Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
alumunium yang dilakukan dengan oksidasi anodik pada suhu kamar (room
temperature) dengan bantuan arus listrik agar terjadi reaksi kimia sehingga
dihasilkan suatu lapisan yang dapat melindungi logam tersebut. Anodizing adalah
proses pelapisan secara elektrolisis dengan melapisi suatu permukaan logam
dengan suatu oksidasi yang melapisi dan bersifat melindungi logam dari pengaruh
korosi.
Teknik proteksi korosi ini tidak memerlukan biaya yang cukup tinggi
namun amat efektif dalam melindungi permukaan logam dari serangan korosi.
Mekanisme elektrolisis yaitu menghasilkan reaksi kimia dengan
menggunakan energi listrik. Anodizing terjadi disebabkan oleh adanya pertukaran
ion logam antara katoda dan anoda dimana pada percobaan ini, logam Al sebagai
anoda dan logam Pb sebagai katoda, dan material yang akan terkena korosi
pertama kali adalah Pb.
teori yang menunjang materi ini. Bab III metode percobaan berisi tentang diagram
alir prosedur percobaan, alat dan bahan yang digunakan pada saat melakukan
percobaan dan prosedur yang dilakukan saat melakukan percobaan. Bab IV data
percobaan yang berisi tentang data-data hasil yang didapat setelah menjalankan
percobaan. Bab V pembahasan yang berisi tentang bahasan dari percobaan dan
hasil-hasil percobaan serta pembahasan gambar atau grafik yang ada. Selanjutnya
bab VI kesimpulan yang menerangkan hasil yang didapat dari percobaan. daftar
pustaka terdapat lampiran yang memuat contoh perhitungan, jawaban pertanyaan
dan tugas, gambar alat dan bahan serta blangko percobaan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Elektrolit
Komponen penting yang lainnya yaitu larutan elektrolit. Elektrolit adalah
suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut akan menghasilkan larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. Zat cair dipandang dari sudut hantaran
listriknya, dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu: [Erlina Yustanti, 2005]
1. Zat cair isolator seperti air murni dan minyak
2. Larutan yang mengandung ion-ion seperti larutan asam,
basa, dan garam- garam di dalam air. Larutan ini dapat dilalui arus listrik
dengan ion-ion sebagai penghantarnya dan disertai dengan perubahan-
perubahan kimia.
3. Air raksa, logam-logam cair dapat dilalui arus listrik tanpa
ada perubahan kimia di dalamnya.
Elektrolit serng kali diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam
menghantarkan arus listrik. Elektrolit yang dapat menghantarkan dengan baik
digolongkan kedalam elektrolit kuat, contohnya yaitu HCl, HBr, HI, H2SO4 dan
HNO3 yang bersifat asam dan LiOH, NaOH, KOH, RbOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, dan
Ba(OH)2 yang bersifat basa, selain elektrolit kuat dan elektrolit basa kuat, ada
pula golongan elektrolit lemah seperti CH3COOH, Al(OH)3, AgCl dan CaCO3.
Larutan-larutan tersebut hanya dapat menghantarkan sedikit arus listrik. Suatu
larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena dalam suatu larutan
semisal NaCl. Zat NaCl yang larut dalam air akan terionisasi sebagai berikut:
NaCl Na+ + Cl-
Di dalam larutan terdapat ion positif ( Na+ ) dan ion negative (Cl-). Adanya
ion positif dan ion negatif dalam larutan menimbulkan beda potensial listrik
(tegangan listrik) dalam larutan NaCl karena dalam larutan ada beda potensial
listrik, arus listrik dapat mengalir sehingga larutan dapat menghantarkan listrik.
4
5
Zat-zat yang dalam larutannya dapat terionisasi (zat-zat elektrolit) adalah asam,
basa dan garam. Zat-zat selain asam, basa, dan garam termasuk zat nonelektrolit
karena dalam larutannya tidak terionisasi menjadi ion positif dan ion negatif.
Perbedaan dari larutan elektrolit kuat dan lemah terletak pada jumlah pertikel ion
(mol ion) dari tiap 1 mol zat. Jika 1 mol zat tersebut dilarutkan ke dalam air
ternyata semuanya terionisasi. Hal tersebut disebut zat elektrolit kuat dan zat
elektrolit lemah jika dilarutkan ke dalam air tidak semuanya 1 mol zat terionisasi.
Untuk menunjukan perbedaan elektrolit kuat dengan zat elektrolit lemah
dinyatakan dengan derajat ionisasi ( α ), yaitu perbandingan mol zat yang
terionisasi dengan mol zat mula-mula.
mol zat yang terionisas i
α= mol zat mula −mula
Untuk zat elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi = 1 dan zat elektrolit
lemah mempunyai derajat ionisasi 0< α <1.
