakan molekul dengan gaya dispersi yang tinggi karena elektronegatifitas tiga klor.
Hal itu menyebabkan dayatarik dipol-dipol lebih kuat antara satu molekul dengan tetangganya.
Dilain pihak, tetraklorometan, CCl4, adalah non polar. Bagian luar molekul tidak seragam - in
pada semua arah. CCl4 hanya bergantung pada gaya dispersi

Karena itu manakah yang memiliki titik didih yang lebih tinggi? CCl4 tentunya, karena CCl4
molekulnya lebih besar dengan lebih banyak elektron. Kenaikan gaya dispersi lebih dari sekedar
menggantikan untuk kehilangan interaksi dipol-dipol.
Titik didihnya adalah:

CHCl3 61.2°C
CCl4 76.8°C

Ikatan Logam

Halaman ini memperkenalkan ikatan yang terjadi pada logam. Halaman ini menjelaskan
bagaimana munculnya ikatan logam dan kenapa ikatan tersebut kekuatannya bervariasi dari
logam yang satu dengan logam yang lain.
Apakah ikatan logam itu?
Ikatan logam pada natrium
Logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi sehingga memberikan kesan
kuatnya ikatan yang terjadi antara atom-atomnya. Secara rata-rata logam seperti natrium (titik
leleh 97.8°C) meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang
mendahuluinya pada tabel periodik.
SNatrium memiliki struktur elektronik 1s22s22p63s1. Ketika atom-atom natrium datang secara
bersamaan, elektron pada orbital atom 2s dari satu atom natrium membagi ruang dengan elektron
yang bersesuaian pada atom tetangganya untuk membentuk sebuah orbital molekul ? kebanyakan
sama atau serupa dengan cara pembentukan ikatan kovalen.
Perbedaannya, bagaimanapun, tiap atom natrium tersentuh oleh delapan atom natrium yang
lainnya ? dan terjadi pembagian (sharing) antara atom tengah dan orbital 3s di semua delapan
atom yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh delapan atom natrium, yang
kesemuanya disentuh oleh delapan atom natrium, terus dan terus sampai kamu memperoleh
seluruh atom dalam bongkahan natrium.
Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk memberikan orbital molekul
dalam jumlah yang sangat banyak yang memeperluas keseluruhan tiap bagian logam. Terdapat
jumlah orbital molekul yang sangat banyak, tentunya, karena tiap orbital hanya dapat menarik
dua elektron.
Elektron dapat bergerak dengan leluasa diantara orbital-orbital molekul tersebut, dan karena itu
tiap elektron manjdi terlepas dari atom induknya. Elektron tersebut disebut terdelokalisasi.
Logam terikat bersamaan melalui kekuatan dayatarik yang kuat antara inti positif dengan
elektron yang terdelokalisasi.
Hal ini kadang-kandang dilukisakan sebagai "susunan inti positif di lautan elektron".
Jika kamu menggunakan tinjauan ini, hati-hati! Apakah logam merupakan atom atau ion?
Jawabannya adalah logam merupakan atom.
Setiap pusat positif pada diagram menggambarkan sisa atom yang terlepas dari elektron terluar,
tetapi elektron tersebut tidak menghilang – ini mungkin tidak termasuk tambahan pada atom
yang istimewa, tetapi pusat positif tetap berada dalam struktur. Karena itu logam natrium ditulis
dengan Na – bukan Na+.
Ikatan logam pada magnesium
Jika kamu menyusun argumentasi yang sama dengan magnesium, kamu akhirnya akan
memperoleh ikatan yang lebih kuat dan tentunya titik leleh yang lebih tinggi.
Magnesium memiliki struktur elektronik terluar 3s2. Diantara elektro-elektronnya terjadi
delokalisasi, karena itu "lautan" yang ada memiliki kerapatan dua kali lipat daripada yang
terdapat pada natrium. Sisa "ion" juga memiliki muatan dua kali lipat (jika kamu menggunakan
tinjauan ikatan logam) dan tentunya akan terjadi dayatarik yang lebih banyak antara "ion" dan
"lautan".
Lebih realistis, tiap atom magnesium memiliki satu proton lebih banyak pada intinya
dibandingkan yang dimiliki oleh natrium, dan karena itu tidak hanya akan terdapat jumlah
elektron yang terdelokalisasi tetapi juga akan terjadi lebih banyak dayatarik yang terjadi diantara
mereka.
Atom-atom magnesium memiliki jari-jari yang sedikit lebih kecil dibandingkan atom-atom
natrium dan karena itu elektron yang terdelokalisasi lebih dekat ke inti. Tiap atom magnesium
juga memiliki 12 atom terdekat dibandingkan delapan yang dimiliki natrium. Faktor-faktor inilah
yang meningkatkan kekuatan ikatan secara lebih lanjut.
Ikatan logam pada unsur-unsur transisi
Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Alasannya adalah
logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam kondisi delokalisasi seperti elektron
pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat kamu libatkan, kecenderungan dayatarik yang lebih
kuat akan kamu peroleh.
Ikatan logam pada leburan logam
Pada leburan logam, ikatan logam tetap ada, meskipun susunan strukturnya telah rusak. Ikatan
logam tidak sepernuhnya putus sampai logam mendidih. Hal ini berarti bahwa titik didih
merupakan penunjuk kekuatan ikatan logam dibandingkan dengan titik leleh. Pada saat meleleh,
ikatan menjadi longgar tetapi tidak putus
Bentuk-bentuk Molekul dan Ion
Halaman ini menjelaskan bagaimana caranya menyusun bentuk molekul dan ion yang hanya
mengandung ikatan tunggal.

Teori tolakan pasangan elektron

Bentuk molekul dan ion ditentukan oleh penataan pasangan elektron disekeliling atom pusat.
Semua yang kamu butuhkan untuk menyusunnya adalah seberapa banyak pasanganelektron yang
berada pada tingkat ikatan, dan kemudian tertatanya untuk menghasilkan jumlah tolakan
minimum antara pasangan elektron. Kamu juga perlu memasukkan pasangan elektron ikatan dan
pasangan elektron mandiri.

Bagaimana cara menyusun jumlah pasangan elektron

Kamu dapat melakukannya dengan menggambar titik-silang, atau dengan menyusun atom-atom
dengan menggunakan elektron dalam kotak dan mengkhawatirkan tentang promosi, hibridisasi
dan yang lainnya. Akan tetapi hal ini sangat membosankan! Kamu dapat memperoleh informasi
yang sama dengan tepat dengan cara yang lebih mudah dan cepat untuk contoh-contoh yang akan
kamu temukan.
Hal pertama yang perlu kamu susun adalah seberapa banyak elektron yang terdapat pada
sekeliling atom pusat:
• Tuliskan jumlah elektron pada tingkat terluar dari atom pusat. Hal ini akan sama dengan
nomor grup pada tabel periodik, kecuali pada kasus gas mulia yang membentuk senyawa,
ketika jumlah elektron terluar menjadi delapan.
• Tambahkan satu elektron untuk tiap ikatan yang terbentuk. (Hal ini diperbolehkan untuk
elektron yang berasal dari atom yang lain).
• Berikan muatan untuk tiap ion. Sebagai contoh, jika ion memiliki muatan 1-, tambahkan
satu kelebihan elektron. Untuk muatan 1+, hilangkan satu elektron
Sekarang susun seberapa banyak pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron mandiri yang
ada:
• Dengan membagi dua untuk menemukan jumlah total pasangan elektron disekeliling
atom pusat.
• Susun seberapa banyak pasangan ikatan, dan seberapa banyak pasangan elektron mandiri.
Kamu tahu seberapa banyak pasangan elektron ikatan yang ada karena kamu mengetahui
seberapa banyak atom yang lain yang bergabung dengan atom pusat (dengan asumsi
bahwa hanya terbentuk ikatan tunggal).
Sebagai contoh, jika kamu mempunyai 4 pasangan elektron tetapi hanya terdapat 3
ikatan, hal itu harus ada 1 pasangan elektron mandiri selain tiga pasangan elektron ikatan
Akhirnya, kamu dapat menggunakan informasi ini untuk menyusun bentuk molekul atau ion:
• Susunlah semua pasangan elektron pada jarak yang mengalami tolakan minimum.
Bagaimana caranya melakukan hal ini akan menjadi jelas pada contoh-contoh berikut.
Dua pasangan elektron disekeliling atom pusat
Kasus yang paling sederhana adalah berilium klorida, BeCl2. Perbedaan elektronegatifitas antara
berilium dan klor tidak cukup untuk menghasilkan pembentukan ion.
Berilium memiliki dua elektron terluar karena terletak pada golongan dua. Berilium membentuk
ikatan kepada dua klor, tiap atom klor menambhkan elektron yang lain ke tingkat terluar dari
berilium. Tidak terdapat muatan ionik yang perlu ditakutkan, karena itu terdapat 4 elektron yang
bersama-sama – 2 pasang.
Hal ini membentuk 2 ikatan dan karena itu tidak terdapat pasangan elektron mandiri. Dua
pasangan ikatan tertata dengan sendirinya pada sudut 180o satu sama lain, karena hal ini sebagai
yang paling jauh yang dapat mereka capai. Molekul digambarkan dengan linear.

Tiga pasangan elektron disekeliling atom pusat

Kasus yang paling sederhana adalah BF3 atau BCl3.

Boron terletak pada golongan 3, karena itu dimulai dengan 3 elektron. Tidak terdapat muatan,
karena itu totalnya 6 elektron – 3 pasang.

Karena boron membentuk 3 ikatan maka tidak terdapat pasangan elektron mandiri. Tiga pasang
ikatan tertata dengan sendirinya sejauh mungkin. Semuanya terletak dalam suatu bidang yang
memiliki sudut 120° satu sama lain. Susunan seperti ini disebut trigonal planar.

Pada diagram, elektron yang lain pada fluor dapat dihilangkan karena tidak relevan dengan
ikatan
Empat pasangan elektron disekeliling atom pusat
Terdapat banyak contoh untuk ini. Yang paling sederhana adalah metana, CH4.
Karbon terletak pada golongan 4, dan karena itu memiliki 4 elektron terluar. Karbon membentuk
4 ikatan dengan hidrogen, penambahan 4 elektron yang lain – seluruhnya 8, dalam 4 pasang.
Karena membentuk 4 ikatan, semuanya harus menjadi pasangan ikatan.

Empat pasangan elektron tertata dengan sendirinya pada jarak yang disebut susunan tetrahedral.
Tetrahedron adalah piramida dengan dasar segitiga. Atom karbon terletak di tengah-tengah dan
hidrogen pada empat sudutnya. Semua sudut ikatan adalah 109.5°.
Contoh lain dengan empat pasang elektron disekeliling atom pusat
Amonia, NH3
Nitrogen terletak pada golongan 5 dan karena itu memiliki 5 elektron terluar. Tiap-tiap atom
hidrogen yang tiga menambahkan elektron yang lain ke elektron nitrogen pada tingkat terluar,
menjadikannya total 8 elektron dalam 4 pasang. Karena nitrogen hanya membentuk tiga ikatan,
satu pasang harus menjadi pasangan elektron mandiri. Pasangan elektron tertata dengan
sendirinya pada bentuk tetrahedral seperti metana.

