You are on page 1of 17

MAKALAH:

ILMUIEB18
BUDAYA DASAR
“Manusia dan Penderitaan”
KELOMPOK 4
Ketua : 1. Bayu Wicaksono
Sekretaris : 2. Susi Dwi R.
Bendahara : 3. Mira Ayu
Anggota : 4. Dewi Respati
5. Linduben Lumban G.
6. Arif Fadil

Dosen: Bpk. Syafri Yusuf

Universitas
GUNADARMA
Page |2

Kata Pengantar

Puji dan Syukur senantiasa kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, dan Bapak Syafri Yusuf selaku dosen pengajar Ilmu
Budaya Dasar (IBD) yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan kepada kami dalam
penulisan makalah Ilmu Budaya Dasar.

Makalah ini membahas tentang “Bagaimana Manusia dengan Penderitaan“. Ruang lingkup
materi ini sangat luas karena menyangkut kehidupan, nasib dan takdir manusia terhadap
tindakan yang manusia lakukan. Konsep dan pemahaman penderitaan mencakup hubungan
pribadi seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya.

Penulisan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin. Namun, karena keterbatasan
waktu tentu makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan para
pembaca maupun pihak-pihak lain berkenan memberikan kritik dan saran demi
penyempurnaan pembuatan makalah berikutnya.

Semoga makalah ini turut memberi andil dalam memperluas pengetahuan kita dan semoga
semua usaha kita mendapat ridho-Nya.

Kami mengucapkan terima kasih, atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak yang telah
mendukung guna mencapai penulisan makalah yang baik.

Jakarta, September 2009

Penulis
Page |3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

BAB 1

 Pendahuluan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB 2

 PENGERTIAN
1. Kebudayaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2. Manusia sebagai Makhluk Budaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
3. Penderitaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

BAB 3

 KONSEP PENDERITAAN
1. Manusia dan Penderitaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
2. Penyebab Penderitaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
3. Pengaruh Penderitaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
4. Cara mengatasi penderitaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

BAB 4

 Kesimpulan dan Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13


 Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15

Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
Page |4

BAB 1
PENDAHULUAN

Ilmu Budaya Dasar termasuk ilmu baru di Indonesia. Sekitar tahun 1970 ilmu tersebut baru
diperkenalkan oleh para cendekiawan kita, walaupun dalam nama yang lain sebenarnya telah
dikenal orang jauh sebelum 1930.

Ilmu Budaya Dasar bukanlah ilmu yang monolit yang sudah merupakan “body of
knowledge” (tubuh keilmuan), karena sasaran ilmu ini adalah masalah-masalah manusia dan
budayanya, mencakup filsafat, teotologi, sejarah, seni dan cabang-cabangnya, termasuk
senisastra, senimusik, senilukis, dan sebagainya. Ilmu Budaya Dasar lebih tepat kiranya jika
dipandang sebagai suatu sistem pendekatan yang memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut dalam
usaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapi manusia dalam kedudukannya sebagai
makhluk berbudaya.

Di sinilah Ilmu Budaya Dasar berbicara, sebab dengan bantuan bekal pendidikan Ilmu
Budaya Dasar diharapkan semua masalah dapat diselesaikan secara manusiawi; dalam
pengertian tidak sampai menimbulkan kerugian bagi semua pihak yang terlibat. Jangan
sampai masing-masing pihak hanya memandang masalah itu dari segi kepentingannya
sendiri, melainkan juga memikirkan kepentingan pihak lain.

Jelaslah sosok Ilmu Budaya Dasar bukanlah ilmu mengenai kebudayaan dan sebangsanya,
melainkan ilmu yang diharapkan mampu menjadikan manusia yang mempelajari lebih
berbudaya atau manusiawi.

Di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pokok bahasan “ Bagaimana Manusia
dengan penderitaan “ , bila di artikan kata perkata setiap kata mempunyai makna yaitu
Bagaimana adalah suatu tanya atau cara melakukan suatu pekerjaan, Manusia adalah
makhluk Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk yang Tuhan yang lain karena
memiliki akal dan berbudi sedangkan Penderitaan adalah ungkapan perasaan sakit yang di
alami manusia dalam dirinya. Di dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang apa itu
penderitan dan bagaimana hubungan antara manusia dan penderitaan itu sendiri.

Secara garis besar, penderitaan pada manusia terjadi karena perbuatan buruk yang manusia
lakukan terhadap sesamanya dan perbuatan buruk terhadap alam lingkungannya. Penderitaan
tersebut akan memberikan pengaruh terhadap manusia itu sendiri, seperti pengaruh positif
dan pengaruh negative. Pengaruh-pengaruh tersebut bisa menimbulkan berbagai penilaian-
penilaian dari masyarakat.

