Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar. Dalam
penggunaan ilmu fisika, memang berbagai aspek dalam ilmu ini tak dapat terpisah dari
pengukuran dan besaran-besaran. Contohnya saja bila kita mau menghitung volume
balok, kita pasti harus mengukur dulu untuk mengetahui berapa panjang, lebar dan tinggi
balok dengan menggunakan penggaris. Setelah itu baru kita dapat menghitung
volumenya.
Didasari oleh betapa pentingnya besaran dan pengukuran, maka dilakukanlah praktikum
fisika yang berisi materi dasar-dasar pengukuran yang dapat membantu siswa memahami
hal ini.
Dan untuk melengkapi praktikum itu, maka disusunlah laporan praktikum ini, yang berisi
laporan dari hasil praktikum yang telah dilakukan dan beberapa tinjauan materi yang
menunjang. Adapun tujuan dari disusunya laporan ini, selain untuk melengkapi
praktikum, juga untuk memenuhi tugas dari mata kuliah fisika dasar.
I.2.Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Mempelajari penggunan alat-alat ukur dasar.
Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berari dan hasil pengukuran/perhitungan.
Menghitung besaran-besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengukuran
Untukmencapai suatu tujuan tertentu, di dalam fisika,kita biasanya melakukan
pengamatan yang diikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum
tidaklah lengkap bila tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil
pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa yang
sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita menghetahui
apa yang sedang kita bicarakan itu.
Sedangkan arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang
diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan, misalnya bila kita
mendapat data pengukuran panjang sebesar 5 meter, artinya benda tersebut panjangnya 5
kali panjang mistar yang memiliki panjang 1 meter. Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan
nilai dari besaran panjang, sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang.
Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu yang dapat
diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang, massa dan waktu
termasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka-
angka. Akan tetapi kebaikan dan kejujuran misalnya. Tidak dapat kita ukur dan tidak
dapat kita nyatakan dengan angka-angka.
Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu mempunyai satuan. Beberapa
besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan. Antara lain adalah indek bias, koefisien
gesekan, dan massa jenis relatif
C.Sistem Internasional
Satuan untuk suatu besaran sebenarnya bisa dipilih secara sembarang. Untuk satuan
panjang saja kita bebas untuk menggunakan centimeter, meter, kaki, mil dan sebagainya.
Bahkan ada orang yang menggunakan satuan hasta sebagai satuan panjang. Penggunaan
berbagai macam satuan ini ternyata bisa membuat beberapa kesulitan. Misalnya kita akan
memerlukan berbagai macam alat ukur yang berbeda untuk satuan yang berbeda pula.
Kesulitan selanjutnya dalah saat kita akan melakukan komunikasi ilmiah. Kita mungkin
akan kesulitan untuk melakukan konversi dari sebuah satuan menjadi satuan yang lain.
Dikarenakan hal itulah, maka para ilmuwan dunia sepakat membuat sebuah satuian
internasional untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan itu, dan lahirlah sistem SI.
Dalam satuan SI, panjang memiliki satuan meter, satuan massa adlah kilogram, dan
satuan waktu adalah sekon yang dikenal juga dengan sbutan sistem MKS. Selain itu
dikenal pula istilah CGS, dengan centimeter sebagai satuan panjang, gram sebagai satuan
massa, dan sekon sebagai satuan waktu.
Setelah ditetapkan secara internasional, sekarang stiap satuan memiliki standar masing-
masing dalam pengukurannya, yaitu:
Satuan standar waktu
Satu sekon adalah waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium 133 untuk melakukan
9.192.631.770 periode radiasi ketika melewati tingkat energi yang paling rendah.
Satuan standar panjang
Satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa udara selama selang
waktu 1/299.792.458 s.
- Satuan standar massa
Satu kilogram adalah massa silinder campuran platinum-iridium.
- Satuan standar kuat listrik
Satu Ampere adalah kuat arus tetap yang jika dipertahankan mengalir dalam masing-
masing dari dua penghantar lurus sejajar dengan panjang tak hingga dan penampang
lintang lingkaran yang dapat diabaikan, dengan jarak pemisah 1 meter, dalam ruang
hampa akan menghasilkan gaya interaksi antara kedua penghantar sebesar 2x10 newton
setiap meter penghantar.
Satuan suhu
Satu Kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termodinamika titik tripel air.