Pada kasus ini, Faktor tambahan masuk. Pasangan elektron mandiri terletak pada orbital yang
lebih pendek dan lebih bulat dibandingkan orbital yang ditempati pasangan elektron ikatan.
Karena hal ini, terjadi tolakan yang lebih besar antara pasangan elektron mandiri dengan
pasangan elektron ikatan dibandingkan antara dua pasangan elektron ikatan
Gaya pasangan elektron ikatan tersebut sedikt rapuh ? terjadi reduksi sudut ikatan dari 109.5o
menjadi 107o. Ini tidak terlelu banyak, tetapi penguji akan mengharapkan kamu mengetahuinya
Ingat ini:

Tolakan paling besar pasangan mandiri – pasangan mandiri

pasangan mandiri – pasangan ikatan

Tolakan paling kecil pasangan ikatan – pasangan ikatan

Hati-hati ketika kamu menggambarkan bentuk amonia. Meskipun pasangan elektron tersusun
tetrahedral, ketika kamu menggambarkan bentuknya, kamu hanya memperhatikan atom-
atomnya. Amonia adalah piramidal – seperti piramida dengan tiga hidrogen pada bagian dasar
dan nitrogen pada bagian puncak.
Air, H2O
Mengikuti logika yang sama dengan sebelumnya, kamu akan menemukan bahwa oksigen
memiliki empat pasang elektron, dua diantaranya adalah pasangan mandiri. Air juga akan
mengambil susunan tetrahedral. Saat ini sudut ikatan lebih sempit dari 104°, karena tolakan dua
pasangan mandiri.
Bentuknya tidak dapat digambarkan dengan tetrahedral, karena kita hanya “melihat”
oksigen dan hidrogen ? bukan pasangan mandiri. Air digambarkan dengan bengkok atau bentuk
V.
Ion amonium, NH4+
Nitrogen memiliki 5 elektron terluar, ditambah 4 elektron dari empat hidrogen ? sehinga totalnya
jadi 9.
Tetapi hati-hati! Ion amonium adalah ion positif. Ion ini memiliki muatan +1 karena kehilangan
satu elektron. Sehingga tinggal 8 elektron pada tingkat terluar nitrogen. Karena itu menjadi 4
pasangan, yang semuanya berikatan karena adanya empat hidrogen
Ion amonium memiliki bentuk yang sama dengan metana, karena ion amonium memiliki
susunan elektronik yang sama. NH4+ adalah tetrahedral

Metana dan ion amonium dikatakan isoelektronik. Dua spesi (atom, molekul atau ion) dikatakan
isoelektronik jika keduanya memiliki bilangan dan susunan elektron yang sama (termasuk
perbedaan antara pasangan ikatan dan pasangan mandiri).
Ion hidroksonium, H3O+
Oksigen terletak pada golongan 6 – karena itu memiliki 6 elektron terluar. Tambahan tiap 1 atom
hidrogen, memberikan 9. Ambil satu untuk ion +1, tinggal 8. Hal ini memberikan 4 pasang, 3
diantaranya adalah pasangan ikatan. Ion hidroksonium adalah isoelektronik dengan amonia, dan
memiliki bentuk yang identik – piramidal.

Lima pasangan elektron disekeliling atom pusat


Contoh yang sederhana: fosfor(V) fluorida PF5
(Argumen untuk fosfor(V) klorida, PCl5, akan identik)
Fosfor (terletak pada golongan 5) memberikan kontribusi 5 elektron, dan lima fluor memberikan
5 lagi, memberikan 10 elektron dengan 5 pasang disekeliling atom pusat. Karena fosfor
membentuk lima ikatan, tidak dapat membentuk pasangan mandiri.
Lima pasang elektron disusun dengan menggambarkan bentuk trigonal bipyramid -tiga fluor
terletak pada bidang 120o satu sama lain; dua yang lainnya terletak pada sudut sebelah kanan
bidang. Trigonal bipiramid karena itu memiliki dua sudut yang berbeda – 120odan 90o.

Contoh yang rumit, ClF3


Klor terletak pada golongan 7 dan karena itu memiliki 7 elektron terluar. Tiga fluor masing-
masing memberikan kontribusi 1 elektron, menghasilkan total 10 – dalam 5 pasang. Klor
membentuk tiga ikatan ? meninggalkan 3 elektron ikatan dan 2 pasangan mandiri, yang akan
tersusun dengan sendirinya ke dalam bentuk trigonal bipiramida.
Akan tetapi jangan meloncat ke kesimpulan. Terdapat tiga cara yang dapat kamu lakukan untuk
menyususun 3 pasangan ikatan dan 2 pasangan mandiri menjadi bentuk trigonal bipiramida.
Susunan yang baik akan menjadi menghasilkan satu susunan dengan jumlah minimum tolakan –
dan kamu tidak akan dapat menganbil keputusan tanpa menggambarkannya terlebih dahulu
semua kemungkinannya.

Hanya terdapat satu susunan memungkinkan. Sesuatu yang lain mungkin kamu pikirkan sebagai
satu yang sederhana pada perputaran dalam jarak tertentu.
Kita perlu menyusun susunan yang memiliki tolakan minimum diantara berbagai pasangan
elektron.
Aturan yang baru diterapkan pada kasus seperti ini:

Jika kamu mempunyai pasangan elektron lebih dari empat yang disusun
disekeliling atom pusat, kamu dapat mengabaikan tolakan pada sudut yang
lebih besar dari 90o.

Salah satu struktur yang memiliki jumlah tolakan besar yang jelas.
Pada diagram ini, dua pasangan mendiri terletak pada sudut 90o satu sama lain, dimana pada
kasus yang lain keduanya terletak pada sudut lebih besar dari 90o, dan karena itu tolakan dapat
diabaikan. ClF3 memang tidak dapat disusun melalui bentuk ini karena tolakan yang sangat kuat
antara pasangan mandiri dengan pasangan mandiri.
Untuk memilih salah satu diantara dua, kamu perlu menghitung tolakan yang paling kecil.
Pada gambar berikutnya, tiap pasangan mandiri terletak pada sudut 90o terhadap 3 pasangan
mandiri, dan karena itu tiap pasangan mandiri bertanggung jawab terhadap tolakan 3 pasangan
mandiri dengan pasangan ikatan.

Karena terdapat dua pasangan mandiri karena itu terdapat 6 tolakan pasangan mandiri-pasangan
ikatan. Dan itu semuanya. Pasangan ikatan terletak pada sudut 120o satu sama lain, dan
tolakannya dapat diabaikan.
Sekarang mempertimbangkan struktur akhir.

Tiap pasangan mandiri terletak pada sudut 90o terhadap 2 pasangan mandiri – satu diatas bidang
dan yang lainnya dibawah bidang. Hal ini membuat total 4 tolakan pasangan mandiri-pasangan
ikatan ? dibandingkan dengan 6, hal tersebut memiliki tolakan relatif kuat pada gambar yang
terakhir. Fluor yang lain (satu pada bidang) terletak pada sudut 120o, dan merasakan tolakan
yang tidak berarti dari pasangan mandiri.
Ikatan ke arah fluor pada bidang adalah 90o ke arah ikatan diatas dan dibawah bidang, karena itu
terdapat total 2 tolakan pasangan ikatan dengan pasangan ikatan.
Struktur dengan jumlah minimum tolakan adalah yang terakhir, karena tolakan pasangan ikatan
dengan pasangan ikatan lebih kecil dibandingkan tolakan pasangan mandiri dengan pasangan
ikatan. ClF3 digambarkan dengan bentuk T.
Enam pasangan elektron disekeliling atom pusat
Sebuah contoh yang sederhana: SF6
6 elektron pada tingkat terluar belerang, ditambah 1 dari masing-masing fluor, menghasilkan
total 12 – dalam 6 pasangan. Karena belerang membentuk 6 ikatan, semuanya adalah pasangan
ikatan. Semuanya tertata dengan sendirinya pada sudut 90o, pada bentuk yang digambarkan
dengan oktahedral.
Dua contoh yang sedikit lebih sulit
XeF4
Xenon dapat membentuk jajaran senyawa, terutama dengan fluor atau oksigen, dan semuanya
khas. Xenon memiliki 8 elektron terluar, ditambah 1 dari masing-masing fluor – menghasilkan
12, dalam 6 pasang. Semuanya akan membentuk empat pasang ikatan (karena empat fluor) dan 2
pasangan mandiri.

Terdapat dua struktur yang memungkinkan, akan tetapi pada salah satunya terdapat pasangan
mandiri pada 90o. Malahan, beroposisi satu sama lain. XeF4 digambarkan dengan bentuk square
planar.
ClF4-
Klor terletak pada golongan 7 dan karena itu memiliki 7 elektron terluar. Ditambah 4 dari 4
fluor. Ditambah satu karena memiliki muatan +1. hal ini memberikan total 12 elektron dalam 6
pasang – 4 pasangan ikatan dan 2 pasangan mandiri. Bentuknya akan identik dengan XeF4.

Elektronegatifitas
Apakah elektronegatifitas itu?

Definisi

Elektronegatifitas adalah suatu ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan elektron
ikatan.

Skala pauling merupakan skala yang paling umum digunakan. Fluor (unsur yang paling
elektronegatif) diberikan skala Pauling dengan harga 4.0, dan harganya menurun sampai cesium
dan fransium yang setidaknya hanya memiliki elektronegatifitas pada skala 0.7.

Apa yang terjadi jika dua atom yang memiliki elektronegatifitas setara saling berikatan?
Meninjau ikatan antara dua atom, A dan B. Tiap atom dapat membentuk ikatan satu sama lain
seperti yang ditunjukkan berikut – tetapi ikatan ini tidak relevan dengan alasannya.

Jika atom-atom memiliki elektronegatifitas yang setara, keduanya memiliki kecenderungan yang
sama untuk menarik pasangan elektron ikatan, dan karena itu akan ditemukan setengah rata-rata
antara kedua atom. Untuk memperoleh jenis ikatan seperti ini, A dan B harus selalu merupakan
atom yang sama. Kamu akan menemukan ikatan seperti ini, sebagai contoh, pada molekul H2
atau Cl2 .
Ikatan seperti ini dapat dikatakan sebagai ikatan kovalen "murni" – dimana elektron dibagikan
secara rata antara dua atom.

Apa yang terjadi jika B sedikit lebih elektronegatif dibandingkan dengan A?

B akan lebih menarik pasangan elektron daripada yang dilakukan oleh A.

Hal ini berarti bahwa ujung ikatan B lebih memberikan kerapatan elektron dibandingkan dengan
A dan karena itu menjadikannya sedikit negatif. Pada waktu yang bersamaan, ujung A (lebih
pendek elektron) menjadi sedikit positif. Pada diagram, " " (dibaca "delta") berarti "sedikit" –
dimana + berarti "sedikit positif".
.
Pendefinisian ikatan polar

Berikut ini digambarkan ikatan polar. Ikatan polar merupakan ikatan kovalen yang mana
terdapat pemisahan muatan antara ujung yang satu dengan ujung yang lain – dengan kata lain
salah satu ujung sedikit positif dan ujung yang lainnya sedikit negatif. Contohnya termasuk
kebanyakan ikatan kovalen. Ikatan hidrogen-klor pada HCl atau ikatan hidrogen-oksigen pada air
adalah ikatan yang khas.

Apa yang terjadi jika B lebih elektronegatif dibandingkan dengan A?

Pada kasus ini, pasangan elektron digeser ke sebelah kanan sampai ujung ikatan B. Praktis, A
kehilangan kontrol atas elektron, dan B mengontrol sepenuhnya kedua atom. Terjadilah
pembentukan ion.