Pembahasan lebih lengkap tentang pokok bahasan kami akan di jelaskan dalam materi di
bawah ini.

BAB 2
Page |5

PENGERTIAN
1. KEBUDAYAAN

Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Dan kebudayaan adalah
hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.

Cipta : Kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada
dalam pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin.
Hasil cipta berupa, berbagai ilmu pengetahuan.

Karsa : Kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang hal “sangkan paran”.


Darimana manusia sebelum lahir (= sangkan), dan kemana manusia
sesudah mati (= paran). Hasilnya berupa norma-norma
keagamaan/kepercayaan.

Rasa : Kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan


untuk menikmati keindahan.

Kebudayaan adalah keseluruhansistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan
masyarakat.

2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA

Manusia sebagai makhluk berbudaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan


akal budidayanya untuk menciptakan kebahagiaan. Karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka dapat dikatakan hanya
manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk
ciptaan Tuhan, maka kebaikan, kebenaran, dan keadilan, yang diusahakan itu pun tidak
hanya semata-mata untuk dirinya, melainkan juga untuk masyarakat sekitarnya, bahkan
juga untuk makhluk yang lain dalam pengertian demi mmemuliakan Tuhan sebagai Sang
Pencipta. Seseorang itu disebut berbudaya apabila perilakunya dituntun oleh akal budinya
sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi diri dan lingkungannyaserta tidak bertentangan
dengan kehendak Tuhan. Dengan ungkapan “bermanfaat bagi lingkkungannya” hendaklah
ditafsirkan peling tidak, tidak merugikan pihak lain.

Jelasnya, untuk mendapatakan maupun menikmati kebahagiaan, manusia yang ingin


disebut berbudaya, selalu berusaha tidak mengurangi, apalagi meniadakan sama sekali
kebahagiaan pihk lain. Bahkan pihak lain kalau mungkin dapat ikut serta merasakan
kebahagiaan itu.

3. PENDERITAAN
Page |6

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhara
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu
yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Identitas penderitaan bertingkat-tingkat,


ada yang berat dan ada yang ringan. Peranan individu menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu nerupakan
risiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi
juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar
manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya.

Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyak macam kasus penderitaan
sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan
dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis
untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis,
penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal
psikis yang dihadapinya. Semua permasalah dari penderitaan merupakan “resiko” ,
sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah
yang wajib di atasi.

a) Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang timbulah
penderitaan.

Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di
akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah,
mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.

Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak
dibaca di berbagai media massa. Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Sebuah harian ibu kota (pos kota) halaman pertama isinya sebagian besar
adalah mengenai siksaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan, dan
sebagainya. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan
ketakutan.

Kebimbangan dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan
pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang
bimbang itu pergi atau tidak. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam
keadaan yang tidak menentu. Sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami.
Sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berppikirnya ia
akan cepat mengambil suatu keputusan. Sehingga kebimbangan akan segera teratasi.
Page |7

Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau
jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh
dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau
biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah
satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang

Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus
menerus merasakan penderitaan batin. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan
“kawan duka” adalah orang yang dapat mengerti dan menghayatikesepian yang
dialami oleh sahabatnya itu. Selain mencari kawan seseorang juga perlu mengisi
waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa
kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.

Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami


siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka
disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan
seperti takut pada tikus, ular, serangga, dan lain sebagainya. Banyak sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :

a)Claustrophobia dan Agoraphobia


b)Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia
adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
c)Gamang merupakan ketakutan bila seseorang dji tempat yang tinggi.
d)Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat
yang gelap. Sebab dalam pemikirannya dalam kegelapan demikian sesuatu
yang ditakuti. Misalnya setan, pencuri. Orang yang mengalaminya cenderung
agar ruangannya dinyalakan dengan lampu.
e)Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan
dialami. Seseorang yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum
injeksi ditusukkan ke dalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam
pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
f)Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa
bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang akan
trauma dengan apa yang pernah di alaminya telah menjadikan dirinya
ketakutan kalau sampai terulang lagi.

Apa yang membuat seseorang phobia ?

Kebanyakan phobia dimulai dengan sesuatu yang shock emosional atau suatu tekanan
pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu
operasi atau sakit yang serius. Phobia adalah suatu gejala dari suatu problema
psikologis yang dalam yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum
phobianya akan hilang.

a) Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara
lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan
Page |8

akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga


yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.

Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:

a.Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam,
nyeri, pada lambung.
b.Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:


a.Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun ruhaninya.
b.Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari,
sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita
gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri
dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c.Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan.

