Professional Documents
Culture Documents
DI INDONESIA
DOSEN PEMBIMBING:
Drs. Suyitno, M.Ag
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2008
PRAKATA
Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun
historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan
ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola
pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya
rasiolah yang dominan.
Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil.
Alam dengan segala gejalanya, yang selama itu ditakuti kemudian didekati dan bahkan bisa
dikuasai. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-
teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada
manusia sendiri.
Maret, 2007
Penulis
2
DAFTAR ISI
PRAKATA ------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR-----------------------------------------------------------------------------
Bagian Pertama:
PENGENALAN FILSAFAT ILMU
BAB I PENGANTAR FILSAFAT--------------------------------------------------------------3
A. Pengertian Filsafat ------------------------------------------------------------------------3
B. Objek Filsafat------------------------------------------------------------------------------7
C. Metode Filsafat-----------------------------------------------------------------------------9
D. Ciri-ciri Filsafat----------------------------------------------------------------------------14
E. Asal dan Peranan Filsafat-----------------------------------------------------------------16
F. Kegunaan Filsafat--------------------------------------------------------------------------18
G. Pembagian (Cabang-cabang Filsafat)---------------------------------------------------20
3
FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
A. Pengertian Filsafat
B. Objek Filsafat
1. Objek Material filsafat
Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan
itu atau hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang
mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.
Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada,
baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan.
Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang
menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya.
b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara
mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi
metafisik) dan alam (kosmologi).
2. Objek Formal filsafat
Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot.
Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan
yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di
antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.
4
C. Metode Filsafat
Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya dengan defenisi dari
para ahli dan filsuf sendiri karena metode ini adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai
hakikat sesuai dengan corak pandangan filsuf itu sendiri. Penjelasan secara singkat metode-
metode filsafat yang khas adlah sebagai berikut:
1. Metode Kritis : Socrates dan plato
Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau aturan-aturan yang di
kemukakan orang. Merupakan hermeneutika, yangmenjelaskan keyakinan dan
memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog), membedakan,
membersihkan, menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan hakikat.
2. Metode Intuitif : Plotinus dan bergson
Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-simbol di
usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian moral), sehingga tercapai
suatu penerangan pemikiran. Sedangkan bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran
dan proses perubahan, tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.
5
6. Metode Transendental : Immanuel Kant dan Neo skolastik
Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di
selidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.
9. Metode Non-positivistis
Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan
aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).
6
D. Ciri-ciri Filsafat
Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat ciri filsafat adalah
menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sedangkan Sunoto menyebutkan ciri-cirinya adalah
deskriptip, kritik atau analitik, evaluatif atau normativ, spekulatif dan sistematik.
7
cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih luas dan
mendalam.
F. Kegunaan filsafat
Pada umumnya dapat dikatakan bahawa dengan belajar filsafat semakin menjadikan
orang mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak
dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami
berbagai pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya.
Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur yakni secara sistematis dan historis.
8
- Metafisika, adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada
atau membicarakan sesuatu di sebalik yang tampak. Persoalan metafisis di bedakan
menjadi tiga yaitu ontologi, kosmologi dan antropologi.
9
BAB II
FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI)
A. Pengertian Epistemologi
B. Arti pengetahuan
Pengetahuan adlah suatu istilah yang di pergunakan untuk menuturkan apabila
seseorang mengenal tentang sesuatu.suatu hal yang menjadi penggetahuannya adalah selalu
terdiri atas unsur yang mengetahui dan diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin
diketahuinya itu.oleh karna itu penggetahuan selalu menuutut adanya subjek yang
mempunyai kesdaran untuk mengetahui tentang sesuatu objek dan objek yang merupakan
sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya.jadi bisa dikatakan penggetahuan
adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu,atau segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu objek yang dihadapinya,atau asil usaha manusia untuk memahami suatu
objek.
D. Jenis-jenis penggetahuan
Penggetahuan menurut Soejono Soemargono (1983) dapat dibagi atas :
1. Penggetahuan non-ilmiah.
2. Penggetahuan ilmiah
10
Sedangkan menurut plato dan aristoteles.plato membagi penggetahuan menurut
tingkatan-tingkatan penggetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya.pembagiannya
adalah sebagai berikut :
1. Penggetahuan eikasia (khayalan)
2. Penggetahuan fistis
3. Penggetahuan dianoya(metematik)
4. Penggetahuan neosis(filsafat)
11
2.Metode ilmiah
Menurut soejono soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua
macam,yaitu sebagai berikut
a. Metode ilmiah yang bersifat umum
Metode ilmiah yang bersifat umum masih dapat dibagi dua,yaitu metode
analitiko-sintesis dan metode nono deduksi
b. Metode penyelidikan ilmiah
Metode penyelidikan dibagi menjadi dua,yaitu metode penyelidikan yang
berbentuk daur atau metode siklus empiris dan metode vertikal yang
berbentuk garis lempang atau metode linier.