“Spektrum” ikatan

Implikasi dari semua ini adalah tidak adanya batasan yang jelas antara ikatan kovalen dan ikatan
ionik. Pada ikatan kovalen murni, elektron diikat pada setengah rata-rata diantara kedua atom.
Pada ikatan polar, elektron sedikit bergeser ke salah satu ujung ikatan.
Seberapa jauh pergeseran terjadi sebelum ikatan dinyatakan sebagai ikatan ionik? Tidak ada
jawaban yang nyata dengan pertanyaan tersebut. Biasanya kamu berfikir natrium klorida sebagai
padatan ionik yang khas, akan tetapi disini natrium tidak sepenuhnya kehilangan kontrol
elektronnya. Karena sifat natrium klorida, bagaimanapun, kita cenderung menghitungnya dengan
ionik murni.
Litium iodida, di lain pihak, akan digambarkan sebagai "ionik dengan beberapa karakter
kovalen". Pada kasus ini, pasangan elektron tidak bergerak masuk secara keseluruhan ke ujung
ikatan iodium. Litium iodida, sebagai contoh, larut dalam pelarut organik seperti etanol – secara
normalnya tidak satupun sesuatu yang bersifat ionik akan seperti ini.

Ringkasan
• Tidak adanya perbedaan elektronegatifitas antara dua atom berperan penting pada ikatan
kovalen non-polar murni.
• Perbedaan elektronegatifitas yang kecil berperan penting pada ikatan kovalen polar.
• Perbedaan elektronegatifitas yang besar berperan penting pada ikatan ionik
Ikatan polar dan molekul polar

Pada molekul yang sederhana seperti HCl, jika ikatan yang terjadi adalah polar, maka secara
keseluruhan molekul juga barsifat polar. Bagaimana dengan molekul yang lebih rumit?

Pada CCl4, tiap ikatan adalah polar.

Molekul secara keseluruhan, bagaimanapun, tidak polar – dalam arti bahwa molekul tersebut
tidak memiliki ujung (atau sisi) yang sedikit negatif dan salah satu yang lain sedikit positif.
Secara keseluruhan molekul bersifat negatif, tetapi tidak terdapat pembagian muatan dari bagian
atas ke bawah, atau dari kanan ke kiri.

Sebaliknya, CHCl3 adalah polar.


Hidrogen pada bagian atas molekul kurang elektronegatif dibandingkan karbon dan karena itu
hidrogen sedikit positif. Hal ini berarti bahwa sekarang molekul sedikit positif “pada bagian
atas” dan sedikit negatif “pada bagian bawah”, dan secara keseluruhan molekul bersifat
polar.

Molekul polar akan “berat sebelah”


Pola susunan elektronegatifitas pada Tabel Periodik

Unsur yang paling elektronegatif adalah fluor. Jika kamu mengingat fakta tersebut, semuanya
menjadi mudah, karena elektronegatifitas selalu naik kearah fluor pada tabel periodik.

Kecenderungan elektronegatifitas sepanjang perioda

Jika kamu membentangkan suatu perioda maka elektronegatifitas akan meningkat. Grafik
menunjukkan harga elektronegatifitas dari natrium sampai klor – kamu dapat mengabaikan
argon. Argon tidak memiliki elektronegatifitas, karena argon tidak membentuk ikatan.

Kecenderungan harga elektronegatifitas seiring dengan menurunnya posisi unsur pada


sebuah golongan

Seiring dengan turunnya posisi dalam sebuah grup, elektronegatifitas menurun. (jika
elektronegatifitas meningkat ke arah fluor, elektronegatifitas harus menurun seiring dengan
turunnya posisi). Grafik menunjukkan pola susunan elektronegatifitas pada golongan 1 dan 7.
Penjelasan pola susunan elektronegatifitas
Daya tarik yang dirasakan oleh pasangan elektron ikatan untuk inti yang khusus tergantung pada
• Jumlah proton pada inti;
• Jarak dari inti;
• Banyaknya rintangan oleh olektron yang lebih dalam
Mengapa elektronegatifitas meningkat sepanjang perioda?

Dengan menganggap natrium pada permulaan perioda 3 dan klor pada bagian akhirnya
(mengabaikan gas mulia, argon). Pikirkan jika natrium klorida berikatan secara kovalen.

Natrium dan klor memiliki elektron ikatan pada tingkat-3. Pasangan elektron dirintangi dari
kedua inti oleh elektron-elektron 1s, 2s dan 2p, tetapi inti klor memiliki 6 proton lebih. Hal ini
tidak mengherankan pasangan elektron digeser sejauh mungkin ke arah klor yang membentuk
ion.

Elektronegatifitas meningkat sepanjang perioda karena jumlah muatan pada inti juga meningkat.
Hal itu menarik pasangan elektron ikatan dengan lebih kuat.

Mengapa elektronegatifitas menurun sejalan dengan menurunnya pososi unsur pada sebuah
golongan?

Pikirkanlah mengenai hidrogen fluorida dan hidrogen klorida

Pasangan ikatan terlindungi dari inti fluor hanya oleh elektron 1s2. Pada kasus klor pasangan
ikatan terlindungi oleh semua elektron 1s22s22p6 .
Pada tiap kasus terdapat tarikan dari pusat fluor atau +7 klor. Akan tetapi fluor memiliki
pasangan ikatan pada tingkat-2 dibandingkan tingkat-3 seperti pada klor. Jika lebih dekat ke inti,
dayatarik semakin besar.

Seiring dengan menurunnya posisi pada suatu golongan, elektronegatifitas menurun karena
pasangan elektron ikatan menjauh dari jangkauan dayatarik inti.

Kemampuan polarisasi ion positif

Apakah yang kami maksud “kemampuan polarisasi (polarising ability)”?

Dalam diskusi sejauh ini, kita berfikiran ion dibangun dari perubahan bentuk dari ikatan kovalen.
Kamu juga akan berfikir seperti itu pada hal yang lain.

Padatan adalah kovalen. Malahan dibayangkan bahwa Alumunium klorida adalah ionik. Karena
alumunium klorida mengandung ion Al3+ dan Cl-.
Ion alumunium berukuran sangat kecil dan dibungkus oleh tiga muatan positif – karena itu
“densitas muatan” sangat tinggi. Dengan mempertimbangkan efek pada setiap elektron
terdekat.

Pada kasus alumunium klorida, pasangan elektron digeser ke arah alumunium sedemikian rupa
sehingga ikatan menjadi kovalen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan polarisasi

Ion positif dapat memiliki pengaruh untuk mempolarisasi (distorsi – perubahan bentuk – secara
elektrik) ion negatif terdekat. Kemampuan polarisasi tergantung pada densitas muatan pada ion
positif.

Kemampuan polarisasi meningkat sejalan dengan ion positif yang mengecil dan jumlah muatan
yang membesar.

Selama ion negatif membesar, ion negatif tersebut menjadi lebih mudah untuk dipolarisasi.
Sebagai contoh, pada ion iodida, I-, elektron terluar terletak pada tingkat-5 – relatif renggang dari
inti.

Ion positif akan lebih efektif dalam menarik pasangan elektron dari ion iodida dibandingkan
dengan ion yang sama, katakanlah, ion fluorida yang mana lebih dekat ke inti.

Alumunium iodida adalah kovalen karena pasangan elektron lebih mudah untuk dipaksa pergi
dari ion iodida. Dilain pihak, alumunium fluorida adalah ionik karena ion alumunium tidak bisa
mempolarisasi ion fluorida yang berukuran kecil dengan cukup untuk membentuk ikatan kovalen

Ikatan Koordinasi (Kovalen Dativ)


Halaman ini menjelaskan apa yang dimaksud dengan ikatan koordinasi (juga disebut dengan
kovalen dativ). Kamu membutuhkan pemahaman yang baik tentang ikatan kovalen sederhana
sebelum kamu memulainya
Ikatan Koordinasi (kovalen dativ)

Ikatan kovalen terbentuk melalui dua atom yang saling membagikan (sharing) pasangan elektron.
Atom berikatan satu sama lain karena pasangan elektron ditarik oleh kedua inti atom.

Pada pembentukan ikatan kovalen yang sederhana, tiap atom mensuplai satu elektron pada ikatan
– tetapi hal itu tidak terjadi pada kasus disini. Ikatan koordiansi (biasa juga disebut dengan ikatan
kovalen dativ) adalah ikatan kovalen (penggunaan bersama pasangan elektron) yang mana kedua
elektron berasal dari satu atom.

Untuk memudahkan halaman ini, kita akan menggunakan istilah ikatan koordinasi ? tetapi jika
kamu lebih menyukai untuk mengebutnya dengan ikatan kovalen dativ, itu bukanlah suatu
masalah!

Reaksi antara amonia dan hidrogen klorida

Jika kedua gas tak berwarna tersebut dicampurkan, maka akan terbentuk padatan berwarna putih
seperti asap amonium klorida.

Ion amonium, NH4+, terbentuk melalui transfer ion hidrogen dari hidrogen klorida ke pasangan
elektron mandiri pada molekul amonia.

Ketika ion amonium, NH4+, terbentuk, empat hidrogen ditarik melalui ikatan kovalen dativ,
karena hanya inti hidrogen yang ditransferkan dari klor ke nitrogen. Elektron kepunyaan
hidrogen tertinggal pada klor untuk membentuk ion klorida negatif.
Sekali saja ion amonium terbentuk hal ini menjadikannya tidak mungkin untuk membedakan
antara kovalen dativ dengan ikatan kovalen biasa. Meskipun elektron ditunjukkan secara
berlainan pada diagram, pada kenyataannya tidak ada perbedaan diantara keduanya.

Penggambaran ikatan koordinasi

Pada diagram yang sederhana, ikatan koordinasi ditunjukkan oleh tanda panah. Arah panah
berasal dari atom yang mendonasikan pasangan elektron mandiri menuju atom yang
menerimanya.

Proses pelarutan hidrogen klorida di air untuk membuat asam hidroklorida


Terjadi sesuatu hal yang mirip. Ion hidrogen (H+) ditransferkan dari klor ke salah satu pasangan
elektron mandiri pada atom oksigen.

Ion H3O+ sering kali disebut dengan ion hidroksonium, ion hidronium atau ion oksonium.

Pada pelajaran pengantar kimia, meskipun kamu berbicara tentang ion hidrogen (sebagai contoh
pada asam), kamu sesungguhnaya membicarakan mengenai ion hidroksonium. Ion hidrogen
secara sederhana adalah sebuah proton, dan terlalu reaktif untuk eksis dalam bentuk yang
sebenarnya pada tabung reaksi.

Jika kamu menuliskan ion hidrogen dengan H+(aq), "(aq)" menunjukkan molekul air yang mana
ion hidrogen tertarik pada molekul air tersebut. Ketika ion hidrogen bereaksi dengan sesuatu
(alkali, misalnya), secara sederhana ion hidrogen menjadi terlepas dari molekul air lagi.

Catatan bahwa sekali saja ikatan koordinasi terbentuk, semua atom hidrogen yang menempel
pada oksigen semuanya sepadan. Ketika ion hidrogen diuraikan kembali, ion hidrogen dapat
menjadi yang tiga.

Reaksi antara amonia dan boron trifluorida, BF3

Jika sebelumnya kamu membaca halaman sebelumnya mengenai ikatan kovalen, kamu dapat
mengingat bahwa boron trifluorida merupakan suatu senyawa yang tidak memiliki struktur gas
mulia di sekeliling atom boronnya. Boron hanya mempunyai 3 pasangan elektron pada tingkat
ikatannya, sedangkan boron sendiri memiliki ruangan untuk ditempati 4 pasang elektron. BF3
digambarkan sebagai molekul yang kekurangan elektron.

Pasangan elektron mandiri pada nitrogen dari molekul amonia dapat digunakan untuk
menanggulangi kekurangan ini, dan senyawa yang terbentuk melibatkan ikatan koordinasi.

