Professional Documents
Culture Documents
F1308595
Tujuan adalah kearah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh karena
itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan langkah yang paling kruasial dalam perekayasaan
akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan, yang
akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Dengan demikian
diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan social Negara) akan tercapai pula.
Kepentingan pemakai juga beragam tidak hanya antar kelompok pemakai tetapi juga didalam
kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah pertanggungjawaban,
kebermanfaatan, keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak,
pengendalian social, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik, dan pengukuran kinerja
entitas, jadi penentuan tujuan merupakan suatu proses yang kompleks. Masalah penyusunan
tujuan adalah menentukan siapa yang dituju, apa saja kepentingannya, seberapa luas (banyak)
informasi yang diinginkan, apa saja sumber informasi yang telah tersedia, dan seberapa banyak
informasi dapat dilayani melalui statemen keuangan.
Most menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan infornasi (pelaporan
keuangan), yaitu
Dengan pendekatan (1) pelaporan keuangan diarahkan untuk menghasilkan satu set data (satu set
statemen keuangan) untuk berbagai pemakai dan kepentingan. Pendekatan (2) berasumsi bahwa
kebutuhan informasi dan model pengambilan keputusan para atau kelompok pemakai diketahui
dengan pasti sehingga dapat disusun berbagai statemen/laporan khusus untuk melayani berbagai
keperluan pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai.
Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu Negara harus direkeyasa sehingga tujuan
social dan ekonomik Negara tercapai. Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual
dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan individualnya juga memaksimumkan tujuan
Negara.
Tujuan Fungsional
Adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan atau
motivasi masing-masing individual didalamnya. Tujuan individual tidak dapat diamati
sedangkan tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati konsekuensi-konsekuensi
dari kegiatan masyarakat atau organisasi nyata yang terjadi.
Tujuan Bersama
Suatu atau beberapa (subhimpunan) tujuan individual yang sama dengan tujuan individual yang
lainnya. Kalau tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan tujuan-tujuan individual, tujuan
bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual kemudian memilih
tujuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan
kegiatan social.
Bila tujuan dan model pengambilan keputusan semua individual atau kelompok (grup) individual
dapat diidentifikasi, tujuan beberapa individual atau beberapa kelompok individual yang
dominan dalam suatu kegiatan masyarakat dapat dijadikan tujuan kegiatan social (dan ekonomik)
masyarakat bersangkutan. Kelompok atau grup dominan adalah kelompok yang konsekuensi
keputusan atau tindakannya mempengaruhi secara kuat semua anggota masyarakat.
Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif AAA tidak secara spesifik
mengidentifikasi pihak pemakai laporan keuangan. Komite ini mendefinisikan tujuan laporan
keuangan dengan menunjukkan manfaatnya untuk:
1. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya (alam, fisis,
manusia, dan financial) yang terbatas.
2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara
efektif.
3. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen.
Dapat disimpulkan bahwa pemakai yang diarah oleh tujuan diatas adalah berbagai kelompok
yaitu manajemen, investor, kreditor, pegawai, pemasok, dan regulator walaupun tujuan social
juga menjadi perhatian sebagaimana terefleksi dalam tujuan keempat.
Tujuan versi APB No. 4
Tujuan dasar akuntansi keuangan dan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi
tentang keuangan perusahaan yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi.
Tujuan pelaporan yang diajukan oleh komite trueblood tidak jauh berbeda dengan tujuan dalam
ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa tujuan dalam laporan komite trueblood lebih rinci
dan mengidentifikasi aspek-aspek tujuan. Dua hal yang penting yang ditekankan pada komite ini
adalah daya melaba (earnings power) dan elemen aliran kas.
Adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis dan
ekonomi. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran
yaitu bahwa
1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hokum, politis dan
social tempat akuntansi diterapkan.
2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat
disampaikan melalui mekanisme laporan keuangan.
