You are on page 1of 18

2009

Devi
UPA
Dwi
YA-
Octafia
UPAnti
YA
MEY
ELA
MAT
KAN
TER
UMB
U
KAR
ANG
Makalah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam
mata kuliah Bahasa Indonesia. Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Kristen Maranatha. KATA
PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya tulis ini sebagai tugas akhir semester
pada mata kuliah Bahasa Indonesia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen
Maranatha.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan
ketebatasan kemampuan yang penulis miliki baik dari pengumpulan, penyusunan maupun penulisan
karya tulis ini. Namun besar harapan saya, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Fajar Sinaga yang telah
memberikan perhatian dan bimbingan selama mengikuti mata kuliah. Penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik demi kemajuan penulis kedepannya.

Bandung, 6 Juni 2009

Devi Dwi Octafianti


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Kegunaan Penulisan
BAB II TERUMBU KARANG................................................................................ 3
2.1 Pentingnya Terumbu Karang
2.1.1 Jenis-Jenis Terumbu Karang
2.1.2 Kondisi Yang baik Bagi Terumbu Karang
2.2 Fungsi Terumbu Karang
2.3 Manfaat dari Terumbu Karang
BAB III KONDISI TERUMBU KARANG DI INDONESIA....................................6
3.1 Persebaran dan Kondisi Terumbu Karang
3.2 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
3.2.1 Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pembangunan
di Wilayah Pesisir
3.2.2 Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pencemaran
3.2.2.1 Pencemaran Laut
3.2.2.2 Sedimentasi dan Pencemaran Darat
3.2.3 Eksploitasi
3.2.4 Perubahan Iklim Global
3.3 Dampak Dari Kerusakan Terumbu Karang
BAB IV UPAYA-UPAYA UNTUK MENYELAMATKAN TERUMBU
KARANG......................................................................................................11
4.1 Perlunya Kesadaran Manusia
4.2 Peranan Pemerintah
4.3 Upaya Perlindungan Lingkungan Secara Global
BAB V KESIMPULAN.............................................................................................14.

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan terbesar dan secara geografis terletak di antara Samudera Pasifik
dan Samudera Hindia, keanekaragaman hayati laut Indonesia tak tehitung jumlahnya. Terumbu
karang Indonesia sangat beraneka ragam dan memegang peranan yang sangat penting dalam
menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik pada garis pantai
tetangga sekitarnya. Oleh karena itu harus dilindungi dan dikembangkan secara terus menerus
baik untuk kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya baik secara
fisik juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan tidak langsung pada terumbu
karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang di wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami
kerusakan yang sangat parah. Bagaimanapun juga, tekanan terhadap keberadaan terumbu karang
paling banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah
pencegahan. Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis pantai semakin memperparah kondisi
terumbu karang.
Oleh karena itu merupakan kebutuhan mendesak untuk menerapkan konservasi dan rencana-
rencana pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan yang semakin
parah. Langkah dan kebijakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi ancaman terhadap terumbu
karang di Indonesia adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya
menjaga kelestarian terumbu karang dan meningkatkan keterlibatan semua pihak dalam menjaga
kelestarian terumbu karang di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kondisi terumbu karang di Indonesia.


2. Apa penyebab – penyebab kerusakan yang terjadi pada terumbu karang di Indonesia dan
bahayanya terhadap lingkungan hidup.
3. Apa saja upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu karang dari
kerusakan .

1.1 Maksud dan Tujuan


1. Dapat mengetahui kondisi terumbu karang di Indonesia.
2. Mempelajari mengenai fungsi dan manfaat terumbu karang.
3. Dapat mengetahui sebab – sebab kerusakan terumbu karang yang selama ini terjadi dan
dampaknya bagi lingkungan.
4. Dapat mengetahui hal – hal apa saja yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu
karang.