Penggunaan garis untuk menunjukkan ikatan, hal ini dapat digambarkan dengan lebih sederhana
sebagai:

Diagram yang kedua menunjukkan cara lain yang dapat kamu gunakan untuk menggambarkan
ikatan koordinasi. Ujung nitrogen pada ikatan menjadi positif karena pasangan elektron bergerak
menjauh dari nitrogen menuju ke arah boron ? yang karena itu menjadi negatif. Kita tidak akan
menggunakan metode ini lagi ? metode ini lebih membingungkan dibandingkan dengan metode
yang hanya menggunakan tanda panah.
Struktur alumunium klorida

Alumunium klorida menyublim (berubah dari keadaan padat menjadi gas) pada suhu sekitar
180°C. Jika senyawa ini mengandung ion maka senyawa ini akan memiliki titik leleh dan titik
didih yang tinggi karena dayatarik yang kuat antara ion positif dengan ion negatif. Akibat hal ini
ketika alumunium klorida menyublim pada temperatur yang relatif rendah, maka harus kovalen.
Diagram titik-silang menunjukkan elektron terluar saja.
AlCl3, seperti BF3, merupakan molekul yang kekurangan elektron. Keduanya mirip, karena
alumunium dan boron terletak pada golongan yang sama pada tabel periodik, sama halnya juga
dengan fluor dan klor.

Pengukuran massa atom relatif rumus alumunium klorida menunjukkan bahwa rumus
alumunium klorida dalam bentuk uap pada temperatur sublimasi bukan AlCl3, melainkan Al2Cl6.
Alumuniun klorida eksis sebagai dimer (dua molekul bergabung menjadi satu). Ikatan antara dua
molekul ini merupakan ikatan koordinasi, penggunaan pasangan elektron mandiri pada atom
klor. Tiap-tiap atom klor memiliki tiga pasangan elektron mandiri, akan tetapi hanya dua yang
penting saja yang ditunjukkan pada diagram.

Energi dilepaskan ketika dua ikatan koordinasi terbentuk, dan karena itu dimer lebih stabil
dibandingkan dua molekul AlCl3 yang terpisah.
Ikatan pada ion logan yang terhidrasi

Molekul air ditarik dengan kuat ke arah ion dalam larutan – molekul air berkelompok di
sekeliling ion positif atau ion negatif. Pada banyak kasus, dayatarik yang terjadi sangat besar
yang mana terjadi pembentukan ikatan formal, dan ini hampir selalu benar pada semua ion
logam positif. Ion dengan molekul air yang tertarik dinyatakan sebagai ion terhidrasi.
Meskipun alumunium klorida kovalen, ketika alumunium klorida dilarutkan dalam air, dapat
terbentuk ion. Ikatan enam molekul air pada alumunium menghasilkan sebuah ion dengan rumus
kimia Al(H2O)63+. Ion ini disebut ion heksaaquoalumunium – yang diterjemahkan sebagai enam
("hexa") molekul air (“aquo”) yang membungkus ion aluminium.

Ikatan yang terjadi disini (dan juga ion yang sejenis yang terbentuk dari sebagian besar logam
yang lain) adalah koordinasi (kovalen dativ) dengan menggunakan pasangan elektron mandiri
pada molekul air.

Aluminium adalah 1s22s22p63s23px1. Ketika terbentuk ion Al3+ alumunium kehilangan elektron
pada tingkat ketiga menghasilkan 1s22s22p6.
Hal tersebut berarti bahwa semua orbital tingkat-3 sekarang menjadi kosong. Alumunium
mereorganisasi (hibridisasi) enam orbital (3s, tiga 3p, dan dua 3d) untuk menghasilkan enam
orbital baru yang semuanya memiliki energi yang sama. Keenam orbital hibrida tersebut
menerima pasangan elektron mandiri dari enam molekul air.
Kamu mungkin heran kenapa alumunium memilih untuk menggunakan enam orbital
dibandingkan empat atau delapan atau berapapun. Enam merupakan angka maksimal bagi
molekul air yang memungkinkan untuk tepat mengelilingi ion alumunium (dan juga kebanyakan
ion logan). Dengan membentuk jumlah ikatan maksimal, kondisi ini melepaskan paling banyak
energi dan karena itu menjadikan paling stabil secara energetik. .

Hanya satu pasangan elektron mandiri yang ditunjukkan pada tiap molekul. Pasangan elektron
mandiri yang lain terletak menjauh dari alumunium dan karena itu tidak terlibat dalam ikatan.
Ion yang dihasilkan terlihat seperti ini:

Karena pergerakan elektron mengarah ke tengah ion, muatan 3+ tidak lagi berlokasi sepenuhnya
pada alumunium, tetapi sekarang melebar meliputi keseluruhan ion.
Dua molekul lebih
Karbon monoksida, CO
Karbon monoksida dapat diperhatikan sebagai molekul yang memiliki dua ikatan kovalen biasa
antara karbon dan oksigen ditambah ikatan koordinasi dengan menggunakan pasangan elektron
mandiri pada atom oksigen.

Asam nitrat, HNO3


Pada kasus ini, satu atom oksigen dapat tertarik pada nitrogen melalui ikatan koordinasi dengan
menggunakan pasangan elektron mandiri pada atom nitrogen.
Pada faktanya struktur seperti ini menyesatkan karena memberikan kesan bahwa dua atom
oksigen pada bagian sebelah kanan diagram bergabung ke atom nitrogen dengan cara yang
berbeda. Kedua ikatan merupakan ikatan yang identik pada panjang dan kekuatannya, dan karena
itu penata-ulangan elektron harus identik. Tidak ada cara untuk menunjukan hal ini dengan
mengunakan gambar titik-silang. Ikatan mengalami delokalisasi.

Ikatan Kovalen – Ikatan Tunggal


Tinjauan sederhana mengenai ikatan kovalen

Pentingnya struktur gas mulia

Pada tingkatan yang sederhana seberapa penting struktur gas mulia terletak pada struktur
elektronik gas mulia seperti neon atau argon yang memiliki delapan elektron pada tingkat energi
terluarnya (atau dua elektron pada kasus helium). Struktur gas mulia tersebut merupakan gagasan
secara keseluruhan dalam suatu cara "yang diinginkan" untuk menjelaskan atom supaya
dimengerti.

Kamu mungkin akan memperoleh kesan yang kuat bahwa ketika atom-atom bereaksi satu sama
lain, atom-atom tersebut berusaha untuk mencapai struktur gas mulia.

Setelah dicapai struktur gas mulia melalui pen-transfer-an elektron dari satu atom ke atom yang
lainnya seperti pada ikatan ionik, hal ini juga memungkinkan bagi atom untuk mencapai struktur
yang stabil melalui pembagian (sharing) elektron untuk menghasilkan ikatan kovalen.

Beberapa molekul kovalen yang sangat sederhana

Klor

Sebagai contoh, dua atom klor dapat mencapai struktur stabil melalui pembagian (sharing)
elektron tunggal yang tidak berpasangan yang mereka miliki seperti pada diagram.
Kenyataan bahwa satu atom klor digambarkan dengan elektron yang ditulis dengan tanda silang
dan atom yang lainnya dengan tanda titik adalah bentuk penyederhanaan untuk menunjukkan
dari mana saja semua elektron itu berasal. Pada kenyataannya tidak ada perbedaan diantara
keduanya.

Dua atom klor dapat dikatakan bergabung malalui ikatan kovalen. Alasan bahwa kedua atom
klor tetap bersatu adalah pasangan elektron yang sudah dibagikan (shared) ditarik menuju inti
kedua atom klor.
.
Hidrogen

Atom hidrogen hanya mambutuhkan dua elektron pada level terluarnya untuk mencapai struktur
gas mulia helium. Sekali lagi, ikatan kovalen mengikat dua atom secara bersamaan karena
pasangan elektron ditarik menuju kedua inti.
Hidrogen klorida

Hidrogen memiliki struktur helium, dan klor memiliki struktur argon.

Ikatan kovalen

Kasus yang terjadi disini tidak berbeda dari tinjauan yang sederhana

Satu hal yang perlu diubah adalah terlalu tergantung pada konsep struktur gas mulia.
Kebanyakan dari molekul sederhana yang kamu gambarkan pada faktanya seluruhnya memiliki
atom dengan struktur gas mulia.

Sebagai contoh:
Setara dengan molekul yang lebih rumit seperti PCl3, tidak terdapat masalah. Pada kasus ini,
hanya elektron terluar saja yang ditunjukkan untuk tujuan penyederhanaan. Tiap atom pada
struktur ini memiliki elektron pada lapisan yang lebih dalam 2,8. Sekali lagi, semuanya yang ada
memiliki struktur gas mulia.

Kasus dimana tinjauan sederhana melepaskan permasalahan

Boron trifluorida, BF3

Sebuah atom boron hanya memiliki 3 elektron pada tingkat terluarnya, dan kondisi ini tidak
memungkinkan bagi boron untuk untuk mencapai struktur gas mulia melalui sharing elektron
yang sederhana. Apakah ini suatu masalah? Tidak. Boron membentuk jumlah ikatan yang
maksimum yang dapat dilakukannya pada keadaan ini, dan struktur ini merupakan struktur yang
benar.

Sejumlah energi dilepaskan ketika terbentuknya ikatan kovalen. Karena energi menghilang dari
sistem maka hal ini menjadikannya lebih stabil setelah terbentuknya seluruh ikatan kovalen. Hal
ini diikuti, oleh karena itu, atom akan cenderung untuk membentuk ikatan kovalen sebanyak
mungkin. Pada kasus boron dalam BF3, tiga ikatan yang terbentuk merupakan suatu
kemungkinan yang maksimum karena boron hanya memiliki 3 elektron untuk dibagikan ke yang
lain.
Fosfor(V) klorida, PCl5
Pada kasus fosfor lima ikatan kovalen adalah sesuatu hal yang memungkinkan – seperti pada
PCl5.

Fosfor membentuk dua senyawa klorida – PCl3 and PCl5. Ketika fosfor dibakar dalam klor
keduanya dapat terbentuk – produk utama yang dihasilkan tergantung pada seberapa banyak klor
yang digunakan. Kita sudah melihat struktur dari PCl3.

Diagram PCl5 (seperti diagram PCl3 sebelumnnya) hanya menunjukkan elektron terluarnya saja.

Harus diperhatikan bahwa fosfor sekarang memiliki 5 pasang elektron pada tingkat terluarnya –
tentu saja tidak memenuhi struktur gas mulia. Kamu dapat menggambarkan PCl3 pada tingkatan
GCSE dengan memuaskan, tetapi akan terlihat menghkawatirkan untuk menggambarkan PCl5.

Kenapa kadang-kadang fosfor melepaskan diri dari struktur gas mulia dan membentuk lima
ikatan? Supaya dapat menjawab pertanyaan tersebut kita perlu menjelajahi terlebih dahulu batas-
batas A’level syllabuses. Hal ini jangan dijadikan penghalang! Hal ini tidak terlalu sulit, dan ini
sangat berguna jika kamu mencoba untuk memahami ikatan pada beberapa senyawa organik
yang penting.

Tinjauan yang lebih rumit mengenai ikatan kovalen

Ikatan pada metana, CH4


Apakah ada yang salah dengan gambar titik-silang ikatan pada metana?

Kita memulainya dengan metana karena metana merupakan kasus yang paling sederhana yang
menggambarkan ringkasan dari proses yang rumit. Kamu akan mengingat bahwa gambar titik-
silang metana akan tampak seperti berikut.

Terdapat ketidakcocokan yang cukup serius antara struktur diatas dan struktur modern dari
karbon,, 1s22s22px12py1. Struktur modern menunjukkan bahwa terdapat 2 elektron tidak
berpasangan untuk dibagikan (share) kepada hidrogen, sebagai pengganti 4 elektron yang
dibutuhkan.

