Professional Documents
Culture Documents
FERTILISASI
Adnan
Jurusan Biologi FMIPA UNM, 2009
A. PENDAHULUAN
Fertilisasi pada berbagai jenis hewan dapat dibedakan
berdasarkan tempat berlangsungnya, yaitu (i) fertilisasi secara
eksternal, dan (ii) fertilisasi secara eksternal. Fertilisasi secara
eksternal adalah fertilisasi yang berlangsung di luar tubuh induknya.
Jenis fertilisasi ini banyak dijumpai pada hewan-hewan aquatik,
antara lain berbagai jenis ikan, katak dan sebagainya. Fertilisasi
secara internal adalah fertilisasi yang berlangsung di dalam tubuh
induknya. Biasanya hewan yang fertilisasinya berlangsung secara
internal menghasilkan telur yang matang dalam jumlah yang
terbatasdalam satu kali siklus reproduksi, dan biasanya berkisar
hanya 1 - 15 buah. Pada hewan yang fertilisasinya berlangsung
secara eksternal, jumlah telur matang yang dihasilkan dalam satu
kali pemijahan berkisar antara ratusan hingga ratusan ribu buah.
Kenyataan ini sangat berkaitan dengan berbagai risiko lingkungan
yang dialami oleh gamet setelah dilepaskan dari tubuh induknya
antara lain perubahan lingkungan fisik, kimia, dan berbagai faktor-
faktor biologis lain seperti kemungkinan untuk dimangsa oleh
predator (Carlson, 1988)
Fertilisasi memiliki beberapa fungsi antara lain (i) transmisi gen
dari paternal dan maternal kepada keturunannya, (ii) merangsang sel
telur untuk berkembang lebih lanjut, (iii) menghasilkan terjadinya
2
B. TRANSPOR GAMET
1. Transpor Ovum
Perjalanan ovum menuju tempat berlangsungnya fertilisasi
dikelompokkan menjadi tiga daerah yaitu (i) perjalanan melalui
peritonium, (ii) perjalanan melalui tuba fallopii, dan (iii) perjalanan ke
luar tubuh induk bagi hewan yang fertilisasinya berlangsung secara
eksternal.
Setelah berlangsungnya ovulasi sel telur jatuh ke peritoneum
dan ditangkap oleh infundibulum. Infundibulum berbentuk menjari
dan berperan untuk menangkap sel telur yang keluar dari ovarium
dengan tepat, dan kecil kemungkinan untuk gagal atau jatuh ke
3
2. Transpor Spermatozoa
Setelah sperma mengalami proses pematangan di dalam gonad
jantan, selanjutnya ia akan dilepaskan menuju tempat dimana ia
akan berfungsi. Secara umum sperma yang matang menempuh tiga
perjalanan yaitu (i) di dalam tubuh jantan, (ii) di luar tubuh jantan
bagi hewan yang fertilisasinya berlangsung secara eksternal, dan (iii)
di dalam tubuh hewan betina bagi hewan yang fertilisasinya
berlangsung secara internal.
Di dalam tubuh hewan jantan, sperma akan menempuh
perjalanan sepanjang saluran-saluran reproduksi jantan, dan hal
yang pertama kali terjadi adalah sperma keluar dari saluran
penghasil sperma atau tubulus seminiferus menuju vas efferen
sebagai akibat meningkatnya tekanan volume di dalam tubulus
seminiferus. Peningkatan tekanan di dalam tubulus seminiferus
disebabkan oleh (i) meningkatnya sekresi plasma oleh sel-sel sertoli
yang terdapat pada dinding tubulus seminiferus, (ii) masuknya cairan
dari ruang antar sel pada jaringan interstisial ke dalam tubulus
seminiferus, dan (iii) semakin meningkatnya jumlah sperma yang
dihasilkan.
Di dalam vas efferen, sperma bergerak dengan lambat dan
berlangsung selama beberapa hari. Gerakan sperma yang
berlangsung di dalam vas efferen disebabkan oleh (i) meningkatnya
produksi sperma dan plasma sehingga mendesak sperma yang ada di
depannya untuk bergerak maju, dan (ii) gerakan mengayuh dari silia
yang terdapat pada dinding vas efferen.