1.1 Kegunaan Penulisan

Dari hasil karya tulis ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat. Pertama,
dapat memberi gambaran kondisi terumbu karang di Indonesia yang sudah sangat
memprihatinkan. Kedua, dapat memberi informasi mengenai terumbu karang, baik fungsi dan
manfaatnya bagi masyarakat. Ketiga, penyebab kerusakan terumbu karang yang selama ini
telah terjadi di perairan Indonesia. Keempat, dapat mengetahui dan ikut serta dalam upaya
penyelamatan lingkungan, khususnya terumbu karang. Kelima, dapat meningkatkan
kesadaran serta ikut terlibat dalam menjaga kelestarian terumbu karang di Indonesia.

BAB II
TERUMBU KARANG

1
2
2.1 Pentingnya Terumbu Karang
Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama.
Terumbu karang merupakan kumpulan fauna laut yang berkumpul menjadi satu membentuk
terumbu. Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini hidup dengan
memakan berbagai mikroorganisme yang hidup melayang di kolom perairan laut.
Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai ke
kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung dari
jenis, dan kondisi perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa milimeter saja
per tahunnya. Yang ada di perairan Indonesia saja saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450
juta tahun silam. Terumbu Karang menjadi rumah bagi ribuan spesies makhluk hidup. Jika
rumahnya saja dalam kondisi tidak baik atau bahkan hancur, bisa dibayangkan berapa banyak
makhluk hidup yang terancam punah.

2.1.1 Jenis-Jenis Terumbu Karang


1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari
pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan
ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini
berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang
mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah
secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)


Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke
arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang
membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer.
Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk
gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau),
Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

3. Terumbu karang cincin (atolls)


Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau
vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin,
terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan
kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan
Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)

4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)


Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island).
Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis,
membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau
vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan
Ujung Batu (Aceh)

2.1.2 Kondisi Yang Baik Bagi Terumbu Karang


Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21° - 29° C. Masih
dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya akan
sangat lambat. Karena itulah terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti
Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti
Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang.
Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat ditembus cahaya matahari
yang digunakan oleh zooxanthellae untuk ber-fotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk
terumbu pada kedalaman 18 - 29 m sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman
lebih dari 90 m.
Karang memerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di sekitar mulut
sungai atau pantai atau sekitar pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan
perairan yang kadar garamnya sesuai untuk hidup.

2.2 Fungsi Terumbu Karang


1. Pelindung ekosistem pantai.
Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah
terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.

2. Terumbu karang sebagai penghasil oksigen.


Terumbu karang memiliki kemampuan untuk memproduksi oksigen sama seperti fungsi hutan
di daratan, sehingga menjadi habitat yang nyaman bagi biota laut.

3. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup.


Terumbu karang menjadi tempat bagi hewan dan tanaman yang berkumpul untuk mencari
makan, berkembang biak, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya
terumbu karang mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber
makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat
menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 300 juta orang di dunia menggantungkan
nafkahnya pada terumbu karang

4. Sumber obat-obatan.
Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi
obat bagi manusia. Saat ini sudah banyak dilakukan berbagai penelitian mengenai bahan-
bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit.

5. Objek wisata.
Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan pada kegiatan diving, karena
variasi terumbu karang yang berwarna-warni dan bentuk yang memikat merupakan atraksi
tersendiri bagi wisatawan baik asing maupun domestik. Diperkirakan sekitar 20 juta
penyelam, menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun. Hal ini dapat memberikan
alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar.

6. Daerah Penelitian
Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang
lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat
di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian
yang lebih intensif untuk mengetahuinya.

7. Mempunyai nilai spiritual


Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting. Laut yang terjaga
karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.

