You are on page 1of 25

1 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah
Kalkulus adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan
deret takterhingga. Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana
geometri adalah ilmu mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai
pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya. Kalkulus memiliki
aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta dapat
memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan aljabar
elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral
yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah
pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus
mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.
Aplikasi kalkulus diferensial meliputi perhitungan kecepatan dan percepatan,
kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Aplikasi dari kalkulus integral meliputi
perhitungan luas, volume, panjang busur, pusat massa, kerja, dan tekanan. Aplikasi
lebih jauh meliputi deret pangkat dan deret Fourier.
Kalkulus juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci mengenai
ruang, waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, para matematikawan dan filsuf
berusaha memecahkan paradoks yang meliputi pembagian bilangan dengan nol
ataupun jumlah dari deret takterhingga. Seorang filsuf Yunani kuno memberikan
beberapa contoh terkenal seperti paradoks Zeno. Kalkulus memberikan solusi,
terutama di bidang limit dan deret takterhingga, yang kemudian berhasil
memecahkan paradoks tersebut.



2 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

2. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah tugas akhir ini
yaitu persoalan-persoalan yang berkaitan dengan ilmu matematika khususnya
kalkulus yang berhubungan dengan aplikasi integral.
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah seputar
penggunaan ilmu-ilmu kalkulus, terutama penggunaan integral, pada bidang fisika
dan bidang lainnya.
3. Manfaat dan Tujuan
Adapun manfaat dan tujuan penulis dalam menulis makalah tugas akhir ini adalah:
a.manfaat
1. untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang kalkulus khususnya
dalam pengaplikasian integaral yang telah didapat dari perkuliahan dengan keadaan
ang sebenarnya.
2. untuk memperoleh keterampilan yang baru sekaligus mengembangkan
pengetahuan, wawasan serta cara berpikir.
3. mengembangkan wawasan penulis yang dipelajari selama semester II ini
terhadap mata kuliah kalkulus II.
4. sebagai sarana untuk bahan pelajaran pendukung dalam penerapan ilmu
kalkulus seperti integral.
5. sebagai bahan acuan dalam penyusunan Tugas Akhir mata kuliah kalkulus
II.



3 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

b.tujuan
Penulisan makalah Aplikasi Integral pada Bidang Lain ini bertujuan untuk
mengetahui sampai sejauh mana kemampuan penulis dalam menganalisis suatu
masalah serta kemampuan dalam mempertanggungjawabkan bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut khususnya dalam penggunaan integral seperti
menentukan titik berat suatu benda, usaha, integral dalam fluida dan penerapan
integaral lainnya.
Selain itu, pembuatan makalah ini bertujuan juga agar dapat menambah
pengetahuan kita dalam bidang kalkulus serta pengaplikasiannya ke dalam
kehidupan sehari-hari.

4 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN
BAB II
PEMBAHASAN

1. TITIK BERAT (CENSTROIDS)

MOMEN M
T
SUATU LUASAN BIDANG, terhadap suatu garis T ialah hasil kali
luas dengan jarak langsung titik berat ke garis itu.
Untuk suatu luasan bidang A yang mempunyai titik berat ( ) y x, dan momen-
momennya Mx dan My terhadap sumbu-x dan sumbu-y,
y
M x A =
dan
x
M y A =


Misal:
Tentukan titik berat daerah di kuadran I yang dibatasi oleh parabola
2
4 x y =
Titik berat persegi panjang yang didekati ialah
|
.
|

\
|
y x
2
1
,
Penyelesaian :
}
=
2
0
y A dy = ( )
}

2
0
2
4 x dx =
3
16

}
=
2
0
2
1
y y M
x
dy = ( )
}

2
0
2
2
4
2
1
x dx =
15
128

}
=
2
0
y x M
y
dx = ( )
}

2
0
2
4 x x dx = 4
Maka
4
3
= =
A
M
x
y
,
5
8
= =
A
M
y
x
, dan koordinat titik berat
|
.
|