12
BAB III
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
13
3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
BAB IV
APA ITU ILMU PENGETAHUAN
14
bertolak belakang dari ilmu deduktif yakni dari khusus menjadi umum dan
abstrak.
- Naturwissenschaften dan geisteswissenschaften
- Ilmu-ilmu empiris secara lebih khusus
15
E. Ilmu Dan Teknologi
F. Wujud ilmu
16
BAB V
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
A. Pengantar
Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh lingkungan.namun pada dasarnya
filsafat baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara
periodesasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan
masa kini. Periodesasi filsafat cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman
neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-
sutra dan sekolastik. Dalam filsafat india yang penting adalah bagaimana manusia bisa
berteman dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat islam hanya ada 2
periode yaitu: periode mutakalimin dan filsafat islam.
Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara
mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang
menampilkan ciri khas tertentu.
17
a. stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut
logos. Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari.
b. epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.
c. skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai
kebenaran
d. eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat
dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
e. neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat plato.
E. Zaman Renaissance
Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi
kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran
18
yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan
atas campur tangan Illahi.
F. Zaman Modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance.
19
BAB VI
PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI
A. Pengantar
Metodologi merupakan hal yang mengkaji perurutan langkah-langkah yang
ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan yang ilmiah. Untuk
memahami perinsip-perinsip metode filsafat perlu dibahas pengertian metodologi, unsur-
unsur metodologi, dan beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi para filsuf.
B. Pengertian Metodologi
Metodologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang metode-
metode. Metode ialah cara bertindak menurut aturan tertentu.
C. Unsur-Unsur Metodelogi
Menurut anton Baker dan ahmad charris zubair adalah
1. Interpretasi
(menafsirkan)
2. Induksi dan
deduksi
3. Koherensi
intern
4. Holistis
5. Kesinambunga
n historis
6. Idealisasi
7. Komperasi
20
8. Heuristika
9. Analogi
10. Deskripsi
BAB VII
PENEMUAN KEBENARAN
21
6. penemuan kebenaran melalui
penelitian ilmiah, cara mencari kebenaran yang di pandang ilmiah adlah yang
dilakukan melalui penelitian. Penelitian adlah penyaluran hasrat ingin tahu pada
manusia dalam teraf keilmuan.
B. Defenisi kebenaran
Hal kebenaran sesungguhnya memang merupakan tema sentral dalam filsafat ilmu.
Problematik mengenai kebenaran, sebenarnya seperti halnya problematik tentang
pengetahuan, merupakan masalah-maslah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya
dalam filsafat ilmu.
C. Jenis-jenis kebenaran
Telaah dalam filsafat ilmu membawa orang kepada kebenaran di bagi dalam tiga
jenis menurut A.M.W.Pranarka (1987) yaitu:
1. Kebenaran
epistemologikal
2. Kebenaran
ontologikal
3. Kebenaran
semantikal
D. Sifat Kebenaran
Menurut Abbas hamami mintaredja (1983), kata kebenaran dapat di gunakan
sebagai suatu kata benda konkrit maupun abstrak. Jika subjek hendak menuturkan
kebenaran artinya proposisi yang benar.
22
Teori koherensi dibangun oleh para pemikir rationalis seperti Leibniz, Spinoza,
Hegel, dan Bradley. Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya Elements of Philosophy teori
koherensi dijelaskan “...suatu proposisi cenderung benar jika proposisi tersebut dalam
keadaan saling berhubungan dengan proposisi-proposisi lain yang benar, atau jika makna
yang dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita.
2. Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian
(Correspondence Theory of Truth)
Teori ini berpandangan bahwa suatu proposisi bernilai kebenaran apabila
berkesesuaian dengan dunia kenyataan. Kebenaran demikian dapat dibuktikan secara
langsung pada dunia kenyataan.
3. Teori Kebenaran Inherensi (inherent
theory of truth)
Kadang-kadang teori ini disebut juga teori pragmatis. Pandangannya adalah suatu
proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau
bermanfaat.
