Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Prof. Dr. Nindyo Pramono, S.H., M.S.
1
HUKUM KEPAILITAN
Apakah Kepailitan itu?
Sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang
pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator
di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini. Seseorang debitur
baru dapat dikatakan berada dalam keadaan pailit, jika ia
mempunyai dua aau lebih Kreditur dan tidak membayar
lunas sedikitnya satu utang yang telag jatuh waktu dan
dapat ditagih dan dinyatakan pailit dg putusan
Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun
atas permohonan satu atau lebih krediturnya.
2
HUKUM KEPAILITAN (lanjutan)
Yang berhak mengajukan pailit?
1. debitur sendiri;
2. seorang kreditur atau lebih;
3. kejaksaan untuk kepentingan umum;
4. Bank Indonesia, jika debiturnya bank;
5. Bapepam, jika debiturnya perusahaan efek, bursa
efek, LKP & LPP;
6. Menkeu, jika debiturnya Persh. Asuransi, Persh.
Reasuransi, Dana Pensiun, atau BUMN yang
bergerak di bidang kepentingan publik.
3
TUJUAN KEPAILITAN
4
TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)
Asas yang terkandung dalam kedua Ps tersebut:
1. Apabila debitur tidak membayar utangnya dengan
sukarela walaupun telah ada putusan pengadilan yang
menghukumnya supaya melunasi utangnya, atau
karena tidak mampu untuk membayar seluruh
hutangnya, maka seluruh harta bendanya disita untuk
dijual dan hasil penjualan itu dibagi-bagikan kepada
semua krediturnya menurut besar kecilnya piutang
masing-masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah
untuk didahulukan;
2. Semua kreditur mempunyai hak yang sama;
3. Tidak ada nomor urut dari para kreditur yang
didasarkan atas timbulnya piutang mereka.
5
TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)
6
TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)
(2) untuk menghindarkan kreditur pada waktu
bersamaan meminta pembayaran kembali piutangnya
dari si debitur; (3). Menghindari adanya kreditur yang
ingin mendapatkan hak istimewa yang menuntut hak-
haknya dengan cara menjual sendiri barang milik
debitur, tanpa memperhatikan kepentingan kreditur
lainnya; (4). Menghindarkan kecurangan-kecurangan
yang dilakukan oleh si debitur sendiri, misalnya debitur
melarikan atau menghilangkan semua harta
kekayaannya dengan maksud melepaskan tanggung
jawabnya terhadap para kreditur, debitur
menyembunyikan harta kekayaannya, sehingga para
kreditur tidak akan mendapatkan apa-apa.
7
TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)
Di Amerika Serikat, Bankruptcy Law dirancang
untuk memaksa agar debitur tidak dapat
menggelapkan harta kekayaannya.
Historically the bankruptcy law was not
concerned with benefiting the debtor as much as
it was its benefiting the debtor’s creditor. In its
origin, the law was designed to compel
fraudulent debtors to bring their property into
court and to pay it to their creditor, thus
preventing them from concealing their property
or from paying it to only some of their creditor.
8
TUJUAN KEPAILITAN (lanjutan)
The Bankruptcy Act has several major purpose. One is to
assure that the debtor’s property is fairly distributed to the
creditors and that some of the creditors do not obtain unfair
advantage over the others. At the same time, the act is
designed to protect all of the creditors against action by the
debtor that would unreasonably diminish the debtor’s assets
to which they are entitled. The Act also provides the honest
debtor with a measure of protection against the demands for
payment by creditor. Under some circumstances the debtor
is given additional time to pay the creditors free of pressure
that the creditors might – otherwise exert. If a debtor makes
a full and honest accounting of his or her assets and
liabilities and deals fairly with the creditors the debtor may
have most. If not all, of the debts discharge and thus have a
fresh start.
9
SYARAT KEPAILITAN
Pailit ( failliet = Belanda ; to fail = Inggris; bankrupt,
bankruptcy = Inggris ) berarti pemogokan pembayaran
atau kemacetan pembayaran.