\
|
5
8
,
4
3


CONTOH

Cari titik berat daerah di kuadran I yang dibatasi oleh parabola
2
x y = dan garis x y =
.
Titik berat persegi panjang yang didekati ialah ( )
(

+
2
2
1
, x x x .
Penyelesaian :
}
=
1
0
2
) ( x x A dx =
6
1

( )( )
}
+ =
1
0
2 2
2
1
x x x x M
x
dx =
15
1

( )
}
=
1
0
2
x x x M
y
dx =
12
1


5 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN
Maka
2
1
= =
A
M
x
y
,
5
2
= =
A
M
y
x
, dan koordinat titik berat
|
.
|

\
|
5
2
,
2
1


2. PUSAT MASSA BATANG



6 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN


Tentukan pusat massa batang yang panjangnya 9 satuan dan rapat massanya di setiap
titik yang jaraknya x satuan dari ujung kiri batang adalah ( ) x x x 2 3
2
+ =

Penyelesaian




7 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

3. PUSAT MASSA KEPING DATAR



Hasil tadi akan menghasilkan koordinat-koordinat titik berat ( ) y x, yaitu


m
M
x
y
=

m
M
y
x
=


Faktor o saling menghilangkan ( o konstan dalam pengintegralan ) sehingga :


( ) ( ) | |
( ) ( ) | |
}
}

=
b
a
b
a
dx x g x f
dx x g x f x
x

( ) ( ) | |
( ) ( ) | |
}
}

=
b
a
b
a
dx x g x f
dx x g x f x
y
2 2
2
1


- CONTOH
Tentukan pusat massa daerah yang dibatasi oleh
3
x y = dan x y =


8 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

Penyelesaian



4. USAHA ( WORK )

Dalam fisika kita tahu bahwa apabila benda bergerak sejauh d sepanjang suatu garis,
sedangkan ada gaya F yang ki=onstan yang menggerakkan benda itu dengan arah
yang sama dengan gerak benda tersebut, maka kerja W yang dilakukan oleh gaya tadi
adalah
d F W =
Rumus ini menyatakan pula bahwa
Kerja = (gaya). (jarak)


Hanya saja dalam praktek pada umumnya gaya itu ridak konstan. Andaikan benda
digerakkan sepanjang sumbu x dari titik x = a ke titik x = b. Andaikan gaya yang
menggerakkan benda yang berada di x adalah F(x) dengan F sebuah fungsi yang
kontinu. Untuk memecahkan persoalan ini, kita menggunakan lagi metode potong-
potong, aproksimasi, integralkan. Dalam hal ini, kita harus mengartikan potong-
potong sebagai mempartisikan selang | | b a, menjadi selang-selang bagian,
aproksimasi di sisi berarti bahwa pada selang | | x x x A + , ; gaya adalah konstan dengan
nilai F(x) sehingga kerja yang dilakukan adalah x x F A ) ( , integralkan berarti
jumlahkan semua kerja pada masing-masing x A dan kemudian ditarik limitnya
dengan membuat x A menuju nol.

9 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

Dengan demikian dapatlah kita simpulkan kerja yang dilakukan untuk menggerakkan
benda dari a ke b adalah



- APLIKASI PADA PEGAS Dengan menggunakan hukum Hooke yang berlaku
dalam fisika, gaya F(x) yang diperlukan untuk menarik (atau menekan) pegas
sejauh x satuan dari keadaan alami adalah

kx x F = ) (
Di sini, k konstanta dan disebut konstanta pegas, k adalah positif dan tergantung
dari sifat-sifat fifis pegas itu. Makin pegas makin besar k.







- CONTOH
Apabila panjang alami pegas adalah 10 inci dan apabila diperlukan gaya 3 pon
untuk menarik dan menahannya sejauh 2 inci, tentukan kerja yang diperlukan
untuk menarik pegas itu sejauh 15 inci dari keadaan alami.