1.1 Manfaat dari Terumbu Karang


Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara
ekologi maupun ekonomi. Jenis-jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat
diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung:
a. Pemanfaatan secara langsung oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan,
batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang
terkandung di dalamnya.
b. Pemanfaatan secara tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai
penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.
BAB III
KONDISI TERUMBU KARANG DI INDONESIA

3.1 Persebaran dan Kondisi Terumbu Karang


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan panjang garis pantai lebih dari
95.000 km, serta lebih dari 17.000 pulau. Terumbu karang yang luas melindungi kepulauan Indonesia.
Diperkirakan luas terumbu karang di Indonesia sekitar 51.000 km2. Ini belum mencakup terumbu
karang di wilayah terpencil yang belum dipetakan atau yang berada di perairan agak dalam. Terdapat
18% dari terumbu karang di dunia berada di perairan Indonesia. Indonesia juga memiliki
keanekaragaman hayati yang tertinggi di dunia meliputi 590 jenis karang batu, 2500 jenis Molusca,
1500 jenis udang-udangan dan lebih dari 2500 jenis ikan. Terumbu karang di Indonesia memberikan
keuntungan pendapatan sebesar US$1,6 milyar/tahun. Dengan kondisi alam dan keanekaragaman
hayati yang begitu banyak yang dimiliki Indonesia, seharusnya bisa dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya.
Terumbu karang di Indonesia yang sangat beragam dan bernilai, mengalami ancaman yang
sangat besar. Ketergantungan yang tinggi terhadap sumberdaya laut telah menyebabkan eksploitasi
besar-besaran dan kerusakan terumbu karang, terutama yang berdekatan dengan pusat pemukiman
penduduk.
Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah
meningkat dari 10% menjadi 50%. Hasil survei P2O LIPI pada tahun 2006 menyebutkan bahwa
hanya 5,23% terumbu karang di Indonesia yang berada di dalam kondisi yang sangat baik.
Penangkapan ikan secara ilegal telah meluaske banyak pulau di Indonesia, bahkan di daerah
yang dilindungi. Hal ini bukan hanya mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar tapi juga
kerusakan lingkungan yang sangat parah.
Keberadaan pengelolaan dan institusi khusus untuk melindungi terumbu karang Indonesia
sangatlah sedikit. Hingga tahun 1999, tidak ada institusi pemerintah yang memfokuskan diri pada
pengelolaan sumber daya pesisir. Pemerintah Indonesia tidak dapat memenuhi target pengelolaan
yang direncanakan, karena tidak adanya koordinasi serta kondisi politik yang bergejolak.
Eksploitasi berlebihan pada sumber daya hayati sekarang ini menjadi isu kritis, dan menjadi
masalah besar dalam manajemen keanekaragaman hayati khususnya keanekaragaman biota laut.
Apalagi kerusakan terumbu karang (coral reef) yang banyak menyita perhatian, karena perannya yang
sentral dalam ekosistem laut.
Kondisi habitat terumbu karang Indonesia dapat terlihat dari Gambar 1.1
Gambar 1.1

Penutu
pan
Karang
Hidup

: Sangat
Baik
(>75%)

: Baik (>50 -
75%)
3.2 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang
Sejak dahulu penduduk yang tinggal di dekat pantai berhubungan dengan terumbu karang
dalam kondisi yang harmonis. Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, melalui adanya teknologi
baru dan naiknya permintaan terhadap produksi laut menyebabkan terumbu karang menjadi obyek
dari perusakan yang serius. Banyak ilmuwan melihat bahwa penyebab utama kerusakan terumbu
karang adalah manusia (anthropogenic impact), misalnya melalui kegiatan tangkap lebih (over-
exploitation) terhadap hasil laut, penggunaan teknologi yang merusak (seperti potassium cyanide,
bom ikan, muro ami dan lain-lain), erosi, polusi industri dan mismanajemen dari kegiatan
pertambangan telah merusak terumbu karang baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akar permasalahan dari timbulnya ulah manusia untuk merusak terumbu karang adalah :
a. Kependudukan dan Kemiskinan

b. Tingkat Konsumsi Berlebihan dan Kesenjangan Sumber daya Alam

c. Kelembagaan dan Penegakan Hukum

d. Rendahnya Pemahaman tentang Ekosistem

e. Kegagalan sistem Ekonomi dan Kebijakan dalam Penilaian Ekosistem

3.2.1 Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pembangunan di Wilayah Pesisir


Wilayah pesisir yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keselamatan terumbu
karang akibat sedimentasi dan pencemaran perairan laut. Pengerukan, reklamasi, penambangan pasir,
pembuangan limbah padat dan cair, dan konstruksi bangunan, semuanya dapat mengurangi
pertumbuhan karang, bahkan menyebabkan pemutihan karang dalam kasus-kasus yang berat.
Ancaman terhadap terumbu karang akibat pembangunan wilayah pesisir dianalisis berdasarkan jarak
ke pusat pemukiman penduduk, luas area pusat pemukiman, tingkat pertumbuhan penduduk, dan jarak
ke pangkalan udara, pertambangan, fasilitas pariwisata, dan pusat fasilitas selam.

