Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kegemparan krisis finansial di Amerika Serikat dengan Lehman Brother sebagai episentrum-nya!
membuat kondisi di dua negara kisruh! Gelombang krisis yang hampir menyerbu ke hampir semua
benua itu, termasuk Indonesia memaksa pemerintah melakukan tindakan safety! Salah satu
tindakannya adalah mengamankan APBN!
Tindakan safety ini memaksa Paskah Suzzeta, ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
pergi ke New York dalam rangka menghadiri sidang tahunan IMF. Tindakannya kali ini benar-benar
mendapat sorotan tajam! Pasalnya keberangkatannya dicurigai hendak meyodorkan proposal
pinjaman lunak ke Bank Dunia dalam rangka penyelamatan APBN! Tentu saja ini hal yang wajar
dalam ‘gerak’ langkah suatu negara dalam kebijakan fiskal-nya! Namun dalam situasi pemulihan
ekonomi setelah diterjang ‘badai’ krisis Asia 1997, langkah ini dinilai akan menyebabkan Indonesia
kembali masuk ke debt trap! Setelah berhasil lepas dari jeratan IMF dan CGI!
Bagaimanapun seperti yang telah diutarakan, gerak langkah Paskah Suzzeta perlu dihargai
dalam kacamata fiscal policy! Pemerintah sebagai lembaga yang diserahi mengurusi APBN memang
berkewajiban menyeimbangkan sisi pengeluaran dan pemasukan negara! Salah satu instrumen
dalam memperoleh pemasukan negara dalam kondisi emergency adalah dengan mencari pinjaman!
Menyeberangi pasifik, Krisis finansial juga menyeret mantan gubernur The Fed, Alan Greenspan.
Kenyamanannya di sebuah ranch terusik gara-gara pers mulai menyebut dirinya sebagai the bubble
man, orang yang terus menerus menciptakan gelembung-gelembung ekonomi! Krisis financial di
Amerika Serikat yang dipicu krisis subprime mortgage juga disebut-sebut akibat Greenspan terlalu
memberikan suku bunga rendah, sehingga mewariskan “rumah kartu berisi bom yang siap
meledak”. Saat gubernur The Fed yang baru, Ben Bernanke menaikkan suku buka, akibat inflasi,
mendadak terjadi kredit macet dimana-mana, terutama di sektor perumahan, karena selama ini
bank-bank di Amerika Serikat memberikan kredit rumah dengan suku bunga rendah bahkan tanpa
agunan sekalipun! Akibatnya bisa ditebak terjadi perlambatan ekonomi, ekonomi Amerika Serikat
selama dua tahun terakhir menunjukkan kemerosotan, bahkan pertumbuhan ekonominya bisa
dibilang negatif!
Regulasi The Fed dibawah Bernanke tidaklah salah, karena bagaimanapun, inflasi adalah
ancaman, dan oleh karenanya jumlah uang yang beredar dimasyarakat perlu diserap oleh negara,
dan oleh karenanya, The Fed menaikkan suku bunga, supaya dana-dana yang ada di masyakarat
terserap oleh tabungan, deposito maupun surat utang negara!
Baik kebijakan moneter maupun fiskal, semuanya memiliki instrumen tersendiri agar
bagaimana kebijakan ini bisa berjalan semestinya. Sebagai contoh instrumen kebijakan moneter
salah satunya adalah open market operation sedangkan kebijakan fiscal salah satu bentuk
instrumennya adalah pajak!
Dalam makalah ini akan dibahas sekilas mengenai struktur kebijakan moneter dan fiscal namun
dalam sudut pandang yang berbeda. Islam sebagai agama yang menyeluruh, mempunyai style
tersendiri dalam hal muamalah. Seperti apa monetary and fiscal policy dalam Islam, mari kita simak
pembahasannya berikut ini!
Saumi Rizqiyanto
justsaumi@aol.com
Page 1 of 9
SISTEM MONETER DAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM
MENGENAL STRUKTUR DAN KEBIJAKAN
Struktur Kelembagaan
Berkaitan dengan fungsi uang di atas, maka keberadaan lembaga pembuat dan pengatur peredaran
uang jelas sangat diperlukan.