Tujuan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hokum, politis, dan social, diamerika,
lingkungan penerapan akuntansi diberi ciri sebagai berikut:
4. Pasar modal sebagai sarana pemenuhan modal utama selain lembaga keuangan.
5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah, sumber daya
produktif lebih banyak, dikelola oleh swasta atau pribadi dari pada oleh pemerintah dan
pemerintah bertindak sebagai regulator.
Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan tentang jenis informasi yang
dapat disediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang
disediakan melalui mekanisme pelaporan keuangan:
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industry atau
ekonomi secara keseluruhan.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi.
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang
mengambil keputusan tentang badan usaha.
Pertimbangan atau penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan
umumnya diuraikan berikut ini:
1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak
mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi yang
mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan pada informasi yang
disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
2. Oleh Karena itu tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuan
perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan merupakan focus atau
kepentingan umum/bersama dari berbagai pemakai informasi.
3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan
investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk
statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan
keuangan dan tidak hanya untuk statemen keuangan.
Tujuan utama adalah pelaporan keuangan organisasi non bisnis harus menyediakan informasi
yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,
dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut.
Tujuan spesifik
• Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana
dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jasa-jasa yang
disediakan organisasi dan kemampuannya untuk menyediakan jasa-jasa tersebut.
• Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia
dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai bagaimana para
manajer organisasi nonbisnis telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusannya dan
aspek-aspek lain kinerjanya.
• Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya kewajiban, dan
sumber daya bersih perusahaan dan akibat dari transak-transaksi, kejadian dan keadaan
yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut.
FASB mengidentifikasi cirri-ciri nonbisnis yang menjadikan tujuan pelaporan organisasi non
bisnis berbeda dengan organisasi bisnis. Cirri-ciri tersebut adalah SFAC No. 4 prag. 6:
• Penerimaan sumber ekonomik yang cukup besar dari penyedia dana yang tidak
mengharapkan untuk menerima imbalan atau manfaat yang proposional dengan sumber
ekonomik yang diserahkan.
• Tujuan operasi selain menyediakan/menjual barang dan jasa untuk mendatangkan laba
atau setara laba.
• Tidak terdapatnya hak pemilikan dengan proporsi tertentu/pasti yang dapat dijual,
dipindahtangankan, atau ditarik, atau mengandung hak yuridis atas bagian dari sisa
kekayaan dalam hal organisasi dilikuidasi.
Criteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah
apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai
yang dituju.kebermanfaatan merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara
kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai dan keyakinan pemakai terhadap
informasi. Oleh karena itu criteria ini disebut karakteristik kualitatif informasi akuntansi.
Nilai Informasi
Keterpahamian
Adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pemakai. Factor yang
mempengaruhi kepahamian informasi adalah pemakai dan informasi itu sendiri.
Keberpautan
Nilai Prediktif
Nilai Balikan
Adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam mengkonfirmasi dan mengoreksi
harapan-harapan pemakai dimasa lalu.
Ketepatwaktuan
Adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi
tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan.
Keterandalan
Adalah kemampuan informasi untuk member keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau
valid. Informasi akan menjadi berkurang nilainya kalau orang yang menggunakan informasi
meragukan kebenaran atau validitas informasi tersebut.
Ketepatan Penyimbolan
Adalah kesesuaian atau kococokan antara pengukur atau deskripsi dan fenomena yang diukur
atau dideskripsi.
Keterujian
Adalah kemampuan informasi untuk member keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena
tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan penyimbolan
(kebenaran atau validitas informasi).
Kenetralan
Adalah Ketidakberpihakan kepada grup tertentu atau ketidakberbiasaan dalam perlakuan akuntansi.
Keterbandingan
Adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
antara dua perangkat fenomena ekonomik (misalnya dua perangkat statemen keuangan yang
merepresentasi kegiatan dua badan usaha.
Materialitas
Adalah besar kecilnya atau magnitude suatu penghilangan atau pesalah sajian informasi akuntansi yang
menjadikan besar kemungkinan bahwa pertimbangan seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada
informasi tersebut berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau pesalah sajian tersebut.