3.2.2 Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pencemaran


3.2.2.1 Pencemaran Laut
Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain pencemaran dari pelabuhan,
tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal, pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat
langsung dari pelemparan jangkar kapal.

3.2.2.2 Sedimentasi dan Pencemaran Darat


Penebangan hutan, perubahan tata guna lahan, dan praktek pertanian yang buruk, semuanya
menyebabkan peningkatan sedimentasi dan masuknya unsur hara ke daerah tangkapan air. Sedimen
dalam kolom air dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan karang, atau bahkan menyebabkan
kematian karang. Kandungan unsur hara yang tinggi dari aliran sungai dapat merangsang
pertumbuhan alga yang beracun.

3.2.3 Eksploitasi
Penangkapan ikan secara berlebihan memberikan dampak perubahan pada ukuran, tingkat
kelimpahan, dan komposisi jenis ikan. Hal itu disebabkan ikan turut berperan di dalam mencapai
keseimbangan yang harmonis di dalam ekosistem terumbu karang. Penangkapan besar-besaran akan
menyebabkan terumbu karang menjadi rapuh terhadap gangguan dari alam maupun gangguan dari
kegiatan manusia.
Penangkapan ikan dengan menggunakan racun dan pengeboman ikan merupakan praktek yang
umum dilakukan, yang memberikan dampak sangat negatif bagi terumbu karang. Penangkapan ikan
dengan racun akan melepaskan racun sianida ke daerah terumbu karang, yang kemudian akan
membunuh atau membius ikan-ikan. Karang yang terpapar sianida berulang kali akan mengalami
pemutihan dan kematian. Pengeboman ikan dengan dinamit atau dengan racikan bom lainnya, akan
dapat menghancurkan struktur terumbu karang, dan membunuh banyak sekali ikan yang ada di
sekelilingnya. Lihat Gambar 1.4 dan Gambar 1.5

3.2.4 Perubahan Iklim Global


Isu mengenai global warming yang banyak dibicarakan, berdampak besar pada terumbu
karang. Peningkatan suhu permukaan laut telah menyebabkan pemutihan karang (bleaching) yang
lebih parah dan lebih sering. Peristiwa-peristiwa alam seperti El Nino (Gambar 1.2) dan Tsunami
(Gambar1.3) juga menyebabkan kerusakan yang serius terhadap kelangsungan hidup terumbu karang.

3.3 Dampak Dari Kerusakan Terumbu Karang


Ancaman terhadap kelangsungan hidup terumbu karang, mengakibatkan kerusakan
lingkungan yang besar. Terumbu karang yang merupakan sentral dari ekosistem laut sangat
mempengaruhi kehidupan di laut. Komposisi oksigen di laut menjadi berkurang. Banyak biota laut,
baik hewan maupun tumbuhan akan ikut musnah jika terumbu karang menjadi rusak. Selain itu, di
daerah-daerah pesisir pantai akan mudah terjadi abrasi, mengakibatkan perubahan lingkungan yang
drastis dan membuat tidak adanya perlindungan terhadap daerah pantai. Berbagai pencemaran yang
terjadi bukan hanya merusak laut tapi juga mengancam kesehatan manusia. Ikan yang ditangkap
dengan menggunakan racun kemudian di konsumsi sangat membahayakan manusia.
Gambar 1.2 Gambar 1.3

Terumbu karang yang mengalami bleaching atau Terumbu karang yang hancur terhempas ke pantai
pemutihan akibat perubahan suhu air laut akibat Tsunami.