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai
berikut:
a.Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa
rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya
dan menghancurkan mentalnya.
b.Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang
bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat
menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan
diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima
keadaanyang baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
c.Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah:


a.Positif : Trauma (luka jiwa) yang dialami dijaawab secara baik sebagai usaha
agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud
waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar
untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan melakukan
kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.Negatif : Trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga
yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang diinginkan.

Bentuk frustasi antara lain:


Page |9

1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali
dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan
(infantil). Misalnya, dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung,
memecah barang-barang.
3. Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap),
misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan
kepala pada benda keras.
4. Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan
sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
5. Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya. Misalnya,dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri
dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang
sukses.
6. Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa
dirinya lebih superior daripada orang lain.
7. Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia rill, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat
menjurus ke sifat sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :


1.Kota-kota besar banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat,
sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian
orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai
ciri masyarakat kota.
2.Anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang
dikehendaki atau diidam-idamkan. Karena tidak berimbangnya kemampuan
dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami
penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang
teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3.Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya
kedalam hati atau perasaannya tersebut. Sementara itu mereka memiliki kondisi
tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penserita
psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria.
4.Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada
kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam
keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
P a g e | 10
P a g e | 11

BAB 3
KONSEP PENDERITAAN

1. MANUSIA DAN PENDERITAAN

Penderitaan adalah bagian dari kehidupan masyarakat yang bersifat kodrati. Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat maupun ringan. Oleh karena itu manusia
sendirilah yang berusaha untuk menghindari atau mengurangi bahkan menghapuskan
penderitaan tersebut. Manusia adalah mahkluk budaya, dengan budaya manusia berusaha
mengatasi penderitaan yang mengancam atau di alaminya. Manusia tidak boleh pesimis
dalam menjalani penderitaan karena penderitaan tersebut tidak akan berakhir jika manusia
hanya selalu mengeluh tanpa memikirkan bagaimana cara mengakhiri penderitaan nya.

2. PENYEBAB PENDERITAAN

Penderitaan-penderitaan yang di alami dalam kehidupan manusia mempunyai beberapa


penyebab yaitu :

i) Perbuatan Buruk Manusia

Penderitaan yang terjadi dalam kehidupan manusia bisa di sebabkan oleh perbuatan
buruk yang di lakukan oleh manusia. Perbuatan tersebut bisa menimbulkan derita bagi
dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Derita yang di timbulkan merupakan nasib
yang harus di terima. Nasib tersebut hanya bisa kita sendiri yang menentukan.
Penderitaan bisa berakhir jika kita menghadapinya dengan ikhlas dan optimis.

Perbuatan buruk yang di lakukan oleh manusia dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan sekitar seperti :

a. Terhadap Orang Lain

perbuatan buruk manusia bisa menimbulkan derita bagi orang lain, hal ini sangat
membuat phyisik dan phisikologi orang yang menderita bisa terganggu. Banyak
contoh realita yang bisa kita lihat, salah satunya adalah perbuatan buruk majikan
yang memperkosa, menyekap, dan menyiksa pembantu rumah tangga. Hal ini
sangat membuat derita bagi pembantu tersebut dan memang sewajarnya jika
majikan yang tak bermoral tersebut di berikan ganjaran yang setimpal. Jadi,
perbuatan buruk yang di seseorang bisa menimbulkan derita bagi orang lain.

b. Tehadap Alam Lingkungan

Perbuatan buruk manusia terhadap alam lingkungan juga menjadi penyebab


penderitaan bagi manusia lainnya, tetapi sayang manusia tidak mau menyadari
perbuatannya itu. mungkin kesadaran itu bisa timbul setelah terjadi musibah yang
mengakibatkan penderitaan bagi manusia. Beberapa contoh konkrit perbuatan
tersebut adalah membabat hutan lindung yang mengakibatkan tanah longsor,
P a g e | 12

membuang sampah sembarangan yang menyebabkan banjir, dan membuang


limbah sembarangan yang mengakibatkan pencemaran air serta berbagai penyakit.
Seharusnya kita harus lebih menyadari akibat yang akan di timbulkan karena
perbuatan buruk kita.

ii) Perkawinan, Perceraian dan Kematian

iii)Penyakit dan siksaan

3. PENGARUH PENDERITAAN

a. Pengaruh Negatif

Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam-


macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative, misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri.

b. Pengaruh Positif

Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap positif
dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan membebaskan
diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi diri bagi diri kita agar
bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri kita agar kehidupan kita jauh
lebih baik.