2.2 Elektroda
Elektroda adalah sebuah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan sebuah bagian non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor,
sebuah elektrolit atau sebuah vakum). Kata ini diutamakan oleh ilmuwan Michael
Faraday dari bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan hodos sebuah cara). Pada
percobaan anodizing ini, digunakan elektroda alumunium sebagai anoda dan
katodanya adalah logam timbal. Sebuah elektroda dalam sebuah sel elektrolisis
ditunjuk sebagai sebuah anoda atau sebuah katoda, kata-kata yang juga
diutamakan oleh Faraday. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana
elektron datang dari sel dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai
elektroda di mana elektron memasuki sel dan reduksi terjadi. Setiap elektroda
dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari voltase yang diberikan ke
sel. Sebuah elektroda bipolar adalah sebuah elektroda yang berfungsi sebagai
anoda dari sebuah dan katoda bagi sel lainnya. Berikut ini adalah jenis elektroda:
[Michael Faraday, 1834]
6
2.3 Elektrolisa
Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik.
Alat elektrolisis terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau
leburan), dan dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi
oksida sedangkan pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu
percobaan elektrolisis reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada
kecenderungan terjadinya reaksi reduksi. Elektrolisis NaCl pada berbagai keadaan
menunjukkan pentingnya suasana sistem yang dielektrolisis. Jika larutan NaCl
yang sangat encer dielektrolisis menggunakan elektroda platina maka reaksi pada
kedua elektroda sebagai berikut:[Boyer Haward E, 1986]
anoda : 2 H2O → O2 + 4H+ + 4 e.............................(2.1)
katoda : 2 H2O + 2e → H2 + 2 OH-.....................................(2.2)
Jika larutan cukup pekat, reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
anoda: 2 Cl- → Cl2 + 2 e........................................... (2.3)
katoda: 2 H2O + 2e → H2 + 2 OH-............................(2.4)
Jika leburan NaCl dielektrolisis maka reaksi pada elektroda adalah sebagai
berikut:
anoda: 2 Cl- → Cl2 + 2 e..............................................(2.5)
karoda: Na+ + e → Na..................................................(2.6)
Natrium yang berbentuk melarut dalam raksa membentuk amalgam.
7
Maka di dalam larutannya akan terbentuk ion positif yaitu (H+) dan ion negatif
(SO42-) karena terbentuk ion itulah di dalam larutan timbul beda potensial
(tegangan listrik) yang terjadi pada larutan H2SO4 sehingga arus listrik dapat
mengalir, oleh karena itu larutan tersebut dapat menghantarkan listrik. Zat-zat
yang dalam larutannya dapat terionisasi adalah asam, basa dan garam. Selain dua
komponen yang terpenting tadi masih ada komponen lain yang berpengaruh yaitu
arus dan tegangan listrik yang dipakai juga harus sesuai. [Boyer Haward E, 1986]
H2SO4 2 H+ + SO42-
Katoda (Pb) : Pb2+ + 2 e- Pb
Anoda (Al) : Al Al2+ + 2e-
Al (anoda) Pb (katoda)
Jika digambarkan proses anodizing adalah sebagai berikut:
e- e-
Al Pb
Anoda
Katoda
H2SO4
dibiarkan maka reaksi tersebut akan terus berlangsung sebelum tegangan listrik
dimatikan atau logam Al pada anoda yang melapisi Pb habis.
Setelah proses anodizing tersebut produk yang diperoleh adalah Pb yang
dilapisi oleh Al. Alumunium tersebut yang nantinya dapat memproteksi atau
melindungi timbal dari korosi. Biasanya sesudah di anodizing logam Pb tersebut
tidak langsung dipakai tetapi perlu adanya pelapisan lagi yang berupa cat yang
dapat memproteksi logam Pb lebih baik lagi dan dapat tahan lama, selain itu
gunanya pengecatan adalah juga untuk memperindah atau mempercantik logam
tersebut sehingga mempunyai nilai estetika yang lebih tinggi karena lebih
menarik.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Data Percobaan
Literatur
Analisa dan Pembahasan
Kesimpulan
15
BAB IV
DATA PERCOBAAN
BAB V
PEMBAHASAN
16
0.0035
0.003
Berat Al (gram)
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
0 5 10 15 20
Tegangan (Volt)
Gambar 5.1 Grafik hubungan antara tegangan dengan selisih berat alumunium
17
18
0.0045
0.004
0.0035
Berat Pb (gram)
0.003
0.0025
0.002
0.0015
0.001
0.0005
0
0 5 10 15 20
Tegangan (Volt)
Gambar 5.2 Grafik hubungan antara tegangan dengan selisih berat Timbal
BAB VI
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
19
20
LAMPIRAN
22
4. jenis-jenis Anodizing
Jawab :
1. Chromic acid anodizing
Larutan ini mengandung 3 – 10% berat CrO3 larutan dibuat dengan
mengisi tangki setengah dengan air dan melarutkan asam ini ke dalamnya
kemudian menambahkan air sesuai dengan level operasi yang diinginkan.
Larutan anodizing asam kromik digunakan pada :
• pH antara 0,5 – 1
• konsentrasi klorida (sebagai natrium klorida) kurang dari
0,02%
• konsentrasi sulfat (H2SO4) kurang dari 0,05%
24
setruktur yang halus dan pori yang banyak pada lapisan terluar dari lapisan
anodik. Perubahan dari karakteristik lapisan ini akan mengurangi ketahanan
aus secara signifikan dan menuju ke batas ketebalan lapisan. Temperatur
operasi yang besar menyebabkan lapisan tidak dapat larut dan dapat
membakar dan merusak kerja.
26