Asset
Adalah manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu entitas
sebagai hasil transaksi atau kejadian dimasa lalu.
Kewajiban
Adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa dating yang cukup pasti yang timbul dari keharusan
(obligasi) sekarang suatu entitas untuk menstransfer asset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain
dimasa datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian dimasa lalu
Adalah hak residual terhadap asset suatu entitas yang masih tersisa setelah mengurangi asset dengan
kewajibannya.
Adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat dari transfer ke tia dari entitas lain
sesuatu yang bernilai untuk mendapatkan atau menaikkan hak pemilikan didalamnya.
Distribusi ke Pemilik
Adalah penurunan dari ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat pentransferan asset, penyerahan jasa dan
penimbulan kewajiban oleh badan usaha tersebut kepada pemilik.
Laba Komprehensif
Adalah perusahaan dalam ekuitas suatu badan usaha selama suatu periode yang berasal dari transaksi dan
kejadian lain dan kondisi dari sumber-sumber non pemilik.
Pendapatan
Adalah aliran masuk asset atau kenaikkan asset lainnya pada suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan
kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa atau
kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
Biaya
Adalah aliran keluar asset atau penyerapan asset lainnya pada suatu entitas atau penimbulan kewajiban
entitas tersebut (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi barang atau kegiatan lain yang
membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
Untung
Adalah kenaikan dalam ekuitas yang berasal dari transaksi peripheral atau insedental suatu entitas dan
dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali
kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
Rugi
Adalah penurunan dalam ekuitas yang berasal dari transaksi peripheral atau insedental suatu entitas dan
dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali
penurunan sebagai akibat dari biaya atau distribusi ke pemilik.
Adalah aliran kas bersih yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi semua transaksi dan kejadian
yang bukan termasuk dalam kegiatan investasi dan pendanaan.
Adalah aliran kas bersih yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemberian dan pelunasan
pinjaman dan pemerolehan dan penjualan instrument hutang atau ekuitas, gedung, pabrik, perlengkapan,
dan asset produktif lainnya yaitu asset yang dipelihara atau digunakan dalam produksi barang atau jasa
oleh badan usaha.
Adalah aliran kas bersih yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemerolehan dana dari pemilik
dan pemberian imbalan dan kembalian investasinya; peminjaman uang dan pengembalian jumlah uang
yang dipinjam atau penyelesaian utang tersebut dengan cara lain; pemerolehan dan pembayaran sumber
dana lain yang diperoleh dari kreditor atas kredit jangka panjang.
Pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang
akan dilekatkan pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian,
atau keadaan untuk mempresentasi makna atau atribut (attribute) objek tersebut.
Atribut adalah sesuatu yang melekat pada suatu objek yang menggambarkan sifat atau cirri
yang dikandung objek tersebut. Atribut pengukuran suatu elemen/pos adalah dasar pengukuran
(jumlah rupiah) yang harus dikaitkan pada suatu elemen/pos untuk mempresentasi secara tepat
atribut yang ingin diungkapkan dari elemen/pos tersebut dalam pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi atribut pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dapat
dilanjutkan penggunaannya yaitu (SFAC No. 5, prg. 67):
a. Kos historis atau perolehan kos historis
b. Kos sekarang
c. Nilai pasar sekarang
d. Nilai terealisasi/pelunasan neto
e. Nilai sekarang atau diskonan aliran kas masa dating
Pengakuan
Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan
sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknis, pengakuan berarti pencatatan secara
resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam statemen
keuangan.
FASB menetapkan empat criteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut
(SFAC No. 5, prg. 63):
a. Definisi (definitions)
b. Keterukuran (measurability)
c. Keberpautan (relevance)
d. Keterandalan (reliability)
Keempat criteria diatas harus dipertimbangkan dalam konteks karakteristik kualitatif
informasi yaitu memenuhi batas atas (benefit > kos) dan batas bawah (materialitas). Karena
pengakuan sangat penting dalam penentuan laba, pos-pos yang biasanya dikenai criteria
pengakuan adalah pos-pos pembentuk statemen laba-rugi dan laba komprehensif terutama
pendapatan dan untung serta biaya dan rugi.