Penyelesaian
Menurut hukum Hooke gaya ) (x F yang diperlukan untuk menarik pegas sejauh x
inci adalah kx x F = ) ( . Untuk menghitung konstanta k pada pegas khusus ini, kita
lihat bahwa 3 ) 2 ( = F . Jadi 3 2 = k , atau
2
3
= k , dan selanjutnya

x x F
2
3
) ( =

10 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

Apabila pegas dalam keadaan alami sepanjang 10 inci, 0 = x ; apabila pegas
panjangnya 15 inci, 5 = x . Sehingga kerja yang diperlukan untuk menarik pegas
itu adalah


}
=
5
0
2
3
x W dx = 75 , 18
4
75
2 2
3
5
0
2
= =
(

x
inci-pon

5. Termodinamika

1.usaha
Jika suatu sistem gas melakukan usaha pada lingkungan sehingga sistem mempunyai (V
B
>
V
A
), yang berarti V=V
B
V
A
bertanda positif, maka usaha (w) bertanda positif dan
sebaliknya, ketika lingkungan melakukan usaha pada sisitem memampat ( V
A
V
B
) bertanda
negatif, maka usaha bertanda negatif. Usaha pada proses termodinamika dapat ditentukan
dengan:
= = (

) (proses isobarik)

Dengan:
p=tekanan tetap (N/m
2
)
V
B
=volum akhir (m
3
)
V
a
=volum awal (m
3
)
W=usaha (joule)

Jika grafik tekanan (p) terhadap Volum (V) diketahui, maka usaha pada proses dapat
ditentukan dari luas kurva dibawah kurva p = f (V)

2. proses isotermik
Proses isotermik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap. Pada proses ini
berlaku persamaan:
=
=
=

1

= In V
2
nRT In V
1

= In
V
2
V
1


Dengan:
V
2
= volum akhir
V
1
= volum awal
Untuk gas ideal monoatomik berlaku hubungan:
=
3
2
(
2

1
)
=
3
2
(
2

1
)

11 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

6. GAYA CAIRAN (FLUIDA)

Perhatikan tangki yang tampak pada Gambar 2. Ia diisi dengan fluida dengan
kepadatan o setinggi h . Maka gaya pada sebuah persegi panjang-panjang datar
dengan luas A yang terletak di dasar tangki, sama dengan berat kolam cairan yang
terletak tepat di atas persegi panjang itu (Gambar 1), yaitu
hA F o =


Menurut Pascal, tekanan (= gaya pada tiap satuan luas) dari cairan sama besarnya dari
arah mana pun. Jadi tekanan pada semua titik sebuah permukaan sama besarnya, tidak
peduli apakah permukaan itu datar, tegak atau miring, asalkan titik-titik yang
bersangkutan berada pada kedalaman yang sama. Khususnya gaya pada tiga persegi
panjang dalam Gambar 2 kira-kira sama. Aproksimasi inilah yang memungkinkan kita
untuk menghitung gaya keseluruhan pada salah satu sisi tangki.

- CONTOH
Pandang salah satu tepi tegak dari tangki berbentuk seperti tampak pada Gambar 3.
Andaikan tangki diisi dengan air ( o = 62,4 pon per kaki kubik) dengan kedalaman 5
kaki. Hitunglah gaya total yang bekerja pada tepi tersebut.





Penyelesaian
Gambarlah system koordinat pada tepi tangki itu seperti tampak pada Gambar 4.
Perhatikan bahwa kemiringan sisi kanan adalah 3, sehingga persamaannya adalah 3,
sehingga persamaannya adalah ( ) 8 3 0 = x y atau 8
3
1
+ = y x . Gaya pada sebuah
persegi panjang datar pada kedalaman y 5 adalah hampir sama dengan
y y y hA A + = ) 8
3
1
)( 5 ( o o .