Setiap sistem memiliki persyaratan unik dalam mengendalikan struktur institusional yang akan
menjamin berjalannya sistem secara baik. Apakah sebagai contoh, sistem ekonomi konvensional
yang menganut instrumen bunga tentunya memiliki institusi yang akan menjalankan instrument
ini. Apakah institusi dalam ekonomi Islam akan menjalankan sistem ekonomi non ribawi, ini adalah
permasalahan yang alami.
Struktur organisasional sistem moneter Islami sama dengan sistem moneter konvensional,
hanya saja model operasinya sangat berbeda. Marilah kita mereview secara singkat struktur ini.iii
Page 2 of 9
SISTEM MONETER DAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM
MENGENAL STRUKTUR DAN KEBIJAKAN
1. Bank Sentral
Bank sentral adalah lembaga yang dipercaya mengelola persediaan uang sekaligus
pengawasan bank komersial. Bank sentral akan menentukan program tahunan
pertumbuhan persediaan uang yang diharapkan sesuai dengan tujuan ekonomi nasional.
Banyak uang yang diharapkan dapat dilakukan satu dari dua cara yang ada. Dalam skema
satu, bank sentral akan membuka rekening investasi di bank-bank anggotanya. Pada skema
yang lainnya, bank sentral akan membagi Mo secara memadai bagi pemerintah seperti
kredit bebas bunga dan menempatkan ke bank komersial maupun lembaga kredit tertentu
sebagai deposito Mudharabah.
2. Bank Anggota
Bank anggota dalam sistem Islam adalah bukan bank komersial tradisional (konvensional).
Selanjutnya untuk melengkapi jasa perbankan secara teratur mereka juga akan melakukan
investasi langsung. Mungkin dengan menggunakan istilah khusus untuk kelembagaan yang
demikian adalah disebut dengan “bank bisnis/business bank”. Jasa perbankan yang ada,
adalah seperti yang dilakukan oleh bank komersial, seperti: rekening cheque, valuta asing,
letter of credit, dan sebagainya. Produk-produk barunya dapat dilakukan dengan
menekankan pada aktivitas investasi. Hal ini dapat berbagai macam, diantaranya
i. Investasi Langsung’
ii. Profit-Sharing Ventures
iii. Aktivitas Leasing
iv. Central Deposit Certificate (CDC)
3. Perbendaharaan (Treasury)
Perbendaharaan memiliki tiga cabang, yaitu: cabang distribusi, alokasi, dan cabang market-
correction. Cabang distribusi bertanggung jawab terhadap proses pengumpulan seperti
halnya distribusi Zakat. Cabang alokasi akan mengalokasikan sumber-sumber yang ada
pada bidang-bidang kebutuhan pokok hidup masyarakat, seperti: layanan kesehatan,
pendidikan, keamanan, dan sebagainya. Cabang market-correction akan menangani masalah
monopoli, eksternalitas dan ketidakteraturan pasar.
Untuk mencapai atau menjamin berfungsinya sistem moneter secara baik, biasanya
otoritas moneter harus melakukan pengawasan pada keseluruhan sistem moneter secara
menyeluruh. Otoritas moneter mempercayai bahwa uang bukanlah suatu hal yang
sederhana. Sektor moneter merupakan jaringan yang penting dan mempengaruhi sektor
ekonomi riil. Jadi kebijakan moneter merupakan instrumen penting dari kebijakan publik
dalam sistem ekonomi modern. Hal ini juga benar (berlaku) dalam sistem ekonomi Islam,
akan tetapi perbedaan mendasarnya adalah terletak pada tujuan dan larangan bunga dalam
Islam. Tujuan-tujuan seperti halnya dengan alat kebijakan moneter juga akan menjadi
berbeda.