Satuan intensitas cahaya
Satu kandela adalah intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi
monokromatik pada frekuensi 540x10 hertz dengan intensitas sebesar 1/683 watt per
steradian dalam arah tersebut.
Satuan jumlah zat
Satu mol adalah jumlah zat yang mengandung unsur elementer zat tersebut dalam jumlah
sebanyak atom karbon dalam 0.,012 kg karbon-12.
2.Ketidakpastian Acak
- Gerak Brown molekul udara
Menyebabkan jarum penunjuk skala alat ukur terpengaruh.
Frekuensi Tegangan listrik
Perubahan pada tegangan PLN, baterai, atau aki
Landasan yang Bergetar
E.Angka Penting
Angka penting adalah angka yang diperhitungkan di dalam pengukuran dan pengamatan.
Aturan angka penting:
Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka penting.
Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, angka nol yang terletak disebelah kiri
maupun di sebelah kanan tanda koma, tidak termasuk angka penting.
Deretan angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol adalah angka penting,
kecuali ada penjelasan lain.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.2.Prosedur Praktikum
Ukur panjang dan lebar lempengan kubus dengan jangka sorong dan tinggi lempengan
kubus dengan mikrometer sekrup. Masing-masing pengukuran dilakukan sepuluh kali.
Ukur panjang dan lebar lempengan balok dengan jangka sorong dan tinggi lempengan
balok dengan mikrometer sekrup. Masing-masing pengukuran dilakukan sepuluh kali.
Ukur diameter lempengan silinder dengan jangka sorong dan tinggi lempengan silinder
dengan mikrometer sekrup.Masing-masing pengukuran dilakukan sepuluh kali.
Semua data yang didapat dicatat, lalu dicari rata-ratanya untuk kemudian dicari
deviasinya.
Kemudian data diolah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1.Hasil
A.Pengukuran Kubus (m = 64,39 10 gram) (dalam centimenter)
n Diameter Tinggi
1 11,71 9,9
2 11,72 9,9
3 11,715 10,1
4 11,71 1
5 11,735 9,8
6 11,71 9,9
7 11,715 9,9
8 11,715 9,9
9 11,735 9,7
10 11,715 9,8
Rata-rata 11,72 3 x 10 9,89 x 10 3,48 x 10
D.Penghitungan Volume
- Volume Kubus
.IV.2.Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan pengukuran terhadap beberapa lempengan logam yaitu
kubus, balok dan silinder, ternyata ketidakpastian dalam pengukuran memang terjadi.
Setiap pengukuran, misalnya pengukuran panjang balok, semuanya dilakukan sepuluh
kali.
Dari sepuluh kali pengukuran itu ternyata berbeda-beda walaupun ternyata perbedaannya
tidak terlalu jauh. Hali ini disebabkan oleh faktor-faktor penyebab ketidakpastian.
Misalnya saja karena kesalahan kalibrasi, yang disebabkan oleh kurang bagusnya alat,
bisa juga karena kesalahan pembacaan skala oleh si pengukur dan bisa juga karena
ketelitian alat pengukur yang terbatas serta faktor-faktor ketidakpastian lainnya.
Sehingga untuk mencari jalan keluarnya, dari sepuluh hasil pengukuran yang ada
kemudian dirata-ratakan sehingga ditemukan nilai rata-rata yang kemudian ditetapkan
sebagai hasil pengukuran. Hasil pengukuran pun untuk memastikan ketepatannya, dibuat
nilai deviasi dengan menggunakan rumus
BAB V
PENUTUP
V.1.Kesimpulan
Dari percobaan pengukuran ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Jangka sorong digunakan untuk pengukuran dengan ketelitian 0,1 mm dan mikrometer
sukrup digunakan untuk pengukuran dengan ketelitian 0,01 mm.
Setiap pengukuran ternyata mengalami ketidakpastian yang dikarenakan faktor-faktor
penyebabnya, yaitu kesalahan bersistem, kesalahan acak, skala terkecil alat pengukur dan
keterbatasan orang yang mengukur.
Untuk memastikan nilai suatu pengukuran, beberapa hasil pengukuran dapat dirata-
ratakan.
Nilai deviasi digunakan untuk membuat nilai hasil pengukuran menjadi lebih objektif.
V.2.Saran
Disarankan kepada mahasiswa supaya dapat menguasai alat-alat pengukur dan bisa
menggunakannya dengan benar sehingga dapat memperkecil kemungkinan
ketidakpastian dalam pengukuran.
Daftar Pustaka