12 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN


( ) y y y F A
|
.
|

\
|
+ ~ A ) 8
3
1
5 o
( )
}
|
.
|

\
|
+ =
5
0
8
3
1
5 dy y y F o
} (

=
|
.
|

\
|
=
5
0
5
0
3 2 2
9
1
6
19
40
3
1
3
19
40 y y y dy y y F o o
6637
9
125
6
475
200 4 , 62 ~
|
.
|

\
|
= pon

7. KESETARAAN MASSA DAN ENERGI

Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya pada benda sama dengan selisih energi kinetik benda
itu. Hubungan paling terkenal yang diperoleh Einstein dari postulat relativitas khusus adalah
mengenai massa dan energi. Hubungannya dapat diturunkan secara langsung dari defenisi
energi kinetik (E
k
)dari suatu benda yang bergerak dapat dinyatakan sebagai:
=


Dalam hubungan dengan gaya, usaha (W) dapat dinyatakan dengan =

0
, sehingga

=

0

Dengan F menyatakan komponen gaya yang bekerja dalam arah perpindahan ,serta ds dan s
menyatakan jarak yang ditempuh.Dengan memakai bentuk relativistik hukum gerak kedua
diperoleh
=
()


Sehingga rumusan energi kinetik menjadi:

()

0
=

= =

0

Misalkan
2
= 1

2
, maka v dv =-c
2
x dx, maka

13 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

2
+

=
2

= (

)
2


Hasil ini menyatakan bahwa energi kinetik suatu benda sama dengan pertambahan massanya
(akibat gerak relatifnya ) dikalikan dengan kuadrat kelajuan cahaya.Persamaan dapat juga
ditulis

2
=

2

Einstein berpendapat bahwa energi total benda ketika bergerak dengan kecepatan v adalah
mc
2
, sedangkan m
0
c
2
adalah energi total benda ketika diam dan E
k
adalah energi kinetik
benda. Untuk munyingkat penulisan, biasanya hubungan energi benda yang diam dan benda
yang bergerak dalam teori relativitas dapat dinyatakan dengan persamaan dengan persamaan
berikut ini.


CONTOH

Berapakah energi total, energi kinetik dan momentum sebuah proton (m
0
c
2
=938MeV) yang
bergerak dengan kecepatanv=0,6c?
Penyelesaian:
a. E =
m
0
c
2
1
v
2
c
2
=
938MeV
1
0,6c
2
c
2
=
938
0,64
= 1172,5MeV

=1172,510
6
1,602
10
19


= 1,878 10
10


b. Enegi kinetiknya: E
k
=E-m
o
c
2

E
k
=(1172,5-938)meV=234,5MeV

c. Momentumnya
m
o
=
938

2
=
93810
6
(1,610
19
)
310
8

2

=1,73x10
-27
kg

Sehingga: =

2

=
1,7310
27
(310
8
)
1
(0,6)
2

2
= 3,98 10
19






14 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

8. PELURUHAN RADIOAKTIF (DESINTEGRASI)
Peluruhan terjadi secara spontan dan tidak dapat dikontrol serta dipengaruhi oleh persamaan
kimia dan fisika seperti pengaruh suhu dan tekanan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
kemampuan suatu unsur untuk meluruhkan berbeda-beda. Ada unsur yang dalam waktu
singkat semua intinya meluruh,dan ada pula yang meluruh dengan lambat.
Contonya,sejumlah besar inti atom N dari suatu radioisotop yang meluruh melancarkan
partikel partikel dan serta diikuti pemancaran . Jumlah rata rata atom
belururbanding (dN) yang akan meluruh dalam waktu dt adalahs dengan jumlah atom N
sehingga dapat diberikan dalam persamaan.