Kamu dapat melihat hal berikutnya dengan lebih mudah yaitu dengan menggunakan notasi
elektron dalam kotak. Hanya tingkat-2 saja yang ditunjukkan. Elektron 1s2 terletak terlalu
kedalam atom untuk dilibatkan dalam ikatan. Hanya elektron 2p yang secara langsung dapat
digunakan untuk sharing elektron. Kemudian kenapa metana bukan CH2?
Promosi elektron

Ketika ikatan terbentuk, energi dilepaskan dan sistem menjadi lebih stabil. Jika karbon lebih
membentuk 4 ikatan dibanding 2 ikatan, dua kali lipat energi dilepaskan dan karena itu molekul
yang dihasilkan menjadi lebih stabil.

Hanya terdapat perbedaan energi yang kecil antara orbital 2p dan 2s, dan karena itu menjadikan
karbon untuk menyediakan sejumlah kecil energi untuk mempromosikan elektron dari 2s ke 2p
yang kosong untuk memberikan 4 elektron tidak berpasangan. Kelebihan energi dilepaskan
ketika pembentukan ikatan lebh dari sekedar untuk menggantikan energi yang masuk.
Sekarang kita memiliki 4 elektron tak berpasangan yang siap untuk berikatan, muncul masalah
yang lain. Pada metana semua ikatan karbon-hidrogen adalah identik, akan tetapi elektron yang
kita miliki berada pada dua orbital yang berbeda. Kamu tidak akan memperoleh empat ikatan
yang identik kecuali kamu memulainya dari empat orbital yang identik.
Hibridisasi

Elektron tersusun kembali dengan sendirinya dalam proses yang disebut dengan hibridisasi.
Proses hibridisasi mereorganisasi elektron menjadi empat orbital hibrida yang identik yang
disebut dengan orbital hibrida sp3 (karena orbital hibrida tersebut berasal dari satu orbital s dan
tiga orbital p). Kamu harus membaca "sp3" dengan "s p tiga" – bukan "s p kubik".

Orbital hibrida sp3 terlihat sedikit seperti setengah bagian orbital p, dan orbital-orbiatal tersebut
tersusun kembali dengan sendirinya dalam jarak tertentu karena itu terpisah sejauh mungkin.
Kamu dapat menggambarkan inti pada pusat tetrahedron (piramida dasar segitiga) dengan
orbital-orbital yang mengarah ke sudut. Supaya lebih jelas, inti digambarkan dengan ukuran yang
jauh lebih besar dari ukuran sebenarnya.
Apa yang terjadi ketika ikatan terbentuk?
Harus diingat bahwa elektron yang dimiliki oleh hidrogen terletak pada orbital 1s ? jarak daerah
simetris berbentuk bola di sekeliling inti dimana terdapat kemungkinan (katakanlah 95%) untuk
menemukan elektron. Ketika ikatan kovalen terbentuk, orbital atomik (orbital pada tiap atom)
bergabung untuk menghasilkan orbital molekul yang baru yang mengandung pasangan elektron
yang menimbulkan ikatan.

Empat orbital molekul terbentuk, terlihat seperti hibrida sp3, tetapi dengan inti hidrogen melekat
pada tiap cuping. Tiap orbital mengikat 2 elektron yang telah kita gambarkan sebelumnya
dengan tanda titik dan silang.

Prinsipnya meliputi – promosi elektron jika dibutuhkan, kemudian hibridisasi, diikuti dengan
pembentukan orbital molekul – dapat diaplikasikan pada tiap molekul yang berikatan kovalen.
Ikatan pada fosfor klorida, PCl3 dan PCl5

Apakah ada yang salah dengan tinjauan sederhana mengenai PCl3?

Diagram berikut hanya menunjukkan elektron (ikatan) terluar saja


Tidak ada yang salah dalam hal ini! (meskipun tidak ada catatan untuk bentuk molekul
sebagaimana mestinya). Jika kamu meninjau hal ini dengan tinjauan yang lebih modern,
alasannya akan seperti ini:

Fosfor memiliki struktur elektronik 1s22s22p63s23px13py13pz1. Jika kita hanya memperhatikan


elektron terluar seperti “elektron dalam kotak” maka:

Terdapat tiga elektron tak berpasangan yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan dengan
tiga atom klor. Keempat orbital tingkat-3 mengalami hibridisasi untuk menghasilkan empat
hibrida sp3 yang sebanding seperti pada karbon – kecuali salah satu diantara orbital hibrida
tersebut mengandung pasangan elektron mandiri.

Masing-masing dari ketiga atom klor tersebut kemudian membentuk ikatan kovalen dengan
menggabungkan orbital atomik yang mengandung elektron tak berpasangan dengan salah satu
elektron yang tak berpasangan yang dimiliki fosfor untuk membentuk 3 orbital molekul.
Kamu mungkin heran apakah semuanya ini cukup menyulitkan! Sebenarnya tidak! Kesulitan ini
hanya dengan PCl5 saja.

Apakah ada yang salah dengan tinjauan sederhana tentang PCl5?

Kamu akan mengingat bahwa gambar titik-silang PCl5 terlihat aneh karena fosfor tidak berakhir
pada kondisi yang sama dengan struktur gas mulia. Diagram berikut juga hanya menunjukkan
elektron terluar saja.
Pada kasus ini, tinjauan yang lebih modern membuat sesuatu kelihatan lebih baik dengan
menghilangkan segala sesuatu yang menimbulkan kekhawatiran tentang struktur gas mulia.
Jika fosfor membentuk PCl5 maka yang pertama dilakuakan adalah menurunkan 5 elektron tak
berpasangan. Hal ini berlangsung melalui promosi salah satu elektron pada orbital 3s ke orbital
yang memiliki energi lebih tinggi berikutnya.
Orbital yang memiliki energi lebih tinggi yang mana? Salah satu orbital 3d. Kamu mungkin
mengira hal tersebut menggunakan orbital 4s karena orbital ini yang pertama diisi sebelum 3d
ketika atom disusun dari awal. Tidak begitu! Berbeda ketika kamu menyusun atom pada tempat
pertama, orbital 3d selalu dihitung sebagai orbital yang memiliki energi lebih rendah.

Hal ini membiarkan fosfor dengan susunan elektron:

Sekarang elektron tingkat-3 disusun ulang (terhibridisasi) dengan sendirinya untuk memberikan
orbital hibrida, semuanya memiliki energi yang setara. Orbital-orbital tersebut disebut dengan
hibrida sp3d karena menunjukkan asal mula orbital hibrida tersebut.

Elektron di tiap orbital tersebut kemudian berbagi (share) ruang dengan elektron dari lima atom
klor untuk membuat lima orbital molekul yang baru – dan karena itu terbentuk lima ikatan
kovalen.
Kenapa fosfor membentuk kelebihan dua ikatan? Ini berawal dari penggunaan sejumlah energi
untuk mempromosikan elektron, yang mana lebih disukai daripada mengantinya kembali ketika
terjadi pembentukan ikatan yang baru. Secara sederhana, hal ini menguntungkan secara energetik
bagi fosfor untuk membentuk kelebihan ikatan.

Keuntungan dari pendapat seperti ini terletak pada suatu jalur yang mengabaikan pertanyaan
secara menyeluruh apakah kamu dapat memperoleh struktur gas mulia, dan karena itu kamu
tidak perlu khawatir tentang hal ini.

Senyawa non-eksis – NCl5

Nitrogen berada pada golongan yang sama dengan fosfor pada tabel periodik, dan kamu mungkin
mengira bahwa nitrogen membentuk senyawa yang sama. Pada faktanya, tidak terbentuk!
Sebagai contoh, keberadaan senyawa NCl3 itu ada, tetapi tidak dengan NCl5.

Nitrogen memiliki struktur elektronik 1s22s22px12py12pz1. Alasan kenapa NCl5 tidak eksis adalah
nitrogen membentuk lima ikatan, nitrogen dapat mempromosikan salah satu elektron 2s.
Masalahnya adalah tidak terdapat orbital 2d untuk mempromosikan elektron ke dalamnya – dan
perbedaan energi ke tingkat berikutnya (orbital 3s) terlalu besar.

Pada kasus ini, kemudian, energi dilepaskan ketika kelebihan ikatan yang terbentuk tidak cukup
untuk menggantikan energi yang diperlukan untuk mempromosikan elektron – dan karena itu
promosi elektron tidak terjadi.
Atom akan membentuk banyak ikatan sebanyak yang mungkin dan ini menguntungkan secara
energetik.

Ikatan Ionik (Elektrovalen)


Tinjauan sederhana mengenai ikatan ionik

Pentingnya struktur gas mulia

Seberapa penting struktur gas mulia adalah terletak pada struktur elektronik gas mulia seperti
neon atau argon yang memiliki delapan elektron pada tingkat energi terluarnya (atau dua
elektron pada kasus helium). Struktur gas mulia tersebut merupakan gagasan secara keseluruhan
dalam suatu cara “yang diinginkan” untuk menjelaskan atom supaya dimengerti.

Kamu mungkin akan menangkap kesan yang kuat bahwa ketika atom-atom bereaksi, atom-atom
tersebut berusaha untuk mengorganisasi sesuatu hal tertentu seperti tingkat energi terluarnya
supaya terisi penuh atau kosong sama sekali.Ikatan ionik pada natrium klorida

Natrium (2,8,1) memiliki satu elektron lebih banyak dibandingkan struktur gas mulia (2,8). Jika
natrium tersebut memberikan kelebihan elektron tersebut maka natrium akan menjadi lebih
stabil.

Klor (2,8,7) memiliki satu elektron lebih sedikit dibandingkan struktur gas mulia (2,8,8). Jika
klor tersebut memperoleh satu elektron dari tempat yang lain maka klor juga akan menjadi lebih
stabil.
Jawabannya sangatlah jelas. Jika atom natrium memberikan satu elektron ke atom klor, maka
keduanya akan menjadi lebih stabil

Natrium telah kehilangan satu elektron, karena itu natrium tidak lagi memiliki jumlah elektron
dan proton yang sebanding. Karena natrium memiliki jumlah proton satu lebih banyak dibanding
jumlah elektron, maka natrium memiliki muatan 1+. Jika elektron dihilangkan dari sebuah atom,
maka terbentuk ion positif.

Ion positif kadang-kadang disebut dengan kation.

Klor memperoleh sebuah elektron, karena itu klor memiliki jumlah elektron satu lebih banyak
dibanding jumlah proton. Karena itu klor memiliki muatan 1-. Jika elektron diperoleh oleh
sebuah atom, maka terbentuk ion negatif.

Ion negatif kadang-kadang disebut anion.


Khuluk (sifat alami) ikatan

Ion natrium dan ion klorida berikatan satu sama lain melalui dayatarik elektrostatik yang kuat
antara muatan positif dengan muatan negatif.

Rumus kimia natrium klorida

Kamu membutuhkan satu atom natrium untuk menyediakan kelebihan elektron bagi satu atom
klor, karena itu keduanya bergabung secara bersamaan dengan perbandingan 1:1. Karena itu
rumus kimianya adalah NaCl.

Contoh yang lain mengenai ikatan ionik

magnesium oksida

Sekali lagi, terbentuk struktur gas mulia, dan magnesium oksida berikatan satu sama lain melalui
dayatarik yang sangat kuat antara kedua ion. Ikatan ionik yang terbentuk lebih kuat dibandingkan
dengan ikatan ionik pada natrium klorida karena pada kondisi ini kamu memiliki ion 2+ yang
menarik ion 2-. Muatan lebih besar, dayatarik lebih besar.

Rumus kimia magnesium oksida adalah MgO.

kalsium klorida
Saat ini kamu membutuhkan dua atom klor untuk digunakan oleh dua elektron terluar pada
kalsium. Karena itu rumus kimia kalsium klorida adalah CaCl2.

kalium oksida

Sekali lagi, terbentuk struktur gas mulia. Dibutuhkan dua atom kalium untuk mensuplai
kebutuhan elektron oksigen. Rumus kimia kalium oksida adalah K2O.