Syarat untuk dinyatakan pailit : debitur dalam keadaan
berhenti membayar. Dengan putusan hakim, ia akan
dinyatakan pailit.
Putusan pailit akan diucapkan hakim, bila secara sumir
terbukti adanya peristiwa atau keadaan yang
menunjukkan adanya keadaan berhenti membayar dari
debitur.
Sumir terbukti berarti untuk pembuktian tidak berlaku
peraturan pembuktian yang biasa (Buku IV
KUHPerdata).
10
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Apa yang menjadi ukuran atau norma bagi “keadaan
berhenti membayar” itu?
Pedoman yang disepakati : Untuk pernyataan kepailitan tidak
perlu ditunjukkan bahwa debitur tidak mampu untuk membayar
hutangnya dan tidak peduli apakah berhenti membayar itu
sebagai akibat dari tidak dapat atau tidak mau membayar.
Dalam yurisprudensi :membayar” tidak selalu berarti
menyerahkan sejumlah uang. Membayar berarti memenuhi
suatu perikatan artinya dapat berujud menyerahkan barang.
Berhenti membayar tidak harus diartikan “near de letter”. Yakni
debitur berhenti sama sekali untuk membayar hutang-
hutangnya, melainkan bahwa debitur pada waktu diajukan
permohonan pailit berada dalam keadaan tidak membayar
utang-utangnya ( Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No.
171/1973/Perd/PTB, Tgl : 31 Juli 1973 ).
11
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
12
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
13
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
14
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
15
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
16
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Bankruptcy atau kebangkrutan ( Inggris ) itu berarti
keadaan tidak solven dari perorangan atau organisasi
atau perusahaan, yaitu keadaan tidak mampu
membayar hutang.
Bankrupt : The state or condition of a person (individual,
partnership, corporation, municipality) who is unable to
pay its debts as they are, or become, due. The condition
of one whose circumstances are such that he is entitled
to take the benefit of the federal bankruptcy laws. The
term includes a person againts whom an involuntary
petition has been filed, or who has filed a voluntary
petition, or who has been adjudged a bankrupt. The
woed “bankrupt” is not used in the federal bankruptcy
code. “Debtor” is now the term used.
17
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Di bawah UU US ada dua jenis kebangkrutan :”tidak sukarela
( unvoluntary ) “ dan “ sukarela ( voluntary ). Bangkrut secara
“ tidak sukarela “ terjadi bila satu atau lebih kreditur memohon
kepada pengadilan untuk menyatakan debitor tidak solven,
sedangkan “ sukarela “ terjadi bila debitur sendiri yang
memohonnya. Dalam kedua kasus tersebut, tujuannya
adalah penyelesaian yang teratur dan adil dari semua
kewajiban.
Di US, sejak debitur dinyatakan bangkrut, pengadilan
menunjuk wali sementara ( sama dengan kurator sementara
– Indonesia ) dengan kekuasaan luas dan wewenang untuk
membuat perubahan manajemen, mengatur pendanaan
tanpa jaminan dan mengoperasikan bisnis debitor pada
umumnya sedemikian rupa untuk menghindari kerugian.
Hanya dengan menyerahkan sesuatu jaminan yang
memadai, debitur dapat mengambil alih kendali dari wali.
18
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Berkenaan dengan reorganisasi, Debitur tetap memiliki
bisnis dan mengendalikannya, kecuali pengadilan
menentukan lain. Debitur dan kreditur diberi cukup
banyak kelonggaran untuk bekerjasama.
Jadi : “ pailit “ atau “ bankrupt “ adalah soal debitur
berada dalam keadaan berhenti membayar (insolvency),
bukan soal “ rugi “ .
19
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Siapa yang dapat dipailitkan ?
1. Orang perorangan : pria dan wanita; menikah atau
belum menikah. Jadi pemohon adalah debitur
perorangan yang telah menikah, maka permohonan
hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau
isterinya, kecuali tidak ada percampuran harta.