0

In
N
N
0
= t
Sehingga,
N = N
0
e
t

Dengan
N =jumlah atom radioaktif setelah meluruh selama t
N
0
=jumlah atom radioaktif sebelum meluruh
E =bilangan asli (eurel)= 2,71828
=konstanta peluruhan
t =waktu paruh
Hubungan N dengan t pada proses peluruhan inti radioaktif dapat dinyatakan dalam grafik
berikut ini:
Pada peristiwa peluruhan inti radioaktif, waktu yang diperlukan untuk inti radioaktif untuk
meluruh sehingga jumlah atomnya setengah jumlah atom mula-mula disebut waktu
paruh(t
1/2
). Waktu paruh pada peristiwa peluruhan radioaktif dapat ditentukan dengan
persamaan berikut:
N = N
0
e
t

1
2
N
0
= N
0
e
t
1
2

1
2
=
1
e
t
1
2

In 2 = t1
2

Karena In 2=0,693, maka

1
2
=
In 2

=
0.693


Dengan:

t
1/2
=waktu paruh

CONTOH
Hitung tetapan peluruhan dari partikel pengion yang memiliki waktu paruh 4 tahun?
Penyelesaian:
Diketahui: t
1/2
=4 tahun

15 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN
Dengan menggunakan persamaan: 1
2
=
0,693

, diperoleh
=
0,693
1
2
=
0,693
4
=
0,17


Jadi, tetapan peluruhan adalah
0,17



9. KINEMATIKA
Menentukan kecepatan dari grafik fungsi percepatan
Jika percepatan a sebagai fungsi waktu t diketahui maka kecepatan v dapat ditentukan dengan
teknik integrasi.
=

=
Integralkan kedua ruas, maka kita peroleh:
=

+
Dengan
0
adalah vektor kecepatan awal (kecepatan pada t=0).(catatan hasil tidak
perlu diberi konstanta.)
Untuk gerak satu dimensi (pada sumbu X saja atau sumbu Y saja), persamaan persamaannya
persis seperti persamaan diatas, hanya huruf tebal diganti huruf miring. Ini karena arah vektor
kecepatan diwakili oleh tanda positif atau negatif.
=

+
Menentukan Posisi dari fungsi kecepatan
Jika komponen-komponen kecepatan

sebagai fungsi waktu diketahui maka posisi


horizontal x dan posisi vertikal y dari partikel dapat ditentukan dari persamaan
pengintegralan:

0


0
=


=
0
+

0


16 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

0
=


=
0
+

2

=

2



CONTOH
Misalkan = 6
2
+ 12 8 adalah fungsi percepatan pada garis koordinat titik x,
dengan t dalam detik dan a dalam m/s
2
. Tentukan persamaan kecepatan =
1 2

dan persamaan posisi = 2 8


Penyelesaian:
= 6
2
+12 8 =
0
+ ()
=
0
+
6
2
+ 12 8;
0=
0 maka
= 6
2
+ 12 8
= 2
3
+ 6
2
8 +
1 = 2(1)
3
+6(1)
2
81 +
2 = 2 +6 8 +
= 2
Sehingga persamaan kecepatannya adalah:
= 2
3
+ 6
2
8 +2

=
0
+
=
0
+(2
3
+6
2
8 +2) ;
0
= , maka
= (2
3
+6
2
8 + 2)
=
1
2

4
+2
3
4
2
+2 +
2 =
1
2
2
4
+ 22
3
42
2
+
8 = 8 +16 16 +
= 0
Sehingga persamaan posisinya adalah:
=
1
2

4
+2
3
4
2
+2




17 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

10. DALAM BIDANG EKONOMI
fungsi biaya
Contoh kasus:
Biaya marjinal suatu perusahaan ditunjukkan oleh MC = 3Q2 - 6Q + 4. Carilah persamaan
biaya total dan biaya rata-ratanya.

fungsi penerimaan
Contoh kasus:
Carilah persamaan penerimaan total dan penerimaan rata-rata dari suatu perusahaan jika
penerimaan marjinalnya MR = 16 4Q

fungsi utilitas
Contoh kasus:
Carilah persamaan utilitas total dari seorang konsumen jika utilitas marjinalnya MU = 90
10Q

fungsi produksi
Contoh kasus:
Produk marjinal sebuah perusahaan dicerminkan oleh MP = 18x 3x2 . carilah persamaa
produk total dan produk rata-ratanya.

fungsi konsumsi dan tabungan
Contoh kasus:
carilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan masyarakat sebuah negara jika diketahui
outonomous consumption-nya sebesar 30 milyar dan MPC = 0,8.