Page 3 of 9
SISTEM MONETER DAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM
MENGENAL STRUKTUR DAN KEBIJAKAN
Sementara instrumen moneter besar kedua (merealisasikan tujuan sosio ekonomi) mencakup
instrumen moneter
1. Treating The Created Money as Fay’;
2. Goal Oriented Allocation of Financing
Page 4 of 9
SISTEM MONETER DAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM
MENGENAL STRUKTUR DAN KEBIJAKAN
Jelas saja pelaku utama kebijakan fiskal adalah government! Karena bagaimanapun, fiskal adalah
jalan hidup matinya suatu negara! Secara nyata tampak dalam bagan, jikalau kebijakan moneter
aktor utamanya adalah Bank Indonesia maka pelaku utama kebijakan fiskal adalah pemerintah
dalam hal ini Presiden, DPR dan departemn-departemen terkait yang menyangkut kas negara dan
kesejahteraan rakyat! Bersama-sama mereka menyusun Rancangan Anggaran Penerimaan Belanja
Negara berdasarkan besaran pagu masing-masing!
Page 5 of 9
SISTEM MONETER DAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM
MENGENAL STRUKTUR DAN KEBIJAKAN
Page 6 of 9
SISTEM MONETER DAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM
MENGENAL STRUKTUR DAN KEBIJAKAN
harus dipertimbangkan menjadi kebijakan publik dari kebijakan fiskal, sebab dengan adanya
kebijakan fiskal ini diharapkan dapat membantu dalam pencapaian tujuan saat ini.
PENUTUP
Alan Greenspan mungkin tidak usah terlalu panik menanggapi cibiran masyarakat Amerika dan
Dunia mengenai tindak tanduknya yang suka menurunkan maupun menaikkan suku bunga. Hal itu
terjadi jika Alan mempelajari ekonomi Islam bahwa bunga bagaimanapun menariknya tetap
merupakan risiko yang paling berbahaya dan terbukti menyebabkan krisis dimana-mana!
Akhir kata, ekonomi Islam dewasa ini telah tumbuh dan dengan kesadaran kita untuk mau
menggalinya, sistem ini dapat berjalan sebagaimana semestinya.
Makalah ini disampaikan pada perkuliahan Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Islam PSA05 Program Studi Ekonomi Islam
Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PESAN LINGKUNGAN! Selamatkan pohon-pohon kita dari industri kertas dengan menggunakan kertas kosong di belakang
makalah ini untuk membuat catatan! INGAT setiap satu lembar kertas yang kita gunakan berimbas dengan ditebangnya satu
pohon di Kalimantan! Save our trees! Don’t waste your paper!
Page 7 of 9
SISTEM MONETER DAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM
MENGENAL STRUKTUR DAN KEBIJAKAN
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Muhammad, M.Ag, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, PT. Salemba
Emban Patria : Jakarta, 2002.
Prof. M. Abdul Mannan, M. A., Ph. D, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT. Dana Bhakti Prima
Yasa:Yogyakarta, 1997
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro : suatu pengantar, Lembaga
Penerbit FEUI, Jakarta, 2004
CATATAN AKHIR
iPrathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro : suatu pengantar, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2004, hal 245 &
257
Nopirin, Ekonomi Moneter, Buku , BPFE : Yogyakarta, 1998, hal. 1 (Dalam buku Drs. Muhammad, M.Ag, Kebijakan Fiskal dan Moneter
ii
Munawar Iqbal & M. Fahim Khan, A Survey of Issues and A Programme for Research in Monetary and Fiscal Economics of Islam, ICRIE
iii
King Abdul Aziz University: Jeddah, 1981, hal. 19-21 1 (Dalam buku Drs. Muhammad, M.Ag, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi
Islam, PT. Salemba Emban Patria : Jakarta, 2002.)
M. Umer Chapra, Towards a Just Monetary Sistem, The IslamicFoundation:London, 1995, hal. 34 1 (Dalam buku Drs. Muhammad, M.Ag,
iv
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, PT. Salemba Emban Patria : Jakarta, 2002.)
v Prof. M. Abdul Mannan, M. A., Ph. D, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT. Dana Bhakti Prima Yasa:Yogyakarta, 1997, hal. 230.
viMunawar Iqbal & M. Fahim Khan, A Survey of Issues and A Programme for Research in Monetary and Fiscal Economics of Islam, ICRIE
King Abdul Aziz University: Jeddah, 1981, hal. 49-51 (Dalam buku Drs. Muhammad, M.Ag, Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi
Islam, PT. Salemba Emban Patria : Jakarta, 2002.)
Page 8 of 9