4. CARA MENGATASI PENDERITAAN

Penderitaan yang sudah menjadi takdir atau pun nasib kita sebenarnya bisa kita hindari
karena yang membuat hidup kita menderita adalah perbuatan yang kita lakukan.
Penderitaan bisa kita atasi dengan cara :

1. memulai sesuatu hal dengan hal yang baik, dengan cara ini penderitaan bisa kita
hindari karena dengan berbuat baik nasib kita bisa berubah sesuai dengan perbuatan
yang telah kita lakukan.

2. lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita perbuat akan sesuai
dengan jalan dan seturut dengan perintahNya. Penderitaan kita bisa berkurang jika
selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.

3. jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam hidup kita akan segera
berlalu karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk mengakhiri segala penderitaan
yang telah terjadi dalam hidup ini.

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
P a g e | 13

Kesimpulan yang kami peroleh adalah, bahwa penderitaan itu terjadi karena perbuatan yang
kita lakukan. Bila kita melakukan hal yang buruk maka penderitaan tersebut akan datang silih
berganti, tetapi jika kita melakukan perbuatan yang baik maka penderitaan itupun akan segera
berakhir jika kita menghadapinya dengan optimis dan penuh keyakian. Tuhan tidak pernah
membuat penderitaan melebihi kekuatan yang di miliki setiap hambanya. Jadi, apapun
penderitaan itu harus kita hadapi dengan optimis dan selalu yakin kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

Bila kita mengalami suatu penderitaan,maka sikap kita yang paling jitu adalah “mawas diri”.
Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita
bersabar atau tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan itu.
P a g e | 14

KATA PENUTUP
Demikian hasil makalah kelompok kami mengenai “Bagaimana Manusia dan Penderitaan”
ini. Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi dosen dan teman-teman, serta pembaca
sekalian.

Kami mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat yang disengaja maupun tidak.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak. Atas perhatian
dan kerjasamanya, kami mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 9 Oktober 2009-09

Penulis

DAFTAR PUSTAKA
P a g e | 15

Widagdho, Djoko. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Djojodiguno. 1958. Asas-asas Sosiologi.

Cassier, Ernest. 1987. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta:Gramedia.

Damono, Sapardi Djoko. 1981. Penderitaan. Depdikbud:Konsorsium Antarbidang.

Mustopo, M.Habib. 1983. Manusia dan Budaya, Kumpulan essay, Ilmu Budaya Dasar.
Surabaya:Usaha Nasional.

Muhammad, Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung:PT Citra Aditya Bhakti.
P a g e | 16

Lampiran:
BIODATA KELOMPOK 4

1. KETUA
NPM : 21209944
Nama : Bayu Wicaksono
Tempat/Tgl.Lahir : Bekasi, 07 juli 1991
Alamat : Jl. Bukit tinggi, Blok 1 No.2
RT/RW : 003/006
Kelurahan : Jatibening baru
Kecamatan : Pondok Gede
Kotamadya : Kota Bekasi
Agama : Islam

2. SEKRETARIS
NPM : 22209564
Nama : Susi Dwi Rahayu
Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 11 November 1991
Alamat : Jl. Sawah Barat dalam II No.135
RT/RW : 001/006
Kelurahan : Pondok Bambu
Kecamatan : Duren Sawit
Kotamadya : Jakarta Timur
Agama : Islam

3. BENDAHARA
NPM : 25209292
Nama : Mira Ayu
Tempat/Tgl.Lahir : Padang, 05 Juli 1991
Alamat : Jl. Gabus raya No.189
RT/RW : 002/007
Kelurahan : Kayuringin Jaya
Kecamatan : Bekasi Selatan
Kotamadya : Kota Bekasi
Agama : Islam
P a g e | 17

4. ANGGOTA
NPM : 23209062
Nama : Dewi Respati
Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 12 September 1992
Alamat : Jl. Sunter II komp. RSP No.2
RT/RW : 005/014
Kelurahan : Rawa Badak
Kecamatan : Koja
Kotamadya : Jakarta Utara
Agama : Islam

5. ANGGOTA
NPM : 24209474
Nama : Linduben Lumban Gaol
Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 15 September 1990
Alamat : Perum Aneka Elok Blok D-15/10
RT/RW : 016/009
Kelurahan : Penggilingan
Kecamatan : Cakung
Kotamadya : Jakarta Timur
Agama : Kristen

6. ANGGOTA
NPM : 26209668
Nama : Arif Fadil
Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 02 Agustus 1992
Alamat : Kp.Baru
RT/RW : 016/007
Kelurahan : Cakung Barat
Kecamatan : Cakung
Kotamadya : Jakarta Timur
Agama : Islam

You might also like