2. Perserikatan atau perkumpulan tidak berbadan hukum
lainnya. Jika pemohon berbentuk Firma harus memuat
nama dan tempat kediaman masimh-masing persero
yang secara tanggung renteng terikat untuk seluruh
utang Firma.
3. Perseroan, perkumpulan, koperasi, yayasan yang
berbadan hukum.
4. Harta warisan.
20
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Pengadilan mana yang berwenang?
1. Pengadilan daerah hukum tempat kedudukan debitur;
2. Dalam hal debitur telah meninggalkan Indonesia, maka
pengadilan daerah hukum tempat kedudukdan terakhir
debitur;
3. Dalam hal debitur pesero firma, pengadilan tempat
kedudukan hukum firma;
4. Dalam hal debitur tidak berkedudukan di wilayah Indonesia
tetepi menjalankan profesi atau usahanya di Indonesia,
Pengadilan tempat kedudukan atau kantor pusat debitur
menjalankan profesi atau usahanya di wilayah RI;
5. Dalam hal debitur badan hukum, Pengadilan tempat
kedudukan hukum badan hukum sesuai anggaran dasarnya.
21
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Setiap permohonan pernyataan pailit, baik yang diajukan
oleh debitur maupun pihak ketiga di luar debitur harus
diajukan melalui seorang pengacara yang memiliki izin
beracara di Pengadilan, diajukan ke Pengadilan Niaga
melalui panitera (Pasal 7 ayat (1) UU No. 37 Tahun
2004 Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.
Ketentuan ayat (1) tersebut di atas tidak berlaku dalam
hal permohonan diajukan oleh Kejaksaan, Bank
Indonesia, Bapepam, dan Menteri Keuangan.
22
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Upaya hukum yang dimungkinkan ?
Putusan pailit, hanya terbuka upaya hukum
Kasasi dan PK. Apa reasosing ketentuan ini ?.
Mengapa meniadakan upaya banding ?.
Upaya PK harus memenuhi 2 ( dua ) syarat :
1. Terdapat bukti tertulis baru yang penting, yang
bila diketahui dipersidangan sebelumnya akan
menghasilkan putusan yang berbeda ;
2. Dalam putusan hakim yang bersangkutan
terdapat kekeliruan yang nyata.
23
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Uit voorbaarheid bij voorraad ?
Semua penetapan mengenai pengurusan dan/atau pemberesan harta pailit
yang ditetapkan oleh hakim dapat dilaksanakan terlebih dahulu, kecuali
undang-undang menentukan lain.
Dengan dijatuhkannya putusan pailit, serta merta Kurator dapat melaksanakan
tugas dan kewenangannya untuk mengurus dan/atau membereskan harta pailit
terhitung sejak putusan pailit diucapkan, meskipun ada kasasi atau PK. Dalam
hal putusan pernyataan pailit dibatalkan sebagai akibat adanya kasasi atau PK
maka segala perbuatan yang telah dilakukan oleh Kurator sebelum atau pada
tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan tetap
sah dan mengikat Debitur.
Pada perkara perdata pada umumnya dengan diadakannya upaya hukum
perlawanan, banding atau kasasi terhadap putusan hakim mengakibatkan
penundaan pelaksanaan putusan. Bila hakim memutuskan, uit voorbaar bij
voorraad terhadap putusannya, maka penundaan tidak diadakan. Dalam
praktek hakim dimungkinkan mewajibkan penuntut atau penggugat untuk
memberikan “borg”, agar si tergugat bila keadaan berbalik, dapat dijamin
pembayaran kembali atau ganti ruginya.
24
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Pemeriksaan cuma-cuma
UUPK memungkinkan adanya pemeriksaan secara
gratis, dengan akibat biaya kepaniteraanpun juga gratis.
25
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Penyitaan oleh Kreditur selama sidang berlangsung ?
Sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan, setiap kreditur atau
kejaksaan dapat mengajukan permohonan ke Pengadilan untuk :
1. meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan
debitur;
2. menunjuk kurator sementara untuk : (1). Mengawasi pengelolaan
usaha debitur; (2). Mengawasi pembayaran kepada kreditur,
pengalihan atau pengagunan kekayaan debitur yang dalam rangka
kepailitan memerlukan persetujuan kurator.
Biasanya permohonan penyitaan akan dikabulkan, jika kepentingan
kreditur perlu dilindungi. Di samping itu untuk melindungi dan
menjaga kepentingan debitur dan pihak ketiga lain yang
berkepentingan, maka Pengadilan dapat menetapkan agar kreditur
pemohon memberikan jaminan dalam jumlah yang wajar.
26
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
27
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
28
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
30
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Dalam permohonan PK, Permohon PK atau Pemohon Kasasi
atau Termohon Pailit kembali mempersoalkan kewenangan
hukum atau legal capacity Pemohon Pailit dalam hal ini Bank
PDFCI yang telah dikenakan status Bank BTO pada saat
mengajukan permohonan pernyataan pailit. Menurut Pemohon
PK atau Pemohon Kasasi atau Termohon Pailit, Majelis Hakim
Kasasi dan Judex Facxtie telah melakukan kesalahan berat
dalam menerapkan hukum mengenai kewenangan hukum Bank
BTO. Dikatakan bahwa Termohon PK atau Termohon Kasasi
atau Pemohon Pailit sejak tanggal 3 April 1998 telah menjadi
Bank BTO sehingga manajemen dan operasional telah
diambil alih oleh BPPN sesuai dengan ketentuan Pasal 37 Ayat
(1) UU No.10 Thn 1998. Pada hal permohonan pailit yang
diajukan Termohon PK atau Pemohon Pailit dilakukan pada
tanggal 30 September 1998 yaitu pada saat Termohon PK atau
Pemohon Pailit sudah berstatus Bank BTO tanpa persetujuan
kuasa dari BPPN.
31
SYARAT KEPAILITAN (lanjutan)
Majelis Hakim PK dalam perkara ini membenarkan pendapat yang
diajukan Pemohon PK atau Termohon Pailit atau Pemohon Kasasi,
karena menurut Majelis terdapat kesalahan berat dalam
menerapkan hukum tentang status dan kewenangan Bank BTO
sebab Direksi Bank PDFCI Tbk yang telah dinyatakan dalam status
BTO sejak 3 April 1998 tidak lagi memiliki kewenangan untuk
melakukan suatu perbuatan hukum ( legal capacity ) termasuk
mengajukan gugatan atau permohonan pailit di muka pengadilan
untuk kepentingan bank tersebut. Karena manajemen dan
operasionalnya telah diambilalih atau dikuasai oleh dan berada di
bawah pengawasan BPPN, maka surat kuasa yang dibuat Direksi
yang menjadi dasar permohonan pailit terhadap Pemohon PK atau
Termohon Pailit adalah tidak sah. Berdasarkan pertimbangan
tersebut, menurut MA terdapat cukup alasan untuk mengabulkan
permohonan PK yang diajukan PT Sarana Kemas Utama selaku
Termohon Pailit atau Pemohon Kasasi atau Pemohon PK dan
membatalkan Putusan MA 14 Desember 1998 No.04 K/N/1998.