4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti
(semantic theory of truth)
Teori kebenaran semantik dianut oleh paham filsafat analitika bahasa yang
dikembangkan paska filsafat bertrand Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat Analitika
Bahasa.
5. Teori Kebenaran Sintaktis
Teori berkembang diantara filsuf analisis bahasa, terutama yang begitu ketat
terhadap pemakaian gramatika.
6. Teori Kebenaran Nondeskripsi
Teori ini dikembangkan oleh penganut filsafat fungsionalisme. Karena pada
dasarnya suatu statemen atau pernyataan akan mempunyai nilai benar yang amat tergantung
pada peran dan fungsi dari pernyataan itu.
7. Teori Kebenaran Logik Yang Berlebihan
(logical superfluity of truth)
23
Teori ini dikembangkan oleh kaum positivistik yang diawali oleh Ayer. Pada
dasarnya menurut teori kebenaran ini, problema kebenaran hanya merupakan kekacauan
bahsa saja dan hal ini mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang
hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logis yang sama yang masing-masing
saling melingkupinya.
BAB VIII
DEFINISI DAN PENALARAN
Dalam penalaran ada dua proposisi pokok yang dinalar, yakni proposisi kategoris
dan proposisi majemuk.
A. Definisi
24
Definisi terdiri atas dua bagian, yakni bagian pangkal disebut defeniendum yang
berisi istilah yang harus diberi penjelasan, dan bagian pembatas disebut disebut definiens
yang berisi uraian mengenai arti dari bagian pangkal.
1. Macam-macam Definisi
a. Definisi nominalis ialah menjelaskan sebuah kata
dengan kata lain lebih umum dimengerti.
b. Definisi Realis
Ialah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh suatu term.
c. Definisi Praktis
Ialah penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan tujuan yang
sederhana.
2. Syarat-Syarat Definisi
a. sebuah definisi harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari
apa yang didefinisikan.
b. sebuah definisi harus merupakan suatu kesetaraan arti
dengan yang didefinisikan.
c. sebuah definisi harus menghindarkan pernyataan yang
memuat term yang didefinisikan.
d. sebuah definisi harus sedapat mungkin dinyatakan
secara rumusan positif.
e. sebuah definisi harus dinyatakan secara singkat dan
jelas terlepas dari rumusan yang kabur atau bahsa kiasan.
B. PENALARAN
1. Prinsip-prinsip Penalaran
- Prinsip Identitas
- Prinsip Kontradiksi
- Prinsip Eksklusif.
2. Penalaran Proposisi
25
Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi.
Penalaran ada dua:
- Penalaran Langsung
- Penalaran tidak langsung
C. Silogisme Kategoris
Silogisme adalah proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar
penyimpulan, satu menjadi kesimpulan.
D. Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk adalah pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang dapat
dinilai benar atau salah.
F. Sesat Pikir
Sesat pikir dapat terjadi ketika menyimpulkan sesuatu lebih luas daripada dasarnya
(latinus hos).
BAB IX
HUBUNGAN DAN PERANAN ILMU PENGETAHUAN TERHADAP
PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
26
A. Ilmu Masyarakat
Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah
manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan manusia yang
paling sederhana pun sekarang memerlukan ilmu.
E. Strategi Kebudayaan
Strategi kebudayaan merupakan upaya bagaimana menangani kebudayaan
khususnya di Indonesia yang beragam budaya.
BAB X
ETIKA KEILMUAN
27
A. Pengantar
Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral pada
dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia.
E. Pendekatan Ontologis
Ontologis adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Secara
ontologis ilmu membatasi lingkup penelaah keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang
berada dalam jangkauan pengalaman manusia.
F. Pendekatan Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal,
sumber, metode, struktur, dan validitas atau kebenaran pengetahuan.
28
G. Pendekatan Akseologis
Aksiologis adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum
BAB XI
STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA
29
A. Pengantar
Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga Pancasila
mempunyai fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
B. Pengertian Paradigma
Paradigma menurut Thomas S. Kuhn adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis
yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi suatu sumber hukum,
metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri,
serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
30
Abbas Hamami M. 1976. Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat Pengatahuan).
Yogyakarta : Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM.
. 1982. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan. Diktat. Yogyakarta: Fakultas
Filsafat UGM.
. 1980. Disekitar Masalah Ilmu; Suatu Problema Filsafat. Surabay: Bina Ilmu.
. Epistimologi Masa Depan dalam jurnal filsafat. Seri 1, februari 1990.
31