Pendekatan integral tak tentu dapat diterapkan untuk mencari persamaan fungsi total dari
suatu variabel ekonomi apabila fungsi marjinalnya diketahui. Karena fungsi marjinal pada
dasarnya merupakan turunan dari fungsi total, maka dengan proses sebaliknya, yakni
integrasi, dapatlah dicari fungsi asal dari fungsi tersebut atau fungsi totalnya.

1. Fungsi biaya
Biaya total C = f(Q)
Biaya marjinal : MC = C1 = dC/dQ = f1 (Q)
Biaya total tak lain adalah integrasi dari niaya marjinal

C = MC dQ = f1 (Q) dQ

Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:
Biya total : C = MCdQ
= (3Q2 - 6Q + 4.) dQ
= Q3 - 3Q2 + 4Q + k
Biaya rata-rata : C/Q = Q3 - 3Q2 + 4Q + k/Q
Konstanta k tak lain adalah biaya tetap. Jika diketahui biaya tetap tersebut adalah 4, maka:
C = Q3 - 3Q2 + 4Q + 4
AC = Q3 - 3Q2 + 4Q + 4/Q

2. Fungsi Penerimaan
Penerimaan total : R = f(Q)

18 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN
Penerimaan marjinal : MR = R1 = dR/dQ = f1 (Q)
Penerimaan total tak lain adalah integral dari penerimaan marjinal

R = MR dQ = f1 (Q) Dq

Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:
Penerimaan total : R = MR dQ
= (16 4Q) dQ
= 16Q 2Q2
Penerimaan rata-rata : AR = R/Q = 16 2Q
Dalam persamaan penerimaan total konstanta k = 0, sebab penerimaan tidak akan ada jika tak
ada barang yang dihasilkan atau terjual.

3. Fungsi Utilitas
Utilitas total : U = f(Q)
Utilitas marjinal : MU = U1 = dU/dQ = f1 (Q)
Utilitas total tak lain adalah integral dari utilitas marjinal

U = MU dQ = f1 (Q) dQ

Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:
Utilitas total: U = MU dQ
= (90 10Q) dQ
= 90Q 5Q2
Seperti halnya produk total dan penerimaan total, disinipun konstanta k = 0, sebab tak ada
kepuasan atau utilitas yang diperoleh seseorang jika tak ada barang yang dikonsumsi.

4. Fungsi Produksi
Produsi total :P = f(x) dimana.
P = keluaran; x = masukan
Produk marjinal : MP = P1 = dP/dX = f1 (x)
Produk total tak lain adalah integral dari produk marjinal

P = MPdX = f1 (x) Dx
Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:
Produk total : P = MPdX
= (18x 3x2 ) dX
= 9x2 x3
Produk rata-rata : AP = p/x = 9x x2

5. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyataka fungsional terhadap
pendapatan nasional (Y).
C = f(Y) = a + By
MPC = C 1 = dC/dY = f 1 (Y) = b
Karena Y = C + S, maka
S = g(y) = -a + (1 b) Y
MPS = S1 = dS/dY = g 1 (Y) = (1 b)
Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi da tabungan masing-masing adalah integral dari
marginal propensity to consume dan marginal propensity to save.

19 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

C = MPC dY = F(Y) + k k a
S = MPS dY = G(Y) + k k -a

Konstanta k pada fungsi produksi da fungsi tabungan masing-masing adalah outonomous
consumption dan outonomous saving.

Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:
C = MPC dY = 0,8 Y + 30 milyar.
S = MPS dY = 0,2 Y 30 milyar.
Atau S = Y C = Y (0,8 Y 30 milyar) = 0,2Y 30 milyar.