Tinjauan Mengenai Ikatan Ionik


• Elektron ditransferkan dari satu atom ke atom yang lain sebagai hasil pembentukan ion
positif dan ion negatif.
• Dayatarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif mengikat senyawa secara
bersama-sama.
Jadi apa yang baru? Pada intinya – tidak. Yang perlu diubah adalah tinjauan dimana terdapat
suatu yang menarik mengenai struktur gas mulia. Banyak sekali ion yang tidak memiliki struktur
gas mulia dibandingkan dengan yang memiliki struktur gas mulia.

Beberapa ion yang lazim dijumpai yang tidak memiliki struktur gas mulia

Kamu dapat menjumpai beberapa ion berikut pada pelajaran tingkat dasar. Semua ion tersebut
bersifat sangat stabil, tetapi tidak satupun yang memiliki struktur gas mulia.

Fe3+ [Ar]3d5
Cu2+ [Ar]3d9
Zn2+ [Ar]3d10
Ag+ [Kr]4d10
Pb2+ [Xe]4f145d106s2
Gas mulia (kecuali helium) memiliki struktur elektronik terluar ns2np6.
Selain beberapa unsur pada permulaan deret transisi (skandium membentuk Sc3+ dengan struktur
argon, sebagai contohnya), semua unsur transisi dan setiap logam mengikuti deret transisi
(seperti timah dan timbal pada golongan 4, sebagai contohnya) akan memiliki struktur seperti
yang disebutkan diatas.

Hal itu berarti bahwa hanya unsur-unsur yang terletak pada golongan 1 dan golongan 2 pada
tabel periodik (terlepas dari hal aneh seperti skandium) dan alumunium pada golongan 3 saja
yang dapat membentuk ion positif dengan struktur gas mulia (boron pada golongan 3 tidak dapat
membentuk ion).

Ion negatif lebih teratur! Unsur-unsur yang terletak pada golongan 5,6 dan 7 yang membentuk
ion negatif sederhana semuanya memiliki struktur gas mulia.

Jika unsur-unsur tidak membentuk struktur gas mulia ketika membentuk ion, bagaimana cara
menentukan seberapa banyak elektron yang ditransferkan? Jawabannya terletak pada proses
energetika pembentukan senyawa.
Bagaimana cara menentukan muatan yang terdapat pada ion?

Unsur-unsur bergabung untuk membentuk senyawa yang se-stabil mungkin – senyawa yang
menghasilkan energi paling besar pada saat proses pembentukannya. Lebih besar muatan ion
positif yang dimiliki, menghasilkan dayatarik yang lebih besar terhadap ion negatif. Daya tarik
yang lebih besar, maka lebih banyak energi yang dilepaskan ketika ion-ion bergabung.

Hal ini berarti bahwa selama unsur membentuk ion positif akan cenderung untuk memberikan
elektron sebanyak mungkin.

Dibutuhkan energi untuk menghilangkan elektron dari atom. Energi ini disebut dengan energi
ionisasi. Semakin banyak elektron yang kamu hilangkan, total energi ionisasi menjadi semakin
besar. Pada akhirnya energi ionisasi total yang dibutuhkan menjadi sangat besar yang mana
energi yang dilepaskan ketika terjadi dayatarik antara ion positif dan ion negatif tidak cukup
besar untuk menutupinya.

Unsur-unsur membentuk ion yang menghasilkan senyawa yang paling stabil – yaitu senyawa
yang melepaskan energi paling banyak secara keseluruhan (over-all).

Sebagai contoh, kenapa kalsium klorida CaCl2 lebih mudah terbentuk dibandingkan dengan CaCl
atau CaCl3?

Jika satu mol CaCl (mengandung ion Ca+) terbentuk dari unsurnya, sesuatu hal yang
memungkinkan untuk memperkirakan bahwa dihasilkan kalor sekitar 171 kJ.

Akan tetapi, pembuatan CaCl2 (mengandung ion Ca2+) melepaskan lebih banyak kalor. Kamu
dapat memperoleh 795 kJ. Kelebihan jumlah kalor yang dihasilkan menjadikan senyawa lebih
stabil, hal inilah yang menyebabkan kenapa kamu akan lebih mudah memperoleh CaCl2
dibandingkan CaCl.

Bagaimana dengan CaCl3 (mengandung ion Ca3+)? Untuk membuat satu mol senyawa ini, kamu
dapat memperkirakan bahwa kamu membutuhkan 1342 kJ. Hal ini menjadikan senyawa menjadi
sangat tidak stabil. Kenapa begitu banyak energi yang dibutuhkan untuk membuat CaCl3? Hal ini
karena energi ionisasi ketiga (energi yang diperlukan untuk menghilangkan elektron yang ketiga)
sangat tinggi (4940 kJ mol-1) karena elektron yang dihilangkan berasal dari tingkat-3
dibandingkan daripada elektron dari tingkat-4. Karena elektron lebih dekat ke inti dibandingkan
dua elektron pertama yang dihilangkan, hal ini menghasilkan tarikan yang lebih kuat.
Argumentasi yang sama digunakan untuk ion negatif. Sebagai contoh, oksigen dapat lebih
mudah membentuk ion O- dibandingkan ion O- atau ion O3-, karena senyawa yang mengandung
ion O2- menjadikan senyawa tersebut paling stabil secara energetik.

Konfigurasi Elektron
Halaman ini menjelaskan bagaimana menuliskan konfigurasi elektron menggunakan notasi s,p
dan d.

Konfigurasi elektron dari atom


Hubungan antara orbital dengan tabel periodik

Kita akan melihat bagaimana cara menuliskan konfigurasi elektron sampai pada orbital d.
Halaman ini akan menjelaskan konfigurasi berdasarkan tabel periodik sederhana di atas ini dan
selanjutnya pengaplikasiannya pada konfigurasi atom yang lebih besar.
Periode Pertama
Hidrogen hanya memiliki satu elektron pada orbital 1s, kita dapat menuliskannya dengan 1s1 dan
helium memiliki dua elektron pada orbital 1s sehingga dapat dituliskan dengan 1s2

Periode kedua
Sekarang kita masuk ke level kedua, yaitu periode kedua. Elektron litium memenuhi orbital 2s
karena orbital ini memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital 2p. Litium memiliki
konfigurasi elektron 1s22s1. Berilium memiliki elektron kedua pada level yang sama – 1s22s2.
Sekarang kita mulai mengisi level 2p. Pada level ini seluruhnya memiliki energi yang sama,
sehingga elektron akan menempati tiap orbital satu persatu.
B 1s22s22px1
C 1s22s22px12py 1
N 1s22s22px12py 12pz1
Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah pasangan dengan elektron tunggal yang
sebelumnya menempati orbital.
O 1s22s22px22p y12pz1
F 1s22s22px22py 22pz1
Ne 1s22s22px22py 22pz2
Kita dapat melihat di sini bahwa semakin banyak jumlah elektron, semakin merepotkan bagi kita
untuk menuliskan struktur elektron secara lengkap. Ada dua cara penulisan untuk mengatasi hal
ini dan kita harus terbiasa dengan kedua cara ini.
Cara singkat pertama : Seluruh variasi orbital p dapat dituliskan secara bertumpuk. Sebagai
contoh, flor dapat ditulis sebagai 1s22s22p5, dan neon sebagai 1s22s22p6.
Penulisan ini biasa dilakukan jika elektron berada dalam kulit dalam. Jika elektron berada dalam
keadaan berikatan (di mana elektron berada di luar atom), terkadang ditulis dalam cara singkat,
terkadang dengan cara penuh.
Sebagai contoh, walaupun kita belum membahas konfigurasi elektron dari klor, kita dapat
menuliskannya sebagai 1s22s22p63s23px23p y23pz1.
Perhatikan bahwa elektron-elektron pada orbital 2p bertumpuk satu sama lain sementara orbital
3p dituliskan secara penuh. Sesungguhnya elektron-elektron pada orbital 3p terlibat dalam
pembentukan ikatan karena berada pada kulit terluar dari atom, sementara elektron-elektron pada
2p terbenam jauh di dalam atom dan hampir bisa dikatakan tidak berperan sama sekali.
Cara singkat kedua : Kita dapat menumpukkan seluruh elektron-elektron terdalam dengan
menggunakan, sebagai contoh, simbol [Ne]. Di dalam konteks ini, [Ne] berarti konfigurasi
elektron dari atom neon -dengan kata lain 1s22s22px22py22p z2.
Berdasarkan cara di atas kita dapat menuliskan konfigurasi elektron klor dengan
[Ne]3s23px23py23pz 1.
Periode ketiga
Mulai dari neon, seluruh orbital tingkat kedua telah dipenuhi elekton, selanjutnya kita harus
memulai dari natrium pada periode ketiga. Cara pengisiannya sama dengan periode-periode
sebelumnya, kecuali adalah sekarang semuanya berlangsung pada periode ketiga.
Sebagai contoh :

cara singkat

Mg 1s22s22p63s2 [Ne]3s2

S 1s22s22p63s23px 23py13pz1 [Ne]3s23px23py13p z1

Ar 1s22s22p63s23px 23py23pz2 [Ne]3s23px23py23p z2

Permulaan periode keempat


Sampai saat ini kita belum mengisi orbital tingkat 3 sampai penuh – tingkat 3d belum kita
gunakan. Tetapi kalau kita melihat kembali tingkat energi orbital-orbital, kita dapat melihat
bahwa setelah 3p energi orbital terendah adalah 4s – oleh karena itu elektron mengisinya terlebih
dahulu.

K 1s22s22p63s23p6 4s1
Ca 1s22s22p63s23p6 4s2

Bukti kuat tentang hal ini ialah bahwa elemen seperti natrium ( 1s22s22p63s1 ) dan kalium
( 1s22s22p63s23p64s 1 ) memiliki sifat kimia yang mirip.
Elektron terluar menentukan sifat dari suatu elemen. Sifat keduanya tidak akan mirip bila
konfigurasi elektron terluar dari kalium adalah 3d1.
Elemen blok s dan p

Elemen-elemen pada golongan 1 dari tabel periodik memiliki konfigurasi elektron terluar ns1
(dimana n merupakan nomor antara 2 sampai 7). Seluruh elemen pada golongan 2 memiliki
konfigurasi elektron terluar ns2. Elemen-elemen di grup 1 dan 2 dideskripsikan sebagai elemen-
elemen blok s.
Elemen-elemen dari golongan 3 seterusnya hingga gas mulia memiliki elektron terluar pada
orbital p. Oleh karenanya, dideskripsikan dengan elemen-elemen blok p.
Elemen blok d

Perhatikan bahwa orbital 4s memiliki energi lebih rendah dibandingkan dengan orbital 3d
sehingga orbital 4s terisi lebih dahulu. Setelah orbital 3d terisi, elektron selanjutnya akan mengisi
orbital 4p.
Elemen-elemen pada blok d adalah elemen di mana elektron terakhir dari orbitalnya berada pada
orbital d. Periode pertama dari blok d terdiri dari elemen dari skandium hingga seng, yang
umumnya kita sebut dengan elemen transisi atau logam transisi. Istilah “elemen transisi” dan
“elemen blok d” sebenarnya tidaklah memiliki arti yang sama, tetapi dalam perihal ini tidaklah
menjadi suatu masalah.
Elektron d hampir selalu dideskripsikan sebagai, sebagai contoh, d5 atau d8 – dan bukan ditulis
dalam orbital yang terpisah-pisah. Perhatikan bahwa ada 5 orbital d, dan elektron akan
menempati orbital sendiri sejauh ia mungkin. Setelah 5 elektron menempati orbital sendiri-
sendiri barulah elektron selanjutnya berpasangan.

d5 berarti

d8 berarti
Perhatikan bentuk pengisian orbital pada level 3, terutama pada pengisian atom 3d setelah 4s.