Gambar 1.4
Nelayan yang menggunakan
bom untuk menangkap ikan.
Hal ini bukan hanya
penangkapan ikan ilegal tapi
juga bentuk pemusnahan
terumbu karang.

Gambar 1.4

Gambar 1.5
Gambaran kondisi terumbu
karang yang terkena bom
nelayan dari bawah laut.
Gambar 1.5
BAB IV
UPAYA-UPAYA UNTUK MENYELAMATKAN TERUMBU KARANG

4.1 Perlunya Kesadaran Manusia


Dalam upaya menyelamatkan terumbu karang, yang paling utama adalah perlunya kesadaran dari
manusia untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang. Untuk itu, diperlukan pemberian informasi,
pengetahuan, dan wawasan mengenai terumbu karang. Fungsi dari terumbu karang, manfaatnya,
kondisi dari terumbu karang saat ini, dan apa yang akan terjadi jika kerusakan terumbu karang ini
terus berlanjut. Dengan adanya pendidikan mengenai terumbu karang, maka akan ada rasa memiliki
sehingga manusia bisa peduli dan melindungi terumbu karang.
Beberapa hal berikut yang dapat dilakukan secara individu untuk mengurangi kerusakan terumbu
karang :

• Terapkan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi. Terumbu karang adalah


ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan iklim. Kenaikan suhu sedikit saja dapat
memicu pemutihan karang (coral bleaching). Pemutihan karang yang besar dapat diikuti oleh
kematian massal terumbu karang. Jadi apapun yang dapat kita lakukan untuk mengurangi
dampak global warming, akan sangat membantu terumbu karang.

• Buang sampah pada tempatnya, tidak membuang sampah ke sungai yang kemudian akan
bermuara ke laut. Hewan laut besar sering terkait pada sampah-sampah sehingga mengganggu
gerakannya. Misalnya sampah plastik yang transparan diperkirakan kadang dimakan oleh
penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Sampah plastik ini akan mengganggu pencernaanya.

• Bergabung dengan organisasi pecinta lingkungan. Saling berbagi ilmu, pendapat, dan
berdiskusi. Membangun trend hidup ramah lingkungan.

• Bergabung dengan gerakan-gerakan sukarelawan, atau terlibat aktif dalam kegiatan


lingkungan.

• Bagi penyelam pemula atau yang sedang belajar sebaiknya melakukan penyelaman di
perairan yang tidak ber-terumbu karang.

4.2 Peranan pemerintah


Keikutsertaan pemerintah dalam melestarikan terumbu karang sangat penting. Pemerintah
sebagai pengatur dan pengawas masyarakat. Pemerintah dapat menetapkan kebijakan dan peraturan-
peraturan untuk menyelamatkan terumbu karang. Membuat rencana-rencana perbaikan lingkungan
yang sudah rusak dan mencegah kerusakan terumbu karang. Pemerintah juga dapat bekerja sama
dengan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi lingkungan untuk menjaga kelestarian terumbu
karang. Misalnya melakukan kampanye-kampanye lingkungan hidup bekerjasama dengan media-
media atau organisasi seperti National Geographic Indonesia, WWF Indonesia, Yayasan Reef Check
Indonesia, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan Yayasan TERANGI (Terumbu Karang
Indonesia) dan lainnya untuk mengawasi kelangsungan hidup terumbu karang. Baik mengawasi
eksploitasi karena ulah manusia, pertumbuhan terumbu karang yang sedang direstorasi, dan
pengawasan daerah terumbu karang yang terancam di Indonesia.
Upaya restorasi adalah tindakan untuk membawa ekosistem yang telah terdegradasi kembali
menjadi semirip mungkin dengan kondisi aslinya sedangkan tujuan utama restorasi terumbu karang
adalah untuk peningkatan kualitas terumbu yang terdegradasi dalam hal struktur dan fungsi ekosistem.
Mencakup restorasi fisik dan restorasi biologi. Restorasi fisik lebih mengutamakan perbaikan
terumbu dengan fokus pendekatan teknik, dan restorasi biologis yang terfokus untuk mengembalikan
biota berikut proses ekologis ke keadaan semula.
Pemerintah harus benar-benar merealisasikan upaya-upaya untuk menyelamatkan terumbu
karang. Pemerintah perlu bersikap tegas mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi dan berusaha

dengan sebaik-baiknya melindungi terumbu karang yang juga merupakan aset negara.