20 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN
BAB III
KESIMPULAN

Integral tentu dapat diterapkan pada bidang lain. Misalnya pada bidang fisika. Pada bidang
fisika, integral tentu dapat digunakan pada :
- Titik berat
- Pusat massa batang
- Pusat massa keping datar
- Usaha
- Termodinamika
- Gaya cairan ( fluida )
- Kesetaraan massa dan energi
- Peluruhan radioaktif (disentegrasi)
- Kinematika
- Penerapan dalam bidang ekonomi

Pada pembahasan titik berat:
untuk suatu luasan bidang A yang mempunyai titik berat (

) dan momen-momennya Mx
dan My terhadap sumbu-x dan sumbu-y
A

=
Pada pusat massa batang :
Massa batang , momen massa batang terhadap titik O , dan titik pusat massa batang
didefenisikan sebagai berikut.
Massa : M =

}
=

= A
n
i
L
i i
P
dx x x c Lim
1
0
0
) ( ) (
Momen massa terhadap titik O :

}
=

= A =
n
i
L
i i i
P
o
dx x x x c c Lim M
1
0
0
) ( ) (
Titik pusat massa :
}
}
= =
L
L
o
dx x
dx x x
M
M
x
0
0
) (
) (



Pada pusat massa keping datar :

()

()









21 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

Pada pembahasan usaha:
apabila benda bergerak sejauh d sepanjang suatu garis, sedangkan ada gaya F yang constant
yang menggerakkan benda itu dengan arah yang sama dengan gerak benda tersebut, maka
kerja W yang dilakukan oleh gaya tadi adalah:
W = F.d
Dimana penggunaan integralnya :
W =


Pada pembahasan termodinamika
Jika suatu sistem gas melakukan usaha pada lingkungan sehingga sistem mempunyai (V
B
>
V
A
), yang berarti V=V
B
V
A
bertanda positif, maka usaha (w) bertanda positif dan
sebaliknya, ketika lingkungan melakukan usaha pada sisitem memampat ( V
A
V
B
) bertanda
negatif, maka usaha bertanda negatif. Usaha pada proses termodinamika dapat ditentukan
dengan:
= = (

)
Dimana penggunaan integralnya: =
=

=


Pada pembahasan gaya cairan ( fluida):
apabila suatu tangki diisi dengan fluida dengan kepadatan setinggi h. maka gaya pada
sebuah persegi panjang datar dengan luas A yang terletak didasar tangki sama dengan berat
kolam cairan yang terletak tepat diatas persegi panjang itu yaitu :
F =
Dimana penggunaan integralnya :
. . .
F =



Pada pembahasan kesetaraan massa dan energi
Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya pada benda sama dengan selisih energi kinetik benda
itu. Hubungan paling terkenal yang diperoleh Einstein dari postulat relativitas khusus adalah
mengenai massa dan energi. Hubungannya dapat diturunkan secara langsung dari defenisi
energi kinetik (E
k
)dari suatu benda yang bergerak dapat dinyatakan sebagai:
=


Dalam hubungan dengan gaya, usaha (W) dapat dinyatakan dengan =

0
, sehingga

=

0

Dimana penggunaan integralnya:

()

0
=

=

22 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

= =

0

Misalkan
2
= 1

2
, maka v dv =-c
2
x dx, maka

2
+

=
2

= (

)
2

2
=


Pada pembahasan peluruhan radioaktif (disentegrasi)
Peluruhan terjadi secara spontan dan tidak dapat dikontrol serta dipengaruhi oleh persamaan
kimia dan fisika seperti pengaruh suhu dan tekanan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
kemampuan suatu unsur untuk meluruhkan berbeda-beda. Ada unsur yang dalam waktu
singkat semua intinya meluruh,dan ada pula yang meluruh dengan lambat.
Contonya,sejumlah besar inti atom N dari suatu radioisotop yang meluruh melancarkan
partikel partikel dan serta diikuti pemancaran . Jumlah rata rata atom
belururbanding (dN) yang akan meluruh dalam waktu dt adalahs dengan jumlah atom N
sehingga dapat diberikan dalam persamaan.