Sperma yang terdapat di dalam vas efferen selanjutnya
bergerak menuju epididimis. Gerakan sperma di dalam epididimis
5
C. KAPASITASI SPERMA
Sperma pada mamalia tidak mampu untuk memfertilisasi telur
sebelum mengalami suatu proses yang disebut kapasitasi. Kapasitasi
dapat diartikan sebagai kemampuan dari sperma untuk
memfertilisasi telur. Proses kapasitasi berlangsung di dalam uterus
dan tuba fallopii. Kapasitasi dapat juga diartikan sebagai suatu
proses yang meliputi proses pembukaan reseptor, pelepasan inhibitor
atau stabilisator pada permukaan sperma.(Suhana dan Rafiah,
1982).
Telah diketahui bahwa di dalam plasma seminal ditemukan
inhibitor proteinase yang identik dengan inhibitor proteinase yang
terdapat pada sperma. Sementara itu sperma di dalam epididimis
mempunyai aktivitas proteinase (akrosin) yang lebih tinggi dari pada
sperma ejakulat. Rupanya selama sperma berada di dalam saluran
kelamin jantan, sperma menghimpun inhibitor proteinase. Namun
selama berada di dalam saluran kelamin betina, inhibitor proteinase
8
A B
Gambar 6.5 Sperma bintang laut dengan setengah kepala tertanam
ke dalam telur (A) dan kepala dan midpiece tertanam
secara sempurna ke dalam telur (Carlson, 1988).
E. PENCEGAHAN POLISPERMI
Telur dapat dicapai oleh sperma lebih dari satu, namun secara
normal hanya satu yang berfusi dengan membran plasma sel telur,
dan selanjutnya inti hapoloid dari sperma dan telur berfusi
membentuk satu inti yang diploid. Peristiwa dimana hanya satu
sperma yang mampu membuahi sel telur disebut monospermi. Bila
18
satu sel telur dibuahi oleh lebih dari satu sperma disebut polispermi.
Polispermi menyebabkan terbentuknya spindel ekstra mitosis dan
menyebabkan segregasi kromosom selama pembelahan atau cleavage
menjadi abnormal. Sel-sel yang dihasilkan adalah sel triploid dan
menyebabkan perkembangan embrio menjadi terhenti.(Albert et al.,
1983).
Pada gambar 6.6 ditunjukkan suatu hasil percobaan yang
berlangsung secara artifisial pada bintang laut. Pada percobaan
tersebut satu sel telur dibuahi oleh dua sperma dan menghasilkan
inti yang triploid. Dalam kondisi normal spindel bipolar mitosis akan
membagi kromosom ke dalam dua sel anak secara proporsional.
Pada inti triploid, kromosom triploid dibagi ke dalam empat sel anak ,
dimana setiap sel anak mendapatkan jumlah kromosom yang tidak
sama dan sel-sel embrio akan mengalami kematian atau berkembang
secara tidak normal.
19
Gambar 6.6 Perkembangan dispermik telur bintang laut . (A) fusi tiga
inti haploid, setiap inti mengandung 18 kromosom.
Pembelahan dari dua sentriol sperma membentuk 4
kutub mitosis. (B) 54 kromosom tersusun secara
random pada empat spindel mitosis © pada anafase
pertama, kromosom diduplikasi pada keempat kutub (D)
4 sel anak mengandung jumlah dan tipe kromosom
yang berbeda (Gilbert, 1985).
Pada umumnya satu sel telur hanya dibuahi oleh satu sperma,
akan tetapi bukan tidak mungkin bahwa satu sel telur dimasuki oleh
banyak sperma, misalnya telur-telur pada burung, reptilian dan
beberapa species amphibia dan insekta. Dalam hal tersebut hanya
satu sperma yang menyumbangkan bahan genetik dari tetua jantan,
sedangkan sperma lainnya akan hancur (Saunder, 1970).
Sel telur memiliki cara untuk mencegah terjadinya polispermi.
Pada bintang laut pencegahan polispermi dapat berlangsung dalam
20
dua cara yaitu (i) depolarisasi membran plasma, dan (ii) reaksi
korteks telur.
SOAL LATIHAN
1. Bandingkan fertilisasi internal dan eksternal
2. Jelaskan proses transpor sel telur di dalam saluran reproduksi
3. Jelaskan proses transpor sel sperma di dalam saluran
reproduksi
4. Jelaskan proses kapasitasi sperma
5. Jelaskan cara pengenalan sperma terhadap sel telur
6. Jelaskan tahap-tahap reaksi akrosom pada bintang laut
7. Jelaskan makna gambar berikut ini
30