4.3 Upaya Perlindungan Lingkungan Secara Global


Perubahan – perubahan lingkungan yang terjadi akan berdampak pada perubahan lingkungan
secara global. Antara satu negara dengan negara lain memiliki tanggung jawab yang sama terhadap
kerusakan lingkungan. Banyak deklarasi-deklarasi yang disepakati oleh banyak negara dalam upaya
menyelamatkan lingkungan. Begitu pula dengan menyelamatkan terumbu karang. Telah banyak
kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui oleh banyak negara untuk bekerja sama dalam menjaga
lingkungan. Yang paling terakhir dilakukannya World Ocean Conference (WOC) (Gambar1.6) atau
disebut juga Manado Ocean Declare pada tanggal 11-15 Mei 2009 di Manado. Deklarasi ini
disepakati oleh 61 negara, termasuk negara-negara Coral Triangle Initiative Summit (Gambar1.7 )
yang merupakan kawasan yang kaya akan terumbu karang. Dalam deklarasi ini disepakati komitmen
bersama mengenai penyelamatan lingkungan laut dari ancaman global warming dan komitmen
program penyelamatan lingkungan laut secara berkelanjutan di tiap negara.
Kampanye lingkungan hidup seperti ini sangat baik bagi upaya penyelamatan lingkungan.
Apalagi dilakukan secara global yang menjaring banyak pihak sehingga diharapkan dapat
memberikan hasil yang lebih cepat dan lebih baik lagi.
Logo World Ocean Conference
yang diselenggarakan di
Manado.

Gambar 1.6

Gambar 1.7
Peta Kawasan The Coral Triangle
BAB V
KESIMPULAN

1. Dalam menyelamatkan kelangsungan hidup terumbu karang yang paling utama adalah
perlunya kesadaran dari manusia sendiri selaku pihak yang telah banyak melakukan
kerusakan pada terumbu karang. Dengan cara tidak membuang sampah dan mengotori
lingkungan. Mengurangi pemanasan global dengan prinsip reduce, reuse, recycle.
Melakukan kampanye lingkungan hidup serta turut aktif dalam kegiatan penyelamatan
lingkungan hidup.
2. Pemerintah membuat kebijakan dan peraturan yang tegas megenai kegiatan perusakan
lingkungan. Pemerintah bekerja sama dengan lembaga dan organisasi untuk mengawasi
naik-turunnya perubahan lingkungan, memberi pendidikan lingkungan hidup, dan
melakukan kampanye-kampanye agar masyarakat peduli akan lingkungan.
3. Upaya – upaya penelitian yang telah banyak dilakukan untuk menjaga dan melindungi
agar terumbu karang dapat bertahan dan tumbuh kembali dari kerusakan lingkungan.
Dengan melakukan restorasi secara fisik maupun biologis.
4. Kampanye-kampanye yang banyak dilakukan hendaknya tidak hanya di jadikan wacana,
tapi dijalankan dengan sungguh-sungguh. Upaya penyelamatan lingkungan perlu
dilakukan secara global karena lingkungan satu negara dengan negara lain saling
berkaitan.
5. Bumi kita hanya ada satu, karena itu harus dijaga dan dilindungi dengan baik agar tidak
menyesal di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Suharsono. 1996. Jenis-Jenis Karang Yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia. Jakarta: LIPI.

Burke,Lauretta. Elizabeth Selig. Mark Spalding. Reefs at Risk in Southeast Asia. Washington D.C,
World Research Institute. 2002

http://www.terangi.or.id

http://www.wikipedia.org

http://www.ipb.ac.id

http://www.net-sains.com

You might also like