0

In
N
N
0
= t
Sehingga,
N = N
0
e
t

1
2
N
0
= N
0
e
t1
2

1
2
=
1
e
t1
2

In 2 = t1
2

Karena In 2=0,693, maka

1
2
=
In 2

=
0.693




23 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN
Pada pembahasan dalam kinematika
Menentukan kecepatan dari grafik fungsi percepatan
Jika percepatan a sebagai fungsi waktu t diketahui maka kecepatan v dapat ditentukan dengan
teknik integrasi.
=

=
Integralkan kedua ruas, maka kita peroleh:
=

+
Dengan
0
adalah vektor kecepatan awal (kecepatan pada t=0).(catatan hasil tidak
perlu diberi konstanta.)
Untuk gerak satu dimensi (pada sumbu X saja atau sumbu Y saja), persamaan persamaannya
persis seperti persamaan diatas, hanya huruf tebal diganti huruf miring. Ini karena arah vektor
kecepatan diwakili oleh tanda positif atau negatif.
=

+
Menentukan Posisi dari fungsi kecepatan
Jika komponen-komponen kecepatan

sebagai fungsi waktu diketahui maka posisi


horizontal x dan posisi vertikal y dari partikel dapat ditentukan dari persamaan
pengintegralan:

0


0
=


=
0
+

0


0
=


=
0
+



24 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN
=

2

=

2



Penerapan dalam bidang ekonomi
1. Fungsi biaya
Biaya total C = f(Q)
Biaya marjinal : MC = C1 = dC/dQ = f1 (Q)
Biaya total tak lain adalah integrasi dari niaya marjinal
C = MC dQ = f1 (Q) dQ

2. Fungsi Penerimaan
Penerimaan total : R = f(Q)
Penerimaan marjinal : MR = R1 = dR/dQ = f1 (Q)
Penerimaan total tak lain adalah integral dari penerimaan marjinal
R = MR dQ = f1 (Q) Dq

3. Fungsi Utilitas
Utilitas total : U = f(Q)
Utilitas marjinal : MU = U1 = dU/dQ = f1 (Q)
Utilitas total tak lain adalah integral dari utilitas marjinal
U = MU dQ = f1 (Q) dQ

4. Fungsi Produksi
Produsi total :P = f(x) dimana.
P = keluaran; x = masukan
Produk marjinal : MP = P1 = dP/dX = f1 (x)
Produk total tak lain adalah integral dari produk marjinal
P = MPdX = f1 (x) Dx

5. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyataka fungsional terhadap
pendapatan nasional (Y).
C = f(Y) = a + By
MPC = C 1 = dC/dY = f 1 (Y) = b
Karena Y = C + S, maka
S = g(y) = -a + (1 b) Y
MPS = S1 = dS/dY = g 1 (Y) = (1 b)
Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi da tabungan masing-masing adalah integral dari
marginal propensity to consume dan marginal propensity to save.

C = MPC dY = F(Y) + k k a
S = MPS dY = G(Y) + k k -a


25 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Koko. 1999. Kalkulus. Bandung: Erlangga

Purcell, E.J. 1995. Kalkulus dan Geometri Analitik (terjemahan I.N Susila, dkk).
Jilid I, edisi V. Jakarta: Erlangga

Schaum. 1985. Kalkulus. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Serway,A.L. dan Faughn,J.S.1999.College Physics,USA: Harcourt Brace
College Publisher
Tim Dosen Matematika. 2010. Kalkulus II. Medan: FMIPA UNIMED
Tripler,P.A.1998.Fisikauntuk sains dan teknik jilid
1(terjemahan).Jakarta:Penerbit Erlangga

You might also like