Pengertian Dasar
Untuk memahami konsep-konsep dalam komponen rerangka konseptual ini, perlu
dipahami beberapa pengertian dasar yang terkandung dalam rerangka ini.
Saat Pengukuran
Ditinjau dari saat pengukuran, terdapat dua saat penting yaitu pengukuran pada saat
pengakuan mula-mula (at initial recognition) dan pada berbagai saat atau perioda sesudah
pengakuan mula-mula yang disebut dengan pengukuran baru mulai (fresh-start). Pengukuran
saat pengakuan mula-mula adalah pengukuran pada saat suatu elemen atau pos timbul dan
dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian, atau keadaan. Pengukuran baru mulai adalah
pengukuran dalam perioda-perioda setelah pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah
rupiah bawaan (carrying amount) baru yang tidak berkaitan dengan jumlah-jumlah rupiah
sebelumnya.
Nilai Wajar
Nilai wajar (Fair Value) adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu objek dalam
suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau keterpaksaan.
Prinsip-Prinsip Umum
Pengukuran nilai sekarang memerlukan estimat aliran kas masa datang dan tingkat bunga.
Teknik untuk mengestimasi aliran kas masa datang dan tingkat bunga bervariasi bergantung pada
keadaan yang melingkupi asset atau kewajiban bersangkutan. Berikut ini adalah prinsip-prinsip
umum yang menjadi pedoman penerapan nilai sekarang dalam mengukur asset dan kewajiban:
a. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi asumsi-asumsi tentang kejadian
dan ketidakpastian masa datang yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah
memperoleh atau tidak suatu asset atau sekelompok asset dalam suatu transaksi tunai yang
bebas.
b. Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskon aliran kas harus merefleksi asumsi-asumsi
yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang melekat pada aliran kas estimasian agar
pengaruh asumsi tidak berganda atau malahan terabaikan.
c. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor yang tidak
berkaitan dengan asset atau kewajiban yang bersangkutan.
d. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan yang mungkin
terjadi daripada jumlah rupiah paling boleh jadi, minimum, atau maksimum.
Transfer Teknologi
Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi, RK dapat dipandang sebagai produk
teknologi. Dalam hal inilah harus dibedakan antara transfer teknologi dan transfer produk.
Telah disebutkan di awal bahwa RK FASB dijadikan model karena model tersebut memuat
secara lengkap penjelasan, penalaran, dan argument untuk tiap konsep yang dipilih sehingga
mengandung aspek pembelajaran dan pendidikan yang tinggi. Proses penalaran di balik RK
FASB dapat dijadikan basis untuk mengembangkan RK dengan memasukkan karakteristik
lingkungan (parameter) diterapkannya model tersebut.
Pengaruh RK FASB
RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang besar dalam memicu dan melandasi
pengembangan RK di beberapa Negara lain pada perioda mengembangkan atau pada perioda
setelah RK FASB selesai. Tersedianya berbagai model RK akan memudahkan suatu Negara
untuk melakukan apa yang disebut shopping for technology yaitu memilih teknologi yang
tersedia untuk ditransfer atau diadopsi karena mengembangkan RK dari nol sangat banyak
memakan tenaga, pikiran, dan waktu.
Dokumen Kebijakan
RK FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau politis dan bukan dokumen atau
karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyusunannya melibatkan perdebatan atau
argumen yang keputusan akhirnya dalam beberapa kasus melibatkan pemungutan suara (voting).
Argumen yang melandasi penyimpulan lebih bersifat deduktif-normatif dengan asumsi atau
premis yang validitas atau kebenarannya dinilai dan dianut atas dasar pertimbangan politis,
ekonomik, dan social.