Sc 1s22s22p63s23p6 3d14s2

Ti 1s22s22p63s23p6 3d24s2

V 1s22s22p63s23p6 3d34s2

Cr 1s22s22p63s23p6 3d54s1

Perhatikan bahwa kromium tidak mengikuti keteraturan yang berlaku. Pada kromium elektron-
elektron pada orbital 3d dan 4s ditempati oleh satu elektron. Memang, mudah untuk diingat
jikalau keteraturan ini tidak berantakan – tapi sayangnya tidak !
Mn 1s22s22p63s23p6 3d54s2 (kembali ke keteraturan semula)
Fe 1s22s22p63s23p6 3d64s2
Co 1s22s22p63s23p6 3d74s2
Ni 1s22s22p63s23p6 3d84s2
Cu 1s22s22p63s23p6 3d104s1 (perhatikan!)
Zn 1s22s22p63s23p6 3d104s2

Pada elemen seng proses pengisian orbital d selesai.


Pengisian sisa periode 4
Orbital selanjutnya adalah 4p, yang pengisiannya sama seperti 2p atau 3p. Kita sekarang kembali
ke elemen dari galium hingga kripton. Sebagai contoh, Brom, memilki konfigurasi elektron
1s22s22p63s23p63d104s 24px24py24pz1.

Rangkuman
Menuliskan konfigurasi elektron dari hidrogen sampai kripton
• Gunakan tabel periodik untuk mendapatkan nomor atom yang berarti banyaknya jumlah
elektron.
• Isilah orbital-orbital dengan urutan 1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p sampai elektron-elektron
selesai terisi. Cermatilah keteraturan pada orbital 3d ! Isilah orbital p dan d dengan
elektron tunggal sebisa mungkin sebelum berpasangan.
• Ingat bahwa kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron yang tidak sesuai
dengan keteraturan.
Menuliskan struktur elektron elemen-elemen “besar” pada blok s dan p
Pertama kita berusaha untuk mengetahui jumlah elektron terluar. Jumlah elektron terluar sama
dengan nomor golongan. Sebagai contoh, seluruh elemen pada golongan 3 memiliki 3 elektron
pada level terluar. Lalu masukkan elektron-elektron tersebut ke orbital s dan p. Pada level orbital
ke berapa ? Hitunglah periode pada tabel periodik.
Sebagai contoh, Yodium berada pada golongan 7 dan oleh karenanya memiliki 7 elektron terluar.
Yodium berada pada periode 5 dan oleh karenanya elekton mengisi pada orbital 5s dan 5p. Jadi,
Yodium memiliki konfigurasi elektron terluar 5s25px25py25pz 1.
Bagaimana dengan konfigurasi elektron di dalamnya ? Level 1, 2, dan 3 telah terlebih dahulu
terisi penuh, dan sisanya tinggal 4s, 4p, dan 4d. Sehingga konfigurasi seluruhnya adalah :
1s22s22p63s23p63d104s 24p64d105s25px25p y25pz1.
Jikalau kita telah menyelesaikannya, hitunglah kembali jumlah seluruh elektron yang ada apakah
sama dengan nomor atom.
Contoh yang kedua, Barium , berada pada golongan 2 dan memiliki 2 elektron terluar. Barium
berada pada periode keenam. Oleh karenanya, Barium memilki konfigurasi elektron terluar 6s2.
Konfigurasi keseluruhannya adalah : 1s22s22p63s23p63d104s 24p64d105s25p66s2.
Kita mungkin akan terjebak untuk mengisi orbital 5d10 tetapi ingatlah bahwa orbital d selalu diisi
setelah orbital s pada level selanjutnya terisi. Sehingga orbital 5d diisi setelah 6s dan 3d diisi
setelah 4s.

Jari-jari Atom
Jari-jari atom
Mengukur jari-jari atom
Tidak seperti halnya bola, sebuah atom tidak memiliki jari-jari yang tetap. Jari-jari atom hanya
bisa didapat dengan mengukur setengah dari jarak antara dua buah atom yang berapitan.

Seperti halnya gambar diatas, pada atom yang sama kita bisa mendapatkan jari-jari yang berbeda
tergantung dari atom yang berapitan dengannya.
Gambar pada bagian kiri menunjukkan atom yang berikatan. Kedua atom ini saling menarik satu
sama lain sehingga jari-jarinya lebih pendek dibandingkan jika mereka hanya bersentuhan. Hal
ini kita dapatkan pada atom-atom logam di mana mereka membentuk struktur logam atau atom-
atomnya secara kovalen berikatan satu sama lain. Tipe dari jari-jari atom seperti ini disebut jari-
jari (radius) logam atau jari-jari kovalen, tergantung dari ikatannya.
Gambar pada bagian kanan menunjukkan keadaan di mana kedua atom hanya bersentuhan. Daya
tarik antar keduanya sangat sedikit. Tipe dari jari-jari atom seperti ini dinamakan jari-jari
(radius) van der Waals di mana terjadi daya tarik yang lemah di antara kedua atom tersebut.
Kecenderungan jari-jari atom pada tabel periodik
Pola kecenderungan jari-jari atom tergantung dari jenis jari-jari atom mana yang ingin kita ukur
– tapi pada prinsipnya pola seluruhnya sama.
Diagram-diagram di bawah ini menunjukkan jari-jari logam untuk elemen-elemen logam, jari-
jari kovalen untuk elemen-elemen yang membentuk ikatan kovalen dan jari-jari van der Waals
untuk elemen-elemen yang tidak membentuk ikatan (misalnya unsur gas mulia).
Kecenderungan jari-jari atom pada periode 2 dan 3

Kecenderungan jari-jari atom pada suatu golongan


Kita dapat segera memperkirakan bahwa jari-jari atom pada golongan yang sama akan semakin
besar jika letak atom itu pada tabel periodik semakin di bawah. Alasannya cukup kuat – karena
kulit elektron semakin bertambah.
Kecenderungan jari-jari atom menyusur satu periode
Kita perlu mengabaikan jari-jari gas mulia pada setiap periode. Karena neon dan argon tidak
membentuk ikatan, kita hanya dapat mengukur jari-jari van der Waals – di mana ikatannya
sangatlah lemah. Seluruh atom-atom lainnya jari-jari atom diukur berdasarkan jarak yang lebih
kecil dikarenakan oleh kuatnya ikatan yang terbentuk. Kita tidak dapat membandingkan “suatu
sifat yang sama” jika kita mengikutsertakan gas mulia.

Kecuali gas mulia, atom akan semakin kecil menyusur satu periode
Dari litium ke flor, elektron seluruhnya berada pada level dua, yang dihalangi oleh elektron pada
1s2. Peningkatan jumlah proton pada nukleus seiring dengan menyusurnya periode akan menarik
elektron-elektron lebih kuat. Kecenderungan pada energi ionisasi yang naik turun tidak kita
temui pada radius atom.
Pada periode dari Natrium ke Klor, kita juga akan menemukan kecenderungan yang sama. Besar
atom dikontrol oleh elektron-elektron pada tingkat ke 3 yang tertarik semakin dekat ke nukleus
seiring dengan meningkatnya jumlah proton.
Kecenderugan pada elemen-elemen transisi

Walaupun pada awal dari elemen-elemen transisi, jari-jari atom sedikit mengecil, besar jari-jari
atom hampir seluruhnya sama.
Dalam hal ini, besar dari jari-jari atom ditentukan oleh elektron-elektron 4s. Penarikan karena
naiknya jumlah proton pada nukleus berkurang karena adanya penghalang tambahan yaitu
bertambahnya elektron-elektron pada orbital 3d.
Memang hal ini agak sedikit membingungkan. Kita telah mempelajari bahwa orbital-orbital 4s
memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada 3d – di mana kebalikannya elektron akan
menempati 4s sebelum 3d. Artinya, elektron-elektron 4s dapat kita simpulkan berada pada luar
atom dan menentukan besarnya atom. Hal ini juga berarti orbital 3d berada lebih dekat dengan
nukleus daripada 4s dan berperan sebagai penghalang.

Radius Ion
Ion-ion tidak memiliki besar yang sama dengan atom asalnya. Bandingkan besarnya ion natrium
dan klor dengan atom natrium dan klor.

Ion Positif
Ion positif lebih kecil dibandingkan dengan atom asalnya. Konfigurasi elektron natrium adalah
2,8,1 ; sementara Na+ adalah 2,8. Kita kehilangan salah satu kulit elektron dan 10 elektron yang
tersisa ditarik oleh 11 proton pada nukleus.
Ion Negatif
Ion negatif lebih besar dibandingkan dengan atom asalnya. Konfigurasi elektron klor adalah
2,8,7 ; sementara Cl- adalah 2,8,8. Walaupun elektron-elektron masih berada pada tingkat 3,
penolakan tambahan terjadi karena bertambahnya elektron yang menyebabkan atom semakin
membesar. Ion klor hanya memiliki 17 proton, tetapi mereka sekarang memiliki 18 elektron.

Orbital Atom
Apa itu orbital atom
Orbital dan orbit

Ketika planet bergerak mengitari matahari, kita dapat menggambarkan jalur yang ditempuh oleh
planet itu yang disebut dengan orbit. Gambaran sederhana dari atom juga sama dengan fenomena
tersebut dan kita dapat menggambar elektron-elektron yang mengorbit mengelilingi nukleus
( inti atom ). Walaupun sesungguhnya elektron-elektron tidak mengorbit pada jalur yang tetap
melainkan mengorbit pada sebuah ruang yang disebut dengan orbital.
Orbit dan orbital terkesan sama, tetapi sebenarnya memiliki makna yang cukup berbeda. Kita
perlu memahami perbedaan di antara keduanya.
Ketidakmungkinan penggambaran orbital elektron-elektron
Untuk menggambar suatu jalur kita perlu mengetahui secara pasti di mana objek tersebut berada
dan ke arah mana objek itu bergerak. Sayangnya, kita tidak bisa melakukan hal tersebut untuk
elektron-elektron.
Prinsip ketidakpastian Heisenberg menunjukkan bahwa kita tidak dapat mengetahui secara
pasti di mana elektron itu berada dan ke arah mana elektron itu bergerak. Hal ini membuat kita
tidak mungkin menggambarkan secara tepat jalur atau orbit dari elektron yang mengelilingi
nukleus. Tetapi ada suatu cara lain yang bisa diterima untuk menggambarkan pergerakan
elektron-elektron di sekitar nukleus.
Elektron hidrogen – orbital 1s

Bayangkan kita memiliki satu atom hidrogen dan menentukan posisi elektronnya
pada suatu waktu tertentu. Segera sesudahnya, kita kembali menentukan posisi elektron ini, dan
kita mendapati elektron itu sudah ada di posisi yang berbeda. Kita tidak mengerti bagaimana
elektron ini berpindah dari posisi yang pertama ke posisi yang kedua.
Kita coba untuk terus mencari titik-titik posisi dari elektron tersebut, dan kita akan perlahan-
lahan menemukan suatu gambaran 3 dimensi peta posisi dari elektron tersebut.
Dalam kasus elektron hidrogen, elektron dapat ditemukan di manapun di sekeliling nukleus.
Diagram menunjukkan kemungkinan dari posisi elektron yang membentuk ruang wilayah yang
mengelilingi nukleus.
Pada 95% dari hasil pengamatan, elektron dapat ditemukan dalam suatu ruang wilayah yang
relatif dekat dengan nukleus. Wilayah dari ruang tersebut kita sebut dengan orbital.
Kita dapat beranggapan bahwa orbital merupakan suatu ruang wilayah di mana elektron itu
bergerak di dalamnya.
Tiap orbital memilki nama :
Orbital yang dihuni oleh elektron hidrogen disebut dengan orbital 1s. Angka “1” menunjukkan
bahwa orbital tersebut memiliki tingkat energi yang terdekat dengan nukleus. Huruf “s”
menunjukkan bentuk dari orbital tersebut. Orbital s berbentuk bulat simetris yang mengelilingi
nukleus.