32
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG MENURUT UU No. 37 Tahun 2004
33
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
34
INSTITUSI YG BERWENANG
MENAGIH UTANG
35
YURISDIKSI PENGADILAN NIAGA
36
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
37
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
HUTANG (lanjutan)
38
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
39
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
HUTANG (lanjutan)
40
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
Disamping menyatakan Majelis Hakim Pengadilan Niaga ( Judex Factie )
telah melakukan kesalahan berat dalam menerapkan hukum khususnya
yang berkaitan dengan obyek permohonan kepailitan, Majelis Hakim
Kasasi juga menilai Judex Factie telah menjatuhkan keputusan yang
melampaui kewenangannya, sebab dengan telah dibentuknya Pengadilan
Niaga sebagai peradilan yang khusus dalam perkara kepailitan dan yang
terpisah dari peradilan dalam perkara perdata pada umumnya maka
kompetensi atau kewenangan absolut dari Pengadilan Niaga dalam waktu
ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 280 ayat (2) UU No.4 tahun 1998
adalah memeriksa dan memutuskan perkara permohonan pernyataan
pailit dan penundaan kewajiban pembayaran hutang, sedangkan dalam
perkara ini, sepanjang mengenai masalah pemeriksaan, pembuktian atau
pembatalan tidaknya suatu perikatan jual beli antara Pemohon Kasasi
dahulu Termohon Pailit PT Modern Land dengan para Termohon Kasasi
sebelumnya Pemohon Pailit beserta segala sanksi hukumnya akibat
perbuatan wan prestasi oleh salah satu pihak, pada hakekatnya termasuk
dalam ruang lingkup kewenangan atau kompetensi pemeriksaan hakim
perdata di Pengadilan Negeri sehingga dalam kasus ini hakim sekaligus
menyimpulkan atau menyatakan dalam pertimbangan hukumnya bahwa
Termohon Pailit yakni PT Modern Land Realty harus dinyatakan
mempunyai hutang kepada masing-masing Para Pemohon Pailit.
41
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
42
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
43
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
45
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
46
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
47
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
48
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN
UTANG (lanjutan)
50
KEPAILITAN BADAN HUKUM (lanjutan)
53
PERDAMAIAN
Debitur pailit berhak untuk menawarkan suatu
perdamaian kepada semua Kreditur.
Jika pengesahan perdamaian telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, kepailitan berakhir.
Kurator wajib mengumumkan perdamaian tersebut
dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling
sedikit 2 surat kabar harian.
Jika tidak ditentukan lain, Kurator wajib mengembalikan
kepada Debitur semua benda, uang, buku dan dokumen
yang termasuk harta pailit dg tanda terima yang sah.
54
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU)
PKPU diajukan oleh Debitur yang mempunyai
lebih dari satu kreditur atau oleh Kreditur.
Debitur yg tdk akan dpt melanjutkan membayar
utang2nya yg sdh jatuh waktu & dpt ditagih, dpt
memohon PKPU, dg maksud untuk mengajukan
rencana perdamaian yg meliputi tawaran
pembayaran sebagian atau seluruh utang kpd
Kreditur.
55
PKPU (lanjutan)
Selama PKPU, Debitur tanpa persetujuan pengurus tidak
dapat melakukan tindakan kepengurusan atau
kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya.
Selama PKPU, Debitur tidak dapat dipaksa membayar
utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245 dan
semua tindakan eksekusi yang telah dimulai untuk
pelunasan utang, harus ditangguhkan.
PKPU tidak menghentikan perkara yang sudah dimulai
oleh Pengadilan atau menghalangi diajukannya perkara
baru.
56
Berakhirnya PKPU
Atas permintaan hakim pengawas, satu atau lebih kreditur
atau prakarsa Pengadilan, PKPU dapat diakhiri dalam
hal:
a. Debitur, selama PKPU, bertindak dg itikad buruk
dalam megurus hartanya;
b. Debitur telah merugikan atau telah mencoba
merugikan krediturnya;
c. Debitur melanggar ketentuan Pasal 240 ayat (1);
d. Debitur lalai melaksanakan tindakan2 yg diwajibkan
oleh Pengadilan saat atau setelah PKPU diberikan,
atau lalai melkukan tindakan2 yg disyaratkan oleh
pengurus demi kepentingan harta Debitur;
57
Berakhirnya PKPU (lanjutan)
Selama PKPU, keadaan harta Debitur
ternyata tidak lagi memungkinkan
dilanjutkan PKPU atau;
Keadaan Debitur tidak dapat diharapkan
untuk memenuhi kewajibannya terhadap
Kreditur pada waktunya.
Jika PKPU diakhiri, Debitur harus
dinyatakan pailit dalam putusan yang
sama.
58