Orbital di sebelah kiri merupakan orbital 2s. Bentuknya sama dengan


orbital 1s kecuali ruang wilayahnya yang lebih jauh dari nukleus – di mana letaknya pada tingkat
energi kedua.
Jika kita perhatikan secara seksama, kita dapat menemukan bahwa terdapat wilayah di mana
rapat elektronnya lebih tinggi ( di mana titik-titiknya lebih pekat ) dekat dengan nukleus.
“Kerapatan elektron” merupakan suatu istilah yang dipakai untuk memberitahukan kemungkinan
kita dapat menemukan elektron pada posisi tertentu.
Elektron-elektron 2s ( dan juga 3s, 4s ) berada dalam posisi dekat dengan nukleus daripada yang
mungkin kita bayangkan. Efek dari ini adalah pengurangan energi dari elektron dalam orbital s.
Semakin dekat elektron dengan nukleus, semakin rendah energinya.
orbital p

Tidak semua elektron memiliki sifat seperti orbital s. Pada tingkat energi pertama,
orbital hanya terdiri dari orbital 1s, tetapi ketika kita memasuki tingkat energi kedua, selain
daripada orbital 2s, kita akan menemukan orbital 2p.
Orbital p berbentuk seperti 2 buah balon yang identik yang diikat di tengahnya. Gambar di
sebelah kiri menunjukkan adanya titik yang membagi ruang wilayah. Perlu diingat, orbital
menunjukkan 95% kemungkinan elektron itu berada.

Tidak seperti orbital s, orbital p memiliki arah tertentu – pertama yang mengarah ke atas dan
yang mengarah ke bawah.
Pada tiap tingkat energi ada kemungkinan terdapat 3 orbital p yang arahnya saling tegak lurus
satu sama lain. Arah dari tiap orbital p ini diberi simbol px, py dan pz. x, y dan z merupakan
koordinat dari orbital-orbital tersebut.

Orbital p pada tingkat energi kedua disebut dengan 2px, 2py dan 2pz. Begitu
juga pada orbital lainnya 3px, 3py dan 3pz, maupun 4px, 4py dan 4pz dan seterusnya.
Seluruh tingkat energi selain dari tingkat energi pertama memiliki orbital p. Pada energi level
yang lebih tinggi bentuk dari balon akan semakin lonjong, yang berarti kemungkinan elektron
berada akan semakin jauh dari nukleus.
orbital d dan f
Selain daripada orbital s dan p, terdapat dua bentuk orbital lainnya di mana elektron berada pada
tingkat energi yang lebih tinggi. Pada tingkat energi ketiga, kita akan menemukan 5 bentuk dari
orbital d ( dengan bentuk dan penamaan yang lebih rumit ), dan tentunya juga orbital 3s dan
orbital 3p (3px, 3py dan 3pz). Pada tingkat energi ketiga kita akan menemukan total 9 orbital.
Pada tingkat energi keempat, selain daripada orbital 4s , 4p dan 4d , kita juga akan menemukan
tambahan 7 buah orbital f – dengan total 16 orbital. Orbital s, p, d dan f memiliki tingkat energi
yang lebih tinggi.
Menempatkan elektron di orbital
Kita dapat membayangkan sebuah atom seperti sebuah istana – di mana nukleus berada pada
lantai bawah tanah, kemudian tiap lantai terdiri dari kamar-kamar (orbital) yang akan ditempati
oleh elektron-elektron. Lantai pertama hanya terdiri dari satu kamar ( yaitu orbital 1s ); lantai
kedua terdiri dari 4 kamar ( orbital 2s, 2px, 2py dan 2pz ); lantai ketiga terdiri dari 9 kamar ( satu
orbital 3s, tiga orbital 3p dan 5 orbital 3d ) dan seterusnya. Tetapi kamar-kamar tersebut tidaklah
besar. Tiap orbital hanya dapat ditempati oleh 2 elektron.
Cara yang lazim digunakan untuk menggambarkan orbital yang dihuni oleh elektron adalah
dengan cara ” kotak-kotak elektron “.
“Kotak-kotak elektron”
Orbital dapat diwakili oleh kotak dan atom digambarkan sebagai anak panah. Anak panah ke atas
dan anak panah ke bawah digunakan untuk menggambarkan elektron yang berbeda arah.

Orbital 1s ditempati oleh 2 elektron seperti gambar di sebelah kanan dan kita bisa
menuliskannya lebih singkat dengan 1s2 . Kata ini dibaca ” satu s dua ” bukan ” satu s kuadrat “.
Ingat, angka 1 mewakili tingkat energi, huruf s mewakili tipe dari orbital dan angka 2 mewakili
jumlah elektron yang berada pada orbital tersebut.

Urutan mengisikan orbital


Elektron mengisi dari orbital pada tingkat energi rendah ( dekat dengan nukleus ) sebelum
mengisi pada orbital pada tingkat yang lebih tinggi. Ketika dihadapkan pada orbital yang berada
pada energi yang sama, elektron akan mengisi orbital yang kosong dahulu.
Diagram di bawah ini menggambarkan tingkat energi orbital sampai tingkat energi keempat.
Perhatikan bahwa orbital s selalu memiliki energi yang rendah daripada orbital p pada seluruh
tingkat energi, jadi orbital s akan ditempati terlebih dahulu oleh elektron sebelum menempati
orbital p.
Kita akan menemui kejanggalan pada posisi orbital 3d. Orbital ini berada pada tingkat energi
yang lebih tinggi daripada 4s – jadi elektron akan menempati orbital 4s lebih dahulu sebelum
menempati orbital 3d dan baru kemudian 4p. Kejanggalan berikutnya akan kita temui pada
tingkat energi yang lebih tinggi lagi, sebagai contoh, di mana terjadi penindihan tingkat energi
yang mengakibatkan orbital 4f akan terisi setelah orbital 6s.

Pengenalan Dasar Struktur Atom


Partikel sub atom
Proton, neutron dan elektron

massa relatif muatan relatif

proton 1 +1

neutron 1 0

elektron 1/1836 -1

Nukleus
Nukleus berada di tengah atom; ia mengandung proton dan neutron. Kumpulan proton dan
neutron disebut juga nukleon.
Pada hakekatnya, seluruh massa atom berpusat di nukleus, karena massa elektron sangat kecil.
Memahami jumlah proton dan neutron

Jumlah proton = NOMOR ATOM dari atom


Nomor atom sering disebut juga nomor proton.

Jumlah proton + Jumlah neutron = NOMOR MASSA dari atom


Nomor massa disebut juga nomor nukleon.
Informasi nomor atom dan nomor massa biasanya disingkat dalam bentuk :

Berapa banyaknya proton dan neutron yang dimiliki oleh atom tersebut di atas?
Nomor atom merupakan jumlah proton (9) dan nomor massa merupakan jumlah proton +
neutron (19). Jika atom terdiri dari 9 proton, maka akan ada 10 neutron sehingga total
keseluruhannya 19.
Nomor atom menandakan posisi dari suatu elemen pada tabel periodik dan karenanya jumlah
proton memberitahukan elemen apa yang kita maksudkan. Jadi, jika atom memiliki 8 proton
(nomor atom = 8), ini pasti oksigen. Jika atom memiliki 12 proton (nomor atom= 12), ini pasti
magnesium.
Begitu juga, setiap atom klor (nomor atom = 17) memiiki 17 proton, dan setiap atom uranium
(nomor atom = 92) memiliki 92 proton.
Isotop
Banyaknya neutron di dalam sebuah atom bisa bervariasi dalam skala kecil. Sebagai contoh, ada
tiga variasi atom 12C, 13C, 14C. Mereka seluruhnya memiliki jumlah proton yang sama, tetapi
jumlah neutronnya berbeda.

proton neutron nomor massa

Karbon-12 6 6 12

Karbon-13 6 7 13

Karbon-14 6 8 14

Atom-atom ini disebut isotop, yaitu atom-atom yang memiliki nomor atom yang sama tetapi
nomor massa yang berbeda. Mereka memiliki jumlah proton yang sama tetapi jumlah neutron
yang berbeda.
Variasi jumlah neutron tidak mengubah reaksi kimia dari karbon.

Elektron
Memahami jumlah elektron
Atom bermuatan netral. Ke-positif-an proton diseimbangkan dengan ke-negatif-an elektron. Hal
ini menunjukkan bahwa di dalam atom netral :

banyaknya elektron = banyaknya proton

Jadi, jika sebuah atom oksigen (nomor atom = memiliki 8 proton, ia pasti memiliki 8 elektron;
jika atom klor (nomor atom=17) memiliki 17 proton, ia pasti memiliki 17 elektron.
Susunan dari elektron-elektron
Elektron-elektron berada pada jarak tertentu dari nukleus di dalam suatu rangkaian level yang
disebut dengan level energi. Tiap level energi hanya dapat diisi elektron dalam jumlah tertentu.
Level energi pertama (terdekat dengan nukleus) terdiri dari 2 elekton, level kedua 8, dan level
ketiga juga akan penuh ketika terisi 8 elektron.
Level-level ini berada dalam jarak yang cukup jauh dari nukleus. Elektron-elektron akan selalu
berada pada level energi serendah mungkin selama level tersebut belum terisi penuh.
Memahami susunan dari sebuah atom
* Lihatlah nomor atom dari tabel periodik. Yakinkan Anda memilih nomor yang benar di antara
dua nomor yang diterakan. Nomor atom selalu lebih kecil dari nomor massa.
* Nomor atom merupakan jumlah proton, dan karenanya nomor atom memberitahukan kita juga
jumlah elektron.
* Susunlah elektron-elektron dalam level-level energi, selalu isi level terdalam sebelum mengisi
level luar.
contoh. mencari susunan dari atom klor
* Tabel periodik memberikan kita nomor atom 17
* Oleh karenanya atom klor terdiri dari 17 proton dan 17 elektron
* Susunan dari elektron-elektron tersebut adalah 2,8,7 ( 2 di level pertama, 8 di level kedua, dan
7 di level ketiga )
Susunan dari 20 elemen pertama

Setelah 20 elemen pertama ini kita akan memasuki elemen transisi tabel periodik.
Dua hal penting yang perlu diperhatikan
Jika kita melihat susunan dalam tabel periodik:
* Jumlah elektron pada tingkat terluar (atau kulit terluar) sama dengan nomor golongan. (Kecuali
helium yang hanya memiliki 2 elektron. Gas Mulia biasa disebut dengan golongan O bukan
golongan 8). Hal ini berlaku di seluruh golongan elemen pada tabel periodik (kecuali elemen-
elemen transisi).
Jadi, jika kita mengetahui bahwa barium terletak pada golongan 2, berarti ia memiliki 2 elektron
pada tingkat terluar; yodium merupakan golongan 7 yang berarti ia memiliki 7 elektron pada
tingkat terluar.
* Gas mulia memiliki elektron penuh pada tingkat terluar.

Struktur dan diagram elektron


Dalam kimia dasar kita akan menemukan struktur elektronik dari hidrogen dan karbon, seperti
gambar di bawah ini :
Lingkaran-lingkaran tersebut menggambarkan tingkat energi – yang sama dengan peningkatan
jarak dari nukleus. Kita dapat membentangkan lingkaran tersebut dan menggambar struktur
elektron tersebut dalam diagram elektron yang lebih sederhana.
Sebagai contoh, karbon dapat digambar sebagai berikut ini :

You might also like